Anda di halaman 1dari 3

PEMIKIRAN KALAM IBNU TAIMIYAH

Nama: Naziel Bunaya


Nim: 215221136
Kelas: 3D Akuntabsi Syariah

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Saat agama lebih dimengerti dari pandangan yang bersifat mengikuti atau menjabarkan
suatu ajaran tanpa kritik sama sekali mengenai keabstrakan suatu hal, serta sisi ritual dan
simbolik maka ia akan mudah memicu konflik dan kekerasan, apabila berbenturan dengan
peradaban lain. Oleh karenanya, menurut Yusuf Qardhawi, konflik bernuansa agama lebih
bisa terjadi akibat ekstrimisme agama, yaitu fanatisme atau tindakan manipulasi aspek
kepercayaan dalam agama oleh ideology tetapi ia bukan iman itu sendiri, serta intoleransi
yang terjadi akibat salah satunya yaitu karena perasangka, kekakuan, dan kepicikan
pandangan. Gerakan-gerakan yang dimaksud tersebut sering dikaitkan dengan banyaknya
golongan-golongan dalam pemikiran dan pemahaman Islam.
Ketika Islam dan ajarannya masuk pada periode perkembangan peradaban setelah
pergulatan atau perebutan budaya dengan bangsa dan agama lain, ajarannya mulai dimengerti
dan diterapkan pada amalan dengan spirit melalui pemikiran yang logis diimbangi dengan
pemikiran yang masuk akal dan sehat. Dari pemikiran tersebut terjadi juga proses
intelektualisasi doktrin Islam dalam wujud pemikiran Islamyang pada saatnya dapat
menciptakan berbagai produk ilmu keislaman. Pada saat yang sama focus pembelajaran studi
Islam mengalami perubahan, yang dulunya studi Islam berpusat pada aktivitas menelaah dan
memahami sumber dasar agama Islam secara langsung, menjadi beralih pada produk jadi
ijtihad ulama, hadist, kalam, tafsir, fiqih dan tasawuf. Keadaan tersebut mengakibatkan
pemahaman dan pengamalan agama yang pada awalnya lebih sederhana dan murni menjadi
rumit dan kompleks serta terjadinya polarisasi. Ibnu Taimiyah yang dengan semangat
pembaharuannya disertai komitmen yang kuat, membangun pemikiran-pemikiran lewat
tindakan mendambahkan informasi ke dalam informasi yang sudah ada untuk menciptakan
keseluruhan yang lebih kompleks dari al-Qur’an dan as-Sunnah seperti pada karnya
tulisannya yang sangat luas cakupannya dari berbagai bidang keilmuaan. Dalam tulisannya
tersebut, ia juga banyak mengkritik secara tajam pandangan ataupun pengamalan umat islam
yang menurutnya sudak tidak sesuai lagi dengan ajaran Islam yang murni, yaitu ajaran yang
ada dan terkandung sesuai dengan al-Quran dan Sunnah.
Masalah manusian secara alam cenderung untuk saling membantu, membentuk tatanan
social yang saling menguntungkan, dan menghindari hal-hal yang merugikan mereka.
Tatanan social ini memiliki seperangkat norma atau aturan yang harus dipenuhi dan diikuti.
Perlakukan demikian meunjukkan bahwa secara sosiologis tidak mungkin manusia dapat
hidup aman dan sejahtera tanpa membentuk suatu tatanan social. Setelah mencapai keadaan
ini, masyarakat sebagai makhluk social sepakat untuk membuat perjanjian untuk membentuk
negara yang melindunngi hak dan kebutuhannya. Urusan kenegaraan dalam kehidupan yang
erat kaitannya dengan urusan politik yang mana polotik islam juga merupakan bagian dari
dunia politik. Sejarah islam mewarisi tradisi politik yang sangat kaya sejak masa Nabi dan
Khulafaurrasyidin, dari masa klasik, abad pertengahan hingga saat ini. Dalam dunia Islam,
beberapa pemikiran dinamis terkait dunia politik lahir dari tokoh-tokoh terkemuka salah
satunya adalah Ibnu Taimiyah yang akan kai bahas dalam karya tulis ini. Dalam hal ini
penulis mengangkat pertanyaan tentang profil dan pemikiran Ibnu Taimiya dengan tujuan
untuk mengetahui profil dan pemikiran Ibnu Taimiyah tersebut.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan penegasan istilah yang telah dijelaskan di atas,
maka rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah: untuk mengetahui
seperti apakah biografi Ibnu Taimiyyah serta pemikiran kalam
3. Tujuan Penelitian
Tujuan penulisan ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Kalam. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pemikiran Ibnu Taimiyyah tentang kalam. Manfaat yang
bisa diambil dari penelitian ini adalah: Untuk menambah wawasan penulis mengenai
pemikiran kalam Ibnu Taimiyah.

B. Biografi Ibnu Taimiyah


Nama lengkapnya Ahmad Taqiyudin Abu Abbas bin Syihabuddin Abdul Mahasin Abdul
Halim bin Syeikh Majduddin Abil Barakat Abdussalam bin Abi Muhammad Abdillah bin
Abi Qasim al-Khadar bin Muhammad bin alKhadar bin Ali Abdillah. Beliau lahir di kota
Harran, wilayah Syiria, pada hari Senin, 10 Rabiul Awwal 661 H (22 Januari 1263). Wafat di
Damaskus pada malam Senin, 20 Zulkaidah 728 H (26 September 1328 M).

Ayahnya bernama Syihab ad-Din Abd al- Halim ibn Abd as-Salam adalah seorang ulama
besar, khatib dan imam besar di Masjid Agung Damaskus, guru tafsir dan hadist, direktur
madrasah Dar al-Hadist as- Sukkariyah. Kakeknya bernama Syeikh Majd ad-Din al-Barakat
Abd al-Salam ibn Abdullah seorang mujtahid mutlak, seorang alim terkenal sebagai ahli
tafsir, ahli hadist, ahli ushul fiqh, ahli fiqh, ahli nahwu dan pengarang. Pamannya al-Khatib
Fakhr al-Din seorang cendikiawan muslim populer dan pengarang yang produktif pada
masanya. Adik laki-laki Ibnu Taimiyah bernama Syaraf ad-Din Abdullah ibn Abd al-Halim
adalah seorang ilmuwan muslim yang ahli di bidang kewarisan Islam, ilmu-ilmu hadist dan
ilmu pasti.

Sejak kecil Ibnu Taimiyah dikenal sebagai seorang anak yang mempunyai kecerdasan otak
luar biasa, tinggi kemauan dan kemampuan dalam studi, tekun dan cermat dalam
memecahkan masalah, tegas dan teguh dalam menyatakan dan mempertahankan pendapat,
ikhlas dan rajin beramal saleh, rela berkorban dan siap berjuang untuk jalan kebenaran, serta
berkepribadian baik. Dalam usia 7 tahun Ibnu Taimiyah telah berhasil menghafal seluruh al-
Qur’an dengan amat lancar. Beliau aktif di bidang ilmu pengetahuan dan politik praktis. Ibnu
Taimiyah berpandangan bahwa masalah yang riil yang berhubungan dengan kehidupan umat
Islam sehari- hari itulah yang perlu diperhatikan, bukan masalah skolastik yang bersifat
formalitas. Dan semua masalah yang muncul dalam masyarakat dapat diatasi dengan
berpegang teguh pada al-Qur’an dan as-Sunnah, bukan kepada adat istiadat atau sesuatu yang
dibuat oleh manusia.

Ibnu Taimiyah adalah seorang literalis atau tekstual dalam memahami ayat-ayat al-Qur’an,
terutama ayat tentang akidah dan ibadah, akan tetapi soal muamalah lebih luwes dan tidak
kaku. Karya-karyanya meliputi berbagai bidang keilmuan seperti tafsir, ilmu tafsir, hadist,
ilmu hadist, fiqh, akhlak, tasawuf, mantik (logika), filsafat, politik, pemerintahan.
Tauhid/kalam, dan lain-lain. Dari karya-karyanya tersebut pemikiran Ibnu Taimiyah dapat
diketahui, termasuk pemikirannya di bidang pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai