DAN
Al Chaidar
Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe, Aceh
Bagian Pertama:
Islam Arus Utama (Mainstream Islam)
Islam, meskipun turun sebagai agama langit yang universal,
ketika mengalami proses pembumian di setiap negara terbagi
dalam dua arus utama: Sunni dan Syiah. Kelompok Sunni adalah
kelompok ummat Islam yang mengikuti sunnah dan berjamaah,
sehingga disebut ahlussunnah wal jamaah. Sementara Syiah
adalah kelompok umat Islam yang beraliran radikal yang
menganggap Ali bin Abi Thalib as setingkat atau bahkan lebih
tinggi dari Nabi Muhammad SAW. Sunni dan Syiah berkembang ke
seluruh dunia termasuk di Indonesia. Indonesia adalah negeri di
mana penganut Sunni sangat dominan dan Syiah hanya dianut
oleh sebagian kecil masyarakat. Sunni di Indonesia terbagi dalam
dua kelompok besar: Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.
Nahdlatul Ulama mewakili sebagian terbesar ummat Islam Sunni
yang berkarakter tradisional dengan figur ulama ortodoksnya
(kiyai). Sementara Muhammadiyah mewakili ummat Islam Sunni
Islam Tradisional
Islam Modern
Islam Sempalan
Nahdlatul Ulama
Organisasi NU didirikan tahun 1926, pendirinya adalah Kiai
Haji Hasyim Asyari. Istilah kiai dipergunakan sebagai sebutan
bagi seorang guru Muslim. Organisasi ini didirikan sebagai reaksi
terhadap pertumbuhan pesat organisasi Muhammadiyah. Dapat
dikatakan, bahwa NU secara prinsip berhadapan dengan pola-pola
modern yang dijalankan Muhammadiyah. Sekolah-sekolah
Muhammadiyah dengan cepat tersebar di berbagai tempat
sehingga dapat dianggap sebagai suatu ancaman bagi sekolahsekolah tradisional maupun sekolah Islam pedesaan serta pusatpusat pendidikan yang menjadi basis pesantren yang dikelola
ulama-ulama tradisional.
Kedua organisasi ini, pola kegiatan pendidikan dan
kemasyarakatannya selalu bersaing. Untuk menjadi kekuatan
yang berpengaruh dalam kehidupan sosial dan keagamaan di
Jawa, NU punya pengikut besar dan mengakar di desa-desa, baik
di Jawa Timur maupun Jawa Tengah. Pesantren yang menjadi basis
NU membentuk perkampungan-perkampungan kecil di bawah
pengawasan kiai dan para santri, yang memiliki hubungan
emosional yang kuat dengan ketaatan serta komitmen kepada
pesantrennya. Mereka ini mudah Anda kenal melalui pakaian khas
yang mereka kenakan.
Sebagai ormas Islam terbesar di Indonesia yang memiliki
puluhan juta massa, Nahdlatul Ulama (NU) nyaris selalu terlibat
dalam setiap pergulatan politik. Dengan basis massa yang begitu
besar, NU memang menggiurkan sebagai alat legitimasi politik,
terlebih politik agama. Sejak kelahirannya pada 1926, warna
politik sudah kental melekat pada NU. Tetapi sebagai ormas
keagamaan tradisional, kiprah politik NU tak lepas dari nilai- nilai
dan norma-norma Islam yang secara baku dirumuskan dalam
fikih, termasuk untuk masalah-masalah politik dan kenegaraan.
Tak heran jika kemudian muncul terminologi fikih siyasah atau
fikih politik yang mendasari setiap keputusan politik NU. Sayang,
disiplin fikih siyasah itu belum memperoleh perhatian serius. Di
pusat-pusat studi Islam, Timur Tengah maupun Barat, literatur
fikih siyasah terhitung langka.4 Apalagi di Indonesia. Bahkan dari
M. Ishom Hadzik dan A. Halim Asnafi, Fikih Siyasah dan Budaya Politik
NU, Jawa Pos, 24 Oktober 1996.
4
Berbeda dengan Ibnu Khaldun, Abu Ya'la dan Al Mawardi yang jelas
menempuh upaya perbaikan keadaan negara secara gradual dengan
mencoba mencarikan masukan dari fikih untuk menyempurankan sistem
yang ada menuju welfare state yang mereka istilahkan dengan baldatun
thoyyibatun wa robbun ghofur. Kiranya, perubahan secara gradual menuju
kesempurnaan itulah yang harus dilakukan oleh NU. Tanpa upaya itu, maka
perjuangan yang selama ini didengungkan atas nama Islam tak akan banyak
6
10
Bagian Kedua:
Gerakan Islam Sempalan (Splinters Groups)
Gerakan Islam sempalan (splinter groups) mengalami
pertumbuhan di banyak kota-kota besar di negara-negara Muslim
dunia. Sebagaimana yang terjadi di negara-negara lain, di
Indonesia pun Islam mengalami kebangkitan di banyak kota. Di
desa-desa muncul masjid-masjid dengan suburnya, sebagian
besar pengunjungnya adalah kalangan muda, baik dari keluarga
kaya maupun keluarga miskin. Hal semacam ini tidak sulit untuk
ditafsirkan sebagai kebangkitan Islam. Kenyataan ini sangat
berlawanan dengan terjadinya perubahan-perubahan sosial yang
cepat di Indonesia sejak dasawarsa 70-an, ketika minyak
merupakan sumber pendapatan yang melimpah tetapi dinikmati
oleh segolongan kecil warga masyarakat. Pola kehidupan barat
tersebar di kalangan penduduk-penduduk pedesaan yang kaya
raya, dan menghadirkan peradaban asing yang kontroversial.
Namun nilai-nilai spiritual masih mampu mengalahkan nilai-nilai
materialis. Pada saat yang sama sebagian pemuda Islam
menuntut ilmu ke berbagai tempat di Timur Tengah, di antaranya
Cairo, Damaskus dan Bagdad. Mereka kemudian pulang ke
negerinya dengan membawa pandangan baru tentang posisi
Islam di dunia ini.
Bagan 2 di bawah ini memperlihatkan anatomi Islam
Sempalan di Indonesia beserta derivatifnya. Bahkan, secara
teoritis, Islam Liberal pun, kalau dilihat dari kacamata teoritis intio
ajarannya sangat radikal. Dengan asumsi demikian, maka Islam
Liberal pun digolongkan ke dalam jaringan radikalisme Islam di
Indonesia. Meskipun ia bersikap anti terhadap militansi islam
fundamentalis dan kekerasan yang kerap dipraktekkan Islam
radikal, namun responnya sangat bercorak radikal.
Bagan 2
Islam Sempalan dan Derivatifnya
11
Islam
Fundamentalis
Islam
Radikal
Islam
Teroris
Islam Liberal
12
13
14
membutuhkan
perawatan
untuk
mengobati
penyakit
16
ketergantungan dan ketakutan irasional mereka. Modernisasi,
menurut Karen Armstrong, seringkali dirasakan tidak sebagai
sebuah pembebasan melainkan sebuah serangan agresif.17
Dari sisi kekuasaan, gerakan-gerakan ini mengandung cikal
bakal revolusi, yang berarti ancaman serius terhadap stabilitas
kekuasaan negara. Setelah bertahun-tahun penguasa dapat
menghancurkan golo-ngan kiri, kemudian Soeharto naik ke
puncak kekuasaan, kini para penguasa itu bersiap-siap untuk
mengarahkan bidikannya kepada kelompok, yang mereka
namakan ekstrimis Muslim serta ekstrimis-ektrimis lainnya.
Gelombang baru gerakan Islam menyebar ke berbagai bidang
aktivitas keagamaan, sosial dan politik. Muncullah studi-studi
Quran, dan gerakan back to mosque (kembali ke masjid). Di
setiap masjid muncul kelompok-kelompok ekstrimis yang
menyuarakan pandangan-pandangan poli-tiknya. Banyak dari
kebijakan-kebijakan pemerintah menjadi sasaran kritik mereka. Di
sini muncul perhatian yang besar terhadap usaha perjua-ngan
kaum Muslimin dalam menentang penjajahan pemerintahan republik, termasuk di dalamnya adalah jamaah Darul Islam, yang
mulai mengumandangkan seruannya untuk mendirikan Negara
Islam.
Sejak dasawarsa 1970-an, muncul demonstrasi-demonstrasi
umat Islam menentang undang-undang perkawinan, dan asas
tunggal Panca-sila yang dipaksakan kepada rakyat. Seluruh
gerakan ini dipimpin oleh generasi muda Islam.
Peristiwa Bom Bali yang menelan ratusan korban jiwa yang tak
berdosa pada tanggal 12 Oktober 2002 telah memunculkan kaum
fundamentalis Islam (Jamaah Islamiyah)18 sebagai teroris dalam
peta bumi politik dunia saat ini. Kaum yang berusaha
melaksanakan ajaran-ajaran agama Islam secara kaffah (totalitas)
dalam kehidupan kesehariannya ini dipandang sebagai kaum yang
Contoh yang jelas dari ketakutan irasional ini, misal salah satunya,
adalah: saya sangat takut akan ancaman Allah jika saya tidak
melaksanakan jihad terhadap kaum kafir dan sekutunya sesuai dengan Surah
At-taubah ayat 39 yang berbunyi jika kamu tidak berperang di jalan Allah,
maka Allah pasti akan mengazab (menyiksa) kamu dengan siksaan yang
amat dahsyat Lihat pengakuan Imam Samudra dalam Tabel Motif &
Tujuan Peledakan Bom Bali 12 Oktober 2002, Dokumen Polri, 2003, hlm. 2.
17
Karen Armstrong, Op.cit.
18
Untuk pembahasan awal tentang Jamaah Islamiyah, lihat Nidaul Islam,
February - March 1997, hal.7-11.
16
15
17
18
19
20
Salafy
Islam Fundamentalis
Islam Lokal
(spt. Wate Telu)
FPI
Islam
Abangan
Jamaah
Tabligh
?
Darul Arqam
GerakanGerakan
Mahdiisme
Gerakan-Gerakan
Thariqat
Kaum fundamentalis Islam sangat berkarakter anti-AS, antiIsrael, anti-demokrasi, anti kapitalis, dan militer global. Motifnya,
sejauh yang bisa dianalisa dari karakter politik luar negeri AS
selama ini, adalah kebencian terhadap sikap AS yang sekular,
anti-Islam dan yang terlalu posesif dan over-protective terhadap
Israel.31 Sedangkan spekulasi tentang sasaran berikut-nya, adalah
respon biasa dari hilangnya rasa aman dan bergentayangannya
rasa takut rakyat AS yang membutuhkan jawaban segera
terhadap apa yang mungkin terjadi.
Spekulasi ini wajar sekali terbentuk karena kejadian ini begitu
tiba-tiba, massive dan serempak dengan daya hancur yang sangat
luar biasa. Spekulasi ini juga wajar karena telah menimbulkan
amarah yang sangat besar rakyat dan pemimpin AS yang sedang
merasa nyaman hidup dalam guyubnya modernitas, sekularisme
dan kesejahteraan ekonomi tiba-tiba harus menghadapi mimpi
Lihat Tabel Motif & Tujuan Peledakan Bom Bali 12 Oktober 2002.
Dokumen Polri, op.cit. 2003.
31
21
22
23
37
Kompas, 15/11/2005.
24
Panglima TNI, Jendral TNI Fachrul Rozi dan lain-lain. FPI juga dekat
dengan pejabat kepolisian Jakarta yakni mantan Kapolda
Mentrojaya, Mayjen Pol Noegroho Djajoesman. FPI juga dekat
dengan orang-orang di seputar Jendral TNI (Purn) Soeharto. Di
masa Letjen TNI (Purn) Prabowo Subianto masih aktif di TNI, FPI
(begitu juga KISDI) adalah salah satu binaan menantu Soeharto
itu. Namun, setelah Prabowo jatuh, FPI kemudian cenderung
mendekati kelompok Jendral Wiranto yang uniknya, saat ini,
tengah bermusuhan dengan kelompok Prabowo.
Inilah keunikan lembaga itu. Namun, dari dua hal itu bisa
ditarik kesimpulan bahwa FPI memang memilih mendekati
kelompok militer yang kuat yang bisa diajak bekerjasama dalam
perebutan pengaruh politik.
Sejumlah aksi FPI yang mendukung tentara misalnya: aksi
tandingan melawan aksi mahasiswa menentang RUU Keadaan
Darurat yang diajukan Mabes TNI, 24 Oktober 1999. Ratusan milisi
FPI bersenjata pedang dan golok hendak menyerang mahasiswa
yang bertahan di sekitar Jembatan Semanggi, Jakarta Pusat,
namun bisa dicegah polisi. Aksi kedua ketika ratusan milisi FPI
yang selalu berpakaian putih-putih itu menyatroni Kantor Komisi
Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), memprotes
pemeriksaan Jendral Wiranto dan kawan-kawan oleh KPP HAM.
Milisi FPI yang datang ke kantor Komnas HAM dengan membawa
pedang dan golok itu bahkan menuntut lembaga itu dibubarkan
karena dianggap lancang memeriksa para jendral itu. FPI
dibubarkan pada tanggal 6 Nopember 2002,38 namun masih tetap
saja terus muncul sebagai laskar pembasmi kemaksiatan.
Struktur organisasi FPI ini terdiri dari orang-orang yang
menduduki jabatan dalam struktur dari organisasi yang dikenal
tertutup itu. Ketua Investigasi Front bertugas mencari informasi,
bahkan acapkali menyusupi aksi-aksi mahasiswa dan kampus
untuk melihat dan memetakan tokoh-tokoh mahasiswa dan
kelompok demonstran. Ketua Badan Anti Maksiat Front adalah
'avant garde' FPI. Badan Anti Maksiat Front terlibat dalam
sejumlah aksi, terutama sejak kasus kerusuhan Ketapang dan
maraknya demo serta gerakan anti terhadap tempat-tempat yang
dikategorikan oleh mereka sebagai tempat maksiat.
Satu FPI lain terbentuk, tapi bukan merupakan bagian dari
fundamentalisme, melainkan bagian dari radikalisme. FPI lain itu
adalah FPI Surakarta (FPIS). Namun, FPI (Front Pembela Islam)
38
Islam Radikal
Berbeda dengan kaum fundamentalis, kaum radikal Islam
justru meman-dang bahwa memahami agama secara mengakar
jauh lebih penting sebelum membuat rencana aksi yang
cenderung bersifat kekerasan. Penyeragaman pan-dangan
terhadap komunitas yang memberikan respon terhadap
modernisasi, pemerintahan sekular dan budaya Barat ke dalam
sebutan fundamentalis sesungguhnya merupakan sebuah
penyederhanaan yang berlebihan. Spektrum dunia pergerakan
Islam sesungguhnya menyimpan warna-warna yang kaya dalam
khazanah yang cukup plural. Tidak semua kalangan yang kritis
dan anti terhadap AS, Israel, budaya Barat, materialisme,
kapitalisme, isu-isu feminisme, hak asasi manusia dan demokrasi
dapat dikategorikan sebagai kaum fundamentalis.
Kaum radikal Islam yang bangkit dengan garis yang berbeda,
bahkan secara diametral berlawanan dengan fundamentalis
adalah taksonomi per-gerakan Islam yang mesti dilihat secara
berhati-hati. Adanya fakta bahwa fundamentalisme telah muncul
dalam ledakan-ledakan kecil dan besar di semua budaya (budaya
agama monotheis, maupun politheis) mengindikasikan sebuah
kekecewaan yang meluas terhadap masyarakat modern di mana
banyak di antara kita malah merasakannya sebagai sesuatu yang
membebaskan, menyenangkan dan memberdayakan.
Proyek-proyek yang secara kasat mata dipandang baik oleh
kaum liberal, di mana kaum radikal Islam juga termasuk di
dalamnya,
seperti
demokrasi,
penciptaan
perdamaian,
27
Gerakan-Gerakan
Mahasiswa
Islam
GerakanGerakan Pemuda
Islam
Partai-Partai
Politik Islam
29
35
Darul Kufur, daerah atau wilayah atau negara yang tidak berdasarkan Islam.
37
Sirah (bhs Arab), artinya sejarah. Sirah Nabawiyah adalah sejarah hidup Nabi Muhammad SAW.
38
Berita di atas pernah diklarifikasi oleh para tokoh dan pengurus PKS secara
apologi diplomatis yg dialamatkan ke Majalah Dewan Rakyat melalui Majalah
SAKSI. Padahal akurasi data dan informasi tentang berita diatas sebenarnya
bias dikonfirmasikan kepada sekitar 15 tokoh yg salah satu diantaranya
sudah almarhum, yaitu Bung Hartono Mardjono.
45
43
Sementara itu, ada perkataan Syiah dalam Hadith Nabi SAW lebih dari
tiga kali, antaranya disebut oleh Imam as-Suyuti dalam tafsirnya Durr alManthur, Beirut, Jilid 6, hal.379 - Surah al-Bayyinah, Nabi SAW
bersabda:"Wahai Ali, engkau dan Syiah engkau (golongan engkau) di Hari
Kiamat nanti keadaannya dalam redha dan diredhai", dan sabdanya lagi:"Ini
(Ali) dan Syiahnya (golongannya) (bagi) mereka itulah yang mendapat
kemenangan di Hari Kiamat nanti". Dengan ini kita dapati bahawa perkataan
Syiah itu telah disebutkan dalam al-Qur'an dan Hadith Nabi SAW. Yang
dimaksudkan dengan Syiah yang menyeleweng ialah Syiah yang selain
daripada Imamiyyah/Ja'fariyyah dan Zaidiyyah. Mereka diringkaskan sebagai
ghulat.
45
Islam Teroris
Dari pengakuan para tersangka tindak pidana terorisme Bom
Bali
12
Oktober
49
2002,
jelas terlihat sebuah ekspresi emosi keagamaan. Ali
Gufron, salah seorang tersangka teror Bom Bali, bahkan
menyatakan sikapnya dengan tegas dan sederhana: ...
membalas kezaliman dan kesewenangan AS dan sekutunya
terhadap kaum
Muslim dengan
maksud agar mereka
50
menghentikan kezaliman-nya. Ada suatu nilai yang bekerja dan
mendikte jalan pikiran mereka. Ali Ghufron misalnya, menyatakan
bahwa pemboman itu adalah aksi pengabdian kepada Tuhan.
Maka Ali Ghufron, Imam Samudra, Amrozi, dan kelompoknya
merasakan suatu delusion of grandeur, perasaan mempunyai atau
mewakili atau mendapatkan titah dan menjadi bagian dari unsur
kebesaran yang berkeyakin-an dirinya mengemban misi khusus
dari Tuhan.51
Kaum teroris senantiasa merasa diri sebagai pejuang Tuhan
yang ter-panggil untuk bertindak atas nama Tuhan dan agama,
menjadi tangan Tuhan di muka bumi untuk merealisasikan
kemurkaan-Nya dalam sebentuk resis-tensi, pemboman.52
Akibat dari interpretasi dan ekspresi emosi keagamaan yang
delusif ini, maka tragedi pun terjadi dan sejumlah besar spekulasi
pun muncul di tengah-tengah publik.
Tragedi serangkaian serangan bom kaum teroris di Bali, Makassar,
Jakarta dan lain tempat di Indonesia telah memunculkan
serangkaian spekulasi dari yang apologis hingga yang a-priori.53
Spekulasi pertama adalah tentang siapa pelaku serangan teror
Misalnya, pengakuan Imam Samudra, Memerangi AS dan sekutunya
adalah perintah Allah dan Rasul-Nya baik secara langsung ataupun tidak
langsung. Lihat, Tabel Motif & Tujuan Peledakan Bom Bali 12 Oktober
2002, Dokumen Polri, 2003, hlm. 1-3.
50
Ibid., hlm. 4.
51
Lihat Nova Riyanti Yusuf, Delusion of grandeur, Gatra, 18 Oktober
2003, hlm. 37.
52
Bagi Imam Samudra, membom adalah melaksanakan perintah Allah
dalam Quran surah An-Nisaa ayat 74-76. Lihat Tabel Motif & Tujuan
Peledakan Bom Bali 12 Oktober 2002. Dokumen Polri, op.cit., 2003, hlm. 3.
53
Lihat Kompas, Media Indonesia, Republika, Rakyat Merdeka, Pos Kota,
28 Desember 2000.
49
48
49
Appendix
Fundamentalist
Terrorist
Radical
untuk Batam dan tiga untuk Pekanbaru. Selepas itu, Amran kabur
ke Malaysia, tapi kembali lagi ke Indonesia pada 2001. Lewat jalur
ilegal, Amran dua kali keluar-masuk: Batam, Johor Malaysia,
Nunukan Kalimantan Timur dan Manado, Sulawesi Utara.
Selain Amran, ada penyedia dana bernama Jabfar -juga
warga Malaysia- yang berhasil ditangkap tim anti teror Mabes Polri
di Desa Grinsing, Batang, Jawa Tengah, 5 Februari 2004. Jabfar
inilah yang menuntun aparat untuk menangkap Amran.
Baik Amran maupun Jabfar sudah aktif dalam pengeboman di
Indonesia sejak 1999. Tapi pada 2001, mereka sudah tidak aktif
lagi. Jabfar adalah pengikut Pondok Pesantren Lukmanul Hakim
milik Amir Majelis Mujahidin Indonesia, Ustadz Abu Bakar Baasyir
di Malaysia yang sudah dibubarkan. Amran dan Jabfar juga
bekerja-sama dalam pengeboman Malam Natal 2000. Tapi selepas
tugas, mereka berpisah dan kabur.
Terbukti terlibat dalam persiapan aksi pengeboman Hotel JW
Marriott, Sardona Siliwangi bin Azwar, 23 tahun, dihukum sepuluh
tahun penjara oleh majelis hakim PN Bengkulu. Sardona sendiri
saat ini adalah mahasiwa semester satu Akademi Komputer
swasta di Kota Bengkulu. Diperkirakan, sekitar 4 Januari hingga
pelaksanaan pengeboman di Hotel JW Marriott 5 Agustus 2003,
dirinya ikut bersama-sama menyimpan bahan peledak yang
dibungkus enam kardus di kediamannya di Jalan Gedang
Kilometer 6,5, Rt.1-Rw.01, nomor 43, Kecamatan Gading
Cempaka, Bengkulu. Perbuatan terdakwa dilakukan bersamasama dengan Asmar Latin Sani (pelaku bom bunuh diri), Noor Din
Moh Top alias Isa, Dr. Azhari alias bahar, Moh. Rais alias Indra alias
Iskandar alias Ryan Arifin, Toni Togar alias Indra Warman dan
Mohammad Ihsan alias Idris alias Joni Hendrawan alias Gembrot
alias Jo.
7 Agustus 2003: Di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Akibat
ledakkan, Bachtiar alias Manto, 20 tahun, yang diduga kuat
sebagai perakit bom itu tewas.
12 September 2003: Di daerah konflik Poso, Sulawesi Tengah.
Ledakan bom mengakibatkan lima warga luka-luka.
8 November 2003: Bom mobil meledak dalam komplek
ekspatriat Arab di Riyadh, Arab Saudi, menewaskan 17 orang dan
120 warga lainnya luka-luka.
15 November 2003: Di luar sinagoga di Istanbul, Turki, yang
penuh terisi orang. Bom mobil menyebabkan 20 orang tewas dan
300 lainnya terluka.
58
Bagan 6
Islam Teroris di Indonesia
Tandhim
Qaidatul Jihad
Darul Islam
(Sebagian Faksi)
Jamaah Islamiyyah
Darul Islam
62
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
Nama Faksi
Abdul Fatah Wirananggapati
Abdul Jabbar
Abdul Qadir Baraja
Abdullah Said
Abu Bakar Baasyir
Abu Fatih atau Hamzah
Abu Kholish
Abu Toto
Abu Wardan
Abubakar Misbah
Aceng Kurnia
Adi SMK
Aef Saifulloh
Ajengan Masduki
Ali AT
Bahrum
Banjarmasin
Broto
Budi Santoso
Emeng Abdurrahman
Fahru
Gaos Taufik
Helmi Danu Muhammad Hasan
Karsidi
Lukman
Mamin
Misi Islam
Munir Fatah
Mursalin Dahlan
Musodiq
Omo
Qaidatul Jihad
Tahmid Rahmat Kartosuwiryo
Tawaw
Ules Suja'i
Yasir
Yunus
Yusuf Kamil Hanafi
Total
71
Jumlah
Anggota
5,000
2,000
30,000
20,000
10,000
5,000
5,000
50,000
3,000
10,000
10,000
1,000
5,000
20,000
20,000
5,000
5,000
1,000
10,000
10,000
10,000
10,000
20,000
1,500
5,000
10,000
10,000
10,000
10,000
10,000
5,000
9,000
20,000
5,000
5,000
2,500
1,000
5,000
376,000
72