DISUSUN OLEH:
NIM : 211420030
SEKAYU
Khawarij merupakan suatu sekte aliran yang menjadi pengikut Ali bin Abi Tholib yang keluar
dari barisan ali dan meninggalkannya karena mereka tidak sepekatan dengan keputusan Ali
tentang pelaksanaan tahkim atau arbitrase, dalam perang shiffin pada tahun 37 H atau 648 M,
dengan kelompok (pemberotak) muawwiyah bin abi sufyan tentang perserngkataan.
Kaum mu’tazilah merupakan sekelompok manusia yang pernah menggemparkan dunia islam
selama lebih dari 300 tahun akibat fatwa-fatwa mereka yang menghebohkan, selama waktu itu
pula kelmpok ini telah menumpahkan ribuan darah kaum muslimin, terutama para ulama ahlus
sunnah yang bersingkukuh dengan pedoman mereka.
Aliran mutazilah merupakan aliran teologi islam yang terbesar dan tertua kaum mutazilah secara
teknis terdiri dari dua golongan dan masing-masing golongan mempunyai pandangan yang
berbeda. Golongan tersebut ialah golongan pertama, (disebut Mu’tazilah I) muncul sebagai
respon politik murni dan golongan kedua,(disebut Mu’tazillah II) muncul sebagai respon
persoalan teologis yang berkembang di kalangan Khawarij dan Mu’jiah akibat adanya peristiwa
tahkim.
Aliran qadariyah merupakan suatu aliran yang mempercayai bahwasannya segala tindakan
manusia tidak di intertvensi oleh Tuhan, manusia adalah pencipta segala perbuatannya dapat
berbuat meninggalkan sesuatu atas kehendaknya.
Kata murji’ah berasal dari kata bahasa arab arja’a, yarij’u, yang berarti menunda atau
menangguhkan. Salah satu aliran teologi islam yang muncul pada abad pertama Hijriyah.
Murji’ah artinya orang yang menunda penjelasan kedudukan seseorang yang bersengketa, yaitu
Ali dan Mu’awiyah serta pasukannya pada hari kiamat kelak.
Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan makalah ini adalah aliran jabariyah ini
berpedapat bahwa apa yang kita lakukan itu atas kehedak Allah SWT atau qodrat dan irodat-
Nya. Paham jabariyah memandang manusia sebagai makhluk yang lemah dan tidak berdaya.
Manusia tidak sanggup mewujudkan perbuatan-perbuatannya sesuai dengan kehendak dan
pilihan bebasnya. Pendeknya, perbuatan-perbuatan itu hanyalah dipaksakan Tuhan kepada
manusia.
7. PEMIKIRAN KALAM MASA KINI, HASAN HANAFI, HARUN NASUTION
Jadi secara teologis islam merupakan sistem nilai yang bersifat ilahiyah, tetapi dari sudut
sosiologis, ia merupakan fenomena peradaban, kultural dan realitas sosial dalam kehidupan
manusia. Ia tidak dapat menghidarkan diri dari kenyataan sosial lain, yaitu perubahan apalagi, di
lihat pandangan ajaran islam sendiri, perubahan sunnatullah yang merupakan salah satu sifat
asasi manusia dan alam raya secara keseluruhan. Pemikiran hasan hanafi bertolak dari
penjelajahan iman dan intelektualnya dalam menghidupkan kembali semangat ilmu kalam dari
iman ken alar hingga menuju aksi.
Dari pemaparan ini dapat simpulkan bahwa syi’ah adalah salah satu madzhab teologis dalam
islam yang meyakini bahwa Ali bin Abi Thalib dan keturuannya adalah imam-imam atau para
pemimpin agama dan umat setelah Nabi Muhammad saw. Keimanannya termasuk melalui
wahyu dan wasiat rasulullah Saw, baik secara terang-terangan maupun secara implisit. Fakta ini
tak terbantahkan dimana tradisi syiah telah diadopsi dan menjadi bagian dari budaya di
Indonesia, tradisi ini tidak hanya dipraktekkan oleh madzhab syi’ah sendiri bahkan sudah
menjadi tradisi madzhab suni seperti perayaan asyuro yang berkembang diberbagai daerah
dengan istilah tabot tebuang dan ritual tabuik.
Dari penjelasan dapat disimpulkan bahwa ilmu yang berkaitan dengan dzat, sifat, asma,
perbuatan,tuntutan dan hal-hal yang berkaitan dengan ekstensi Tuhan, yaitu pembicaraan tentang
hal-hal berkaitan dengan ketuhanan itu disistiminasikan yang pada gilirannya menjadi sebuah
ilmu yang dikenal dengan istilah ilmu kalam.
Salaf bukanlah suatu “harakah” bukan pula manhaj hizbi dan bukan pula manhaj yang
mengajarkan taklid dan kekerasan. Tetapi manhaj salaf adalah ajaran islam sesungguhnya yang
dibawa oleh Nabi SAW dan dipahami serta dijalankan oleh para tabi’in.
Ilmu kalam modern adalah sebuah sudut pemikiran dalam agama islam yang dibangun diatas
keyakinan bahwa kemajuan ilmiah dan wawasan modern mengharuskan reinterpretasi atau
pemahaman ulang terhadap berbagai doktrin ajaran agama tradisional.
Khawarij memberi hukum kafir pada pelaku dosa besar dan orang yang melakukan dosa besar
telah keluar dari islam.
Mutazilah yang berpendapat adanya tempat diantara surga dan neraka bagi seorang mu’min yang
melakukan dosa besar Manzilah Baina Manzilataini.
Asy’ariyah berfatwa bahwa seorang mu’min yang melakukan dosa besar tetap mu’min, untuk
hukuman di akhirat itu adalah kuasa Tuhan.
Kalam secara bahasa berasal dari bahasa arab yang berarti susunan kata. Kata kalam kemudian
digunakan bukan dalam arti asal kebahasan, melainkan dalam arti yang menunjukkan kepada
salah satu sifat Allah, yaitu sifat kalam yang pernah menjadi perdebatan hangat di kalangan
mutakallim.
Studi krisis terhadap ilmu kalam secara garis besar titik kelemahan ilmu kalam yang menjadi
sorotan para pengkritiknya berputar pada tiga aspek, aspek episitimologi,aspek ontologi,aspek
aksiologi. Dan pemikiran kalam ulama masa kini memiliki pemikiran yang berbeda-beda.
Khalaf menempatkan akal dan wahyu sebagai mitra, karena akal dipergunakan untuk
menjelaskan wahyu meski dalam hal tertentu akal tidak dapat secara menyeluruh menjelaskan
wahyu, akan tetapi tidak semua wahyu bisa dijelaskan.