Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

PENGERTIAN, SEJARAH DAN PAHAM ALIRAN MUKTAZILAH

Mata Kuliah : ILMU KALAM


Dosen Pengampu : Dr. JA'FAR, MA

Di susun oleh kelompok 6


1. MUKSAL MINA (202127047) Muksal23463@gmail.com
2. AL ABDALI (202127011) abdali33629@gmail.com

UNIT 2 JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN ) LHOKSEUMAWE
2022
BAB I
PENDAHULUAN

Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai pengengertian MUKTAZILAH


dan sejarah aliran MUKTAZILAH dan juga paham aliran MUKTAZILAH.Kita sebagai umat
muslim harus mampu dan mengetahui tentang berbagai paham dan aliran . Kita hidup di
zaman modern banyak sekali muncul paham paham dan aliran aliran yang baru.

1. Tujuan dibuat makalah ini adalah


 Untuk memenuhi mata kuliah ilmu Kalam dan mengetahui paham dan aliran
MUKTAZILAH

2. Tema itu penting


 Tema ini sangat penting karena di era modern banyak sekali muncul paham paham
atau aliran yang baru
BAB II
PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN MUKTAZILAH
Kaum MUKTAZILAH adalah golongan yang membawa perseolan perseolan teologi
yang lebih mendalam dan bersifat filosofis dari pada perseoalan perseoalan yang dibawa
kaum khawarij dan murji’ah.

Perkataan Mu’tazilah berasal dari kata i’tizal yang artinya memisahkan diri, pada
mulanya nama ini diberikan oleh orang dari luar Mu’tazilah karena pendirinya, Washil bin
Atha’, tidak sependapat dan memisahkan diri dari gurunya, Hasan al-Bashri. Dalam
perkembangan selanjutnya, nama ini kemudian disetujui oleh pengikut Mu’tazilah dan
digunakan sebagai nama dari bagi aliran teologi mereka.

2. SEJARAH MUNCUlNYA MUKTAZILAH


Kaum Mu`tazilah merupakan Satu golongan manusia yang pernah menghebohkan
dunia Islam selama lebih dari beberapa ratus tahun akibat argumen-argumen atau fatwa-
fatwa yang mereka keluarkan, selama waktu itu pula kelompok ini telah menumpahkan
ribuan darah kaum muslimin terutama para ulama Ahlus Sunnah yang bersikukuh dengan
pedoman mereka. Sejarah munculnya aliran Muktazilah muncul di kota Bashrah (Iraq)
pada abad ke 2 Hijriyah, tahun 105 – 110 H, tepatnya pada masa pemerintahan khalifah
Abdul Malik Bin Marwan dan khalifah Hisyam Bin Abdul Malik. Pelopornya adalah
seorang penduduk Bashrah mantan murid Al-Hasan Al-Bashri yang bernama Washil bin
Atha Al-Makhzumi Al-Ghozzal yang lahir di Madinah tahun 700 M, kemunculan ini
adalah karena Wasil bin Atha berpendapat bahwa muslim berdosa besar bukan mukmin
dan bukan kafir yang berarti ia fasik. Imam Hasan alBashri berpendapat mukmin berdosa
besar masih berstatus mukmin. Inilah awal kemunculan paham ini dikarenakan
perselisihan tersebut antar murid dan Guru, dan akhirnya golongan muktazilah pun
dinisbahkan kepadanya. Sehingga kelompok Muktazilah semakin berkembang dengan
sekian banyak sektenya. Kemudian para petinggi mereka mendalami buku-buku filsafat
yang banyak tersebar di masa khalifah AlMakmun. Maka sejak saat itulah manhaj mereka
benar-benar diwarnai oleh manhaj ahli kalam yang berorientasi pada akal dan
mencampakkan dalil-dalil dari Al Quran dan As Sunnah.

3. PAHAM DAN Aliran MUKTAZILAH


Muktazilah merupakan ajaran atau aliran yang lahir akibat perbedaan pendapat antara
seorang dan gurunya yaitu Washil bin atha’ dan abu Hasan Basri tentang perseolan dosa
besar yang dihadapi oleh golongan khawarij dan murji’ah.
Pada masa itu golongan khawarij mengemukakan bahwa orang yang berdosa besar
adalah kafir dan secara otomatis wajib dibunuh. Dan muncullah golongan murji’ah yang
mengemukakan bahwa orang yang berdosa besar tetap mukmin, bukan kafir.
Oleh karena itu, golongan Muktazilah membantah kedua golongan tersebut, dan
mengemukakan bahwa orang yang melakukan dosa besar bukan kafir dan juga bukan
mukmin tetapi berada diantara keduanya. Oleh sebab itu, golongan Muktazilah disebut
golongan yang rasional dan fisilosofis yang selalu mengedepankan akal.
Dalam konsep Muktazilah, golongan ini menganut lima pegangan yang disebut
Al- Usul- Al-Khamsah yang secara harfiah berarti lima pokok atau lima asas yang terdiri
dari :
1. Nafy – Sifah
Dalam ajaran yang pertama ini merupakan tentang peniadaan sifat Tuhan. Oleh
karena itu, pengertian peniadaan sifat Tuhan yang dianut oleh golongan Muktazilah ini
dalam pengartiannya bukan berarti Tuhan tidak mempunyai sifat sama sekali. Tuhan
menurut golongan Muktazilah tetap mempunyai sifat, tetapi sifat ini tidak dapat dipisahkan
dari dzat- Nya.

Kaum MUKTAZILAH membagi sifat- sifat Tuhan kedalam dua golongan :


1. Sifat sifat yang merupakan esensi Tuhan dan disebut sifat zatiniah
2. Sifat sifat yang merupakan perbuatan perbuatan Tuhan, yang disebut sifat
fikliyah.
Menurut H. Jamaluddin dan Shabri shaleh Anwar dalam bukunya yang berjudul
Khazanah Intelektual Pemikiran Dalam Islam menyimpulkan bahwa yang merupakan
pengertian dari sifat zatiniah adalah segala sifat – sifat yang merujuk pada essensi Tuhan
itu sendiri, seperti wujud, qidam, baqa, mukhalafatuhu lilhawadis, Qiyamuhubinafsihi,
Wahdaniah, Qudrah, Iradah, Ilmu, Hayah, dan lain sebagainya. Sedangkan sifat fikliyah
merupakan sifat – sifat yang mengandung arti perbuatan Tuhan yang ada hubungannya
antara Tuhan dan Makhluk-Nya, seperti mencipta, memberi Rizki, dan lain sebagainya.

.2. Keadilan Tuhan


Asas atau ajaran Yang kedua yaitu keadilan Tuhan. Bagi golongan Muktazilah,
Tuhan itu maha adil dan keadilannya hanya bisa dipahami kalau manusia mempunyai
kemerdekaan untuk memilih perbuatannya. Menurut Tsuroya Kiswati mengemukakan
dalam bukunya dan menyimpulkan bahwa golongan Muktazilah memahami Tuhan tidak
bisa dikatakan adil bila menghukum orang berbuat buruk bukan atas kemauannya sendiri
tetapi atas paksaan dari luar dirinya. Mereka menganggap siksaan terhadap
kaetidakbebasan adalah bentuk kezaliman.
3.Al Waad Wa Al Waid.
Asas atau ajaran yang ketiga yaitu Al Waad wa Al Waid . Ajaran ini saling
berhubungan dan berkelanjutan dengan ajaran yang kedua yaitu tentang keadilan dimana
pada fase yang ketiga ini tentang pembalasan ataupun janji Tuhan kepada makhluknya
tentang siapa pun yang berbuat baik atau yang diperintahkan oleh tuhan akan mendapatkan
yang juga yaitu syurga dan siapa pun yang berbuat buat buruk atau membangkang
perintah Tuhan maka akan mendapatkan yang buruk juga yaitu neraka.

4.Al Manzilah Baina Al Manzilatain


Asas atau ajaran yang keempat yaitu Al Manzilah Baina. Al Manzilatain. H. ACHMAD
MUHIBIN ZUHRI. Mengemukakan bahwa golongan Muktazilah memahami bahwa pelaku
dosa besar tidak dapat dikatakan sebagai mukmin secara mutlak. Hal karena keimanan
menuntut adanya kepatuhan kepada Tuhan, tidak cukup hanya pengakuan dan pembenaran
. Berdosa besar bukan kepatuhan tetapi pembangkangan.

5. Al Amr Bi Ma’aruf wa An Nahy Wa Munkar


Ajaran atau asas yang kelima ini menurut H. ACHMAD MUHIBIN ZUHRI. Beliau
mengemukakan bahwa golongan Muktazilah memahami menyeru kebaikan dan melarang
kemungkaran. Dan menenkankan pada kebenaran dan kebaikan, ini merupakan logis dari
keimanan seseorang. Pengakuan keimanan harus dibuktikan dengan berbuat baik, diantaranya
dengan menyuruh orang berbuat baik dan melarang orang berbuat buruk.
BAB III
KESIMPULAN

Sejarah kaum MUKTAZILAH adalah golongan yang membawa perseoalan perseoalan


teologi yang mendalam dan filosofis. Muktazilah berasal dari kata i’tizal yang berarti
memisahkan diri. Sejarahnya pada masa itu terjadi perbedaan pendapat antara murid dan
seorang guru yaitu Wasil bin atha’ dan gurunya yaitu abu Hasan Bashri. Dan dalam
paham aliran Muktazilah mereka membagi sifat sifat Tuhan dalam dua golongan yaitu:
1. Sifat sifat yang merupakan esensi Tuhan dan disebut sebagai sifat zatiniah.
2. Sifat sifat yang merupakan perbuatan perbuatan Tuhan, yang disebut sifat fikliyah.

Dalam ajaran atau paham muktazilah ada 5 asas yaitu :


1.Al Nafy Al Sifah
2. Keadilan Tuhan
3. Al Waad Wa Al Waid
4. Al Manzilah Wa Al Manzilatain
5. Al Amr Bi Ma’aruf Wa An Nahy Wa Munkar
Daftar pustaka

Harun Nasution, 2008,Teologi Islam, aliran aliran sejarah analisa perbandingan universitas
indonesia,hlm 40 -61
Muhammad Hasbi, 2015,
Jamaluddin, 2020,Khazanah Intelektual pemikiranl Dalam Islam
Achmad MUHIBIN ZUHRI, 2020, Akidah Islam

Anda mungkin juga menyukai