Anda di halaman 1dari 11

RINGKASAN MATERI PEMBELAJARAN

Diajukan Untuk Memenuhi Mid Pada Mata Kuliah


“ sejarah pemikiran islam”

DOSEN:

FAJAR,M.Sos

DISUSUN OLEH:

LAELY RISQI AMALIA

PRODI HUKUM EKONOMI SYARIAH (1)


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BONE
2020
SEJARAH PEMIKIRAN ISLAM
Sejarah adalah peristiwa masa lampau yang berkaitan dengan peristiwa sosial yang berkaitan
dengan manusia kemanusia karena hanya manusia yang menciptakan sejarah.sejarah tidak
hanya berbibacara soal masalalu,tapi juga berbicara:
1.)Masa lalu.
2.)Masa kini.
3.)Sejarah menjadi masa depan.

Pemikiran adalah aksi yang menyebabkan pikiran mendapatkan pengertian baru dengan
perantara hal yang sudah diketahui.yang beraksi dalam pemikiran bukan hanya pikiran atau
akal budi saja tetapi sesungguhnya manusia secara keseluruhan.pemikiran adalah manusia
dengan pikirannya menciptakan ilmu pengetahuan,budaya,diatas budaya yang ada konsep
berkaitan dengan ide,gagasan,teologi politik,budaya dan lain-lain berdasarkan al-Qur’an dan
Pancasila.

Islam adalah suatu keyakinan (agama keselamatan).setiap orang memiliki cara menafsir
islam itu dengan sudut pandang masing-masing atau mengepresikan agama sesuai dengan
sudut pandang.

iislam (muslim) mempunyai 3 tanggung jawab


 Tanggung jawab terhadap tuhan
Yaitu melakukan apa yang seharusnya kita lakukan sebagai manusia berdasarkan
perintah-perintahnya menjauhi larangan-larangannya.segala sesuatu yang kita lakukan
di dunia semuanya dinilai oleh tuhan yang maha esa.
 Tanggung jawab terhadap diri sendiri
Yaitu perasaan atau sikap untuk menjaga diri hal yang tidak baik dan melakukan
sesuatu yang tidak merugikan atau membahayakan diri.
 Tanggung jawab terhadap orang yang ada disekitarnya (masyarakat)
Setiap muslim itu harus mengetahui tanggung jawabnya dalam kehidupan
sosial.muslim itu harus mewujudkan keadilan sesuai dengan kapasitas yang di miliki
islam itu keberagamaan atau cara pandangnya.
SEJARAH PEMIKIRAN TEOLOGI KAUM KHAWARIJ

Sebuah aliran teologi yang pertama muncul dalam sejarah pemikiran islam adalah aliran
khawarij.kemunculan khawarij dilatar belakangi oleh faktor politik,teologi dan sosial dimana mereka
berasal.kelompok teologi ini dalam sejarah islam di kenal sebagai kelompok yang keras,kejam dan tidak
segan-segan mengalirkan darah sesame muslim.

Secara etimologis kata khawarij berasal dari Bahasa arab yaitu kharaja yang artinya
keluar,muncul,atau memberontak.khawarij berasal kata hawa artinya keluar khawaruj artinya orang-
oramg yang keluar.al-Qur’an atau hadits menghadirkan macam tafsiran,makna al-Qur’an akan di tafsir
berbeda dengan sudut pandang.asumsi islam itu memiliki pandang dalam berbeda dengan orang yang
pula.

 Menurut kaum khawarij ali beserta yang menerima tahta ali itu orang yang melakukan dosa
besar dianggap orang kafir.muncul tiga orang.

1.) telogi menurut kaum khawarij orang yang melakukan dosa besar ialah orang kafir. 2.)politik
mereka sangat demokrasi hak atas kepemimpinan itu hak sebagai
muslim.kewajiban hak sebagai umat islam.
3.)kepemimpinan ketika pemimpin itu tidak mampu menjelaskan dan pemimpin itu
dianggap dosa besar atau dianggap kafir.

Kemudian perkembangan gerakan khawarij membesar pertama kali muncul pada abad ke-7 terpusat
di daerah yang kini ada di irak selatan di suatu tempat yang disebut khuro ,khuffah.khawarij merupakan
bentuk yang berbeda dari sunni dan syi’ah.gerakan ini berakar sejak zaman khalifah ustman bin affan
dibunuh,dan kaum muslimin kemudian mengangkat ali bin abi thalib sebagai khalifah.ketika,itu,kaum
muslimin mengalami kekosongan kepemimpinan selama beberapa hari.setelah ustman bin affaan
dibunuh oleh orang-orang yang membencinya kaum muslimin mengangkat ali bin abi thalib sebagai
khalifah,setelah bebrapa hari kaum muslimin hidup tanpa seorang khalifah.

Konteks lahirnya khawarij (persoalan politik yang menyebabkan perpecahan)

Al-Qur’an dan hadis tidak memberikan suatu petuntujuk tentang bagaimana cara pengangkatan
pemimpin atau siapa yang akan menjadi pengganti nabi Muhammad.
Cara pengangkatan khalifah:
 Abu bakar ash-shiddiq (musyawarah)
 Umar bin khattab (wasiat)
 Usman bin affan (musyawarah tertutup)
 Ali bin abi thalib (diangkat langsung oleh masyarakat)
MENGKAJI PEMIKIRAN Al-MAWARDI
al-mawardi lahir di basrah pada tahun 364H.beberapa bulan setelah lahir dia Bersama orang tuanya
pindah ke Baghdad dan dibesarkannya di sana.dia wafat pada tahun 454H atau 1075M di Baghdad.itulah
sebabnya dia juga biasa disebut albaghdad.wawasann dan kualitas keilmuannya juga integitas moralnya
yang tinggi menjadikan dirinya sebagai seorang panutan yang disegani da beribawa baik dikalangan
masyarakat umum maupun pemerintahan.al-mawardi adalaah ahli hukum,dia seorang hakim,dan selalu
berpindah kota dari kota-kota lain.dia menjadi hakim dimahkamah agung.
Manusia adalah mahluk sosial,menurut al-mawardi,allah swt.Menciptakan manusia dalam keadaan
yang lemah,agar dia paham dalam manusia.
1.) manusia membutuh manusia lain
Artinya adanya bakat berbeda itulah pendorong agar manusia tidak lemah.
2.) Hukum Pengangkatan masyarakat
Pemimpin itu wajib dalam khifayah.menurut al-mawardi pemimpin itu umum,dalam bentuk
mewujudkan keselamatan yang dalam islam.sedangkan menurut kaum khawarij itu tidak wajib
tentang kepemimpinan.

3.)cara pengangkatan pemimpin


Ada dua hal dalam pemimpin :
 Ahli ihtiar artinya mengangkut pemimpin dalam masyarakat.
 Ahli imama artinya calon,mencalonkan pemimpin dalam suatu negara.
Hubungan antara pemimpin dan masyarakat menurut al-mawardi adalah kontrak
masyarkat.kekuasaan itu sendiri lahir pada masyarakat atau rakyat.
Adapun tugas pemimpin menurut al-mawardi adalah sebagai berikut:

1.) memelihara agama sesuai dengan prinsip-prinsip yang kokoh dalam artian benar-benar
terwujud kedamaian dan kesejahteraan bagi rakyat.
2.) Penegakan hukum yang artinya akan terwujud berdaulat,kepentingan politik bagaimana
menjaga negara di dalam atau luarnya.
3.) Rakyat itu wajib taati pemimpin.ada tiga kondisi rakyat tidak mentaati pemimpin:
 Solim terhadap rakyatnya atau korupsi
 Rakyat tidak wajib taat ketika seorang pemimpin itu dikuasai orang-orang dekatnya.ini
wajib diturunkan jabataanya.
 Masyarakat tidak bisa taat pada pemimpin.yang artinya apabila tidak waras ini pula
wajib diturunkan jabatannya.
SEJARAH PEMIKIRAN MU’TAZILAH
Mu’tazilah adalah suatu aliran pemikiran dalam islam yang berusaha membahas masalah dasar-
dasar agama dengan cara filosofis dan menjahui kemusyrikan dan menyesuaikan kepercayaan agama
dengan akal pikiran.golongan mu’tazilah merupakan aliran teologi yang mengedepankan akal sehingga
mereka mendapat nama”kaum rasionalis islam.”kaum mu’tazilah adalah golongan yang membawa
persoalan-persoalan teologi yang lebih mendalam bersifat filosofis diabanding dengan persoalan yang di
bawa kaum khawarij dan muraji’ah

Kaum mu’tazilah adalah golongan yang membawa persoalan-persoalan teologi yang lebih mendalam
bersifat filosofis dari pada persoalan-persoalan yang dibawa oleh kaum khawarij dan murji’ah.Dalam
pembahasan,mereka banyak memakai akal sehingga mereka mendapat nama”kaum rasionalis islam’.
Nama mu’tazilah berikan kepada kaum\aliran ini berasal dari kota I’tizala atau I’tizila yang berarti
memisahkan atau mengasingkan diri.banyak pendapat dan teori dari berbagai literatur yang membahas
asal usul dan sebab penamaan aliran ini dengan Mu’taz

Al-syahrastani mereka memberi nama Mu’tazilah karena wasil ibn ‘Atha dan Amr ibn Ubaid
memisahkan diri dari kuliah hasan al-basri dan menegaskan kembali pandangan mereka tentang
pembuat dosa besar tidak mukmin dan tidak kafir,tetapi berada di antara dua posisi tersebut.saat itu
mereka disebut Mu’tazilah.memisahkan\mengasingkan diri dalam uraian diatas bisa berarti
mengasingkan diri dari pendapat khawarij dan pendapat Murji’ah atau pendapat umum saat itu.karena
warsil dan amr memisahkan diri dari pendapat umum mengenai persoalan qodar dan pembuat dosa
besar,maka saat itu mereka digelari dengan Mu’tazilah.menurut mereka pembuat dosa besar tidak
mukmin dan tidak kafir. Pendapat al-baghadadi ini senanda dengan pendapat yang di kemukakan oleh
al-syam’ani.ada gambaran lain yang di berikan oleh tasy kubrah zadah..

Menurut pendapat lain,nama mu’tazlah bukan berasal dari ucapan hasan al-Basri tersebut,tetapi
dari kita I’tazalah yang di pakai terhadap orang orang yang mengasingkan diri dari pertikaian politik yang
terjadi diman usman bin affan da ali Bin abi thalib.mereka lebih memusatkan perhatian kepada agama,
ibadah dan ilmu pengetahuan.Abu al-fida berpendapat bahwa kata iktazala dan mu’tazilah telah di pakai
sejak itu selanjutnya siapa sebenarnya memberi nama Mu’tazilah kepada wasil dan pada pengikutnya
tidak pula jelas.ada yang mengatakan golongan lawanlah yang memberi nama itu kepda mereka. orang
Mu’tazilah sendiri tidak menolak nam Mu’tazilah itu.bahkan dari ucapan-ucapan pemuka Mu’tazilah
dapat di Tarik kesimpulan bahwa mereka sendirilah menimbulkan nama itu.menurut al-Qadi’Abd.al-
jabbar,di dalam al-Qur’an terdapat kata I’tazalah yang mengandung arti mengasingkan sendiri dari yang
salah dan tidak benar.dan demikian kata Mu’tazilah mengandung arti pujian.contoh;ayat al-qur’an yang
mengandung arti demikian adalah ayat yang terdapat dalam surah adduhan ayat 21.

Dan menurut keterangan seorang pemimpin Mu’tazilah lain ibnu al-murtada,nama Mu’tazilah itu
bukan di berikan oleh orang lain tetapi orang Mu’tazilah sendirilah yang menciptakan nama itu bahkan
kaum ini lebih menyenangi panggilan Ahl al-adl,karena kaum ini sangat mempertahankan keadilan
tuhan.dan ahl al-tawhid wa al-adl .karena kaum ini juga mempertahankan keesaan murni dankeadilan
tuhan.tidak ketinggalan pihak lawan juga memberi nama Qadaryah.karena mereka mengenut paham
kebebasan bertindak sesuai kemauan dan khendak manusia sendiri nama Mu’tazilah.karena mereka
berpendapat bahwa tuhan tiap mempunyai sifat dalam arti sifat mempunyai wujud di luar Dzat
tuhan.dan nama al wa’idah karena pendapat mereka tentang ancaman tuhan terhadap orang-orang
yang tidak patuh adalah pasti dan tidak boleh tidak akan menimpah dari mereka.
SEJARAH POLITIK PEMIKIRAN ALI ABDUL RASIQ

Ali abdul raziq lahir dikeluarga feodal mesir pada tahun 1888 M disebuah desa pedalaman al-sha’id
yang termasuk di dalam wilayah provinsi menia,dan meninggal pada tahun 1966 m.ayahnya bernama
bernama hasan Abd al-raziq pasha,salah seorang teman Muhammad abduh. Oleh karena ali Abd Raziq
masih kecil,ia tidak tempat secara langsung menjadi murid abduh.dia pengagum abduh.

Pendidikan formal Ali abd Raziq ditempuh diuniversitas al-azhar.dalam usia lebih kurang 10 tahun,Ali
Abdul Raziq sudah mulai belajar di al-azhar, pada syekh ahmad abu khalwat sahabat Muhammad
abduh.ahmad abu kalwat seperti juga Muhammad abduh, adalah murid Jamaluddin al-afghani.ia juga
selama beberapa tahun mengikuti kuliah diuniversitas mesir (sekarang universitas kairo)setelah
memperoleh ijazah alimiyyah diuniversitas tersebut pada tahun 1912.

Pada tahun 1913 ia berangkat di inggris untuk belajar di universitas oxford.Diuniversitas ini ia
meempelajari ilmu ekonomi dan politik.ketika belajar diinggris Ali-abdul Raziq banyak membaca dan
mempelajari teori-teori barat, terutama teori-teori politik sebagai bidang kajiannya,seperti teori
politik.pengatuhan dan pengalaman yang diperoleh selama belajar dieropa tampaknya berpengaruh
besar terhadap pemikirannya,terutama rasionalitas dalam berfikir,dan kebebasan dalam
berpendapat.hal tersebut merupakan ciri khas dari pengaruh peradaban barat.

Pada tahun 1915,ia kembali kenegaraanya.mesir.dan kemudiaan diangkat menjadi haakim


mahkamah Syariah di al-mansurah.dalam kedudukannya sebagai hakim itulah ia mengadakan penelitian
yang hasilnnya dibukukan dalam sebuah karya tulis terkenal berjudul al-islam wa usul al hkum;bhas fi al-
khalifah wa al-hukumah fi al-islam(islam dan prinsip pemerintahan:suatu kajian khalifah dan
pemerintahan dalam islam)diterbitkan pada tahun 1925.

Garis politik ali abd raziq bertentantangan dengan upaya merelasasikan jabattan khalifah bagi raja
fuad di mesir ketika itu.pertentangan itu yang merupakan peristiwa penting yang terjadi dalam
hidupnya.sehingga mengangkat Namanya menjadi terkenal terutama setelah bukunya alislamwausulal-
hkum(islam dan dasar dasar pemerintahan)beredar.

Pandangan umad Muhammad abduh bahwa dalam islam tidak ada kekuasaan keagamaan dan
bahwa rakyat mesir memikul tanggung jawab yang sama dan mempunyai hak yang sama,baik dalam
bidang politik,ekonomi,dan di muka hukum tanpa mempertimbangkan perbedaan agama,dan keyakinan
seperti yang tertera dalam dalam program partai Nasionalis Mesir,serta sikapnya yang reseptif dan
akomodatif peredaban Barat,mempengaruhi banyak orang.maka dikalangan sahabat,murid dan
pengikut abduh berkembang kecendurungan kearah nasionalisme dan sekularisme khususnya
cendikiawan muslim mesir yang mengenyam Pendidikan barat diantaranya ahmad lutfi sayyid,thaha
husein,dan ali abdul Rasiq.

Program sekularisme barat terutama ide penghapusan sistem kekhaklifan dalam islam,merupakan
ide Ali a Abdul rasiq yang spektakuler dalam sejarah modernisme mesir.ia seperti thaha husain juga
mempunyai letar belakang Pendidikan barat.ia berhasil mencerna pemikiran modern untuk memajukan
rakyat mesir.

Ali Abdul Rasiq mengumakakan bahwa khalifah adalah satu pola pemerintahan dimana kekuasaan
tertinggi dan mutlak berada pada seorang kepala negara/pemerintah dengan gelar khalifah,pengganti
nabi Muhammad dengan kemenangan untuk mengatur kehidupan dan urusan umat/rakyat.baik
keagamaan maupun keduniaan yang hukumnya wajib bagi umat untuk patuh dan taat sepenuhnya ia
tidak sependapat dengan kebanyakan ulama yang menyatakan bahwa mendirikan khi-lafah atau
Lembaga khilafah merupakan sesuatu kewajiban bagi umat islam.dan karenanya maka berdosa kalua
tidak dilaksanakan.ali abdul rasiq sama sekali tidak menemukan dasar kuat yang mendukung
kepercayaanwajib umat islam mempunyai khalifah baik dalam al-quran,hadits,ijmak.

Ali Abdul Rasiq menganalisis,kewajiban mendirikan khalifah menurut sebagian ulama didasarkan
kepada dua hal.pertama,ijma para sahabat dan tabi’in yang terjadi pada masa keakhalifahan
khulafaursyidin terutama pada abu bakar dan,umar kkedua karena fungsi seorang iman,sesuai dengan
nas al-Qur’an dan kepentingan umat yaituamar ma’ruf nabi mungkar namun demikian,menurut Abdul
Rasiq kedua alsan tersebut tidak bisa dijadikan landasan normatif.Abdul Rasiq menilai,bahwa alasan
yang dikemukakan para ulama itu disebabkan mereka tidak menemukan dasar dalam al-
Qur’an.dengan kata lain dasar ijmak dan fungsi amar ma’ruf yang dikemukakan itu hanyalah sebuah
kompensasi belakah,karena meraka tidak menemukan dasarnya dalam nas.

Ali Abdul Raziq menegaskan bahwa dalam al-Qur’an tidak ada satupun ayat yang mengatakan
bahwa mendirikan sebuah khilafah atau imamah merupakan suatu kewajiban yang mengkritik sayyid
ridha yang mendasarkan alasan tentang kewajiban mendirikan khilafah kepada al-Qur’an surat annisa
ayat 54 menurut ali,dasar yang dijadikan oleh rasyid ridha sama sekali tidak mengandung petunjuk yang
dapat dijadikan alasan untuk mengatakan bahwa syariad mengakui eksis tensi khilafah sebagaipengganti
dan menempakkan beliau ditengah tengah kaum muslimin.

Sementara pemikir islam,termasuk ridha keyakinan bahwa mendirika khilafah itu merupakan
keharusan agama atas dasar al-qur’an surah annisa ayat 59 yang memerintahkan kepada orang-orang
yang beriman agar taat kepada allah dan ulil amri mereka.abdul raziq mengartikan ulil amri itu adalah
tokoh tokoh umat islam semasa hidup nabi dan sesudahnya,diantaranya para khalifah,para hakim,para
komandan pasukan,dan bahkan para ulanma atau ahli agama.dengan kata lain ayat tersebut tidak dapat
dipergunakan untuk menndukung pendapat bahwa mendirikan khilafh itu hukumnya wajib.dari hadis
nabi juga ungkapan juga yang mendukung pendapat itu.

Ali Abdul Raziq mengakui bahwa ijmak merupakan sumber ketiga hukum Islam setelah Alquran dan
Sunah. Tetapi menurutnya, pengangkatan penguasa sejak Abu Bakar, khalifah pertama, sampai zaman
dia sendiri tidak pernah dilakukan dengan ijmak, yang berarti kesepakatan bulat antara umat Islam.
Menurut pangamatannya, hampir semua khalifah dari zaman ke zaman dinobatkan dan dipertahankan
dengan fisik dan senjata. Hanya Abu Bakar, Umar dan Ustman yang tidak begitu.

Terhadap alasan wajib ada yang diangkat menjadi khalifah demi melindungi kelestarian Islam
dan kepentingan rakyat, menurut Ali Abdul Raziq memang benar dalam hidup bermasyarakat tiap
kelompok manusia memerlukan penguasa yang mengatur dan melindungi mereka, lepas dari agama dan
keyakinan mereka, apakah Islam, Nasrani, Yahudi atau penganut agama lain, bahkan yang tidak
beragama. Penguasa itulah pemerintah, tetapi pemerintah tidak harus berbentuk khilafah, melainkan
dapat beraneka bentuk dan sifat, konstitusional, ke-kuasaan mutlak, republik, diktator, dan sebagainya.
Tegasnya, tiap bangsa harus mempunyai pemerintahan, tetapi bentuk dan sifatnya tidak harus khilafah,
boleh beraneka ragam.

PEMIKIRAN TEOLOGI AL-QADARIAH DAN AL-JABARIAH


Qadariah
Qadariah berasal dari Bahasa arab yaitu kata Qadara yang artinya kemampuan atau
kekuatan.Qadariah adalah suatan aliran dimana setiap manusia bebas bertindak dan berbuat misalnya
berbuat baik atau buruk itu tergantung dengan manusia.
 Isi paham Qadariah
1.) manusia bebas dalam berbuat dan bertindak.
2.) maniusia berbuat baik atau buruk itu atas kehendaknya sendiri.
3.)urusan manusia denga nallah hanya pada saat diciptakannya saja.

QADARIYAH
1.       Asal-Usul Kemunculan Qadariyah
Qadariyah berasal dari bahasa arab, yaitu dari kata qadara yang artinya kemampuan dan kekuatan.
Adapun menurut pengertian terminologi Qadariyah adalah suatu aliran yang percaya bahwa segala
tindakan manusia tidak diintervensi oleh tuhan. Aliran ini berpendapat bahwa tiap-tiap orang adalah
pencipta bagi segala perbuatannya.
Seharusnya, sebutan qadariyah diberikan kepada aliran yang berpendapat bahwa qadar menentukan
segala tingkah laku manusia, baik yang bagus maupun yang jahat. Namun, sebutan tersebut telah
melekat kaum sunni, yang percaya bahwa manusia mempunyai kebebasan berkehendak.
Menurut Ahmad Amin, qadariyah pertama kali dimunculkan oleh Ma’bad Al-Jauhani dan Ghailan Ad-
Dimasyqy. Ma’bad adalah seorang taba’i yang dapat dipercaya dan pernah berguru pada Hasan Al-Basri.
Adapun Ghailan adalah seorang orator berasal dari Damaskus dan ayahnya menjadi maula Usman bin
Affan.
2.       Doktrin-Doktrin Qadariyah
Dalam kitab al-milal wa an-nihal, pembahasan masalah Qadariyah disatukan dengan pembahasan
dokrin-dokrin mu’tazilah, sehingga perbedaan antara kedua aliran ini kurang begitu jelas.
Qadariyah pada dasarnya menyatakan bahwa segala tingkah laku manusia dilakukan atas kehendaknya
sendiri. Manusia mempunyai kewenangan untuk melakukan segala perbuatan atas kehendaknya sendiri,
baik berbuat baik maupun berbuat jahat. Olah karena itu, ia berhak mendapat pahala atas perbaikan
yang dilakukannya dan berhak pula memperoleh hukuman atas kejahatan yang diperbuatnya.
Fahan takdir dalam pandangan qadariyah bukanlah dalam pengertian takdir yang umum dipakai oleh
bangsa arab ketika itu, yaitu faham yang menyatakan bahwa nasib manusia telah ditentukan terlebih
dahulu. Dalam perbuatan-perbuatannya, manusia bertindak hanya menurut nasib yang telah ditentukan
sejakazaliterhadapdirinya.

Muhammad Arsyad Farisi - Universitas Islam Attahiriyah


Dengan pemahaman seperti ini, kaum Qadariyah berpendapat bahwa tidak ada alasan yang tepat untuk
menyandarkan segala perbuatan manusia kepada tuhan. Dokrin-dokrin ini mempunyai tempat pijakan
dalam dokrin islam sendiri. Banyak ayat Al-quran yang dapat mendukung pendapat ini. Misalnya dalam
surat Al-Kahfi ayat 29, yang artinya;
Dan Katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; Maka barangsiapa yang ingin (beriman)
hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) Biarlah ia kafir".(Qs.Al-Kahfi:29)
“Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang
ada pada diri mereka sendiri”.(Qs.Ar-raad:11)
“Barangsiapa yang mengerjakan dosa, Maka Sesungguhnya ia mengerjakannya untuk (kemudharatan)
dirinya sendiri”.(Qs.An-Nisa’:111)

JABARIAH
Jabariah berasal dari kata jabara yang berarti memaksa.jabarah adalah suatu aliran yang
menganggap bahwa segala tindakan manusia sudah khendak allah.Dalam pandangannya tidak ada
kebebasan manusia.(terpaksa) aliran yang tidak memiliki kebebasan Misalnya;segala
takdir,kaya,miskin,baik buruk sudah ditentukan oleh allah swt.
 Isi paham jabariah
1.)Manusia tidak memiliki daya dan kekuatan
2.)semuanya di tentukan oleh allah.
3.)Manusia tidak bebas untuk bertindak.
4.)segala tindakan itu khendak allah.

JABARIYAH

1.       Asal-Usul Pertumbuhan Jabariyah

Kata jabariyah berasal dari kata jabara yang berarti memaksa, didalam al-munjid dijelaskan bahwa nama
jabariyah berasal dari kata jabara yang mengandung arti memaksa dan mengharuskannya melakukan
sesuatu. Selanjutnya, kata jabara bentuk pertama setelah ditarik menjadi jabariyah memiliki arti suatu
kelompok atau aliran (isme). Dalam bahasa inggris, jabariyah disebut fatalism atau predestination yaitu
faham yang menyebutkan bahwa perbuatan manusia telah ditentukan dari semula oleh qadha’ dan
qadhar tuhan.

Faham al-jabar pertama kali diperkenalkan oleh ja’d bin dirham kemudian disebarkan oleh jahm bin
shafwan dari khurasan. Namu dalm perkembangannya, faham al-jabar juga dikembangkan oleh tokoh
lainnya diantaranya an-najjar dan ja’ad bin dirrar.

Sebenarnya faham al-jabar sudah muncul jauh sebelum kedua tokoh diatas. Benih-benih itu terlihat
dalam peristiwa sejarah berikut ini:

a.       Suatu ketika nabi menjumpai sahabatnya yang sedang bertengkar dalam masalah takdir tuhan.
Nabi melarang mereka untuk mendebatkan persoalan tersebut, agar terhindar dari kekeliruan
penafsiran tentang ayat-ayat tuhan mengenai takdir. Khalifah umar bin khattab pernah menangkap
seseorang yang ketahuan mencuri. Ketika dientrogasi, pencuri itu berkata” tuhan telah menentukan aku
mencuri” mendengar ucapan itu, umar marah sekali dan menganggap orang itu telah berdusta kepada
tuhan. Oleh karena itu, umar memberikan dua jenis hukuman kepada pencuri itu. Pertama, hukuman
potong tangan. Kedua, hukuman dera karena menggunakan dalil takdir tuhan.

b.      Pada pemerintahan daulah bani umayyah, pandangan tentang al-jabar semakinmencuat ke
permukaan. Abdullah bin abbas, melalui suratnya memberikan reaksi kertas kepada penduduk syria
yang diduga berfaham jabariyah.
Berkaitan dengan kemunculan aliran jabariyah, ada yang mengatakan bahwa kemunculannya diibatkan
oleh pengaruh pemikiran asing, yaitu pengaruh agama yahudi bermazhab Qurra dan agama kristen
bermazhab Yacobit

2.       Para Pemuka Jabariyah Dan Dokrin-Dokrinnya

Menurut Asy-Syahratsani, jabariyah dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, ekstrim dan moderat.
Diantara dokrin jabariyah ekstrim adalah pendapatnya bahwa segala perbuatan manusia bukan
merupakan perbuatan yang timbul dari kemauannya sendiri, tetapi perbuatan yang dipaksakan oleh
dirinya. Misalnya, kalau seseorang mencuri, perbuatan mencuri itu bukanlah terjadi atas kehendak
sendiri, tetapi timbul karena qadha’ dan qadhar tuhan yang menghendaki demikian.

Diantara pemuka jabariyah ekstrim adalah sebagai berikut:

a.       Jahm bin shofwan, nama lengkapnya adalah Abu Mahrus Jaham Bin Shafwan. Ia barasal dari
Khurasan bertempat tinggal di kuffah. Pendapat jahm yang berkaitan dengan persoalan teologi adalah
sebagai berikut ini;

1)      Manusia tidak mampu untuk berbuat apa-apa. Ia tidak mempunyai daya, tidak mempunyai
kehendak sendiri, dan tidak mempunyai pilihan.

2)      Syurga dan neraka tidak kekal. Tidak ada yang kekal selain tuhan.

3)      Iman adalah ma’rifat atau membenarkan dalam hati. Dalam hal ini pendapatnya sama dengan
aliran kaum Murji’ah.

4)      Kalam tuhan adalah mahluk. Allah maha suci dari segala sifat dan keserupaan dengan manusia
seperti berbicara, mendengar dan melihat.

b.      Ja’ad bin Dirham, adalah seorang maulana bani hakim, tinggal di damaskus. Ia dibesarkan dalm
lingkungan orang kristen yang senang membicarakan tentang teologi. Dokrin pokok Ja’ad secara umum
sama dengan fikiran jahm Al-Ghuraby yang menjelaskan sebagai berikut;

1)      Al-quran itu adalah mahluk, oleh karena itu dia baru. Sesuatu yang baru itu tidak dapat disifatka
kepada Allah.

2)      Allah tidak mempunyai sifat yang serupa dengan mahluk, seperti berbicara, melihat, dan
mendengar.

3)      Manusia terpaksa oleh Allah dalam segala-galanya.

Berbeda dengan jabariyah ekstrim, jabariyah moderat mengatakan bahwa tuhan memang menciptakan
perbuatan manusia, baik perbuatan jahat maupun yang baik. Tetapi manusia mempunyai bagian
dalamnya. Yang termasuk tokoh jabariyah moderat adalah sebagai berikut;

a.       An-najar, nama lengkapnya adalah husain bin muhammad an-najar, para pengiktnya disebut An-
Najariyyah atau Al-Husainiyah. Diantara pendapat-pendapatnya adalah sebagai berikut;

1)      Tuhan menciptakan segala perbuatan manusia, tetapi manusia mengambil bagian atau peran
dalam mewujudkan perbuatan-perbuatan itu. Itulah yang disebut kasab dalam teori Al-Asy’ry.
2)      Tuhan tidak dapat dilihat diakhirat, akan tetapi ia menyatakan bahwa tuhan dapt saja
memindahkan potensi hati (ma’rifat) pada mata sehingga manusia dapat melihat tuhan.

b.      Adh-Dhiar, nama lengkapnya adalah Dhirar Bin Amr. Pendapatnya tentang perbuatan manusia
sama dengan husein an-najjar, bahwa manusia tidak hanya merupakan wayang yang digerakkan dalang,
manusia mempunyai bagian dalam perwujudan perbuatannya dan tidak semata-mata dipaksa dalam
melakukan perbuatannya. Mengenai ru’yat tuhan diakhirat, Dhirar mengatakan bahwa Tuhan dapat
dilihat diakhirat melalui indera keenam.

Anda mungkin juga menyukai