Kelompok 5
Chofifah Ika Agustina (195211013)
Gavin Muhammad Isa (195211015)
Defian Sulistyo Pribadi (195211035)
DAFTAR ISI.............................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
1. Pengertian Ilmu Kalam..............................................................................2
2. Aliran-aliran Ilmu Kalam...........................................................................2
BAB III PENUTUP..................................................................................................9
Kesimpulan........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10
i
BAB I
PENDAHULUAN
Islam merupakan agama tauhid, agama yang menekankan pada kesatuan, tapi
sekaligus sebagai agama yang tersebar luas di dunia serta ditujukan bagi berbagai kelompok
etnis dan ras, maka dia juga membuka peluang akan terjadinya keberagamaan atau aliran
aliran ilmu kalam. Ilmu Kalam merupakan salah satu disiplin keilmuan yang telah tumbuh
dan berkembang di antara tradisi kajian keislaman yang lain seperti Tafsir, Hadits, Fiqh,
Tasawuf, dan Filsafat.
Ilmu kalam sangatlah penting untuk diketahui oleh seorang muslim yang mana
pembahasan dalam ilmu kalam ini adalah pembahasan tentang aqidah dalam Islam yang
merupakan inti dasar agama. Secara sederhana Ilmu Kalam bisa disebut sebagai ilmu yang
berbicara mengenai aspek-aspek ketuhanan. Oleh karena itu, Ilmu Kalam menempati posisi
paling pokok dalam pemahaman ajaran Islam. Sehingga terhindar dari jurang kesesatan dan
dosa yang tak terampunkan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Kata ilmu bisa diartikan “mengetahui” dan kata kalam merupakan kata yang penuh makna,
adapun arti Kalam dari bahasa Arab “kata-kata”. Ilmu kalam secara harfiah berarti ilmu
tentang kata kata. Walaupun disebut ilmu tentang kata-kata, tetapi ilmu ini tidak ada kaitanya
dengan ilmu bahasa.[ CITATION Ain18 \l 1057 ]
a. Aliran Khawarij
Aliran Khawarij adalah Aliran tertua, aliran ini juga merupakan aliran pertama yang
muncul dalam Islam. Aliran ini muncul ditengah persoalan politik yang terjadi di
masa Khalifah Ali bin Abi Thalib. Khawarij adalah suatu nama yang mungkin
diberikan oleh orang-oranng di sana karena tidak mau menerima arbitrase dalam
pertempuran siffin yang terjadi antara Ali dan Mu‟awiyah dalam upaya penyelesaian
persengketaan antara keduanya tentang masalah khalifah.
Khawarij berasal dari kata kharaja, artinya ialah keluar, dan yang dimaksudkan disini
ialah mereka yang keluar dari barisan Ali [ CITATION Sus18 \l 1057 ]. Tetapi
sebagaian orang berpendapat bahwa nama itu diberikan, karena mereka keluar dari
2
rumah-rumah mereka dengan maksud berjihad di jalan Allah. Hal ini di dasarkan pada
QS An-Nisa: 100. Berdasarkan ayat tersebut, maka kaum khawarij memandang diri
mereka sebagai orang yang meninggalkan rumah atau kampung halamannya untuk
berjihad. Kelompok ini juga kadang kadang menyebut dirinya Syurah yang berarti
“golongan yang mengorbankan dirinya untuk Allah.
Latar belakang ketidak setujuan mereka itu, beralasan bahwa tahkim itu merupakan
penyelesaian masalah yang tidak didasarkan pada ajaran Al-Qur’an, tapi ditentukan
oleh manusia sendiri, dan orang yang tidak Memutuskan hukum dengan al-quran
adalah kafir. Dengan demikian, orang yang melakukan tahkim dan merimanya adalah
kafir. Atas dasar ini, kemudian golongan yang semula mendukung Ali ini selanjutnya
berbalik menentang dan memusuhi Ali beserta tokoh pelaku tahkim .Untuk itu
mereka berusaha keras agar dapat membunuh mereka.
Tokoh-tokoh Aliran Khawarij: Urwah bin Hudair, Mustarid bin Sa'ad, Hausarah al-
Asadi, Quraib bin Maruah, Nafi' bin al-Azraq, dan 'Abdullah bin Basyir.
Doktrin-doktrin Khawarij
Dapat dipilih secara permanen selama yang bersangkutan bersikap adil dan
menjalankan syariat Islam. Ia dijatuhkan bahkan dibunuh apabila melakukan
kedzaliman.
Seseorang yang berdosa besar tidak lagi disebut muslim sehingga harus dibunuh
dan seseorang muslim dianggap kafir apabila ia tidak mau membunuh muslim
lainnya yang telah dianggap kafir.
3
b. Aliran Syiah
Secara bahasa Syi’ah berarti pengikut. Yang dimaksud dengan pengikut disini ialah
para pendukung Ali bin Abi Thalib, yang sangat berkaitan erat dengan masalah
perpolitikan juga sejarah islam di masa lalu [ CITATION Sus18 \l 1057 ]. Pada
dasarnya syiah menolak dan tidak mengakui kekhalifahan yang dipegang oleh
sahabat-sahabat terdahulu nabi, yaitu Abu bakar, Umar Bin Khattab, dan Usman Bin
Affan. Mereka lebih mengakui akan keimaman keluarga Nabi.
Secara istilah Syi’ah sering dimaksudkan pada kaum muslimin yang dalam bidang
spritual dan keagamaannya selalu merujuk pada keturuan Nabi Muhammad SAW,
atau yang sebut sebagai ahl al-bait. Selanjutnya, istilah syiah ini untuk pertama
kalinya di tujukan pada para pengikut ali (syi’ah ali), pemimpin pertama ahl- al bait
Dalam sejarah, syiah dilatarbelakangi oleh para pengikut Ali, walaupun Ali tak
berkehendak seperti apa yang akan terjadi di zaman ini. Mereka meyakini bahwa Nabi
memilih Ali sebagai penggantinya
Tokoh-tokoh aliran syi’ah : Abu Dzar al Ghiffari, Miqad bin Al aswad dan Ammar
bin Yasir.
Doktrin-doktrin Syiah
c. Aliran Murji’ah
Murjiah berasal dari bahasa Arab “irja” artinya penundaan atau penangguhan. Karena
sekte yang berkembang pada masa awal islam yang dapat diistilahkan sebagai “orang-
orang yang diam”. Mereka meyakini bahwa dosa besar merupakan imbangan atau
4
pelanggaran terhadap keimanan dan bahwa hukuman atau dosa tidak berlaku
selamanya. Hal ini mendorong mereka untuk tidak ikut campur masalah politik.
Sekte ini beranggapan bahwa berbuat atau melakukan dosa, tidak bermasalah apabila
disertai dengan iman,seperti halnya melaksanakan solat tidak berguna apabila disertai
dengan kekafiran. aliran ini juga menyatakan bahwa orang yang melakukan dosa
besar tidak dapat dikatakan kafir selama ia mengakui Allah SWT. Sebagai tuhannya
dan Nabi Muhammad SAW, sebagai rasulnya.
Tokoh-tokoh aliran Murji,ah : Abu Hasan ash-Shalihi, Yunus bin an-Namiri, Ubaid
al-Muktaib, Ghailan ad Dimasyq dan Muhammad binn Karram
Orang Islam yang percaya pada Tuhan dan kemudian menyatakan kekufuran
secara lisan tidaklah menjadi kafir, karena kufur dan iman letaknya di hatiku
Menurut murjiah ekstrem ini, iman adalah mengetahui Tuhan dan Kufur tidak
tahu pada Tuhan. Sejalan dengan itu shalat bukan merupakan ibadat bagi mereka,
karena yang disebut ibadat adalah iman kepadanya, dalam arti mengetahui Tuhan.
d. Aliran Qadariyah
Qadariyah berasal dari kata “qodara” yang artinya memutuskan dan memiliki
kemampuan, sedangkan sebagai aliran dalam ilmu kalam. Qadariyah adalah aliran
yang memberikan penekanan terhadap kebebasan dan kekuatan manusia dalam
menghasilkan perbuatan-perbuatannya. manusia dipandang mempunyai Qudrat atau
kekuatan untuk melaksanakan kehendaknya, dan bukan berasal dari pengertian bahwa
manusia terpaksa tunduk kepada Qadar atau pada Tuhan. Aliran ini merupakan aliran
yang suka mendahulukan akal dan pikiran dari pada prinsip ajaran Al-Qur’an dan
hadits sendiri. Al-Qur’an dan Hadits mereka tafsirkan berdasarkan logika semata-
mata. Dari sini bisa disimpulkan bahwa aliran ini tampak tidak mempercayai adanya
takdir
5
Doktrin-doktrin Aliran Qadariyah
e. Aliran Jabariyah
Tokoh-tokoh aliran Jabbariyah : Al-Ja‟ad bin Dirham, Jahm bin Sofwan, Adh-Dhirar,
Husain bin Muhammad al-Najjar.
Doktrin-doktrin jabbariyah
6
f. Aliran Maturidiyah
Jika dilihat dari metode berpikir dari aliran Maturidiyah, aliran ini merupakan aliran
yang memberikan otoritas yang besar kepada akal manusia, tanpa berlebih-lebihan
atau melampaui batas, maksudnya aliran Maturidiyah berpegang pada keputusan akal
pikiran dalam hal-hal yang tidak bertentangan dengan syara'. Sebaliknya jika hal itu
bertentangan dengan syara', maka akal harus tunduk kepada keputusan syara'.
Berdasarkan prinsip pendiri aliran Maturidiyah mengenai penafsiran Al-Qur'an yaitu
kewajiban melakukan penalaran akal disertai bantuan nash dalam penafsiran Al-
Qur'an. Dalam menfsirkan Al-Qur'an al-Maturidi membawa ayat-ayat yang
mutasyabih (samar maknanya) pada makna yang muhkam (terang dan jelas
pengertiannya). Ia menta'wilkan yang muhtasyabih berdasarkan pengertian yang
ditunjukkan oleh yang muhkam. Jika seorang mikmin tidak mempunyai kemampuan
untuk menta'wilkannya, maka bersikap menyerah adalah lebih selamat.
Tokoh-tokoh aliran Maturidiyah : bu al-Yusr Muhammad al-Badzawi, Al-Baqillani
dan Al-Juwaini
Janji dan ancaman tuhan tidak boleh tidak mesti berlaku kelak
Ahlussunnah berarti penganut atau pengikut sunnah Nabi Muhammad SAW, dan
jemaah berarti sahabat nabi. Jadi Ahlus Sunnah wal Jama’ah mengandung arti
“penganut Sunnah (ittikad) nabi dan para sahabat beliau. Ahlussunnah sering juga
disebut dengan Sunni dapat di bedakan menjadi 2 pengertian, yaitu khusus dan umum,
Sunni dalam pengertian umum adalah lawan kelompok Syiah, Dalam pengertian ini,
Mu’tazilah sebagai mana juga Asy’ariyah masuk dalam barisan Sunni. Sunni dalam
pengertian khusus adalah mazhab yang berada dalambarisan Asy’ariyah dan
merupakan lawan Mu’tazilah.
7
Tokoh-tokoh aliran Ahlus Sunnah wal Jama’ah : Imam Ahmad bin Hanbal, Ibn
Taimiyah, Muhammad Ibn Abdul Wahhab, Abu Musa al-Asy’ari, Abu Mansyur al-
Maturidi.
Manusia mempunyai daya usaha dan ikhtiyar atas perbuatannya yang ikhtiyariyah
dengan tidak terlepas dari sifat Qudrat dan Iradat Allah.
Manusia mempunyai daya usaha dan ikhtiyar atas perbuatannya yang ikhtiyariyah
dengan tidak terlepas dari sifat Qudrat dan Iradat Allah.
Segala sesuatu yang wujud dapat dilihat, Allah yang wujud pun dapat dilihat di
akhirat.
h. Aliran Mu’tazilah
Secara harfiah kata Mu’tazilah berasal dari i’tazala yang berarti berpisah atau
memisahkan diri, yang berarti juga menjauh atau menjauhkan diri. aliran mu'tazilah
menggunakan akal ketika menetapkan suatu hukum. Ciri utama yang membedakan
aliran ini dari aliran teologi Islam lainnya adalah pandangan-pandangan teologisnya
lebih banyak ditunjang oleh dalil-dalil ‘aqliah (akal) dan lebih bersifat filosofis,
sehingga sering disebut “aliran rasionalis Islam”
Doktrin-doktrin Mu’tazilah
Tuhan wajib berlaku adil dan mustahil berbuat zalim kepada hambanya.
8
Bagi Mu’tazilah, orang yang berdosa besar bukan termasuk kafir dan bukan
pula mu’min, tetapi berada di antara keduanya.
BAB III
PENUTUP
Ilmu kalam terdiri dari banyak aliran, diantaranya ialah aliran Syiah, Sunni, Kwarij
dan masih banyak lagi. Jika ada orang yang mencari-cari manakah di antara aliran di atas
yang paling benar, jawabannya tergantung dari aliran manakah orang tersebut berasal.
Akan tetapi, lebih arif jika umat Islam menyikapi perbedaan itu sebagai rahmat Allah
SWT. Mari kita biarkan perbedaan-perbedaan aliran dalam Islam sebagai bentuk toleransi.
Bukankah lebih baik kita saling menghargai pendapat orang lain dari pada bertengkar yang
menyebabkan kita lalai beribadah kepada Allah SWT. Tidak ada kebenaran, kecuali Allah
SWT yang mengetahuinya.
9
DAFTAR PUSTAKA
Basri,Hasan dan Yahya,Murif dan Priatna,Tedi.2006.Ilmu Kalam Sejarah dan Pokok Pikiran Aliran-
Aliran , Bandung: Azkia Pustaka Utama.
Susanti,Eri.2018.” Aliran Aliran Dalam Pemikiran Kalam”. Jurnal Ad-Dirasah: Jurnal Hasil
Pembelajaran Ilmu-ilmu Keislaman. Vol. 1, No. 1.
10