Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

“ PEREKONOMIAN INDONESIA“
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas

mata kuliah Perekonomian Indonesia

Dosen: Prof. Dr. Hj. Cicih Ratnasih, SE, MM

Disusun Oleh :

Ririn Mulyasari

15620002

MANAJEMEN/EKONOMI

UNIVERSITAS BOROBUDUR
JAKARTA, 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah Perekonomian
Indonesia yang saya susun yaitu tentang “ Perekonomian Indonesia “ ini dengan baik
meskipun banyak kekurangan didalamnya . Dan juga saya berterima kasih kepada Ibu Prof.
Dr. Hj. Cicih Ratnasih, SE, MM selaku dosen yang telah memberikan tugas ini kepada saya.

Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam pengembangan wawasan tentang
Perekonomian Indonesia. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah saya buat di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.

Jakarta , Januari 2019

i
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..........................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………………......2
1.3 Tujuan Penulisan …………………………………………………………………....2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sistem Ekonomi Indonesia ..........................................................................................3


2.2 Sejarah Ekonomi Indonesia .........................................................................................5
2.3 Pertumbuhan dan Perubahan Sruktur Ekonomi ..........................................................9
2.4 Krisis Ekonomi ..........................................................................................................10
2.5 Kemiskinan dan Kesenjangan Pendapatan .................................................................12
2.6 Kebijakan Fiskal dan Moneter Serta Utang Luar Negeri ...........................................15
2.7 Pelaku Ekonomi .........................................................................................................16
2.8 Pembangunan Ekonomi Inklusif ...............................................................................17
2.9 Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 ..........................................................................19
2.10 Tantangan Ekonomi Bagi Presiden Jokowi ..............................................................21

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ……………………………………………..………………..................23

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Masalah ekonomi merupakan masalah mendasar yang terjadi disemua negara.
Oleh karena itu, dalam menyikapi permasalahan ekonomi tiap negara, masing-masing
negara menganut sistem ekonomi yang sesuai dengan kondisi dan ideologi negara
yang bersangkutan. Sistem menurut Chester A. Bernard, adalah suatu kesatuan yang
terpadu, yang di dalamnya terdiri atas bagian-bagian dan masing-masing bagian
memiliki ciri dan batas tersendiri. Suatu sistem pada dasarnya adalah “organisasi
besar” yang menjalin berbagai subjek (atau objek) serta perangkat kelembagaan
dalam suatu tatanan tertentu. Subjek atau objek pembentuk sebuah sistem dapat
berupa orang-orang atau masyarakat, untuk suatu sistem sosial atau sistem
kemasyarakatan dapat berupa makhluk-makhluk hidup dan benda alam, untuk suatu
sistem kehidupan atau kumpulan fakta, dan untuk sistem informasi atau bahkan
kombinasi dari subjek-subjek tersebut.
Perangkat kelembagaan dimaksud meliputi lembaga atau wadah tempat subjek
(objek) itu berhubungan, cara kerja dan mekanisme yang menjalin hubungan subjek
(objek) tadi, serta kaidah atau norma yang mengatur hubungan subjek (objek) tersebut
agar serasi. Kaidah atau norma yang dimaksud bisa berupa aturan atau peraturan, baik
yang tertulis maupun yang tidak tertulis, untuk suatu sistem yang menjalin hubungan
antar manusia. Secara toritis, pengertian sistem ekonomi dapat dikatakan sebagai
perpaduan dari aturan-aturan atau cara-cara yang menjadi satu kesatuan dan
digunakan untuk mencapai tujuan dalam perekonomian. Sedangkan menurut Gilarso (
1992:486 ) sistem ekonomi adalah keseluruhan cara untuk mengordinasikan perilaku
masyarakat (para konsumen, produsen, pemerintah, bank, dan sebagaiannya) dalam
menjaankan kegiatan ekonomi (produksi, distribusi, konsumsi, investasi, dan
sebagaiannya) sehingga menjadi satu kesatuan yang teratur dan dinamis, dan
kekacauan dapat dihindari. Lalu menurut McEachren, sistem ekonomi dapat diartikan
sebagai seperangkat mekanisme dan institusi untuk menjawab pertanyaan apa,
bagaimana, dan untuk siapa barang dan jasa diproduksi.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Seperti Apa Sistem Ekonomi Di Indonesia ?
2. Seperti Apa Sejarah Ekonomi Di Indonesia ?
3. Bagaimana Pertumbuhan dan Perubahan Struktur Ekonomi ?
4. Apa Itu Krisis Ekonomi ?
5. Bagaimana Kemiskinan dan Kesenjangan Pendapatan Terjadi ?
6. Apa Itu Kebijakan Fiskal dan Moneter Serta Utang Luar Negeri ?
7. Siapa Saja Pelaku – Pelaku Ekonomi ?
8. Apa yang dimaksud dengan Pembangunan Ekonomi Insklusif ?
9. Apa saja yang terjadi pada masyarakat Ekonomi ASEAN ?
10. Apa Saja Tantangan Ekonomi Bagi Presiden Jokowi ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dan memahami mengenai Sistem Ekonomi di Indonesia.
2. Untuk mengetahui Sejarah Ekonomi Indonesia.
3. Untuk mengetahui Bagaimana Pertumbuhan dan Perubahan Struktur Ekonomi.
4. Untuk mengetahui dan memahami apa itu Krisis Ekonomi.
5. Untuk mengetahui Bagaimana Kemiskinan dan Kesenjangan Pendapatan Terjadi.
6. Untuk mengetahui dan memahami apa itu Kebijakan Fiskal dan Moneter Serta
Utang Luar Negeri.
7. Untuk mengetahui Siapa Saja Pelaku – Pelaku Ekonomi.
8. Untuk mengetahui dan memahami apa itu Pembangunan Ekonomi Inklusif.
9. Untuk mengetahui dan memahami apa saja yang terjadi pada Masyarakat
Ekonomi ASEAN.
10. Untuk mengetahui apa saja Tantangan Ekonomi Bagi Presiden Jokowi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 SISTEM EKONOMI INDONESIA


2.1.1 Pengertian Sistem Ekonomi
Sistem ekonomi adalah suatu sistem yang mengatur serta menjalin hubungan
ekonomi antar manusia dengan seperangkat kelembagaan dalam suatu tatanan
kehidupan. Sedangkan menurut Sheridan (1998), Sistem Ekonomi adalah cara
manusia melakukan kegiatan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan atau memberikan
kepuasan pribadinya.
2.1.2 Sistem – Sistem Ekonomi
1. Sistem ekonomi kapitalis
Sistem ekonomi kapitalis adalah suatu sistem ekonomi dimana kekayaan
yang produktif terutama dimiliki secara pribadi dan produksi terutama
dilakukan untuk dijual.
Terdapat 6 asas yang dapat dilihat sebagai ciri dari sistem ekonomi kapitalis,
sebagai berikut :
- Hak Milik Pribadi.
Dalam sistem ekonomi kapitalis alat – alat produksi atau sumber daya
ekonomi seperti SDA, Modal dan Tenaga Kerja dimiliki oleh individu dan
lembaga – lembaga swasta.
- Kebebasan Berusaha dan Kebebasan Memilih.
Kebebasan berusaha adalah kegiatan produksi dapat dengan bebas
dilakukan oleh siapa saja yang mempunyai inisiatif. Sedangkan kebebasan
memilih adalah menyangkut kedaulatan konsumen dan kebebasan
pengusaha dalam memperoleh sumber daya ekonomi untuk memproduksi
suatu produk yang dipilihnya sendiri, agar dapat dijual dengan tujuan
mencari keuntungan yang maksimum.
- Motif Kepentingan Diri Sendiri.
Kekuatan utama dari sistem ekonomi kapitalis adalah motivasi individu
untuk memenuhi kepentingan/keuntungan diri sendiri.

3
- Persaingan.
Setiap individu atau pelaku ekonomi swasta, baik pembeli maupun
pengusaha, dengan motivasi mencari keuntungan yang maksimum bebas
bersaing di pasar dengan kekuatan masing – masing.
- Harga di Tentukan Oleh Mekanisme Pasar.
Segala keputusan yang diambil oleh pengusaha (Penjual) dan Konsumen
(Pembeli) dilakukan melalui sistem pasar yang dimana tingkat harga dan
jumlah produksi yang terjual ditentukan sepenuhnya oleh kekuatan
permintaan dan penawaran.
- Peranan Terbatas Pemerintah.
Pemerintah masih mempunyai peran dalam sistem ekonomi kapitalis guna
membatasi berbagai kebebasan individu.
2. Sistem Ekonomi Sosialis
Sistem ekonomi sosialis kebalikan dari sistem ekonomi kapitalis. Bagi
kalangan sosialis, pasar justru harus dikendalikan melalui perencanaan
terpusat. Adanya berbagai distorsi dalam mekanisme pasar, menyebabkannya
tidak mungkin bekerja secara efisien. Oleh karena itu, pemerintah atau negara
harus turut aktif bermain dalam perekonomian.
Sistem ekonomi sosialis dibagi menjadi dua sub-sistem, yaitu :
- Sistem ekonomi sosialis komando (Marxis)
Dimana seluruh uni ekonomi baik sebagai produsen, konsumen maupun
pekerja tidak diperkenankan untuk mengambil keputusan secara sendiri –
sendiri yang menyimpang dari komando otoritas tertinggi, yaitu partai.
- Sistem ekonomi sosialis demokrat
Kekuasaan otoritas tertinggi jauh berkurang. Di satu pihak ada kebebasan
individu seperti dalam sistem ekonomi kapitalis dan dipihak lain berbeda
dengan sistem ekonomi kapitalis.
Terdapat 6 kriteria sistem ekonomi sosialis demokrat, yaitu :
 Ada kebebasan individu dan sekaligus kebijaksanaan perlindungan
usaha, persaingan diantara perusahaan – perusahaan kecil maupun
menengah harus dikembangkan.
 Prinsip – prinsip kemerataan sosial menjadi tekad warga masyarakat.

4
 Kebijaksanaan siklus bisnis dan kaitannya dengan pertumbuhan
ekonomi.
 Kebijaksanaa pertumbuhan menciptakan kerangka hukum dan prasarana
yang terkait dengan pembangunan ekonomi.
 Kebijakan struktural.
 Konformitas pasar dan persaingan.
3. Sistem Ekonomi Campuran
Sistem ekonomi campuran adalah sistem yang mengandung beberapa
elemen dari sistem ekonomi kapitalis dan sistem ekonomi sosialis. Dalam
sistem ekonomi campuran dimana kekuasaan serta kebebasan berjalan secara
bersamaan walau dalam kadar yang berbeda – beda.
4. Sistem Ekonomi Indonesia
Sistem ekonomi Indonesia termasuk sistem ekonomi campuran disesuaikan
dengan UUD 1945 sebelum diamandemen tahun 2000 yaitu sistem ekonomi
pancasila dan ekonomi dengan menitikberatkan pada koperasi terutama pada
masa orde lama sebelum tahun 1996 dan hingga kini masih berkembang dalam
masa pemerintahan Indonesia Baru (1999) setelah berjalannya masa reformasi
muncul pula istilah ekonomi kerakyatan. Tetapi inipun belum banyak dikenal,
karena hingga kini yang masih banyak dikenal masyarakat adalah sistem
ekonomi campuran, yaitu sistem ekonomi Pancasila, disamping ekonomi yang
menitikberatkan kepada peran koperasi dalam perekonomian indonesia.
Namun dalam beberapa tahun belakangan ini, sistem ekonomi Indonesia
cenderung semakin kapitalis dengan keikutsertaannya dalam upaya liberalisasi
perdagangan internasional.

2.2 SEJARAH EKONOMI INDONESIA


2.2.1 Pemerintahan Orde Lama
Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia Memproklamasikan
kemerdekaannya. Namun demikian, tidak berarti dalam praktiknya indonesia
sudah bebas dari belanda dan bisa memberi perhatian sepenuhnya pada
pembangunan ekonomi. Selama pemerintahan orde lama, keadaan
perekonomian Indonesia sangat buruk: walau sempat mengalami pertumbuhan
dengan laju rata – rata per tahun hampir 7% selama dekade 1950-an, dan setelah

5
itu turun drastis menjadi rata – rata per tahun hanya 1,9% atau bahkan nyaris
mengalami stagflasi selama tahun 1965-1966. Tahun 1965 dan 1966 laju
pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto (PDB) masing – masing
hanya sekitar 0,5% dan 0,6%.
2.2.2 Pemeritahan Orde Baru
Sejak bulan Maret 1966, Indonesia memasuki pemerintahan orde baru.
Dalam era orde baru ini perhatian pemerintah lebih ditujukan pada peningkatan
kesejahteraan masyarakat lewat pembangunan ekonomi dan sosial di tanah air.
Pemerintahan orde baru menjadi kembali hubungan baik dengan pihak barat dan
menjauhi pengaruh ideologi komunis. Indonesia juga kembali menjadi anggota
PBB dan lembaga – lembaga dunia lainnya seperti Bank Dunia dan IMF.
Pada era orde baru, Proses pembangunan berjalan sangat cepat dengan
laju pertumbuhan rata – rata per tahun yang cukup tinggi, jauh lebih baik dari
pada selama orde lama, dan juga relatif tinggi daripada laju rata – rata
pertumbuhan ekonomi dari kelompok NB. Pada bulan April1969, PDB
Indonesia tercatat 2,7 triliun rupiah pada harga berlaku atau 4,8 triliun rupiah
pada harga konstan, dan pada tahun 1990 menjadi 188,5 triliun rupiah pada
harga berlaku atau 112,4 triliun rupiah pada harga konstan. Selama periode
1969-1990 laju pertumbuhan PDB pada harga konstan rata – rata per tahun di
atas 7%.
2.2.3 Pemerintahan Transisi
Pada tanggal 14 dan 15 mei 1997 nilai tukar bath thailand terhadap dolar
AS mengalami suatu goncangan hebat akibat para investor asing yang
mengambil keputusan jual. Apa yang terjadi di thailand akhirnya merembet ke
indonesia dan beberapa negara asia lainnya, hal itu merupakan awal krisis
keuangan di Asia. Rupiah Indonesia mulai terasa goyang sekitar bulan Juli
1997, dari Rp 2.500 menjadi Rp 2.650 per dolar AS. Sejak saat itu, posisi mata
uang Indonesia mulai tidak stabil sampai pada bulan Maret 1998 nilai rupiah
menapai Rp 10.550 per dolar AS, walaupun sebelumnya, antara bulan januari
februari sempat menembus Rp 11.000 per dolar AS.
Pada 8 Oktober 1997 pemerintah Indonesia akhirnya menyatakan secara
resmi akan meminta bantuan keuangan dari IMF, namun bukannya semakin
membaik, Nilai tukar Rupiah semakin naik hingga mencapai Rp 15.000 per
dolar AS.

6
Krisis rupiah yang menjelma menjadi suatu krisis ekonomi, akhirnya juga
memunculkan suatu krisis politik yang dapat dikatakan terbesar dalam sejarah
Indonesia sejak tahun 1945. Krisis politik tersebut diawali dengan penembakan
oleh tentara terhadap empat mahasiswa Universitas Trisakti pada Tanggal 13
Mei 1998. Kemudian pada tanggal 14 dan 15 Mei Kota Jakarta dilanda suatu
kerusuhan yang juga dapat dikatakan paling besar dan paling sadis yang pernah
dialami indonesia. Pada bulan Mei DPR untuk pertama kalinya dalam sejarah
dikuasai/diduduki oleh ribuan mahasiswa/siswi dari puluhan perguruan tinggi
dari jakarta dan luar jakarta yang menghasilkan keberhasilan yaitu Presiden
Soeharto Mengundurkan diri dan diganti oleh wakilnya BJ. Habibie. Pada
awalnya pemerintahan yang dipimpin BJ Habibie disebut pemerintahan orde
baru, namun masyarakat mulai melihat bahwa sebenarnya pemerintahan baru ini
tidak berbeda dengan pemerintahan sebelumnya. Akhirnya, banyak kalangan
masyarakat lebih suka menyebutnya pemerintahan transisi daripada pemerinta
reformasi.
2.2.4 Pemerintahan Reformasi Hingga Kabinet Joko Widodo
Pada pertengahan tahun 1999 dilakukanya pemilihan umum, K.H
Abdurrachman Wahid terpilih menjadi presiden RI ke empat. Dalam hal
ekonomi, dibandingkan tahun sebelumnya, kondisi perekonomian Indonesia
mulai menunjukan adanya perbaikan. Laju pertumbuhan PDB Mulai positif
walau tidak jauh dari 0% dan pada tahun 2000 proses pemulihan perekonomian
Indonesia jauh lebih baik lagi dengan laju pertumbuhan hampir mencapai 5%.
Selain PDB, Laju Inflasi dan tingkat suku bunga juga rendah yang
mencerminkan bahwa kondisi moneter di dalam negeri sudah mulai stabil. Akan
tetapi, ketenangan masyarakat tidak berlangsung lama, Gus Dur cenderung
bersikap diktator dan praktik KKN dilingkungannya semakin intensif. Selain itu
hubungan pemerintah Indonesia dengan IMF juga tidak baik.
Setelah Gus Dur turun, Megawati menjadi predisen Indonesia yang ke
lima. Pemerintahan Megawati mewarisi kondisi perekonomian Indonesia yang
jauh lebih buruk dari masa pemerintahaan Gus Dur. Meskipun IHSG dan nilai
tukar rupiah meningkat cukup signifikan sejak diangkatnya megawati menjadi
presiden namun posisinya belum kembali pada tingkat pada saat saat Gus Dur
terpilih menjadi presiden. Inflasi yang dihadapi “ Kabinet Gotong Royong”
pimpinan megawati juga sangat berat, namun demikia, dalam era megawati

7
kinerja ekonomi Indonesia menunjukan perbaikan, paling tidak dilihat dari laju
pertumbuhan PDB.
Pada awal – awal pemerintahan SBY, rakyat indonesia, pelaku usaha luar
dan dalam negeri maupun negara – negara donor serta lembaga – lembaga dunia
sempat optimis bahwa kinerja 5 tahun kedepan akan jauh lebih baik, bahkan
kabinet SBY dan lembaga – lembaga dunia tersebut menargetkan pertumbuhan
ekonomi Indonesia tahun 2005 akan berkisar sedikit diatas 6%. Namun pada
pertengahan kedua tahun 2005, ekonomi indonesia diguncang oleh dua
peristiwa yang tak terduga sama sekali, yakni naiknya harga BBM di pasar
Internasional dan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap Dolar AS, dua hal
tersebut membuat realisasi pertumbuhan PDB tahun 2005 lebih rendah dari
target yang telah ditentukan sebelumnya. Kenaikan harga BBM di pasar dunia
jelas membuat defisit APBN tambah besar karena ketergantungan Indonesia
terhadap impor BBM semakin besar. Kenaikan harga minyak ini juga menjadi
salah satu penyebab terus melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS,
melemahnya rupiah akan membuat ekspor Indonesia meningkat sedangkan
impornya berkurang. Kombinasi antara kenaikan BBM dan melemahnya nilai
rupiah akan berdampak pada peningkatan laju inflasi.pada periode 2008-2009
terjadi krisis ekonomi global yang berawal dari krisis keuangan di AS dan
merembet ke sejumlah negara maju lainnya.
Pada periode kedua pemerintahan SBY (2009-2014), Indonesia kembali
menghadapi sebuah krisis ekonomi yang juga bersumber dari luar yakni krisis
ekonomi di sejumlah negara anggota masyarakat Eropa. Goncangan terakhir
cukup serius yang dihadapi pemerintahan SBY pada tahun 2013 adalah
depresiasi rupiah yang mulai terjadi sejak bulan agustus dan terus berlangsung
secara bertahap hingga awal tahun 2014 posisi rupiah tetap melemah di atas Rp
12.000 per dolar AS. Dari sudut pandang masyarakat, memang di tataran makro
SBY berhasil dengan pertumbuhan ekonomi yang tetap positif dan berhasil
memperkuat posisi Indonesia di dalam pergaulan dunia.
Pada tahun 2014 presiden Jokowi terpilih menjadi presiden dan mewarisi
perekonomian Indonesia dari SBY dalam kondisi yang tidak terlalu baik,
diantaranya APBN untuk 2015 yang defisit dengan ruang fiskal yang sempit,
berarti stimulus perekonomian nasional dalam era jokowi, khususnya pada
tahun – tahun pertama pemerintahannya akan lemah, yang selanjutnya laju

8
pertumbuhan ekonomi Indonesia kedepan akan juga lemah. Memang presiden
Jokowi memiliki program penguatan kapasitas fiskal, namun program prioritas
tersebut belum disertai target – target yang jelas, paling tidak hingga bulan
pertama pemerintahannya belum diumumkan ke publik.

2.3 PERTUMBUHAN DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI


2.3.1 Pertumbuhan Ekonomi
1. Konsep Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan kondisi
utama atau suatu keharusan bagi kelangsungan pembangunan ekonomi dan
peningkatan kesejahteraan. Jumlah penduduk bertambah setiap tahun,
sehingga dengan sendirinya kebutuhan konsumsi sehari – hari juga
bertambah setiap tahun, maka dibutuhkan penambahan pendapatan setiap
tahun.
2. Sumber – sumber Pertumbuhan
Pertumbuhan ekonmi bisa bersumber dari pertumbuhan permintaan agregat
atau pertumbuhan penawaran agregat. Dari sisi permintaan agregat,
peningkatannya di dalam ekonomi bisa terjadi krena PN, yang terdiri atas
permintaan masyarakat (Konsumen), perusahaan, dan pemerintahan
meningkat.
2.3.2 Analisis Empiris
Jika dilihat sejak awal era pemerintahan orde baru hingga sekarang, dapat
dikatakan bahwa proses perubahan struktur ekonomi Indonesia cukup pesat.
Pada tahun 1970, nilai output atau nilai tambah bruto (NTB) dari sektor
pertanian, peternakan, kehutanan, dan Perikanan menyumbang sekitar 45%
terhadap pembentukan PDB, dan pada dekade 1990-an sudah dibawah 20%.
Namun, dalam beberapa tahun belakangan ini, sumbangan output di sektor
pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan terhadap pembentukan PDB
cenderung meningkat. Jika dibandingkan dengan negara – negara anggota
ASEAN lainnya. Khususnya negara – negara agraris seperti indonesia, proses
perubahan struktur ekonomi indonesia yang direflesikan oleh penurunan
konstribusi output pertanian terhadap pembentukan PDB nasional kelihatannya
relatif lambat.

9
Untuk sektor industri, Indonesia persentase kenaikan andil dari output
yang dihasilkannya dalam pembentukan PDB selama periode yang sama juga
tidak terlalu pesat. Struktur PDB juga dapat dikaji dari sisi penyebaran
kesempatan kerja/tenaga kerja yang bekerja menurut sektor ekonomi.
Jika dilihat pada perkembangan jangka panjang sejak tahun 1995 hingga
tahun 2012, dari jumlah orang yang bekerja di sektor pertanian dibandingkan di
sektor industri pengolahan, tren dari sektor pertama tersebut tidak menunjukan
menurun, terkecuali ada kecenderungan sejak awal tahun 2000-an. Mungkin
yang paling bagus untuk mengukur intensitas dari perubahan struktur ekonomi
dari sisi kesempatan kerja adalah sumbangan dari sektor pertanian terhadap
jumlah penciptaan kesempatan kerja di dalam ekonomi. Semakin kecilnya
pangsa PDB dari sektor pertanian relatf terhadap sekor – sektor ekonomi non-
primer lainnya bukan berarti bahwa volume produksi di sektor pertanian
berkurang setiap tahun.

2.4 KRISIS EKONOMI


2.4.1 Jenis Krisis Ekonomi dan Jalur Transmisi Dampaknya
Berikut tipe krisis ekonomi yang mana dunia atau banyak negara pernah
mengalaminya dalam 50 tahun belakangan ini:
1. Krisis Produksi
Krisis produksi adalah termasuk tipe krisis ekonomi yang bersumber dari
dalam negeri. Krisis tersebut bisa dalam bentuk penurunan produksi
domestik secara mendadak dari sebuah (atau sejumlah) komoditas pertanian,
misalnya, padi/beras.
Dalam tipe ini, jalur – jalur transmisi dampaknya terhadap kemiskinan
adalah perubahan – perubahan dalam harga (inflasi), jumlah kesempatan
kerja dan tingkat pendapatan.
2. Krisis Perbankan
Dampak langsung atau fase pertama dari efek krisis perbankan adalah
kesempatan kerja dan pendapatan menurun di subsetor keuangan tersebut.
Pada fase kedua, krisis perbankan merembet ke perusahaan – perusahaan
yang sangat bergantung pada sektor perbankan dalam pembiayaan kegiatan
– kegiatan produksi/bisnis mereka.

10
Dalam tipe krisis ekonomi ini, jalur – jalur transmisi paling utama lewat
mana krisis tersebut berdampak pada tingkat kemiskinan yakni perubahan
dalam arus kredit dari perbankan ke dunia usaha atau tingkat suku bunga
pinjaman, volume produksi (output), jumlah kesempatan kerja, dan tingkat
pendapatan masyarakat.
3. Krisis Nilai Tukar
Suatu perubahan kurs dari sebuah mata uang, misalnya rupiah terhadap
dolar AS dianggap krisis apabila kurs dari mata uang tersebut mengalami
penurunan atau depresiasi yang sangat besar yang prosesnya mendadak atau
berlangsung terus – menerus yang membentuk sebuah tren yang meningkat.
Dampak langsung dari perubahan tersebut adalah pada ekspor dan impor.
Dalam tipe krisis ekonomi ini, jalur – jalur transmisi kuncinya adalah
perubahan – perubahan dalam volume ekspor dan impor, sedangkan jalur
sekundernya adalah perubahan – perubahan dalam volume produksi, jumlah
kesempatan kerja, tingkat pendapatan dan laju inflasi.
4. Krisis Perdagangan
Dalam hal krisis – krisis ekonomi yang berasal dari sumber – sumber
eksternal, ada dua jalur utama yaitu jalur perdagangan dan investasi/arus
modal. Didalam jalur perdagangan itu sendiri ada dua sub-jalur, yaitu ekspor
dan impor.
Dalam kasus ini, jalur – jalur transmisi paling utama adalah perubahan –
perubahan dalam output, inflasi dan kesempatan kerja.
5. Krisis modal
Suatu pengurangan modal di dalam negeri dalam jumlah besar atau
penghentian bantuan serta pinjaman luar negeri akan menjadi sebuah krisis
ekonomi bagi banyak negara miskin di dunia, seperti Afrika dan Asia
Tengah yang ekonomi mereka selama ini sangat tergantung pada ULN atau
hibah internasional.
Dalam kasus ini, jalur – jalur transmisi memiliki dampak utama, yakni
perubahan – perubahan dalam jumlah investasi, khususnya investasi jangka
panjang, volume produksi, dan jumlah tenaga kerja yang bekerja.

11
2.4.2 Analisis Empiris
1. Krisis Keuangan Asia 1997-1998
Krisis Keuangan Asia muncul sekitar pertengahan tahun 1997 dan mencapai
klimaksnya, pada tahun 1998 dipicuh awalnya oleh larinya modal, terutama
modal asing jangka pendek. Dari Thailand, secara tiba – tiba dan dalam
jumlah yang tidak kecil, cukup kuat untuk membuat banyak investor dan
pengusaha gugup dalam menanggapinya. Pelarian tersebut mengakibatkan
nilai tukar bath terhadap dolar AS terdepresiasi dalam jumlah yang besar.
Dalam jangka waktu yang tidak lama, hal yang sama juga terjadi di negara
tetangga dan tentunya Indonesia, yang membuat nilai tukar rupiah terhadap
dolar AS melemah.
2. Krisis Ekonomi Global 2008-2009
Krisis ekonomi global 2008-2009 dipicuh oleh suatu krisis keuangan yang
besar di AS pada tahun 2007 dan melalui keterkaitan keuangan global, krisis
tersebut menjalar ke sebagian besar dunia, terutama negara – negara maju
seperti jepang dan UE yang secara ekonomi dan keuangan sangat
terintegritas dengan AS.
3. Krisis Utang Zona Euro
Berakhirnya krisis ekonomi global pada periode 2008-2009, ekonomi zona
euro (ZE), yakni 17 negara anggota Uni Eropa yang tergabung dalam mata
uang tunggal euro, sudah mulai menunjukan gejalah akan mengalami sebuah
krisis besar karena masalah utang yunani yang tidak terbayarkan. Mengenai
dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, sejumlah lembaga
memberikan angka – angka prediksi yang berbeda dan terus dilakukan
revisi.

2.5 KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN


Tingkat kemiskinan dan ketimpangan yang besar dalam distribusi pendapatan
(kesenjangan ekonomi) dan tingkat kemiskinan merupakan dua masalah besar di
banyak negara berkembang, tak terkecuali Indonesia
2.5.1 Hubungan antara Pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskinan
1. Teori Utama
Besarnya kemiskinan dapat diukur dengan atau tanpa mengacu kepada garis
kemiskinan. Konsep yang mengacu kepada garis kemiskinan disebut

12
kemiskinan relatif, sedangkan konsep yang pengukurannya tidak didasarkan
pada garis kemiskinan disebut kemiskinan absolut.
2. Sejumlah Indikator
Besar kecilnya kemiskinan di suatu wilayah bisa dilihat atau diketahui
dengan memakai sejumlah alat ukur yang umum disebut sebagai indikator –
indikator kemiskinan. Berikut indikator – indikator utama kemiskinan:
 Pendapatan/Konsumsi per Minggu/Bulan/tahun
Yang paling umum digunakan untuk mengukur apakah seseorang itu
miskin atau tidak adalah jumlah pendapatan dari hasil kerja/usaha rata –
rata per minggu atau bulan atau per tahun.
 Aset
Jumlah atau nilai aset, seperti tanah, rumah/gedung, dan aset – aset lainnya
yang bergerak juga bisa digunakan sebagai salah satu indikator
kemiskinan. Banyak orang di perdesaan atau bahkan di kota – kota besar
di Indonesia tidak memiliki pekerjaan tetap dan tinggal di rumah
kontrakan yang sangar kecil, namun kampung asal mereka mempunyai
tanah yang tetapi tidak dimanfaatkan untuk menghasilkan kapital.
 Total Kekayaan
Jumlah kekayaan seseorang adalah per definisi jumlah dari semua aset
yang dimiliki orang itu ditambah dengan jumlah pendapatan yang
didapatnya dari segala sumber, termasuk sebagai pekerja atau pegawai.
 Makanan yang Dikonsumsi
Menyoroti makanan sebagai salah satu indikator kemiskinan harus
terutama melihat pada dua hal, yakni porsi dan kualitas dari makanan yang
dikonsumsi.
 Tempat Tinggal
Tempat tinggal bisa dalam arti rumah dan lokasi dimana rumah itu berada.
Yang harus difokuskan adalah bentuk dan kualitas.
 Pendidikan Formal
Pendidikan formal merupakan salah satu aspek penting dari kemiskinan
yang dilihat tidak hanya tingkatnya, tetapi kualitasnya. Yang bisa
digunakan sebagai indikator – indikator kemiskinan dari aspek pendidikan.
 Infrastruktur Dasar Rumah Tangga

13
Yang dimaksud dengan infrastruktur dasar rumah tangga adalah seperti air
bersih, sanitasi layak, listrik yang cukup, telekomunikasi, dan transportasi
yang baik.
 Kesehatan
Seperti halnya pendidikan, kesehatan juga dilihat sebagai salah satu aspek
penting dari kemiskinan.
2.5.2 Hubungan Antara Pertumbuhan Ekonomi dan Tingkat Kesenjangan
Pendapatan
Data tahun 1970-an dan 1980-an mengenai pertumbuhan ekonomi
pendapatan di banyak negara berkembang, menunjukan seakan – akan ada suatu
kolerasi positif antara laju pertumbuhan ekonomi dengan tingkat kesenjangan
dalam distribusi pendapatan.
Sebagian besar dari studi – studi tersebut menunjukan bahwa relasi positif
antara pertumbuhan ekonomi dan pemerataan dalam distribusi PN pada periode
jangka pangjang hanya terbukti pada negara – negara maju.
2.5.3 Kebijakan Anti Kemiskinan
Kebijakan anti kemiskinan dan pemerataan distribusi pendapatan mulai
muncul sebagai salah satu kebijakan yang sangat penting dari lembaga –
lembaga dunia. Untuk mendukung strategi yang tepat dala memerangi
kemiskinan, diperlukan intervensi – intervensi pemerintah yang sesuai dengan
sasaran. Intervensi lainnya yang bisa dimasukan dalam kategori investasi jangka
pendek adalah manajemen lingkungan SDA. Intervensi Jangka menengah dan
panjang yang penting adalah sebagai berikut :
 Pembangunan/penguatan sektor swasta
 Kerja sama regional
 Manajemen pengeluaran pemerintah (APBN) dan administrasi
 Desentralisasi
 Pendidikan dan kesehatan
 Penyediaan air bersih dan pembangunan perkotaan
 Pembagian tanah pertanian yang merata

14
2.6 KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER SERTA UTANG LUAR NEGERI
2.6.1 Kebijakan Fiskal
1. Teori dan Model
Kebijakan ekonomi makro secara garis besar dapat dibedakan menjadi
kebijakan fiskal dan moneter, seperti juga ekonomi dapat dibagi menjadi
dua sektor, yakni sektor riil dan sektor monteter. Sektor riil menghasilkan
barang dan jasa sedangkan sektor moneter bisa dikatakan merupakan hasil
dari sektor riil dalam bentuk uang.
Di indonesia, kebijakan fiskal mempunyai dua prioritas. Prioritas pertama
adalah mengenai APBN dan masalah – masalah lainnya. Prioritas kedua
adalah mengatasi masalah stabilitas ekonomi makro, yang terkait dengan
antara lain laju pertumbuhan ekonomi, tingkat atau laju pertumbuhan inflasi,
jumlah kesempatan kerja/pengangguran dan saldo neraca pembayaran.
2. APBN
Dalam sejarah Indonesia, sejak orde baru hingga sekarang, sering kali
pemerintah berperan sebagai motor utama, jika tidak bisa dikatakan sebagai
satu – satunya penggerak perekonomian nasional. Mungkin bukti paling
nyata yang menunjukan besarnya peran pemerintah di dalam perekonomian
Indonesia selama ini adalah keberadaan APBN.
3. Defisit Anggaran
Salah satu indikator untuk mengukur sejauh mana peran pemerintah lewat
kebijakan fiskalnya dalam perekonomian Indonesia adalah tren
perkembangan defisit APBN atau umum disebut defisit anggaran
pemerintah. Menigkatnya defisit APBN bisa diartikan sebagai pertumbuhan
belanja/pengeluaran pemerintah pusat lebih pesat daripada peningkatan
pendapatannya yang membuat defisit APBN bertambah setiap tahun.
2.6.2 Kebijakan Moneter
1. Teori dan Model
Uang mempunyai peran sentral di dalam perekonomian modern. Terlalu
banyak uang beredar di masyarakat mengakibatkan terlalu banyak
permintaan. Jika produksi atau penawaran terbatas, maka tingkat inflasi
akan menigkat, dan laju inflasi yang terlalu tinggi akan berpengaruh negatif
terhadap pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, dapat dipahami betapa
pentingnya kebijakan moneter untuk menjaga kestabilan perederan uang.

15
2. Analisis Empiris
Arah kebijakan moneter Indonesia telah mengalami beberapa kali perubahan
dalam 20 tahun belakangan ini mengikuti perubahan kondisi perekonomian
di dalam negeri yang juga dipengaruhi oleh dinamika perekonomian global.
Sejak pertengahan kedua tahun 1997 hingga 1999, pada saat ekonomi
Indonesia mengalami krisis besar, diterapkan kebijakan moneter ketat yang
dikombinasikan dengan perubahan dalam sistem penentuan kurs rupiah arah
mekanisme pasar sepenuhnya.
2.6.3 Utang Luar Negeri (ULN)
1. Penyebab Utama: Suatu Perspektif Teori
Sejak krisis ULN dunia pada awal 1980-an, masalah ULN yang dialami oleh
banyak Negara berkembang tidak semakin baik. Banyak negara berkembang
semakin terjerumus ke dalam krisis ULN sampai negara – negara pengutang
besar terpaksa melakukan program – program penyesuaian struktural
terhadap ekonomi mereka atas desakan dari Bank Dunia dan IMF.
Tingginya ULN dari banyak negara berkembang disebabkan terutama
oleh tiga jenis defisit: defisit transaksi berjalan atau tanpa melihat komponen
lainnya dari transaksi berjalan, defisit neraca perdagangan yakni ekspor
lebih sedikit daripada impor, defisit investasi yakni dana yang dibutuhkan
untuk membiayai investasi di dalam negeri lebih besar daripada tabungan
nasional atau domestik dan defisit fiskal.

2.7 PELAKU – PELAKU EKONOMI


2.7.1 Latar Belakang Persoalan
Di dalam sistem perekonomian Indonesia dikenal ada tiga pilar utama
yang menyangga perekonomian. Ketiga pilar itu adalah badan usaha milik
negara (BUMN), badan usaha milik swasta (BUMS) dan koperasi, atau dapat
dikatakan bahwa didalam perekonomian nasional ada dua kelompok pelaku
ekonomi, yakni swasta dan pemerintah.
Peran dari pelaku – pelaku ekonomi tersebut di dalam perekonomian
Indonesia selama ini dapat dilihat dari sejumlah indikator, terutama dalam
sumbangannya terhadap pembentukan atau pertumbuhan PDB, kesempatan
kerja, dan peningkatan cadangan valuta asing terutama lewa ekspor, dan
sumbangannya terhadap keuangan pemerintah lewat pembayaran pajak.

16
2.7.2 Perusahaan – perusahaan Non Koperasi
Walaupun jumlah perusahaan skala besar, termasuk BUMN saat ini jauh
lebih banyak dibandingkan pada awal orde baru, namun masih jauh lebih kecil
dibandingkan dengan jumlah perusahaan skala mikro, kecil, dan menengah
(UMKM). Sejak krisis ekonomi 1997-1998, BUMN menjadi salah satu topik
perdebatan publik dan akademis karena di satu sisi, citra BUMN yang selama
ini buruk.
2.7.3 Koperasi
1. Sejarah Koperasi
Koperasi sebenarnya bukanlah organisasi usaha yang khas berasal dari
indonesia. Kegiatan berkoperasi dan organisasi koperasi pada mulanya
diperkenalkan di Inggris sekitar abad pertengahan. Pada waktu itu, misi
utama berkoperasi adalah untuk menolong kaum buruh dan petani yang
menghadapi masalah – masalah ekonomi dengan menggalang kekuatan
mereka sendiri. Ide koperasi ini kemudian menjalar ke AS dan negara –
negara lainnya di dunia.
Pada tahun 1995, gerakan koperasi menyelenggarakan kongres
koperasi di Manchester, Inggris dan melahirkan suatu landasan baru yang
dinamakan Internasional Cooperative Identity Statement (ICIS), yang
menjadi dasar tentang pengertian prinsip dan nilai dasar koperasi untuk
menjawab tantangan globalisasi dan liberalisasi ekonomi dan perdagangan.

2.8 PEMBANGUNAN EKONOMI INKLUSIF


2.8.1 Definisi
Pembangunan inklusif merupakan sebuah proses untuk memastikan bahwa
semua kelompok masyarakat yang terpinggirkan bisa terlibat sepenuhnya di
dalam proses pembangunan dan dipahami untuk merujuk pada sebuah
pertumbuhan ekonomi yang dibarengi dengan kesempatan – kesempatan
ekonomi yang sama bagi semua orang. Pembangunan ekonomi inklusif fokus
pada penciptaan kesempatan – kesempatan ekonomi dan aksesnya bagi semua
anggota masyarakat dari semua golongan, kelompok atau tingkatan, tidak hanya
bagi kaum miskin.

17
2.8.2 Strategi Pembangunan Inklusif Indonesia
1. Mencari Kebijakan – Kebijakan yang Tepat
Pada periode 1997-1998 Indonesia dilanda sebuah krisis ekonomi terbesar
yang Indonesia pernah alami sejak merdek tahun 1945, yang dikenal denga
sebutan krisis keuangan Asia. Walaupun selama orde baru ada banyak
program memerangi kemiskinan yang bukan saja mengindikasikan bahwa
pemerintah pada saat itu juga berupaya menanggulangi kemiskinan, tetapi
juga membuat tingkat kemiskinan di Indonesia selama periode tersebut
menurun secara signifikan, kesenjangan antara kaum kaya dan kaum miskin
tidak berkurang secara signifikan.
Dalam era setelah 1998, yang dikenal dengan era reformasi, perhatian
pemerintah telah bergeser menuju pembangunan ekonomi nasional yang
inklusif. Menurut Prasetyantoko, pembangunan ekonomi yang inklusif
memiliki beberapa ciri, diantaranya adalah pertumbuhan ekonomi. Namun,
pertumbuhan ekonomi bukan tujuan, melainkan hanya merupakan sasaran
maupun maupun sarana utama dari pembangunan ekonomi, sedangkan
tujuan dari pembangunan ekonomi itu sendiri adalah meningkatkan
kemakmuran bersama semua warga, dan ini umumnya diukur dengan
kenaikan tingkat pendapatan riil masyarakat per kapita.
2. Strategi dan Kebijakan Pemerintah
Presiden SBY mengatakan bahwa paradigma pembangunan untuk semua
dalam konteks indonesia hanya bisa dilaksanakan dengan mengadopsi 6
strategi pembangunan fundamental. Dasar sala dari prioritas – prioritas dan
strategi – strategi dari masing – masing RPNJM dirangkum sebagai berikut :
 RPNJM Pertama (2005-2009) diarahkan pada reformasi dan
pembangunan Indonesia di semua bidang yang bertujuan untuk
menciptakan sebuah Indonesia yang aman dan damai, adil dan
demokrasi, dan yang memiliki sebuah populasi yang kesejahteraannya
terus meningkat.
 RPNJM Kedua (2010-2014) bertujuan pada peluasan konsolidasi dari
reformasi di Indonesia di semua bidang dengan memberi penekanan
pada upaya – upaya untuk meningkatkan kualitas SDM, termasuk

18
mendorong pembangunan kapasitas dalam IPTEK dan memperkuat daya
saing ekonomi nasional.
 RPNJM Ketiga (2015-2019) diarahkan pada konsolidasi yang lebih besar
dari pembangunan ekonomi dalam suatu cara yang komprehensif di
semua bidang dengan penekanan pada pencapaian daya saing ekonomi
nasional yang tinggi berdasarkan daya saing yang tinggi dari SDA dan
kualitas yang baik dari SDM dan dengan kemampuan yang terus
bertambah dalam penguasaan iptek.
 RPNJMN Ketiga (2020-2025) bertujuan untuk merealisasikan sebuah
masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui
akselerasi dari proses pembangunan di berbagai bidang dengan
menekankan pada struktur ekonomi yang terealisasi yang lebih kokoh
berdasarkan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah di tnaah air, dan
didukung oleh SDM berkualitas dan berdaya saing tinggi.

2.9 MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015

Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) berdiri pada tanggal 8


Agustus 1967 di Bangkok, Thailand. Ada lima tokoh pemrakarsa berdirinya ASEAN
yang merupakan perwakilan tiap negara pemrakarsa, yakni Adam Malik dari
Indonesia, Narciso R. Ramos dari Filipina, Tun Abdul Razak dari Malaysia, S.
Rajaratman dari Singapura, dan Thanan Khoman dari Thailand. Selanjutnya kelima
negara lainnya bergabung secara berurutan Brunei Darussalam tanggal 7 Januari
1984, Vietnam tanggal 28 juli 1995, Laos tanggal 23 Juli 1997, Myanmar tanggal 23
juli 1997, dan Kamboja tanggal 16 Desember 1998. Tujuan dibuatnya Ekonomi
ASEAN 2015 yaitu untuk meningkatkan stabilitas perekonomian dikawasan ASEAN,
dengan dibentuknya kawasan ekonomi ASEAN 2015 ini diharapkan mampu
mengatasi masalah-masalah dibidang ekonomi antar negara ASEAN, dan untuk di
Indonesia diharapkan tidak terjadi lagi krisis seperti tahun 1997.

Didalam rumusannya MEA mempunyai 4 (empat) pilar yang nantinya akan


diberlakukaan diseluruh Negara yang tergabung di dalam ASEAN, yakni;

1. pasar tunggal dan basis produksi,


2. membangun kawasan ekonomi yang berdaya saing tinggi,

19
3. membangun kawasan dengan ekonomi yang merata,
4. membangun kawasan dengan integrasi penuh terhadap pereekonomian global.
Namun tentu saja selain banyak hal positif yang akan didapatkan oleh
Pemerintah dan Masyarakat namun ditengarai juga berdampak buruk diantaranya :
1. Dampak Terhadap Perempuan
Dalam sejarah perkembangan penindasan terhadap perempuan adalah ketika
perempuan mulai dijauhkan dari penguasaan alat-alat produksi. Inilah
menyebabkan perempuan kemudian digiring dalam ranah domestifikasi dan
tertindas dari ekonomi , politik dan sosial. Beberapa dampak terhadap perempuan
yang ditimbulkan dari penerapan MEA adalah:
- pembangunan pasar tunggal menyebabkan adanya aliran bebas barang.Artinya,
barang-barang dari berbagai Negara ASEAN lainnya akan bebas keluar masuk
kedalam negeri untuk diperjual-belikan. Masalah akan muncul ketika produk-
produk lokal tidak bisa bersaing dengan produk-produk luar, baik secara kulitas
maupun harga. Ini akan menyebabkan kehancuran sektor produksi nasional, baik
industri nasional berskala besar maupun kecil (UKM dan industri rumah tangga).
- liberalisasi pasar tenaga kerja yang berpotensi menyingkirkan tenaga kerja lokal.
Di sini, tenaga kerja Indonesia akan dipaksa bersaing dengan tenaga kerja dari
negara-negara ASEAN lainnya. Dalam hal ini, diperlukan Sumber Daya Manusia
(SDM) yang terampil dan terdidik untuk siap-siap mengahadapi persaingan.
Kaum perempuan yang paling merasakan dari adanya MEA. Hal dapat dilihat
dari aspek pendidikan dalam partisipasi sekolah dari Data Biro Pusat
Statistik 2013, bahwa perempuan yang berusia 19-24 tahun yang tidak sekolah
adalah 79,06% sementara untuk laki-laki 78,94% artinya keterlibatan
perempuan dalam dunia pendidikan relatih jauh lebih rendah ketimbang laki-
laki. Dengan minimny akses pendidikan bagi perempua dampak yang bisa
diperkirakan adalah kaum perempuan menjadi pengangguran atau menjadi
tenaga kerja murah (berdikarionline.com)
2. Dampak Terhadap Pendidikan
Dampak terhadap aspek pendidikan tentu saja sangat beragam. Namun yang pasti
adalah terkait dengan kualitas yang dihasilkan oleh sistim pendidikan di
Indonesia. Ketua Umum Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND),
Vivin Sri Wahyuni, berpendapat ada beberapa aspek dampak dari MEA, yakni
menjamurnya lembaga pendidikan asing, standar dan orientasi pendidikan yang

20
makin pro pasar, dan pasar tenaga kerja yang dibanjiri tenaga kerja asing. Vivin
juga menilai, upaya pemerintah Indonesia memaksakan MEA 2015 merupakan
bagian dari agenda liberalisasi semua sektor kehidupan berbangsa, seperti energi,
pangan, infrastruktur, dan lain-lain. “MEA merupakan agenda neoliberalisme
untuk mendorong perdagangan bebas berskala kawasan,” tegasnya.
3. Kesiapan Sumber Daya Manusian
Berdasarkan aspek Sumber Daya Manusia , Aribowo Mondrowinduro (Corporate
Human Resource Management Function Head Triputra Group) mengatakan dari
SDM terlihat bangsa Indonesia belum siap terhadap itu. Contoh konkret dari
ketidaksiapan ini salah satunya tercermin dalam proyek MRT yang cuma 1 dan
tidka jadi-jadi. Sementara Singapura di waktu yang sama telah menyiapkan 5
MRT dan sudah beroperasi. Sementara itu, dari sisi kesiapan tenaga
kerjanya, karena dengan bergelar sarjana mereka ikut Management Trainee baru
siap berkompetisi dalam pasar tenaga kerja

2.10 TANTANGAN EKONOMI BAGI PRESIDEN JOKOWI


Jelas bahwa banyak sekali tantangan yang dihadapi Presiden Jokowi dan
Kabinet kerjanya, baik ekonomi maupun sosial dan politik. Berikut lima tantangan
ekonomi yang mendesak untuk ditangani dengan segera oleh pemerintahnan Jokowi :
1. Pengurangan Subsidi Energi
Presiden Jokowi tidak ada pilihan selain harus terus menurunkan subsidi energi
khususnya BBM atau premium. Selama bulan Januari – Juni 2014, yaitu sebesar
22.9 juta kiloleter, dan nilai subsidi BBM juga terus naik setiap tahun.
Sebenarnya Presiden Jokowi menghadapi suatu dilema yang tidak ringan. Di
satu sisi, mengurangi atau menghilangkan subsidi BBM berarti menambah ruang
fiskal, namun di sisi lain, membebani masyarakat dari golongan miskin,
langsung lewat peningkatan biaya transportasi, maupun tidak langsung lewat
kenaikan laju inflasi.
Tentu upaya mengurangi defisit keuangan pemerintah pusat atau APBN tidak
hanya melulu lewat pengurangan berbagai macam subsidi tetapi juga harus
dibarengi dengan penambahan pendapatan pemerintah khususnya dari pajak.
Satu hal yang tentu harus diantisipasi oleh Presiden Jokowi adalah dampak dari
kenaikan BBM bersubsidi terhadap masyarakat dan ekonomi, diantaranya adalah
dampaknya terhadap UMKM.

21
2. Kesejahteraan Buruh (Tuntutan Kenaikan Upah)
Dalam beberapa tahun belakangan ini, isu upah minimum menjadi semakin
penting, tidak hanya dari sudut pandang ekonomi dan sosial, melainkan juga dari
sisi politik. Tantangan bagi presiden Jokowi adalah bagaimana memenuhi
kebutuhan layak buruh di Indonesia tanpa mengorbankan efesiensi dan daya saing
ekonomi nasional.
3. Petumbuhan Kesempatan Kerja
Tantangan berikutnya yang juga sangat berat bagi presiden Jokowi adalah
bagaimana meningkatkan laju pertumbuhan kesempatan kerja. Data terakhir yang
ada menunjukan bahwa pada tahun 2013, persisnya per agustus, jumlah penduduk
yang bekerja di Indonesia sebanyak 110,8 juta orang, berkurang sebanyak 3,2 juta
orang dibanding keadaan pada Februari 2013, yakni 114,0 juta orang atau
berkurang 10 ribu orang dibandingkan keadaan Agustus 2012.
4. Pembangunan Sektor Pertanian
Dengan sektor pertanian, Indonesia sudah lama mengalami kerugian besar karena
seharusnya Indonesia kalau bukan negara teratas, masuk di dalam kelompok
negara – negara besar di dunia dalam produksi pertanian, naik komoditas mentah
maupun produk – produk olahannya. Salah satu langkah yang akan diambil oleh
Presiden Jokowi adalah mencetak dan meningkatkan status lahan pertanian
menjadi lahan beririgasi teknik seluas 1 juta hektar dan optimalisasi lahan yang
ada melalui pembangunan jaringan irigasi seluas 3 juta hektar untuk
meningkatkan produksi pangan.
5. Pengurangan ULN
Mengurangi ketergantungan ekonomi Indonesia atau kekurangan pemerintah
terhadap utang luar negeri (ULN) juga merupakan suatu tantangan berat bagi
Presiden Jokowi. Dikatakan tantangan berat karena dari sejak awal era orde baru
hingga sekarang ini Indonesia masih belum bisa melepaskan atau mengurangi
ketergantungan pada ULN.

22
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
1. SISTEM EKONOMI INDONESIA
Sistem ekonomi Indonesia termasuk sistem ekonomi campuran disesuaikan
dengan UUD 1945 sebelum diamandemen tahun 2000 yaitu sistem ekonomi
pancasila dan ekonomi dengan menitikberatkan pada koperasi terutama pada masa
orde lama sebelum tahun 1996 dan hingga kini masih berkembang dalam masa
pemerintahan Indonesia Baru (1999) setelah berjalannya masa reformasi muncul
pula istilah ekonomi kerakyatan. Tetapi inipun belum banyak dikenal, karena hingga
kini yang masih banyak dikenal masyarakat adalah sistem ekonomi campuran, yaitu
sistem ekonomi Pancasila, disamping ekonomi yang menitikberatkan kepada peran
koperasi dalam perekonomian indonesia. Namun dalam beberapa tahun belakangan
ini, sistem ekonomi Indonesia cenderung semakin kapitalis dengan keikutsertaannya
dalam upaya liberalisasi perdagangan internasional.
2. SEJARAH EKONOMI INDONESIA
Ada 4 Era pemerintahan indonesia dari merdeka 1945 hingga saat ini yaitu :
- Pemerintahan Orde Lama
- Pemeritahan Orde Baru
- Pemerintahan Transisi
- Pemerintahan Reformasi Hingga Kabinet Joko Widodo
3. PERTUMBUHAN DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI
Jika dilihat sejak awal era pemerintahan orde baru hingga sekarang, dapat
dikatakan bahwa proses perubahan struktur ekonomi Indonesia cukup pesat. Pada
tahun 1970, nilai output atau nilai tambah bruto (NTB) dari sektor pertanian,
peternakan, kehutanan, dan Perikanan menyumbang sekitar 45% terhadap
pembentukan PDB, dan pada dekade 1990-an sudah dibawah 20%. Namun, dalam
beberapa tahun belakangan ini, sumbangan output di sektor pertanian, peternakan,
kehutanan dan perikanan terhadap pembentukan PDB cenderung meningkat. Jika
dibandingkan dengan negara – negara anggota ASEAN lainnya. Khususnya negara –
negara agraris seperti indonesia, proses perubahan struktur ekonomi indonesia yang

23
direflesikan oleh penurunan konstribusi output pertanian terhadap pembentukan
PDB nasional kelihatannya relatif lambat.
4. KRISIS EKONOMI
- Krisis Keuangan Asia 1997-1998
Krisis Keuangan Asia muncul sekitar pertengahan tahun 1997 dan mencapai
klimaksnya, pada tahun 1998 dipicuh awalnya oleh larinya modal, terutama
modal asing jangka pendek. Dari Thailand, secara tiba – tiba dan dalam jumlah
yang tidak kecil, cukup kuat untuk membuat banyak investor dan pengusaha
gugup dalam menanggapinya. Pelarian tersebut mengakibatkan nilai tukar bath
terhadap dolar AS terdepresiasi dalam jumlah yang besar. Dalam jangka waktu
yang tidak lama, hal yang sama juga terjadi di negara tetangga dan tentunya
Indonesia, yang membuat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah.
- Krisis Ekonomi Global 2008-2009
Krisis ekonomi global 2008-2009 dipicuh oleh suatu krisis keuangan yang besar
di AS pada tahun 2007 dan melalui keterkaitan keuangan global, krisis tersebut
menjalar ke sebagian besar dunia, terutama negara – negara maju seperti jepang
dan UE yang secara ekonomi dan keuangan sangat terintegritas dengan AS.
- Krisis Utang Zona Euro
Berakhirnya krisis ekonomi global pada periode 2008-2009, ekonomi zona euro
(ZE), yakni 17 negara anggota Uni Eropa yang tergabung dalam mata uang
tunggal euro, sudah mulai menunjukan gejalah akan mengalami sebuah krisis
besar karena masalah utang yunani yang tidak terbayarkan. Mengenai dampaknya
terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, sejumlah lembaga memberikan angka
– angka prediksi yang berbeda dan terus dilakukan revisi.
5. KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN
Kebijakan anti kemiskinan dan pemerataan distribusi pendapatan mulai
muncul sebagai salah satu kebijakan yang sangat penting dari lembaga – lembaga
dunia. Untuk mendukung strategi yang tepat dala memerangi kemiskinan,
diperlukan intervensi – intervensi pemerintah yang sesuai dengan sasaran. Intervensi
lainnya yang bisa dimasukan dalam kategori investasi jangka pendek adalah
manajemen lingkungan SDA. Intervensi Jangka menengah dan panjang yang penting
adalah sebagai berikut :
 Pembangunan/penguatan sektor swasta

24
 Kerja sama regional
 Manajemen pengeluaran pemerintah (APBN) dan administrasi
 Desentralisasi
 Pendidikan dan kesehatan
 Penyediaan air bersih dan pembangunan perkotaan
6. KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER SERTA UTANG LUAR NEGERI
- Kebijakan fiskal
Kebijakan ekonomi makro secara garis besar dapat dibedakan menjadi
kebijakan fiskal dan moneter, seperti juga ekonomi dapat dibagi menjadi dua
sektor, yakni sektor riil dan sektor monteter. Sektor riil menghasilkan barang
dan jasa sedangkan sektor moneter bisa dikatakan merupakan hasil dari sektor
riil dalam bentuk uang.
- Kebijakan moneter
Uang mempunyai peran sentral di dalam perekonomian modern. Terlalu banyak
uang beredar di masyarakat mengakibatkan terlalu banyak permintaan. Jika
produksi atau penawaran terbatas, maka tingkat inflasi akan menigkat, dan laju
inflasi yang terlalu tinggi akan berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan
ekonomi. Oleh karena itu, dapat dipahami betapa pentingnya kebijakan moneter
untuk menjaga kestabilan perederan uang.
- Utang luar negeri
Tingginya ULN dari banyak negara berkembang disebabkan terutama oleh tiga
jenis defisit: defisit transaksi berjalan atau tanpa melihat komponen lainnya dari
transaksi berjalan, defisit neraca perdagangan yakni ekspor lebih sedikit
daripada impor, defisit investasi yakni dana yang dibutuhkan untuk membiayai
investasi di dalam negeri lebih besar daripada tabungan nasional atau domestik
dan defisit fiskal.
7. PELAKU – PELAKU EKONOMI
Di dalam sistem perekonomian Indonesia dikenal ada tiga pilar utama yang
menyangga perekonomian. Ketiga pilar itu adalah badan usaha milik negara
(BUMN), badan usaha milik swasta (BUMS) dan koperasi, atau dapat dikatakan
bahwa didalam perekonomian nasional ada dua kelompok pelaku ekonomi, yakni
swasta dan pemerintah.

25
8. PEMBANGUNAN EKONOMI INKLUSIF
Pembangunan inklusif merupakan sebuah proses untuk memastikan bahwa
semua kelompok masyarakat yang terpinggirkan bisa terlibat sepenuhnya di dalam
proses pembangunan dan dipahami untuk merujuk pada sebuah pertumbuhan
ekonomi yang dibarengi dengan kesempatan – kesempatan ekonomi yang sama bagi
semua orang. Pembangunan ekonomi inklusif fokus pada penciptaan kesempatan –
kesempatan ekonomi dan aksesnya bagi semua anggota masyarakat dari semua
golongan, kelompok atau tingkatan, tidak hanya bagi kaum miskin.
9. MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015
Didalam rumusannya MEA mempunyai 4 (empat) pilar yang nantinya akan
diberlakukaan diseluruh Negara yang tergabung di dalam ASEAN, yakni;
- pasar tunggal dan basis produksi,
- membangun kawasan ekonomi yang berdaya saing tinggi,
- membangun kawasan dengan ekonomi yang merata,
- membangun kawasan dengan integrasi penuh terhadap pereekonomian global.

10. TANTANGAN EKONOMI BAGI PRESIDEN JOKOWI


lima tantangan ekonomi yang mendesak untuk ditangani dengan segera oleh
pemerintahnan Jokowi :
- Pengurangan Subsidi Energi
- Kesejahteraan Buruh (Tuntutan Kenaikan Upah)
- Petumbuhan Kesempatan Kerja
- Pembangunan Sektor Pertanian
- Pengurangan ULN

26
DAFTAR PUSTAKA

“ T.H. Tambunan, Tulus. 2014. Perekonomian Indonesia Era Orde Lama Hingga Jokowi.
Bogor: Ghalia Indonesia Anggota IKAPI “

27

Anda mungkin juga menyukai