Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

SOSIOLOGI EKONOMI

“TINDAKAN EKONOMI DAN STRUKTUR SOSIAL”

Disusun Oleh Kelompok 11 :

1. Deri Aris Munandar (171010550486)

2. Muhammad Luthfi (171010550966)

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

PROGRAM STUDI MANAJEMEN KEUANGAN

UNIVERSITAS PAMULANG

TANGERANG SELATAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami Panjatkan kehadiran Tuhan yang Maha Esa atas pimpinan dan

Penyertaan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik sesuai jadwal

yang sudah di tentukan.Penulisan makalah ini sangat membantu kami dalam meninkatkan

pengetahuan dan wawasan di bidang perbankan dan merupakan salah tugas Mata kuliah

Sosiologi Ekonomi.

Penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari bantuan teman-teman dan berbagai pihak.

Oleh karena itu, dengan rasa hormat yang mendalam penulis menyampaikan ucapan terima

kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Sosiologi Ekonomi dan teman-teman yang telah

membantu berpartisipasi dalam menyelesaikan makalah.

Semoga dari hasil makalah yang telah saya buat ini dapat bermanfaat bagi kita semua

baik para pembaca dan juga generasi-generasi berikutnya maupun diri sendiri dan semoga

makalah ini juga bisa dijadikan ilmu bagi kita semua, Amin.

Pamulang, 21 Oktober 2021

Kelompok 11

i
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah………………………………………………….. 1

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………. 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Masalah Embeddedness…………………………………………………… 3

2.2 Keterletakanm Ekonomi Dalam Masyarakat Modern………………….. 3

2.3 Trik Ulur Konsep Tindakan Dalam Sosiologi Ekonomi………………… 5

2.4 Embeddedness, Kepercayaan dan Kekeliruan Dalam

Kehidupan Ekonomi……………………………………………….……… 6

2.5 Masalah Pasar dan Hirarki……………………………….……………… 7

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………… 9

3.2 Saran dan Penutup……………………………………………………….. 9

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………… 10

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Para ekonomi sering menganggap tindakan ekonomi dapat ditarik dari hubungan

antara selera disatu sisi serta kuantitas dan harga dari barang dan jasa disisi lain.

Sebaliknya bagi sosiologi makna dikontruksi secara historis dan mesti diselidiki secara

empiris, tidak bisa secara sederhana ditarik secara asumsi dan lingkungan eksternal.

Oleh karena itu, sosiolog dapat melihat tindakan ekonomi sebagai suatu bentuk dari

tindakan social. Maksudnya seperti yang dikatakan Weber (1964: 12), tindakan

ekonomi dapat dilihat sebagai suatu tindakan social sejauh tindakan tersebut

memerlihatkan tingkah laku orang lain. Menurut Weber, “Sociology...is a science

concerning itself with the interpretive understanding of social action and thereby with

a causal explanation of its course and consequences” (Weber, 1978 :4). Lebih lanjut

Weber menjelaskan tipe-tipe tindakan sosial berdasarkan orientasinya, yakni rasional

instrumental (instrumentally rational), rasional nilai (value-rational), afektif (affectual),

dan tradisional (Weber, 1978: 24-25). Teori Weber tentang bagaimana lahirnya

kapitalisme modern di Barat menunjukkan dengan jelas peranan tindakan manusia ini

(Weber, 1930/1992).

Dalam tindakan ekonomi dan struktur sosial mengatakan bahwa permasalahan

kesejahteraan sosial yang berkembang dewasa ini menunjukkan bahwa ada sebagian

warga negara yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasar secara mandiri karena

kondisinya yang mengalami hambatan fungsi sosial, dan akibatnya mereka mengalami

1
kesulitan dalam mengakses suatu sistem pelayanan sosial dasar serta tidak dapat

menikmati kehidupan yang layak bagi kemanusiaan.

Secara yuridis terdapat dalam UUD 1945 Pasal 28 H ayat 2 dinyatakan bahwa

setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakukan khusus untuk memperoleh

kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan.

Keterkaitan tindakan ekonomi dan struktur sosial daripada UUD ini adalah bahwa

produsen dan konsumen mereka harus saling menguntungkan antara satu sama lain

tanpa ada pihak yang di rugikan untuk mencapai suatu kesepakatan dimana konsumen

merasa puas terhadap apa yang ditawarkan atau disediakan oleh produsen.

1.2 Rumuasan Masalah

Rumusan masalah dari tindakan ini ekonomi dan struktur social yaitu :

1. Bagaimana permasalahan pasar dan hirarki (birokrasi ) dalam mempengaruhi

ekonomi ?

2. Bagaimana Permasalahan tentang embeddedness dalam kehidupan ekonomi ?

3. Bagaimana trik ulur konsep tindakan dalam sosiologi dan ekonomi ?

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.6 Masalah Embeddedness

Konsep ini digunakan untuk menjelaskan fenomena suatu perilaku ekonomi

dalam hubungan sosial. Konsep keterlekatan (embeddedness), menurut Granovetter,

merupakan tindakan ekonomi yang disituasikan secara sosial dan melekat dalam

jaringan sosial personal yang sedang berlangsung di antara para aktor. Ini tidak hanya

terbatas terhadap tindakan aktor individual sendiri tetapi juga mencakup perilaku

ekonomi yang lebih luas, seperti penetapan harga dan institusi-institusi ekonomi, yang

semuanya terpendam dalam suatu jaringan hubungan sosial.

Adapun yang dimaksudkan jaringan hubungan sosial ialah sebagai “Suatu

rangkaian hubungan yang teratur atau hubungan sosial yang sama di antara individu-

individu atau kelompok-kelompok.” Cara seorang terlekat dalam jaringan hubungan

sosial adalah penting dalam penentuan banyaknya tindakan sosial dan jumlah dari hasil

institusional. Misalnya, apa yang terjadi dalam produksi, distribusi dan konsumsi sangat

banyak dipengaruhi oleh keterlekatan orang dalam hubungan sosial.

2.7 Keterletakan Ekonomi Dalam Masyarakat Moderen

Permintaan dan penawaran bukan sebagai pembentuk harga tetapi lebih kepada

tradisi atau otoritas politik. Sebaliknya dalam masyarakat modern, “Pasar yang

menetapkan harga” diatur oleh suatu logika baru, yaitu logika yang menyatakan bahwa

tindakan ekonomi tidak mesti melekat dalam masyrakat. Dengan kata lain, ekonomi

terstruktur atas dasar pasar yang mengatur dirinya sendiri dan secara radikal

3
melepaskan dirinya dari institusi sosial lainnya untuk berfungsi menurut

hukumnya. Jadi ekonomi dalam tipe masyarakat seperti ini, ditegaskan sekali lagi,

diatur oleh harga pasar, yang mana manusia berperilaku dalam suatu cara tertentu untuk

mencapai perolehan yang maksimum.

Menurut Polanyi ([1957]1971:43,68) ekonomi dalam masyarakat praindustri

melekat dalam institusi-institusi sosial, politik, dan agama. Jadi fenomena seperti

perdagangan, uang dan pasar dipahami tujuan selain dari mencari keuntungan.

Kehidupan ekonomi dalam masyarakat praindustri diatur oleh resiprositas dan

redistribusi. alam membahas keterlekatan ekonomi dalam masyarakat. Itu terjadi

apabila hubungan timbal balik antara individu-individu sering dilakukan. Hal ini terjadi

karena adanya komunitas politik yang terpusat. Misalnya pada kerajaan-kerajaan Jawa

tradisional, raja mempunyai hak untuk mengumpulkan pajak dari rakyatnya.

Sebaliknya rakyat akan mendapat perlindungan keamanan maupun “berkah” dari

pusat(raja). Acara sekatenan yang diadakan sekali setahun merupakan satu contoh

redistribusi yang dilakukan oleh pusat.

Behavoiur (1976), mulai dengan beberapa unit perilaku atau aktor yang

diasumsikan “berperilaku rasional”. Berperilaku rasional berarti memaksimalkan

keajengan perilaku yang diantisipasi atau diharapkan akan membawa imbalan atau hasil

di masa akan datang. Dalam hal ini rasional berarti :

1. Aktor melakukan perhitungan dari pemanfaatan atau preferensi dalam

pemilihan suatu bentuk tindakan.

2. Aktor juga menghitung biaya bagi setiap jalur perilaku.

3. Aktor berusaha memaksimalkan pemanfaatan untuk mencapai pilihan tertent

4
2.8 Trik Ulur Konsep Tindakan Dalam Sosiologi dan Ekonomi

Sosiologi ekonomi adalah studi tentang bagaimana cara orang atau masyarakat

memenuhi kebutuhannya atas jasa dan barang langka dengan menggunakan pendekatan

sosiologi. Dari pengertian ini, sosiologi ekonomi berkaitan dengan fenomena ekonomi

dan pendekatan sosiologis. Fenomena ekonomi adalah gejala bagaimana cara

orang/masyarakat memenuhi kebutuhan hidupnya atas barang dan jasa. Cara yang

dimaksud adalah semua aktivitas orang/masyarakat yang berkaitan dengan produksi,

distribusi, pertukaran, konsumsi jasa dan barang yang langka. Dalam menjelaskan

transaksi ekonomi, para ekonom lebih menekankan pada individu, sedangkan titik tolak

para sosiolog adalah kelompok, institusi dan masyarakat. Mikroekonomi

mengasumsikan bahwa aktor tidak dihubungkan dan dipengaruhi oleh faktor lain. Aktor

diasumsikan memiliki seperangkat pilihan dan preferensi uyang telah tersedia dan

stabil. Tindakan aktor ditujukan untuk memaksimalkan pemanfataan individu dan

keuntungan perusahaan . Sementara dalam sosiologi, tindakan ekonomi mencakup

beberapa kemungkinan tipe, yaitu rasional, spekulatif-rasional, dan tradisional

Secara rinci, Swedbwerg menuliskan fenomena-fenomena ekonomi tersebut

terdiri dari konsumsi dan produksi, produktivitas dan inovasi teknologi, pasar, kontrak,

uang, tabungan, organisasi ekonomi (bank, koperasi) kehidupan dalam tempat kerja,

pembagian kerja dan segregasi pekerjaaan, kelas ekonomi, ekonomi internasional,

ekonomi dan masyarakat luas, dampak faktor gender dan etnik terhadap ekonomi,

kekuatan ekonomi dan ideologi ekonomi. Berbeda dengan pendekatan sosiologis adalah

kerangka acuan, variabel-variabel dan model-model yang digunakan oleh para soisolog

untuk memahami dan menjelaskan kenyataan sosial atau fenomena yang terjadi dalam

masyarakat. Dalam memahami dan menjelaskan kenyataan atau fenomena yang terjadi

5
dalam masyarakat, pendekatan yang digunakan oleh sosiolog berbeda dengan

para ekonom. Perbedaan tersebut disebabkan adanya perbedaan metodelogis, sejarah

ilmu dan cara menyikapi kegiatan praktis. Sosiologi ekonomi memusatkan

perhatiannya pada tiga hal, yaitu pertama; analisis sosiologis terhadap proses ekonomi,

misalnya proses pembentukan harga pelaku ekonomi, kedua; analisis hubungan dan

interaksi antara ekonomi dan instansi lain dari masyarakat, misalnya hubungan antara

ekonomi dengan agama dan ketiga; studi tentang perubahan institusi dan parameter

budaya yang menjadi konteks bagi landasan ekonomi masyarakat misalnya semangat

kewirausahaan di kalangan santri.

2.9 Embeddedness, Kepercayaan dan Kekeliruan Dalam Kehidupan Ekonomi

Dalam perilaku ekonomi tersebut melekat konsep kepercayaan (trust).

Kepercayaan merupakan institusi sosial yang berakar dari hasil evolusi kekuatan-

kekuatan politik,sosial,sejarah dan hukum, dipandang sebagai solusi yang efisien

terhadap fenomena ekonomi tertentu. Sebaliknya pendekatan aktor yang lebih

tersosialisasi memandang bahwa kepercayaan merupakan moralitas umum dalam

perilaku ekonomi. Moralitas tersebut dipandang sesuatu yang umum dan universal

terjadi dalam perilaku ekonomi.

Kedua pendekatan tersebut diatas mengabaikan identitas dan hubungan masa

lampau para aktor yang terlibat dalam suatu interaksi sosial. Oleh karena itu pendekatan

sosiologi ekonomi baru atau sering juga disebut pendekatan “keterlekatan” mengajukan

pandangan yang lebih dinamis, yaitu bahwa kepercayaan tidak mucul dengan seketika

tetapi terbit dari proses hubungan antar pribadi dari aktor-aktor yang sudah lama terlibat

dalam perilaku ekonomi secara bersama

6
2.10Masalah Pasar dan Hirarki ( Birokrasi )

Menurut Koran (KOMPAS, 23 Januari 2002), Jika individu adalah otonom,

rasional dan mudah memperoleh informasi (well-informed); dan jika hukum

kepemilikan berlaku dengan baik, maka pasar adalah institusi yang paling handal dalam

mangalokasikan sumber daya secara optimal. Menurut para pemikir institusionalis

pasar telah dianggap gagal, dan sebagai gantinya hirarki diyakini akan lebih efektif

dalam mengalokasikan sumber daya. Generasi pertama pemikir institusionalis, seperti

Veblen dan Schumpeter, sangat menekankan inovasi dan “internalisasi” dibanding

“eksternalisasi” yang terlalu menekankan pada kekuatan pasar.

Di antara dua kutub besar ini, yaitu antara hirarki dan pasar, muncul tesis

mengenai kepercayaan (trust). Tesis yang dikembangkan dari teori neo-

institusionalisme ini mencoba memperluas konsep kelembagaan menjadi semacam

“kontrak sosial”. Lembaga bukan harus selalu berarti kekuasaan dan hirarki, tetapi juga

bisa berarti jaringan dan kontrak yang dibangun atas dasar kepercayaan antar-individu.

Dan dari titik pijak ini, dilema antara hirarki dan pasar bisa dipecahkan. Mekanisme

pasar di satu sisi dan kekuatan hirarki kekuasaan di sisi lain, banyak mengalami

kemandulan jika tidak didukung oleh landasan kepercayaan dari masyarakat. Jadi

hubungan tiga pilar antara negara-pasar-masyarakat adalah kunci bagaimana kebijakan

diterapkan dan sumber daya dialokasikan. Jika pasar selalu berorientasi pada

mekanisme pembentukan harga (price), dan hirarki terlalu menekankan otoritas dan

7
kekuasaan (power), maka kepercayaan (trust) adalah bangunan kontrak sosial

yang muncul secara partisipatif dari komunitas masyarakat.

Kepercayaan refleksif muncul dari mekanisme yang mempersoalkan bentuk

kemapanan tertentu, sebelum akhirnya memutuskan untuk menaruh ikatan kepercayaan

pada suatu tatanan. Kepercayaan adalah salah satu bentuk mekanisme koordinasi dalam

sistem kebersamaan (komunalitas). Sementara itu, kepercayaan bisa terbentuk karena

alasan kebiasaan (familiarity) melalui interaksi yang berulang-ulang, kepentingan

(interest) yang terwakili dalam interaksi, atau atas alasan nilai (values) tertentu. Betapa

pun bervariasinya alasan sebuah “kontrak sosial” terbentuk, tetapi kepercayaan dalam

komunitas individu tidak terbentuk begitu saja. Pada tingkat mikro, tingkat kepercayaan

adalah kunci dalam membangun jaringan. Menurut teori biaya transaksi (Transaction

Cost Theory) kepercayaan akan mengurangi biaya pengendalian antara prinsipal dan

agen dan risiko agensi (agency risk). Hilangnya kepercayaan akan meningkatkan biaya

kontrol dan pada saat bersamaan menurunkan efisiensi dan efektivitas kerja. Itulah

mengapa banyak perusahaan sangat menekankan metode partisipatif. Menurut teori ini,

tujuan akhirnya tetap saja menekan biaya transaksi. Jika hubungan prinsipal-agen ini

diterapkan dalam kasus hubungan antara negara dan masyarakat, maka kepercayaan

masyarakat terhadap negara pada dasarnya juga akan menurunkan biaya transaksi,

sehingga kebijakan publik menjadi lebih efisien. Di lain pihak, kepercayaan hanya akan

muncul jika ada reputasi. Maka langkah pertama dan utama untuk menarik tingkat

kepercayaan masyarakat adalah membuat institusi negara menjadi lembaga yang

berwibawa dan memiliki reputasi. Jika dalam hukum pasar, kepercayaan hanya

diletakkan pada kekuatan invisible (in God we trust, semboyan untuk mata uang dolar

AS), maka kepercayaan konkrit yang terbangun antar-individu akan menjadi solusi

yang mempertemukan perdebatan antara kutup otoritarianisme pasar dan negar

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Jadi banyaknya keberagaman dan jenis-jenis perilaku dalam tindakan ekonomi

dan struktur social tersebut membuat kita sebagai pelaku ekonomi dan pemakai dari

proses-proses tersebut berpengaruh sedikit banyak. baik secara langsung ataupun tidak

langsung dalam proses ekonomi. Oleh karena itu hal tersebut akan menimbukan

keterkaitan antara yang satu dengan yang lainnya sebagai akibat dari hal tersebut.

Faktor-faktor ekonomi yang sangat rentan dan berfluktuasi menjadi salah satu

pengaruh yang banyak berperan dalam masyarakat. Bahkan dapat menciptakan

stratifikasi sosial di berbagai aspek kehidupan masyarakat kita. Dari segi profesi,

pendapatan, diferensiasi sosial, dan lain-lain Sebagai contoh, keterlekatan antara profesi

dan pendapatan. Hal tersebut dapat memberi multiplier efek terhadap kehidupan

masyarakat di aspek lainnya. Tentu profesi dengan jabatan yang tinggi akan memberi

dampak kepada pola konsumsi, dan pandangan masyarakat akan hal tersebut.

3.2 Saran dan Pesan

Semoga makalah ini berguna dan manfaat bagi kita semua dalam memahami

konsep Tindakan ekonomi dan struktur sosial. Meskipun masih banyak kekurangan,

tapi kami telah berusaha dengan maksimal dalam menyelesaikan makalah ini. Oleh

karena itu, melalui hati yang tulus, kami menyampaikan ucapan terimakasih atas

semuanya. Maka dari itu kami memohon kritik dan saran yang membangun untuk dapat

menyempurnakan makalah ini.

9
DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. Damsar, 2019, pengantar sosiologi ekonomi, Jakarta, kencana media group

Damsar.1997. sosiologi ekonomi. Jakarta : PR Raja Grafindo Persada

10

Anda mungkin juga menyukai