Disusun oleh:
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul " Ekonomi Politik Kelembagaan di
Indoseia" dengan tepat waktu. Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Ekonomi politik . Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang ekonomi
politik kelembagaan di Indonesia bagi para pembaca dan juga bagi penulis.Penulis
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Helmawati, S.E,M.Si selaku d
osen Mata Kuliah Ekonomi politik serta Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.Penulis menyadari
makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun
diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
John R. Commons yang memperkenalkan istilah Working Rules yang dikaitkan dengan
kelembagan dengan aspek legalistik, sedangkan Ronald Coase mengembangkan metodologi
biaya transaksi dan hak kepemilikan dalam kelembagaan dan proses kerja sebuah perusahaan.
Kelembagaan menurut Douglas North adalah aturan-aturan dan norma-norma yang tercipta
dalam masyarakat yang menentukan boleh dan tidak boleh dilakukan serta tugas dan
kewajiban yang harus dilakukan atau tidak dilakukan. Penekanan dari North adalah
pemanfaatan sebagai peluang sekaligus sebagai kendala eksternal bagi agen-agen
ekonomi. Intinya adalah membatasi faktor pembatas lain yaitu sumber daya, teknologi dan
preferensipreferensi. Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana mengurangi ketidakpastian
dalam ekonomi dan bisnis. North menjelaskan bahwa institusi yang baik dapat menyelesaikan
masalah koordinasi dan produksi yang terkait dengan motivasi para aktor, lingkungan, dan
kemampuan pemain dalam menjinakkan lingkungan. Institusi tersebut juga harus dibangun,
direkayasa, direkonstruksi, dikembangkan, dijaga kebekerjaannya, serta ditegakkan aturan
mainnya oleh berbagai pihak terkait.
Analisis kelembagaan tidak hanya berakar dari disiplin ilmu ekonomi dan politik, tetapi juga
dari ilmu sosial, pakar-pakar kelembagaan yang memiliki disiplin ilmu sosial adalah Max
Weber, Joseph Schumpeter, dan Gunnar Myrdal. Kajian para pakar ini membahas tentang
peran wirausahawan dalam proses industrialisasi dan modernisasi. Menurut mereka bahwa
tindakan manusia (termasuk tindakan ekonomi) bukan semata-mata hasil proses kalkulasi
dari individu-individu otonom dan terjadi ruang hampa, melainkan berlansung dalam jaringan
hubungan sosial dan institusional.
a. Jenis-jenis Kepemilikan
Bromley (1989) mencatat 4 jenis kepemilikan, yaitu kepemilikan Negara, milik
bersama, milik pribadi dan bukan milik siapa-siapa. Dari jenis-jenis tersebut, hanya
kepemilikan pribadi yang dapat dikonsumsi secara eksklusif, sedangkan sumber daya milik
bersama dan Negara, tidak dapat di eksklusifkan penggunaannya.
1. Berupaya menciptakan sebuah institusi untuk aksi kolektif yang dapat mengatur
penggunaan atau pemanfaatan sumberdaya milik bersama.
2. Mengubah sistem aturan dalam intitusi aturan dalam institusi yang ada untuk
mengatur pemanfaatan sumber daya milik bersama.
3. Mengubah status barang-barang milik bersama tersebutr dengan memberikan hak
pengelolaan pada orang-orang atau pihak tertentu.
4. Perkembangan Ekonomi Kelembagaan di Indonesia
https://kelembagaandas.wordpress.com/ekonomi-politik-kelembagaan/dedy-as-dkk/
https://www.academia.edu/18859206/Makalah_Ekonomi_Politik_Kelembagaan
https://www.studocu.com/id/document/universitas-sriwijaya/evaluasi-kebijakan/pengertian-
ekonomi-politik-kelembagaan/21003768