Anda di halaman 1dari 21

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Rumusan masalah

1.2 Latar belakang

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sistem ekonomi

2.2 Fungsi pemerintah dalam ekonomi

2.3 Politik dan kebijakan ekonomi

BAB III PENUTUP

Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
POLITIK DAN EKONOMI

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena dengan rahmat-

Nyalah kami akhirnya bisa menyelesaikan menyusun resume atau rangkuman dari buku

“MEMAHAMI ILMU POLITIK” karya Ramlan Surbakti bab 12. Buku ini memuat secara

ringkas garis-garis besar pemahaman tentang keputusan politik dan kebijakan umum.

Kami selaku mahasiswa semester 1 Prodi Akuntansi Sekolah Tinggi Ekonomi

Sultan Agung berharap, tulisan ini tidak hanya sebagai perwujudan tugas tetapi juga dapat

menambah pengetahuan dan dapat dimanfaatkan oleh pembaca mengenai keputusan politik

dan kebijakan umum dalam politik.

Terlepas dari semua itu,kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak

kekurangan yang terdapat dalam tulisan ini.Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran

dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan tulisan ini.

Pematangsiantar, 25 November 2018

Kelompok 4
BAB I PENDAHULUAN

1.1 RUMUSAN MASALAH

1. Apakah ada hubungan yang erat antara politik dan ekonomi ?

2. Apakah yang dimaksud dengan sistem ekonomi ?

3. Apa sajakah yang terdiri dari sistem ekonomi ?

4. Apa fungsi pemerintah dalam ekonomi ?

5. Siapakah yang membuat keputusan politik yang menyangkut kebijakan ekonomi atau

siapa yang memerintah tersebut ?


1.2 latar belakang

Politik acap kali diidentifikasikan dengan keputusan pemerintah yang bersifat otoritatif

karena kewenangan paksaan dimonopoli oleh pemerintah. Sebaliknya pengertian ekonomi dalam

pengertian non- Marxis dikaitkan dengan keputusan berdasarkan mekanisme pasar. Yang

terakhir ini berasumsi individu bertindak menurut kehendak bebas dan pilihan rasional,

sedangkan yang pertama berasumsi individu tidak selalu bertindak rasional dan dalam banyak

hal bertindak sesuai dengan aturan aturan yang dibuat dan yang ditegakkan oleh pemerintah.

Sementara itu, yang terakhir beranggapan dunia ini berjalan sesuai dengan rasional tanpa ada

kendala, sedamngkan yang pertama beranggapan dunia ini penuh dengan konflik, salah paham,

dan paksaaan.

Selain itu, dalam ekonomi pilihan ( keputusan ), yang dibuat oleh elit dianggap terlepas

dari faktor-faktor alin, dan arena itu dibuat berdasarkan pertimbangan untung rugi secara

langsung saja. Dalam politik, keputusan dibuat melalui melalui interksi diantara berbagai

kelompok dan pemerintah (dengan menggunakan setiap sumber kekuasaan) dalam konteks

stuktur kelembagaan yang ada. Stuktur kelembagaan akan mempengaruhi perilaku individu elit

politik karena stuktur tersebut menentukan bagaimana keputusan dibuat, siapa yang

berpartisipasi dalam membuat keputusan, dan sarana-sarana apa yang tersedia untuk mengatasi

suatu permasalahan tertentu. Dengan kata lain, keputusan dalam politik lebih dilihat sebagai hasil

pelaksanaan kekuasaan daripada hasil pilihan sukarela.

Hubungan yang erat antara politik dan ekonomi menimbulkan sejumlah model,

perspektif, dan teori yang menberikan gambaran dan jawaban yang berbeda ssesuai dengan

anggapan dasar yang menjadi titik tolak berpikirnya. Pertama, liberalism ortodoks menggap
individu dalam arti perilaku dan kepentingannya secara analitis dan normatif sangat menonjol.

Masyarakat dilihat sebagai suatu suatu agregasi atau hasil pencapaian kepentingan individu,

sedangkan politik (dan Negara) dipandang sebagai salah satu pranata atau sarana yang digunakan

olehindividu untuk mencapai kepentingannya. Kedua, kritik social terhadap liberalism yang

memandang keberadaan atau tindakan individu tidak terisolasi dari masyarakat, dan masyarakat

membentuk perilaku dan kepentingan individu. Yang pertama menekankan metodologi

individual, sedangkan yang kedua lebih menekankan metodologi kolektivisme.

Dalam kaitannya dengan politik, perspektif yang pertama dibagi dua berdasarkan

penjelasan social yang diberikan. Pertama, ekonomisme yang menggap proses-proses politik

merupakan produk proses-proses non politik. Stuktur politik dianggap tidak bertindak atas

kepentingan sendiri, melikan sebagi sarana atau arena persaingan diantara kekuatan-kekuatan

sosial. Kalangan liberal berpendapat proses-proses politik merupakan hasil interaksi diantara

individu, sedangkan ekonomisme melihat proses merupakan produk interksi antara kekuatan-

kekuatan social. Bagi Marxis, kekuatan-kekuatan social itu adalah “kelas”, sedangkan bagi toeri

pluralis kekuatan-kekuatan sosial itu adalah kelompok kepentingan (interest groups). Kedua,

politisisme yang berpendapat struktur politik memeliki dan mengembangkan kepentingan sendiri

dan mengenakan kepenyingan-kepentingan ini terhadap kepentingan ekonomi tertentu.

Berdasarkan sejumlah model dan perspektif diatas dapat dikemukakan sejumlah teori

mengenai hubungan politik dengan ekonomi. Pertama, kebijakan umum (public policy) atau

politisisme yang melihat politik menentukan ekonomi. Kedua, ekomomisme yang liberal

maupun Marxis yang meleihat ekonomi yang menentukan politik. Sedangkan teori yang lain

menggambarkan hubungan politik dengan ekonomi sebai perilaku yang berkesinambungan.


BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sistem ekonomi

Setiap individu dan masyarakat berupaya mendapatkan sumber sumberguna memenuhi

kebutuhan hidup sehingga dapat hidup secara layak sebagai manusia. Dalam hal ini terdapat

kegiatan ekonomi dalam masyarakat, yaitu kegiatan memenuhi kebutuhan rumah tangga bagi

individu dan memenuhi kebutuhan nasional bagi masyarakat negara . Kegiatan ekonomi pada

dasarnya berkisar pada kegiatan memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa.

Sehubungan dengan kegiatan produksi terdapat dua pertanyaan yang selalu muncul ,

yakni barang dan jasa apakah yang harus diproduksi, dan berapa jumlah nya? sarana-sarana

apakah yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa? masalah yang pertama berkaitan

dengan jenis-jenis kebutuhan masyarakat yang cenderung bertambah baik dalam jumlah dan

jenisnya maupun dalam kualitas. Masalah kedua berkaitan dengan sarana dan alat produksi,

seperti tanah, modal, teknologi, bahan mentah, tenaga ahli, buruh, dan manajemen .

Dalam kaitan dengan kegiatan distribusi juga muncul dua permasalahan. Bagaimana

barang dan jasa didistribusikan? berapa banyak dari produksi digunakan untuk konsumsi hari

ini , dan berapa banyak digunakan untuk kegiatan kegiatan produktif ? perihal yang pertama

menyangkut mekanisme pendistribusian, yakni apakah melalui pasar, melalui birokrasi, atau

melalui koperasi, sedangkan perihal yang kedua menyangkut pengembangan produksi dan

pertumbuhan ekonomi.

Selain itu, berdasarkan asumsi sumber sumber yang tersedia dalam masyarakat sangat

terbatas ( masyarakat yang satu mungkin lebih banyak daripada masyarakat yang lain ) maka

kegiatan ekonomi tadi pada dasar nya merupakan kegiatan membuat pilihan di antara berbagai

alternatif dan berapa banyak digunakan untuk kegiatan kegiatan produktif ? perihal yang
pertama menyangkut mekanisme penditribusian, yakni apakah melalui pasar, melalui birokrasi

atau melalui koperasi, sedangkan perihal yang kedua menyangkut pengembangan produksi dan

pertumbuhan ekonomi. Selain itu, berdasarkan asumsi sumber–sumber yang tersedia dalam

masyarakat sangat terbatas (masyarakat yangsatu mungkin lebih banyak daripada masyarakat

yang lain ) maka kegiatan ekonomi tadi pada alternatif cara untuk mendayagunakan sumber-

sumber yang terbatas tersebut. Sehubungan dengan itu, setiap masyarakat negara menghadapi

masalah dilemma, yaitu kebutuhan manusia yang semakin lama semakin bertambah jumlah ,

jenis dan kualitas nya, sedangkan sumber sumber yang tersedia dalam masyarakat relatif

terbatas.

Dalam mengatasi dilema itu berbagai masyarakat negara mengembangkan sistem

ekonomi yang berbeda-beda. Yang dimaksud dengan sistem ekonomi ialah seperangkat

mekanisme dan lembaga untuk membuat dan melaksanakan keputusan mengenai produksi,

pendapatan, dan konsumsi didalam suatu wilayah tertentu. Sistem ekonomi terdiri atas sejjumlah

mekanisme, pengaturan organisasi, dan peraturan untuk membuat dan melaksanakan keputusan

tentang alokasi sumber-sumber yang terbatas.

Berikut ini dikemukakan sua kategirisasi saja : yang pertama bersifat sederhana, yang

kedua bersifat lebih konfleks. Grossmen membagi sistem ekonomi berdasarkan dua kreteria,

yaitu koordinasi unit ekonomi, dan pemilikan barang dan jasa. Artinya siapa yang

mengkoordinasikan kegiatan ekonomi: mekanisme pasar, pemerintah, koperasi atau ketiga-

tiganya. Koordinasi unit ekonomi melalui mekanisme pasar berarti produsen relatif bebas

menentukan barang dan jasa apakah yang harus diproduksi, sarana, dan alat peoduksi apakah

yang harus digunakan, dan untuk kalangan masyarakat macam apa barang dan jasa diserahkan.
Sistem harga ditentukan berdasarkan hukum permintaan dan penawaran. Selain

pertimbangan atas konsumen, efesiensi, dan keuntungan, pengambilan keputusan atas berbagai

alternatif juga ditentukan dengan prinsip persaingan yang sehat dan kepentingan umum. Juga

pengambilan keputusan mengenai hal ini diserahkan kepada suatu dewan perencana ekonomi

sehingga koordinasi unit ekonomi ini sebagai perencana terpusat.

Apabila kreteria diatas digunakan untuk menyusun model-model sistem ekonomi maka

sistem ekonomi dibedakan menjadi tiga yaitu, kapitalis, komunis, dan sosialis. Apabila

koordinasi unit ekonomi dilakukan dengan mekanisme pasar, barang dan jasa (sarana dan alat

produksi) dimiliki atau dikuasai swasta maka sistem itu disebut kapitalis. Sistem komunis

ditandai dengan koordinasi unit ekonomi dengan perencanaan terpusat, dan barang dan jasa yang

dimiliki, dan dikuasai oleh negara. Dalam sistem sosialis terdapat semacam pembagian tugas

antara perencanaan terpusat dan mekanisme pasar dalam koordinasi unit ekonomi, dan antara

negara dan swasta dalam pemilikan barang dan jasa. Artinya, dalam hal ikhwal yang

menyangkut hajat hidup orang banyak, kepentingan umum atau hal yang bersifat strategis

dikoordinasikan dengan perencanaan terpusat dan dimiliki oleh negara, sedengkan hal-hal lain

diserahkan pada mekanisme pasar dan swasta. Ketiga model sistem ekonomi ini tentu lebih

bersifat analitik daripada penggambaran senyatanya karena dalam kenyataan tidak ada sisiten

ekonomi yang murni kapitalis atau kominis. Sebagai model sistem ekonomi ini merupakan

penyederhanaan atas kenyataan yang sesungguhnya sangat kompleks.

Dalam hal ini, Gregory dan Stuart mengajukan empat kreteria kategorisasi sistem.

Keempat kreteria ini meliputi organisasi pengaturan pembuatan keputusan, mekanisme

pengadaan informasi dan koordinasi ( pasar dan perencanaan), pemilikan barang (pengendalian

dan pendapatan), dan mekanisme penetapan tujuan dan membujukm orang bertindak (insentif).
Dalam melaksanakan tujuan suatu organisasi biasanya dilakukan suatu pembagian tugas

secara vertikal diantara subunit subunit dan organisasi yang lebih kecil. Dalam organisasi

Negara,perusahaan,dan keluarga merupakan subunit subunit peringkat bawah,sedangkan

pemerintah merupakan subunit peringkat atas. pada hirarki ini terdapat sejumlah individu dalam

subunit peringkat atas yang memberikan perintah dan pengarahan yang harus ditaati dengan

semua anggota organisasi yang menjadi subunit peringkat bawah.

Salah satu karatiristik organisasi yang mempengaruhi pencapaian tujuan organisasi ialah

derajat sentralisasi dan disentralisasi dalam pembuatan keputusan. Keputusan pada dasarnya

dilakukan pada peringkat bawah organisasi. Sebaliknya, sistem ekonomi yang disentralisasikan

berarti pengambilan keputusan dilakukan pada peringkat atas organisasi .

Faktor faktor yang diperkirakan mempengaruhi peringkat pengambilan keputusan ialah

distribusi kewenangan dan pendayagunaan informasi. Dari segi kewenangan, suatu sistem

ekonomi dikatakan tersentralisasi apabila kewenangan membuat keputusan dimonopoli dengan

peringkat atas organisasi. Sebaliknya, suatu sistem ekonomi dikatakan terdesentarisasi apabila

kewenangan membuat keputusan terletak pada peringkat bawah organisasi.namun dalam

kenyataan, kewenangan membuat keputusan biasanya tersebar berbagai peringkat, dan berubah

sesuai dengan tuntutan perkembangan. Suatu sistem ekonomi yang dari segi informasi

tersentralisasi berarti peringkat atas organisasi mengumpulkan, mengolah, dan mendayagunakan

informasi, dan hanya membagi informasi secara terbatas kepada peringkat bawah organisasi.

Sebaliknya, suatu sistem organisasi yang secara informasi terdesentralisasi berarti peringkat

bawah organisasi yang mengumpulkan, mengolah dan mendayagunakan informasi tanpa

membagi informasi dengan peringkat atas organisasi.


Dalam suatu sistem informasi berbagai mekanisme untuk menyajikan informasi dan

mengoordinasikan keputusan. Pada masyarakat yang sederhana maka barter yang menjadi

mekasisme tersebut (yang dewasa ini dapat dikatakan sudah jarang digunakan ), sedangkan

dalam masyarakat modern maka pasar dan perencanaan yang menjadi mekanisme ekonomi.

Secara sederhana sering dikemukakan ekonomi terpusat menggunakan mekanisme perencanaan,

sedangkan ekonomi terdesentralisasi menggunakan mekanisme pasar. Namun, dalam kenyataan

tidak selalu. Demikian, acap kali yang terjadi justru campuran.

Mekanisme perencanaan terdirei atas dua tipe,yaitu ekonomi terencana (planned

economy ), dan perencanaan umum ( indicative planning ). Dalam ekonimi terencana, kegiatan

ekonomi diarahkan secara eksplisit maupun inplisit . kegiatan ini dilaksanakan oleh unit yang

lebih tinggi dalam bentuk dokumen yang disebut rencana ekonomi. Dalam perencanaan umum,

para perencana ekonomi menunjukkan sejumlah target, kecenderungan- kecenderungan umum

dan sektoral, dan menyajikan informasi yang bersifat pokok yang biasanya tidak disediakan oleh

pasar. Subunit ekonomi bebas mekanisme pasar lalu pasar lah ( sebagai dampak interaksi

permintaandan penawaran terhadap harga ) yang mengoorganisasikan kegiatan berbagai subunit

organisasi . pasar yang memberiksn tanda- tanda yang menggerakkan berbagai subunit dalam

sistem untuk membuat keputusan tentang pendayagunaan sumber – sumber yang dikuasainya.

Perusahaan dan keluarga bekerja melalui dan menanggapi pasar.

Kriteria yang ketiga berupa pemilikan atas harta benda seperti sarana dan alat produksi .

pemilikan harta benda dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu hak memperjual belikan harta benda,

hak menggunakan harta benda , dan hak menggunakan barang dan jasa yang dilahirkan oleh

harta benda yang bersangkutan. Pemilikan ini ada yang bersifat permanen seperti hak milik,

tetapi ada juga yang bersifat sementara seperti hak menggunakan objek tersebut .
Secara umumterdapat tiga bentuk pemilikan atas harta benda : publik, swasta, dan

kolektif. Apabila pemilikan pribadi ( swasta) yang menonjol maka ketiga jenis hak tersebut

dipegang oleh individu, sedangkan apabila pemilikan oleh publik yang menonjol maka ketiga

jenis hak tersebut dipegang oleh Negara. Dalam kenyataan, setiap sistem ekonomi

mendistribusikan ketiga jenis hak tersebut pada ketiga bentuk pemilikan dengan titik berat yang

berbeda. Artinya, sistem ekonomi yang satu mungkin lebih menekankan bentuk publik,

sedangkan sistem ekonomi yang lain lebih menonjolkan bentuk swasta. Perbedaan sistem hak

milik akan mempengaruhi tidak hanya peraturan dalam pembuatan keputusan , sistem motivasi

dan tujuan, tetapi juga distribusi pendapatan dan Arah kegiatan ekonomi dalam masyarakat.

Faktor yang lain juga menjadi ciri yang menbedakan sistem ekonomi ialah insentif yang

digunakan untuk memotivasi para individu guna mencapai tujuan- tujuan sistem. Tujuan dan

insentif merupakan kunci untuk memahami transformasi pemilikan atas harta benda dan

masukan informasi menjadi tindakan yang efektif. Insentif ini harus dapat menstimulisasikan

para individu pada tingkat bawah organisasi untuk mengikuti pengarahan yang diberikan oleh

para individu pada peringkat atas organisasi.

Hal ini hanya dapat dicapai apabila para individu yang akan menerima insentif harus

mampu mencapai tujuan yang ditetapkan para individu yang memberikan pengarahan harus

dapat mengecek pekerjaan para individu peringkat bawah organisasi, dan insentif itu harus dalam

bentuk yang dihargai oleh para individu peringkat bawah organisasi.

Insentif dapat diberikan dalam dua bentuk, yaitu insentif materil dan insentif moril. Yang

dimaksud dengan insentif materil ialah sistem penghargaan yang meninggikan nilai perilaku

tertentu dengan jalan memberikan barang atau uang dalam jumlah yang lebih banyak kepada

orang yang berperilaku sesuai dengan yang ditetapkan . insentif moral memberikan penghargaan
kepada perilaku tertentu dengan jalan menyandarkan para peserta akan tanggung jawab mereka

yang mulai kepada Negara dan bangsa atau kepada perusahaan. Dengan demikian, peserta

tersebut akan dihargai oleh lingkungannya.

Berdasarkan keempat kriteria tersebut disusun suatu model yang membedakan sistem

ekonomi menjadi tiga, yaitu kapitalisme, sosialisme pasar, dan sosialisme terencana. Kapitalisme

meerupakan suatu sistem ekonomi yang ditandai oleh ciri- ciri pembuatan keputusan

didesentralisasikan pada pemilik faktor produksi , pembuatan keputusan . dikoordinasikan oleh

mekanisme pasar, faktor produksi dimiliki oleh swasta, dan insentif materil yang diberikan untuk

memotivasi peserta untuk mencapai tujuan. Sosialisme pasar ditandai dengan ciri-ciri berikut.

Pembuatan keputusan didesentralisasikan, dikoordinasikan oleh mekanisme pasar, faktor

produksi dimiliki oleh publik, dan insentif materil, dan moril diberikan untuk memotivasi

perilaku peserta.

Selanjutnya, sosialisme terencana ditandai dengan ciri-ciri berikut ini. Pembuatan

keputusan disentralisasikan oleh peringkat atas organisasi dan dikoordinasikan oleh suatu

perencaan terpusat yang memberikan penghargaan yang bersifat mengikat kepada peserta, faktor

prosuksi dimiliki oleh publik, baik insentif materil maupun insentif moril diberikan untuk

memotivasi perilaku peserta. ketiga sistem ekonomi ini merupakan model sehingga tidak

menggambarkan seluruh kenyataan yang memang kompleks. Diluar ketiga sistem ekonomi ini

mungkin terdapat berbagai campuran , seperti pembuatan keputusan yang disentralisasikan dan

didesentarlisasikan dengan titik berat pada sentralisasikan, atau pembuatan keputusan

dikoordinasikan dengan mekanisme pasar dan perencanaan terpusat dengan titik berat pada

perencanaan terpusat.
Dari uraian diatas disimpulkan terdapat kaitan erat antara politik dan ekonomi seperti

dalam hal peranan Negara ( pemerintah ) para perencanaan dan koordinasi ekonomi , dan

pemilikan barang dan jasa ,baik dalam sistem sosialisme pasar bahkan dalam sistem kapitalisme.

Ini dikemukakan secara terinci fungsi pemerintah dalam kegiatan ekonomi.

2.2 Fungsi pemerintah Dalam Ekonomi

Pemikiran lama yang menganggap Negara sebagai penjaga keamanan dan ketertiban,

atau sebagai lembaga arbitrasi yang pasif untuk menyelesaikan konflik kepentingan diantara

berbagai kekuatan sosial telah ditinggalkan. Ketiga pendekatan dalam politik –ekonomi

berpendirian yang sama mengenai peranan Negara ( pemerintah ) dalam kegiatan ekonomi .

Namun, penjelasan yang diberikan atas peranan Negara yang berbeda –beda.

Neo-Statis berpandangan Negara memiliki kepentingan sendiri yang berbeda dengan

kepentingan yang diperjuangkanberbagai kelompok dalam masyarakat. Neo-Marxis berpendirian

dalam situasi tertentu Negara memiliki otonomi ( kepentingan sendiri ), tetapi untuk jangka

panjang Negara merupakan perpanjangan tangan dari golongan kapitalis.

Selanjutnya, pendekatan public choice memandangan keterlibatan Negara dalam

ekonomi sebagai upaya rasional untuk memaksimalkan perolehan suara dalam pemilihan umum .

perbedaan penjelasan yang diberikan dengan ketiga pendekatan ini tidajk diuraikan lebih lanjut

karena yang menjadi fokus bab ini berupa peranan pemerintah dalam kegiatan ekonomi.

Luas tidaknya peranan pemerintah dalam ekonomi dan mendalam tidaknya intervensi

pemerintah dalam ekonomi tidak hanya ditentukan oleh sifat permasalahan ekonomi yang

dihadapi,tetapi juga ditentukan oleh sistem ekonomi dan politik masyarakat Negara yang

bersangkutan. Secara umum disimpulkan adanya empat peranan atau bentuk keterlibatan
pemerintah dalam ekonomi,yaitu pengarahan ekonomi,pengaturan kegiatan ekonomi swasta,

redistribusi pendapatan,dan pengadaan barang dan jasa yang menjadi kepentingan umum.

Selain dalam pengadaan barang dan jasa yang bersifat public, adanya peran pemerintah

dalam tiga bentuk keterlibatan lain disebabkan ketidaksempurnaan pasar. Mekanisme permintaan

dan penawaran melalui pasar tak selalu menghasilkan harga yang wajar, kualitas barang dan jasa

yang terjamin, dan distribusi yang merata, karena yang disebut tangan tak terlihat itu acap kali

justru berwujud kekuatan tertentu yang memonopoli pasar. Fungsi yang pertama berkaitan

dengan pengarahan kegiatan ekonomi masyarakat sehingga mencapai tujuan yang dikehendaki.

Paham ini tak hanya dilaksanakan dalam sistem ekonomi perencanaan terpusat, tetapi juga

berkembang dalam sistem kapitalisme terutama berkat teori yang dikemukakan oleh Keynes

bahwa pemerintah harus aktif dalam meninggkatkan pertumbuhan ekonomi,mengurangi

pengangguran dan memelihara stabilitas harga tanpa mengurangi peranan swasta.

Pengarahan dari pemerintah dapat dilakukan secara langsung dan secara tidak langsung.

Pengarahan secara langsung berarti pemerintah mengharuskan para pengusaha untuk

melaksanakan kebijakan tertentu seperti yang dilakukan dalam sistem ekonomi perencanaan

terpusat. Pengarahan secara tidak langsung berarti pemerintah tidak mengharuskan atau

melarang melakukan kegiatan tertentu. Namun, kebijakan yang dibuat dan dilaksanakan oleh

pemerintah akan mempengaruhi pola kegiatan ekonomi yang dilaksanakan oleh swasta.

Pengarahan secara tak langsung dapat dilakukan dengan empat bentuk kebijakan ekonomi, yaitu

kebijakan anggaran penerimaan dan pengeluaran Negara (fiscal polici), kebijakan perbankan

(monetary policy) , kebijakan perdagangan dan rezim devisa dan kebijakan investasi modal asing

dan dalam negri. Keempat kebijakaan ini mempunyai dampak pada iklim pasar bagi barang dan

jasa.
Kebijakan penerimaan Negara,seperti besar-kecilnya pajak dalam segala bentuknya dan

bea cukai akan ikut merangsang perluasan usaha. Tarif pajak dan pungutan resmi lainnya yang

tidak terlalu tinggi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kelanjutan dan

pengembangan usaha. Demikian pula besar-kecilnya pengeluaran pemerintah dalam berbagai

sektor ekonomi merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi volume dan ruang

lingkup kegiatan ekonomi swasta.

Apabila sektor pertanianpangan ditetapkansebagai prioritas program pembangunan

maka kegiatan ekonomi untuk memproduksi dan mendistribusikansarana produksi pertanian,

seperti pupuk lembaga penelitian bibit unggul,antihama,traktor dan cangkul akan meningkat.

Kebijakan fiscal ini dapat juga digunakan untuk menstabilkan ekonomi; apabila terdapat

kemunduran ekonomi, tariff pajak diturunkan dan/atau jumlah pengeluaran

ditingkatkan.sebaliknya. apabila ekonomi berkembang terlalu cepat ( sedangkan bidang lain

ketinggalan sehingga terdapat ketidakserasian perkembangan) maka tariff pajak dinaikkan

dan/atau jumlah pengeluaran diturunkan.

Kebijakan moneter dan perkreditan merupakan kebijakan pemerintah dalam penyediaan

kredit dari bank dan pengendalian jumlah uang dalam peredaran. Bank sentral dan sistem

keuangan mempunyai dua tugas dalam pengarahan ekonomi, yakni menjamin pengadaan uang

atau kredit yang memadai untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan mengelola pertumbuhan

jumlah uang. Bunga pinjaman yang tinggi akan mengurangi pertumbuhan ekonomi, sedangkan

bunga tabungan yang tinggi akan menambah persediaan uang dalam bank sehingga pada

gilirannya dapat digunakan untuk menggerakan ekonomi.apabila jumlah uang yang beredar

dalam masyarakat melebihi jumlah barang sehingga harga harga sangat tinggi atau inflasi maka

pemerintah ( kementerian keuangan dan bank sentral) dapat mengatasi dengan menaikkan bunga
tabungan. Bahkan kebijakan moneter dapat digunakan untuk meningkatkan pemerataan usaha

dengan cara menjamin pemberian kredit kepada pengusaha kecil.

Kebijakan perdagangan luar negeri maupun dalam negeri berkaitan dengan prioritas yang

ditetapkan pemerintah dalam impor dan ekspor barang dan jasa. Misalnya, guna

mengembangkan industry dalam negeri ditetapkan barang impor harus dirakit didalam negeri

dan barang yang diekspor keluar negeri harus dalam bentuk jadi. Lalu barang dan jasa yang

dianggap penting untuk keperluan dalam negeri diberi perlindungan dengan hambatan tariff

tanpa campur tangan pemerintah dalam penentuan importirnya. Selanjutnya, untuk

mempengaruhi harga suatu barang dan jasa, pemerintah menghilangkan atau menyederhanakan

prosedur perizinan produksi.

Kebijakan rezim devisa berkaitan dengan ada-tidaknya pembatasan terhadap arus uang

masuk kedalam negeri dan arus uang keluar negeri.negara yang tidak mengenakan pembatasan

dan arus masuk dan arus keluar berarti menganut rezim bebas. Lalu kebijakan penanaman modal

berkaitan dengan penetapan bidang atau sektor yang dapat dimasuki oleh modal asing dan modal

dalam negeri, beserta beberapa ketentuan dalam bidang produksi dan distribusi, seperti

kerjasama modal,alih teknologi, tenaga kerja, pajak berganda, impor sarana produksi,dan

pasilitas ekspor. Fungsi ke dua berkaitan dengan upaya pemerintah untuk mengontrol monopoli

dan mengatur akibat-akibat yang ditimbulkan dari kegiatan ekonomi terhadap pihak lain, tetapi

tidak dimasukan dalam faktor produksi.

Guna mencegah monopoli, ditempuh salah satu dari tiga strategis ini. Pertama, malarang

pemilik yang sama untuk membentuk dua perusahaan yang memproduksi komoditi yang sama

dalam suatu daerah.atau disuatu daerah suatu jenis komoditi harus diproduksi dan dijual lebih
dari satu perusahaan yang berbeda pemiliknya. Kedua, memberi izin kepada suatu perusahaan

untuk memonopoli satu jenis komoditi tertentu. Namun, sebagai imbal dari izin tersebut, sistem

penetapan harga dalam perusahaan akan diawasi dalam suatu lembaga pemerintah. Ketiga,

nasionalisasi komoditi sehingga menjadi milik dan dibawah pengelolaan pemerintah. Hal-hal

yang menyangkut hajat hidup orang banyak biasanya dimonopoli oleh Negara, seperti air,

minuman,listrk, kereta api, dan telepon.

Hal lain yang diatur pemerintah berupa dampak negatif kegiatan ekonomi terhadap pihak

luar, tetapi tidak dimaksukkan kedalam faktor produksi seperti polusi yang ditimbulkan industry

(dampak negatif). Dalam mengatasi dmpak negatif pemerintah memuat ketentuan yang berisi

standar yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan untuk mendapat izin usaha. Dalam mengatur

dampak positif pemerintah melakukan salah satu dari tiga cara ini, yaitu menetapkan harga

secara diskriminatif (setiap konsumen dikenakan tariff harga yang berbeda sesuai dengan

permintaan), memberi subsidi kepada perusahaan, atau pengambilalihan seluruh kegiatan

sehingga sepenuhnya dibawah pengelolaan pemerintah (nasionalisasi).

Yang dimaksud dengan pajak progresif ialah pajak yang dikenakan kepada wajib pajak

berdasarkan prinsip makin tinggi pendapatan makin tinggi pula beban pajak yang ditanggungnya.

Dengan cara ini, kelompok masyarakat yang berpenghasilan tinggi dapat membantu masyarakat

yang berpenghasilan rendah. Melalui tangan pemerintah sebagia tangan pemerintah dan

penggelolah pajak. Sebaliknya dari pajak progresif ialah pajak represif, yakni pengenaan beban

pajak yang sama besarnya terhadap semua wajib pajak, tanpa membedakan wajib pajak yang

berpengasilan tinggi dan yang berpenghasilan rendah sehingga bagi pihak yang pertama beban

itu sangat ringan, sedangkan bagi pihakmyang kedua beban itu sangat memberatkan.
Pemberian subsidi ialah alokasi sejumlah dana kepada kelompok masyarakat atai daerah

tertentu agar dapat meningkatkan kegiatan ekonomi guna memenuhi kebutuhan kelompok

masyatakaty atu daerah sesuai dengan keadaan dan aspirasi anggita kelompok masyarakat atau

daerah yang bersangkutan. Sedangkan pelayanan sosial merupakan penyediaan fasilitas dan

jaminan hidup kepada orang jompo, yatim piatu, orang sakit, orang cacat, orang yang

menganggur, dan orang miskin.

Hal ini disebabkan alasan-alasan berikut. Kemanfaatan yang dimaksudkan untuik semua

individu (seseorang tidak bisa ditolak untuik mendapatkan pelayanan), jumlah produksi dan

harga tidak bisa ditentukan oleh mekanisme pasar, dan biasanya diproduksi dengan jumlah besar

besaran sehingga tidak hanya cukup dengan semua, tetapi juga biaya produksinya lebih sedikit.

Perenan negara (pemerintah) dalam pengadaan barang dan jasa sudah menjadi kesepakatan

umum, tetapi tidak terdapat kesepakatan umum dalam hal barang dan jasa macam apa saja yang

masuk kedalam kategori kepentingsn umum. Pertahanan dan keamanan, sistem transportasi dan

pelayanan pos tampaknya dimana pun dikategorikan kedalam kepentingan umum. Namun,

perbankan,telekomunikasi,energi, keluarga berencana, dan perumahan menjadi urusan negara di

Indonesia dan sejumlah negara berkembang lainnya.


2.3 Politik dan kebijakan ekonomi

Kebijakan ekonomi pada dasarnya merupakan keputusan politik karena mempengaruhi

distribusi kakayaan dan pendapatan dalam masyarakat. Oleh karena itu, untuk memenuhi

kebijakan ekonomi pewrlu pula pemahaman akan distribusi kekuasaan diantara berbagai

kekuaatan dalam masyarakat. Kebijakan ekonomi juga merupakan masalah politik karena ia

mencerminkan keputusan yang dibuat oleh para pejabat pemerintah dalam konteks kelembagaan.

Dalam berbagai sistem politik dapat disimpulkan sejumlah kemungkinan pihak yang memerintah

seperti otokrat-tradisional, parati politik yang bersaing,partai tunggal yang totaliter, golongan

militer dengan tuan tanah dan pegusaha asing, atau koalisi antara militer, birokrat dan teknokrat

dengan pengusaha asing.

Golongan yang memerinth itulah yang menentukan kebijakan ekonomi dan yang akan

mengambil keputusan dalam berbagai alternatif dalam memecahkan dilema ekonomi. Dilemma

ekonomi yang dimaksud berupa keterbatasan sumber-sumber dibandingkan dengan tuntutan dan

harapan penduduk yang semakin meningkat jumlah, jenis, dan kualitas.


BAB III PENUTUPAN

Kesimpulan

Secara sederhana sering dikemukakan sekonomi terpusat menggunakan mekanisme

perencanaan, sedangkan ekonomi terdesentralisasi menggunakan ekonomi pasar. Mekanisme

perencanaan terdiri atas dua tipe, yaitu ekonomi terencana dan perencanaan umum. Kaitan erat

antara politik dan ekonomi, seperti dalam hal peranan negara (pemerintah) pada perencanaan dan

koordinasi ekonomi, dan pemilikasn barang dan jasa, baik dalm sistem ekonomi sosialisme

dengan perencanaan terpusat (komunis) maupun dalam sistem ekonomi sosialisme pasar bahkan

dalam sistem ekonomi kapitalisme.

Peranan pemerintah dalam pengadaan barang dan jasa public sudah menjadi kesepakatan

umum. Pertahanan dan keamanan, sistem transportasi, dan pelayanan pos tampaknya

diamanapun dikategorikan kedalam kepentingan umum. Namun, perbankan,

telekomunikasi,energi, keluarga berencana dan perumahan menjadi kepentingan pemerintah.

Kebijakan ekonomi merupakan keputusan politik karena mempengaruhi distribudi kekayaan dan

pendapatan masyrakat. Kebijakan ekonomi juga merupakan masalah politik karena ia

mencerminkan keputusan yang dibuat oleh para pejabat pemerintah dalm konteks kelembagaan.
DAFTAR ISI

1. Martin Staniland. 1985. What is political economy? New haven: Yale university

press.hlm 6-7.

2. Anthony Down. 1957. An economic theory of democracy. New York: Harper and bros.

3. Untuk mendalami secara lebih jauh mengenai hubungan politik ddengan ekonomi

dapat dipelajari pendekatan ekonomi politik dalam ilmu politik.

4. Charles Andrain. 1970. Politicallife and social change: An introduction to political

science. Belmont.,cal,: Wadsworth publishing company inc. hlm 152.

5. Gregory grossman. 1967. Ecominic system. Engelwood Cliffs, New York: Prentice-

hall. Hlm 13-16.

6. Paul R. Gregory Dan Robert.C Stuart. 1985. Comperative economic systems. Boston:

Houghton miffin company. Hlm 12-23.

7. Bandingkan dengan Richard Musgrave.1969.fiscal system.new haven: Yale university

press. Hlm 7-32; Ridchard girll. 1968.Economisand the public interest.Palisades,

cal.:Goodyear publishing company .Hlm.59-60; dan james E. Alt dan K. Alec

chrystal.1983.political Economics .Berceley : Universityof California Press. Hlm

175-183.

8. J. M Keynes. 1973. The General Theory of employment ,InterestAnd Money .Reprint

London :Machmillan.Bab III.

Anda mungkin juga menyukai