Anda di halaman 1dari 19

NAMA : DENIS YUSUF SAPARUDIN

NPM : 02B5130362
JURUSAN : MANAJEMEN STRATA 1 (S1)
APA PERBEDAAN EKONOMI MURNI DENGAN
EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN???
EKONOMI MURNI EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN

EKONOMI SEBAGAI ILMU TERSENDIRI & MEMANFAATKAN HAMPIR SEMUA ILMU


TIDAK PERLU BERKOLABORASI DENGAN SOSIAL DALAM MEMBAHAS MASALAH-
DISIPLIN ILMU-ILMU SOSIAL LAIN DALAM MASALAH EKONOMI.
MEMBAHAS PERSOALAN EKONOMI.

HANYA MEMBAHAS SELUK BELUK MENGAMATI DAN JUGA BERUSAHA


EKONOMI PASAR DENGAN PENDEKATAN MENJELASKAN MENGAPA DAN
EMPIRIKAL. BAGAIMANA PERISTIWA-PERISTIWA
EKONOMI SEHARUSNYA.
TERLALU BERSIFAT MATREALISTIS LEBIH BERSIFAT IDEALISTIS

LEBIH BANYAK MENGOBSERVASI LEBIH TERFOKUS PADA BIAYA


KOMODITAS DAN HARGA-HARGA TRANSAKSI DAN KEBIJAKAN PUBLIK
Perlunya mengembangkan
ekonomi politik kelembagaan
Ekonomi politik kelembagaan dapat dijadikan sebagai
salah satu bentuk pemecahan masalah-masalah ekonomi
maupun politik.
Tokoh-Tokoh Ekonomi Politik
Kelembagaan
Veblen (Peran Nilai-nilai Norma-norma)

Weber, Schumpeter, dan Myrdal (peran wirausahawan)

Commons, Coase, dan North (peran Hukum)


Ekonomi Kelembagaan Baru
Dalam membahas berbagai persoalan hukum, mereka
banyak menggunakan pendekatan ekonomi
Marshallian seperti analisis biaya marjinal dan
keuntungan dari suatu aturan atau undang-undang.
Besarnya pengaruh ekonomi terhadap hukum dapat
dilihat dari jurnal-jurnal hukum dan penilaian sidang
dipenuhi dengan diskusi-diskusi.
Hukum tentang Kelalaian
Analisis hukum tentang kelalaian dengan mengindentifikasikan
3 faktor kunci sebagi berikut :
Kemungkinan terjadinya kecelakaan (the probability of injury, P)
Akibat atau kerugaian karena kecelakaan (the extend of injury of loss, L)
Biaya untuk menghindari terjadinya kecelakaan (cost of preventing the accident, c)
Dengan demikian, secara matematis seseorang atau suatu
lembaga dapat diruntut berdasarkan undang-undang tindak
kelalaian jika :

PXL>c
Hukum Kriminal
Dari segi ekonomi, terdapat keuntungan dan kerugian
dalam suatu tindak kejahatan.
Keputusan hukuman untuk pelaku didasarkan pada
pertimbangan asas manfaat (benefit) dan mudharat
(kerugian)
Hukum Kepemilikan
Hukum kepemilikan meliputi kekayaan fisik
(mencakup objek-objek konsumsi, tanah, dan kapital)
maupun kekayaan yang sifatnya tidak nyata (seperti
ide-ide, puisi, formula, dan sebagainya)
Tiga Lapisan Kelembagaan
Kelembagaan sebagai Norma-norma dan
Konvensi

Kelembagaan sebagai Aturan Main

Kelembagaan sebagai Pengatur Hubungan


Kepemilikan
Kelembagaan sebagai Norma-norma dan Konvensi
Kelembagaaan sebagai norma-norma dan konvensi ini lebih diartikan sebagai
aransemen berdasarkan konsensus atau pola tingkah laku dan norma yang disepakati
bersama. Norma dan konvensi umumnya bersifat informal, ditegakkan oleh
keluarga, masyarakat, adat, dan sebagainya.
Kelembagaan sebagai Aturan Main
Dalam hal ini, kelembagan dilihat sebagai aturan main yang
memberi naungan dan sanksi terhadap individu-individu dan
kelompok dalam menentukan pilihannya.
Hukum dan aturan membatasi sekaligus menawarkan sebuah
struktur tertentu terhadap interaksi manusia.
Kelembagaan sebagai Pengatur Hubungan Kepemilikan
Sebagai pengatur hubungan kepemilikan,
kelembagaan dianggap sebagai aransemen sosial
yang mengatur:

individu atau kelompok pemilik,


objek nilai bagi pemilik dan orang lain,
orang dan pihak lain yang terlibat dalam suatu
kepemilikan.
Jenis-Jenis Kepemilikan
Milik Negara

Milik Bersama

Milik Privat

Bukan Milik Siapa-Siapa


Kaitan Kepemilikan dengan
Efisiensi
Ada kaitan yang sangat kuat antara jenis kepemilikan
dengan efisiensi. Menurut Richard, ada kriteria sistem
hak-hak kepemilikan yang efisien yaitu:
1. Universalitas
2. Eksklusivitas
3. Dapat ditransfer
Tragedy of the Commons (Tragedi Kekayaan
Bersama)
Dasar kepemilikan barang bersama adalah lemah, hal
tersebut disebabkan oleh karena barang milik bersama
yang diperoleh dari warisan turun temurun
dipertanyakan keabsahannya karena batasan-batasan
akuannya kurang jelas dan barang milik bersama
cenderung dieksploitasi tanpa memperhatikan manfaat
pada generasi yang akan datang.
Kelembagaan dan Pasar
Menurut Caporaso & Levine (1993) ada tiga bentuk kaitan antara institusi
dengan pasar.
Pertama, pasar itu sendiri adalah institusi.
Kedua, institusi biasanya membatasi ruang lingkup pertukaran pasar.
Ketiga, institusi-institusi politik bias dimanfaatkan untuk mengubab insentif
yang mendasari pertukaran pasar.

Menurut Bromley(1989) ada dua jenis transaksi dalam masyarakat:


Pertama, transaksi komoditas
Kedua, transaksi kelembagaan.
Peran Penting Transaksi Institusional
Menurut Bromley (1989) transaksi-transaksi institusional adalah suatu
struktur institusi yang mendefinisikan perekonomian sebagai sebuah
perangkat-perangkat hubungan yang tertata. Peran transaksi-transaksi
institusional ini sangat penting, sebab adalah transaksi-transaksi
kelembagaan yang menentukan struktur aransemen kelembagaan tertentu
yang membatasi domain transaksi-transaksi komoditas.

Jika kita paham bahwa biaya total adalah penjumlahan biaya transformasi
dengan biaya-biaya transaksi, ini berarti bahwa kita perlu melakukan modifikasi
terhadap teori-teori ekonomi dengan mengontruksikan sebuah kerangka analisa baru
dalam teori ekonomi mikro

Kelembagaan menentukan transaksi, sekaligus mengatur kelompok atau


agen ekonomi untuk mewujudkan kontrol kolektif terhadap transaksi.
Ekonomi Politik Kelembagaan dan Kebijakan
Publik

Perekonomian tidak bisa hanya diserahkan pada


produsen dan konsumen yang berinteraksi satu sama
lain lewat mekanisme pasar. Diperlukan adanya
campur tangan pemerintah, terutama jika mekanisme
pasar tidak bekerja sempurna. Keputusan yang
menyangkut kebijakan publik dilaksanakan oleh
pemerintah sesuai institusi ekonomi dan politik yang
ada.
Hakikat Barang dan Jasa
Karakteristik barang dan jasa bisa dilihat dari
ekskludibitas dan rivalitas.
Ekskludibitas bisa dilihat dari kemampan penyedia
barang dan jasa untuk meng-eksklude atau
mengeluarkan mereka yang tidak membayar untuk
ikut mengonsumsi barang jasa tersebut.
Rivalitas dilihat dari kondisi apakah jika ada
seseorang mengonsumsi suatu barang maka
ketersediaan barang jasa tersebut untuk dikonsumsi
orang lain menjadi berkurang.
Upaya Menjinakkan Lingkungan
Untuk menghindari dampak yang tidak diinginkan,
dalam analisis ekonomi politik kelembagaan sering
dikaji apa saja keputusan atau kebijakan yang dapat
memperbaiki suatu hasil dan apa pula aturan main
(norma-norma, aturan-aturan, hubungan kepemilikan)
yang mampu memberi naungan dan sanksi terhadap
tingkah laku masing-masing pihak yang terlibat dalam
suatu aktivitas ekonomi.
Peran Masyarakat Madani
Ketika kelembagaan yang efisien itu tidak dirancang,
diorganisasi, dan ditegakkan dengan baik oleh
pemerintahan yang ada, dalam situasi inilah diharapkan
kehadiran masyarakat madani (civil society, yang tahu
akan hak-hak dan kewajibannya) yang menghendaki
harmoni dan keberadaban.

Anda mungkin juga menyukai