Anda di halaman 1dari 18

Kedudukan PKP dalam Manajemen Puskesmas:

P1 : perencanaan ==> PTP/Perencanaan Tingkat Puskesmas


P2 : penggerakan dan pelaksanaan ==> Lokmin, Kegiatan Puskesmas, Pencatatan,
Pengelolaan Keuangan dan sumber daya (termasuk SDM)
P3 : pengawasan, penilaian dan pengendalian ==> Laporan (Termasuk Profil), PKP

Kedudukan PKP dalam Sistem Pengelolaan Puskesmas:


1. INPUT: 5M (Man, Money, Methode, Materials, Machine) yaitu PTP
2. PROSES: 5W+1H (Who, What, How, When, Why, Where) yaitu Lokmin, dll.
3. OUTPUT: yaitu PKP dan Laporan

Kedudukan PKP dalam Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP):


1. Input: Bahan Analisa dari Laporan, PKP, dan evaluasi Kegiatan sebelumnya
2. Proses: Lokmin, Penetapan prioritas Masalah, Penetapan Penyebab Masalah,
Pemecahan Masalah
3. Output: RUK (Rencana USulan Kegiatan) dan RPK (Rencana Pelaksanaan Kegiatan)

Matriks Rencana Usulan Kegiatan (RUK)

Kebutuhan
Upaya Sumberdaya Indikator Sumber
Kesehatan Keberhasi Pembia
No Esensial Kegiatan Tujuan Sasaran Target Dana Alat Tenaga lan yaan

1 Promkes

2 Gizi Masy

3 KIA+ KB

4 P2M

5 Kesling

Dibuat: RUK Upaya Kesehatan Wajib, Upaya Kesehatan Pengembangan


Contoh Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) Puskesmas Tahun

Rincian Lokasi Tenaga


Upaya Volume Pelaksa Pelaksa Pelaksa
No Kesehatan Kegiatan Sasaran Target Kegiatan naan naan na Jadwal Biaya

1 Promkes

2 Gizi Masy

3 KIA+ KB

4 P2M

5 Kesling
Penyajian, Analisa Data dan Pemecahan Masalah pada Penilaian Kinerja Puskesmas.

Visualisasi Hasil Penilaian Kinerja Puskesmas


Pembahasan ini terdiri dari beberapa sub pokok bahasan yaitu: Penyajian Hasil Kegiatan
dan dan Analisa Data. Kita langsung saja pada pembahasan, sebagai berikut:

A. Penyajian Hasil Kegiatan

Perhitungan hasil kegiatan dengan variabel-variabelnya diharapkan dapat memberikan


gambaran kepada masing- masing penanggung jawab dan pelaksana di Puskesmas
tentang tingkat pencapaian hasil dari jenis-jenis kegiatan yang menjadi tanggung
jawabnya dan sebagai bahan evaluasi/ penilaian pencapaian prestasi kinerjanya yang
diperhitungkan sendiri.

Untuk memudahkan dapat melihat pencapaian hasil kinerja Puskesmas, maka hasil
cakupan kegiatan pelayanan dan manajemen Puskesmas dapat disajikan dalam bentuk
gambaran grafik sarang laba-laba .

Hasil pencapaian cakupan kegiatan pelayanan dan manajemen disajikan dalam bentuk
sarang laba-laba yang berbeda. Setiap jari-jari grafik sarang laba-laba untuk satu
kelompok jenis kegiatan pelayanan/manajemen Puskesmas. Sedangkan bagi masing-
masing penanggung jawab kegiatan, dapat membuat hal yang sama untuk masing-masing
variabel kegiatannya.

Hasil pencapaian mutu pelayanan dan manajemen dapat juga disajikan dalam bentuk
grafik sarang laba-laba.

Dengan grafik sarang laba-laba diharapkan pembaca lebih mudah mengetahui tingkat
kesenjangan pencapaian dan ketidakserasian antara hasil kegiatan dengan manajemen,
karena antara keduanya mempunyai keterkaitan yang sejajar.

Cara penyajian grafik tersebut sebaiknya dibuat secara periodik bulanan atau triwulan,
sehingga dapat digunakan sebagai bahan pemantauan dan identifikasi masalah sedini
mungkin.
B. Analisa Data

Analisis data merupakan kegiatan untuk mengambil kesimpulan dari data yang sudah
diolah, yang selanjutnya akan menjadi bahan pertimbangan untuk memberikan masukan
bagi perencanaan, monitoring, bimbingan dan pengendalian fungsi Puskesmas.

Kesalahan yang sering dilakukan dalam upaya menetapkan/merumuskan masalah secara


benar, ada 3 buah hambatan :
1. Tidak mendiagnosa masalah dari gejalanya.
2. Terlalu memfokuskan pada masalah yang relatif kecil daripada masalah yang utama
3. Kurang dapat menentukan alternatif dalam penyelesaian masalah yang sebenarnya.

Langkah-langkah merumuskan masalah dan penyebabnya.:


1. Identifikasi kesenjangan pencapaian hasil cakupan kegiatan pelayanan, manajemen
Puskesmas dan pencapaian mutu kegiatan.
2. Identifikasi faktor penyebab, pendukung, peluang dan ancaman prioritas masalah
kegiatan pelayanan kesehatan yang dihadapi Puskesmas dalam tahun anggaran berjalan.
3. Perumusan analisis sebab akibat, menggunakan suatu teknik untuk
mengidentifikasikan semua masalah dalam suatu situasi tertentu sebagai rangkaian
hubungan sebab akibat.
4. Penentuan prioritas masalah kegiatan pelayanan kesehatan dengan menggunakan
metode, untuk menentukan urutan masalah dari yang paling penting sampai dengan yang
kurang penting.

Untuk melakukan analisa data selain diperlukan hasil pencapaian cakupan kegiatan
pelayanan, manajemen termasuk mutu pelayanan (bagi Puskesmas yang telah
menerapkan mutu pelayanan) juga diperlukan semua data kegiatan Puskesmas, sumber
daya Puskesmas dan keadaan lingkungan (fisik dan non fisik), yang terkait dengan
kegiatan yang akan dianalisa.

1. Identifikasi kesenjangan pencapaian hasil cakupan kegiatan pelayanan

Untuk melakukan analisa data tingkat Puskesmas dapat dimulai dengan mengidentifikasi
kesenjangan yang tergambar dalam grafik sarang laba-laba. Pencapaian hasil cakupan
kegiatan yang terjadi kesenjangan di grafik sarang laba-laba ditulis ke lampiran : Analisa
data I pada judul matrik RAGPIE (dibawah Matrik RAGPIE / untuk evaluasi kegiatan).
Setiap lembar matrik untuk satu kegiatan yang terjadi kesenjangan.

Analisis penyebab kesenjangan, dalam aspek penyediaan dan pemanfaatan sumber daya.
Tuliskan pada kolom sumber daya di kolom perencanaan tentang semua sumber daya
(tenaga, biaya, alat, obat, sarana transport, fasilitas kesehatan) yang direncanakan untuk
melakukan kegiatan tersebut. Kemudian tuliskan pada kolom sumber daya di kolom
pelaksanaan tentang pelaksanaannya penggunaan yang tertulis pada kolom sumber daya
di kolom perencanaan.

Demikian juga tuliskan berapa % ternyata hasil yang dimanfaatkan penggunaan sumber
daya pada kolom sumber daya di kolom evaluasi dengan cara hasil sumber daya di kolom
pelaksanaan dibagi sumber daya perencanaan dikalikan 100 %.

Tuliskan pada kolom kegiatan di kolom perencanaan tentang semua rencana kegiatan
yang akan dilaksanakan dengan menggunakan sumber daya yang tercantum dalam kolom
sumber daya di kolom perencanaan. Dengan cara penilaian/ hitungan yang sama tulislah
pada kolom kegiatan di kolom pelaksanaan dan kolom kegiatan di kolom evaluasi.
Tuliskan pada kolom pencapaian di kolom perencanaan tentang semua hasil rencana
kegiatan yang akan dilaksanakan dengan menggunakan sumber daya yang tercantum
dalam kolom sumber daya di kolom perencanaan. Dengan cara penilaian/ hitungan yang
sama, tulislah pada kolom pencapaian di kolom pelaksanaan dan kolom pencapaian di
kolom evaluasi.

2. Identifikasi faktor kelemahan, pendukung, peluang dan ancaman masalah


kegiatan pelayanan kesehatan

Dalam mengumpulkan keterangan (informasi) yang berkaitan dengan masalah kegiatan


pelayanan kesehatan, dengan cara menuliskan dalam lampiran : Analisa Data II (format
SWOT ) tentang variabel, sub variabel dan sub-sub variabel (baik yang tercantum
maupun tidak tercantum dalam stratifikasi, namun ada dalam catatan data kegiatan
Puskesmas) dari kegiatan pelayanan yang terjadi kesenjangan di grafik sarang laba-laba
(jenis kegiatan yang ditulis sama dengan semua kegiatan yang dinilai dalam matrik
RAGPIE).

Tim kecil menuliskan hasil analisa / pengamatan selama melaksanakan kegiatan tersebut
semua sumber daya, lingkungan (fisik : keadaan geografis, iklim, dan non fisik :
pendapatan penduduk, adat-istiadat, pendidikan masyarakat, dll) yang memengaruhi
kegiatan tersebut dengan memisahkan unsur tersebut yang menjadikan kegiatan
terhambat/ kendala, mendukung keberhasilan kegiatan, peluang di masa mendatang
kegiatan tersebut dan ancaman kegiatan tersebut bila tidak dilaksanakan ke dalam kolom-
kolom kekuatan/ pendukung (Strengths), kelemahan (Weaknesses), peluang
(Opportunities) dan ancaman (Threats).

Demikian juga tim kecil menuliskan hasil pengamatan dan analisa kegiatan manajemen
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan yang menjadi hambatan/ kendala
(tulislah pada kolom kelemahan), dan yang menjadi kekuatan/ dukungan kegiatan
tersebut (tulislah pada kolom kekuatan/ pendukung), hal-hal yang menjadi peluang bila
kegiatan dilaksanakan pada tahun mendatang (pada kolom peluang), serta hal-hal yang
menjadi ancaman bila kegiatan tersebut tidak dilaksanakan pada tahun mendatang (pada
kolom ancaman).

Sumber daya Puskesmas dan keadaan lingkungan fisik dan non fisik yang dicantumkan
hanya yang terkait saja.

3. Perumusan analisis sebab akibat

Dalam merumuskan analisis sebab akibat dapat menggunakan Pohon masalah, karena
metodenya mudah namun hasilnya relevan, namun Puskesmas kabupaten/ kota dapat
menggunakan metode lain yang sederhana, mudah dan hasilnya relevan.

Pohon masalah adalah suatu teknik untuk mengidentifikasikan semua masalah dalam
suatu situasi tertentu, menyusun dan memperagakan informasi ini sebagai rangkaian
hubungan sebab akibat.

Mulai dengan yang menjadikan prioritas utama masalah kegiatan pelayanan kesehatan
yang dipecahkan.

Catat semua masalah terkait lainnya yang sudah diidentifikasikan dalam matrik RAGPIE
dan format SWOT.
Teknik curah pendapat (brainstorming) dapat dipergunakan, atau disebutkan masalah
yang diidentifikasikan dengan pertanyaan berikut:
1. Apa yang menjadi masalah utama
2. Apa yang menjadi akibat masalah ini
3. Apa yang menjadi masalah pokok dari masalah utama
4. Apa yang menjadi masalah spesifik dari masalah pokok
Susun masalah yang telah diidentifikasi oleh tim ke dalam bentuk sebuah pohon masalah
Setiap format pohon masalah untuk satu jenis kegiatan.

TATA CARA PERENCANAAN TINGKAT PUSKESMAS


1. menetapkan SK Tim PTP (tim manajemen Puskesmas)
2. melakukan sosialisasi pemahaman penyusunan RUK kepada tim PTP
3. melakukan analisis situasi untuk memperoleh informasi mengenai keadaan dan
mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi Puskesmas
4. melakukan analisis masalah dari sisi pandang masyarakat melalui survei mawas
diri
5. mengumpulkan data kinerja Puskesmas sampai dengan tahun N-2 (untuk
menyusun RUK)
6. data dilakukan analisis oleh Tim PTP secara deskriptif dan atau komparatif
7. ketersediaan sumber daya puskesmas mendukung penyusunan RUK dan RPK
8. perumusan masalah berdasarkan prinsip 5 W 1 H
9. Memakai metode brainstroming (curah pendapat) untuk pemecahan masalah
10. kegiatan yang direncanakan dalam RUK adalah kegiatan terpilih sebagai
pemecahan masalah
ETA BUAT DAFTAR TILIK

KEKUATAN PELUANG KELEMAHAN ANCAMAN


1. Ada SK Kepala 1. Ada pertemuan rutin 1. Pemahaman proses 1. Jika masyarakat dan
Puskesmas tentang lintas program dan lintas PTP di level karyawan atau lintas sektoral tidak
Pembentukan tim sektor diPuskesmas Puskesmas belum sama mendukung saat proses
perencanaan tingkat analisa masalah
puskesmas (tim masyarakat kurang
manajemen paham mengapa perlu
Puskesmas) adanya analisis
kebutuhan berbasis
masyarakat
2. Tim manajemen 2. Ada pertemuan rutin 2. Pelatihan PTP hanya 2. Jika Kepala
Puskesmas dengan Kader Kesehatan tertuju pada Struktural, Desa/Lurah/Camat
melakukan analisis (Posyandu, Pendamping belum semua pelaksana tidak mendukung proses
situasi Sederhana Bumil, Pendamping Gizi berkesempatan PTP sesuai perannya
Kurang/Buruk, PHBS, mendapatkan pelatihan
Kesling) PTP
3. Yakin, kegiatan 3. Ada pertemuan mutu di 3. Pembelajaran tentang
dalam RUK Puskesmas PTP di Puskesmas
kegiatan terpilih sifatnya hanya
sebagai pemecahan Sosialisasi
masalah keterbatasan waktu
dengan pelayanan
kesehatan.
4. Ada Pedoman 4. Ada kemauan untuk 4. Sebagian pelaksana
P1, P2, P3 (tahun belajar (continuing kegiatan berpendapat
2006) improvement) bahwa PTP adalah tugas
Ka Puskesmas
5. Ada regulasi 5. Akreditasi Puskesmas
PMK Nomor 44 EP meminta proses dalam
Tahun 2016 sistem manajemen
puskesmas
REKOMENDASI TINDAK LANJUT THD DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
1 Selalu melakukan supervisi untuk kegiatan penyusunan PTP agar pemahaman pusk
sama
2 Kepala dinas kesehatan memperingatkan kepala puskesmas untuk betul betul membuat
RUK secara hirarki gak suruhan ka Tunya
3 Dinas Kesehatan kalau minta RUK tidak langsung besuk RUK harus sudah
dikumpulkan ke din kes padahal pusk buat RUK melalui proses panjang
4 Dinkes seharusnya mendampingi saat proses PTP sehingga bila dalam perencanaan
kegiatan & anggaran bisa di sesuaikan dengan aturan yang berlaku. (tidak bolak-balik
harus di rubah/diganti)
5 Dinkes dapat memonitor pelaksanaan kegiatan di atas sehingga apa yang dilakukan
Puskesmas tidak menyimpang dari aturan yang seharusnya
6 Diadakan Pelatihan Perencanaan Tingkat Puskesmas Khusus Untuk Kepala Puskesmas
7 Melaksanakan review pelatihan PTP untuk Kapusk, Ka TU, dan Pelaksana Program
8 Pemegang Program di Dinas Kesehatan juga mengajarkan aplikasi PTP untuk masing-
masing pelaksana program dan sampaikan perannya
9 Melaksanakan pelatihan SMD yang sesuai plus belajar menyusun instrumen yang
benar
10 Dinkes agar lebih memperhatikan dan memberikan bimbingan dalam proses
penyusunan RUK, tidak hanya melihat hasil akhirnya, tetapi lebih memperhatikan
prosesnya
11 Evaluasi RUK dan RPK dengan bimbingan teknis penangung jawab program dan
penanggung jawab kegiatan sesuai dengan indikator indikator yang telah ditetapkan
oleh Dinas Kesehatan
12 Evaluasi Pemahaman SDM di Puskesmas tentang Perencanaan Terpadu Puskesmas
berkaitan dengan penyusunan RUK dan RPK
13 Sosialisasi/pelatihan/refreshing penyusunan RUK/RPK secara intensif untuk Tim
Perencanaan Puskesmas oleh Dinas Kesehatan
14 Mensosialisasikan Renstra 5 tahunan
15 Mensosialisasikan visi misi Dinas Kesehatan Kota Bandung
16 Mengadakan pelatihan tata cara pembuatan RBA
17 Pelatihan entri SIPKD
18 Memberikan pemahaman ke semua personil pusk diawal tahun sehingga penyusunan
PTP dapat sinergi dengan rentra dinas
19 Pendampingan dalam penyusunan perencanaan yg lebih benar.
20 pelatihan dari dinkes kab/kota untuk semua pelaksana bukan hanya ka pusk dan ka
TU

HARAPAN UNTUK DINKES KOTA


ADMEN
UKM dan PERKESMAS
UKP dan PENUNJANG (LAB, FARMASI) PTP
JEJARING
DAN
JARINGAN
PUSKESMAS
TINDAK LANJUT AKREDITASI :
REVIEW : MELAKSANA KAN PERENCANA AN TINGKAT PUSKESMAS BAGI KEPALA
PUSKESMAS DAN KEPALA SUB BAGIAN TATA USAHA

REVIEW : MELAKSANA KAN PERENCANA AN TINGKAT PUSKESMAS BAGI PELAKSANA


PROGRAM (UKM, PERKESMAS, FARMASI, LABORATORI UM), UKP BIASANYA TELAH
DIRANGKAP

REVIEW : MELAKSANA KAN REVIEW SURVEI MAWAS DIRI DENGAN ORIENTASI


PENYUSUN AN INSTRUMEN NYA
MONEV : MELAKSANAKAN MONITORING KE PUSKESMAS SEBAGAI PEMBINAAN
TERHADAP PROSES PERENCANAAN YANG DILAKSANAKAN DI TINGKAT PUSKESMAS DG
SASARAN SEMUA KARYAWAN SEHINGGA ADA SHARING RESPONSIBILITY (PERTEMUAN)

MONEV : PEMEGANG PROGRAM DI DINAS KESEHATAN JUGA SECARA KHUSUS


MELAKUKAN MONITORING SEBAGAI PEMBINAAN TERHADAP PELAKSANA PROGRAM DI
PUSKESMAS

HARAPAN KEPADA DKK :


1 Memfasilitasi pelatihan penyusunan PTP untuk karyawan selain kapusk dan katu
2 Ada monitoring dari prop ke puskesmas untuk pembuatan RUK apakah sudah betul
betul dilaksanakan secara benar (apakah sudah sesuai dengan kebutuham
masyarakat)
3 Tim Dinkes juga selalu memonitor Dinkes Kab/Kota secara berkala, sehingga ada
kewajiban untuk selalu mengevaluasi Puskesmas
4 Melaksanakan monitoring ke Puskesmas dalam rangka pembinaan bersama dengan
Dinas Kab/Kota (uji petik)
5 Melaksanakan pelatihan untuk tim dinkes Kab/Kota setiap tahun karena adanya
perubahan regulasi (pejabat berganti) dengan sasaran semua pejabat esselon
6 Memfasilitasi pelatihan untuk pembuatan RUK sesuai dengan ketentuan
7 Evaluasi Pemahaman SDM di Puskesmas tentang Perencanaan Terpadu Puskesmas
berkaitan dengan penyusunan RUK dan RPK
8 Diadakan Pelatihan : Perencanaan Tingkat Puskesmas
9 Diadakan Pelatihan : Analisis Data
10 Ada monev dari propinsi ke kab/kota dan puskesmas secara terpadu
11. MELAKSANAKAN REVIEW PTP SETIAP AKHIR TAHUN, KARENA
adanya dinamika pergantian struktural memungkinkan ada pejabat baru yang
belum tersosialisasi
Sasaran : semua pejabat eselon 4 di lingkungan Dinkes Kab/Kota sesuai PMK
75/2014 untuk UKM Essensial dan Perkesmas
Tujuan : meningkatkan kemampuan manajemen PTP untuk bahan pendampingan
ke Puskesmas

12. MELAKSANAKAN MONEV PROSES PTP DALAM RANGKA PEMBINAAN


Pemahaman dan partisipasi dalam PTP tidak selalu sama meskipun telah
tersosialisasi materi yang sama
Sasaran : dengan Uji Petik yaitu memilih beberapa Puskesmas sebagai sampel
Tujuan : untuk mengetahui tingkat pemahaman sasaran/tim PTP (baik
puskesmas/dinkes kab/kota)
13. FASILITASI PELATIHAN PTP UNTUK KARYAWAN PUSKESMAS (NON KA & KA TU)
Pemahaman proses PTP tidak hanya untuk Kepala dan Ka Sub Bag TU Puskesmas
Sasaran : Pelaksana UKM esensial dan Perkesmas (pengiriman peserta sesuai SK
Tim PTP)
Tujuan : untuk menyamakan tingkat pemahaman (tugas utama Dinkes Kota support
system)

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayahnya,
............................... ini dapat terselesaikan dengan sebaik-baiknya. Penilaian Kinerja
Puskesmas ................ Manajemen Puskesmas. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih
kepada para pihak yang turut serta membantu kelancaran kami.
Tidak ada gading yang tak retak, begitu juga dengan makalah kami ini masihbanyak hal-
hal yang perlu dibahas dalam mekanisme perencanaan ini.
E. Ruang Lingkup Penilaian Kinerja Puskesmas
Ruang lingkup Penilaian Kinerja Puskesmas meliputi penilaian pencapaian
hasil pelaksanaan pelayanan kesehatan, manajemen Puskesmas dan mutu
pelayanan. Penilaian terhadap kegiatan kegiatan upaya kesehatan wajib
Puskesmas yang telah ditetapkan di tingkat Provinsi dan kegiatan kesehatan
pengembangan/inovativ yang ditetapkan oleh Provinsi dan bisa ditambahi oleh
Kabupaten/Kota, apabila diwilayah Puskesmas tersebut mempunyai program
unggulan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang sudah diukur dengan
kemampuan sumberdaya termasuk ketersediaan dan kompetensi tenaga
pelaksananya, dengan tetap memperhatikan arahan dan kebijakan tingkat
Provinsi dan Pusat, yang dilandasi oleh kepentingan daerah dan nasional
termasuk konsensus global/ kesepakatan dunia (antara lain penanggulangan
penyakit TBC, malaria, diare, kusta, dan lain-lain).
Secara garis besar
lingkup Penilaian Kinerja Puskesmas tersebut berdasarkan pada upaya-upaya
Puskesmas dalam menyelenggarakan Pelayanan kesehatan yang meliputi:
1. Upaya Kesehatan Wajib sesuai dengan kebijakan nasional, dimana penetapan
jenis pelayanannya disusun oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
2. Upaya Kesehatan Pengembangan/inovatif antara lain penambahan upaya
kesehatan atau sub variable upaya kesehatan dalam pelaksanaan
pengembangan program kesehatan yang dilaksanakan diPuskesmas.
3. Pelaksanaan Manajemen Puskesmas dalam penyelenggaraan kegiatan, meliputi:
Proses penyusunan perencanaan, pelaksanaan lokakarya mini dan pelaksanaan
penilaian kinerja,
Manajemen sumber daya termasuk manajemen alat, obat,keuangan, dll.
4. Mutu pelayanan Puskesmas, meliputi:
Penilaian input pelayanan berdasarkan standar yang ditetapkan.
Penilaian proses pelayanan dengan menilai tingkat kepatuhannya terhadap
standar pelayanan yang telah ditetapkan.
Penilaian out-put pelayanan berdasarkan upaya kesehatan yang
diselenggarakan. Dimana masing-masing program/ kegiatan mempunyai
indikator mutu tersendiri, sebagai contoh angka drop out pengobatan pada
program penanggulangan TBC.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pelaksanaan Penilaian Kinerja Puskesmas
Pelaksanaan penilaian kinerja Puskesmas meliputi serangkaian kegiatan yang
dimulai sejak awal tahun anggaran pada saat penyusunan rencana pelaksanaan
kegiatan Puskesmas. Selanjutnya dilakukan pengumpulan data yang dipantau dan
dibahas melalui forum Lokakarya Mini baik bulanan dengan lintas program di dalam
Puskesmas maupun Lokakarya Mini tribulanan yang melibatkan lintas sektor di
Kecamatan.
Penilaian Kinerja Puskesmas di sini meliputi Puskesmas dan jaringannya yaitu
Puskesmas, Puskesmas pembantu, bidan di desa serta berbagai UKBM dan upaya
pemberdayaan masyarakat lainnya. Sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, maka pada proses pelaksanaannya tetap dibawah bimbingan dan
pembinaan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
1. A. Penetapan target Puskesmas
Target Puskesmas yaitu tolok ukur dalam bentuk angka nominal atau persentase
yang akan dicapai Puskesmas pada akhir tahun.
Penetapan besar target setiap kegiatan yang akan dicapai masing-masing
Puskesmas sifatnya spesifik dan berlaku untuk Puskesmas yang bersangkutan
berdasarkan pembahasan bersama antara Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan
Puskesmas pada saat penyusunan rencana kegiatan Puskesmas.
Target Nasional perlu dijabarkan ke dalam target Provinsi, Kabupaten/Kota dan
Puskesmas secara tepat. Penetapan target Puskesmas dengan mempertimbangkan :
1. Besarnya masalah yang dihadapi oleh masing-masing Puskesmas.
2. Besarnya masalah yang dihadapi kabupaten/kota.
3. Keberhasilan tahun lalu dalam menangani masalah.
4. Kendala-kendala maupun masalah dalam penanganannya.
5. Ketersediaan sumberdaya termasuk kemampuan sumber daya manusia tahun
yang akan datang.
6. Lingkungan fisik (faktor kesulitan geografis, iklim, transport, dan lain-lain) dan non
fisik (sosial budaya, tingkat pendapatan ekonomi masyarakat, pendidikan
masyarakat, dan lain-lain).
2. Pengumpulan data
1. Hasil kegiatan yang diperhitungkan adalah hasil kegiatan bulan Januari
sampai dengan bulan Desember tahun yang lalu. Penilaian KinerjaPuskesmas
merupakan salah satu simpul dari satu rangkaian kegiatan dalam
manajemen Puskesmas. Oleh karena penilaian kinerja adalah kegiatan untuk
menilai kinerja Puskesmas berdasarkan rencana kegiatan yang telah disusun,
maka periode waktu penilaian disesuaikan/disinkronkan pula dengan
perencanaan.
2. Yang dimaksud dengan hasil kegiatan Puskesmas di sini adalah Puskesmas
beserta jaringannya yaitu Puskesmas Pembantu, dan Ponkesdes.
3. Data untuk menghitung hasil kegiatan diperoleh dari SP2TP dan pencatatan
hasil kegiatan yang ada/ dibuat Puskesmas.

3. Pelaksanaan penilaian di tingkat Puskesmas


1. Dilaksanakan oleh Puskesmas dalam rangka mawas diri mengukur keberhasilan
kinerjanya.
2. Kepala Puskesmas membentuk tim kecil Puskesmas untuk melakukan kompilasi
hasil pencapaian (out put dan out come).
3. Masing-masing penanggung jawab kegiatan melakukan
pengumpulan data pencapaian, dengan memperhitungkan cakupan hasil (out-
put) kegiatan dan mutunya bila hal tersebut memungkinkan.
4. Hasil yang telah dicapai, masing-masing penanggung jawab kegiatan melakukan
analisis masalah, identifikasi kendala/hambatan, mencari penyebab dan latar
belakangnya, mengenali faktor-faktor pendukung dan penghambat.
5. Bersama-sama tim kecil Puskesmas menyusun rencana
pemecahannya dengan mempertimbangkan kecenderungan
timbulnya masalah (ancaman) ataupun kecenderungan untuk
perbaikan (peluang) dengan metoda analisis sederhana maupun analisa
kecenderungan dengan menggunakan data yang ada.
2.5.6 Hasil perhitungan, analisa data dan usulan rencana pemecahannya
dilaporkan ke dinas kesehatan kabupaten/ kota.
BAB III
A. Pedoman Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan kegiatan menghitung data yang diperlukan sesuai
dengan pedoman. Selanjutnya dilakukan pengisian format penilaian kinerja sesuai
dengan petunjuk definisii operasionalnya.
Kepala Puskesmas bertanggungjawab dalam proses pengumpulan data.
Adapun pelaksanaan pengumpulan data dilakukan oleh penanggungjawab masing-
masing
kegiatan/ program dibantu oleh staf Puskesmas lainnya dengan tetap memegang
prinsip kerjasama tim.
1. Cara pengumpulan data
Cara pengumpulan data disesuaikan dengan data yang diperlukan sesuai dengan
pedoman penilaian kinerja Puskesmas serta kesepakatan Puskesmas dan Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.
Sesuai dengan fungsi Puskesmas, maka data untuk penilaian kinerja Puskesmas
dapat berasal dari Puskesmas dan jaringannya maupundata yang dikumpulkan dari
lintas sektor terkait serta masyarakat. Pelaksanaan pengumpulan data dibahas
dalam forum lokakarya mini Puskesmas maupun pertemuan lintas sektor
kecamatan, untuk mendapatkan masukan dan dukungan dari unit terkait.

Adapun cara pengumpulan data, antara lain melalui :


1. Data dalam pencatatan dan pelaporan Puskesmas (SP2TP/SP3)
2. Pemeriksaan/ pengecekan catatan/ notulen
3. Pengumpulan data melalui survey sederhana

2.Jenis data
Data yang dikumpulkan untuk perhitungan adalah hasil kegiatan yang
dilaksanakan oleh Puskesmas dalam penyelenggaraan upaya kesehatan di Puskesmas
dan jaringannya, yang terdiri atas :
1. Data pencapaian hasil kegiatan Puskesmas
2. Data pelaksanaan manajemen Puskesmas
3. Data hasil pengukuran/ penilaian mutu pelayanan Puskesmas

3. Variabel Penilaian
Variabel Penilaian Kinerja Puskesmas seyogyanya mewakili/merepresentasikan fungsi,
azas, dan upaya pelayanan Puskesmas besertajaringannya. Ruang lingkup Penilaian
Kinerja Puskesmas dikelompokkan dalam 3 komponen penilaian, yaitu:
Komponen pelaksanaan pelayanan kesehatan yang terdiri dari:
Upaya Kesehatan Wajib
Upaya Kesehatan Pengembangan
Komponen manajemen Puskesmas
Komponen mutu pelayanan Puskesmas

Setiap komponen terdiri dari kegiatan utama yang ditulis dengan Angka Romawi I,
II, III, IV, dst (lampiran). Masing-masing jeniskegiatan utama terdiri dari
kelompok variabel yang ditulis dengan huruf latin besar (A,B,C, dst), yangmelipu
ti beberapa sub variabel yang ditulis dengan angka 1,2,3, . dst (lampiran)
Kelompok variabel jenis kegiatan pelayanan kesehatan yang tercantum dalam
lampiran pedoman ini merupakan daftar menu. Penetapan
kelompok variabeldan sub-
variabel dilaksanakan oleh Puskesmas bersama dengan Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota setempat dengan mengacu pada kebijakan program. Artinya
Puskesmas melaksanakan tidak harus semua kegiatan yang tercantum dalam
pedoman ini, akan tetapi harus sesuai dengan yang ditetapkan bersama Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.

Khusus untuk Upaya kesehatan wajib, kegiatan utamanya sudah baku yaitu:
I. Upaya Promosi Kesehatan
II. Upaya Kesehatan Lingkungan
III. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak termasuk Keluarga Berencana
IV. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
V. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
VI. Upaya Pengobatan
Akan tetapi Upaya Kesehatan Pengembangan ditetapkan Puskesmas bersama
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sesuai dengan permasalahan, kebutuhan dan
kemampuan Puskesmas.
BAB IV
A. Pedoman Pengolahan Data
1. Metode Pengolahan Data
Untuk menghitung pencapain kinerja Puskesmas, ada 3komponen penilaian beserta
kegiatan utama dan variable-variabel yang perlu diolah, yaitu:
Komponen hasil pelaksanaan pelayanan kesehatan Puskesmas Untuk
menghitung hasilnya dalam kelompoknya masing-masing, perlu dihitung
hasil rata ratanya secara bertingkat, sebagaimana tercantum dalam format
pengumpulan data dan perhitungannya.
Komponen manajemen Puskesmas Penilaian
manajemen disesuaikan dengan kondisi masing-masing variabel yang sudah
ditetapkan berdasarkan skala sumberdaya .
Komponen mutu pelayanan Puskesmas Untuk
menghitung penilaian mutu pelayanan berdasarkan hasil cakupan yang
dikelompokkan pada skala-skala yang ditetapkan padasetiap variabel
Sesuai dengan penjadwalan proses manajemen di tingkat Puskesmas dan
Kabupaten/Kota, maka untuk kepentingan perhitungan kinerja Puskesmas ini,
proses
pengolahan data di tingkat Puskesmas sudah dimulai sejak awal bulan Desem
ber (Januari tahun selanjutnya) pada saat data mulai dikumpulkan.

B. Penilaian Akhir Kinerja Puskesmas


Kelompok Puskesmas ditetapkan setelah ada verifikasi dan pembahasan
Puskesmas bersama Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, data dan informasi yang
dikirimkan oleh Puskesmas telah ditelaah/ diteliti ulang oleh tim di tingkat
Kabupaten/Kota.
Penilaian kinerja Puskesmas mempunyai 3 komponen penilaian, yaitu:
1. Penilaian kinerja Puskesmas hasil pencapaian pelaksanaan pelayanan kesehatan.
2. Penilaian kinerja Puskesmas hasil manajemen Puskesmas.
3. Penilaian kinerja Puskesmas mutu pelayanan kesehatan. Penilaian Kinerja
ditetapkan menggunakan nilai ambang untuk tingkat kelompok Puskesmas,
yaitu :
Cakupan Pelayanan
Kelompok I :tingkat pencapaian hasil 91 %
Kelompok II : tingkat pencapaian hasil = 81 90%
Kelompok III : tingkat pencapaian hasil 80 %.
Mutu Pelayanan Kesehatan dan Manajemen
Kelompok I : Nilai rata-rata 8.5
Kelompok II : Nilai rata-rata 5,5 8,4
Kelompok III : Nilai rata-rata < 5,5
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk mengetahui tingkat kinerja Puskesmas
di wilayahnya, maka kinerja Puskesmas akan dikelompokkan menjadi 3 kelompok
Puskesmas.
Kelompok I : Puskesmas dengan tingkat kinerja baik
Kelompok II : Puskesmas dengan tingkat kinerja cukup
Kelompok III : Puskesmas dengan tingkat kinerja kurang.

BAB V
A. Penyajian, Analisa Data Dan Pemecahan Masalah
1. Penyajian Hasil Kegiatan
Perhitungan hasil kegiatan dengan variabel-variabelnya diharapkan dapat
memberikan gambaran kepada masing-masing penanggungjawab dan pelaksana
di Puskesmas tentang tingkat pencapaian hasil dari jenis-jenis kegiatan yang
menjadi tanggung jawabnya dan sebagai bahan evaluasi/penilaian pencapaian
prestasi kinerjanya yang diperhitungkan sendiri.
Untuk memudahkan dapat melihat pencapaian hasil kinerja Puskesmas, maka
hasil cakupan kegiatan pelayanan dan manajemen Puskesmas dapat disajikan dalam
bentuk gambaran grafik sarang laba-laba .
Hasil pencapaian cakupan kegiatan pelayanan dan manajemen disajikan dalam
bentuk sarang laba-laba yang berbeda. Setiap jari-jari grafik sarang laba-laba
untuk satu kelompok jenis kegiatan pelayanan/ manajemen Puskesmas.
Sedangkan bagi masing-masing penanggung jawab kegiatan, dapat membuat hal
yang sama untuk masing-masing variabel kegiatannya.
Hasil pencapaian mutu pelayanan dan manajemen dapat juga disajikan dalam
bentuk grafik sarang laba-laba.
Dengan grafik sarang laba-laba diharapkan pembaca lebih mudah mengetahui
tingkat kesenjangan pencapaian dan ketidak serasian antara hasil kegiatan
dengan manajemen, karena antara keduanya mempunyai keterkaitan yang sejajar.
Cara penyajian grafik tersebut sebaiknya dibuat secara periodik bulanan atau
triwulan, sehingga dapat digunakan sebagai bahan pemantauan dan identifikasi
masalah sedinimungkin.
2. Analisa data
Analisis data merupakan kegiatan untuk mengambil kesimpulan dari data yang
sudah diolah, yang selanjutnya akan menjadi bahan pertimbangan untuk
memberikan masukan bagi perencanaan, monitoring, bimbingan dan pengendalian
fungsi Puskesmas. Kesalahan yang sering dilakukan dalam upaya
menetapkan/merumuskan masalah secara benar, ada 3 buah hambatan:
Tidak mendiagnosa masalah dari gejalanya.
Terlalu memfokuskan pada masalah yang relatif kecildaripada masalah yang utama
Kurang dapat menentukan alternatif dalam penyelesaian masalah yang
sebenarnya.
3. Langkah-langkah merumuskan masalah dan penyebabnya:
Identifikasi kesenjangan pencapaian hasil cakupan kegiatan pelayanan,
manajemen Puskesmas dan pencapaian mutu kegiatan.
Identifikasi faktor penyebab, pendukung, peluang dan ancaman prioritas
masalah kegiatan pelayanan kesehatan yang dihadapi Puskesmas dalam tahun
anggaran berjalan.
Perumusan analisis sebab akibat, menggunakan suatu teknik untuk
mengidentifikasikan semua masalah dalam suatu situasi tertentu sebagai
rangkaian hubungan sebab akibat.
Penentuan prioritas masalah kegiatan pelayanan kesehatan dengan
menggunakan metoda, untuk menentukan urutan masalah dari yang paling
penting sampai dengan yang kurang penting

BAB VI
A. Pembinaan Penilaian Kinerja Puskesmas
1. Pembinaan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Manfaat dari penilaian kinerja Puskesmas bagi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
adalah:
Mendapatkan gambaran tingkat perkembangan prestasi Puskesmas di wilayah
kerjanya
Mengetahui masalah dan hambatan dalam penyelenggaraan Puskesmas.
Mendapatkan gambaran kemampuan manajemen Puskesmas.
Dapat
dipergunakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sebagai dasar untuk
melakukan pembinaan kepada Puskesmas. Sehingga pembinaan dan dukungan
yang diberikan lebih optimal/fokus, berdasarkan permasalahan dan kondisi
Puskesmas.
Ikut melakukan penilaian hasil manajemen Puskesmas dengan cara melakukan
peninjauan ke masing-masing Puskesmas memberi bimbingan dan fasilitasi dalam
pelaksanaan penilaian kinerja Puskesmas. Setelah menerima hasil penilaian kinerja
Puskesmas,melakukan:
1. Rekapitulasi data
2. Rekapitulasi masalah dan melakukan analisa masalah serta menentukan cara
penanggulangannya. Apabila diperlukan dapat mengajukan fasilitasi dari dinas
keehatan provinsi.
3. Mengirimkan hasil rekapitulasi kepada Dinas kesehatan provisni
4. Membuat mapping/ pemetaan kinerja Puskesmas.
2. Pembinaan Dinas Kesehatan Provinsi
Manfaat penilaian kinerja Puskesmas bagi dinas kesehatan Provinsi adalah
mendapatkan gambaran prestasi Puskesmas, serta hambatan dan permasalahan
yang dihadapi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam pembinaan dan
pengembangan Puskemas di wilayah kerjanya. Selanjutnya Provinsi dapat lebih
optimal dan fokus dalam memberikan dukungan kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dalam upaya peningkatan kinerja Puskesmas.
Melakukan supervisi dan bimbingan teknis kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
dan Puskesmas
Setelah menerima laporan dari Dinas Kesehatan Kabupaten/kota selanjutnya
dilakukan:
1. Membuat rekap dari seluruh Kabupaten/Kota
2. Membuat rekap permasalahan dan melakukan analisa masalah
3. Menyusun rencana penanggulangan dan pemecahan masalah, apabila
diperlukan dapat mengajukan fasilitasi dari Pusat
4. Membuat peta kinerja Kabupaten/Kota
BAB VII
A. PENUTUP
Pedoman Penilaian Kinerja Puskesmas sangat diperlukan untuk dapat mengoptimalkan
penyelenggaraan Puskesmas. Manajemen Puskesmas meliputi Perencanaan, Lokakarya
Mini dan Penilaian Kinerja. Dengan disusunnya Pedoman Penilaian Kinerja Puskesm
as ini dapat dijadikan Pedoman daerah dalam menerapkan dan mengembangkan
instrumen manajemen bagi Puskesmas khususnya dalam Penilaian Kinerja Puskesmas.
Buku pedoman ini bersifat dinamis, sehingga daerah dapat melakukan pengembangan
dan penyesuaian berdasarkan kondisi dan kemampuan masing-masing daerah.
Penyusunan Pedoman Penilaian Kinerja Puskesmas diusahakan sebaik-baiknya dengan
melibatkan berbagai unsur terkait antara lain: Lintas Program Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Timur dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Namun demikian tentu masih
terdapat kekurangan dan kekeliruan dalam penyusunan buku ini, untuk itu saran
perbaikan dan penyempurnaan Pedoman Penilaian Kinerja Puskesmas ini kami
harapkan dari berbagai pihak terkait yang melakukan Pelaksanaan Penilaian Kinerja
Puskesmas.
Wassalamualaikum Wr Wb

Anda mungkin juga menyukai