Anda di halaman 1dari 13

EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN

1.PENGERTIAN EKONOMI POLITIK
KELEMBAGAAN

 Ekonomi politik kelembagaan adalah suatu pandangan


yang menghendaki adanya tatanan atau aturan main (rule
of the game) dalam ekonomi.Institusi atau tatanan
diartikan sebagai aturan main dan bisa diartikan lebih
luas sebagai organisasi.Ekonomi politik kelembagaan
dapat dijadikan sebagai salah satu bentuk pemecahan
masalah-masalah ekonomi maupun politik. Pandangan ini
didasarkan pada kenyataan bahwa sebagian besar
persoalan ekonomimaupun politik justru berada di luar
domain ekonomi dan politik itu sendiri, yaitu dalam
kelembagaan yang mengatur proses kerja suatu
perekonomian maupun proses-proses politik
1A.  PERBEDAAN EKONOMI MURNI DENGAN
EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN

 Ekonomi murni bersifat meterialistik


 Kelembagaan bersifat idealistik

 Ekonomi politik kelembagaan : memanfaatkan hampir semua ilmu sosial dalam


membaha dan mengalisis masalah- masalah ekonomi
 Ekonomi murni lebih banyak mengobservasi komoditas dan harga- harga,
ekonomi poltik kelembagaan lebih terfokus pada biaya transaksi dan kebijakan
publik
 Ekonomi murni mengasumsikan tujuan individu sebagai kepentingan pribadi
sedangkan ekonomi kelembagaan berasumsi bahwa selain kepentingan pribadi
harus diperhatikan juga kepentingan orang lain ( masyrakat).Ekonomi
kelembagaan tidak terlepas dari masalah hukum, terdapat 4 bidang hukum yang
sudah ditransformasikan oleh pakar ekonmi, antara lain :
 Hukum tentang kelalaian ( negligence law)
 Hukum kriminalitas ( criminal law)
 Hukum kepemilikan (property law)
 Hukum tentang keuangan perusahaan ( corporate finance)
2. TOKOH-TOKOH EKONOMI
KELEMBAGAAN

1) Veblen (peran nilai-nilai dan norma-norma)

3)Commons, Coase dan North (peran hukum)

2)Weber, Schumpeter, dan Myrdal (peran


wirausahawan)
3. EKONOMI POLITIK BARU
.
 Arti penting dari Ekonomi Kelembagaan Baru adalah:
 Ekonomi Kelembagaan Baru merupakan seperangkat teori yang dibangun di atas
landasan ekonomi neoklasik, tetapi Ekonomi Kelembagaan Baru mampu menjawab
bahkan mengungkapkan permasalahan yang selama ini tidak mampu dijawab oleh
ekonomi neoklasik. salah satu permasalahan tersebut adalah eksistensi sebuah
perusahaan sebagai sebuah organisasi administratif dan keuangan. Ekonomi
Kelembagaan Baru merupakan sebuah paradigma baru di dalam mempelajari,
memahami, mengkaji atau bahkan menelaah ilmu ekonomi.
 Ekonomi Kelembagaan Baru begitu penting dan bermakna di dalam konteks
kebijakan ekonomi sejak dekade 1990-an, karena Ekonomi Kelembagaan Baru
berhasil mematahkan dominasi superioritas mekanisme pasar. Ekonomi Kelembagaan
Baru telah memposisikan dirinya sebagai pembangun teori kelembagaan non-pasar
(non-market institutions). Ekonomi Kelembagaan Baru telah mengeksplorasi faktor –
faktor non-ekonomi, seperti hak kepemilikan, hukum kontrak dan lain sebagainya
sebagai satu jalan untuk mengatasi kegagalan pasar (market failure). Menurut
Ekonomi Kelembagaan Baru, adanya informasi yang tidak sempurna, eksternalitas
dan fenomena free-riders di dalam barang –barang publik dinilai sebagai sumber
utama kegagalan pasar, sehingga kehadiran institusi non-pasar mutlak diperlukan
NEXT…
 Ekonomi kelembagaan tidak terlepas dari masalah hokum dimana banyak pakar
ekonomi yang belajar tentang hokum. Sekurang-kurangnya ada 4 bidang hokum yang
sudah ditransformasikan oleh pakar ekonom, antara lain :

 Hukum Tentang Kelalaian (negligence law)


 Hukum Tentang Kriminal (criminal law)

 Hukum Kepemilikan (property law)

 Hukum Tentang Keuangan Perusahaan (corporate


finance)
4. TIGA LAPISAN KELEMBAGAAN

 Terdapat tiga lapisan kelembagaan yang terkait dengan ekonomi


politik, yaitu :
 1)  Kelembagaan sebagai norma-norma dan konvensi
 2)  Kelembagaan sebagai aturan main 
 3)  Kelembagaan sebagai hubungan kepemilikan
5. KEPEMILIKAN DAN EFESIENSI EKONOMI

 Dalam proses pendefinisian hak-hak kepemilikan, sistem ekonomi harus


membuat dua keputusan yang saling kait mengait. Tentang siapa yang
semestinya berhak mililiki sumber-sumber ekonomi dan pembuat keputusan
ekonomi dalam sistem ekonomi.

 Jenis-jenis Kepemilikan
Bromley (1989) mencatat 4 jenis kepemilikan, yaitu kepemilikan Negara,
milik bersama, milik pribadi dan bukan milik siapa-siapa. Dari jenis-jenis
tersebut, hanya kepemilikan pribadi yang dapat dikonsumsi secara
eksklusif, sedangkan sumber daya milik bersama dan Negara, tidak dapat
di eksklusifkan penggunaannya.

Kelemahan kepemilikan melalui warisan


Kelemahan kepemilikan ini adalah keraguan akan keabsahan kepelikan
yang diperoleh melalaui turun temurun karena batasan akuannya kurang
jelas.
5  KAITAN KEPEMILIKAN DENGAN EFESIENSI

Ada kaitan yang sangat kuat antara jenis kepemilikan dengan efesiensi.
Menurut Ricahard Posner ada tiga keretria hak-hak kepemiliakn yang
efesien : universalitas,eksklusivitas dan dapat ditransfer. Keretria dapat di
transfer sangat erat kaitannya dengan efesien, sebab kalau semua barang
yang dimiliki tidak dapat ditransfer, kita tidak mungkin memindahkan
sumberdaya yang kurang produktif ke sumber daya yang produktif.
menurut Ostrom dalam Governing the Commons: The Evolution of
Institusion for Collective Action (1990), ada beberapa alternatif yang
dapat di tempuh diantarnya :
1. Berupaya menciptakan sebuah institusi untuk aksi kolektif yang dapat
mengatur penggunaan atau pemanfaatan sumberdaya milik bersama.
2. Mengubah sistem aturan dalam intitusi aturan dalam institusi yang ada
untuk mengatur pemanfaatan sumber daya milik bersama.
3. Mengubah status barang-barang milik bersama tersebutr dengan
memberikan hak pengelolaan pada orang-orang atau pihak tertentu.
6. INSTITUSI DAN PEREKONOMIAN

 Menurut North (1991) dalam Arsyad (2010), institusi


atau kelembagaan adalah aturan-aturan (constraints)
yang diciptakan oleh manusia untuk mengatur dan
membentuk interaksi politik, sosial dan ekonomi.
Aturan-aturan tersebut terdiri dari aturan-aturan formal
(misalnya: peraturan-peraturan, undang-undang,
konstitusi) dan aturan-aturan informal (misalnya: norma
sosial, konvensi, adat istiadat, sistem nilai) serta proses
penegakan aturan tersebut (enforcement).
NEXT…
 Wiliamson (2000) merinci lagi institusi sebagai aturan
main ke dalam empat tingkatan institusi berdasarkan
analisis sosial, yakni:
1. Tingkatan pertama adalah tingkatan lekat sosial
2. Tingkatan kedua disebut dengan lingkungan
3. Tingkatan ketiga yaitu tentang tata kelola
4. Tingkatan keempat adalah institusi
7. KELEMBAGAAN DAN TRANSAKSI

a. Biaya transaksi
b. Pengertian Teori Asimetri Informasi
c. Macam Asimetri Informasi 
8. Persepektif Politik Kebijakan Publik
Terminologi Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 Tahap 5
kebijakan Agenda Formulasi Adopsi Implementasi Evaluasi
Kebijakan Kebijakan Kebijakan Kebijakan Kebijakan

Definisi Diantara Pengembanga Pengembang Aplikasi Usaha


banyaknya n atas hal an dukungan kebijakan oleh pemerintah
permasalaha yang utuk mesin untuk
n yang berhubungan pengajuan administrative menetapkan
mendapat dan pengajuan yang lebih pemerintahan. apakah
perhatian yang diterima spesifik, kebijakan
serius dari atas aksi untuk karenanya sudah
pemerintah. sepakat kebijakan efektif atau
dengan dapat mengapa
masalah dilegitimasi tidak
publik. kan. efektif.

Konsep Mendapat Apa yang Mendapatka Menerapkan Apakah


Umum perhatian diajukan n perhatian kebijakan kebijakan
pemerintah untuk pemerintah pemerintah itu berjalan
untuk dilakukan untuk kepada masalah. efektif?
menyadari mengenai menerima
aksi dari masalah. solusi
masalah. khusus atas
masalah.

Anda mungkin juga menyukai