Anda di halaman 1dari 16

2.

1 Pengertian Pemerintah

Sebuah grup tidak hanya harus mencapai keputusan tentang kepentingan umum, grup yang juga harus mengetahui
bagaimana keputusan mereka harus disepakati dan dilaksanakan juga oleh kelompok-kelompok kecil. Kesepakatan
ini sering didapat dengan cara informal, seperti diskusi, tanpa perlu untuk mengembangkan atau melalui prosedur
khusus untuk pengambilan keputusan. Pemerintah juga dapat Membuat sebuah perjanjian yang bersifat self-
executing, yaitu mereka yang membuat keputusan dan mempraktekkannya sendiri. Namun, mekanisme yang
sederhana ini tidak bersifat praktis untuk kelompok besar, yang harus mengembangkan lembaga khusus untuk
membuat dan menegakkan keputusan secara kolektif. Lembaga tersebut adalah pemerintah.

Menurut definisi, pemerintah merupakan badan-badan untuk menyelesaikan masalah pada arena politik melalui
sebuah keputusan. Setelah pemerintah membuat sebuah keputusan, maka harus diberlakukan.Di sini ada konsep
otoritas publik yang mengacu pada sebuah “kekuatan” yang digunakan untuk melaksanakan sebuah keputusan.Jika
seorang individu melanggar aturan, maka pemerintah mungkin menempatkannya di penjara.Pada tingkat apapun,
pemerintah adalah satu-satunya badan dengan kewenangan untuk melakukannya.Selanjutnya pemerintah
mempunyai kewenangan untuk meminta setiap individu untuk mematuhi hukum, seperti membayar pajak.
Pemerintah terdiri dari lembaga-lembaga yang bertanggung jawab untuk membuat keputusan kolektif bagi
masyarakat.Lebih sempit lagi pengertian pemerintah mengacu pada tingkatan atas dalam lembaga-lembaga
tersebut.Dalam penggunaan populer, 'pemerintah' mengacu hanya untuk tingkat tertinggi janji politik seperti untuk
presiden, perdana menteri dan anggota kabinet.

Tetapi dalam pemerintahan arti luas, pemerintah terdiri dari semua organisasi yang dibebankan untuk mencapai dan
melaksanakan keputusan untuk masyarakat atau melayani kepentingan publik. Jadi dengan definisi pemerintah
sebagai pelayan publik, bisa dikatakan bahwa hakim dan polisi merupakan bagian dari pemerintah, bahkan meskipun
orang-orang tersebut biasanya tidak ditunjuk oleh metode politik seperti pemilu. Dari definisi diatas dapat di tarik
kesimpulan bahwa pengertian pemerintah adalah lembaga-lembaga yang bertanggung jawab untuk membuat
keputusan kolektif bagi masyarakat. Lebih sempit, pemerintah mengacu ke atas politik tingkat tertinggi dalam
lembaga-lembaga tersebut

2.2 Peran Pemerintah

Dalam setiap sistem perekonomian, apakah sistem perekonomian kapitalis atau sistem perekonomian sosialis,
pemerintah senantiasa mempunyai peranan yang penting.Peranan pemerintah yang sangat besar dalam sistem
perekonomian sosialis dan sangat terbatas dalam sistem perekonomian kapitalis murni seperti dalam sistem kapitalis
yang dikemukakan oleh Adam Smith.

 AdamSmith mengemukakan teori bahwa pemerintah hanya mempunyai tiga fungsi:

  Fungsi pemerintah untuk memelihara keamanan dalam negeri dan pertahanan.


  Fungsi pemerintah untuk meyelenggarakan peradilan. 
 Fungsi pemerintah untuk menyediakan barang-barang yang tidak disediakan oleh pihak swasta, seperti
halnya dengan jalan, dam-dam dan sebagainya. 

Dapat dipahami bahwa dengan kemajuan-kemajuan dan perkembangan di setiap negara, tidak ada satu pun negara
kapitalis di dunia ini yang melaksanakan sistem kapitalis murni.Dalam dunia modern, pemerintah diharapkan
peranannnya semakin besar mengatur jalannya perekonomian. Adam Smith, konseptor sistem kapitalis murni,
mengemukakan ideologinya karena dia menganggap bahwa dalam perekonomian kapitalis, setiap individu yang
paling tahu apa yang paling baik bagi dirinya, sehingga dia akan melaksanakan apa yang dianggap terbaik bagi
dirinya sendiri. Prinsip kebebasan ekonomi dalam prakek menghadapi perbenturan kepentingan, karena tidakadanya
koordinasi yang menimbulkan harmonis dalam kepentingan masing-masing individu.Dalam hal ini pemerintah
mempunyai peranan untuk mengatur, memperbaiki atau mengarahkan aktivitas sektor swasta.
 Dalam perekonomain moden, peranan pemerintah dapat diklasifikasikan dalam 3 golongan besar, yaitu: 

1. Peranan alokasi 
2. Peranan distribusi, dan 
3. Peranan stabilisasi. 

 Sementara itu, Barton (2000) menyebutkan peran utama pemerintah secara garis besar adalah: 1) peran
alokasi sumber daya, 2) peran regulator, 3) peran kesejahteraan sosial, 4) peran mengelola ekonomi makro. 

Penjelasan kempat peran pemerintah tersebut adalah sebagai berikut:

1.  Dalam peran alokasi sumber daya tercakup soal penentuan ukuran absolut dan relatif pemerintah dalam
perekonomian (keseimbangan sektor publik dan sektor swasta) dan penyediaan barang-barang publik serta
pelayanan kesejahteraan sosial bagi masyarakat. 
2.  Peran regulator. Hal ini mencakup undang-undang dan tata tertib yang dibutuhkan masyarakat termasuk
undang-undang yang mengatur dunia bisnis yang memadai untuk memfasilitasi aktivitas bisnis dan hak-hak
kepemilikan pribadi. 
3. Peran kesejahteraan sosial. Mencakup kebijakan-kebijakan yang mendorong pemerataan sosial di negara
yang bersangkutan seperti perpajakan, jaminan sosial (transfer payment) dan penyediaan sejumlah barang
publik campuran bagai masyarakat.
4. Peran mengelolan ekonomi makro yang memfasilitasi stabilitas secara umum dan kemakmuran ekonomi
negara melalui kebijakan-kebijakan yang didesain untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang stabil, full
employment, inflasi yang rendah, dan stabilitas neraca pembayaran.

2.3 Peran Alokasi

Tidak semua barang dan jasa yang ada dapat disediakan oleh sektor swasta.Barang dan jasa yang tidak dapat
disediakan oleh sistem pasar ini disebut barang publik, yaitu barang yang tidak dapat disediakan melalui transaksi
antara penjual dan pembeli.Adanya barang yang tidak dapat disediakan melalui sistem pasar ini disebabkan karena
adanya kegagalan sistem pasar.

Sistem pasar tidak dapat menyediakan barang/jasa tertentu oleh karena manfaat dari adanya barang tersebut yang
tidak hanya dirasakan secara pribadi akan tetapi juga akan dinikmati oleh orang lain. Contoh dari barang/jasa yang
tidak dapat disediakan melalui sistem pasar, misalnya saja jalan, pembersihan udara, dan sebagainya.Lain halnya
dengan barang swasta, seperti halnya sepatu, dan sebagainya.Barang-barang swasta dapat disediakan melalui sistem
pasar oleh karena barang-barang tersebut mempunyai sifat pengecualian.  Jadi kesimpulannya, peranan pemerintah
dalam bidang alokasi adalah untuk mengusahakan agar alokasi sumber-sumber ekonoomi dilaksanakan secara
efisien.

2.4 Peran Distribusi

Distribusi pendapatan tergantung dari pemilikan faktor-faktor produksi, permintaan dan penawaran faktor produksi,
sistem warisan dan kemampuan memperoleh pendapatan.Distribusi pendapatan dan kekayaan yang ditimbulkan
oleh sistem pasar mungkin dianggap oleh masyarakat sebagaian tidak adil.Masalah keadilan dalam distribusi
pendapatan merupakan masalah yang rumit dalam ilmu ekonomi.Namun masalah keadilan ini tidak sepenuhnya
berada dalam ruang lingkup ilmu ekonomi oleh karena masalah keadilan tergantung daripada pandangan
masyarakat terhadap keadilan itu sendiri.Pemerintah dapat merubah distribusi pendapatan secara langsung dengan
pajak yang progresif, yaitu relatif beban pajak yang lebih besar bagi orang kaya dan relatif lebih ringan bagi orang
miskin, disertai dengan subsidi bagi golongan miskin.

 Pemerintah dapat juga secara tidak langsung mempengaruhi distribusi pendapatan dengan kebijaksanaan
pengeluaran pemerintah misalnya: perumahan murah untuk golongan pendapatan tertentu, subsidi pupuk untuk
petani dan sebagainya. Anggaran publik atau anggaran pemerintah memainkan sederet peranan dalam
pembangunan suatu negara. Salah satu peranan tersebut kita kenal dengan nama fungsi alokasi. Fungsi alokasi
mengandung arti bahwa anggaran negara harus diarahkan untuk mengurangi pengangguran dan pemborosan
sumber daya, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian.Sehingga pada intinya fungsi alokasi
memainkan peranan dalam pengalokasian anggaran untuk kepentingan publik.

2.5 Peran Stabilisasi

Perekonomian yang sepenuhnya diserahkan ke sektor swasta akan sangat peka terhadap goncangan keadaaan yang
akan menimbulkan pengangguran dan inflasi. Tanpa adanya campur tangan pemerintah, penurunan permintaan
akan mobil menyebabkan pengusaha mobil untuk mengurangi pegawai. Pegawai yang menganggur akan
memperkecil pengeluaran untuk barang-barang konsumsi seperti sepatu, TV, pakaian yang seterusnya pengusaha
sepatu, TV, dan pakaian akan mengurangi pegawai. Jadi gangguan di satu sektor akan mempengaruhi sektor lain,
yang tanpa adanya campur tangan pemerintah akan menimbulkan pengangguran tenaga kerja yang akan
menganggu stabilisasi ekonomi. 

Kebijakan stabiliasi digunakan untuk pencapaian tujuan makro secara optimal.Salah satu contoh kebijakan stabilisasi
adalah penerapanpolicy mix atau bauran kebijakan yang terkoordinasi antara satu kebijakan dengan kebijakan
lainnya.Pengertian optimal di sini adalah pencapaian tujuan antar kebijakan dapat terkoordinasi sehingga tidak
menimbulkan dampak yang kurang menguntungkan bagi pencapaian tujuan kebijakan ekonomi makro secara
keseluruhan.Salah satu contoh penerapan bauran kebijakan yang banyak dikenal adalah bauran kebijakan fiskal-
Moneter (monetary–fiscal policy mix). Secara konseptual, koordinasi bauran kebijakan fiskal-moneter dapat dilakukan
melalui beberapa scenario, yaitu: (1) Kebijakan moneter ekspansif/kebijakan fiskal ekspansif, (2) Kebijakan moneter
kontraktif/kebijakan fiskal ekspansif, (3) Kebijakan moneter ekspansif/kebijakan fiskal kontraktif, (4) kebijakan
moneter kontraktif/kebijakan fiskal kontraktif. Pada saat terjadi resesei ekonomi dimana terjadi deflasi yang tak
terkendali dan kelesuan ekonomi, maka ditempuh kebijakan fiscal dan nometer ekspansif sesuai dengan skeneraio 1.

 Pemerintah menaikkan pengeluaran dan Bank Sentral menurunkan suku bunga acuan, sehingga peredaran uang di
masyarakat bertambah, pelaku ekonomi bergairah, karena banyak permintaan akan barang dan jasa dan harga
cenderung naik.Pertumbuhan ekonomi meningkat, pendapatan nasional meningkat, kesempatan kerja bertambah,
pendapatan perkapita meninkat, dan akhirnya pendapatan pemerintah juga meningkat.Bila kapasitas produksi masih
tersedia, kondisi perekonomian akan terus attraktif, tetapi jika kapasitas produksi dalam negeri sudah tidak sanggup
merespon permintaan masyarakat, akan menaikkan import barang dari luar negeri pada akhirnya akan mempersulit
neraca pembayaran.
3.1 Pengertian dan Jenis-jenis Permintaan
Pada setiap kegiatan transaksi dalam perekonomian pastinya akan terdapat dua aspek yang saling berhubungan, yaitu
permintaan (Demand) dan penawaran (Supply). Harga barang dan kuantitas barang atau jasa yang saling mempengaruhi .
Permintaan dan penawaran akan saling bertemu dan akan membentuk satu titik pertemuan dalam satuan harga dan kuantitas
(jumlah barang).
Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu harga dan waktu tertentu. Permintaan
berkaitan dengan keinginan konsumen akan suatu barang dan jasa yang ingin dipenuhi. Dan kecenderungan
permintaan konsumen akan barang dan jasa tak terbatas.

Permintaan adalah jumlah barang atau jasa yang ingin dan mampu dibeli oleh konsumen, pada berbagai tingkat
harga.

Jenis-Jenis Permintaan
1. Berdasarkan daya beli
 Permintaan efektif, yaitu permintaan terhadap barang atau jasa yang disertai daya beli dan melakukan
transaksi.
 Permintaan potensial, yaitu permintaan terhadap barang atua jasa yang disertai daya beli tetapi konsumen
masih mempertimbangkan transaksinya (belum dilakukan transaksi).
 Permintaan absolute, yaitu permintaan terhadap barang/jasa yang tidak disertai daya beli.
2. Berdasarkan jumlah yang melakukan permintaan
 Permintaan individu adalah permintaan seseorang terhadap barang/jasa untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya.
 Permintaan kelompok adalah permintaan dari sekelompok orang atau masyarakat pada saat yang
bersamaan (penjumlahan permintaan individu).

3.2 Faktor yang Mempengaruhi Permintaan


Hal-hal yang mempengaruhi tingkat permintaan (Demand) individu terhadap barang danj asa antara lain
sebagai berikut :
1. Harga barang itu sendiri
Hubungan harga dengan permintaan adalah hubungan yang negatif. Harga barang akan memengaruhi
jumlah barang yang diminta. Artinya bila yang satu naik maka yang lainnya akan turun dan begitu juga
sebaliknya jika harga turun maka jumlah permintaan barang akan meningkat. Semua ini berlaku dengan
catatan faktor lain yang mempengaruhi jumlah permintaan dianggap tetap.

2. Harga barang lain atau substitusi (pengganti)


Harga barang dan jasa pengganti (substitusi) ikut memengaruhi jumlah barang dan jasa yang diminta. Apabila harga
dari barang substitusi lebih murah maka orang akan beralih pada barang substitusi tersebut. Akan tetapi jika harga
barang substitusi naik maka orang akan tetap menggunakan barang yang semula.
Terjadinya perubahan harga pada suatu barang akan berpengaruh pada permintaan barang lain. Harga barang lain
dapat meliputi harga barang substitusi, komplemen, dan independen. Salah satu contoh barang substitusi, bila harga
kopi naik, biasanya permintaan teh akan naik. Barang komplementer contohnya roti dengan keju. Apabila keduanya
dipakai secara bersamaan sehingga dengan demikian bila salah satu dari harga barang tersebut naik, pada
ummumnya akan mempengaruhi banyaknya konsumsi barang komplemennya. Barang independen adalah barang
yang tidak dipengaruhi oleh harga barang yang lain.

3. Harga barang komplementer (pelengkap)


Barang pelengkap juga dapat memengaruhi permintaan barang/jasa. Misalnya sepeda motor, barang
komplementernya bensin. Apabila harga bensin naik, maka kecenderungan orang untuk membeli sepeda motor akan
turun, begitu juga sebaliknya.

4. Jumlah Pendapatan
Semakin banyaknya jumlah penduduk makin besar pula barang yang dikonsumsi dan makin naik permintaan.
Penambahan jumlah penduduk mengartikan adanya perubahan struktur umur. Dengan demikian, bertambahnya
jumlah penduduk adalah tidak proporsional dengan pertambahan jumlah barang yang dikonsumsi.
Perubahan tingkat pendapatan akan mempengaruhi banyaknya barang yang dikonsumsi. Secara teoretis,
peningkatan pendapatan akan meningkatkan konsumsi. Bertambahnya pendapatan, maka barang yang dikonsumsi
tidak hanya bertambah kuantitasnya, tetapi kualitasnya juga meningkat.
Besar kecilnya pendapatan yang diperoleh seseorang turut menentukan besarnya permintaan akan barang dan jasa.
Apabila pendapatan yang diperoleh tinggi maka permintaan akan barang dan jasa juga semakin tinggi. Sebaliknya
jika pendapatannya turun, maka kemampuan untuk membeli barang juga akan turun. Akibatnya jumlah barang akan
semakin turun. 

5. Selera konsumen
Selera merupakan variabel yang mempengaruhi besar kecilnya permintaan. Selera dan pilihan konsumen terhadap
suatu barang bukan saja dipengaruhi oleh struktur umum konsumen, tetapi juga karena faktor adat dan kebiasaan
setempat, tingkat pendidikan, atau lainnya.
Selera konsumen terhadap barang dan jasa dapat memengaruhi jumlah barang yang diminta. Jika selera konsumen
terhadap barang tertentu meningkat maka permintaan terhadap barang tersebut akan meningkat pula. 

6. Intensitas kebutuhan konsumen


Intensitas kebutuhan konsumen berpengaruh terhadap jumlah barang yang diminta. Kebutuhan terhadap suatu
barang atau jasa yang tidak mendesak, akan menyebabkan permintaan masyarakat terhadap barang atau jasa
tersebut rendah. Sebaliknya jika kebutuhan terhadap barang atau jasa sangat mendesak maka permintaan
masyarakat terhadap barang atau jasa tersebut menjadi meningkat, misalnya dengan meningkatnya curah hujan
maka intensitas kebutuhan akan jas hujan semakin meningkat. Konsumen akan bersedia membeli jas hujan hingga
Rp25.000,00 walaupun kenyataannya harga jas hujan Rp15.000,00.

7. Perkiraan harga pada masa depan


Apabila konsumen memperkirakan bahwa harga akan naik maka konsumen cenderung menambah jumlah barang
yang dibeli karena ada kekhawatiran harga akan semakin mahal. Sebaliknya apabila konsumen memperkirakan
bahwa harga akan turun, maka konsumen cenderung mengurangi jumlah barang yang dibeli. Misalnya ada dugaan
kenaikan harga bahan bakar minyak mengakibatkan banyak konsumen antri di SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar
Umum) untuk mendapatkan bensin atau solar yang lebih banyak.

8. Jumlah penduduk
Pertambahan penduduk akan memengaruhi jumlah barang yang diminta. Jika jumlah penduduk dalam suatu wilayah
bertambah banyak, maka barang yang diminta akan meningkat.
Semakin banyaknya jumlah penduduk makin besar pula barang yang dikonsumsi dan makin naik permintaan.
Penambahan jumlah penduduk mengartikan adanya perubahan struktur umur. Dengan demikian, bertambahnya
jumlah penduduk adalah tidak proporsional dengan pertambahan jumlah barang yang dikonsumsi.

3.3 Hukum Permintaan

Hukum permintaan adalah hukum yang menjelaskan tentang adanya hubungan yang bersifat negatif antara tingkat
harga dengan jumlah barang yang diminta. Apabila harga naik jumlah barang yang diminta sedikit dan apabila harga
rendah jumlah barang yang diminta meningkat. Dengan demikian hukum permintaan berbunyi:

“Semakin turun tingkat harga, maka semakin banyak jumlah barang yang tersedia diminta, dan sebaliknya semakin
naik tingkat harga semakin sedikit jumlah barang yang bersedia diminta.”

Pada hukum permintaan berlaku asumsi ceteris paribus. Artinya hukum permintaan tersebut berlaku jika keadaan
atau faktor-faktor selain harga tidak berubah (dianggap tetap).

Hukum Permintaan pada hakikatnya merupakan hipotesis yang menyatakan bahwa : 


“ Hubungan antara barang yang diminta dengan harga barang tersebut dimana hubungan berbanding terbalik yaitu
ketika harga meningkat atau naik, maka jumlah barang yang diminta akan menurun dan sebaliknya apabila harga
barang turun maka jumlah barang yang diminta akan meningkat”.

Hukum permintaan menyatakan bahwa harga sebuah barang meningkat, kuantitas (jumlah) uang diminta akan
turun, sebaliknya jumlah (kuantitas) barang yang diminta naik. Jika harga sebuah barang mengalami penurunan.
Dalam hal ini kuantitas yang diminta berhubungan negative dengan harga barang. Hukum yang berlaku dalam ilmu
ekonomi tidaklah berlaku mutlak tetapi bersifat cateris paribus.

3.4 Kurva Permintaan dan pergeseran kurva permintaan

Kurva permintaan merupakan grafik yang menggambarkan hubungan antara harga dengan jumlah komoditas yang
ingin dan dapat dibeli konsumen. Kurva ini digunakan untuk memperkirakan perilaku dalam pasar kompetitif dan
seringkali digabung dengan kurva penawaran untuk memperkirakan titik ekuilibrium (saat jumlah penawaran dan
permintaan sama).

Menurut Haryati (2007), kurva permintaan adalah kurva yang menghubungkan antara harga barang (ceteris paribus)
dengan jumlah barang yang diminta. Kurva permintaan menggambarkan tingkat maksimum pembelian pada harga
tertentu, ceteri paribus (keadaan lain tetap sama). Kurva permintaan menggambarkan harga maksimum yang
konsumen bersedia bayarkan untuk barang bermacam-macam jumlahnya per unit waktu. Konsumen tidak besedia
membayar pada harga yang lebih tinggu untuk sejumlah tertentu, tetapi pada jumlah yang sama konsumen bersedia
membayar dengan harga yang lebih rendah. Konsep ini disebut dengan kesediaan maksimum konsumen mau bayar
atau willingness to pay.

Perubahan harga barang lain berpengaruh pada pergeseran kurva permintaan. Kenaikan harga barang substitusi
(yang bersifat saling menggantikan) menggeser kurva permintaan komoditi ke kanan, lebih banyak yang dibeli pada
setiap tingkat harga. Kenaikan harga barang komplementernya (komoditi yang digunakan secara bersama-sama)
akan menggeser kurva permintaan ke kiri. Pertumbuhan jumlah populasi atau penduduk menciptakan permintaan
baru. Penduduk yang bertambah ini harus memiliki daya beli sebelum permintaan berubah. Peningkatan orang
berusia kerja, tentunya akan menciptakan pendapatan baru. Jika ini terjadi, permintaak untuk semua komoditi yang
dibeli oleh penghasil pendapatan baru akan meningkat. Kenaikan jumlah penduduk akan menggeser kurva
permintaan untuk komoditi ke arah kanan, yang menunjukkan bahwa akan lebih banyak komoditi yang dibeli pada
setiap tingkat harga.

3.5 Teori Penawaran dan Faktor yang mempengaruhi penawaran

Transaksi di pasar tidak terwujud bila hanya ada permintaan dari pihak pembeli saja. Permintaan dapat terwujud
apabila ada barang-barang dan jasa yang disediakan penjual (penawaran). Dengan demikian, bila ada permintaan
dan penawaran terjadilah transaksi di pasar. Dalam kegiatan ekonomi, produsen memproduksi barang/jasa namun
tidak digunakan untuk keperluan sendiri melainkan untuk dijual kepada konsumen dengan tujuan memperoleh laba
atau atau keuntungan. Inilah yang dinamakan dengan penawaran. Penawaran menunjukkan jumlah barang dan jasa
yang ditawarkan produsen kepada konsumen pada berbagai tingkat harga dan waktu tertentu.

Penawaran adalah "sejumlah barang atau jasa yang ditawarkan oleh penjual (produsen) pada berbagai tingkat harga
dan dalam waktu tertentu (per hari, per minggu, per tahun)".

Seperti dalam permintaan menurut ekonomi mikro dijelaskan bahwa penawaran juga dapat digolongkan menjadi
penawaran perorangan dan penawaran pasar.
Penawaran perorangan ialah penawaran yang dilakukan oleh seorang penjual dalam menawarkan berbagai jumlah
barang pada berbagai tingkat harga.
Penawaran pasar ialah keseluruhan penawaran yang didapat dari penjumlahan penawaran perorangan suatu barang
atau jasa pada berbagai tingkat harga.

Penawaran adalah jumlah barang atau jasa yang tersedia dan dapat dijual oleh penjual pada berbagai tingkat harga,
dan pada waktu tertentu. Beberapa faktor yang mempengaruhi penawaran :

1. Harga barang itu sendiri;


2. Harga sumber produksi;
3. Tingkat produksi; dan
4. Ekspektasi/perkiraan.

faktor yang mempengaruhi penawaran adalah: 

1. Harga Barang Itu Sendiri


Dalam hukum penawaran dikatakan, jumlah barang yang ditawarkan dipengaruhi oleh perubahan harga barang itu
sendiri. Hubungan ini bersifat positif, yaitu jika harga barang naik, jumlah barang yang ditawarkan oleh produsen
bertambah. Tujuannya adalah untuk meraih keuntungan yang lebih besar.

2. Kemajuan Teknologi
Apabila terjadi perubahan atau peningkatan pada teknologi dalam proses produksi maka akan terjadi perubahan
pada produksi yang cenderung meningkat pula. Penggunaan teknologi baru tersebut menuntut perubahan pada
biaya produksi yang biasanya relatif lebih tinggi. Apabila produksi meningkat karena perubahan teknologi berarti
penawaran pun akan meningkat.
Kemajuan teknologi dapat meningkatkan kapasitas produksi. Hal ini akan memengaruhi besarnya jumlah barang
yang ditawarkan di pasar. Seorang pengrajin sepatu sebelum adanya mesin dapat menghasilkan sepatu 250 pasang
seminggu, tetapi ketika menemukan mesin yang dapat memproduksi sepatu 1.000 pasang dalam seminggu, jumlah
penawaran pun bertambah.

3. Biaya Input (Faktor Biaya Produksi)


Besar kecilnya harga input juga akan mempengaruhi besar kecilnya jumlah input yang dipakai. Apabila harga faktor
produksi meningkat, kecenderungan pengurangan penggunaannya berdampak pada hasil yang juga akan turun.
Turunnya hasil secara otomatis menyebabkan turunnya penawaran.
Biaya yang digunaka untuk produksi artinya biaya yang dikeluarkan untuk membuat barang atau jasa.
Biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam memperoleh faktor-faktor produksi memengaruhi besarnya
biaya produksi. Biaya produksi akan naik jika harga faktor-faktor produksi naik. Biaya produksi yang melebihi hasil
penjualan akan menyebabkan kerugian. Hal ini dapat menimbulkan jumlah barang yang ditawarkan berkurang.

4. Harga Produksi Komoditas Lain


Petani biasanya mengusahakan sebuah komoditas, contohnya kedelai. Akan tetapi, tenyata harga kedelai tidak
beranjak naik malah cenderung menurun. Sebaliknya, harga komoditas lain di pasaran cenderung naik, sehingga
petani mengubah pola usaha taninya. Perubahan pola usaha tani akan mempengaruhi pada penawaran kedua
komoditas tersebut.
Apabila harga suatu komoditas di pasaran cenderung naik, maka banyak petani yang mengusahakan komoditas
tersebut. Jumlah produsen bertambah, maka produksi yang ditawarkan akan meningkat.

5. Ekspektasi Atau Ramalan (Harapan Masa Depan)


Ketika suatu barang langka di pasaran, produsen mencoba menahan barang tersebut untuk tidak ditawarkan dulu ke
pasar dengan harapan harga naik terus dan produsen akan mendapatkan laba yang besar dari perbuatannya.
Petani sering berspekulasi mengenai perkembangan harga produksi di pasaran. Hal ini dapat dapa dilakukan
berdasarkan pada pengalaman, terpengaruh petani lain, atau karena pemberitaan. Ramalan petani dan pilihan yang
diambilnya akan mempengaruhi luas tanam yang ujungnya adalah berpengaruh pada produksi dan penawaran
komoditas yang diusahakan.
6. Adanya Tingkat Persaingan
Semakin tinggi persaingan suatu barang karena semakin banyaknya produsen maka jumlah penawaran pun semakin
banyak. Banyaknya produsen yang memproduksi dan menawarkan barang.

7. Harga Barang Subtitusi dan Komplementer


Apabila harga barang substitusi meningkat, maka penawaran harga barang yang diamati akan turun. Hal ini karena
harga barang yang diamati menjadi relatif lebih murah dibandingkan harga barang substitusinya. Demikian
sebaliknya. Sedangkan jika harga suatu barang komplementer meningkat, maka penawaran terhadap barang yang
diamati meningkat. Adanya laba yang ingin diperoleh produsen atau penjual.

3.6 Hukum Penawaran


Dalam teori ekonomi, penawaran dapar diartikan sebagai keseluruhan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan dalam
berbagai kemungkinan harga yang berlaku di pasar dalam satu periode.

Hukum penawaran menjelaskan bahwa jumlah barang yang ditawarkan berbanding sejajar dengan tingkat harga.
Artinya, jika harga barang naik, maka jumlah barang dan jasa yang ditawarkan akan naik juga. Sebaliknya, jika harga
turun, maka jumlah penawaran barang dan jasa akan turun juga.

Dari hukum penawaran sangat jelas bahwa harga dan jumlah penawaran berkorelasi positif. Jadi barang dan jasa
yang ditawarkan pada suatu waktu tertentu akan sangat tergantung pada tingkat harganya. Pada kondisi dimana
faktor-faktor lain tidak berubah. Jika barang dan jasa naik, maka penjual cenderung menjual barang dan jasa dalam
jumlah yang lebih banyak. Dan sebaliknya, jika barang dan jasa harganya turun, maka penjual cenderung
menurunkan jumlah barang dan jasa yang ditawarkannya.

Seperti hukum Permintaan ukum Penawaran pada hakikatnya juga merupakan hipotesis yang menyatakan bahwa :
"Hubungan antara barang yang ditawarkan dengan harga barang tersebut dimana hubungan berbanding terbalik
yaitu: ketika harga meningkat atau naik, maka jumlah barang yang tawarkan akan Meningkat dan sebaliknya apabila
harga barang turun maka jumlah barang yang ditawarkan akan menurun".
“Semakin tinggi harga suatu barang, semakin banyak jumlah barang tersebut akan ditawarkan oleh para penjual.
Sebaliknya, makin rendah harga suatu barang, semakin sedikit jumlah barang tersebut yang ditawarkan”.

Hukum penawaran menyatakan bahwa hubungan antara harga barang/jasa dan jumlah yang ditawarkan positif.
Artinya, jika harga naik, jumlah yang ditawarkan juga naik. Demikian pula sebaliknya jika harga turun, jumlah yang
ditawarkan juga mengalami penurunan dengan syarat ceteris paribus, yaitu faktor-faktor lain dianggap konstan.

3.8 Rangkuman

Teori permintaan dan penawaran itu seperti jungkat-jungkit. Ketika produksi naik dan permintaan tetap sama, harga
barang akan turun. Demikian pula, jika jumlah pesanan naik dan persediaan tetap sama, biaya barang akan naik.
Hukum permintaan dan penawaran berarti bahwa jungkat-jungkit akan menemukan keseimbangan
dari waktu ke waktu. Ketika ada perubahan permintaan atau penawaran ini akan mengubah harga,
perubahan harga mempengaruhi permintaan dan penawaran, menciptakan keseimbangan dari waktu ke waktu.
4.1 Pengertian dan Rumus Elastisitas permintaan

Elastisitas permintaan adalah suatu alat atau konsep yang digunakan untuk mengukur derajat kepekaan atau respon
perubahan jumlah atau kualitas barang yang dibeli sebagai akibat perubahan faktor yang mempengaruhi.
Pengetahuan akan konsep elastisitas ini sangat penting bagi produsen sebagai pedoman untuk tindakan yang akan
ia lakukan yang berkaitan dengan konsumen, misalnya menaikkan harga.

Elastisitas harga permintaan adalah derajat kepekaan atau respon jumlah permintaan akibat berubahan harga barang
atau dengan kata lain merupakan perbandingan dari pada presentasi perubahan jumlah barang yang diminta
dengan presentase perubahan dengan harga dipasar, sesuai dengan hukum permintaan, dimana jika harga naik,
maka kuantitas barang turun dan sebaliknya. Dalam analisis, elastisitas harga permintaan lebih kerap dinyatakan
sebagai elastisitas permintaan.Nilai perbandingan antara persentasi perubahan jumlah diminta dengan persentasi
perubahan harga disebut koefisien elastisitas permintaan

Elastisitas permintaan digunakan untuk menjelaskan tingkat kepekaan permintaan suatu barang terhadap perubahan
harga barang tersebut.Angka yang mengukur besarnya pengaruh perubahan harga atas perubahan jumlah barang
yang diminta disebut koefisien elastisitas permintaan, dilambangkan Ed.Adapun rumusnya sebagai berikut:
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Elastisitas PermintaanAda beberapa faktor yang menentukan elastis harga
permintaan, yaitu:
Jumlah pengguna atau tingkat kebutuhan dari barang tersebut
Tersedia atau tidaknya barang pengganti dipasar.
Jenis barang dan pola preferensi konsumen.
Periode waktu yang tersedia untuk menyesuaikan terhadap perubahan harga atau priode waktu penggunaan barang
tersebut.
Kemampuan relative anggaran untuk mengimpor barang.
Elastisitas akan besar, jika :
Harga relatiftinggi
Terdapat banyak barang subtitusi yang baik
Ada banyak kemungkinan-kemungkinan penggunaan barang lain
Elastisitasakan kecil, jika :
Barang yang bersangkutan terdapat dalam jumlah banyak, dan dengan harga-harga yang rendah.
Benda tersebut digunakan dengan kombinasi benda lain.
Untuk barang tersebut tidak terdapat barang-barang subtitusi yang baik dan benda tersebut sangat dibutuhkan.

4.3 Pengertian dan Rumus Elastisitas Penawaran

Secara lengkap, istilah elastisitas penawaran (Elasticity of Supply) adalah elastisitas harga untuk penawaran (price
elasticity of supply), namun lebih sering disebut singkat tanpa mengurangi artinya dengan elastisitas penawaran.
Dapat disimpulkan bahwa elastisitas penawaran adalah tingkat perubahan penawaran atas barang dan jasa yang
diakibatkan karena adanya perubahan harga barang dan jasa tersebut.

“Elastisitas harga atas penawaran mengukur persentase perubahan jumlah yang ditawarkan sebagai reaksi terhadap
perubahan 1 persen harga barang tersebut”

Fungsi penawaran menggambarkan hubungan yang terdapat antara harga(P) suatu barang dengan jumlah yang
akan dijual (Qs). Secara teknis, hal ini dapat dituliskan sebagai berikut :
Qs= f (P)Jika harga pasar tinggi, para penjual akan bersedia menjual lebih banyak daripada harga rendah. Tetapi
tidak setiap barang dapat segera ditambah jumlahnya. Untuk mengukur cepat lambatnya jumlah yang
ditawarkan(Qs) disesuaikan dengan perubahan harga dan menggunakan pengertian elastisitas penawaran (Elasticity
of Supply). 

 Adapun rumus elastisitaspenawaran adalah sebagai berikut:

Elastisitas penawaran adalah ukuran kuantitatif yang menunjukkan perubahan kuantitas penawaran suatu barang
sebagai akibat dari perubahan harga.

Makin besar angka elastisitas makin besar elastisitas penawaran, artinya perubahan harga yang relatif kecil
mengakibatkan perubahan jumlah yang ditawarkan relatif besar. Elastisitas harga atau harga yang ditawarkan adalah
nol bila kurva penawaran merupakan garis vertikal (harga tidak berpengaruh pada jumlah yang ditawarkan), tak
terhingga bila kurva penawaran berbentuk horisontal yang berarti bahwa jumlah yang ditawarkan tidak terbatas
pada harga tertentu.Elastisitas penawaran mengukur sensitivitas dari penawaran produk oleh produsen terhadap
perubahan harga produk itu di pasar dengan mengasumsikan faktor-faktor lain yang mempengaruhi penawaran
produkdianggap konstan dan didefinisikan sebagai rasio persentase perubahan kuantitas produk yang ditawarkan
terhadap persentase perubahan harga produk itu di pasar. Elastisitas harga dari penawaran dikatakan elastis jika nilai
koefisien elastisitas (Es) harga tersebut lebih besar dari 1, elastis unitary jika Es sama dengan 1, dan inelastis jika Es
lebih kecil dari satu

4.4 Jenis jenis Elastisitas Penawaran

1) Penawaran elastisitas sempurna


Penawaran elastisitas sempurna terjadi jika harga suatu barang tidak berubah, akan tetapi penyediaan dari barang
berubah, atau dengan kata lain, penawaran elastis sempurna terjadi jika perubahan penawaran tidak dipengaruhi
sama sekali oleh perubahan harga, sehingga nilai kooefisiennya = ˷ (tidak terhingga).Barang-barang yang bersifat
elastis sempurna adalah barang yang pada harga tertentu penawarannya terus mengalami perubahan. Ini terjadi
karena pertambahan jumlah produsen, penggunaan mesin-mesin modern dan lain-lain contohnya: VCD, buku
gambar, dan lain-lain

2) Penawaran Elastis

Penawaran elastis terjadi jika perubahan harga diikuti dengan jumlah penawaran yang lebih besar. Atau dengan kata
lain, penawaran elastis terjadi jika persentase perubahan penawaran barang lebih besar dari persentase perubahan
harga atauapabila nilai koofisiennya >1.Contoh barang yang memiliki sifat penawaran elastis adalah barang-barang
produksi pabrik yang tidak bergantung pada masa panen dan musim. Contohnya adalah produk mie instan yang
dapat diproduksi tanpa bergantung pada musim
4) Penawaran tidak elastis (Inelastic)

Penawaran inelasticterjadi jika perubahan harga kurang berpengaruh pada perubahan penawaran. Atau dengan kata
lain penawaran tidak elastis terjadi jika persentase perubahan penawaran barang lebih kecil dari persentase
perubahan harga atau jika nilai koofisiennya <1.Barang-barang hasil pertanian memiliki sifat penawaran inelastis
karena produk pertanian dibatasi oleh masa panen dan musim. Contohnya buah durian dimana penawaran untuk
produk tersebut sangat bergantung musim panennya.

4.5 Faktor Penentu Elastisitas Penawaran

Faktor-faktor yang Memengaruhi Elastisitas Harga dari Penawaran


1. Waktu
Yang dimaksud waktu di sini adalah kesempatan produsen/penjual untuk menambah jumlah produksi. Waktu dapat
dibedakan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut:
a. Jangka waktu sangat pendek
Produsen tidak dapat menambah barang dalam waktu yang sangat pendek karena penawaran tergantung
persediaannya (harus menunggu masa panen), seperti produksi di bidang pertanian, misalnya sayur-mayur dan
buah-buahan. Waktu dalam beberapa hari saja ± 40 hari menyebabkan penawaran bersifat inelastis.
b. Jangka pendek
Produsen masih tetap dapat menambah produksi barang yang ditawarkan walaupun tidak dapat memperbesar
kapasitas produksi yang ada, seperti bangunan, mesin-mesin, tetapi dengan cara bekerja lebih lama dari waktu
sebelumnya atau menambah bahan baku sehingga produksi dapat ditambah. Penawaran dalam waktu ini dapat
elastis atau inelastis.
c. Jangka panjang
Penawaran bersifat elastis karena produsen mempunyai banyak kesempatan untuk memperluas kapasitas produksi
(areal pertanian, mesin-mesin, pabrik baru, dan tenaga ahli). Makin lama waktu makin elastis.
2. Daya tahan produk
Produk-produk hasil pertanian, seperti sayuran dan buah-buahan yang mudah busuk, pecah, dan layu sehingga
penawarannya cenderung inelastis. Akan tetapi, produk-produk dengan daya tahan lebih lama, seperti kulkas, mesin
jahit, dan kompor gas, cenderung lebih elastis
3. Kapasitas produksi
Industri yang beroperasi di bawah kapasitas optimal cenderung membuat kurva penawaran elastis.

5.1 Defenisi Perilaku konsumen Menurut para Ahli

a. Angel, Blackwell, dan Miniard


Perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan produk dan jasa, yang termasuk di dalamnya adalah proses keputusan
yang mengawali dan mengikuti tindakan pembelian tersebut. Tindakan tersebut yaitu dengan terlibat secara
langsung dalam proses mendapatkan, mengkonsumsi, bahkan membatalkan suatu barang atau jasa tersebut.
b. Mowen
Perilaku konsumen merupakan segelintir aktivitas ketika seseorang mengonsumsi, mendapatkan, atau membuang
suatu barang atau jasa pada saat proses pembelian.
c. The American Marketing Association
Perilaku konsumen adalah proses membagi interaksi dinamis dari pengaruh dan kesadaran, perilaku dan lingkungan
di mana seseorang melakukan pertukaran aspek kehidupan.
d. Schiffman dan Kanuk
Perilaku konsumen adalah suatu proses yang dilalui oleh seorang pembeli dalam mencari, menggunakan,
mengevaluasi, mengonsumsi produk atau jasa, maupun ide yang diharapkan supaya dapat memenuhi kebutuhan
orang tersebut.
e. James F. Engel, Et.al
Perilaku Konsumen adalah tindakan-tindakan individu yang secara langsung terlibat  dalam usaha memperoleh dan
menggunakan barang-barang jasa ekonomis termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan
menentukan tindakan-tindakan tersebut.
f. Gerald Zaltman & Melanie Wallendorf
Perilaku Konsumen adalah tindakan-tindakan, proses, dan hubungan sosial yang dilakukan individu, kelompok, dan
organisasi dalam mendapatkan, menggunakan suatu produk atau lainnya sebagai suatu akibat dari pengalamannya
dengan produk, pelayanan, dan sumber-sumber lainnya.

5.2 Faktor Yang mempengaruhi Perilaku Konsumen

I. Faktor Internal
Motivasi, yaitu kegiatan di dalam diri seseorang yang mendorong keinginannya untuk melakukan aktivitas tertentu
untuk mencapai tujuan tertentu.
Ekonomi, yaitu keadaan ekonomi atau keuangan seseorang yang mempengaruhi perilakunya dalam mengambil
keputusan untuk membeli suatu produk.
Sikap, yaitu perilaku atau tanggapan terhadap rangsangan dari lingkungannya yang bisa membimbing atau
mengarahkan tindakan orang tersebut.
II. Faktor Eksternal
Kebudayaan, yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan budi, dan akal manusia, yang diwujudkan dalam
bentuk simbol dan fakta yang kompleks serta diwariskan secara turun-temurun.
Kelompok sosial dan kelompok referensi, kelompok sosial yaitu kesatuan sosial tempat individu berinteraksi satu
sama lainnya, sedangkan kelompok referensi yaitu kelompok sosial yang menjadi ukuran individu dalam membentuk
kepribadian dan tingkah laku.
Keluarga, yaitu lembaga sosial terkecil yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anaknya yang hidup bersama-sama.

5.3 Perilaku Produsen


Secara umum dalam ilmu ekonomi ada tiga teori perilaku produsen yang sering dibahas. Teori tersebut diantaranya
adalah mengenai biaya produksi, pertambahan hasil produksi yang semakin berkurang serta kurva kemungkinan
produksi. Ketiga teori tersebut harus dipahami oleh produsen agar bisa mendapatkan keuntungan dan terhindar dari
kerugian.

Biaya produksi adalah salah satu dari bahasan dalam teori perilaku produsen. Teori ini menggambarkan bahwa
dalam membuat barang atau jasa ada dua jenis biaya yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Kedua biaya ini harus
diperhatikan karena akan mempengaruhi biaya total dalam kegiatan produksi yang dilakukan.

Biaya tetap contohnya adalah mesin, gedung, peralatan dan sebagainya yang jumlahnya tidak bertambah saat
jumlah barang dan jasa berubah. Contoh dari biaya variabel adalah bahan baku, yang jumlahnya akan sangat
tergantung jumlah produksi. Seseorang yang membuat barang dalam jumlah banyak maka biaya variabel misalnya
bahan bakunya menjadi banyak juga.

Teori perilaku produsen selain membahas mengenai biaya tetap dan variabel juga memperhatikan pertambahan
hasil yang berkurang. Pada saat produsen menambah tenaga kerja maka hasil produksi umumnya akan meningkat.
Penambahan tenaga kerja akan membuat hasil produksi terus bertambah.

Pada jumlah tertentu jika terus menerus menambah tenaga kerja maka tidak akan menambah hasil produksi. Hal ini
bisa dikarenakan tenaga kerja yang ada di perusahaan sangat banyak jumlahnya. Hal tersebut akan menjadikan
masalah pembengkakan biaya tetapi tidak menambah jumlah barang dan jasa yang dihasilkan.

Teori ketiga yang juga akan diperhatikan oleh produsen dalam menjalankan usahanya adalah tentang kemungkinan
produksi. Dalam teori tersebut digambarkan bahwa setiap perusahaan memiliki pilihan untuk menentukan ingin
membuat barang dan jasa apa. Keterbatasan jumlah bahan baku, tenaga kerja dan lain-lain yang termasuk dalam
faktor produksi membuat mereka harus memilih untuk memproduksi apa.

5.4 Teori Perilaku Produsen terhadap fungsi produksi

Setiap barang dan jasa yang dihasilkan oleh pihak produsen membutuhkan berbagai macam bahan. Ada berbagai
macam bahan dan juga peralatan yang digunakan dalam membuat suatu barang. Semua hal yang dibutuhkan dalam
menghasilkan barang atau jasa baik berupa peralatan maupun bahan baku disebut dengan faktor produksi.

Secara umum faktor produksi dibedakan menjadi modal, tenaga kerja, sumber daya alam dan teknologi. Dalam teori
perilaku produsen dijelaskan dalam rumus fungsi produksi:

Q = f(C, L, R, T)

Dimana:

Q = Jumlah barang yang dihasilkan

f = Menunjukkan hubungan antara (C, L, R, T) dengan jumlah barang yang dihasilkan

C = Capital/modal

L = Labour/Tenaga Kerja

R = Resources/Sumber daya alam

T = Technology/Teknologi
Faktor produksi dalam fungsi produksi secara sederhana dijadikan menjadi empat yakni modal, pekerja, sumber daya
alam dan teknologi. Penyederhanaan keempat faktor produksi tersebut bisa dilakukan dari empat menjadi tinggal
dua saja yakni modal dan tenaga kerja. Pada teori yang membahas biaya produksi ada biaya tetap yakni modal dan
biaya variabelnya tenaga kerja.

Kombinasi dari keempat faktor produksi tersebut sangatlah penting untuk dilakukan. Misalnya ada perusahaan
dengan modal, pekerja dan sumber daya alam sebagai bahan bakunya berkondisi bagus, tetapi teknologinya masih
kurang modern. Perusahaan tersebut harus melakukan perbaikan teknologi agar bisa memberikan kombinasi terbaik.

5.5 Konsep dasar pasar efesien

Konsep pasar efisien pertama kali dikemukakan dan dipopulerkan oleh Fama (1970). Dalam konteks ini yang
dimaksud dengan pasar adalah pasar modal (capital market) dan pasar uang. Suatu pasar dikatakan efisien apabila
tidak seorangpun, baik investor individu maupun investor institusi, akan mampu memperoleh return tidak normal
(abnormal return), setelah disesuaikan dengan risiko, dengan menggunakan strategi perdagangan yang ada. Artinya,
harga-harga yang terbentuk di pasar merupakan cerminan dari informasi yang ada atau “stock prices reflect all
available information”. Ekspresi yang lain menyebutkan bahwa dalam pasar yang efisien harga-harga aset atau
sekuritas secara cepat dan utuh mencerminkan informasi yang tersedia tentang aset atau sekuritas tersebut. Dalam
mempelajari konsep pasar efisien, perhatian kita akan diarahkan pada sejauh mana dan seberapa cepat informasi
tersebut dapat mempengaruhi pasar yang tercermin dalam perubahan harga sekuritas. 

Dalam hal ini Haugen (2001) membagi kelompok informasi menjadi tiga, yaitu:
informasi harga saham masa lalu (information in past stock prices),
 semua informasi publik (all public information), dan 
semua informasi yang ada termasuk informasi orang dalam (all available information including inside or private
information). Masing-masing kelompok informasi tersebut mencerminkan sejauh mana tingkat efisiensi suatu pasar.
 Jones (1998) menyebutkan bahwa harga sekarang suatu saham (sekuritas) mencerminkan dua jenis informasi, yaitu
informasi yang sudah diketahui dan informasi yang masih memerlukan dugaan. Informasi yang sudah diketahui
meliputi dua macam, yaitu informasi masa lalu (misalnya laba tahun atau kuartal yang lalu) dan informasi saat ini
(current information) selain juga kejadian atau peristiwa yang telah diumumkan tetapi masih akan terjadi (misalnya
rencana pemisahan saham). Contoh untuk informasi yang masih membutuhkan dugaan adalah jika banyak investor
percaya bahwa suku bunga akan segera turun, harga-harga akan mencerminkan kepercayaan ini sebelum penurunan
sebenarnya terjadi.

5.6 Mengapa pasar Harus efesien

Membahas pasar efisien, pasti menimbulkan pertanyaan mengapa harus ada konsep pasar efisien dan mungkinkah
pasar efisien ada dalam kehidupan nyata. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kondisi-kondisi berikut idealnya
harus terpenuhi: 

1. Banyak terdapat investor rasional dan berorientasi pada maksimisasi keuntungan yang secara aktif
berpartisipasi di pasar dengan menganalisis, menilai, dan berdagang saham. Investor-investor ini adalah
price taker, artinya pelaku itu sendiri tidak akan dapat mempengaruhi harga suatu sekuritas. 
2. Tidak diperlukan biaya untuk mendapatkan informasi dan informasi tersedia bebas bagi pelaku pasar pada
waktu yang hampir sama (tidak jauh berbeda). 
3.  Informasi diperoleh dalam bentuk acak, dalam arti setiap pengumuman yang ada di pasar adalah bebas
atau tidak terpengaruh dari pengumuman yang lain. 
4. Investor bereaksi dengan cepat dan sepenuhnya terhadap informasi baru yang masuk di pasar, yang
menyebabkan harga saham segera melakukan penyesuaian.

Kondisi-kondisi di atas mungkin terkesan kaku atau akan sulit untuk dapat dipenuhi dalam kehidupan sehari-hari.
Harus diakui bahwa akan sulit sekali untuk mewujudkan kondisi sebagaimana di atas. Walaupun demikian, perlu
dipertimbangkan seberapa dekat kondisi-kondisi tersebut dengan kenyataan yang ada di pasar satu per satu.
Investor pasti senantiasa memperhatikan pergerakan harga di pasar. Artinya, baik investor individual maupun
institusi mengikuti pergerakan pasar tiap saat secara seksama, dan selalu siap untuk melakukan traksaksi beli atau
jual manakala menurut perhitungan akan didapat hasil yang menguntungkan. 

Dengan kata lain, investor yang secara cepat dapat mengetahui potensi adanya nilai tambah akan dapat
memperoleh keuntungan dengan menggunakan pilihan strategi yang tepat. Walaupun untuk mendapatkan
informasi diperlukan pengorbanan (tidak gratis), untuk institusi di dunia bisnis, pencarian berbagai jenis informasi
sudah merupakan sesuatu yang biasa dan urusan biaya adalah sesuatu yang wajar dan banyak pelaku lain yang
memperolehnya secara gratis (walaupun mungkin investor dikenai biaya broker atau jasa lainnya). 

Informasi yang ada dapat dengan mudah diperoleh dan hampir setiap saat sama seperti halnya informasi yang
disampaikan lewat radio, televisi, atau alat komunikasi khusus yang tersedia bagi investor yang rela untuk membayar
untuk mendapatkannya. Fleksibilitas dan bervariasinya sumber dan jenis informasi memungkinkan investor untuk
mendapatkan informasi secara gratis. Informasi diperoleh dalam bentuk acak dan bebas yang setiap saat dapat
muncul. Artinya, hampir semua investor tidak dapat memprediksi kapan perusahaan akan mengumumkan
perkembangan baru yang penting, kapan perang akan terjadi, kapan pemogokan tenaga kerja akan terjadi, kapan
nilai tukar mata uang akan turun atau naik, atau kapan pemimpin negara akan mengalami serangan jantung dan
mati mendadak. Walaupun ada ketergantungan terhadap beberapa informasi sepanjang waktu, tetap saja bahwa
pengumuman suatu peristiwa, misalnya adanya corporate actions, adalah independen dan dapat muncul setiap saat,
dengan kata lain acak. Bila kondisi keempat terpenuhi, jelas bahwa hasil yang dapat diduga adalah investor akan
dengan segera melakukan penyesuaian setiap saat ada informasi baru masuk ke pasar. Lagipula, perubahan harga
adalah independen dan tidak terpengaruh oleh harga yang lain dan harga bergerak dalam bentuk acak (random
walk). Artinya, harga hari ini tidak terpengaruh oleh harga kemarin, karena harga yang terbentuk hari ini terjadi
berdasarkan pada informasi baru yang masuk ke dan diterima di pasar. Dari paparan di atas, menunjukkan bahwa
jika ke empat kondisi ideal yang disyaratkan terpenuhi, maka terwujudlah suatu pasar efisien.

Anda mungkin juga menyukai