Manajemen
Bagi yang bekerja pada sebuah perusahaan atau sedang menjalankan bisnis, tentu sudah tidak asing saat mendengar kata
manajemen. Faktanya, beberapa orang masih kebingungan saat ditanya apa itu manajemen karena pengertiannya sendiri masih
simpang siur di masyarakat. Manajemen berasal dari bahasa Perancis yaitu ‘menegement’ yang berarti seni untuk mengatur atau
mengelola sesuatu. Dalam bahasa Inggris, kata ‘manage’ berarti mengendalikan atau mengelola.
Secara umum, manajemen dikenal sebagai sebuah proses yang mengatur kegiatan atau perilaku sehingga menimbulkan efek
yang baik. Secara etimologi, definisi manajemen adalah sebuah seni mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan utama
sebuah organisasi atau bisnis melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan, dan pengawasan sumber daya
dengan cara yang efektif dan efisien.
Dalam sebuah perusahaan, terdapat masing-masing divisi yang dipimpin oleh seorang manajer atau head hingga jajaran top
manager. Fungsi dari seorang manajer ini sudah jelas adalah untuk mengatur kinerja karyawan bawahannya untuk mencapai
tujuan perusahaan. Tidak hanya mengatur, seorang manajer dalam sebuah perusahaan juga bertanggung jawab atas
pengawasan bawahannya agar berjalan sesuai dengan koridor pekerjaan.
Penegertian manajemen adalah seperangkat prinsip yang berkaitan dengan fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
dan pengendalian, dan penerapan prinsip-prinsip ini dalam memanfaatkan sumber daya fisik, keuangan, manusia dan informasi
secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
Banyak ahli telah mendefinisikan manajemen dengan pemahaman mereka masing-masing. Berikut ini adalah definisi
manajemen menurut para ahli di dunia.
Van Fleet dan Peterson mendefinisikan manajemen sebagai serangkaian kegiatan yang diarahkan pada pemanfaatan sumber
daya secara efisien dan efektif dalam mengejar satu atau lebih tujuan.
Megginson, Mosley dan Pietri mendefinisikan manajemen sebagai pekerjaan yang melibatkan sumber daya manusia, keuangan
dan fisik untuk mencapai tujuan organisasi dengan melakukan fungsi perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan
pengendalian.
Menurut F. Taylor, manajemen adalah seni mengetahui apa yang harus dilakukan, kapan harus dilakukan dan melihat bahwa itu
bisa dilakukan dengan cara terbaik dan termurah.
1. Manajemen Tingkat Atas atau sering disebut dengan Top Management (Manajemen Puncak) atau Executives (Eksekutif)
adalah Manajer-manajer yang bertanggung jawab atas kinerja manajemen organisasi secara keseluruhan. Mereka memegang
jabatan-jabatan seperti CEO (Chief Executive Officer), CFO (Chief Financial Officer), COO (Chief Operational Officer), Presiden
Direktur, Wakil Presiden Direktur, Direktur Utama dan lain sebagainya. Manajer-manajer yang berada di tingkatan manajemen
tingkat atas ini memiliki tanggung jawab, otoritas dan wewenang maksimum dalam mengendalikan organisasi atau
perusahaannya.
Beberapa tugas atau fungsi utama Manajer yang berada di manajemen tingkat atas ini diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Menentukan Tujuan Perusahaan – Manajemen tingkat atas ini merumuskan tujuan utama organisasinya, dapat berupa
tujuan jangka panjang maupun tujuan jangka pendeknya.
2. Membuat kerangka Rencana dan Kebijakan – Manajemen tingkat atas membuat kerangka rencana dan kebijakan untuk
mencapai tujuan utama yang telah ditetapkan.
3. Mengorganisir kegiatan dan pekerjaan yang akan dilakukan oleh manajer-manajer di tingkat menengah.
4. Mengumpulkan dan mengatur sumber daya organisasi atau perusahaan seperti sumber daya keuangan, aset tetap,
tenaga kerja dan lain sebagainya untuk melakukan kegiatan sehari-hari dalam organisasi.
5. Bertanggung jawab atas kelangsungan dan pertumbuhan hidup organisasi/perusahaan.
6. Sebagai penghubung dengan dunia luar seperti bertemu dengan pejabat pemerintah, pemasok, pesaing, pelanggan,
media dan lain-lainnya.
2. Manajemen Tingkat Menengah atau Middle Level Management adalah manajer yang berada di bawah Manajer tingkat atas.
Mereka biasanya memegang jabatan dengan nama jabatannya seperti General Manager, Plant Manager, Factory Manager,
Regional Manager ataupun Division Manager. Manajer-manajer tingkat menengah ini bertanggung jawab untuk melaksanakan
rencana dan kebijakan yang ditetapkan oleh Manajemen tingkat atas serta bertindak sebagai penghubung antara manajemen
tingkat atas dan manajemen tingkat bawah. Manajer-manajer ini juga menjalankan fungsi tingkat atas di departemen atau unit
kerja mereka sendiri seperti membuat perencanaan, membuat kebijakan, mengumpulkan dan mengatur sumber daya untuk
departemen atau divisi mereka masing-masing.
Adapun fungsi-fungsi dan tugas Manajer di Manajemen Tingkat Menengah ini diantaranya adalah :
1. Meng-interpresi-kan kebijakan yang disusun oleh Manajemen Puncak (manajemen tingkat atas) dan menjelaskannya ke
tingkat manajemen yang lebih rendah. Manajemen tingkat menengah ini berfungsi sebagai penghubung antara
manajemen tingkat atas dengan manajemen tingkat bawah.
2. Mengorganisir kegiatan departemennya untuk melaksanakan rencana dan kebijakan yang telah ditetapkan.
3. Mengrekrut dan menyeleksi serta menempatkan karyawan yang dibutuhkan oleh department atau unit kerjanya.
4. Memotivasi karyawannya untuk melakukan yang terbaik untuk departemennya. Misalnya menawarkan berbagai
insentif dan tunjangan kepada karyawannya sehingga termotivasi dan melakukan yang terbaik agar dapat mencapai
tujuan yang diharapkan.
5. Mengawasi dan mengarahkan karyawan-karyawan di departemennya. Contohnya seperti menyiapkan laporan penilaian
kinerja karyawannya.
6. Bekerjasama dengan departemen lain untuk kelancaran dalam menjalankan fungsinya.
7. Melaksanakan rencana yang disusun oleh Manajemen tingkat atas.
3. Manajemen Tingkat Pertama atau disebut juga dengan First Level Management atau First Line Management adalah
Manajemen yang bertanggung jawab atas operasional atau pekerjaan harian para karyawan dalam menghasilkan suatu produk
atau layanan. Manajemen tingkat pertama ini biasanya memegang jabatan seperti Department Manager, Section Manager,
Superintendent, Mandor atau Supervisor. Para Manajer di manajemen tingkat pertama ini memiliki otoritas atau wewenang
yang terbatas.
Beberapa fungsi dan tugas Manajemen tingkat pertama ini adalah sebagai berikut :
1. Memahami dan mempelajari masalah dan keluhan-keluhan para pekerja operasional sebelum melaporkannya ke
manajemen tingkat menengah.
2. Menjaga kondisi kerja yang baik dan menjaga hubungan yang sehat antara atasan dan bawahan.
3. Menyediakan lingkungan kerja yang sehat and aman untuk para karyawan operasional.
4. Membantu manajemen tingkat menengah untuk merekrut dan menyeleksi pekerja yang sesuai untuk jabatan yang
dibutuhkan.
5. Berkomunikasi dengan karyawan dan mendengarkan saran-saran karyawan serta mendorong para pekerja untuk
mengambil inisiatif.
6. Menjaga dan mempertahankan standar kualitas dan memastikan jumlah output produk/layanan sesuai dengan
perencanaan.
7. Bertanggung jawab untuk meningkatkan moral karyawan dan membangkitkan semangat kerja dalam tim.
8. Meminimalkan pemborosan sumber daya organisasi/perusahaan.
Fungsi-Fungsi Manajemen
Sebuah perusahaan akan berjalan dengan efektif dan efisien jika dikelola dengan cara yang tepat. Para pengelola perusahaan,
yaitu dewan komisaris, dewan direktur,dan para manajer, tergabung ke dalam suatu kelompok yang disebut manajemen
perusahaan dan bertanggungjawab untuk menggunakan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan untuk mencapai
tujuan perusahaan.
Dalam Struktur Organisasi, semua posisi manajemen secara umum dapat diklasifikasikan oleh fungsi, wewenang dan tanggung
jawab yang diperlukan untuk melaksanakan fungsi tersebut. Fungsi-fungsi yang ada di dalam perusahaan besar dibagi ke dalam
dua fungsi yaitu fungsi lini dan fungsi staf.
Personalia pada fungsi lini bertanggung jawab untuk mengawasi, mengarahkan dan mengambil keputusan. dalam huhungan ini,
terdapat rantau perintah yang ditunjukkan oleh garis langsung dari atas ke bawah, dari direktur utama ke manajemen tingkat
puncak, madya dan bawah. Direktur utama mengendalikan perusahaan secara keseluruhan tetapi dengan mendelegasikan
wewenangnya kepada bawahan.
Personalia pada fungsi staf bertanggung jawab memberikan saran, rekomendasi atau layanan kepada semua anggota organisasi,
tetapi tidak dapat memaksa kepada anggota organisasi untuk melaksanakan saran atau rekomendasinya. Dengan kata lain,
personalia pada posisi staf tidak mempunyai wewenang untuk mengatur atau memerintah personalia lini. Tugas Personalia staf
adalah memberikan bantuan kepada semua departemen. Manajer lini dan staf di dalam struktur organisasi perusahaan harus
digambarkan secara jelas sehingga pengawas dapat menyediakan tipe informasi yang dapat diperlukan untuk menunjang
pelaksanaan tugas masing-masing.
2. Pengendalian
- Pengendalian biaya diawali dengan memilih biaya yang harus dikeluarkan melewati anggaran, kemudian membandingkan
antara biaya yang sebenarnya terjadi (biaya actual) dengan biaya yang sudah diterapkan sebelumnya (anggaran). Dalam hal ini,
anggaran akan dijadikan standar biaya. Jika terdapat selisih (perbedaan) biaya tertentu. Analisa aset selisih biaya tersebut
mencakup jenis biaya yang menyimpang. Besarnya penyimpangan biaya, posisi terjadinya penyimpangan, penyebab terjadinya
penyimpangan dan pihak yang harus bertanggung jawab penyimpangan tersebut.
- Dalam perencanaan dan pengendalian biaya, akuntansi biaya dapat menentukan biaya yang diperlukan untuk sekali produksi.
Hanya saja, perencanaan dan pengendalian ini sering menimbulkan penyimpangan (selisih biaya sebenarnya dengan
perencanaan biaya).
Untuk mengantisipasi hal tersebut, pihak manajemen akan memonitor setiap proses produksi yang berlangsung. Jika ada
penyimpangan, pihak manajemen akan mencari tahu penyebabnya dan memikirkan tindakan yang diperlukan sebagai bentuk
pengendalian
3. Penetapan Harga
- Untuk tujuan penentuan biaya sebuah produk atau jasa, akuntansi biaya mencatat serta mengakumulasikan biaya-biaya dalam
serangkaian kegiatan pembuatan produk maupun penyerahan jasa. Biaya-biaya tersebut adalah biaya-biaya yang sudah
dikeluarkan sebelumnya dimasa yang lalu (historis). Informasi biaya secara historis ini umumnya dipakai oleh pihak ekstenal
untuk menentukan nilai persediaan dan beban pokok penjualan dengan tujuan untuk menghitung besarnya laba. Hal tersebut
berkaitan erat dengan penyusutan laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi yang adalah tanggung jawab manajemen pada
pihak eksternal
- Fungsi dari akuntansi pertama adalah menentukan harga pokok atas suatu produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.
Akuntansi ini akan memastikan kalau harga yang ditawarkan oleh konsumen tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah.
- Proses penentuan harga pokok bisa didapat melalui metode pencatatan, penggolongan, monitor, dan peringkasan seluruh
komponen biaya yang masih berhubungan dengan proses produksi dari data riwayat yang akan dijadikan sebagai acuan pihak
manajemen dalam menentukan harga pokok produksi.
4. Mengambil keputusan
Ketika semua biaya yang diperlukan untuk melaksanakan proses produksi perusahaan sudah tercatat dengan baik, maka data
biaya tersebut akan dikirimkan ke pihak manajemen untuk dilakukan suatu pengambilan keputusan yang akan berdampak besar
terhadap kehidupan perusahaan di masa yang akan datang.
Berbagai perbedaan antara akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen dapat dirangkum dalam tabel berikut ini :
PERTEMUAN 2
Defenisi Biaya
Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi
pemerintahan, akuntansi pajak dan sebagainya. Ciri utama yang membedakan akuntansi biaya dengan akuntansi yang lain
adalah kajian datanya. Akuntansi biaya mengkaji data biaya untuk digolongkan, dicatat, dianalisis dan dilaporkan dalam laporan
informasi akuntansi. Akuntansi biaya pernah dianggap hanya berlaku dalam perusahaan manufaktur, tetapi pada saat ini setiap
jenis dan ukuran organisasi memperoleh manfaat dari penggunaan akuntansi biaya. Misalnya akuntansi biaya yang digunakan
institusi keuangan, perusahaan transportasi, firma jasa profesional, rumah sakit, lembaga pendidikan serta aktivitas pemasaran
dan administratif dalam perusahaan manufaktur.
Expense diterjemahkan menjadi daya atau beban.
Kos adalah pengorbaanan sumber ekonomi untuk memperoleh barang atau jasa yangdiharapkan memberi manfaat sekarang
atau masa yang akan datang. Kos diukur dengan satuan mata uang, sebesar pengurangan asset dan/penambahan hutang.Pada
saat barang dan jasa dimanfaatkan, kos akan menjadi biaya. Kos yang belumdimanfaatkan dikelompokan sebagai asset.
Biaya adalah kos barang atau jasa yang telah memberikan manfaat yang akan digunakanuntuk memperoleh pendapatan. Biaya
akan dikurangkan dari pendapatan untuk menentukan laba atau rugi pada suatu priode sehingga biaya akan dicantumkan dalam
laporan laba rugi.
Pendapatan adalah nilai barang yang dijual atau jasa yang telah diberikan. Rugi menggambarkan biaya barang atau jasa yang
tidak memberikan manfaat. Daklaim keadaan tertentu, barang atau jasa yang dibeli perusahaan menjadi tidak berharga sebelum
memberi manfaat. Kos barang atau jasa ini disebut sebagai rugi. Istilah rugi juga digunakan untuk pendapatan yang lebih renda
dari biaya. Dalam laporan laba rugi, rugi akan mengurangi pendapatan pada priode terjadinya kerugian tersebut. Bagian biaya
maupun rugi sama-sama akan mengurangi pendapatan tetapi diletakan di tempat yang berbeda di dalam laporag laba rugi.
Objek Biaya
Objek biaya (cost object), merupakan konsep yang penting, adalah penentuan biaya produk, pembuaatan keputusan, dan
evaluasi kinerja. Objek biaya merupakan unsur berupa apapun yang kepadanya biaya diukur dan dibebankan.
Klasifikasi Biaya
Pada dasarnya biaya hanya dapat diklasifikasi berdasarkan :
1. Hubungan Biaya dengan Produk, biaya erat hubungannya dengan produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Biaya yang terjadi
ada yang dapat dengan mudah ditelusur ke suatu produk dan ada yang sulit.
Berdasarkan hubungan biaya dengan produk, biaya dapat digolongkan menjadi dua :
a. Biaya langsung (direct cost) adalah biaya yang dapat dibebankan secara langsung kepada objek biaya atau produk. Contoh
biaya langsung adalah bahan langsung (bahan baku), upah pekerja yang langsung terlibat dalam proses produksi barang di
pabrik, iklan, ongkos angkut, dan sebagainya.
b. Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah buya yang sulit atau tidak dapat dihubungkan dan dibebankan secara langsung
dengan unit produksi, dan secara akurat ditelusuri ke objek biaya. Biaya yang dapat ditelusuri pada objek biaya akan
meningkatkan keakuratan pembebanan biaya. Contoh biaya tidak langsung adalah gaji pimpinan, gaji mandor, iklan untuk lebih
dari satu macam produk, dan sebagainya. Biaya tidak langsung sering disebut biaya overhead. yang terbagi lagi menjadi biaya
overhead pabrik, biaya penjualan, serta biaya umum dan administrasi.
Biaya langsung adalah biaya yang dapat dipisahkan dan dikenali secara langsung digunakan untuk memproduksi suatu satuan
output, sedangkan biaya tak langsung adalah biaya gabungan (joint cost) atau biaya – biaya overhead untuk semua satuan
output yang diproduksi.
Contoh :
2. Hubungan Biaya dengan Volume Kegiatan, volume kegiatan perusahaan dapat berubah-ubah disesuaikan dengan permintaan
pasar dan kemampuan perusahaan. Pada Saat permintaan pasar meningkat dan perusahaan mampu memenuhi kebutuhan
tersebut, perusahaan akan menaikkan volume produksinya.
Berdasarkan hubungan biaya dengan volume kegiatan, biaya dapat digolongkan menjadi tiga :
3. Berdasarkan Elemen BIaya Produksi. Biaya Produksi adalah biaya yang terjadi untuk mengubah bahan baku menjadi barang
jadi. Berdasarkan elemen bIaya produksi dibagi menjadi tiga :
a. Biaya Bahan Baku adalah besarnya nilai bahan baku yang dimasukkan ke dalam proses produksi untuk mengubah menjadi
barang jadi. Boaya bahan baku merupakan bagian penting biaya barang yang digunakan untuk memproduksi barang jadi. Contoh
untuk membuat buku diperlukan bahan kertas, tinta, lem dsb. Nilai bahan yang paling banyak untuk membuat buku adalah
kertas maka biaya kertas ini akan dimasukkan ke dalam biaya bahan baku. Bahan-bahan lain karena jumlah tidak material,
dianggap sebagai bahan penolong dan akan di kelompokkan ke dalam biaya overhead pabrik.
b. Biaya Tenga kerja adalah besarnya biaya yang terjadi untuk menggunakan tenaga karyawan dalam mengerjakan proses
produksi. Biaya Tenaga kerja dibagi menjadi dua kelompok yaitu biaya tenaga kerja langsung (1) adalah biaya tenaga kerja yang
secara langsung berhubungan dengan produksi barang jadi. dan biaya tenaga kerja tidak langsung (2) adalah upah atau gaji
tenaga kerja yang tidak berhubungan langsung dengan produksi barang jadi. Biaya tenaga kerja tidak langsung di kelompokkan
sebagai biaya overhead pabrik.
c. Biaya Overhead Pabrik adalah biaya-biaya yang terjadi di pabrik selain biaya bahan baku maupun biaya tenaga kerja kerja
langsung. Biaya bahan penolong dan biaya tenaga kerja tidak langsung adalah biaya overhead pabrik
Biaya produksi dapat di identifikasi lebih lanjut menjadi biaya utama (prime cost) dan biaya konversi
Biaya Utama = Biaya Bahan Baku + Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya Konversi = Biaya Tenaga Kerja Langsung + Biaya Overhead Pabrik
4. Berdasarkan Fungsi Pokok Perusahaan. Fungsi perusahaan manufaktur terdiri atas fungsi produksi, fungsi pemasaran dan
fungsi administrasi dan umum. Fungsi produksi terdiri atas berbagai berbagai kegiatan untuk mengubah bahan baku menjadi
barang jadi. Fungsi pemasaran adalah berbagai kegiatan untuk memasarkan produk ke pembeli. Fungsi administrasi dan umum
terdiri atas berbagai kegiatan untuk mendukung fungsi lainnya. Berdasarkan fungsi pokok perusahaan, biaya dapat
diklasifikasikan menjadi tiga :
a. Biaya Produksi (Produsction cost) terdiri atas tiga jenis biaya yaitu biaya bahan baku, Biaya Tenga kerja dan Biaya Overhead
Pabrik.
b. Biaya administrasi dan umum adalah biaya yang terjadi dalam rangka mengarahkan, menjalankan, dan mengendalikan
perusahaan untuk memproduksi barang jadi. Biaya administrasi dan umum meliputi biaya gaji pegawai, biaya perlengkapan dan
biaya utilitas.
c. Biaya pemasaran meliputi berbagai biaya yang terjadi untuk memasarkan produk atau jasa. Contoh nya gaji pegawai
pemasaran dan biaya iklan.
5. Berdasarkan Hubungan Biaya Dengan Proses Pokok Manajerial, melipuiti proses pokok manajerial meliputi perencanaan,
pengendalian, dan penilaian kinerja. Ada beberapa istilah biaya yang sering digunakan dalam rangka melaksanakan fungsi pokok
manajerial yaitu :
a. Biaya Standar adalah biaya ditentukan di muka yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat suatu produk atau melaksanakan
suatu kegiatan.
b. Biaya Aktual adalah biaya yang sesungguhnya terjadi untuk membuat suatu produk atau melaksanakan
sesuatu kegiatan.c. Biaya terkendali adalah biaya yang secara langsung dapat dipengaruhi oleh seorang manajer tingkatan
tertentu.
d. Biaya tidak terkendali adalah biaya yang tidak secara langsung dapat dipengaruhi oleh seorang manajer tingkatan tertentbu.
e. BIaya komitan adalah biaya yang terjadi dalam upaya mempertahankan kapasitas atau kemampuan organisasi dalam
kegiatan produksi, pemasaran dan administrasi.
f. Biaya Diskresioner adalah biaya yang besar kecilnya tergantung pada kebijakan manajemen.
g. Biaya Relevan adalah biaya masa depan akan berbeda antara satu alternatif dan alternatif lain.
h. Biaya kesempatan adalah manfaat yang dikorbarkan pada saat satu alternatif keputusan dipilih dan mengabaikan alternatif
lain.
Contoh dalam penjurnalan: Selama Januari, New Hope menyelesaikan akun – akun yang dijurnal secara garis besar sebagai
berikut:
b. Bahan baku yang diminta selama bulan tersebut
Biaya gaji dan upah yang terhutang dan dibayar dan dikenakan pajak pph 5%, password selamat pagi
Jurnal :
Kas $ 152.000
d. Distribusi biaya gaji dan upah gaji adalah sebagai berikut:
Tenaga kerja langsung 65%
Tenaga kerja tidak langsung 15%
Beban gaji pemasaran 13%
Beban gaji administrasi 7%
Jurnal :
Jurnal :
f. Biaya overhead pabrik umum ( tidak terinci) 70% dibayar tunai sisanya di cicil.$26.340
Jurnal :
Kas $ 18.438
g. Jumlah yang diterima dari pelanggan atas pelunasan piutang mereka $205.000. Jurnal :
Kas $205.000
Jurnal :
Jurnal :
Jurnal :
Jurnal :
Penjualan $384.000
PERTEMUAN 3
Konsep Pengumpulan Biaya Berdasarkan Pesanan
Pengertian dan konsep metode harga pokok pesanan adalah suatu metode pengumpulan biaya produksi untuk menentukan
harga pokok produk pada perusahaan yang meghasilkan produk atas dasar pesanan.
Tujuan metode harga pokok pesanan adalah untuk menentukan harga pokok produk dari setiap pesanan, baik harga pokok
produk secara keseluruhan dari tiap – tiap pesanan maupun untuk per satuan.
Dalam metode ini seluruh biaya produksi dikumpulkan untuk setiap pesanan tertentu dan harga pokok produksi per satuan
dihitung dengan membagi total biaya produksi untuk pesanan tersebut dengan jumlah satuan produk dalam pesanan yang
bersangkutan.
1. Kartu Harga pokok merupakan catatan yang penting dalam metode harga pokok pesanan.
2. Kartu ini berfungsi sebagai rekening pembantu yang digunakan untuk mengumpulkan biaya produksi tiap pesanan
produk.
3. Biaya Produksi untuk mengerjakan tiap pesanan tertentu dicatat secara rinci di dalam kartu harga pokok pesanan yang
bersangkutan.
Contoh Kartu Biaya atas Pesanan
Menurut Mulyadi dalam buku Akuntansi Biaya, terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam menentukan harga pokok
pesanan, yaitu:
a. Setiap pesanan produk harus dapat dipisahkan identitasnya dengan jelas dan harus dilakukan penentuan harga pokok
pesanan secara individu.
b. Biaya produksi dibagi menjadi dua golongan, yaitu biaya produksi langsung yang terdiri dari biaya bahan baku dan tenaga
kerja, serta biaya produksi tidak langsung yang terdiri dari biaya-biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung.
c. Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung dibebankan langsung pada pesanan, sedangkan biaya produksi tidak
langsung dibebankan pada pesanan tertentu atas dasar tarif yang ditentukan di muka.
d. Harga pokok setiap pesanan ditentukan saat selesai pengerjaan.
e. Harga pokok persatuan produk dihitung dengan membagi jumlah biaya produksi yang dibebankan pada pesanan tertentu
dengan jumlah satuan produk dalam pesanan terkait. Password mandalika
xxx
Barang dalam proses – biaya bahan baku
x
Persediaan bahan baku xxxx
b. Mencatat biaya tenaga kerja tidak langsung
Ada dua macam jam kerja yang perlu dikumpulkan yaitu jam kerja total selama periode kerja tertentu, dan jam kerja yang
digunakan untuk mengerjakan setiap pesanan.
Untuk mengumpulkan informasi jam kerja yang nantinya akan digunakan sebagai dasar dalam menentukan daftar upah, maka
perusahaan harus membuat kartu hadir untuk masing-masing karyawan untuk mencatat jam kerja karyawan dalam
menyelesaikan pesanan Jurnal untuk pembagian upah adalah.
Dalam metode ini, BOP atau Biaya Overhead Pabrik harus dikenakan pada tiap pemesanan menurut tarif yang ditentukan di
muka. BOP yang terjadi selama periode satu tahun dikumpulkan kemudian di akhir tahun dibandingkan dengan yang dibebankan
pada produk atas dasar tarif pencatatan BOP yang dibebankan kepada produk. Jurnal penutupan rekening BOP yang dibebankan
adalah:
xxx
Biaya overhead pabrik dibebankan
x
Biaya overhead pabrik sesungguhnya xxxx
Biaya produksi yang terdapat dalam kartu harga pokok dijumlahkan dan dikeluarkan dari rekening Barang Dalam Proses dengan
jurnal:
Persediaan produk jadi xxxx
PT. ABC mendapat pesanan 1000 spanduk pada bulan Oktober 2018 dengan harga yang dibebankan sebesar Rp. 25.000 per
spanduknya. Bahan baku yang dibutuhkan sudah dibeli yakni kain putih sepanjang 500 meter seharga Rp. 7.000.000. bahan
penolong yang dibutuhkan menghabiskan biaya sebesar Rp. 1.000.000. Biaya tenaga kerja langsung membutuhkan biaya sebesar
Rp. 3.000.000 dan untuk membayar gaji bagian administrasi dan umum sebesar Rp. 2.000.000. Tak hanya itu terdapat biaya
depresiasi mesin sebesar Rp. 1.100.000.
Jurnal yang dibutuhkan untuk kasus diatas diantaranya ialah sebagai berikut :
2. Saat didistribusikan
4. Pencatatan BOP
Harga pokok pesanan per barangnya ialah sebagai berikut : Rp.14.100.000 : 1000 = Rp.14.100 per buahnya. Jika spanduk
tersebut dihargai Rp.25.000 per item maka besaran keuntungan tiap item ialah Rp.25.000 – Rp. 14.100 = Rp. 10.900 per
spanduknya.
PERTEMUAN 4
Pengertian Proses Costing
Process costing adalah sistem kalkulasi biaya yang digunakan oleh perusahaan yang memproduksi produk yang sama secara
kontinu.
Departemen pemrosesan (processing department) adalah departemen di dalam organisasi yang digunakan untuk menghasilkan
produk dan tempat
di mana bahan, tenaga kerja dan biaya overhead ditambahkan ke dalam produk
Contoh:
Strathmore, Inc. adalah perusahaan yang memproduksi mainan edukatif memiliki tiga departemen yaitu departemen
pembentukan, di mana plastik dipotong menjadi bentuk- bentuk yang diinginkan; departemen perakitan dimana plastik dirakit
dan bahan pelengkap seperti alat pengunci ditambahkan. Mainan yang sudah jadi dikirim ke departemen pengemasan, dimana
mainan dimasukkan ke dalam kotak
Akumulasi Biaya
Akumulasi biaya merupakan sebuah metode untuk mengetahui berapa besar biaya yang dikeluarkan untuk sebuah produk dan
juga jasa atau menyangkut suatu hal.
Contohnya seperti; perusahaan perakitan mobil, obat-obatan, perusahaan penerbangan dan rumah sakit serta lain sebagainya.
Sistem biaya sebenarnya dan juga sistem biaya ditentukan di muka bisa dipakai dalam pengumpulan biaya pesanan dan
pengumpulan biaya proses.
Proses Produksi
Ialah kegiatan penciptaan , perubahan maupun penambahan nilai guna suatu barang. Adapun perencanaan proses produksi adalah :
1. Proses persiapan
2. Penyaringan gagasan
3. Analisi gagasan
4. Percobaan proses produk
5. Uji coba produksi
6. Komersial produk
tata cara data penetapan proses produksi barang dan juga jasa terdiri atas:
a. Routing
yakni menetapkan dan juga akan menentukan urut-urutan proses produksi atau bahan mentah sampai menjadi produk akhir.
b. Scheduling
Yaitu yang menetapkan maupun menentukan jadwal proses operasi produksi yang disernigikan sebagai suatu kesatuan.
c. Dispatching
Yaitu menetapkan dan menentukan proses dimana pemberian perintah utuk mulai dilaksanakan operasi proses produksi yang
telah direncanakan didalam routing maupun scheduling.
d. Follow-up
Yaitu menetapkan dan menentukan berbagai kegiatan agar tidak akan terjadi penundaan dan juga mendorong
terkoordinasikannya seluruh perencanaan produksi.
Bahan baku (direct material) merupakan sesuatu bahan yang akan membentuk bagian menyeluruh dari produk jadi. Bahan baku
ini dapat diklarifikasikan dengan produk atau pesanan yang tertentu dengan nilainya yang relatif besar.
contohnya dalam perusahaan mebel, bahan baku ialah kayu atau rotan. Biaya yang akan timbul akibat pemakaian bahan baku
disebut biaya bahan baku.
Untuk dapat memahami perhitungan harga pokok produk dalam metode harga pokok proses.
Berikut ini disajikan contoh metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang mengolah produknya melalui
satu departemen produksi.
Jumlah biaya yang dikeluarkan selama bulan Januari 2020 adalah sebagai berikut:
Biaya bahan baku = Rp 5.000.000
Biaya Bahan penolong = Rp 7.500.000
Biaya tenaga kerja = Rp 11.250.000
Biaya overhead pabrik = Rp 16.125.000
Total biaya produksi = Rp 39.875.000
Yang menjadi masalah adalah bagaimana menghitung harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang.
Dan harga pokok persediaan produk dalam proses yang pada akhir bulan belum selesai diproduksi.
Untuk tujuan tersebut perlu dilakukan penghitungan biaya produksi per satuan yang dikeluarkan dalam bulan Januari 2020.
Hasil perhitungan ini kemudian dikalikan dengan kuantitas produk jadi dan akan dihasilkan informasi harga pokok produk jadi
yang ditransfer ke gudang.
Untuk menghitung harga pokok persediaan produk dalam proses pada akhir periode, biaya produksi per satuan tersebut
dikalikan dengan kuantitas persediaan produk dalam proses.
Untuk menghitung biaya per satuan yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut, perlu dihitung unit ekuivalensi bulan Januari
2020 dengan cara perhitungan sebagai berikut:
Dengan demikian unit ekuivalensi biaya bahan penolong adalah 2.500 kg yang dihitung sebagai berikut:
Biaya tenaga kerja yang dikeluarkan bulan Januari 2020 sebesar Rp 11.250.000 tersebut dapat menghasilkan 2.000 kg produk
jadi dan 500 kg persediaan produk dalam proses.
Dengan demikian unit ekuivalensi biaya tenaga kerja adalah 2.250 kg, yang dihitung sebagai berikut:
Dan menghasilkan 2.000 kg produk jadi dan 500 kg persediaan produk dalam proses dengan tingkat penyelesaian 30%.
Dengan demikian unit ekuivalensi biaya bahan penolong dihitung sebagai berikut:
Perhitungan biaya produksi per kilogram produk yang diproduksi dalam bulan Januari 2020 dilakukan dengan membagi tiap
unsur-unsur harga pokok produksi, yaitu:
Setelah biaya produksi per satuan dihitung, harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang dari harga pokok persediaan
produk dalam proses dihitung sebagai berikut:
E: Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang:
[Debit] Persediaan Produk Jadi Rp 35.000.000
[Kredit] Barang Dalam Proses – Biaya Bahan Baku Rp 4.000.000
[Kredit] Barang Dalam Proses – Biaya Bahan Penolong Rp 6.000.000
[Kredit] Barang Dalam Proses – Biaya TK Rp 10.000.000
[Kredit] Barang Dalam Proses – Biaya Overhead Pabrik Rp 15.000.000
Note:
= 2.000 kg x Rp 5.000
= 2.000 kg x Rp 7.500
F: Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai diolah pada akhir bulan Januari 2020:
Metode harga pokok proses dua departemen adalah penggunaan metode harga pokok proses produk diolah melalui lebih dari
satu departemen produksi.
Perhitungan biaya produksi per satuan produk yang dihasilkan oleh departemen produksi pertama sama dengan yang telah
dibahas dalam contoh di atas.
Perhitungan biaya produksi per satuan produk yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama adalah
perhitungan yang bersifat kumulatif.
Karena produk yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama adalah produk jadi dari departemen sebelumnya,
yang juga membawa biaya produksi dari departemen produksi sebelumnya.
Maka harga pokok produk yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama, terdiri dari:
Contoh perhitungan biaya produksi per satuan, jika produk diolah melalui dua departemen produksi, dapat diikuti dalam contoh
2 berikut:
Dan produksi dan biaya kedua departemen tersebut dalam bulan Januari 2020 adalah sebagai berikut:
Departemen A:
Dimasukkan dalam proses = 35.000 kg
Produk selesai yang ditransfer ke Dept B = 30.000
Produk selesai yang ditransfer ke gudang = 0
Produk dalam proses akhir bulan = 5.000 kg
Biaya yang dikeluarkan bulan Januari 2020:
Biaya bahan baku = Rp 70.000
Biaya tenaga kerja = Rp 155.000
Biaya overhead pabrik = Rp 248.000
Tingkat penyelesaian produk dalam proses akhir:
Biaya bahan baku = 100%
Biaya konversi = 20%
Departemen B:
Dimasukkan dalam proses
Produk selesai yang ditransfer ke Dept B
Produk selesai yang ditransfer ke gudang = 24.000 kg
Produk dalam proses akhir bulan = 6.000 kg
Biaya yang dikeluarkan bulan Januari 2020:
Biaya bahan baku = Rp 0
Biaya tenaga kerja = Rp 270.000
Biaya overhead pabrik = Rp 405.000
Tingkat penyelesaian produk dalam proses akhir:
Biaya bahan baku = –
Biaya konversi = 50%
Dan harga pokok persediaan produk dalam proses di Departemen A pada akhir bulan Januari 2020, perlu dilakukan
penghitungan biaya produksi per satuan yang dikeluarkan oleh Departemen A dalam bulan yang bersangkutan.
Hasil perhitungan ini kemudian dikalikan dengan kuantitas produk selesai yang ditransfer Departemen A ke Departemen B.
Dan diperoleh informasi harga pokok produk jadi yang ditransfer tersebut.
Untuk menghitung harga pokok persediaan produk dalam proses di Departemen A pada akhir periode.
Biaya produksi per satuan tersebut dikalikan dengan kuantitas persediaan produk dalam proses, dengan memperhitungkan
tingkat penyelesaian persediaan produk dalam proses tersebut.
Untuk menghitung biaya produksi per satuan yang dikeluarkan oleh Departemen A tersebut, perlu dihitung unit ekuivalensi tiap
unsur biaya produksi Departemen A dalam bulan Januari 2020 dengan cara perhitungan sebagai berikut:
Dan menghasilkan 300.000 kg produk jadi dan 5.000 kg persediaan produk dalam proses.
Perhitungan biaya produksi per kg produk yang dihasilkan oleh Departemen A bulan Januari 2020 dihitung dengan membagi tiap
unsur biaya produksi, yaitu
Dan harga pokok persediaan produk dalam proses di Departemen A pada akhir bulan Januari 2020 dapat dihitung sebagai
berikut:
Password Absensi sun_plaza
D: Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer oleh Departemen A ke Departemen B:
[Debit] BDP – Biaya Bahan Baku Departemen B Rp 450.000
[Kredit] BDP – Biaya Bahan Baku Departemen A Rp 60.0001
[Kredit] BDP – Biaya Tenaga Kerja Departemen A Rp 150.0002
[Kredit] BDP – Biaya Overhead Pabrik Departemen A Rp 240.000 3
Note:
1: 30.000 kg x Rp 2 = Rp 60.000
2: 30.000 kg x Rp 5 = Rp 150.000
3: 30.000 kg x Rp 8
E: Jurnal umum untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai diolah dalam Departemen A di
akhir bulan Januari 2020:
[Debit] Persediaan Produk Dalam Proses – Dept A Rp 23.000
[Kredit] BDP – Biaya Bahan Baku Dept A Rp 10.000
[Kredit] BDP – Biaya Tenaga Kerja Dept A Rp 5.000
[Kredit] BDP – Biaya Overhead Pabrik Dept A Rp 8.000
Untuk mengolah produk yang diterima dari Departemen A tersebut, Departemen B mengeluarkan biaya tenaga kerja dan biaya
overhead pabrik bulan Januari 2020 berturut-turut sebesar Rp 270.000 dan Rp 405.000.
Dari 30.000 kg produk yang diolah Departemen B tersebut dapat dihasilkan produk jadi yang ditransfer ke gudang sebanyak
24.000 kg.
Dan persediaan produk dalam proses pada akhir bulan sebanyak 6.000 kg dengan tingkat penyelesaian 50% untuk biaya
konversi.
Untuk menghitung harga pokok produk jadi Departemen B yang ditransfer ke gudang dan harga pokok persediaan produk dalam
proses pada akhir Januari 2020.
Perlu dilakukan penghitungan biaya per satuan yang ditambahkan oleh Departemen B dalam bulan yang bersangkutan.
Hasil perhitungan ini kemudian dikalikan dengan kuantitas produk selesai yang ditransfer oleh Departemen B ke gudang dan
akan diperoleh informasi biaya yang ditambahkan atas harga pokok produk yang dibawa dari Departemen A.
Untuk menghitung harga pokok persediaan produk dalam proses di Departemen B pada akhir periode.
Harga pokok produk yang berasal dari Departemen A harus ditambah dengan biaya produksi per satuan yang ditambahkan
Departemen B.
Dikalikan dengan kuantitas persediaan produk dalam proses tersebut dengan memperhitungkan tingkat penyelesaiannya.
Untuk menghitung biaya produksi per satuan yang ditambahkan oleh Departemen B perlu dihitung unit ekuivalensi tiap unsur
biaya produksi yang ditambahkan oleh Departemen B dalam Januar 2020.
Yaitu biaya untuk memproses 30.000 kg produk yang diterima dari Departemen A sebesar Rp 155.000 tersebut.
Di mana dalam proses tersebut menghasilkan 24.000 kg produk jadi dan 6.000 kg persediaan produk dalam proses yang tingkat
penyelesaian biaya konversianya sebesar 50%.
Hal ini berarti biaya konversi tersebut telah digunakan untuk menyelesaikan produk selesai sebanyak 24.000 kg.
Dengan demikian unit ekuivalensi biaya konsersi adalah 27.000 kg, yang dihitung sebagai berikut:
Perhitungan biaya produksi per kg yang ditambahkan oleh Departemen B dalam bulan Januari 2020.
Dihitung dengan membagi tiap unsur biaya produksi yang dikeluarkan oleh Departemen B seperti berikut ini:
Dan harga pokok persediaan produk dalam proses di Departemen B pada akhir bulan Januari 2020 dapat dihitung berikut ini:
D: Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer oleh Departemen B ke gudang:
[Debit] Persediaan Produk Jadi Rp 960.000
[Kredit] Barang Dalam Proses – Biaya Bahan Baku Departemen B Rp 360.0001
[Kredit] Barang Dalam Proses – Biaya Tenaga Kerja Departemen B Rp 240.0002
[Kredit] Barang Dalam Proses – Biaya Overhead Pabrik Departemen B Rp 360.0003
Note:
1: 24.000 kg x Rp 15 (harga pokok produksi per kg dari Dep A)
2: 24.000 kg x Rp 10 (biaya tenaga kerja yang ditambahkan oleh Dept B)
3: 24.000 kg x Rp 15 (Biaya Ov. Pabrik yang ditambahkan oleh Dept B)
D: Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai diolah dalam Dept B pada akhir bulan
Januari 2020:
[Debit] Persediaan Produk Dalam Proses Dept B Rp 165.000
[Kredit] Barang Dalam Proses – Biaya Bahan Baku Dept B Rp 90.000
[Kredit] Barang Dalam Proses – Biaya Tenaga Kerja Dept B Rp 30.000
[Kredit] Barang Dalam Proses – Biaya Overhead Pabri Dept B Rp 45.000
Semua biaya dalam menghitung biaya satuan, termasuk biaya yang terjadi selama periode berjalan dan biaya yang dikeluarkan
pada periode sebelumnya yang ditampilkan sebagai persediaan barang dalam proses awal periode berjalan. Dalam periode ini,
metode biaya sebelumnya dan biaya periode saat ini dirata-ratakan untuk menghasilkan nilai rata rata tertimbang. Untuk
mengilustrasikan metode ini kita menggunakan tabel Naftel Toy Company, dengan mengikuti lima tahap dibawah ini
Tahap pertama adalah menganalisis arus dari seluruh unit yang melalui proses produksi. Tujuan utama dari tahap pertama ini
adalah untuk memastikan bahwa seluruh unit produksi diperhitungkan sebelum kita menghitung jumlah unit ekuivalen produksi
untuk setiap elemen produksi. Table dibawah ini menyajikan prosedur dibawah ini.
Tahap kedua dalam prosedur perhitungan biaya berdasarkan proses adalah mengalkulasikan jumlah unit ekuivalen dari aktivitas
produksi untuk bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan overhead pabrik.Table ekuivalen yang disajikan di bawah ini,
didasarkan pada table unit fisik pada tahap 1.Dari tabel diatas, kita menghitung untuk setiap elemen biaya, yaitu total jumlah
unit ekuivalen sebagai berikut :
Menentukan seberapa banyak uang yang dikeluarkan pada persediaan awal barang dalam proses dan produksi pada periode
bersangkutan untuk bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Table dibawah ini meringkas total biaya
produksi yang akan diperhitungkan.
Laporan Produksi
Tahap 1 sampai 5 menyediakan seluruh informasi yang dibutuhkan dalam menyusun laporan biaya produksi.
Metode Masuk Pertama, Keluar Pertama (First in, First out –FIFO)
Termasuk dalam menghitung biaya unit hanya biaya yang dikeluarkan dan pekerjaan yang dilakukan selama periode berjalan.
FIFO menganggap persediaan awal sebagai batch terpisah dari barang barang dimulai dan diselesaikan dalam periode. FIFO
mengasumsikan bahwa pekerjaan pertama yang dilakukan adalah untuk menyelesaikan persediaan dalam proses awal.
Sehingga, semua persediaan dalam proses awal diasumsikan akan selesai sebelum akhir periode berjalan. Untuk
mengilustrasikan metode ini kita menggunakan tabel Naftel Toy Company, dengan mengikuti lima tahap dibawah ini.
Tahap 1 : Menganalisis Arus Unit Fisik dari Unit ProduksiArus fisik dari unit produk tidak dipengaruhi oleh metode perhitungan
biaya berdasarkan proses yang digunakan. Oleh karena itu, tahap 1 untuk metode FIFO sama dengan metode rata-rata
tertimbang pada tahap 1 juga.
Tahap 2 : Mengalkulasikan Unit Ekuivalen untuk Setiap Elemen Biaya ProduksiMetode FIFO memperhitungkan persediaan awal
sebagai satu kumpulan barang yang terpisah dari barang yang mulai diproses dan telah selesai pada periode yang sama.
Terdapat dua prosedur ekuivalen, yaitu dua prosedur alternative yang digunakan untuk mengalkulasikan unit ekuivalen produksi
berdasarkan metode FIFO, yaitu :
2. Tahap Alternatif B
Cara untuk mengalkulasikan unit ekuivalen FIFO adalah menambahkan unit-unit ekuivalen dari pekerjaanyang dilakukan pada
periode bersangkutan untuk setiap komponen : (1) unit-unit ekuivalen ditambahkanuntuk menyelesaikan persediaan awal
barang dalam proses, (2) unit-unit yang mulai diproses dan telah selesai pada periode bersangkutan, (3) unit-unit ekuivalen dari
persediaan akhir barang dalam proses.
Tahap 3 : Menentukan Total Biaya untuk Setiap Elemen Biaya ProduksiTotal biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi unit
produk tidak dipengaruhi oleh metode perhitungan biaya yang digunakan.
Tahap 4 : Menghitung Biaya Per Unit Ekuivalen untuk Setiap Elemen Biaya ProduksiBerdasarkan metode FIFO, biaya per unit
ekuivalen dikalkulasikan dengan membagi biaya-biaya yang ditambahkan pada periode yang bersangkutan dengan unit
ekuivalen untuk pekerjaan yang diselesaikan hanya pada periode bersangkutan. Biaya persediaan awal barang dalam proses
tidak dimasukkan dalam menentukan biaya per unit ekuivalen untuk setiap elemen biaya.
Tahap 5 : Membebankan Total Biaya Produksi ke Unit yang Telah Selesai dan Barang Dalam Proses Akhir
Membebankan total biaya produksi ke unit-unit yang telah selesai dan ke unit-unit pada persediaan akhirbarang dalam proses.
Pembebanan total biaya produksi ke unit-unit yang telah selesai pada periode bersangkutan merupakan proses dua bagian, yaitu
total biaya untuk unit-unit yang telah selesai yang berasal dari persediaan awal barang dalam proses dan total biaya untuk unit-
unit yang mulai di proses dan telah selesai.Laporan produksi ada 2, yaitu :
1. Unit produksi Terhitung Dihitung2. Biaya produksiMetode FIFO (First in First out)Barang yang pertama kali masuk, maka
barang tersebut yang akan pertama kali keluar. Dalam hal ini Work In Process awal produksi yang akan dikeluarkan tidak
terhitung, baik unitnya atau biayanya.Metode ini menganggap biaya produksi periode sekarang pertama kali digunakan untuk
menyelesaikan produk yang pada awal periode masih dalam proses (belum selesai diproses), kemudian sisanya digunakan untuk
mengolah produk yang dimasukkan dalam proses dalam periode sekarang. Oleh karena itu, dalam perhitungan unit ekuivalensi,
tingkat penyelesaian persediaan produk dalam proses awal harus diperhitungkan.
Contoh Soal :
Payson Co., memproduksi sebuah produk melewati 2 departement, Mixing and Cooking. Kedua department menggunakan FIFO.
Di Mixing Dept. semua bahan baku telah ditambahkan pada awal periode. Sedangkan biaya selain bahan baku digunakan secara
bertahap. Berikut adalah data Mixing Dept.
a. Barang dalam proses awal, 1 Februari, sebanyak 100.000 pounds, 100% bahan baku telah digunakan dan 40% biaya konversi
(TKL dan Overhead) telah digunakan. Biaya yang dibebankan pada pekerjaan ini adalah :
Bahan Baku $ 20.000
TKL $ 10.000
Overhead $ 30.000
b. barang dalam proses akhir, 28 februari sebanyak 50.000 pounds. 100% bahan baku telah digunakan 60% biaya konversi (TKL
dan Overhead) telah digunakan.
jumlah unit yang telah selesai dan ditransfer ke cooking Dept. adalah 370.000 pounds. Biaya yang digunakan selama Februari
adalah :
Bahan Baku $ 211.000
TKL $ 100.000
Overhead $ 270.000
Diminta :
# JAWAB #
Unit dihitung :
Unit dimulai & selesai = 270.000
(320.000 – 50.000)
370.000
420.000
DM CC
WIP, awal
WIP, akhir
TOTAL = $63.900
Pengertian Harga Pokok Proses, metode harga pokok proses adalah metode penentuan harga pokok produk dengan cara
mengumpulkan biaya produksi yang terjadi selama 1 periode tertentu kemudian dibagi sama rata kepada produk yang dihasilkan
pada periode yang bersangkutan.
Dalam suatu departemen produksi, produk yang belum selesai diproses pada akhir periode akan menjadi persediaan produk
dalam proses pada awal periode berikutnya. PDP ini membawa harga pokok produksi per satuan yang berasal dari periode
sebelumnya, yang kemungkinan akan berbeda dengan harga pokok produksi per satuan yang dikeluarkan oleh departemen yang
bersangkutan dalam periode sekarang. Dengan demikian, jika dalam periode sekarang dihasilkan produk selesai ditransfer ke
gudang atau ke departemen berikutnya, harga pokok yang melekat pada persediaan produk dalam proses awal akan
menimbulkan masalah dalam penentuan harga pokok produk selesai tersebut.
Dalam metode ini, harga pokok persediaan produk dalam proses awal ditambahkan kepada biaya produksi sekarang, dan
jumlahnya kemudian dibagi dengan unit ekuivalensi produk untuk mendapatkan harga pokok rata-rata tertimbang. Dan
digunakan untuk menentukan harga pokok produk jadi yang ditransfer ke departemen berikutnya atau ke gudang atau dengan
cara mengalikannya dengan jumlah kuantitasnya.
Metode FIFO
Metode ini menganggap biaya produksi periode sekarang pertama kali digunakan untuk menyelesaikan produk yang pada awal
periode masih dalam proses, baru kemudian sisanya digunakan untuk mengolah produk yang dimasukkan dalam proses dalam
periode sekarang. Oleh karena itu, dalam perhitungan unit ekuivalensi, tingkat penyelesaian persediaan produk dalam .
Password absensi gunung_krakatau
UE = %menyelesaikan PDP awal + (unit produk jadi – unit PDP awal) + %PDP akhir
Adalah untuk dapat memahami perhitungan harga pokok produk dalam metode harga pokok proses, berikut ini diuraikah
contoh metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang mengolah produknya melalui satu departemen
produksi tanpa memperhitungkan adanya persediaan produk dalam proses awal periode.
Selama proses produksi berlangsung, ada kemungkinan terjadi produk hilang yaitu apabila jumlah unit yang dimasukkan
dalam proses tidak sesuai dengan yang dihasilkan. Misalnya: Masuk proses 1000 unit, jadi 900 unit dan masih dalam proses 50
unit. Maka ada yang hilang 50 unit.
Produk yang hilang dalam proses didalam laporan harga pokok produksi harus disertakan sebagai pertanggungjawaban (kapan
hilangnya).
Untuk mempermudah penyusunan laporan harga pokok produksi, ada 2 asumsi yang dipakai:
Untuk produk hilang pada awal proses, maka dalam penyusunan laporan Harga Pokok Produksi:
· Unit produk yang hilang tidak dibebani harga pokok karena belum menikmati biaya produksi.
· Untuk yang hilang di departemen berikutnya, maka harus ada penyesuaian biaya per unit pada departemen berikutnya
tersebut.
Contoh:
PT. ABC mengolah produknya melalui dua departemen Produksi I dan II. Kegiatan selama bulan Februari th 2000 adalah sebagai
berikut:
Dept. I Dept. II
Masuk proses: 1.500 unit 1.250 unit
· Selesai 1.250 unit 1.100 unit
· Dalam proses 100 unit 100 unit
· Hilang awal proses 150 unit 50 unit
BBB Rp. 1.485.000 -
BTKL Rp. 2.640.000 Rp. 2.052.000
BOP Rp. 1.170.000 Rp. 1.044.000
Tk. Penyl BDP à BB 100% -
TK 70% 40%
BOP 50% 60%
Diminta, buat laporan harga pokok produksi Dept. I & Dept. II
Jawab:
PT. ABC
Data Produksi
1.500 unit
Perhitungan Biaya
DEPT. II
1. Penyesuaian perhitungan H.P per unit produk yang berasal dari Dept. I
Penysn H.P per unit produk yang berasal dari Dept. I Rp. 166,67
2. Perhitungan harga pokok produksi per unit Dept. II (yang ditambah)
3. Perhitungan H.P barang jadi dari Dept. II yang ditransfer ke gudang & H.P barang dalam proses akhir periode Dept. II
Harga barang jadi yang ditransfer ke gudang
- Ditambah H.P di Dept. II : Rp. 2700 x 1.100 Rp. 2.970.000
- H.P dari Dept. I : 100 x Rp. 4.166,67 = Rp. 416.667
PT. ABC
Data Produksi
1.250 unit
Biaya Jumlah Per Unit
Perhitungan Biaya
Contoh : PT. ABC mengolah produknya melalui dua departemen Produksi I dan II. Kegiatan selama bulan Februari th 2000
adalah sebagai berikut:
Dept. I Dept. II
Masuk proses 1.500 unit 1.250 unit
Selesai 1.250 unit 1.100 unit
Dalam proses 100 unit 100 unit
Hilang akhir proses 150 unit 50 unit
BBB Rp. 1.485.000 -
BTKL Rp. 2.640.000 Rp. 2.052.000
BOP Rp. 1.170.000 Rp. 1.044.000
Tk. Penyl BDP à BB 100% -
TK 70% 40%
BOP 50% 60%
Jawab :
- BOP : 100 x 50% x Rp. 806,90 = Rp. 40.345 = Rp. 265.059,4
Data Produksi
Jenis Biaya Jumlah Per Unit
Perhitungan Biaya
H.P produk selesai yang ditransfer ke Dept. II
H.P dari Dept. I = Rp. 4.023,95 x 1.100 Rp. 4.426.345
H.P yang ditambah di Dept. II : Rp. 2.587,18 x 1.100 Rp. 2.845.898
1.250 unit
Keterangan Jumlah Per Unit
Perhitungan Biaya
- H.P dari Dept. I = Rp. 4.023,95 x 100 = Rp. 402.395
Perhitungan Tambahan Unit Akibat Tambahan Bahan