Anda di halaman 1dari 17

Nama : Shofi

NRP: 11019571

Prodi : Manajemen

JAWABAN NO.1

Proses manajemen berkaitan dengan fungsi dasar manajemen. Masing-masing seperti pada
gambar 1: perencanaan dan pengambilan keputusan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan
pengendalian. Semua manajer yang bekerja pada berbagai macam organisasi bertanggung jawab
atas keempat fungsi tersebut. Berikut penjelasan dari proses manajemen, yaitu:

1. Planning atau Perencanaan

Perencanaan adalah proses untuk menentukan tujuan yang akan dicapai serta langkah-
langkah yang harus diambil untuk mencapainya. Melalui perencanaan, seorang manajer
mengidentifikasi hasil kerja yang diinginkan serta mengidentifikasi cara-cara untuk
mencapainya. Kemudian dari tujuan tersebut maka orang-orang di dalamnya mesti membuat
strategi dalam mencapai tujuan tersebut dan dapat mengembangkan suatu rencana aktivitas suatu
kerja organisasi. Perencanaan dalam manajemen sangat penting karena inilah awalan dalam
melakukan sesuatu.

Dalam merencanakan, ada tindakan yang mesti dilakukan menetapkan seperti apa tujuan
dan target yang dicapai, merumuskan taktik dan strategi agar tujuan dan target dapat tercapai,
menetapkan sumber daya atau peralatan apa yang diperlukan, dan menentukan indikator atau
standar keberhasilan dalam mencapai tujuan dan target.

2. Organizing atau Pengorganisasian

Pengorganisasian adalah proses pemberian tugas, pengalokasian sumber daya serta


pengaturan kegiatan secara terkoordinir kepada setiap individu dan kelompok untuk menerapkan
rencana. Dengan pengorganisasian, manajer mewujudkan rencana menjadi tindakan nyata
melalui penentuan tugas, penunjukan personel, dan melengkapi mereka dengan teknologi dan
sumber daya yang lain.

3. Actuating atau Pengarahan/Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah proses untuk menumbuhkan semangat pada karyawan supaya


bekerja giat serta membimbing mereka melaksanakan rencana dalam mencapai tujuan. Dengan
kepemimpinan, manajer menciptakan komitmen, mendorong usaha-usaha yang mendukung
tercapainya tujuan serta mempengaruhi para karyawan supaya melakukan yang terbaik untuk
kepentingan organisasi. Proses implementasi program supaya bisa dijalankan kepada setiap
pihak yang berada dalam organisasi serta dapat termotivasi agar semua pihak dapat menjalankan
tanggung jawabnya dengan sangat penuh kesadaran dan produktivitas yang sangat tinggi.
Adapun fungsi pengarahan dan implementasi yaitu menginplementasikan proses kepemimpinan,
pembimbingan, dan pemberian sebuah motivasi untuk tenaga kerja supaya mau tetap bekerja
dengan efisien dan efektif untuk mencapai tujuan; Memberikan tugas dan penjelasan yang teratur
mengenai pekerjaan; dan menjelaskan kebijakan yang telah ditetapkan.

4. Controling atau Pengawasan/Pengendalian


Pengendalian adalah proses pengukuran kinerja, membandingkan antara hasil
sesungguhnya dengan rencana serta mengambil tindakan pembetulan yang diperlukan. Melalui
pengendalian, manajer melakukan kontak secara aktif dengan apa yang dilakukan oleh
karyawan, mendapatkan serta menginterprestasikan laporan tentang kinerja serta menggunakan
informasi tersebut untuk merencanakan tindakan yang bersifat membangun serta perubahan.
(Schermerhorn, 1996)

JAWABAN NO.2

Tipe manajer di organisasi bisa dibagi sesuai dengan penggolongannya. Ada 2 penggolongan.
Pertama: berdasarkan tingkatannya. Kedua: berdasarkan cakupan aktivitasnya. Mari kita bahas
satu persatu. Berdasarkan tingkatannya manajer dibagi menjadi tiga, yaitu:

1. Manajer Lini Pertama.


Tipe manajer ini disebut juga dengan manajer tingkat pertama atau First-line
manager. Ini adalah tingkatan terendah manajer. Ia bertanggung jawab atas pekerjaan
orang lain. Ia mengarahkan karyawan non-manajemen. Tipe manajer ini tidak mengawasi
manajer yang lain. Contohnya adalah Foremen atau Supervisor Produksi dalam suatu
pabrik. Manajer Lini Pertama ini juga sering disebut dengan Supervisor. Seorang Kepala
Sekolah juga seorang manajer lini pertama, demikian pula dengan manajer tim sepak
bola.
2. Manajer Menengah.
Tipe manajer ini disebut juga dengan Middle Manager. Dalam sebuah organisasi,
Manajer Menengah dapat mencakup lebih dari satu tingkat. Mereka mengarahkan
manajer yang lebih rendah atau kadang-kadang karyawan operasional juga. Mereka
bertanggung jawab kepada manajer senior. Prinsip tanggung jawab mereka adalah
mengarahkan aktivitas yang mengimplementasikan kebijakan organisasi dan
menyeimbangkan dengan permintaan dari manajer mereka dengan kapasitas karyawan.
3. Manajer Puncak.
Tipe manajer ini disebut juga dengan Top Manager. Jumlah mereka relatif lebih
sedikit dibanding dua tipe manajer lainnya. Mereka bertanggung jawab untuk
keseluruhan kinerja organisasi. Para manajer ini disebut juga dengan Eksekutif.
Merekalah yang menetapkan kebijakan operasioanl dan pedoman interaksi organisasi
dengan lingkungan. Bisanya jabatan Manajer Puncak adalah Chief Executive Officer

Penggolongan manajer yang kedua adalah berdasarkan cakupan aktivitasnya, yaitu:

1) Manajer Fungsional atau Manajer Fungsi.


Tipe manajer ini bertanggung jawab hanya untuk satu bisang fungsional seperti
produksi, pemasaan atau keuangan.

2) Manajer Umum atau General Manager.


Manajer ini membawahi sebuah unit yang kompleks seperti sebuah anak
perusahaan atau sebuah divisi. Ia bertanggung jawab atas semua kegiatan dari unit yang
dipimpinnya seperti: produksi, operasi dan pemasaran. Sebuah perusahaan kecil biasanya
hanya mempunyai seorang manajer umum. Namun, perusahaan besar mempunyai
beberapa manajer umum yang bertanggung jawab atas satu divisi.

Yang perlu digaris bawahi adalah: baik Manajer Fungsional atau Manajer Umum melakukan hal
yang sama, yaitu: perencanaan, pengorganisasian, memimpin, dan mengontrol.

JAWABAN NO.3

Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai 10 Peran Manajer menurut Mintzberg yang
dipublikasikan dalam “Mintzberg on Management: Inside our Strange World of
Organizations” pada tahun 1990.

Interpersonal Roles (Peran Antarpribadi)

Kategori Peran Antarpribadi ini adalah kategori peran seorang Manajer untuk
memberikan informasi dan Ide. Terdapat 3 peran Manajer yang digolongkan ke dalam Kategori
Interpersonal Roles (Peran Antarpribadi), ketiga peran tersebut adalah :

1. Sosok atau Figur (Figurehead)


Seorang Manajer memiliki tanggung jawab terhadap legal, sosial, seremonial dan juga
bertindak sebagai simbol perusahaan. Seorang Manajer diharapkan menjadi sumber inspirasi.
Sebagai contoh, seorang Manajer biasanya akan melakukan hal-hal seremonial seperti
menghadiri acara pemootongan pita peresmian, menandatangani dokumen legal (hukum),
menyapa tamu perusahaan dan menjadi tuan rumah resepsi.

2. Pemimpin (Leader)

Seorang Manajer bertugas sebagai pemimpin dalam Tim, departemen  ataupun


organisasinya. Menyeleksi dan Melatih karyawanya serta mengelola kinerja dan memotivasi
karyawannya.

3. Penghubung (Liaison)

Seorang Manajer harus membangun dan menjaga komunikasi dengan kontak Internal
perusahaan maupun kontak eksternal perusahaan. Contohnya berpartisipasi dalam pertemuan
dengan perwakilan dari divisi/departemen lain atau organisasi lainnya.

Informational Roles (Peran Informasional)

Pada Peran Informasional ini, Seorang Manager berperan sebagai pengelola Informasi. 3
Peran yang tergolong dalam Informational Roles adalah sebagai berikut :

1. Pemantau (Monitor)

Dalam Peran Pemantau ini, seorang manajer berperan sebagai pencari informasi yang
berkaitan dengan industri dan organisasinya. Seorang Manajer juga memantau tim yang
dipimpinnya baik dari segi produktivitas, kinerja maupun kenyamanan kerja anggota timnya.

2. Penyebar Informasi (Disseminator)

Setelah mendapatkan informasi, seorang manajer harus menyebarkan dan


mengkomunikasikan informasi tersebut ke orang lain yang ada di dalam organisasinya atau
mengkomunikasikan informasi tersebut ke anggota timnya ataupun karyawan yang berkaitan
lainnya di dalam perusahaan. Contoh peran penyebar informasi seorang manajer seperti
menyampaikan memo, email atau laporan kepada bawahannya mengenai informasi dan
keputusan yang telah diambil.

3. Juru Bicara (Spokesperson)

Seorang Manajer juga berperan sebagai Juru Bicara yang meneruskan informasi tentang
organisasinya dan tujuan organisasinya ke pihak luar.

Decisional Roles (Peran Pengambilan Keputusan)

Seorang Manajer juga berperan sebagai Wirausahawan, Pemecah masalah, pembagi


sumber daya dan perunding. Keempat peran tersebut termasuk ke dalam kategori Decisional
Roles atau Peran Pengambilan Keputusan. Berikut ini penjelasan singkatnya.

1. Wirausahawan (Entrepreneur)

Seorang Manajer harus mampu membuat suatu perubahaan dan mengendalikannya untuk
kemajuan organisasinya. Peran Manajer disini adalah memecahkan masalah dan menghasilkan
ide-ide baru serta menerapkannya dalam organisasi. Manajer harus merencanakan masa depan
organisasinya, membuat proyek-proyek perbaikan dan peningkatan kualitas dan produktivitas.

2. Pemecah masalah (Disturbance Handler)

Setiap organisasi pasti menemukan masalah dan hambatan dalam operasionalnya. Ketika
suatu permasalahan atau hambatan terjadi, manajer harus  bertanggung jawab untuk
menyelesaikannya. Dan jika terjadi konflik diantara anggota timnya, manajer harus menjadi
penengah dan mencarikan alternatif strategis untuk menyelesaikan konflik tersebut.

3. Pembagi Sumber Daya (Resource Allocator)

Seorang Manajer juga berperan sebagai pembagi sumber daya yaitu menentukan dimana
sumber daya tersebut harus dialokasikan untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Sumber daya
yang dimaksud disini dapat berupa dana, tenaga kerja, material, mesin dan sumber daya lainnya.
4. Negosiator (Negotiator)

Seorang Manajer adalah juga seorang Negosiator, berpartisipasi atau mengambil bagian
dalam melakukan negosiasi dengan pihak luar untuk memperjuangkan kepentingan bisnis
perusahaannya.

JAWABAN NO.4

Beberapa skil yang harus dimiliki oleh seorang manajer adalah :

1. Ketrampilan konseptual:

Hal ini terkait dengan kemampuan dalam membuat konsep, ide dan menyampaikan
gagasan untuk kemajuan perusahaan. Ide-ide tersebut dituangkan dalam rencana kegiatan atau
sering disebut rencana kerja. Selain itu manajer hendaklah juga memiliki visi ke depan, misi
yang jelas, program kerja yang aktual, serta menjaga competitive advantage dalam organisasi.

2. Ketrampilan komunikasi:

Seorang manajer harus mampu berinteraksi dengan baik dengan banyak orang. Saat
berkomunikasi dengan bawahan, maka dia harus dapat berkomunikasi secara persuasif dan
bersahabat. Ketika berkomunikasi dengan rekan kerja harus saling menghormati dan saat
berkomunikasi dengan jajaran manajemen dan konsumen, dia harus dapat melayaninya dengan
baik. Menjaga komunikasi yang baik dengan semua orang akan mendorong orang-orang
disekitarnya menjadi tim terbaiknya.

3. Ketrampilan teknis:

Memiliki kemampuan dalam bidang informasi teknologi atau bidang lainnya merupakan
keunggulan atau nilai lebih bagi seorang manajer. Memiliki ketrampilan teknis merupakan bekal
yang harus dimiliki oleh seorang manajer, sehingga dia tidak hanya memahami konsep, namun
juga dapat menciptakan efektivitas dan efisiensi.

4. Ketrampilan manajemen waktu:


Seorang manajer harus mampu mengalokasikan waktu untuk mendapatkan hasil yang
optiomal. Kemampuan ini akan diuji pada saat menyusun rencana sebuah project, dimana tidak
hanya masalah manajemen waktu saja yang harus diperhatikan, tapi juga membuat skala
prioritas.

5. Ketrampilan membuat keputusan:

Kemampuan untuk mengidentifikasi masalah dan dapat meninjau secara komprehensif,


termasuk memberikan solusi dalam memecahkan masalah adalah ketrampilan yang harus
dimiliki setiap manajer. Mengambil keputusan hendaklah tidak dilakukan dengan terburu-buru,
namun seringkali manajer harus mengambil keputusan dengan cepat di saat yang mendesak.

6. Ketrampilan kepemimpinan:

Manajer harus benar-benar menjadi seorang pemimpin dan tidak mengindahkan hal-hal
yang tidak perlu. Menjalankan program kerja dan evaluasi membutuhkan komitmen dan
ketegasan. Manajer yang tangguh akan mendorong terciptanya trust di lingkungan kerjanya dan
menciptakan teamwork yang solid.

Berbagai ketrampilan tersebut merupakan skill dasar yang harus dimiliki seorang manajer.
Dengan memiliki ketrampilan manajemen tersebut, maka seorang manajer dapat menjalankan
tugasnya secara profesional dan efektif.

JAWABAN NO. 5

 Manajemen merupakan suatu proses penggunaan sumber daya manusia dan benda.
 Manajemen dalam rangka rnencapai tujuan yang telah ditetapkan harus efektif dan efisien.
 Manajemen dalam rangka mencapai tujuannya harus melakukan usaha-usaha perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, dan pengendalian.
 Manajemen dikategorikan sebagai ilmu dan sekaligus sebagai seni.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pengertian manajemen adalah ilmu dan seni dari suatu proses
usaha perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, dan pengendalian kegiatan
penggunaan sumber daya manusia serta benda dalam suatu organisasi agar tercapai tujuan organisasi
secara efektif dan efisien.
JAWABAN NO. 6

Teori Manajemen Klasik

Pada tahun 1800-an, teori manajemen klasik muncul dan berkembang dengan cepat
seiring dengan booming-nya revolusi industri di inggris. Asumsi dan perspektif manajemen
klasik adalah bahwa setiap manusia berfikir secara logis, rasional, dan kerja merupakan sesuatu
yang mereka harapkan. (fattah :2000:22)

Premis bahwa organisasi bekerja pada proses yang rasional dan logis dengan pendekatan
yang ilmiah dan berlangsung secara runut menurut struktur organisasi. Runut berdasarkan
struktur atau anatomi dari sebuah organisasi. Dibaca: Birokrasi.

Teori manajemen klasik tidak bisa dilepaskan dengan istilah yang biasa kita kenal BIROKRASI.
Manajemen klasik muncul karena kebutuhan terhadap pedoman dalam mengelola sebuah
organisasi yang cakupannya cukup kompleks. Seperti pabrik misalnya. Manajmen klasik tidak
dilahirkan. Tetapi bisa diajarkan asal prinsip prinsip yang menjadi dasar dan teori bisa diterapkan
sepenuhnya.

Teori klasik berkembang dalam tiga aliran yaitu : Teori Birokrasi , Teori Administrasi, dan Teori
Manajemen Ilmiah.

1. Teori Birokrasi

Awalnya teori birokrasi berkembang dari ilmu sosiologi, bukan berasal dari praktek dan
pengalaman manajemen.

Teori birokrasi ini memiliki ciri struktur yang bisa ditemukan dalam organisasi. Yang sangat
komplek.

Ciri ciri teori birokrasi seperti ini:


2. Teori Administrasi

Teori administrasi berkembang pesat karena pemikirian pemikiran dari para ahli seperti
Lyndall Urwick dan ekonom kenamaan Henry Fayol dan juga Mooney dan Reiley dari Amerika.

Henry Fayol Aktivitas industri bisa dibagi enam golongan menurutnya :

 Kegiatan teknikal
 Kegiatan keuangan (financial)
 Kegiatan akuntansi
 Kegiatan komersil
 Kegiatan keamanan
 Kegiatan manajerial
Selain itu, Henry Fayol juga membahas kaidah kaidah manajemen yang kemudian menjadi
dasar perkembangan dalam teori administrasi :

 Pembagian kerja
 Tanggung jawab dan wewenang
 Kesatuan pengarahan
 Kesatuan perintah
 Balas jasa
 Disiplin
 Mengutamakan kepentingan umum (organisasi) diatas kepentingan pribadi
 Sentralisasi
 Aturan
 Rantai scalar
 Kelangsungan personel
 Inisiatif
 Keadilan

3. Teori Manajemen Ilmiah

Teori manajemen ilmiah memiliki beberapa prinsip utama menurut Freerick Winslow
Taylor yang merupakan pelopor dari teori manajemen ilmiah, prinsip tersebut secara ringkas
diantaranya :

 Memilih satu pekerjaan yang terabaik pada setiap tugas tertentu. Kemudian memberi
pendidikan dan pelatihan terhadap pekerja.
 Menerapkan metode ilmu pengetahuan pada setiap kegiatan dan menghapuskan sistem
coba-coba. Setiap pekerja harus mengaplikasikan hasil dari ilmu pengetahuan saat
melakukan tugasnya.
 Bekerja sama dengan baik antara pekerja dan para pimpinan organisasi.
Teori manajemen ilmiah juga fokus memperhatikan masalah tingkat produktivitas kerja. Henry
Laurance Gantt (1861 - 1919) memiliki gagasan seperti ini :

 Kerja sama yang menguntungkan antara pekerja dan manajer dalam mencapai tujuan
bersama
 Menciptakan seleksi yang ilmiah terhadap para pekerja
 Pembayaran upah pekerja menggunakan sistem bonus
 Adanya instruksi kerja yang lebih terperinci

Produksi masal sebuah produk adalah salah satu sumbangsih nyata dari teori manajemen ilmiah.
Sebuah barang diproduksi sebanyak banyaknya dengan cepat dan sangat efisien.
Teori ini mendorong manajemen lebih profesional. Menyelesaikan masalah dengan pendekatan
yang lebih rasional. Tidak begitu kaku.

Namun, teori manajemen ilmiah ini juga memiliki keterbatasan. teori ini mengasumsikan bahwa
pekerja tidak berusaha untuk selalu memenuhi kebutuhan fisik dan kebutuhan ekonominya.

Pada perjalanan dan prakteknya, teori manajemen ilmiah ini cenderung meningkatkan
produktivitas melalui eksploitasi para pekerja. Mungkin ada pendekatan yang cocok untuk
tempat dan waktu tertentu. Namun juga tidak bisa diaplikasikan pada kondisi, tempat dan waktu
yang lain.

JAWABAN NO.7

Kajian Hawthrone adalah serangkaian kajian yang dilakukan pada tahun 1920-


an hingga 1930-an. Kajian ini awalnya bertujuan mempelajari pengaruh berbagai macam tingkat
penerangan lampu terhadap produktivitas kerja. Kajian dilakukan di Western Electric Company
Works di Cicero, Illenois.

Uji coba dilaksanakan dengan membagi karyawan ke dalam dua kelompok, yaitu
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kelompok eksperimen dikenai berbagai macam
intensitas penerangan sementara kelompok kontrol bekerja di bawah intensitas penerangan yang
tetap. Para peneliti mengharapkan adanya perbedaan jika intensitas cahaya diubah. Namun,
mereka mendapatkan hasil yang mengejutkan: baik tingkat cahaya itu dinaikan maupun
diturunkan, output pekerja meningkat daripada biasanya. Para peneliti tidak dapat menjelaskan
apa yang mereka saksikan, mereka hanya dapat menyimpulkan bahwa intensitas penerangan
tidak berhubungan langsung dengan produktivitas kelompok dan "sesuatu yang lain pasti" telah
menyebabkan hasil itu.

Pada tahun 1927, Profesor Elton Mayo dari Harvard beserta rekan-rekannya diundang


untuk bergabung dalam kajian ini. Mereka kemudian melanjutkan penelitian tentang
produktivitas kerja dengan cara-cara yang lain, misalnya dengan mendesain ulang jabatan,
mengubah lamanya jam kerja dan hari kerja alam seminggu, memperkenalkan periode istirahat,
dan menyusun rancangan upah individu dan rancangan upah kelompok. Penelitian ini
mengindikasikan bahwa ternyata insentif-insentif di atas lebih sedikit pengaruhnya terhadap
output pekerja dibandingkan dengan tekanan kelompok, penerimaan kelompok, serta rasa aman
yang menyertainya. Peneliti menyimpulkan bahwa norma-norma sosial atau standar kelompok
merupakan penentu utama perilaku kerja individu.

Kalangan akademisi umumnya sepakat bahwa Kajian Hawthrone ini memberi dampak
dramatis terhadap arah keyakinan manajemen terhadap peran perlikau manusia dalam
organisasi. Mayo menyimpulkan bahwa:

 perilaku dan sentimen memiliki kaitan yang sangat erat


 pengaruh kelompok sangat besar dampaknya pada perilaku individu
 standar kelompok menentukan hasil kerja masing-masing karyawan
 uang tidak begitu menjadi faktor penentu output bila dibandingkan dengan standar
kelompok, sentimen kelompok, dan rasa aman.

Kesimpulan-kesimpulan itu berakibat pada penekanan baru terhadap faktor perilaku manusia
sebagai penentu berfungsi atau tidaknya organisasi, dan pencapaian sasaran organisasi tersebut.

JAWABAN NO. 10

Teori kontijensi dalam akuntansi manajemen menggambarkan suatu model dan kerangka
pikir untuk mengidentifikasi sistem pengendalian dalam suatu kondisi yang paling tepat. Pada
prinsipnya, para praktisi akuntansi manajeman selalu mencoba menyesuaikan sistem agar lebih
dapat berguna dalam setiap keadaan. Seperti upaya untuk mengidentifikasi variabel kontijensi
yang paling penting dan menilai dampaknya pada desain sistem pengendalian.

JAWABAN NO. 9
Menurut Leonard (2018), isu-isu kontemporer yang dihadapi manajemen SDM saat ini
adalah; 1) The Gig Economy, 2) Innovation and Automation, 3) Changing Regulatory Issues,
4) Recruiting and Retaining Top Talent, & 5) Diversity Issues

1. The Gig Economy

Banyak orang yang memiliki bakat dan awalnya adalah tenaga kerja tradisional,
memutuskan untuk keluar dan memilih bekerja freelance di bidang keahliannya. Hal ini memberi
fleksibilitas yang diinginkan dalam gaya hidup mereka, dan merupakan nilai jual yang bagus
untuk klien potensial, karena biaya overhead akan kurang ketika ada karyawan kontrak. Bekerja
dengan sistem yang berbeda merupakan tantangan bagi manajer SDM. Jika bakat terbaik tidak
lagi tersedia untuk posisi ”full”, manajer SDM harus mencari cara untuk membuat kontrak
jangka panjang atau mengembangkan bakat lain yang sesuai.

2. Innovation and Automation

Departemen SDM sering ditugaskan untuk melatih dan mengembangkan karyawan. Hal
in terkait dengan pelatihan khusus bagi karyawan agar dapat menggunakan kemajuan teknologi.
Dalam beberapa kasus, hal ini berarti harus berkoordinasi dengan pengembang teknologi untuk
membuat pemrograman yang mudah diterapkan pada karyawan. Dalam kasus lain, departemen
SDM harus membantu menerapkan dan menjalankan program pelatihan secara internal.

3. Changing Regulatory Issues

Kepatuhan regulasi merupakan tugas utama manajer SDM. Tugas ini tidak berubah
selama bertahun-tahun, hanya cakupannya yang berkembang terus. Oleh karena itu, manajer
SDM harus menghadapi semua perubahan itu. Jika manajer SDM tidak mengikuti peraturan dan
undang-undang baru, maka organisasi akan terkena tuntutan hukum, sanksi, dan pengawasan
publik yang potensial.

4. Recruiting and Retaining Top Talent


Menemukan dan mempertahankan bakat merupakan hal yang sulit, terutama bagi usaha
kecil yang tidak memiliki sumber daya untuk menawarkan paket kompensasi dan manfaat yang
besar. Hal ini berarti bahwa manajer SDM harus selalu mencari untuk menemukan prospek yang
berbakat dan setia bagi perusahaan. Penting bagi manajer SDM untuk mencari bakat secara
internal dan eksternal. Manajer SDM harus memupuk karyawan internal yang cocok untuk
pengembangan dan promosi.

5. Diversity Issues

Pemilik bisnis mengetahui bahwa aneka ragam tenaga kerja yang bekerja bersama secara
harmonis akan membangun tim yang lebih kuat, menghasilkan ide yang lebih baik dan
menawarkan kepuasan pelanggan yang lebih luas. Namun, tanpa hal itu, tenaga kerja menjadi
tidak bersemangat, yang akan menjadikan produktivitas rendah. Ini bukan hanya masalah
budaya, tetapi terkait dengan produktivitas. Karena itu harus dilakukan pelatihan dan lokakarya
yang membangun kekompakan dan merangkul perbedaan/keanekaragaman satu sama lain.

JAWABAN NO.10

Balanced scorecard secara singkat adalah suatu sistem manajemen untuk mengelola


implementasi strategi, mengukur kinerja secara utuh, mengkomunikasikan visi, strategi dan
sasaran kepada stakeholders. Kata balanced dalam balanced scorecard merujuk pada konsep
keseimbangan antara berbagai perspektif, jangka waktu (pendek dan panjang), lingkup perhatian
(intern dan ekstern). Kata scorecard mengacu pada rencana kinerja organisasi dan bagian-
bagiannya serta ukurannya secara kuantitatif.

Balanced scorecard memberi manfaat bagi organisasi dalam beberapa cara:

 menjelaskan visi organisasi


 menyelaraskan organisasi untuk mencapai visi itu
 mengintegrasikan perencanaan strategis dan alokasi sumber daya
 meningkatkan efektivitas manajemen dengan menyediakan informasi yang tepat untuk
mengarahkan perubahan
Selanjutnya dalam menerapkan balanced scorecard, Robert Kaplan dan David Norton,
mensyaratkan dipegangnya lima prinsip utama berikut:

 Menerjemahkan sistem manajemen strategi berbasis balanced scorecard ke dalam


terminologi operasional sehingga semua orang dapat memahami
 Menghubungkan dan menyelaraskan organisasi dengan strategi itu. Ini untuk
memberikan arah dari eksekutif kepada staf garis depan
 Membuat strategi merupakan pekerjaan bagi semua orang melalui kontribusi setiap orang
dalam implementasi strategis
 Membuat strategi suatu proses terus menerus melalui pembelajaran dan adaptasi
organisasi dan
 Melaksanakan agenda perubahan oleh eksekutif guna memobilisasi perubahan.

Salah satu kunci keberhasilan penerapan Balanced Scorecard menurut O Reilly (Mattson,
1999:2) adalah adanya dukungan penuh dari setiap lapisan manajemen yang ada dalam
organisasi. Balanced Scorecard tidak hanya berfungsi sebagai laporan saja tetapi lebih dari itu,
Balanced Scorecard haruslah benar-benar merupakan refleksi dari sebuah strategi perusahaan
serta visi dari organisasi. Bahkan OReilly mengatakan bahwa Balanced Scorecard dapat
dipandang sebagai sebuah alat untuk mengkomunikasikan strategi dan visi organisasi perusahaan
secara kontinyu. Ian Alliott, sebuah perusahaan konsultan besar di Amerika, berhasil
mengidentifikasi empat langkah utama yang harus ditempuh oleh perusahaan apabila perusahaan
akan menerapkan konsep Balanced Scorecard. Langkah-langkah tersebut adalah
(Mattson,1999:2) :

 Memperoleh kesepakatan dan komitmen bersama antara pihak manajemen puncak


perusahaan.
 Mendesain sebuah model (kerangka) Balanced Scorecard, yang memungkinkan
perusahaan untuk menentukan beberapa faktor penentu seperti tujuan strategik, perspektif
bisnis, indikator-indikator kunci penilaian kinerja.
 Mengembangkan suatu program pendekatan yang paling tepat digunakan oleh
perusahaan sehingga Balanced Scorecard menjadi bagian dari kultur organisasi yang
bersangkutan. Konsep Scorecard yang dikembangkan dapat dijadikan sebagai salah satu
pengendali jika terjadi perubahan kultur dalam perusahaan. Dengan kata lain perusahaan
haruslah memperhitungkan apakah penerapan Balanced Scorecard akan mengakibatkan
perubahan yang cukup besar dalam organisasi perusahaan.
 Aspek penggunaan teknologi, Banyak perusahaan sudah mulai menggunakan software
komputer dalam menentukan elemen-elemen scorecard dan mengotomatisasikan
pendistribusian data ke dalam scorecard. Data-data scorecard, yang berwujud angka-
angka pengukuran tersebut, akan interview dari periode ke periode secara terus-menerus.

Anda mungkin juga menyukai