Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Organisasi dan manajemen tidak dapat dipisahkan karena kedua elemen tersebut saling
terkait. Organisasi dapat diartikan suatu pengaturan orang-orang untuk mencapai tujuan
tertentu. Sedangkan manajemen adalah ilmu, proses dan seni dimana terdiri dari
tindakantindakan perencanaan, pengorganisasian, pergerakan dan pengendalian yang
dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya. Harold Kontz dan Cyril
O’donnel (1980) mengatakan bahwa manajemen adalah usaha mencapai suatu tujuan tertentu
melalui kegiatan orang lain. Manajer mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas orang
lain yang meliputi perencanan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian.

Dengan demikian, manajemen mangacu pada suatu proses mengkoordinasikan dan


mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja untuk diselesaikan secara efisien dan efektif
dengan melalui orang lain. Proses menggambarkan fungsi-fungsi manajemen berjalan sesuai
dengan tupoksinya masing-masing terhadap bawahan dalam rangka mencapai tujuan
perusahaan, sebabnya manajemen memerlukan anggaran sebagai salah satu komponen
penting dalam melakukan perencanaan dan pengendalian. Efektivitas pelaksanaan anggaran
terwujud bila didukung oleh orang-orang yaitu manajer dan karyawan yang ada di dalam
perusahaan. Para manajer dan karyawan secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri
mempunyai kepentingan terhadap pencapaian tujuan perusahaan.

Oleh karena itu, diperlukan partisipasi anggaran untuk menentukan seberapa jauh
keterlibatan dan pengaruh manajer dalam proses anggaran. Dengan menyusun anggaran
secara partisipasi, maka karyawan akan menginternalisasikan tujuan yang ditetapkan dengan
memiliki rasa tanggung jawab pribadi untuk mencapainya, karena mereka ikut serta terlibat
dalam penyusunan anggaran sehingga kinerja manajer akan meningkat. Kinerja para manajer
dinilai berdasar efisiensi pelaksanaan anggaran dalam pencapaian target anggaran sesuai
dengan apa yang telah ditetapkan. Para manajer juga bertanggung jawab untuk merancang
struktur organisasi. Kita sebut fungsi itu sebagai pengorganisasian. Fungsi tersebut mencakup
penetapan tugas-tugas apa yang harus dilakukan, siapa yang harus melakukan,bagaimana
tugas-tugas itu dikelompokkan, siapa melapor kepada siapa, dan dimana keputusan harus
diambil.

Setiap organisasi terdiri atas orang-orang, dan adalah tugas menajemen untuk
mengarahkan dan mengkoordinasi orang-orang itu.Inilah yang disebut fungsi kepemimpinan.
Ketika para manajer memotivasi anak buah,mengarahkan kegiatan lainnya, memilih saluran
komunikasi yang paling efektif, atau menyelesaikan konflik antar anggota, mereka sedang
melaksanakan peran kepemimpinan.

Fungsi terakhir yang dijalankan manajer adalah pengendalian. Untuk menjamin segalanya
berjalan sesuai dengan rencana,manajemen harus memantau kinerja organisasi. Jika terjadi
penyimpangan signifikan, maka sudah menjadi tugas manajemen untuk mengembalikan
organisasi ke jalurnya. Pemantauan, pembandingan, dan kemungkinan mengoreksi inilah
yang dimaksud dengan fungsi pengendalian.

1.2 Rumusan Masalah

Melihat permasalahan tersebut, penulis berpendapat kalau perlu perusahaan maupun


UMKM menggunkan sistem manajemen dalam melakukan usahanya. Dengan memanfaatkan
perkembangan teknologi dan banyak sumber tentang manajemen usaha yang baik,
masyarakat akan lebih mudah dalam mendapatkan mengetahui cara menerapkan manajemen.
Dari latar belakang masalah tersebut, penulis pun merumuskan masalah :

1. Apa pengertian manajer ?


2. Apa pengertian manajemen ?
3. Apa alasan –alasan dibutuhkannya manajemen ?
4. Bagaimana fungsi dan proses manajemen ?
5. Apa peran dan keterampilan manajemen ?
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Manajer

Manajer adalah seorang yang bertindak sebagai seorang perencana,


pengorganisasi, pengarah, pemotivasi, serta pengendali orang dan mekanisme kerja
sebuah manajemen untuk mencapai tujuan yang terbagi sesuai dengan tingkat
tingkat manajemen yang ada. Menurut tingkatan manajemen,Tingkat manajer
dapat diklasifikasikan menjadi tiga golongan yang berbeda yaitu sebagai berikut:

1) Manajer Puncak
Manajer Puncak merupakan pelaksana dari tingkatan manajemen
puncak,yang terdiri dari sekelompok kecil eksekutif, yang bertanggung jawab
atas keseluruhan manajemen organisasi. Manajer pada tingkat ini harus
memiliki pengetahuan yang luas dan kapasitas kepemimpinan yang mumpuni
agar dapat menciptakan gagasan-gagasan yang bersifat abstrak untuk melihat
gambaran secara global.Tugas dan tanggung jawab manajer pada tingkat
puncak adalah untuk merumuskan strategi perusahaan dan perencanaan yang
akan diterapkan padamanajer dan karyawan di tingkat yang lebih rendah.
Sebutan khas bagi manajer puncak adalah presiden direktur, wakil presiden
direktur, CEO (chief executive officer), dan sebagainya

2) Manajer Menengah
Manajer menengah merupakan pelaksana dari tingkatan manajemen
menegah. Manajer menengah bertanggung jawab untuk menerapkan,
melaksanakan dan mengontrol pelaksanaan strategi dan perencanaan yang
dirumuskan oleh manajer puncak.Peranan utama dari tingkat manajer ini
adalah dalam mensosialisasikan perencanaan pada manajer dan karyawan
yang ada di bawahnya agar terlaksanan dengan baik. Manajer dalam tingkatan
ini sering disebut sebagai manajer divisi, manajer operasional, manajer
departemen, kepala pengawas (superintedents), dan sebagainya. Seperti contoh
kepala divisi perusahaan yang membawahi beberapa kepala bagian.

3) Manajer Lini Pertama


Manajer Lini Pertama merupakan pelaksana dari tingkatan manajemen
bawah yang bertugas memimpin dan mengawasi tenaga –tenaga operasional.
Para manajer dalam tingkatan ini sering disebut sebagai kepala atau pimpinan
(leader), mandor, dan penyedia(supervisor). Manajer lini pertama ini adalah pihak
yang paling sering berinterakasi langsung dengan karyawan. Seperti contoh
adalah mandor dalam pabrik, kepala seksi yang langsung membawahi tenaga
pengetik dan pembukuan dalam kantor yang besar. Walaupun manajer pada
tingkatan ini lebih banyak berinteraksi dengan pekerjaan lapangan, tetapi
bukan berarti para manajer pada tingkat ini tidak terlibat dalam proses
perencanaan dan controlling. Manajer puncak dan menengah sering kali
melibatkan manajer lini pertama, agar mendapatkan masukan karena pada
manajer tingkat inilah yang paling sering berinteraksi dengan karyawan secara
langsung.

2.2 Pengertian Manajemen


Manajemen merupakan ilmu dan seni perencanaan, pengorganisasian,
pengerakan/pengarahan dan pengawasan terhadap usaha-usaha para anggota
organisasi dan pengunaan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang
telah di tetapkan sebelumnya. Dalam setiap proses pelaksanaan manajemen
terdapat pengelompokkan yang membuat suatu organisasi atau kelompok
memiliki tingkatan tingkatan tertentu yang memiliki tugas dan tanggung jawab
masingmasing.Tingkatan tingkatan tertentu itulah yang dalam bidang manajemen
disebut tingkat-tingkat manajemen
Menurut Stephan J. Knezewich, dalam menunjukkan tingkat tingkat
manajemen mengutip Dalton E. Mc. Farland dalam buku Management and
Practice,terdapat tiga tingkat manajemen, yaitu sebagai berikut

1) Top Management (Manajemen Puncak)


Manajemen puncak adalah tingkatan manajemen tertinggi dalam sebuah
organisasi atau kelompok, yang bertanggung jawab terhadap keseluruhan
aktivitas organisasi.Manajemen puncak harus memiliki keahlian dan pengetahuan
mendalam di bidang pemikiran konsep manajemen. Tugas utama dari
manajemen puncak ini adalah membuat dan merumuskan konsep yang akan
dikembangkan pada tingkat manajemen di bawahnya.

2) Middle Management(Manajemen Menengah)


Manajemen menengah bertugas mengembangkan rencana-rencana pada
tingkatan yang lebih tinggi, namun tetap sesuai dengan tujuan kemudian
melaporkannya kepada manajemen puncak kembali. Manajemen menengah
harusmemiliki keahlian interpersonal / manusiawi, artinya keahlian
untuk berkomunikasi, bekerjasama dan memotivasi orang lain dengan sangat
baik

3) Lower Management (Manajemen Bawah)


Manajemen Bawah bertugas memimpin dan mengawasi tenaga-tenaga
operasional secara lebih dekat atau bahkan secara langsung dalam
berinteraksi di lapangan. Manajemen bawah harus memiliki pengetahuan dan
keahlian teknis, artinya keahlian yahng mencakup prosedur, teknik, pengetahuan
dan keahlian dalam bidang khusus.

2.3 Alasan-alasan Dibutuhkan Manajemen

Manajemen adalah ilmu tentang perencanaan, pengorganisasian, penyusunan serta


pengawasan kegiatan demi tercapainya tujuan bersama yang telah ditetapkan.
Menurut Hari Sucahyowati(2017) ilmu manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan
organisasi, menjaga keseimbangan antar berbagai tujuan, serta guna mencapai efisiensi
dan efektifitas. Anang Firmansyah (2018) mengatakan ilmu manajemen memudahkan
pekerjaan manusia lewat ilmu dan pengetahuan yang dipelajari. Manajemen penting
karena dapat membantu organisasi atau perusahaan dalam mencapai tujuan dengan
cara yang telah ditetapkan. Manajemen membantu manusia mengatur dan menyusun
strategi yang tepat.

2.4 Fungsi dan Proses Manajemen

2.4.1 Fungsi Manajemen

Untuk mencapai goals organisasi atau bisnis secara optimal, selain memahami arti dan
makna manajemen, para manajer harus mampu menguasai seluruh fungsi manajemen yang
ada. Lalu berikut ini merupakan penjelasan mengenai fungsi manajemen menurut para ahli
memiliki banyak kesamaan. Fungsi manajemen menurut Henry Fayol dan GR Terry
menyebutkan terdapat lima fungsi manajemen, yakni perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pengawasan dan pengendalian.

1. Perencanaan

Fungsi manajemen planning atau perencanaan merupakan fungsi utama dari sebuah
manajemen dalam organisasi bisnis. Tanpa perencanaan, fungsi lain dalam manajemen tidak
dapat berjalan dengan baik. Dalam hal ini manajemen berfungsi untuk menyusun strategi
awal dalam mencapai goals yang sudah ditentukan. Seorang manajer akan mengevaluasi
rencana sebelum mengambil perbuatan dan kemudian memilih rencana manakah yang paling
cocok digunakan. Sebagai sebuah skema, manajemen akan melalui rangkaian- rangkaian
yang akan memberikan akibat baik bagi sebuah organisasi. Dengan perencanaan yang baik,
akan berpengaruh pada pencapaian goals yang effective dan efficient

2. Pengorganisasian

Pengorganisasian didefinisikan sebagai mengatur tugas, orang, dan sumber daya


lainnya untuk menyelesaikan pekerjaan. Goals dari pengorganisasian merupakan membagi
suatu tugas vang besar menjadi kestiatan vang lebih kecil-kecil. Melalui pengorganisasian,
seorang manajer dapat mengawasi dan mengontrol anak buahnya agar dapat melaksanakan
tugasnya secara tepat. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa
saja yang harus dikerjakan. Lalu siapa saja yang harus mengerjakan, bagaimana tugas
tersebut dapat dikelompokkan, dan siapa yang bertanggung jawab.

3. Penempatan

Penempatan merupakan langkah selanjutnya dari pengorganisasian. Pada fungsi ini,


seorang manajer harus mengetahui minat dan bakat terpendam seseorang untuk melakukan
suatu pekerjaan. Agar dapat bekerja secara optimal, seorang manajer harus menempatkan
seseorang pada posisi terbaik yang sesuai dengan bakat terpendamnya. Dalam hal ini, seorang
manajer harus dapat melihat bakat terpendam minat dan bakat setiap anggotanya.

4. Pengarahan

Pengarahan atau directing merupakan usaha agar setiap anggota kelompok dapat
bekerja untuk mencapai sasaran sesuai goals perusahaan. Fungsi pengarahan merupakan
untuk menciptakan lingkungan kerja yang dinamis dan sehat sehingga meningkatkan
efficientsi dan efektivitas dalam bekerja. Salah satu semisalnya kegiatan pengarahan
merupakan pemberian motivasi kepada anggota kelompok atau memberikan tugas dan
penjelasan secara rutin.

5. Pengawasan

Pengawasan atau controlling harus dilakukan agar pekerjaan dapat berjalan sesuai
dengan visi, misi, dan peraturan perusahaan. Fungsi pengawasan dapat digunakan untuk
menilai kinerja dengan berpatokan standar yang telah dilakukan, juga melakukan perbaikan
apabila diperlukan. Misalnya dari fungsi pengawasan merupakan melakukan evaluasi secara
berkala terhadap keberhasilan target dengan mengikuti standar indikator yang sudah
ditentukan. Seorang manajer juga harus melakukan klarifikasi dan koreksi jika terjadi
penyimpangan lalu memberikan alternatif solusi terhadap setiap permasalahan

2.4.2 Proses Manajemen

Proses manajemen merupakan suatu siklus, yang apabila prosesnya berkualitas akan
menghasilkan perbaikan berkelanjutan yang ujungnya merupakan kinerja, yakni pencapaian
sasaran, bajk yang bersifat jangka pendek, menengah, maupun panjang. Proses manajemen
tidak hanya dilakukan pada bidang bisnis. Setiap bidang pekerjaan lainnya juga melakukan
proses manajemen, seperti politik pemerintahan, social kemasyarakatan, hukum, pendidikan,
seni, serta bidang-bidang profesi pekerjaan lainnya. Jadi pada prinsipnya setiap profesi
memerlukan bakat terpendam manajerial. Semakin tinggi jabatan seseorang, semakin tinggi
pula keinginan bakat terpendam manjerialnya.

Pihak perusahaan tentu saja harus mampu untuk mencapai goals yang telah ditetapkan
sebelumnya, ini menjadi tanggungjawab penuh pihak manajemen/ atasan dari karyawan
dengan cara memperhatikan setiap tatanan perencanaan yang telah dilakukan, kepatuhan
terhadap setiap seluk-beluk pengorganisasian yang memegang peran terhadap
tanggungjawabnya masing-masing. pembuktian terhadap pemberian arahan dan motivasi
dengan cara menghargai karyawan/ menjaga komunikasi yang baik secara horizontal maupun
vertical, melakukan pengendalian dengan cara memperhatikan setiap pekerjaan karyawan
juga tanpa mengintimidasi apabila ada kesalahan yang dilakukan oleh bawahan melainkan
mencoba melakukan komunikasi dua arah dan berupaya untuk menyelesaikan setiap
permasalahan yang berkaitan dengan ketenaga kerjaan.

Menurut Schermerhorn dalam Feriyanto dan Triana, terdapat proses manajemen yang
harus dijalankan oleh seorang manajer, yakni:

1. Planning (perencanaan), perencanaan yang telah dilakukan oleh perencana dengan


baik sering sekali menjadi gagal dikarenakan kurangnya perhatian dalam
pelaksanaannya. Perencanaan meliputi misi dan goals organisasi serta cara terbaik
untuk mencapainya dimana terdapat pendekatan- pendekatan dan strategi-strategi
yang harus diadakan, diawali dari informasi dan diakhiri oleh evaluasi. Strategi itu
sendiri merupakan langkah pelaksanaan dari perencanaan.
2. Organizing (organisasi) merupakan proses membagi pekerjaan, mengalokasikan
sumber daya, dan koordinasi serta koordinasi aktivitas anggota organisasi untuk
melaksanakan rencana. Fungsi ini meliputi sinkronisasi dan kombinasi sumber
daya manusia (SDM), fisik dan keuangan terjadi.

3. Leading (kepemimpinan) merupakan mempengaruhi anggota organisasi agar


mereka memberikan kontribusi terhadap goals kelompok dan organisasi. Dapat
juga dikatakan bakat terpendam seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang
lain untuk melakukan sesuatu sesuai goals Bersama yang meliputi proses
mempengaruhi dalam menentukan goals organisasi, memotivasi perilaku pengikut
untuk mencapai goals, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan
budayanya.

4. Controlling (pengendalian) merupakan pengukuran dan pengoreksian untuk kerja


individu dan organisasi yang tentunya sebaiknya didukung oleh adanya skema
pengendalian manajemen yang baik, karena sangatlah penting terhadap
perkembangan perusahaan. Perusahaan. yang tidak memiliki skema pengendalian
manajemen yang baik ataupun tidak ada sama sekali, maka perusahaan akan
rentan untuk mengalami kemunduran bahkan kebangkrutan.

2.5 Peran dan Ketrampilan Manajemen

Manajer memegang kendali yang amat penting dalam mewujudkan efektivitas


organisasi. Seberapa jauh organisasi mencapai tujuannya dan memenuhi kebutuhan
masyarakat, sangat bergantung pada baik tidaknya manajer organisasi yang bersangkutan
mengoperasikan pekerjaannya. Ketika manajer tidak baik dalam mengoperasikan
pekerjaannya, niscaya organisasi tersebut tidak akan berhasil mencapai tujuannya dengan
baik pula. Hampir sama dengan manajer yang berfungsi dalam organisasi, organisasi pun
memiliki fungsi yang lebih luas dalam masyarakat. Keberhasilan suatu organisasi yang
merupakan suatu kelompok adalah suatu faktor kunci (key factor) dalam masyarakat.

Peter F. Drucker (1976) berpendapat bahwa prestasi seorang manajer dapat diukur
berdasarkan dua konsep, yaitu efisiensi (efficiency) dan efektivitas (effec- tivity). Efisiensi
berarti menjalankan pekerjaan dengan benar, sedangkan efektivitas berarti menjalankan
pekerjaan yang benar. Efisiensi berarti kemampuan untuk melakukan pekerjaan dengan benar
adalah suatu konsep masukan keluaran (input output). Seorang manajer yang efisien adalah
manajer yang mencapai keluaran atau hasil yang maksimal. Manajer yang memiliki
kemampuan untuk meminimumkan biaya sumber daya yang digunakannya untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan adalah manajer yang bertindak dengan efisien.

Efektivitas adalah kemampuan untuk memilih sasaran yang tepat. Seorang manajer
yang efektif adalah manajer yang memilih pekerjaan yang benar untuk dioperasikan. Manajer
yang memilih sasaran yang tidak tepat memproduksi "LEA" di saat permintaan akan
membumbung tinggi adalah manajer yang tidak efektif. Apabila LEA tersebut diproduksi
dengan tingkat efisiensi maksimum pun manajer seperti itu tidak akan efektif. Efisiensi
berapa pun volumenya tidak dapat mengompensasi kekurangan efektivitas.

Manajer pada seluruh hierarki organisasi harus bertindak sebagai perencana,


pengorganisasi, pengarah, pemotivasi, dan pengendali. Meskipun demikian, terdapat
perbedaan di antara para manajer dalam jumlah waktu yang mereka gunakan untuk tiap-tiap
aktivitas tersebut. Perbedaan tersebut akan bergantung pada jenis organisasi tempat manajer
tersebut bekerja dan jenis pekerjaan atau jabatan yang dipangkunya. Selain itu, perbedaan
lain akan bergantung pada hierarki manajer dalam suatu organisasi.

Paul Hersey dan Kenneth H. Blanchard (1980: 67) mengemukakan bahwa terdapat
tiga bidang keterampilan yang penting untuk melaksanakan proses manajemen bagi seorang
manajer. Bidang keterampilan yang dimaksud adalah sebagai berikut.

1. Keterampilan teknis (technical skill) Yaitu kemampuan untuk menggunakan


pengetahuan, metode, prosedur, teknik, dan akal yang diperlukan untuk melaksanakan
tugas spesifik yang diperoleh lewat pengalaman, pendidikan, dan pelatihan. Manajer
membutuhkan keterampilan teknis yang cukup untuk menjalankan alat (mekanik) dari
suatu pekerjaan tertentu yang menjadi tanggung jawabnya.
2. Keterampilan manusiawi (human skill) Yaitu kemampuan dan pertimbangan yang
diusahakan bersama orang lain, termasuk pemahaman mengenai motivasi dan aplikasi
tentang kepemimpinan yang efektif. Manajer cukup memiliki keterampilan hubungan
manusiawi agar dapat bekerja dengan para bawahan dalam organisasi dan mengelola
kelompoknya sendiri.
3. Keterampilan konseptual (conceptual skill) Yaitu kemampuan memahami
kompleksitas keseluruhan organisasi tempat seseorang beradaptasi dalam operasi.
Pengetahuan tersebut membenarkan seseorang untuk bertindak sesuai dengan tujuan
keseluruhan organisasi, daripada hanya dijadikan dasar tujuan umum dan kebutuhan
kelompok yang mendesak. Manajer memerlukan keterampilan konseptual yang cukup
untuk mengenali bagaimana berbagai macam faktor pada suatu kondisi tertentu
berkaitan satu sama lain. Dengan demikian, tindakan yang diambilnya akan ditujukan
untuk kepentingan organisasi secara keseluruhan.

Secara ringkas dapat dikatakan bahwa semakin tinggi kedudukan seorang manajer dalam
suatu hierarki organisasi, semakin sedikit keterampilan teknis yang diperlukan. Sebaliknya,
semakin rendah kedudukan seorang manajer dalam suatu hierarki organisasi, semakin penting
keterampilan teknis yang diperlukan.

Henry Mintzberg yang selanjutnya dikutip oleh Stoner dan Wankel (1986: 16- 17)
mengemukakan bahwa terdapat kesamaan yang kuat dalam perilaku manajer pada semua
hierarki organisasi. Semua manajer memiliki wewenang formal atas unit-unit organisasi
mereka sendiri dan memperoleh status dari wewenang tersebut. Status tersebut menyebabkan
semua manajer terlibat dalam hubungan antarpribadi dengan bawahan, rekan, dan atasan,
yang pada gilirannya mereka memberikan kepada manajer informasi yang dibutuhkan untuk
mengambil keputusan. Perbedaan aspek-aspek pekerjaan tersebut menyebabkan manajer
semua hierarki organisasi terlibat dalam serangkaian peran antarpribadi, peran informasional,
dan peran pengambilan keputusan, menurut Mintzberg disebut "sekelompok perilaku yang
terorganisasi (organized sets of behaviors)".

1. Peran antarpribadi manajer (The manager's interpersonal roles) Dalam peran


antarpribadi, manajer harus bertindak sebagai tokoh, sebagai pemim- pin, dan sebagai
penghubung agar organisasi yang dikelolanya berjalan dengan lancar. Sebagai tokoh
(central figure) manajer seringkali berperan sebagai seorang tokoh dengan melakukan
tugas seremonial, seperti menyambut tamu, menghadiri pesta perkawinan bawahan,
menghadiri undangan, dan sebagainya. Sebagai pemimpin (leader), manajer harus
melakukan aktivitas, seperti merekrut bawahan, mengangkat, memberikan pelatihan,
memotivasi, mengembangkan, dan menggiatkannya. Sebagai penghubung (liaison),
yaitu berhubungan dengan orang yang bukan bawahan atau atasannya (misalnya
dengan rekan-rekannya dalam organisasi atau dengan pelanggan, kreditur, investor,
pemasok, dan para pihak luar organisasi lainnya).
2. Peran informasional manajer (The manager's informational roles) Dalam perannya
sebagai informasional dalam suatu organisasi, manajer bertindak sebagai pengumpul
dan penyebar informasi. Dalam hal ini, manajer harus memainkan tiga peran, yaitu
peran pemantau, peran penyebar, dan juru bicara. Pertama, sebagai seorang pemantau,
manajer secara kontinu mencari informasi yang dapat dimanfaatkan secara efisien dan
efektif. Kedua, sebagai penyebar, manajer menyalurkan kepada para bawahan
informasi penting karena tanpa dia informasi tersebut tidak dapat diperoleh. Ketiga,
sebagai juru bicara, manajer menyampaikan sebagian dari informasi yang
dikumpulkannya kepada individu di luar unitnya atau bahkan pula para pihak lain di
luar organisasinya.
3. Peran pengambil keputusan manajer (The manager's decisional roles) Dalam peran
ini, manajer harus bertindak dalam empat peran yang bertalian dengan pengambilan
keputusan yang dapat diambil oleh manajer. Peran manajer yang dimaksudkan adalah
peran wirausaha, peran pereda gangguan, peran pengalokasian sumber daya, dan
peran perunding.

Dalam peran wirausaha, manajer berusaha untuk menyempurnakan unitnya. Sebagai


wirausaha, manajer membuat perubahan secara sukarela. Dalam peran pereda gangguan,
manajer bertindak terhadap kondisi yang berada di luar pengendaliannya, misalnya
pemogokan, pelanggan yang pailit, pembatalan kontrak, dan sejenisnya. Sebagai
pengalokasian sumber daya, manajer bertanggung jawab dalam menetapkan bagaimana dan
kepada siapa sumber daya yang dimiliki organisasi dan waktu yang dimilikinya sendiri akan
digunakan. Sebagai perunding. manajer melakukan perundingan dengan pihak lain di luar
organisasi. Misalnya, presiden direktur perusahaan melakukan perundingan dengan
perusahaan konsultan, manajer produksi melakukan perundingan kontrak dengan pemasok,
manajer bawahan berunding dengan wakil serikat pekerja, manajer pemasaran melakukan
perundingan dengan pedagang eceran, dan sebagainya. Para manajer menggunakan banyak
waktunya sebagai perunding karena hanya merekalah yang memiliki informasi dan otoritas
yang dibutuhkan seorang perunding.

Daftar Pustaka :

Siagian, M., Kom, S., Sunargo, S. E., Khoiri, M., Rustam, T. A., & Wasiman, S. E. (2022).
Pengantar Manajemen (Vol. 1). CV BATAM PUBLISHER.
Siswanto, B. (2021). Pengantar manajemen . Karakter Bumi.

Anda mungkin juga menyukai