Anda di halaman 1dari 22

MANAJEMEN KEUANGAN

Tujuan perusahaan (corporate objectives) adalah sasaran yang ingin dicapai perusahaan. Ini dapat dinyatakan dalam bentuk
laba, kekayaan bersih, rasio laba, pertumbuhan pendapatan, atau reputasi perusahaan.
Jenis sasaran mempengaruhi strategi perusahaan yang dipilih. Strategi perusahaan adalah rencana jangka menengah dan
panjang yang terperinci untuk memenuhi sasaran tersebut.
Karakteristik tujuan yang baik haruslah (1) Spesifik; (2) Terukur, harus ada cara untuk mengukur apakah tujuannya telah tercapai
atau tidak; (3) Ambisius, menantang bagi perusahaan untuk mencapainya (4) Realistis untuk dicapai; dan (5) Berbatas waktu.

Mengapa penting
Sasaran memberikan panduan kepada seluruh karyawan (terutama manajemen menengah dan staf) tentang apa yang harus
mereka capai. Sasaran yang jelas mendorong karyawan untuk fokus dan termotivasi demi mencapai sasaran tersebut.
Bagi manajemen, sasaran menjadi salah satu ukuran kesuksesan. Beberapa perusahaan mungkin juga mengaitkan bonus ke
manajemen dengan pencapaian sasaran.

Jenis Tujuan Perusahaan


-  Tujuan bertahan hidup (survival objective), Tujuan utama banyak perusahaan, terutama start-up, adalah bertahan hidup.
Untuk mencapainya, bisnis perlu tumbuh dan menghasilkan laba tetapi itu semua untuk mendukung tujuan dasar, yakni tetap
berada di pasar.

- Tujuan laba (profit objective), Semua bisnis yang berorientasi laba bertujuan untuk menghasilkan keuntungan dalam jangka
panjang. Tanpa laba, tidak mungkin untuk tumbuh dan untuk bertahan hidup. Namun, ini tidak selalu berarti bahwa tujuan
utama pada satu titik waktu adalah keuntungan. Beberapa bisnis akan rela melepaskan keuntungan jangka pendek untuk
tumbuh, dengan harapan bahwa ini akan menghasilkan peningkatan laba dalam jangka panjang.

-  Tujuan pertumbuhan (growth objective), Meningkatkan ukuran bisnis sering kali merupakan tujuan mendasar dari organisasi
yang sudah mapan.-

- Tujuan diversifikasi (diversification objective),Meskipun diversifikasi dapat dikatakan sebagai bentuk pertumbuhan, namun ini
sering dianggap sebagai tujuan tersendiri. Tujuan perusahaan pada umumnya ialah untuk memuaskan kebutuhan dari
konsumen dengan nilai-nilai tertentu.

Tujuan perusahaan dapat digolongkan sebagai berikut :


• Tujuan Pelayanan Primer, Tujuan primer adalah pembuatan barang/jasa yang dijual untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
Tujuan Organisatoris adalah nilai- nilai yang harus disumbangkan oleh masing-masing atau kelompok individu yang berada pada
bagian yang bersangkutan. Tujuan Operasional adalah nilai-nilai yang disumbangkan oleh masing-masing tahap dalam suatu unit
prosedur kerja secara keseluruhan.

• Tujuan Pelayanan Kolateral, Tujuan Kolateral Pribadi adalah nilai-nilai yang ingin dicapai oleh individuatau kelompok individu
dalam perusahaan. Tujuan Kolateral Sosial ialah nilai-nilai ekonomi yang lebih luas/umum yang diperlukan bagi kesejahteraan
masyarakat dan yang dapat secara langsung dihasilkan dari kegiatan perusahaan.
Tujuan Kolateral Sosial bersifat lebih luas untuk kepentingan masyarakat, misalkan : membayar pajak.

• Tujuan Pelayanan Sekunder, Merupakan nilai-nilai yang diperlukan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan primer.
Namun secara umum, tujuan perusahaan dapat berupa : mencapai keuntungan maksimal, mempertahankan kelangsungan
hidup, mengejar pertumbuhan, menampung tenaga kerja

Manajemen keuangan adalah salah satu dari sistem manajemen secara keseluruhan. Manajemen yang baik dan tepat akan
mengarah pada pencapaian tujuan perusahaan/organisasi, sebaliknya kurang baiknya dalam manajemen keuangan akan
mengakibatkan terganggunya operasi perusahaan secara keseluruhan dan akhirnya akan menghambat pencapaian tujuan
perusahaan.

Pengertian Manajemen Keuangan adalah semua aktivitas atau kegiatan perusahaan yang berkaitan dengan bagaimana cara
mendapatkan, menggunakan, dan mengelola keuangan perusahaan.

Pengertian Manajemen Keuangan Menurut Para Ahli

1. James Van Horne


Pengertian manajemen keuangan menurut James Van Horne adalah segala kegiatan yang berhubungan dengan perolehan,
pendanaan serta untuk mengolah aktiva dengan tujuan semua aktivitas.

2. Weston dan Copeland


Pengertian manajemen keuangan menurut Weston dan Copeland adalah suatu fungsi, dan tanggung jawab para manajer
keuangan. Fungsi pokok manajemen keuangan adalah menyangkut keputusan tentang penanaman modal, pembiayaan kegiatan
usaha dan pembagian deviden pada suatu perusahaan.

3. Sutrisno (2003:3)
Pengertian manajemen keuangan menurut Sutrisno adalah semua kegiatan perusahaan dengan usaha-usaha untuk memperoleh
dana perusahaan dengan biaya yang murah serta usaha untuk memakai dan mengalokasikan dana tersebut secara efisien.

4. Brighman dan Houston


Pengertian manajemen keuangan menurut Brighman dan Houston adalah bidang yang terluas dari tiga bidang keuangan, dan
memiliki kesempatan karir yang sangat luas.

5. JF Bradley
Pengertian manajemen keuangan menurut JF Bradley adalah bidang manajemen bisnis yang ditujukan untuk penggunaan model
secara bijaksana dan seleksi yang seksama dari sumber modal untuk memungkinkan unit pengeluaran yang bergerak ke arah
mencapai tujuannya.

6. Agus Sartono
Pengertian manajemen keuangan menurut Agus Sartono adalah manajemen dana baik yang berkaitan dengan suatu
pengalokasian dana dalam bermacam bentuk investasi secara efektif maupun suatu usaha pengumpulan dana untuk
pembiayaan investasi atau pembelanjaan secara efisien.

7. Sonny S (2003)
Pengertian manajemen keuangan menurut Sonny S adalah kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan bagaimana untuk
mendapatkan dana, memakai dana, dan untuk mengelola asset sesuai dengan tujuan perusahana secara menyeluruh. 

8. Grestenberg
Pengertian manajemen keuangan menurut Grestenberg adalah bagaimana suatu bisnis diselenggarakan untuk memperoleh
dana, cara mereka memperoleh dana, cara bagaimana penggunaan mereka dan bagaimana bisnis di distribusikan.

9. J.L. Massie
Pengertian manajemen keuangan menurut J.L. Massie adalah aktivitas operasional bisnis yang bertanggung jawab untuk
mendapatkan dan memakai dana yang diperlukan untuk suatu uperasi yang efektif dan efisien.

 10. Bambang Riyanto


Pengertian manajemen keuangan menurut Bambang Riyanto adlah suatu keseluruhan kegiatan perusahaan yang berhubungan
dengan suatu usaha untuk mendapatkan dana yang diperlukan dengan biaya yang minimal dan syarat yang paling
menguntungkan beserta usaha untuk menggunakan dana tersebut se-efisien mungkin.

11. Suad Husnan


Pengertian manajemen keuangan menurut Suad Husnan adalah kegiatan manajemen terhadap seluruh fungsi keuangan.

12. Liehman
Pengertian manajemen keuangan menurut Liehman adalah upaya menyediakan dana dan menggunakan dana tersebut untuk
memperoleh aset (aktiva).

13. Martono dan Agus Harjito (2005:4)


Pengertian manajemen keuangan menurut Martono dan Agus Harjito adalah segala aktivitas perusahaan yang berhubungan
dengan bagaimana memperoleh dana, menggunakan dana, dan mengelola asset sesuai tujuan perusahaan secara menyeluruh.

14. Husnan dan Pudjiastuti (2006)


Pengertian manajemen keuangan menurut Husnan dan Pudjiastuti adalah menyangkut semua kegiatan perencanaan, analisis
dan pengendalian kegiatan keuangan.

15. Prawironegoro (2007)


Pengertian manajemen keuangan menurut Prawironegoro adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk
memperoleh modal yang semurah-murahnya dan menggunakan se-efektif, se-efisien, se-produktif mungkin untuk menghasilkan
laba.

16. Farah Margaretha (2007:2)


Pengertian manajemen keuangan menurut Farah Margaretha adalah proses pengambilan keputusan tentang asset, pembiayaan
dari asset tersebut, dan pendistribusian dari seluruh cash flow yang potensial yang dihasilkan dari asset tadi.

17. Wikipedia
Pengertian manajemen keuangan menurut Wikipedia adalah suatu kegiatan perencanaa, penganggaran, pemeriksaan,
pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh suatu organisasi atau perusahaan.

18. Arthur J. Keown, John D. Martin, J. William Petty dan David F. Scott, Jr
Pengertian manajemen keuangan menurut Arthur J. Keown, John D. Martin, J. William Petty dan David F. Scott, Jr adalah
mengenai pemeliharaan dan penciptaan dari nilai ekonomi atau kekayaan.

Menurut para ahli, tujuan manajemen keuangan yaitu untuk:

Memaksimalkan keuntungan: seorang manajer keuangan tidak menjamin keuntungan dalam jangka waktu yang panjang sebab
ketidakpastian bisnis tetapi perusahaan bisa mendapatkan keuntungan yang maksimal bahkan dalam jangka waktu yang panjang
apabila manajer keuangannya mengambil suatu keputusan keuangan yang tepat serta menggunakan keuangan perusahaan
dengan baik.
Menjaga arus kas (cash flow): suatu perusahaan harus mempunyai arus kas yang sesuai guna membayar biaya kebutuhan
perusahaan sehari-hari seperti pembelian bahan baki, pembayaran gaji karyawan, sewa, dan sebagainya. Arus kas atau cash flow
yang baik tentunya akan meningkatkan keberhasilan perusahaan
Mempersiapkan struktur modal: seorang manajer keuangan harus dapat memutuskan rasio antara pembiayaan yang dimiliki
dan keuangan yang dipinjam agar dapat seimbang.
Pemanfaatan keuangan yang tepat: manajer keuangan harus bisa memanfaatkan keuangan secara optimal dan perusahaan
harus tidak berinvestasi keuangan perusahaan dalam proyek yang tidak menguntungkan bagi perusahaan.
Memaksimalkan kekayaan: jadi seorang manajer keuangan mencoba agar agar memberikan dividen yang maksimal kepada
pemegang saham dan berupaya dalam meningkatkan nilai pasar saham sebab nilai pasar saham secara langsung berkaitan
dengan kinerja perusahaan
Meningkatkan efisiensi: manajemen keuangan mencoba meningkatkan efisiensi semua departemen perusahaan. Distribusi
keuangan yang tepat dalam semua aspek akan meningkatkan efisiensi seluruh perusahaan
Kelangsungan hidup perusahaan: perusahaan harus dapat bertahan hidup pada dunia bisnis yang kompetitif seperti sekarang ini.
Seorang manajer keuangan harus berhati-hati saat membuat keputusan keuangan sebab apabila salah dalam mengambil
keputusan bisa saja perusahaan bangkrut atau merugi
Mengurangi resiko operasional: manajemen keuangan juga mencoba dalam mengurangi resiko operasional. Terdapat banyak
resiko ketidakpastian dalam bisnis namun seorang manajer keuangan harus bisam mengambil langkah tepat agar dapat
mengurangi resiko ini.
Mengurangi biaya modal: manajer keuangan harus dapat merencanakan struktur modal sedemikian rupa agar biaya modal
dapat di minimalkan.

Fungsi utama dari seorang manajer keuangan yaitu merencanakan, mencari serta dapat memanfaatkan dana dengan berbagai
cara dalam memaksimalkan daya guna dari operasi perusahaan. Tentunya hal tersebut membutuhkan pengetahuan akan pasar
uang serta dari mana modal akan di peroleh dan bagaimana keputusan yang tepat di bidang keuangan harus dibuat.

Lalu apa fungsi manajemen keuangan?


Dalam operasinya manajemen keuagan memiliki beberapa fungsi yang perlu untuk kamu ketahui nih! Fungsinya di sini adalah
cara agar bisa memaksimalkan keungan perusahaan dan penggunaannya dengan lebih efisien.
Setiap manajer keuangan dalam mengelola keuangan perusahaan akan  merencanakan penggunaan dana yang ada sesuai
dengan stratagi dan tujuan perusahaannya.

Perencanaan (Planning)
Fungsi awal dalam mengelola keuangan adalah merencanakan bagaimana penggunaan dana yang tersedia secara efisien, dan
selaras dengan tujuan perusahaaan. Dalam melakukan perencanaan, seorang manajer keuangan akan melakukan upaya-upaya
sebagi berikut:

Mendefinisi tujuan pendanaan secara akurat


Melakukan identifikasi dan penghitungan terhadap sumber daya yang tersedia dan potensi sumber daya lainnya
Memberikan laporan tertulis terhadap rencana keuangan yang akan dijalankan

Jika seorang sudah melakukan tahapan upaya di atas, maka proses perencanaan keuangan perusahaan sudah baik.

Penganggaran (Budgeting)
Kedua adalah mengalokasi dana yang tersedia kepada masing sektor atau divisi yang ada selama periode operasional
berlangsung. Tujuan dilakukannya penganggaran oleh manajer keuangan adalah:
Menjaga agara dana yang ada digunakan secara eifisien dan mengurangi pemborosan
Mengidentifikasi sektor mana saja yang membutuhkan dana paling banyak atau sektor mana yang meggunakan dana
melebihi limit yang telah ditetapkan
Memastikan tingkat likuiditas perusahaan dalam pembiayaan operasi tanpa mengandalkan sumber dana dari luar
Menemukan sektor dimana perusahaan dapat meningkatkan pendapatanya secara lebih efisien.

Jika tujuan yang telah disebutkan di atas telah tercapai, maka proses penganggaran sudah bisa dikatakan maksimal.

Mengontrol dan Mengawasi Resiko


Hal ketiga adalah seorang manajer bisa mengontorol resiko yang mungkin dihadapi oleh perusahaan. Dengan resiko yang
terkontrol seorang manajer keuangan dapat melakukan hal-hal sebagai berikut:

Menganalisa, mengidentifikasi, dan mengurangi ketidak pastian yang mungkin timbul dalam membuat keputusan keuangan.
Mengevaluasi potensi dari paparan keuagan yang ada dan kebijakan yang telah diterapkan, demi meningkatkan efisiensi
penggunaan sumber dana perusahaan.
Mengimplementasikan Value-at-risk strategi, sesuai dengan analisa data keugan yang ada

Apabila seorang manajer sudah melakukan apa yang disebutkan di atas, maka sudah bsia dikatakan terkontrol dan terawasi
keuaangannya.

Penetapan Prosedur yang ada


Fungsi terakhir datang dari pihak manajemen dengan menetapkan prosedur yang sudah ada. Dengan menggunakan prosedur
yang sudah ada seorang manajer keuangan dapat melakukan:

Mengoleksi dan mengolah data keuangan yang ada


Membuat keputusan yang konsisten
Mengikuti dan menganalisa budget yang digunakan dengan hasil yang ada
Mengidentifikasi masalah yang timbul dan melakukan perbaikan yang sesuai

Agency Problem (Masalah Keagenan)


Pada dasarnya tujuan perusahaan adalah memaksimalkan kekayaan para pemegang saham. Namun pada kenyataannya tujuan
ini seringkali tidak terlaksana karena adanya masalah keagenan. Masalah keagenan ini muncul sebagai akibat dari dipisahkannya
kepemilikan dan pengelola perusahaan, yakni antara pemegang saham (shareholders) dengan para manajer, dan pemegang
saham dengan kreditur/ pemegang obligasi (bondholders). Masalah keagenan ini terjadi jika manajer tidak memiliki saham
mayoritas perusahaan. Pemegang saham tentu menginginkan manajer berkerja dengan maksimal untuk tujuan kemakmuran
pemegang saham. Sebaliknya pihak manajer bisa saja bertindak untuk memaksimumkan kemakmuran sendiri. Hal inilah yang
dapat memicu timbulnya konflik. Maka untuk meyakinkan bahwa manajer bekerja sungguh-sungguh untuk kepentingan
pemegang saham, maka perlu adanya pengawasan.

Pengawasan secara total terhadap kegiatan para manajer ini dapat memecahkan masalah keagenan. Namun harus disadari
biaya yang dibutuhkan mahal dan akan ditangguung oleh si pemegang saham. Biaya inilah yang disebut agency cost yang
meliputi biaya-biaya untuk memonitor pekerjaan manajer, biaya untuk membuat struktur organisasi yang dapat meminimalkan
tindakan manajer yang tidak diinginkan, serta timbulnya opportunity cost karena kondisi manajer yang tidak dapat segera
mengambil keputusan tanpa persetujuan pemegang saham.

Selain itu masalah keagenan juga bisa terjadi antara shareholders selaku pemegang saham yang diwakili oleh manajemen
perusahaan dengan kreditur  atau pemegang obligasi (bondholders). Masalah ini muncul jika manajemen mengambil proyek-
proyek yang resikonya lebih besar daripada yang diperkirakan oleh kreditur. Ataupun perusahaan justru meningkatkan jumlah
utang hingga mencapai tingkatan yang lebih tinggi daripada yang diperkirakan kreditur. Tindakan-tindakan ini akan
meningkatkan resiko finansial perusahaan, yang mengakibatkan turunnya nilai pasar utang/obligasi perusahaan yang belum
jatuh tempo. Selain itu dapat meningkatkan resiko kebangkrutan karena proyek yang diambil terlalu beresiko.

Prinsip dasar Good Corporate Governance (GCG)


Dalam menjalankan tugasnya dengan penuh tanggungjawab, manajer keuangan perlu memahami tata kelola usaha yang baik
yang disebut sebagai GCG. Pada hakikatnya ada 4 prinsip dasar umum dalam mengelola perusahaan. Prinsip-prinsip tersebut
meliputi :

 1.        Transparansi
Seorang manajer harus terbuka dalam menjalankan tugas-tugasnya diperusahaan, dalam artian harus memberikan kemudahan
untuk mengakses informasi keuangan kepada pihak yang membutuhkan sesuai dengan kepentingan mereka. Informasi yang
ditampilkan juga harus akurat, tepat waktu, lengkap dan jelas. Manajer keuangan biasanya akan menyampaikan laporan
keuangan secara berkala kepada pemilik perusahaan, komisaris, dan stakeholder lainnya sehingga masing-masing pihak dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik.
 2.        Akuntabilitas
Dalam menjalankan tugasnya, manajer keuangan harus memahami bahwa akan ada pengawasan yang didasarkan pada
keseimbangan wewenang antara direksi, komisaris, dan pemilik/pemegang saham perusahaan. Oleh karena itu, perlu disiapkan
sistem penilaian kinerja melalui sistem akuntansi dan informasi yang tepat. Selain itu, perlu pula diupayakan agar setiap
tindakan manajer keuangan telah mematuhi semua kebijakan dan prosedur yang berlaku.

3.        Keadilan
Manajer keuangan harus bersikap adil kepada semua pihak yang terkait dengan perusahaan. Manajer tidak boleh membeda-
bedakan perlakuannya dalam hal memberikan informasi keuangan dan dividen kepada pemegang saham mayoritas dan
pemegang saham minoritas.

4.        Tanggung jawab
Manajer keuangan harus memiliki tanggungjawab sosial, menghindari penyalanhgunaan kekuasaan, serta melakukan tugas-
tugasnya secara profesional. Manajer bertindak tidak hanya untuk kepentingan keuntungan saja, namun juga harus dapat
memuaskan para pemangku kepentingan lainnya seperti pegawai, konsumen, dan pemasok

Rangkuman Materi
Tujuan perusahaan (corporate objectives) adalah sasaran yang ingin dicapai perusahaan. Ini dapat dinyatakan dalam bentuk
laba, kekayaan bersih, rasio laba, pertumbuhan pendapatan, atau reputasi perusahaan. Mengapa menjadi penting? sebab saran
memberikan panduan kepada seluruh karyawan (terutama manajemen menengah dan staf) tentang apa yang harus mereka
capai. Sasaran yang jelas mendorong karyawan untuk fokus dan termotivasi demi mencapai sasaran tersebut. Bagi manajemen,
sasaran menjadi salah satu ukuran kesuksesan. Beberapa perusahaan mungkin juga mengaitkan bonus ke manajemen dengan
pencapaian sasaran.
Jenis-Jenis Pasar Keuangan

Untuk melakukan transaksi keuangan, kita lakukan di berbagai pasar keuangan yang tersebar dalam berbagai jenis, terantung
dari jenis produk keuangan yang diinginkan. Dalam praktiknya jenis-jenis pasar keuangan yang ada antara lain:

1.     Pasar  Uang, Merupakan pasar diperjual belikannya modal jangka pendek dalam bentuk surat berharga, seperti deposito
berjangka, wesel atau promes dimana jangka waktunya kurang dari satu tahun. Pasar uang terbentuk karena adanya penawaran
dan permintaan dana jangka pendek dalam bentuk surat berharga  (sekuritas)
2.     Pasar Modal, Merupakan pasar diperjual belikannya modal jangka panjang dalam bentuk surat berharga seperti obligasi dan
saham, jangka waktu surat berharga yang ditawarkan biasanya berumur dari 1 tahun. Pasar modal terbentuk karena adanya
beberapa institusi dan peraturan yang memungkinkan terjadinya transaksi dana jangka panjang dalam bentuk saham dan
obligasi.
3.     Pasar  Valuta Asing, Yaitu pasar yang melakukan kegiatan transaksi valuta asing (mata uang asing)
4.     Pasar  Kredit Konsumen, Yaitu pasar yang melayani pembiayaan pinjaman untuk pembiayaan konsumen atas produk
tertentu baik barang maupun jasa seperti pembelian mobil, motor, pendidikan dll
5.     Pasar  Hipotek, Pasar yang melayani pinjaman untuk lahan real estate, industri, pertanian
6.     Pasar  Komoditas, Pasar yang melakukan kegiatan jual beli komoditas tertentu seperti produk pertanian.

Pasar Uang

Peserta Pasar Uang dan Contoh Transaksi Pasar Uang


Semua jenis pasar keuangan ini melakukan kegiatan yang berhubungan dengan penghimpunan dana, penyaluran dana, transaksi
tukar menukar mata uang. Artinya pasar keuangan melibatkan pembiayaan keuangan baik melalui surat berharga maupun
pembiayaan atau pinjaman.

Peserta atau pelaku dalam jual beli di pasar uang ternyata dilakukan oleh banyak pihak, yaitu bank-bank, yayasan dana pensiun,
perusahaan asuransi, Koperasi, perusahaan dagang, perusahaan industri, perusahaan jasa, dan lembaga-lembaga keuangan
lainnya.

Berikut ini akan diuraikan contoh-contoh transaksi yang terjadi di pasar uang.

Contoh 1 : Bila suatu bank memerlukan uang tunai segera yang akan digunakan untuk membayar karyawan atau untuk
keperluan lain maka bank tersebut dapat meminjamnya dari bank lain dengan cara mengeluarkan promes atau aksep yang telah
disahkan oleh bank yang bersangkutan. Selanjutnya promes atau aksep ini dapat dijual kepada Ficorinvest, kemudian Ficorinvest
akan menukarnya dengan SBPU(Surat Berharga Pasar Uang). Ini berarti dengan menjual promes atau aksep kepada Ficorinvest,
bank tersebut akan memperoleh sejumlah uang yang dibutuhkannya. Selanjutnya SBPU (Surat Berharga Pasar Uang)ini dapat
diperjualbelikan dengan mendapat keuntungan berupa bunga atau diskonto.

Ficorinvest seperti yang disebut di atas adalah lembaga keuangan yang berfungsi sebagai perantara antara pihak yang memiliki
kelebihan dana dan pihak yang sedang membutuhkan dana. Tugas Ficorinvest adalah menyimpan surat-surat berharga yang
diperjualbelikan dalam pasar uang. Lewat Ficorinvest, pihak yang memiliki kelebihan dana akan membeli surat-surat berharga,
sedang pihak yang membutuhkan dana akan menjual surat-surat berharga.

Hal yang perlu diingat, tidak semua surat berharga harus dijual/dibeli lewat Ficorinvest, contohnya call money (pinjaman
sewaktu-waktu). Call money dapat diperjualbelikan langsung melalui telepon tanpa menggunakan jasa Ficorinvest.

SBPU dikeluarkan oleh pihak bank dan ditandatangani oleh nasabah peminjam (sebagai jaminan untuk membayar utang) 

Contoh 2 : Bila suatu lembaga keuangan atau perusahaan memiliki kelebihan uang tunai maka daripada menganggur uang
tersebut dapat dibelikan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang memiliki jangka waktu pelunasan tiga puluh hari, enam puluh hari,
atau sembilan puluh hari. Ketika pembeli menyetorkan uang pembelian SBI, saat itu juga pembeli memperoleh potongan di
awal, yang disebut diskonto. Jadi, dalam pembelian tersebut pembeli hanya membayar di bawah nilai nominal (nilai nominal =
nilai yang tercantum dalam surat berharga). Kemudian, pada saat jatuh tempo (pelunasan) pembeli akan dibayar oleh Bank
Indonesia sebesar nilai nominal. Dengan demikian, keuntungan yang didapat pembeli adalah selisih antara pembayaran oleh
pembeli dengan nilai nominal. Adakalanya pembeli memerlukan uang sebelum waktu jatuh tempo. Oleh karena itu, dia bisa
menjual SBI tersebut kepada pihak lain.

 Fungsi Pasar Uang


1.     Sebagai perantara dalam perdagangan surat-surat berharga berjangka pendek 
 2.     Sebagai penghimpun dana berupa surat-surat berharga jangka pendek
 3.     Sebagai sumber pembiayaan bagi perusahaan untuk melakukan investasi
 4.     Sebagai perantara bagi investor luar negeri untuk menyalurkan kredit jangka pendek kepada
        perusahaan di Indonesia 
Tujuan  Pasar Uang
Dalam kegiatan di pasar keuangan masing-masing pihak yang terlibat memiliki tujuan tertentu. Tujuan dari pasar keuangan ini
dibagi ke dalam 3 kepentingan:
 1.     Pihak yang membutuhkan dana (pembeli)
2.     Pihak kelebihan dana (penjual)
3.     Lembaga perantara keuangan atau lembaga keuangan

 Penjelasan

1.     Pihak yang membutuhkan dana (Pembeli)


Jangka Pendek
     a)      Memenuhi kebutuhan likuiditas perusahaan
     b)      Memenuhi kebutuhan modal kerja
    c)       Untuk berdagang, membeli pada harga tertentu dan menjual pada harga tinggi
    d)      Mengharapkan keuntungan dari suku bunga yang ditawarkan
 Jangka Panjang
   a)      Melakukan investasi
   b)      Menguasai suatu perusahaan dengan cara membeli sebagian besar saham perusahaan lain
   c)       Mengharapkan deviden
   d)      Spekulasi kenaikan harga kurs
 
2.     Kelebihan Dana (Penjual)
Jangka Pendek
    a).     Mencari keuntungan dari suku bunga yang ditawarkan
    b).     Membantu perusahaan yang membutuhkan dana untuk usaha
 Jangka Panjang
     a).   Memperoleh dana guna melakukan investasi baru perluasan usaha
     b).   Membagi kepemilikan agar saham perusahaan dapat dinikmati masyarakat umum

3.     Lembaga Perantara Keuangan


     a)   Memperoleh kentungan dari selisih bunga dari bunga yang diberikan pihak penyimpan uang dengan bunga yang
dibebankan peminjam
     b)   Keuntungan dari biaya yang dibebankan ke nasabah atas jasa keuangan yang diperolehnya

NB: Penjual dalam arti pihak pemberi jasa pinjaman modal (pihak yang kelebihan Modal)
       Pembeli dalam arti pihak penerima jasa pinjaman modal (pihak yang kekurangan Modal)

kedua unsur tadi ditinjau dari sudut pandang jasa pinjaman modal.

LEMBAGA / INSTITUSI KEUANGAN


Perusahaan merupakan kombinasi dan berbagai sumber daya ekonorni (resources) seperti alam, tenaga kerja, modal,
dan  manajemen (managerial skill) dalam memproduksi barang dan jasa untuk mencapai tujuan tertentu. Berbagai tujuan
perusahaan antara lain: untuk memperoleh keuntungan maksimal, menjamin kelangsungan hidup perusahaan, memenuhi
kehutuhan masyarakat, menciptakan kesempatan kerja, dan heberapa ahli manajemen keuangan mengemukakan tujuan
perusahaan adalah untuk memaksimumkan nilai perusahaan atau memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. Secara
umum perusahaan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

a.     pertama perusahaan keuangan (financial enterprise) dan   


b.     kedua, perusahaan bukan keuangan (non financial enterprise).
 
Perusahaan bukan keuangan merupakan perusahaan manufaktur yang menghasilkan produk berupa barang rnisalnya: mobil,
baja. komputer dan atau perusahaan yang menyediakan jasa-jasa non keuangan misalnya: transportasi dan pembuatan program
komputer. Sedangkan perusahaan keuangan, umurnnya lebih dikenal dengan istilah lembaga keuangan (financial institution),
yaitu perusahaan yang menyediakan jasa-jasa yang berkaitan dengan keuangan.

Lembaga keuangan adalah suatu badan  yang bergerak dibidang keuangan untuk menyediakan jasa bagi nasabah atau
masyarakat. Lembaga Keuangan memiliki fungsi utama ialah sebagai lembaga yang dapat menghimpun dana nasabah atau
masyarakat ataupun sebagai lembaga yang menyalurkan dana pinjaman untuk nasabah atau masyarakat.

Peran Lembaga Keuangan


Lembaga keuangan sebagai badan yang melakukan kegiatan-kegiatan di bidang keuangan mempunyai peranan sehagai berikut:
1.     Pengalihan Aset (Asset Transfer) Lembaga keuangan memiliki aset dalam bentuk “janji—janji untuk membayar” atau dapat
diartikan sebagai pinjaman kepada pihak lain dengan jangka waktu yang diatur sesuai dengan kehutuhan perninjam. Dana
pembiayaan asset tersehut diperoleh dari tabungan masyarakat. Dengan demikian lembaga keuangan sebcnarnya hanyalah
mengalihkan atau mernindahkan kewaiban penlinjam menjadi suatu aset dengan suatu jangka waktu jattih letnpo sesuai
keinginan penabung. Proses pengalihan kewajiban menjadi suatu aset disebut transmutasi kekayaan atau asset transimutation.

 2.     Likuiditas (liquidity) Likuiditas berkaitan dengan kemampuan untuk rnemperoleh uang tunai pada saat dibutuhkan.
Beberapa sekuritas sekunder dibeli sektor usaha dan rumah tangga terutama dimaksudkan untuk tujuan likuiditas. Sekuritas
sekunder seperti tabungan, deposito, sertifikat deposito yang diterbitkan bank umum memberikan tingkat keamanan dan
likuiditas yang tinggi, di samping tambahan pendapatan.

3.     Realokasi Pendapatan (income reallocation) Dalam kenyataannya di masyarakat banyak individu memiliki penghasilan yang
memadal dan menyadari bahwa di masa datang mereka akan pensiun sehingga pendapatannya jelas akan berkurang. untuk
rnenghadapi masa yang akan dating tersehut mereka menyisihkan atau inrealokasikan pendapatannya untuk persiapan di masa
yang akan datang. Untuk melakukan hal tersebut pada prinsipnya mereka dapat saja niembeli atau menyimpan barang
rnisalnya : tanab, rumah dan sebagainya, namun pemilikan sekuritas sekunder yang dikeluarkan lembaga keuangan, misalnya
program tahungan, deposito, program pensiun, polis asuransi atau saharn-saham adalah jauh lebih balk jika dihandingkan
dengan alteniatif pertama.

4.     Transaksi (transaction) Sekuritas sekunder yang diterbitkan oleh lembaga intermediasi keuangan misalnya rekening giro,
tabungan, (deposito dan sebagainya, nicrupakan hagian dan sistem pembayaran. Giro atau rekening tabungan tertentu yang
ditawarkan bank pada prinsipnya dapat berfungsi sebagal narik. Produk-produk tabungan tersebut dibeli oleh rumah tangga dan
unit usaha untuk rnernperrnudah mereka melakukan penukaran barang dan jasa. Dalam hal tertentu, unit ekonomi membeli
sekuritas sekunder (misalnya giro) untuk mempermudah penyelesaian transaksi keuangannya sehari-hari.

Dengan demikian lembaga keuangan berperan sebagai lembaga perantara keuangan yang menyediakan jasa - jasa untuk
mepermudah transaksi moneter.

Lembaga Keuangan adalah perantara yang menyalurkan tabungan para individu, perusahaan dan pemerintah kepada peminjam
atau debitur berupa kredit atau dana investasi , lembaga keuangan  terdiri dari :
1.     Lembaga keuangan bank
2.     Lembaga keuangan non bank

Lembaga Keuangan Bank Adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dengan menyediakan dana atau barang
modal dan melakukan kegiatan penarikan dana secara langsung dari masyarakat yang termasuk kedalam lembaga keuangan
bank antara lain :

1.     Bank Sentral
Institusi yang bertanggung jawab untuk menjaga stabilitas harga atau nilai suatu mata uang yang berlaku di negara tersebut Di
Indonesia Bank Indonesia yang mempunyai peran sebagai Bank Sentral. Bank sentral  memiliki tanggung jawab terhadap setiap
kebijakan moneter yang diberlakukan oleh setiap negara yang memiliki lembaga ini. Dibandingkan dengan perbankan lainnya
maka bank sentral tidak memiliki kepentingan profit dalam menjalankan tugasnya karena bank sentral memiliki tugas sebagai
penjaga kebijakan moneter dari pemerintahan yang sangat berbeda jelas dengan bank bank konvensional di setiap negara.
Tugas dari bank sentral yang utama yaitu menjaga kestabilan dari nilai kurs dalam negeri dalam hal ini kurs mata uang dari suatu
negara, menjaga kestabilan bisnis perbankan dan juga sistem perekonomian negara secara menyeluruh sehingga bank sentral
menjadi lembaga yang penting dari suatu negara.
 2.     Bank Umum
merupakan bank yang bertugas melayani seluruh jasa-jasa perbankan dan melayani masyarakat, baik masyarakat perorangan
maupun lembaga-lembaga lainnya. Bank umum juga dikenal dengan bank komersial dan dikelompokan kedalalm 2 jenis yaitu
bank umum devisa dan bank umum non devisa. Bank umum yang berstatus devisa memiliki produk yang lebih luas daripada
bank non devisa, antara lain dapat melaksanakan jasa yang berhubungan dengan seluruh mata uang asing atau jasa bank ke luar
negeri.
 3.     Bank Perkreditan Rakyat  (BPR)
merupakan bank yang khusus melayani masyarakat kecil dikecamatan dan pedesaan. BPR ini berasal dari bank desa, bank pasar,
lumbung desa, bank pegawai, dan bank lainnya yang kemudian dilebur menjadi BPR. Jenis produk yang ditawarkan oleh BPR
relatif sempit jika dibandingkan dengan bank umum, bahkan ada beberapa jenis jasa bank yang tidak boleh diselenggarakan oleh
BPR, seperti giro dan ikut kliring.

Lembaga Keuangan Non Bank, Adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau
barang modal dengan tidak menarik dana secara langsung dari masyarakat. Yang termasuk kedalam kelompok ini
adalah :1.     Pasar Modal, Pasar Modal pasar tempat pertemuan dan melakukan transaksi antara pencari dana (emiten) dengan
para penanam modal (Investor). Dalam pasar modal yang diperjualbelikan adalah efek-efek seperti saham dan obligasi (modal
jangka panjang)
2.     Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi simpan pinjam membuka usaha bagi para anggotanya untuk menyimpan uang yang sementara belum digunakan. Oleh
petugas koperasi uang tersebut dipinjamkan kembali kepada para anggota yang membutuhkanya.
3.     Pengadaian
merupakan lembaga keuangan yang menyediakan pasilitas pinjaman dengan fasilitas jaminan tertentu. Nilai jaminan
menentukan besarnya nilai pinjaman.  Sementara ini usaha pengadaian ini secara resmi masih dilakukan oleh pemerintah.
4.     Leasing
Perusahaan sewa guna (leasing) bidang usahanya lebih ditekankan kepada pembiayaan barang-barang modal yang diinginkan
oleh nasabah.  Sebagai contoh: jika seseorang ingin memperoleh barang barang-barang modal secara kredit maka kebutuhan ini
pembayaranya dapat ditutupi oleh perusahaan lasing. Pembayaran oleh nasabah diangsur sesuai dengan kesepakatan yang telah
dibuat.
5.     Asuransi
Perusahaan asuransi merupakan perusahaan  yang bergerak dalam bidang pertanggungan. Setiap nasabah diberikan polis
asuransi yang harus dibayar sesuai dengan perjanjian dan perusahaan asuransi akan menanggung kerugian dengan
menggantikanya apabila nasabahnya terkena musibahatau terkena resiko seperti yang telah diperjanjikanya. 
6.     Dana Pensiun
Dana Pensiun merupakan perusahaan yang kegiatanya mengelola dana pensiun suatu perusahaan pemberi kerja atau
perusahaan itu sendiri.
 
Lembaga keuangan bukan bank dapat mendorong pengembanan pasar uang dan pasar modal serta membantu permodalan
sejumlah perusahaan yang dimiliki pengusaha golongan ekonomi lemah. Kegiatan usaha yang dilakukan oleh lembaga keungan
bukan bank adalah sebagai berikut.

 Menghimpun dana dengan cara mengeluarkan surat-surat berharga. bank lainnya.


 Memberikan kredit jangka menengah dan panjang kepada perusahaan atau proyek yang dimiliki oleh pemerintah
maupun swasta.
 Menjadi perantara bagi perusahaan-perusahaan Indonesia dan badan hukum pemerintah untuk mendapatkan kredit
dan dalam maupun luar negeri.
 Melakukan penyertaan modal di perusahaan-perusahaandan penjualan saham-saham di pasar modal.
 Melakukan usaha lain di bidang keuangan setelah mendapat persetujuan Menteri Keuangan.
 Menjadi perantara bagi perusahaan-perusahaan untuk mendapatkan tenaga ahli di bidang keuangan.

 HUBUNGAN LEMBAGA KEUANGAN DENGAN PASAR KEUANGAN


Keberadaan lembaga keuangan maupun pasar keuangan sangat dipengaruhi oleh aktivitas dari para pemilik dana / investor /
kriditor dan para pencari dana (perusahaan yang memerlukan dana)  semakin banyaknya jumlah investor dan dana yang akan
ditanamkannya dan bertambahnya perusahaan pencari dana maka semakin sibuk kedua lembaga tersebut, dan sebaliknya
berkurangnya investor maupun berkurangnya pemerlu dana akan berakibat sepinya aktivitas kedua lembaga tersebut.

Bagaimana hubungan kedua lembaga tersebut terhadap para investor dan pencari dana dapat diuraikan sebagai berikut :

 1.    Ditinjau dari perusahaan pemilik dana atau kreditor / investor; lembaga keuangan adalah tempat untuk
menaruh/menyimpan/menempatkan dana seperti dalam bentuk tabungan, deposito. Sedangkan pasar keuangan adalah tempat
untuk melakukan investasi baik untuk jangka pendek maupun untuk investasi jangka panjang.
2.    Ditinjau dari perusahaan yang membutuhkan dana/debitor, lembaga keuangan adalah institusi untuk mendapatkan
kredit/pinjaman. Sedangkan pasar keuangan tempat untuk mencari dana melalui penyerahan saham dan atau obligasi,

 Hubungan antara lembaga keuangan dengan pasar keuangan adalah bahwa lembaga keuangan juga dapat berpartisipasi aktif
dalam pasar keuangan (pasar uang dan pasar modal) baik sebagai yang memerlukan dana yaitu dengan menempatkan saham
atau obligasi maupun sebagai yang memiliki dana yaitu dengan membeli saham dan atau obligasi untuk jangka pendek maupun
jangka panjang. 

 Partisipasi aktif ini tak lepas adanya dorongan dari pada pemilik dana maupun yang membutuhkan dana., artinya
manakala  tabungan investor jumlahnya sangat tinggi, dan mengakibatkan kelebihan kas pada lembaga keuangan dan atas
pertimbangan bisnis lebih menguntungkan melakukan investasi, maka dana lebih tersebut ditempatkan dengan membeli
sekuritas pada pasar keuangan. Selanjutnya manakala kebutuhan dana meningkat karena adanya permintaan dana dari pencari
dana maka sekuritas tersebut dilepas / dijual pada pasar keuangan dengan asumsi melalui pertimbangan bisnis. Pelepasan
sekuritas dapat pula dilakukan manakala nilai jual  sekuritas  sangat menguntungkan

PASAR MODAL, Setiap negara yang akan melakukan pembangunan memerlukan modal. Modal yang  digunakan dapat berasal
dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Secara umum, sumber dana pembangunan (modal) berasal dari dalam negeri yang
berupa tabungan masyarakat, tabungan pemerintah, investasi modal langsung, penanaman modal asing, dan kredit ekspor.
Dalam teori ekonomi pembangunan banyak ditegaskan secara implisit tentang peranan modal dalam proses pembangunan.
Menurut Adam Smith, modal mempunyai peran sentral dalam proses pertumbuhan output. Akumulasi modal sangat diperlukan
untuk meningkatkan daya serap perekonomian terhadap angkatan kerja. Semakin tinggi modal yang tersedia dalam
perekonomian, semakin tinggi pula kemampuan perekonomian tersebut menyerap tenaga kerja.

Modal juga dapat meningkatkan produktivitas perekonomian. Proses produksi yang lebih banyak menggunakan modal
dibandingkan dengan tenaga kerja (labor intensive) dapat meningkatkan produktivitas pada proses produksi tersebut.

Pasar modal merupakan alternatif menggali pembiayaan pembangunan. Modal dari pasar modal dapat berasal dari dalam negeri
dan dari luar negeri. Di pasar modal yang diperjualbelikan adalah kepemilikan ini dapat berupa saham, surat pernyataan utang
seperti obligasi dan surat pernyataan utang lainnya yang berjangka panjang.

Pasar modal mempunyai peran penting dalam kegiatan ekonomi secara makro. Pasar modal dapat berperan sebagai alat untuk
mengalokasikan sumber daya ekonomi secara optimal. Perusahaan yang memerlukan dana memandang pasar modal sebagai
suatu alat untuk memperoleh dana yang lebih menguntungkan dibandingkan dengan modal yang diperoleh dari sektor
perbankan. Modal yang diperoleh dari pasar modal, selain lebih mudah memperolehnya, juga biaya untuk memperoleh modal
tersebut lebih murah.

Pasar modal akan berjalan baik jika informasi yang diperlukan oleh pihak yang terlibat di dalamnya dapat diperoleh dengan
cepat, tepat, dan akurat. Pasar modal yang dapat berfungsi dengan baik akan dapat meningkatkan kinerja ekonomi melalui
peningkatan pendapatan nasional, terciptanya kesempatan kerja, dan semakin meratanya hasil-hasil pembangunan bagi
masyarakat.

Bertambahnya modal yang dapat dihimpun dalam suatu periode oleh suatu perekonomian akan dapat menaikkan pendapatan
nasional dan kesempatan kerja bagi perekonomian akan dapat menaikkan pendapatan nasional dan kesempatan kerja bagi
perekonomian tersebut. Kenaikan modal (investasi) mempunyai hubungan positif dengan pendapatan nasional. Jika pada suatu
periode terjadi pertambahan modal, maka pendapatan nasional akan meningkat.

Demikian juga dengan penanaman modal terjadi, maka semakin bertambah pula tenaga kerja yang dibutuhkan. Pemerataan
hasil-hasil pembangunan dapat diciptakan dari adanya pendistribusian pemilikan perusahaan kepada masyarakat melalui
penjualan saham perusahaan yang ada dalam perekonomian tersebut. Jika kinerja perusahaan yang go public meningkat, maka
masyarakat akan menerima penghasilan dari saham yang dimiliki berupa dividen, bunga, dan capital gain.

Definisi Pasar Modal


Pengertian pasar modal secara umum menurut Keputusan Menteri Keuangan RI No. 1548/KMK/1990 tentang peraturan pasar
modal, adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk di dalamnya adalah bank-bank komersial dan semua
lembaga perantara di bidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Sedangkan dalam arti sempit,
pasar modal adalah suatu tempat dalam pengertian fisik yang mengorganisasikan transaksi penjualan efek atau disebut bursa
efek. Pengertian bursa efek atau stock exchange adalah suatu sistem yang terorganisir yang mempertemukan antara penjual
dan pembeli efek yang dilakukan baik secara langsung maupun melalui wakil-wakilnya. Bursa efek ini berfungsi

untuk menjaga kontinuitas pasar dan menciptakan harga efek yang wajar melalui mekanisme permintaan dan penawaran
(Sutrisno, 2013:309).

Pasar modal dapat diartikan juga sebagai pasar yang dikelola secara terorganisir dengan aktivitas perdagangan sekuritas (surat
berharga), seperti obligasi, saham preferen, saham biasa, waran, dan right dengan menggunakan jasa perantara, komisioner,
underwriter, dan lembaga yang lain yang ada pada pasar tersebut (Miswanto, 1998:103).

Pasar modal dan industri sekuritas merupakan salah satu indikator untuk menilai perekonomian suatu negara berjalan dengan
baik atau tidak. Hal ini disebabkan perusahaan yang masuk ke pasar modal adalah perusahaan-perusahaan besar dan kredibel di
negara yang bersangkutan, sehingga bila terjadi penurunan kinerja pasar modal bisa dikatakan telah terjadi pula penurunan
kinerja di sektor riil. Dan kondisi tersebut merupakan sinyal telah terjadinya penurunan perekonomian suatu negara.

Fungsi Pasar Modal, Pasar modal memiliki beberapa fungsi strategis yang menyebabkan lembaga ini mempunyai daya tarik bagi
pihak yang membutuhkan dana, pihak yang memiliki dana, maupun pemerintah. Pemerintah sangat berkepentingan dalam
pembinaan pasar modal, karena dengan membaiknya kondisi pasar modal bisa mencegah terjadinya capital flight atau pelarian
modal ke luar negeri. Bila suatu negara tidak ada pasar modal, kemungkinan besar akan terjadi capital flight karena tidak adanya
sarana investasi bagi para pemilik dana. Oleh karena itu pasar modal mempunyai beberapa fungsi antara lain adalah (Sutrisno,
2013:310):

(1) Sebagai Sumber Penghimpunan Dana


Kebutuhan dana perusahaan bisa dipenuhi dari berbagai sumber pembiayaan. Salah satu sumber dana yang bisa dimanfaatkan
oleh perusahaan adalah pasar modal selain sistem perbankan yang selama ini dikenal sebagai media perantara keuangan secara
konvensional. Ada beberapa keterbatasan apabila perusahaan memanfaatkan bank sebagai sumber dana. Keterbatasan tersebut
adalah jumlah dana yang bisa ditarik dari perbankan terbatas, karena pada industri perbankan dikenal dengan adanya legal
lending limit atau batas maksimal pemberian kredit (BMPK). Sehingga bila perusahaan ingin menggalang dana yang jumlahnya
relatif besar akan terhambat dengan aturan perbankan tersebut. Oleh karena itu perusahaan bisa masuk ke pasar modal untuk
menggalang dana yang besarnya sesuai dengan yang diharapkan tanpa ada batasan besarnya dana.

(2) Sebagai Sarana Investasi


Pada umumnya perusahaan yang menjual surat berharga (saham atau obligasi) ke pasar modal adalah perusahaan yang sudah
mempunyai reputasi bisnis yang baik dan kredibel, sehingga efek-efek yang dikeluarkan akan laku dijualbelikan di bursa.
Sementara, pemilik dana atau investor jika tidak ada pilihan lain mereka akan menginvestasikan pada perbankan yang notabene
mempunyai tingkat keuntungan yang relatif kecil. Dengan adanya surat berharga yang mudah dijualbelikan, maka bagi investor
merupakan alternatif
instrumen investasi. Investasi di pasar modal lebih fleksibel, sebab setiap investor bisa dengan mudah memindahkan dananya
dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya atau dari satu industri ke industri lainnya. Oleh karena itu pasar modal sebagai salah
satu alternatif instrumen penempatan dana bagi investor selain di perbankan atau investasi langsung lainnya.
(3) Pemerataan Pendapatan
Pada dasarnya apabila perusahaan tidak melakukan go public, pemilik perusahaan terbatas pada personal-personal pendiri
perusahaan yang bersangkutan. Dengan go public-nya perusahaan memberikan kesempatan kepada masyarakat luas untuk ikut
serta memiliki perusahaan tersebut. Dengan demikian akan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk ikut menikmati
keuntungan dari perusahaan berupa bagian keuntungan atau dividen, sehingga semula hanya dinikmati oleh beberapa orang
pemilik, akhirnya bisa dinikmati oleh masyarakat artinya ada pemerataan pendapatan kepada masyarakat.
(4) Sebagai Pendorong Investasi
Sudah merupakan kewajiban pemerintah untuk memajukan pembangunan dan perekonomian negaranya. Untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dan memajukan pembangunan membutuhkan investasi besar. Pemerintah tidak akan mampu untuk
melakukan investasi sendiri tanpa dibantu oleh pihak swasta nasional dan asing. Untuk mendorong agar pihak swasta dan asing
mau melakukan investasi baik secara langsung maupun tidak langsung, pemerintah harus mampu menciptakan iklim investasi
yang kondusif bagi mereka. Salah satu iklim investasi yang kondusif adalah likuidnya pasar modal. Semakin baik pasar modal,
semakin banyak perusahaan yang akan masuk ke pasar modal dan semakin banyak investor baik nasional maupun asing yang
bersedia menginvestasikan dananya ke Indonesia melalui pembelian surat berharga di pasar modal.   

Manfaat Pasar Modal


Ada beberapa manfaat pasar modal yang dapat dirasakan baik oleh perusahaan penerbit sekuritas (emiten), pemodal (investor),
pemerintah maupun lembaga penunjang pasar modal.
Manfaat pasar modal bagi emiten, yaitu (Martono, 2014:385):
1. Jumlah dana yang dapat dihimpun bisa berjumlah besar.
2. Dana tersebut dapat diterima sekaligus pada saat pasar perdana selesai.
3. Solvabilitas perusahaan tinggi sehingga memperbaiki citra perusahaan.
4. Ketergantungan emiten terhadap bank menjadi kecil.
5. Cash flow hasil penjualan saham biasanya lebih besar dari harga nominal perusahaan.
6. Emisi saham cocok untuk membiayai perusahaan yang berisiko tinggi.
7. Tidak ada beban finansial yang tetap.
8. Jangka waktu penggunaan dana tidak terbatas.
9. Tidak dikaitkan dengan kekayaan sebagai jaminan tertentu.
10. Profesionalisme dalam manajemen meningkat.
 

Manfaat pasar modal bagi investor adalah:


 1. Nilai investasi berkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi. Peningkatan ini tercermin pada     
    meningkatnya harga saham yang menjadi capital gain.
2. Memperoleh dividen bagi yang memiliki saham dan mendapatkan bunga tetap atau bunga   
    mengambang bagi yang memiliki obligasi.
3. Memperoleh hak suara dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) bagi pemegang saham dan
    mempunyai hak suara dalam rapat umum pemegang obligasi (RUPO) bagi pemegang obligasi.
4. Dapat dengan mudah mengganti instrumen investasi, misalnya dari saham perusahaan A berganti  
    ke saham perusahaan B sehingga dapat meningkatkan keuntungan atau mengurangi risiko.
5. Dapat sekaligus melakukan investasi dalam beberapa instrumen untuk mengurangi risiko.
 

Manfaat pasar modal bagi pemerintah adalah:


 1. Mendorong laju pembangunan.
2. Mendorong investasi.
3. Penciptaan lapangan kerja.
4. Bagi BUMN mengurangi beban anggaran.
Manfaat pasar modal bagi lembaga penunjang adalah:
 1. Menuju ke arah profesional di dalam memberikan pelayanannya sesuai dengan bidang
tugas masing-masing.
2. Sebagai pembentuk harga dalam bursa paralel.
3. Semakin bervariasinya jenis lembaga penunjang.
4. Likuiditas efek semakin tinggi.

Pasar modal di Indonesia dimulai ketika pemerintah Hindia Belanda mendirikan Bursa Efek Batavia pada akhir tahun 1912.
Tujuan didirikannya bursa efek tersebut untuk memobilisasi dana dalam rangka membiayai perkebunan milik Belanda yang saat
itu dikembangkan secara besar-besaran di Indonesia. Pendirian bursa efek di Batavia diikuti dengan pendirian bursa efek di
Semarang dan di Surabaya pada tahun 1955. Dengan berbekal pengalaman di negeri Belanda, bursa efek tersebut mengalami
perkembangan yang pesat sampai akhirnya terhenti dengan adanya perang dunia kedua. Selanjutnya memasuki era
kemerdekaan, Bursa Efek Indonesia kembali diaktifkan dengan diterbitkannya obligasi pemerintah dan diberlakukannya UU
darurat tentang Bursa No. 13 tahun 1951 yang kemudian ditetapkan dengan UU No. 15 tahun 1952. Namun usaha mengaktifkan
bursa efek tidak mengalami perkembangan sampai dekade 1970-an. Pemerintah mulai mengaktifkan kembali pasar modal di
Indonesia tahun 1976 dengan dikeluarkannya Keppres No. 52 tahun 1976 tentang Pasar Modal. Kemudian pada tanggal 10
Agustus 1977, pemerintah membentuk Badan Pelaksana Pasar Modal (BAPEPAM) serta PT. Danareksa.

 Lembaga yang terkait dengan Pasar Modal

 Pasar modal sebagai wadah untuk mencari dana bagi emiten dan wadah investasi bagi pemodal melibatkan berbagai pihak.
Agar tercipta iklim investasi yang baik, dan berlakunya pelaksanaan, pembinaan, dan pengawasan yang baik diperlukan
pengelolaan pasar modal efektif dan efisien. Ada beberapa lembaga yang mengelola pasar modal, yaitu:

 1. Badan Pembina Pasar Modal


Tugas pokok Badan Pembina Pasar Modal adalah:
 a. Memberikan pertimbangan kebijakan kepada menteri keuangan dalam melaksanakan   wewenangnya di bidang pasar modal
berdasarkan UU No. 15 tahun 1952 tentang Bursa.
 b. Memberikan pertimbangan kebijakan kepada menteri keuangan dalam melaksanakan wewenangnya terhadap BUMN, PT.
(Persero) Danareksa sebagaimana dimaksud Keppres No. 52 tahun 1976.
Keanggotaan Badan Pembina Pasar Modal terdiri dari:
Ketua : Menteri Keuangan
Wakil Ketua : Menteri Negara Perencanaan Nasional/Ketua Bappenas
Anggota :
1. Menteri Perdagangan dan Industri
 2. Menteri Sekretaris Negara
 3. Gubernur Bank Indonesia
 4. Ketua BKPM
Sekretaris : Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan
 
2. Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM)
Tugas pokok BAPEPAM menurut Keppres No. 53 tahun 1990 tentang pasar modal adalah:
a. Mengikuti perkembangan dan mengatur pasar modal sehingga surat berharga dapat
ditawarkan dan diperdagangkan secara teratur dan wajar, dan efisien serta melindungi
kepentingan pemodal dan masyarakat umum.
b. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap lembaga-lembaga berikut:
1. Reksa dana
2. Bursa efek
3. Lembaga kliring, penyelesaian, dan simpanan
4. Perusahaan efek dan perorangan
5. Lembaga penunjang pasar modal yaitu: Tempat Penitipan Harta, Biro Administrasi
Efek, Wali Amanat, atau Penunjang
6. Profesi Penunjang Pasar Modal
 
3. Lembaga Penunjang Pasar Modal
Lembaga penunjang ini penting dalam mempertemukan antara emiten dengan pemodal
dan menjalankan fungsinya berada di antara kepentingan emiten dan pemodal (investor). Pada
prinsipnya lembaga penunjang menawarkan atau menyediakan jasa-jasa, baik bagi emiten
maupun investor. Lembaga penunjang pasar modal dilihat dari fungsinya dapat dibedakan
lembaga penunjang yang terlibat dalam pasar perdana, pasar sekunder, dan penerbitan obligasi.
 

a. Lembaga Penunjang Pasar Perdana


Lembaga penunjang di pasar perdana ini nantinya yang membantu perusahaan atau emiten
yang akan go public untuk menawarkan sahamnya yang dijual langsung kepada masyarakat.
Lembaga-lembaga ini adalah (Sutrisno, 2013:313):
 
(1) Penjamin emisi atau Underwriter
Penjamin emisi ini mempunyai tugas yang amat vital dalam proses go public, sebab penjamin emisi inilah yang memandu emiten
sejak emiten menyatakan kehendak untuk menjual sahamnya sampai efek didaftarkan ke bursa. Tugas penjamin emisi ini antara
lain
(1) memberikan nasihat kepada emiten mengenai jenis efek, harga yang wajar, dan jangka waktu
      yang layak untuk obligasi,
(2) menyatakan pendaftaran emisi efek dan membantu menyediakan dokumen-dokumen yang    
     dibutuhkan dalam proses emisi, termasuk penyusunan prospektus dan merancang spesimen efek,     
     dan
(3) mengorganisir penyelenggaran emisi.
 
(2) Akuntan Publik,Akuntan publik mempunyai tugas berkaitan dengan pembukuan dan penyusunan laporan
keuangan. Tugasnya adalah melakukan pemeriksaan laporan keuangan perusahaan dan
memberikan pendapat, memeriksa pembukuan, memberikan petunjuk terhadap cara-cara
pembukuan yang baik.
 
(3) Konsultan Hukum, Konsultan hukum mempunyai tugas melakukan pemeriksaan terhadap keabsahan usaha
emiten seperti Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, izin usaha, bukti-bukti
kepemilikan, perikatan-perikatan, maupun gugatan-gugatan terhadap perusahaan.
 (4) Notaris, Sebelum perusahaan go public terlebih dulu harus melaksanakan Rapat Umum Pemegang
Saham yang salah satu agendanya membahas rencana go public. Tugas notaris adalah membuat
berita acara RUPS, membuat konsep akta perubahan Anggaran Dasar, dan menyiapkan naskah-
naskah perjanjian dalam rangka emisi efek.
(5) Agen Penjual, Tugas agen penjual lebih diutamakan untuk melayani penjualan efek kepada investor serta
mengembalikan dana (refund) bila terjadi kelebihan permintaan, dan penyerahan efek kepada
investor.
(6) Perusahaan Penilai, Perusahaan penilai atau appraisal ini akan dimanfaatkan bila emiten akan mengadakan
revaluasi terhadap aktivanya, agar diperoleh gambaran yang riil mengenai besarnya aset
perusahaan, yang akan digunakan sebagai dasar dalam melakukan go public.
  
b. Lembaga Penunjang Pasar Sekunder
Pasar sekunder merupakan jual beli efek yang terjadi di bursa, sehingga lembaga-lembaga penunjang di pasar sekunder lebih
banyak untuk membantu memperlancar perdagangan efek
di bursa. Lembaga-lembaga tersebut adalah (Sutrisno, 2013:314):
 (1) Pedagang Efek
Pedagang efek ini kegiatannya adalah melakukan pembelian dan penjualan efek untuk keuntungan perusahaannya sendiri.
Pedagang efek inilah yang bisa menghidupkan gairah pasar modal.
(2) Perantara Peragangan Efek (Broker)
Pada dasarnya yang bisa melakukan perdagangan di bursa adalah perusahaan yang sudah terdaftar di bursa, sehingga individu
tidak bisa melakukan transaksi secara langsung ke bursa, tetapi harus melalui perantara yakni broker atau pialang. Dengan
demikian tugas broker ini adalah melakukan transaksi jual beli efek untuk kepentingan orang lain, broker hanya sebagai
perantara. Dan atas jasanya akan mendapatkan fee tertentu dari para investor.
(3) Perusahaan Efek
Perusahaan efek ini mempunyai lingkup kegiatan yang sangat luas, bisa sebagai pedagang efek, bisa sebagai perantara, dan juga
bisa sebagai penjamin emisi.
(4) Biro Administrasi Efek
Biro Administrasi Efek merupakan lembaga penunjang pasar modal yang berperan menyelenggarakan administrasi perdagangan
efek. Lembaga ini secara teratur menyediakan jasa-jasa untuk emiten dalam melaksanakan pembukuan, transfer dan
pencatatan, pembayaran dividen, dan membuat laporan tahunan.
 
c. Lembaga Penunjang Penerbitan Obligasi
Instrumen yang bisa diterbitkan oleh emiten selain saham adalah obligasi, yakni surat hutang berjangka panjang dengan nilai
nominal tertentu dan setiap tahun membayarkan bunga. Untuk mengeluarkan obligasi ini, lembaga penunjang yang terlibat
adalah (Sutrisno, 2013:315):
 
(1) Wali Amanat atau Trustee
Wali amanat ini merupakan lembaga yang mewakili pemegang obligasi dalam melakukan kontrol terhadap emiten. Lembaga ini
bertugas menganalisis kemampuan emiten, melakukan penilaian kekayaan emiten, memberikan nasihat, melakukan
pengawasan, dan memantau secara terus menerus perkembangan emiten, dan juga berfungsi sebagai agen pembayar. Apabila
diperlukan wali amanat, bisa memanggil Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO).
 
(2) Penanggung atau Guarantor
Penanggung atau guarantor ini bertanggung jawab terhadap terpenuhinya pembayaran bunga dan pokok obligasi pada
waktunya.
 
 (3) Agen Pembayar
Agen pembayar bertugas melakukan pembayaran bunga obligasi dan nilai nominal obligasi pada saat jatuh tempo.
   
Para Pelaku Pasar Modal
Semaraknya aktivitas pasar modal tidak terlepas dengan adanya pemain-pemain pasar di bursa. Ada beberapa pemain yang
meramaikan lantai bursa, yaitu (Sutrisno, 2013:316-319):

 (1)  Investor, yakni instansi atau individu yang melakukan jual beli instrumen pasar modal yang tujuan pemilikan efeknya untuk
jangka panjang. Contohnya yayasan dana pensiun, perusahaan asuransi, dan perusahaan-perusahaan lainnya.
(2) Speculator, adalah instansi atau individu yang melakukan jual beli instrumen investasi pasar modal untuk tujuan jangka
pendek. Biasanya pemain ini di bursa lebih banyak.
(3) Acquisitor, merupakan instansi yang tujuan dalam pembelian saham untuk ikut mengendalikan perusahaan yang
mengeluarkan saham. Biasanya acquisitor ini akan masuk pasar modal bila terjadi penjualan saham secara besar-besaran melalui
tender over, sehingga bisa membeli dalam porsi besar dan bisa ikut dalam manajemen perusahaan.
 
Instrumen Pasar Modal
Instrumen pasar modal pada prinsipnya adalah semua surat-surat berharga (efek) yang umum diperjualbelikan melalui pasar
modal. Menurut Keputusan Menteri Keuangan No. 1548/KMK.013/1990 tanggal 4 Desember 1990, yang dimaksud dengan efek
adalah setiap surat pengakuan hutang, surat berharga komersiil, saham, obligasi, sekuritas kredit, tanda bukti hutang, right,
warrant, opsi atau setiap derivatif dari efek atau setiap instrumen yang ditetapkan oleh BAPEPAM sebagai efek. Sifat efek yang
diperdagangkan di pasar modal (bursa efek) berjangka waktu panjang. Instrumen yang paling umum diperjualbelikan melalui
bursa efek di Indonesia saat ini adalah saham dan obligasi (Martono, 2014:392-396).

A. Saham
Saham adalah surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal pada suatu perusahaan. Ada beberapa jenis saham dalam
praktek, yang dapat dibedakan menurut cara peralihan dan manfaat yang diperoleh para pemegang saham.
 a. Jenis saham menurut cara pengalihannya
Ditinjau menurut cara pengalihannya, saham dibedakan menjadi:

(1) Saham atas unjuk (Bearer stock)


Di atas sertifikat tidak dituliskan nama pemiliknya. Dengan pemilikan saham atas unjuk, seseorang pemilik sangat mudah untuk
mengalihkan atau memindahkannya kepada orang lain karena sifatnya mirip dengan uang. Pemilik saham atas unjuk harus
berhati-hati membawa dan menyimpannya, karena kalau saham tersebut hilang, maka pemilik tidak dapat memintakan
gantinya. Di Indonesia, PT. Zebra Taxi yang berada di Surabaya adalah satu-satunya perusahaan yang pernah menerbitkan saham
atas unjuk dengan nilai nominal tertentu yang dulu didaftarkan di bursa paralel.
 
(2) Saham atas nama (Registered stock)
Di atas sertifikat saham ditulis nama pemiliknya. Cara peralihan dengan dokumen peralihan dan kemudian nama pemiliknya
dicatat dalam buku perusahaan yang khusus memuat daftar nama pemegang saham. Kalau sertifikat ini hilang, pemilik dapat
meminta ganti. Di Indonesia selain PT. Zebra Taxi, semua perusahaan yang menerbitkan saham merupakan saham atas nama.
  
b. Jenis saham menurut manfaatnya
(1) Saham biasa
Saham biasa (common stock atau common share) biasanya selalu ada dalam struktur modal saham. Jenis-jenis saham biasa
antara lain:
a. Saham unggulan (blue chips). Saham yang diterbitkan besar, yang telah memperlihatkan kemampuan dalam memperoleh
keuntungan dan pembayaran dividen.
b. Growth stocks. Saham yang dikeluarkan oleh perusahaan yang laba dan pangsa pasarnya mengalami perkembangan.
c. Emerging growth stocks. Saham yang dikeluarkan oleh perusahaan yang relatif lebih kecil tetapi mempunyai daya tahan yang
kuat dalam kondisi ekonomi yang kurang baik.
d. Income stocks. Yaitu saham yang membayar dividen melebihi jumlah rata-rata pendapatan.
e. Cyclical stocks. Adalah saham perusahaan yang mempunyai keuntungan berfluktuasi dan sangat dipengaruhi oleh siklus
usaha.
f. Defensive stocks. Yaitu saham perusahaan yang dapat bertahan dan tetap stabil dari periode atau kondisi yang tidak menentu.
g. Speculative stocks. Pada prinsipnya semua saham yang diperdagangkan adalah saham spekulatif, karena pada waktu membeli
tidak ada kepastian keuntungan yang akan kita dapat.
 
(2) Saham preferen
Saham preferen (preferred stocks) dalam praktek terdapat beberapa jenis yaitu:
a. Cumulative preferred stock
Saham preferen jenis ini memberikan hak kepada pemiliknya atas pembagian dividen yang sifatnya kumulatif dalam suatu
persentase atau jumlah tertentu. Sehingga jika pada tahun tertentu dividen yang dibayarkan tidak mencukupi atau tidak dibayar
sama sekali, maka hal ini diperhitungkan pada tahun-tahun berikutnya.
b. Non cumulative stock
Pemegang saham jenis ini mendapat prioritas dalam pembagian dividen sampai pada suatu persentase atau jumlah tertentu,
tetapi tidak kumulatif.
 c. Participating preferred stock
Pemilik saham ini selain memperoleh dividen tetap juga memperoleh dividen tambahan (extra dividend).
 
B. Obligasi 
Obligasi dapat dibedakan dalam beberapa jenis, tergantung sudut mana kita melihatnya, diantaranya dari sudut pengalihannya,
jangka waktu, jaminan atas obligasi, dan bunga yang dibayarkan, dan sebagainya.
 a. Jenis obligasi berdasarkan cara pengalihannya
Berdasarkan dari cara pengalihan obligasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu obligasi atas unjuk dan obligasi atas nama.
 
(1) Obligasi atas unjuk (Bearer bond)
Ciri-ciri obligasi antara lain: nama pemilik tidak tercantum dalam sertifikat obligasi, kupon bunga yang dibayarkan tercantum
dalam sertifikat, sangat mudah dipindahtangankan, sertifikat dan kupon yang hilang tidak dapat diganti, dan sebagainya. Pada
umumnya obligasi di Indonesia adalah jenis obligasi atas unjuk.
 (2) Obligasi atas nama (Registered bond)
Pada obligasi atas nama untuk pokok pinjaman, nama pemilik dan kupon bunga tercantum dalam sertifikat. Sedangkan obligasi
atas nama untuk bunga dan nama pemilik tidak tercantum dalam sertifikat tetapi dicatat di perusahaan emiten guna
mempermudah dalam pengiriman bunga.
 
b. Jenis obligasi berdasarkan jaminan yang diberikan
Berdasarkan jaminan yang diberikan obligasi ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu obligasi dengan jaminan (secured bonds)
dan obligasi tanpa jaminan (unsecured bonds).
 (1) Obligasi dengan jaminan terdiri:
a. Guaranted bond (obligasi bergaransi)
Obligasi ini biasanya dikeluarkan oleh perusahaan kecil yang kekurangan dana. Perusahaan ini biasanya berafiliasi atau menjadi
anak perusahaan dari perusahaan yang lebih besar. Perusahaan besar inilah yang memberikan jaminan terhadap pelunasan
pokok dan bunga obligasi dalam bentuk garansi.
 b. Mortgage bond (obligasi dengan jaminan real estate)
Obligasi ini dikenal juga dengan jaminan hipotek. Nilai jaminan yang diberikan perusahaan penerbit obligasi tentu melebihi dari
obligasi yang diterbitkan.
 c. Collateral trust bond
Obligasi ini dijamin dengan efek yang dimiliki emiten dalam bentuk portofolio. Kemungkinan pula emiten menjamin saham-
saham anak perusahaannya.
 d. Equipment trust bond
Jaminan yang diberikan bagi pemegang obligasi ini adalah berupa equipment yang dimiliki oleh perusahaan penerbit obligasi dan
equipment tersebut digunakan sehari-hari, misalnya pesawat untuk perusahaan penerbangan.
 
(2) Obligasi tanpa jaminan (unsecured bond) terdiri atas:
a. Debenture bond
Pada obligasi ini tidak ada aset yang menjadi jaminan, kecuali kejujuran, nama baik, dan kesediaan membayar. Obligasi
pemerintah biasanya memiliki sifat seperti ini.
 b. Subordinate debenture bond
Biasanya memiliki tingkat klaim yang lebih rendah dari semua obligasi emiten yang beredar. Obligasi ini bunganya sangat tinggi,
karena tingkat risiko tinggi dan keamanannya paling rendah.
 c. Jenis obligasi berdasarkan cara penetapan dan pembayaran bunga

Berdasarkan atas penetapan bunga, ada beberapa jenis obligasi yaitu obligasi dengan bunga tetap, obligasi dengan bunga tidak
tetap, obligasi tanpa bunga, dan obligasi perpetual.
 (1) Obligasi dengan bunga tetap
Obligasi ini memberikan bunga tetap yang dibayar setiap periode tertentu, dan pada waktu jatuh tempo pokok pinjaman
dibayarkan kepada pemegang obligasi.
 (2) Obligasi dengan bunga tidak tetap
Penetapan bunga dari obligasi ini bermacam-macam, misalnya bunga dikaitkan dengan indek atau tingkat bunga deposito.
(3) Obligasi tanpa bunga
Obligasi ini tidak memiliki bunga, keuntungan yang diperoleh dari pemilik obligasi ini adalah selisih antara nilai pada waktu jatuh
tempo yaitu sebesar nilai nominal dengan selisih pada harga beli.
(4) Obligasi perpetual
Obligasi ini tidak mempunyai jatuh tempo, sehingga penerbit obligasi tidak mempunyai kewajiban mengembalikan hutang
kecuali jika perusahaan dilikuidasi. Keuntungan yang diharapkan pemegang obligasi ini adalah bunga yang dibayar secara
periodik selama perusahaan berjalan.
 
C. Opsi (Option)
Option atau opsi di Indonesia belum umum diperdagangkan, namun dalam praktek di luar negeri instrument ini sangat popular.
Dalam penerbitan option terdapat dua pihak yang terkait yaitu penulis (writer) dan pemegang (holder) option. Option ini adalah
efek yang bukan diterbitkan emiten. Ada dua istilah dalam option yaitu call dan put option, call option memberikan hak kepada
pemegangnya untuk membeli saham pada harga yang telah ditentukan sebelumnya. Harga ini lazim disebut exercise price atau
striking price. Sedangkan jika memiliki put option maka kita memperoleh hak untuk menjual saham tertentu dengan harga dan
hari yang telah ditentukan.
 
 D. Waran (Warrant) 
Warrant adalah salah satu surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk
membeli saham dengan syarat-syarat yang telah ditentukan terlebih dahulu. Syarat-syarat tersebut biasanya mengenai: harga
saham yang akan dibeli (tanpa menghiraukan harga pasar), jumlah saham yang dapat dibeli. Masa berlaku warrant biasanya 5-10
tahun.
 
E. Penerbitan Sekuritas kepada Masyarakat (Public Issue)
Perusahaan dapat mendapatkan dana dari publik (masyarakat) atau dari privat (orang atau lembaga tertentu). Untuk mendapat
dana dari publik (masyarakat), perusahaan dapat melakukan public issue dan untuk mendapatkan dana kalangan tertentu,
perusahaan dapat melakukan privat placement. Public issue adalah menjual sekuritas obligasi atau saham kepada masyarakat
umum, sedangkan privat placement adalah menjual sekuritas saham atau obligasi kepada beberapa investor yang terbatas
(kadang-kadang hanya satu investor).
 
Saat perusahaan mengeluarkan sekuritas kepada masyarakat umum, biasanya menggunakan jasa investment banker.
Investment banker adalah lembaga perantara antara pihak yang butuh dana dan pihak yang kelebihan dana. Fungsi investment
banker adalah membeli sekuritas baru dari perusahaan yang menerbitkan sekuritas tersebut dan kemudian menjual kembali
pada masyarakat.

F. Privileged Subscription
Selain menerbitkan sekuritas untuk dijual kepada investor, perusahaan dapat menawarkan privileged subscription kepada para
pemegang saham. Privileged subscription adalah menjual sekuritas baru yang mana pemegang saham yang ada diberi preferensi
dalam pembelian sekuritas untuk menambah proporsi jumlah lembar saham yang mereka telah miliki. Metode penawaran ini
disebut juga penawaran hal (right offering).
 
G. Right
Right adalah hak yang diberikan kepada pemilik saham biasa untuk membeli tambahan penerbitan saham baru. Hak ini biasanya
dicantumkan dalam anggaran dasar perusahaan. Ada dua tujuan diadakannya right yaitu:
a. Agar pemilik saham lama dapat mempertahankan pengendaliannya atas perusahaan.
b. Untuk mencegah penurunan nilai kekayaan pemilik saham lama.

Rangkuman Materi
Setiap kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan terutama investasi akan memerlukan adanya pendanaan. Oleh karena itu,
apabila dana internal yang dimilikin tidak cukup maka perusahaan harus mengupayakan dana yang bersal dari luar perusahaan.
Manajer keuangan perlu memperoleh dana dari luar pasar keuangan (financial market). Peserta atau pelaku dalam jual beli di
pasar uang ternyata dilakukan oleh banyak pihak, yaitu bank-bank, yayasan dana pensiun, perusahaan asuransi, Koperasi,
perusahaan dagang, perusahaan industri, perusahaan jasa, dan lembaga-lembaga keuangan lainnya.

Pengertian Kas dan Surat Berharga

Kas dan setara kas merupakan aktiva paling likuid yang dimiliki perusahaan. Menurut Sartono (2010: 415), kas adalah seluruh
uang tunai yang ada di tangan (cash on hand) dan dana yang disimpan di bank dalam berbagai bentuk seperti deposito, rekening
koran. Sedangkan surat berharga merupakan investasi jangka pendek yang bersifat temporal, yang apabila perusahaan
memerlukan kas dengan segera dapat menjual atau diubah dalam bentuk kas.

Kas dibutuhkan dalam kegiatan operasi perusahaan seperti untuk membayar gaji dan biaya-biaya tunai lain yang timbul dari
operasi perusahaan, pembelian bahan baku dan aktiva tetap, pembayaran deviden, pelunasan hutang, dll. Karena itu jumlah kas
dalam perusahaan harus bisa memenuhi semua kebutuhan tersebut, agar operasi perusahaan tidak terganggu. Seringkali
keberhasilan dalam sebuah perusahaan, tergantung kemampuan perusahaan dalam menyediakan kas untuk kegiatan operasi
atau membayar kewajiban financial tepat pada waktunya.

Motif Memiliki Kas


Memegang kas menimbulkan trade off  bagi perusahaan, karena kas merupakan aktiva yang tidak memberikan penghasilan (non
earning asset). Namun perusahaan harus tetap mempertahankan kas, demi kelangsungan hidupnya. Menurut Sartono (2010:
415), ada tiga motif kepemilikan kas, yaitu:

a.    Motif transaksi
Karena aliran kas masuk tidak sama denga aliran kas keluar, maka diperlukan adanya kas untuk melakukan transaksi usaha,
seperti membayar upah tenaga kerja, pajak, deviden, pengadaan persediaan.
b.    Motif berjaga-jaga
Karena ketidakpastian aliran kas pada masa mendatang, dan kemampuan meminjam perusahaan untuk menambah kebutuhan
dana. Bila perusahaan dapat mengetahui dengan pasti aliran kasnya maka kebutuhan untuk berjaga-jaga akan relatif kecil
c.    Motif spekulatif
Kebutuhan kas untuk memperoleh keuntungan karena perubahan harga surat berharga. Jika diperkirakan tingkat bunga akan
naik dan harga surat berharga akan tuurun, disarankan untuk menahan kas, termasuk dana disimpan di bank, sampai tingkat
bunga naik kembali. Sebaliknya ketika tingkat bunga diperkirakan turun, maka sebaiknya investasi pada surat berharga, dan
menjualnya kembali pada saat harga surat berharga  naik.
Model Penentuan Saldo Kas dengan Persediaan (William Baumol)

Karena adanya trade off dalam pemilihan kas oleh perusahaan, maka perlu dilakukan manajemen kas. Tujuannya untuk
menentukan saldo kas optimal yang harus dimiliki perusahaan, sehingga kelancaran kegiatan perusahaan tidak terganggu.
Jumlah kas yang optimal atas trade offI  antara tingkat bunga dengan biaya tansaksi. Apabila kondisi di masa yang akan datang
dapat diketahui dengan pasti, maka jumlah kas yang optimal akan mudah ditentukan.

Untuk menentukan jumlah kas yang optimal, digunakan asumsi: bila perusahaan mengalami kelebihan kas, maka kelebihan kas
akan diinvestasikan dalam bentuk surat berharga. Hal ini dapat dilakukan sepanjang tidak mempersulit perusahaan melakukan
pembayaran. Jika merubah surat berharga menjadi kas dan sebaliknya tidak menimbulkan biaya, maka sebenarnya perusahaan
tidak memerlukan kas.

 a.    Model Persediaan
Model ini dikembangkan oleh William Baumol, yang pada prinsipnya menggunakan model persediaan untuk
menentukan Economic Order Quantity  (EOQ) guna menentukan jumlah kas optimal. Model ini hanya bisa digunakan untuk
kondisi kepastian kas, dengan asumsi bahwa keputusan kas perusahaan relatif stabil dan dapat diperkirakan, serta arus kas
masuk dari operasi juga relatif stabil.
Pada model persediaan, jumlah kas yang optimal dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

C=√((2.F.T)/k) 

Keterangan:
C     = saldo kas optimal / jumlah transfer kas yang optimal
F     = Fixed cost atau biaya tetap untuk menjual dan membeli surat berharga
T     = Jumlah kas yang dibutuhkan untuk mendanai transaksi selama satu periode
k     = Opportunity costn da atau biaya kesempatan dari memegang uang tunai, besarnya sama dengan tingkat keuntungan yang
diperoleh jika membeli surat berharga

Menurut model ini, total biaya untuk mempertahankan kas akan teurdiri dari total biaya transaksi merubah surat berharga
menjadi kas dan sebaliknya, ditambah dengan total opportunity cost atau biaya kesempatan karena memegang kas. Biaya-biaya
ini dapat dihitung dengan persamaan:

Total biaya transaksi=T/C x F 

Total biaya opportunity=C/2 x k 

Pada saat menggunakan model persediaan, total biaya untuk mempertahankan kas akan minimum, dimana pada saat itu total
biaya transaksi sama dengan total biaya kesempatan.

Contoh: Kebutuhan kas PT. Berkah rata-rata setiap tahunnya Rp 180 juta. Biaya untuk merubah kas menjadi surat berharga dan
sebaliknya adalah Rp 250.000 tingkat pengembalian tahunan dari surat berharga diketahui sebesar 10%. Dari data ini tentukan:

1)      Berapakah  biaya kas yang optimal atau nilai obligasi yang harus dijual setiap kali transaksi
2)      Berapakah saldo kas rata-rata
3)      Berapa kali transaksi terjadi dalam setahun
4)      Berapa total biaya pengelolaan kas

Jawab:
1)   Jumlah kas optimal atau nilai obligasi yang harus dijual setiap kali transaksi
 C atau ECQ=√((2.F.T)/k) 
ECQ=√((2.(Rp 250.000).(Rp 180 juta))/0,1) 
ECQ=Rp 30 juta 

2)  saldo kas rata-rata 


                   = C optimal : 2 
                   = (Rp 30 juta)/2 
                   = Rp 15 juta 

3)   Jumlah transaksi yang terjadi dalam setahun


       = (Rp 180juta/ Rp 30 juta) x 1kali
        = 6 kali setahun atau 360 hari dibagi 6, maka transaksi terjadi setiap 60 hari 
  
4)   Besarnya total biaya pengeluaran kas = Biaya Opportunity + Biaya Transaksi
        = (C/2) x k) + (T/C xF)
        = (30 juta/ 2 x 0,1) + (Rp 180 juta/ 30 juta x Rp 250 ribu)
        = Rp 1,5 juta + Rp 1,5  juta
        = Rp 3 juta

Model persediaan mempunyai kelemahan yang timbul akibat asumsi yang digunakannya. Model ini mengasumsikan kebutuhan
kas perusahaan dan arus kas masuk dari operasi relatif stabil, sementara dalam prakteknya kebutuhan kas maupun penerimaan
kas dari operasi perusahaan berfluktuasi sepanjang tahun.

Model Stokhastik atau Miller-Orr


Dalam kondisi ketidakpastian terhadap kebutuhan dan penerimaan kas operasi, yang lazimnya dialami suatu perusahaan,
penerapan model persediaan kurang cocok. Model yang lebih baik digunakan untuk kondisi ini adalah model penentuan kas
optimal yang mempertimbangkan unsur ketidakpastian. Model ini dikembangkan oleh Merton Miller dan Daniell Orr, yang
disebut dengan model stokhastik.

Pada dasarnya model ini menentukan batas atas dan batas bawah dari fluktuasi kas perusahaan. Apabila kas yang dimiliki
perusahaan mencapai batas atas, maka perusahaan akan membeli sura berharga untuk menurunkan saldo kas. Sebaliknya jika
saldo  kas perusahaan mencapai batas bawah, maka perusahaan akan menjual surat berharga yang dimilikinya, untuk
menambah jumlah kas. Selama kas perusahaan masih berada antara batas atas dan batas bawah, perusahaan tidak melakukan
transaksi.

Besarnya batas atas dan batas bawah saldo kas perusahaan ditentukan oleh manajemen, dengan mempertimbangkan biaya
tetap setiap transaksi surat berharga, dan biaya kesempatan karena mempertahankan kas. Miller-Orr menetapkan batas bawah
sebesar nol, tapi batas atas sebesar h, atau bisa lebih dari 0.

Adapun rumus untuk menentukan saldo kas optimal menurut Miller-Orr dalam Sartono (2010: 426) dan Atmaja (1999: 389-390)
adalah sebagai berikut:
Z=∛(3 x F x r2/4 x k) 
H = 3Z – 2L           ------>          H = (3 x Z) - (2 x L)
Keterangan:
Z     = Saldo kas optimal
F     = Fixed cost untuk biaya transaksi
r2     = varians arus kas bersih harian
i      = bunga
k     = i / 360 hari
H    = Batas atas saldo kas
L     = Batas bawah saldo kas

Contoh: Pengbesar eluaran kas setiap hari perusahaan PT. SBC bersifat acak. Varians arus kas ditaksir sebesar Rp 1.000. kas yang
menganggur bisa diinvestasikan ke dalam surat berharga dengan tingkat keuntungan 18% per tahun. Biaya transaksi untuk
mengkonversikan surat berharga sebesar Rp 500 per transaksi. Dari data ini tentukanlah:
1)      Berapakah jumlah kas optimal perusahaan
2)      Berapakah batas atas kas perusahaan
3)      Berapakah rata-rata saldo kas perusahaan

Jawab:
1)      Jumlah kas optimal perusahaan
 Z=∛(3 x F x r2/4 x k)
 Z=∛((3 x (500)(1000 x 1000))/ ((4 x (0,18/360))) 
=Rp 908,56 

2)      Batas atas kas perusahaan dengan kondisi batas bawah (L = Rp 0)


         H = (3 x Z) - (2 x L)
         H = (3 x Rp 908,56) – (2 x Rp 0)
                           H = Rp 2.725,68 

artinya pada saat kas mencapai batas atas (H), perusahaan harus menginvestasikan kas sebesar Rp 1.817,12 ke bentuk surat
berharga agar saldo kembali ke Rp 908,56. 

Apabila kondisi kas berada di titik bawah atau (L), perusahaan harus menjual surat berharganya sebesar Rp 2.725,68 agar bisa
memperoleh saldo kas optimal.

3)      Rata-Rata Saldo Kas


              C = (4Z - L) / 3
              C = ((4 x 908,56) - 0) / 3
              C = (Rp 3.634,24 - Rp 0) / 3
                 = Rp 1.211,47

Pengertian Modal Kerja


Setiap perusahaan selalu menerbitkan modal kerja yang akan digunakan untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari
misalnya untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai, membayar upah tenaga kerja langsung, membayar utang dan
lain-lain. Kekurangan uang tunai (kas) akan menyebabkan perusahaan tidak mampu membayar kewajiban jangka pendek,
sedangkan kekurangan persediaan akan menyebabkan perusahaan tidak memperoleh keuntungan karena calon pembeli tidak
jadi membeli produk perusahaan.

Manajemen modal kerja adalah kegiatan yang mencakup semua fungsi manajemen atas aset lancar dan kewajiban jangka
pendek perusahaan. Manajemen modal kerja yang efektif menjadi sangat penting untuk pertumbuhan kelangsungan
perusahaan dalam jangka panjang. Apabila perusahaan kekurangan modal kerja untuk memperluas penjualan dan meningkatkan
produksinya, maka besar kemungkinannya akan kehilangan pendapatan dan keuntungan. Perusahaan yang tidak memiliki modal
kerja yang cukup, tidak dapat membayar kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya dan akan menghadapi masalah
likuiditas.

Menurut Weston dan Brigham dalam Sawir (2001: 129) modal kerja merupakan investasi perusahaan dalam jangka pendek
seperti kas, surat berharga, piutang dagang, dan persediaan. Investasi jangka pendek berbeda dengan  investasi jangka panjang
dalam periode perputaran investasi. Investasi jangka pendek memerlukan waktu berputar yang lebih singkat dari satu priode
normal perusahaan, sedangkan investasi jangka panjang membutuhkan waktu yang lebih lama dari periode normal perusahaan.

Adapun sasaran yang ingin dicapai dari manajemen modal kerja adalah :
1.      Memaksimalkan nilai perusahaan dengan mengelola aset lancar sehingga tingkat pengembalian investasi marjinal adalah
sama atau lebih besar dari biaya modal yang digunakan untuk membiayai aset-aset tersebut.
2.      Meminimalkan biaya modal yang digunakan untuk membiayai aset lancar.
3.      Pengawasan terhadap arus dana dalam aset lancar dan ketersediaan dana dari sumber utang, sehingga perusahaan selalu
dapat memenuhi kewajiban keuangannya pada saat jatuh tempo.
Modal kerja mengandung dua pengertian, yaitu gross working capital  yang merupakan keseluruhan dari jumlah aset lancar,
dan net working capital   yang merupakan selisih antara aset lancar dikurangi utang lancar. Bagi seorang akuntan, istilah modal
kerja mengacu pada net working capital. Konsep ini menunjukkan sampai sejauh mana perusahaan dilindungi dari masalah
likuiditas. Sedangkan bagi seorang manajer keuangan, istilah modal kerja mengacu pada gross working capital. Hal ini rasional,
karena agak sulit untuk mengelola secara aktif selisih bersih aset lancar dan utang lancar tersebut, terutama jika selisih tersebut
mengalami perubahan terus menerus.

Konsep Modal Kerja

Berkaitan dengan pengertian modal kerja ini dapat dikemukakan atas 3 (tiga) konsep, yaitu :

a.    Konsep Kuantitatif
Konsep ini didasarkan pada kuantitas atau jumlah dana yang tertanam pada aktiva lancar atau investasi jangka pendek.
Pengertian modal kerja pada konsep ini, modal kerja merupakan seluruh aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Modal kerja
pada konsep ini disebut dengan modal kerja bruto (Gross Working Capital)
b.    Konsep Kualitatif
Konsep ini didasarkan pada jumlah aktiva lancar yang benar-benar bisa dimanfaatkan perusahaan untuk membiayai operasinya,
tanpa mengganggu likuiditas perusahaan. Modal kerja pada konsep ini merupakan kelebihan aktiva lancar dari hutang lancar
yang dimiliki perusahaan. Modal kerja pada konsep ini disebut dengan modal kerja nett (Net Working Capital )
c.    Konsep Fungsional
Konsep ini didasarkan pada fungsi dari dana yang menghasilkan pendapatan. Ada sebagian dana yang digunakan dalam suatu
periode akuntansi tertentu yang seluruhnya langsung menghasilkan pendapatan pada periode tersebut. Sebagian lagi digunakan
pada periode tersebut, tetapi tidak menghasilkan pendapatan pada periode tersebut, melainkan dimaksudkan untuk
menghasilkan pendapatan pada periode-periode yang dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan pada periode-periode
berikut (future income).
Modal kerja pada konsep ini adalah seluruh dana yang digunakan pada periode akuntansi, yang dimaksudkan untuk
menghasilkan pendapatan pada periode tersebut (current income), yang sesuai dengan maksud utama didirikannya perusahaan.
Jika tidak sesuai dengan maksud utama didirikannya perusahaan, maka dana yang menghasilkan current income  disebut dengan
modal kerja potensial.

Berkaitan dengan pengertian modal kerja dari ketiga konsep tersebut di atas dapat diberikan contohnya sebagai berikut:

PT. Kencana Asri

Neraca

Per 31 Desember 2018

(dalam ribuan rupiah)

Aset Lancar : Kewajiban Lancar :

Kas                                  24.000 Utang Dagang                 36.000

Surat Berharga                56.000 Utang Wesel                    60.000

Piutang Dagang              80.000 Utang Pajak                     29.000

Persediaan                     100.000

Jlh Aset Lancar            260.000 Jlh Kewajiban Lancar  125.000

   

Aset Tetap : Kewajiban Jangka Panjang :

Tanah                            150.000 Obligasi                         200.000

Gedung                         300.000  Ekuitas :

Mesin                            250.000 Modal saham                425.000

Jlh Aset Tetap             700.000 Laba Ditahan                 210.000

Total Aset                    960.000 Total Pasiva                   960.000


 
Keterangan :
a)      Penyusutan setiap tahunnya:
Gedung           Rp 60.000.000,-
Mesin              Rp 35.000.000,-
b)      Penjualan kredit dengan profit margin  sebesar 20%
Dari data tersebut, maka hitunglah jumlah modal kerja perusahaan menurut konsep kuantitaif, kualitatif, dan fungsional !

Jawab :
Jumlah modal kerja menurut konsep kuantitatif  adalah keseluruhan dari jumlah aset lancar, sehingga modal kerjanya adalah
sebesar Rp 260.000.000,-
Jumlah modal kerja menurut konsep kualitatif adalah selisih antara aset lancar dengan utang lancar, yaitu 260.000.000 – Rp
125.000.000 = Rp 135.000.000,-
Jumlah modal kerja menurut konsep fungsional adalah :

Modal Kerja :

Kas                              Rp   24.000.000,-


Piutang (80%)             Rp   64.000.000,-           --------> 80% x Rp. 80.000.000,-
Persediaan                   Rp 100.000.000,-
Penyusutan Gedung    Rp   60.000.000,-        
Penyusutan Mesin       Rp   35.000.000,-
Jumlah                         Rp 283.000.000,-
Modal Kerja Potensial :
Surat Berharga            Rp   56.000.000,-
Margin Laba                Rp   16.000.000,-          ---------> 20% x Rp 80.000.000,-
Jumlah                         Rp   72.000.000,-
Bukan Modal Kerja :
Tanah                          Rp 150.000.000,-
Gedung                       Rp 240.000.000,-
Mesin                          Rp 215.000.000,-
Jumlah                         Rp 605.000.000,-

 Jenis Modal Kerja

Dalam menjalankan operasi sehari-hari suatu perusahaan biasanya membutuhkan modal kerja yang sifatnya suatu keharusan,
yaitu modal kerja yang sifatnya harus ada dalam suatu perusahaan, dan ada modal kerja menurut kebutuhan yang jumlahnya
berubah-ubah sesuai dengan keadaan. Dari hal tersebut, modal kerja dapat dibedakan 2 (dua) jenis, yaitu :

1.    Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital)


Merupakan modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan aktivitasnya. Modal kerja ini
diperlukan secara terus menerus untuk kelancaran usaha. Modal kerja permanen dapat dibedakan menjadi:

    a)    Modal Kerja Primer


         Modal kerja primer adalah jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas
usahanya.
    b)   Modal Kerja Normal
Modal kerja normal adalah modal kerja yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan sesuai kapasitas produksi normal secara
dinamis. Artinya, jika rata-rata produksinya selama 6 bulan adalah 2.000 unit per bulan, maka dapat dikatakan bahwa kapasitas
produksi normalnya adalah 2.000 unit. Jika 6 bulan berikutnya rata-rata produksi adalah 3.000 unit per bulan, maka kapasitas
produksi normalnya berubah menjadi 3.000 unt.

2.    Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital)


Modal kerja variable adalah modal kerja yang penggunaannya selalu mengalami perubahan sesuai dengan keadaan. Perubahan
tersebut dikarenakan fluktuasi musim, fluktuasi konjungtur, dan perubahan yang sifatnya darurat, sehingga modal kerja variable
dibedakan atas :

a)      Modal Kerja musiman


Merupakan modal kerja yang berubah-ubah karena fluktuasi musim.
b)      Modal Kerja Siklis
Merupakan modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena fluktuasi konjungtor
c)      Modal Kerja Darurat
Merupakan modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Modal Kerja

Dalam menjalankan kegiatan operasi perusahaan sehari-hari, pihak manajemen akan membutuhkan dana yang cukup untuk
menjamin kontinuitas operasinya tersebut. Kebutuhan modal kerja dalam perusahaan akan dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yaitu :

1.      Volume Penjualan
Volume penjualan merupakan faktor yang sangat penting yang mempengaruhi kebutuhan modal kerja. Apabila penjualan
meningkat, maka kebutuhan modal kerjapun akan meningkat demikain pula sebaliknya.
2.      Besar Kecilnya Skala Usaha Perusahaan
Kebutuhan modal kerja pada perusahaan besar berbeda dengan perusahaan kecil. Hal ini terjadi karena perusahaan besar
mempunyai keuntungan akibat luasnya sumber-sumber pembiayaan yang tersedia dibandingkan dengan perusahaan kecil yang
sangat tergantung hanya pada beberapa sumber saja. Pada perusahaan kecil, tidak tertagihnya beberapa piutang para
pelanggan dapat sangat mempengaruhi unsur-unsur modal kerja lainnya seperti kas dan persediaan.
3.      Aktivitas Perusahaan
Perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa tidak mempunyai persediaan barang dagangan, sedangkan perusahaan yang
menjual barang secara tunai tidak memiliki piutang dagang. Hal ini mempengaruhi tingkat perputaran dan jumlah modal kerja
suatu perusahaan. Demikian pula dengan syarat pembelian dan waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi atau memperoleh
barang yang akan dijual.
4.      Perkembangan Teknologi
Kemjuan teknologi, khususnya yang berhubungan dengan proses produksi akan mempengaruhi kebutuhan modal kerja.
Otomatisasi yang mengakibatkan proses produksi yang lebih cepat membutuhkan persediaan bahan baku yang lebih banyak
agar kapasitas masimum dapat tercapai. Selain itu, akan membuat perusahaan mempunyai persediaan barang jadi dalam jumlah
yang lebih banyak pula.
5.      Sikap Perusahaan Terhadap Lukiditas dan Profitabilitas
Adanya biaya dari semua dana yang digunakan perusahaan mengakibatkan jumlah modal kerja yang relative besar mempunyai
kecenderungan untuk mengurangi laba perusahaan, tetapi dengan menahan uang kas dan persediaan barang yang lebih besar
akan membuat perusahaan lebih mampu untuk membayar transaksi-transaksi yang dilakukan dan risiko kehilangan pelanggan
tidak terjadi karena perusahaan mempunyai persediaan barang yang cukup.

Fungsi Modal Kerja dalam Bisnis


Sejatinya suatu perusahaan dapat beroperasi lebih efisien dengan didukung oleh keuangan yang stabil dan memiliki modal yang
mampu mencukupi kebutuhan perusahaan. perusahaan akan mampu memenuhi segala kebutuhan dan kewajibannya dengan
tepat waktu apabila didukung oleh modal yang cukup. Berikut ini adalah beberapa fungsi dari modal kerja (working
capital), yaitu :

 Saat terjadi krisis, perusahaan akan terlindungi apabila terjadi penurunan nilai dari harta lancar jika perusahaan
memiliki modal yang cukup.
 Dengan working capital  perusahaan dapat melayani pelanggan dengan lebih lancar dan cepat apabila perusahaan
memiliki persediaan dalam jumlah yang banyak.
 Menggunakan modal, perusahaan bisa melunasi semua kewajiban seperti pinjaman bank dan utang yang dimilik dalam
waktu yang tepat.
 Dengan adanya modal,  perusahaan lebih leluasa memberikan kredit bagi konsumennya dengan mudah dan
menguntungkan.
 Semua aktivitas perusahaan baik internal maupun eksternal dapat berjalan dengan lancar karena dipengaruhi oleh
kondisi keuangan perusahaan.
 Dengan adanya modal dapat menjamin kelancaran operasional perusahaan.
 Modal yang cukup dapat menutuoi kerugian yang terjadi dalam perusahaan tanpa memengaruhi kondisi keuangan
perusahaan.
 Dalam menjalankan suatu bisnis tak lepas dari peran anggota, dengan ketersediaan modal dapat memenuhi hak
pekerja dalam hal gaji, tunjangan bahkan asuransi keselamatan kerja

Rangkuman Materi
Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja yang akan digunakan untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari
misalnya untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai, membayar upah tenaga kerja langsung, membayar utang dan
lain-lain. Kekurangan uang tunai (kas) akan menyebabkan perusahaan tidak mampu membayar kewajiban jangka pendek,
sedangkan kekurangan persediaan akan menyebabkan perusahaan tidak memperoleh keuntungan karena calon pembeli tidak
jadi membeli produk perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai