Tujuan perusahaan (corporate objectives) adalah sasaran yang ingin dicapai perusahaan. Ini dapat dinyatakan dalam bentuk
laba, kekayaan bersih, rasio laba, pertumbuhan pendapatan, atau reputasi perusahaan.
Jenis sasaran mempengaruhi strategi perusahaan yang dipilih. Strategi perusahaan adalah rencana jangka menengah dan
panjang yang terperinci untuk memenuhi sasaran tersebut.
Karakteristik tujuan yang baik haruslah (1) Spesifik; (2) Terukur, harus ada cara untuk mengukur apakah tujuannya telah tercapai
atau tidak; (3) Ambisius, menantang bagi perusahaan untuk mencapainya (4) Realistis untuk dicapai; dan (5) Berbatas waktu.
Mengapa penting
Sasaran memberikan panduan kepada seluruh karyawan (terutama manajemen menengah dan staf) tentang apa yang harus
mereka capai. Sasaran yang jelas mendorong karyawan untuk fokus dan termotivasi demi mencapai sasaran tersebut.
Bagi manajemen, sasaran menjadi salah satu ukuran kesuksesan. Beberapa perusahaan mungkin juga mengaitkan bonus ke
manajemen dengan pencapaian sasaran.
- Tujuan laba (profit objective), Semua bisnis yang berorientasi laba bertujuan untuk menghasilkan keuntungan dalam jangka
panjang. Tanpa laba, tidak mungkin untuk tumbuh dan untuk bertahan hidup. Namun, ini tidak selalu berarti bahwa tujuan
utama pada satu titik waktu adalah keuntungan. Beberapa bisnis akan rela melepaskan keuntungan jangka pendek untuk
tumbuh, dengan harapan bahwa ini akan menghasilkan peningkatan laba dalam jangka panjang.
- Tujuan pertumbuhan (growth objective), Meningkatkan ukuran bisnis sering kali merupakan tujuan mendasar dari organisasi
yang sudah mapan.-
- Tujuan diversifikasi (diversification objective),Meskipun diversifikasi dapat dikatakan sebagai bentuk pertumbuhan, namun ini
sering dianggap sebagai tujuan tersendiri. Tujuan perusahaan pada umumnya ialah untuk memuaskan kebutuhan dari
konsumen dengan nilai-nilai tertentu.
• Tujuan Pelayanan Kolateral, Tujuan Kolateral Pribadi adalah nilai-nilai yang ingin dicapai oleh individuatau kelompok individu
dalam perusahaan. Tujuan Kolateral Sosial ialah nilai-nilai ekonomi yang lebih luas/umum yang diperlukan bagi kesejahteraan
masyarakat dan yang dapat secara langsung dihasilkan dari kegiatan perusahaan.
Tujuan Kolateral Sosial bersifat lebih luas untuk kepentingan masyarakat, misalkan : membayar pajak.
• Tujuan Pelayanan Sekunder, Merupakan nilai-nilai yang diperlukan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan primer.
Namun secara umum, tujuan perusahaan dapat berupa : mencapai keuntungan maksimal, mempertahankan kelangsungan
hidup, mengejar pertumbuhan, menampung tenaga kerja
Manajemen keuangan adalah salah satu dari sistem manajemen secara keseluruhan. Manajemen yang baik dan tepat akan
mengarah pada pencapaian tujuan perusahaan/organisasi, sebaliknya kurang baiknya dalam manajemen keuangan akan
mengakibatkan terganggunya operasi perusahaan secara keseluruhan dan akhirnya akan menghambat pencapaian tujuan
perusahaan.
Pengertian Manajemen Keuangan adalah semua aktivitas atau kegiatan perusahaan yang berkaitan dengan bagaimana cara
mendapatkan, menggunakan, dan mengelola keuangan perusahaan.
3. Sutrisno (2003:3)
Pengertian manajemen keuangan menurut Sutrisno adalah semua kegiatan perusahaan dengan usaha-usaha untuk memperoleh
dana perusahaan dengan biaya yang murah serta usaha untuk memakai dan mengalokasikan dana tersebut secara efisien.
5. JF Bradley
Pengertian manajemen keuangan menurut JF Bradley adalah bidang manajemen bisnis yang ditujukan untuk penggunaan model
secara bijaksana dan seleksi yang seksama dari sumber modal untuk memungkinkan unit pengeluaran yang bergerak ke arah
mencapai tujuannya.
6. Agus Sartono
Pengertian manajemen keuangan menurut Agus Sartono adalah manajemen dana baik yang berkaitan dengan suatu
pengalokasian dana dalam bermacam bentuk investasi secara efektif maupun suatu usaha pengumpulan dana untuk
pembiayaan investasi atau pembelanjaan secara efisien.
7. Sonny S (2003)
Pengertian manajemen keuangan menurut Sonny S adalah kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan bagaimana untuk
mendapatkan dana, memakai dana, dan untuk mengelola asset sesuai dengan tujuan perusahana secara menyeluruh.
8. Grestenberg
Pengertian manajemen keuangan menurut Grestenberg adalah bagaimana suatu bisnis diselenggarakan untuk memperoleh
dana, cara mereka memperoleh dana, cara bagaimana penggunaan mereka dan bagaimana bisnis di distribusikan.
9. J.L. Massie
Pengertian manajemen keuangan menurut J.L. Massie adalah aktivitas operasional bisnis yang bertanggung jawab untuk
mendapatkan dan memakai dana yang diperlukan untuk suatu uperasi yang efektif dan efisien.
12. Liehman
Pengertian manajemen keuangan menurut Liehman adalah upaya menyediakan dana dan menggunakan dana tersebut untuk
memperoleh aset (aktiva).
17. Wikipedia
Pengertian manajemen keuangan menurut Wikipedia adalah suatu kegiatan perencanaa, penganggaran, pemeriksaan,
pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh suatu organisasi atau perusahaan.
18. Arthur J. Keown, John D. Martin, J. William Petty dan David F. Scott, Jr
Pengertian manajemen keuangan menurut Arthur J. Keown, John D. Martin, J. William Petty dan David F. Scott, Jr adalah
mengenai pemeliharaan dan penciptaan dari nilai ekonomi atau kekayaan.
Memaksimalkan keuntungan: seorang manajer keuangan tidak menjamin keuntungan dalam jangka waktu yang panjang sebab
ketidakpastian bisnis tetapi perusahaan bisa mendapatkan keuntungan yang maksimal bahkan dalam jangka waktu yang panjang
apabila manajer keuangannya mengambil suatu keputusan keuangan yang tepat serta menggunakan keuangan perusahaan
dengan baik.
Menjaga arus kas (cash flow): suatu perusahaan harus mempunyai arus kas yang sesuai guna membayar biaya kebutuhan
perusahaan sehari-hari seperti pembelian bahan baki, pembayaran gaji karyawan, sewa, dan sebagainya. Arus kas atau cash flow
yang baik tentunya akan meningkatkan keberhasilan perusahaan
Mempersiapkan struktur modal: seorang manajer keuangan harus dapat memutuskan rasio antara pembiayaan yang dimiliki
dan keuangan yang dipinjam agar dapat seimbang.
Pemanfaatan keuangan yang tepat: manajer keuangan harus bisa memanfaatkan keuangan secara optimal dan perusahaan
harus tidak berinvestasi keuangan perusahaan dalam proyek yang tidak menguntungkan bagi perusahaan.
Memaksimalkan kekayaan: jadi seorang manajer keuangan mencoba agar agar memberikan dividen yang maksimal kepada
pemegang saham dan berupaya dalam meningkatkan nilai pasar saham sebab nilai pasar saham secara langsung berkaitan
dengan kinerja perusahaan
Meningkatkan efisiensi: manajemen keuangan mencoba meningkatkan efisiensi semua departemen perusahaan. Distribusi
keuangan yang tepat dalam semua aspek akan meningkatkan efisiensi seluruh perusahaan
Kelangsungan hidup perusahaan: perusahaan harus dapat bertahan hidup pada dunia bisnis yang kompetitif seperti sekarang ini.
Seorang manajer keuangan harus berhati-hati saat membuat keputusan keuangan sebab apabila salah dalam mengambil
keputusan bisa saja perusahaan bangkrut atau merugi
Mengurangi resiko operasional: manajemen keuangan juga mencoba dalam mengurangi resiko operasional. Terdapat banyak
resiko ketidakpastian dalam bisnis namun seorang manajer keuangan harus bisam mengambil langkah tepat agar dapat
mengurangi resiko ini.
Mengurangi biaya modal: manajer keuangan harus dapat merencanakan struktur modal sedemikian rupa agar biaya modal
dapat di minimalkan.
Fungsi utama dari seorang manajer keuangan yaitu merencanakan, mencari serta dapat memanfaatkan dana dengan berbagai
cara dalam memaksimalkan daya guna dari operasi perusahaan. Tentunya hal tersebut membutuhkan pengetahuan akan pasar
uang serta dari mana modal akan di peroleh dan bagaimana keputusan yang tepat di bidang keuangan harus dibuat.
Perencanaan (Planning)
Fungsi awal dalam mengelola keuangan adalah merencanakan bagaimana penggunaan dana yang tersedia secara efisien, dan
selaras dengan tujuan perusahaaan. Dalam melakukan perencanaan, seorang manajer keuangan akan melakukan upaya-upaya
sebagi berikut:
Jika seorang sudah melakukan tahapan upaya di atas, maka proses perencanaan keuangan perusahaan sudah baik.
Penganggaran (Budgeting)
Kedua adalah mengalokasi dana yang tersedia kepada masing sektor atau divisi yang ada selama periode operasional
berlangsung. Tujuan dilakukannya penganggaran oleh manajer keuangan adalah:
Menjaga agara dana yang ada digunakan secara eifisien dan mengurangi pemborosan
Mengidentifikasi sektor mana saja yang membutuhkan dana paling banyak atau sektor mana yang meggunakan dana
melebihi limit yang telah ditetapkan
Memastikan tingkat likuiditas perusahaan dalam pembiayaan operasi tanpa mengandalkan sumber dana dari luar
Menemukan sektor dimana perusahaan dapat meningkatkan pendapatanya secara lebih efisien.
Jika tujuan yang telah disebutkan di atas telah tercapai, maka proses penganggaran sudah bisa dikatakan maksimal.
Menganalisa, mengidentifikasi, dan mengurangi ketidak pastian yang mungkin timbul dalam membuat keputusan keuangan.
Mengevaluasi potensi dari paparan keuagan yang ada dan kebijakan yang telah diterapkan, demi meningkatkan efisiensi
penggunaan sumber dana perusahaan.
Mengimplementasikan Value-at-risk strategi, sesuai dengan analisa data keugan yang ada
Apabila seorang manajer sudah melakukan apa yang disebutkan di atas, maka sudah bsia dikatakan terkontrol dan terawasi
keuaangannya.
Pengawasan secara total terhadap kegiatan para manajer ini dapat memecahkan masalah keagenan. Namun harus disadari
biaya yang dibutuhkan mahal dan akan ditangguung oleh si pemegang saham. Biaya inilah yang disebut agency cost yang
meliputi biaya-biaya untuk memonitor pekerjaan manajer, biaya untuk membuat struktur organisasi yang dapat meminimalkan
tindakan manajer yang tidak diinginkan, serta timbulnya opportunity cost karena kondisi manajer yang tidak dapat segera
mengambil keputusan tanpa persetujuan pemegang saham.
Selain itu masalah keagenan juga bisa terjadi antara shareholders selaku pemegang saham yang diwakili oleh manajemen
perusahaan dengan kreditur atau pemegang obligasi (bondholders). Masalah ini muncul jika manajemen mengambil proyek-
proyek yang resikonya lebih besar daripada yang diperkirakan oleh kreditur. Ataupun perusahaan justru meningkatkan jumlah
utang hingga mencapai tingkatan yang lebih tinggi daripada yang diperkirakan kreditur. Tindakan-tindakan ini akan
meningkatkan resiko finansial perusahaan, yang mengakibatkan turunnya nilai pasar utang/obligasi perusahaan yang belum
jatuh tempo. Selain itu dapat meningkatkan resiko kebangkrutan karena proyek yang diambil terlalu beresiko.
1. Transparansi
Seorang manajer harus terbuka dalam menjalankan tugas-tugasnya diperusahaan, dalam artian harus memberikan kemudahan
untuk mengakses informasi keuangan kepada pihak yang membutuhkan sesuai dengan kepentingan mereka. Informasi yang
ditampilkan juga harus akurat, tepat waktu, lengkap dan jelas. Manajer keuangan biasanya akan menyampaikan laporan
keuangan secara berkala kepada pemilik perusahaan, komisaris, dan stakeholder lainnya sehingga masing-masing pihak dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik.
2. Akuntabilitas
Dalam menjalankan tugasnya, manajer keuangan harus memahami bahwa akan ada pengawasan yang didasarkan pada
keseimbangan wewenang antara direksi, komisaris, dan pemilik/pemegang saham perusahaan. Oleh karena itu, perlu disiapkan
sistem penilaian kinerja melalui sistem akuntansi dan informasi yang tepat. Selain itu, perlu pula diupayakan agar setiap
tindakan manajer keuangan telah mematuhi semua kebijakan dan prosedur yang berlaku.
3. Keadilan
Manajer keuangan harus bersikap adil kepada semua pihak yang terkait dengan perusahaan. Manajer tidak boleh membeda-
bedakan perlakuannya dalam hal memberikan informasi keuangan dan dividen kepada pemegang saham mayoritas dan
pemegang saham minoritas.
4. Tanggung jawab
Manajer keuangan harus memiliki tanggungjawab sosial, menghindari penyalanhgunaan kekuasaan, serta melakukan tugas-
tugasnya secara profesional. Manajer bertindak tidak hanya untuk kepentingan keuntungan saja, namun juga harus dapat
memuaskan para pemangku kepentingan lainnya seperti pegawai, konsumen, dan pemasok
Rangkuman Materi
Tujuan perusahaan (corporate objectives) adalah sasaran yang ingin dicapai perusahaan. Ini dapat dinyatakan dalam bentuk
laba, kekayaan bersih, rasio laba, pertumbuhan pendapatan, atau reputasi perusahaan. Mengapa menjadi penting? sebab saran
memberikan panduan kepada seluruh karyawan (terutama manajemen menengah dan staf) tentang apa yang harus mereka
capai. Sasaran yang jelas mendorong karyawan untuk fokus dan termotivasi demi mencapai sasaran tersebut. Bagi manajemen,
sasaran menjadi salah satu ukuran kesuksesan. Beberapa perusahaan mungkin juga mengaitkan bonus ke manajemen dengan
pencapaian sasaran.
Jenis-Jenis Pasar Keuangan
Untuk melakukan transaksi keuangan, kita lakukan di berbagai pasar keuangan yang tersebar dalam berbagai jenis, terantung
dari jenis produk keuangan yang diinginkan. Dalam praktiknya jenis-jenis pasar keuangan yang ada antara lain:
1. Pasar Uang, Merupakan pasar diperjual belikannya modal jangka pendek dalam bentuk surat berharga, seperti deposito
berjangka, wesel atau promes dimana jangka waktunya kurang dari satu tahun. Pasar uang terbentuk karena adanya penawaran
dan permintaan dana jangka pendek dalam bentuk surat berharga (sekuritas)
2. Pasar Modal, Merupakan pasar diperjual belikannya modal jangka panjang dalam bentuk surat berharga seperti obligasi dan
saham, jangka waktu surat berharga yang ditawarkan biasanya berumur dari 1 tahun. Pasar modal terbentuk karena adanya
beberapa institusi dan peraturan yang memungkinkan terjadinya transaksi dana jangka panjang dalam bentuk saham dan
obligasi.
3. Pasar Valuta Asing, Yaitu pasar yang melakukan kegiatan transaksi valuta asing (mata uang asing)
4. Pasar Kredit Konsumen, Yaitu pasar yang melayani pembiayaan pinjaman untuk pembiayaan konsumen atas produk
tertentu baik barang maupun jasa seperti pembelian mobil, motor, pendidikan dll
5. Pasar Hipotek, Pasar yang melayani pinjaman untuk lahan real estate, industri, pertanian
6. Pasar Komoditas, Pasar yang melakukan kegiatan jual beli komoditas tertentu seperti produk pertanian.
Pasar Uang
Peserta atau pelaku dalam jual beli di pasar uang ternyata dilakukan oleh banyak pihak, yaitu bank-bank, yayasan dana pensiun,
perusahaan asuransi, Koperasi, perusahaan dagang, perusahaan industri, perusahaan jasa, dan lembaga-lembaga keuangan
lainnya.
Berikut ini akan diuraikan contoh-contoh transaksi yang terjadi di pasar uang.
Contoh 1 : Bila suatu bank memerlukan uang tunai segera yang akan digunakan untuk membayar karyawan atau untuk
keperluan lain maka bank tersebut dapat meminjamnya dari bank lain dengan cara mengeluarkan promes atau aksep yang telah
disahkan oleh bank yang bersangkutan. Selanjutnya promes atau aksep ini dapat dijual kepada Ficorinvest, kemudian Ficorinvest
akan menukarnya dengan SBPU(Surat Berharga Pasar Uang). Ini berarti dengan menjual promes atau aksep kepada Ficorinvest,
bank tersebut akan memperoleh sejumlah uang yang dibutuhkannya. Selanjutnya SBPU (Surat Berharga Pasar Uang)ini dapat
diperjualbelikan dengan mendapat keuntungan berupa bunga atau diskonto.
Ficorinvest seperti yang disebut di atas adalah lembaga keuangan yang berfungsi sebagai perantara antara pihak yang memiliki
kelebihan dana dan pihak yang sedang membutuhkan dana. Tugas Ficorinvest adalah menyimpan surat-surat berharga yang
diperjualbelikan dalam pasar uang. Lewat Ficorinvest, pihak yang memiliki kelebihan dana akan membeli surat-surat berharga,
sedang pihak yang membutuhkan dana akan menjual surat-surat berharga.
Hal yang perlu diingat, tidak semua surat berharga harus dijual/dibeli lewat Ficorinvest, contohnya call money (pinjaman
sewaktu-waktu). Call money dapat diperjualbelikan langsung melalui telepon tanpa menggunakan jasa Ficorinvest.
SBPU dikeluarkan oleh pihak bank dan ditandatangani oleh nasabah peminjam (sebagai jaminan untuk membayar utang)
Contoh 2 : Bila suatu lembaga keuangan atau perusahaan memiliki kelebihan uang tunai maka daripada menganggur uang
tersebut dapat dibelikan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang memiliki jangka waktu pelunasan tiga puluh hari, enam puluh hari,
atau sembilan puluh hari. Ketika pembeli menyetorkan uang pembelian SBI, saat itu juga pembeli memperoleh potongan di
awal, yang disebut diskonto. Jadi, dalam pembelian tersebut pembeli hanya membayar di bawah nilai nominal (nilai nominal =
nilai yang tercantum dalam surat berharga). Kemudian, pada saat jatuh tempo (pelunasan) pembeli akan dibayar oleh Bank
Indonesia sebesar nilai nominal. Dengan demikian, keuntungan yang didapat pembeli adalah selisih antara pembayaran oleh
pembeli dengan nilai nominal. Adakalanya pembeli memerlukan uang sebelum waktu jatuh tempo. Oleh karena itu, dia bisa
menjual SBI tersebut kepada pihak lain.
Penjelasan
NB: Penjual dalam arti pihak pemberi jasa pinjaman modal (pihak yang kelebihan Modal)
Pembeli dalam arti pihak penerima jasa pinjaman modal (pihak yang kekurangan Modal)
kedua unsur tadi ditinjau dari sudut pandang jasa pinjaman modal.
Lembaga keuangan adalah suatu badan yang bergerak dibidang keuangan untuk menyediakan jasa bagi nasabah atau
masyarakat. Lembaga Keuangan memiliki fungsi utama ialah sebagai lembaga yang dapat menghimpun dana nasabah atau
masyarakat ataupun sebagai lembaga yang menyalurkan dana pinjaman untuk nasabah atau masyarakat.
2. Likuiditas (liquidity) Likuiditas berkaitan dengan kemampuan untuk rnemperoleh uang tunai pada saat dibutuhkan.
Beberapa sekuritas sekunder dibeli sektor usaha dan rumah tangga terutama dimaksudkan untuk tujuan likuiditas. Sekuritas
sekunder seperti tabungan, deposito, sertifikat deposito yang diterbitkan bank umum memberikan tingkat keamanan dan
likuiditas yang tinggi, di samping tambahan pendapatan.
3. Realokasi Pendapatan (income reallocation) Dalam kenyataannya di masyarakat banyak individu memiliki penghasilan yang
memadal dan menyadari bahwa di masa datang mereka akan pensiun sehingga pendapatannya jelas akan berkurang. untuk
rnenghadapi masa yang akan dating tersehut mereka menyisihkan atau inrealokasikan pendapatannya untuk persiapan di masa
yang akan datang. Untuk melakukan hal tersebut pada prinsipnya mereka dapat saja niembeli atau menyimpan barang
rnisalnya : tanab, rumah dan sebagainya, namun pemilikan sekuritas sekunder yang dikeluarkan lembaga keuangan, misalnya
program tahungan, deposito, program pensiun, polis asuransi atau saharn-saham adalah jauh lebih balk jika dihandingkan
dengan alteniatif pertama.
4. Transaksi (transaction) Sekuritas sekunder yang diterbitkan oleh lembaga intermediasi keuangan misalnya rekening giro,
tabungan, (deposito dan sebagainya, nicrupakan hagian dan sistem pembayaran. Giro atau rekening tabungan tertentu yang
ditawarkan bank pada prinsipnya dapat berfungsi sebagal narik. Produk-produk tabungan tersebut dibeli oleh rumah tangga dan
unit usaha untuk rnernperrnudah mereka melakukan penukaran barang dan jasa. Dalam hal tertentu, unit ekonomi membeli
sekuritas sekunder (misalnya giro) untuk mempermudah penyelesaian transaksi keuangannya sehari-hari.
Dengan demikian lembaga keuangan berperan sebagai lembaga perantara keuangan yang menyediakan jasa - jasa untuk
mepermudah transaksi moneter.
Lembaga Keuangan adalah perantara yang menyalurkan tabungan para individu, perusahaan dan pemerintah kepada peminjam
atau debitur berupa kredit atau dana investasi , lembaga keuangan terdiri dari :
1. Lembaga keuangan bank
2. Lembaga keuangan non bank
Lembaga Keuangan Bank Adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dengan menyediakan dana atau barang
modal dan melakukan kegiatan penarikan dana secara langsung dari masyarakat yang termasuk kedalam lembaga keuangan
bank antara lain :
1. Bank Sentral
Institusi yang bertanggung jawab untuk menjaga stabilitas harga atau nilai suatu mata uang yang berlaku di negara tersebut Di
Indonesia Bank Indonesia yang mempunyai peran sebagai Bank Sentral. Bank sentral memiliki tanggung jawab terhadap setiap
kebijakan moneter yang diberlakukan oleh setiap negara yang memiliki lembaga ini. Dibandingkan dengan perbankan lainnya
maka bank sentral tidak memiliki kepentingan profit dalam menjalankan tugasnya karena bank sentral memiliki tugas sebagai
penjaga kebijakan moneter dari pemerintahan yang sangat berbeda jelas dengan bank bank konvensional di setiap negara.
Tugas dari bank sentral yang utama yaitu menjaga kestabilan dari nilai kurs dalam negeri dalam hal ini kurs mata uang dari suatu
negara, menjaga kestabilan bisnis perbankan dan juga sistem perekonomian negara secara menyeluruh sehingga bank sentral
menjadi lembaga yang penting dari suatu negara.
2. Bank Umum
merupakan bank yang bertugas melayani seluruh jasa-jasa perbankan dan melayani masyarakat, baik masyarakat perorangan
maupun lembaga-lembaga lainnya. Bank umum juga dikenal dengan bank komersial dan dikelompokan kedalalm 2 jenis yaitu
bank umum devisa dan bank umum non devisa. Bank umum yang berstatus devisa memiliki produk yang lebih luas daripada
bank non devisa, antara lain dapat melaksanakan jasa yang berhubungan dengan seluruh mata uang asing atau jasa bank ke luar
negeri.
3. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
merupakan bank yang khusus melayani masyarakat kecil dikecamatan dan pedesaan. BPR ini berasal dari bank desa, bank pasar,
lumbung desa, bank pegawai, dan bank lainnya yang kemudian dilebur menjadi BPR. Jenis produk yang ditawarkan oleh BPR
relatif sempit jika dibandingkan dengan bank umum, bahkan ada beberapa jenis jasa bank yang tidak boleh diselenggarakan oleh
BPR, seperti giro dan ikut kliring.
Lembaga Keuangan Non Bank, Adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau
barang modal dengan tidak menarik dana secara langsung dari masyarakat. Yang termasuk kedalam kelompok ini
adalah :1. Pasar Modal, Pasar Modal pasar tempat pertemuan dan melakukan transaksi antara pencari dana (emiten) dengan
para penanam modal (Investor). Dalam pasar modal yang diperjualbelikan adalah efek-efek seperti saham dan obligasi (modal
jangka panjang)
2. Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi simpan pinjam membuka usaha bagi para anggotanya untuk menyimpan uang yang sementara belum digunakan. Oleh
petugas koperasi uang tersebut dipinjamkan kembali kepada para anggota yang membutuhkanya.
3. Pengadaian
merupakan lembaga keuangan yang menyediakan pasilitas pinjaman dengan fasilitas jaminan tertentu. Nilai jaminan
menentukan besarnya nilai pinjaman. Sementara ini usaha pengadaian ini secara resmi masih dilakukan oleh pemerintah.
4. Leasing
Perusahaan sewa guna (leasing) bidang usahanya lebih ditekankan kepada pembiayaan barang-barang modal yang diinginkan
oleh nasabah. Sebagai contoh: jika seseorang ingin memperoleh barang barang-barang modal secara kredit maka kebutuhan ini
pembayaranya dapat ditutupi oleh perusahaan lasing. Pembayaran oleh nasabah diangsur sesuai dengan kesepakatan yang telah
dibuat.
5. Asuransi
Perusahaan asuransi merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pertanggungan. Setiap nasabah diberikan polis
asuransi yang harus dibayar sesuai dengan perjanjian dan perusahaan asuransi akan menanggung kerugian dengan
menggantikanya apabila nasabahnya terkena musibahatau terkena resiko seperti yang telah diperjanjikanya.
6. Dana Pensiun
Dana Pensiun merupakan perusahaan yang kegiatanya mengelola dana pensiun suatu perusahaan pemberi kerja atau
perusahaan itu sendiri.
Lembaga keuangan bukan bank dapat mendorong pengembanan pasar uang dan pasar modal serta membantu permodalan
sejumlah perusahaan yang dimiliki pengusaha golongan ekonomi lemah. Kegiatan usaha yang dilakukan oleh lembaga keungan
bukan bank adalah sebagai berikut.
Bagaimana hubungan kedua lembaga tersebut terhadap para investor dan pencari dana dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Ditinjau dari perusahaan pemilik dana atau kreditor / investor; lembaga keuangan adalah tempat untuk
menaruh/menyimpan/menempatkan dana seperti dalam bentuk tabungan, deposito. Sedangkan pasar keuangan adalah tempat
untuk melakukan investasi baik untuk jangka pendek maupun untuk investasi jangka panjang.
2. Ditinjau dari perusahaan yang membutuhkan dana/debitor, lembaga keuangan adalah institusi untuk mendapatkan
kredit/pinjaman. Sedangkan pasar keuangan tempat untuk mencari dana melalui penyerahan saham dan atau obligasi,
Hubungan antara lembaga keuangan dengan pasar keuangan adalah bahwa lembaga keuangan juga dapat berpartisipasi aktif
dalam pasar keuangan (pasar uang dan pasar modal) baik sebagai yang memerlukan dana yaitu dengan menempatkan saham
atau obligasi maupun sebagai yang memiliki dana yaitu dengan membeli saham dan atau obligasi untuk jangka pendek maupun
jangka panjang.
Partisipasi aktif ini tak lepas adanya dorongan dari pada pemilik dana maupun yang membutuhkan dana., artinya
manakala tabungan investor jumlahnya sangat tinggi, dan mengakibatkan kelebihan kas pada lembaga keuangan dan atas
pertimbangan bisnis lebih menguntungkan melakukan investasi, maka dana lebih tersebut ditempatkan dengan membeli
sekuritas pada pasar keuangan. Selanjutnya manakala kebutuhan dana meningkat karena adanya permintaan dana dari pencari
dana maka sekuritas tersebut dilepas / dijual pada pasar keuangan dengan asumsi melalui pertimbangan bisnis. Pelepasan
sekuritas dapat pula dilakukan manakala nilai jual sekuritas sangat menguntungkan
PASAR MODAL, Setiap negara yang akan melakukan pembangunan memerlukan modal. Modal yang digunakan dapat berasal
dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Secara umum, sumber dana pembangunan (modal) berasal dari dalam negeri yang
berupa tabungan masyarakat, tabungan pemerintah, investasi modal langsung, penanaman modal asing, dan kredit ekspor.
Dalam teori ekonomi pembangunan banyak ditegaskan secara implisit tentang peranan modal dalam proses pembangunan.
Menurut Adam Smith, modal mempunyai peran sentral dalam proses pertumbuhan output. Akumulasi modal sangat diperlukan
untuk meningkatkan daya serap perekonomian terhadap angkatan kerja. Semakin tinggi modal yang tersedia dalam
perekonomian, semakin tinggi pula kemampuan perekonomian tersebut menyerap tenaga kerja.
Modal juga dapat meningkatkan produktivitas perekonomian. Proses produksi yang lebih banyak menggunakan modal
dibandingkan dengan tenaga kerja (labor intensive) dapat meningkatkan produktivitas pada proses produksi tersebut.
Pasar modal merupakan alternatif menggali pembiayaan pembangunan. Modal dari pasar modal dapat berasal dari dalam negeri
dan dari luar negeri. Di pasar modal yang diperjualbelikan adalah kepemilikan ini dapat berupa saham, surat pernyataan utang
seperti obligasi dan surat pernyataan utang lainnya yang berjangka panjang.
Pasar modal mempunyai peran penting dalam kegiatan ekonomi secara makro. Pasar modal dapat berperan sebagai alat untuk
mengalokasikan sumber daya ekonomi secara optimal. Perusahaan yang memerlukan dana memandang pasar modal sebagai
suatu alat untuk memperoleh dana yang lebih menguntungkan dibandingkan dengan modal yang diperoleh dari sektor
perbankan. Modal yang diperoleh dari pasar modal, selain lebih mudah memperolehnya, juga biaya untuk memperoleh modal
tersebut lebih murah.
Pasar modal akan berjalan baik jika informasi yang diperlukan oleh pihak yang terlibat di dalamnya dapat diperoleh dengan
cepat, tepat, dan akurat. Pasar modal yang dapat berfungsi dengan baik akan dapat meningkatkan kinerja ekonomi melalui
peningkatan pendapatan nasional, terciptanya kesempatan kerja, dan semakin meratanya hasil-hasil pembangunan bagi
masyarakat.
Bertambahnya modal yang dapat dihimpun dalam suatu periode oleh suatu perekonomian akan dapat menaikkan pendapatan
nasional dan kesempatan kerja bagi perekonomian akan dapat menaikkan pendapatan nasional dan kesempatan kerja bagi
perekonomian tersebut. Kenaikan modal (investasi) mempunyai hubungan positif dengan pendapatan nasional. Jika pada suatu
periode terjadi pertambahan modal, maka pendapatan nasional akan meningkat.
Demikian juga dengan penanaman modal terjadi, maka semakin bertambah pula tenaga kerja yang dibutuhkan. Pemerataan
hasil-hasil pembangunan dapat diciptakan dari adanya pendistribusian pemilikan perusahaan kepada masyarakat melalui
penjualan saham perusahaan yang ada dalam perekonomian tersebut. Jika kinerja perusahaan yang go public meningkat, maka
masyarakat akan menerima penghasilan dari saham yang dimiliki berupa dividen, bunga, dan capital gain.
untuk menjaga kontinuitas pasar dan menciptakan harga efek yang wajar melalui mekanisme permintaan dan penawaran
(Sutrisno, 2013:309).
Pasar modal dapat diartikan juga sebagai pasar yang dikelola secara terorganisir dengan aktivitas perdagangan sekuritas (surat
berharga), seperti obligasi, saham preferen, saham biasa, waran, dan right dengan menggunakan jasa perantara, komisioner,
underwriter, dan lembaga yang lain yang ada pada pasar tersebut (Miswanto, 1998:103).
Pasar modal dan industri sekuritas merupakan salah satu indikator untuk menilai perekonomian suatu negara berjalan dengan
baik atau tidak. Hal ini disebabkan perusahaan yang masuk ke pasar modal adalah perusahaan-perusahaan besar dan kredibel di
negara yang bersangkutan, sehingga bila terjadi penurunan kinerja pasar modal bisa dikatakan telah terjadi pula penurunan
kinerja di sektor riil. Dan kondisi tersebut merupakan sinyal telah terjadinya penurunan perekonomian suatu negara.
Fungsi Pasar Modal, Pasar modal memiliki beberapa fungsi strategis yang menyebabkan lembaga ini mempunyai daya tarik bagi
pihak yang membutuhkan dana, pihak yang memiliki dana, maupun pemerintah. Pemerintah sangat berkepentingan dalam
pembinaan pasar modal, karena dengan membaiknya kondisi pasar modal bisa mencegah terjadinya capital flight atau pelarian
modal ke luar negeri. Bila suatu negara tidak ada pasar modal, kemungkinan besar akan terjadi capital flight karena tidak adanya
sarana investasi bagi para pemilik dana. Oleh karena itu pasar modal mempunyai beberapa fungsi antara lain adalah (Sutrisno,
2013:310):
Pasar modal di Indonesia dimulai ketika pemerintah Hindia Belanda mendirikan Bursa Efek Batavia pada akhir tahun 1912.
Tujuan didirikannya bursa efek tersebut untuk memobilisasi dana dalam rangka membiayai perkebunan milik Belanda yang saat
itu dikembangkan secara besar-besaran di Indonesia. Pendirian bursa efek di Batavia diikuti dengan pendirian bursa efek di
Semarang dan di Surabaya pada tahun 1955. Dengan berbekal pengalaman di negeri Belanda, bursa efek tersebut mengalami
perkembangan yang pesat sampai akhirnya terhenti dengan adanya perang dunia kedua. Selanjutnya memasuki era
kemerdekaan, Bursa Efek Indonesia kembali diaktifkan dengan diterbitkannya obligasi pemerintah dan diberlakukannya UU
darurat tentang Bursa No. 13 tahun 1951 yang kemudian ditetapkan dengan UU No. 15 tahun 1952. Namun usaha mengaktifkan
bursa efek tidak mengalami perkembangan sampai dekade 1970-an. Pemerintah mulai mengaktifkan kembali pasar modal di
Indonesia tahun 1976 dengan dikeluarkannya Keppres No. 52 tahun 1976 tentang Pasar Modal. Kemudian pada tanggal 10
Agustus 1977, pemerintah membentuk Badan Pelaksana Pasar Modal (BAPEPAM) serta PT. Danareksa.
Pasar modal sebagai wadah untuk mencari dana bagi emiten dan wadah investasi bagi pemodal melibatkan berbagai pihak.
Agar tercipta iklim investasi yang baik, dan berlakunya pelaksanaan, pembinaan, dan pengawasan yang baik diperlukan
pengelolaan pasar modal efektif dan efisien. Ada beberapa lembaga yang mengelola pasar modal, yaitu:
(1) Investor, yakni instansi atau individu yang melakukan jual beli instrumen pasar modal yang tujuan pemilikan efeknya untuk
jangka panjang. Contohnya yayasan dana pensiun, perusahaan asuransi, dan perusahaan-perusahaan lainnya.
(2) Speculator, adalah instansi atau individu yang melakukan jual beli instrumen investasi pasar modal untuk tujuan jangka
pendek. Biasanya pemain ini di bursa lebih banyak.
(3) Acquisitor, merupakan instansi yang tujuan dalam pembelian saham untuk ikut mengendalikan perusahaan yang
mengeluarkan saham. Biasanya acquisitor ini akan masuk pasar modal bila terjadi penjualan saham secara besar-besaran melalui
tender over, sehingga bisa membeli dalam porsi besar dan bisa ikut dalam manajemen perusahaan.
Instrumen Pasar Modal
Instrumen pasar modal pada prinsipnya adalah semua surat-surat berharga (efek) yang umum diperjualbelikan melalui pasar
modal. Menurut Keputusan Menteri Keuangan No. 1548/KMK.013/1990 tanggal 4 Desember 1990, yang dimaksud dengan efek
adalah setiap surat pengakuan hutang, surat berharga komersiil, saham, obligasi, sekuritas kredit, tanda bukti hutang, right,
warrant, opsi atau setiap derivatif dari efek atau setiap instrumen yang ditetapkan oleh BAPEPAM sebagai efek. Sifat efek yang
diperdagangkan di pasar modal (bursa efek) berjangka waktu panjang. Instrumen yang paling umum diperjualbelikan melalui
bursa efek di Indonesia saat ini adalah saham dan obligasi (Martono, 2014:392-396).
A. Saham
Saham adalah surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal pada suatu perusahaan. Ada beberapa jenis saham dalam
praktek, yang dapat dibedakan menurut cara peralihan dan manfaat yang diperoleh para pemegang saham.
a. Jenis saham menurut cara pengalihannya
Ditinjau menurut cara pengalihannya, saham dibedakan menjadi:
Berdasarkan atas penetapan bunga, ada beberapa jenis obligasi yaitu obligasi dengan bunga tetap, obligasi dengan bunga tidak
tetap, obligasi tanpa bunga, dan obligasi perpetual.
(1) Obligasi dengan bunga tetap
Obligasi ini memberikan bunga tetap yang dibayar setiap periode tertentu, dan pada waktu jatuh tempo pokok pinjaman
dibayarkan kepada pemegang obligasi.
(2) Obligasi dengan bunga tidak tetap
Penetapan bunga dari obligasi ini bermacam-macam, misalnya bunga dikaitkan dengan indek atau tingkat bunga deposito.
(3) Obligasi tanpa bunga
Obligasi ini tidak memiliki bunga, keuntungan yang diperoleh dari pemilik obligasi ini adalah selisih antara nilai pada waktu jatuh
tempo yaitu sebesar nilai nominal dengan selisih pada harga beli.
(4) Obligasi perpetual
Obligasi ini tidak mempunyai jatuh tempo, sehingga penerbit obligasi tidak mempunyai kewajiban mengembalikan hutang
kecuali jika perusahaan dilikuidasi. Keuntungan yang diharapkan pemegang obligasi ini adalah bunga yang dibayar secara
periodik selama perusahaan berjalan.
C. Opsi (Option)
Option atau opsi di Indonesia belum umum diperdagangkan, namun dalam praktek di luar negeri instrument ini sangat popular.
Dalam penerbitan option terdapat dua pihak yang terkait yaitu penulis (writer) dan pemegang (holder) option. Option ini adalah
efek yang bukan diterbitkan emiten. Ada dua istilah dalam option yaitu call dan put option, call option memberikan hak kepada
pemegangnya untuk membeli saham pada harga yang telah ditentukan sebelumnya. Harga ini lazim disebut exercise price atau
striking price. Sedangkan jika memiliki put option maka kita memperoleh hak untuk menjual saham tertentu dengan harga dan
hari yang telah ditentukan.
D. Waran (Warrant)
Warrant adalah salah satu surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk
membeli saham dengan syarat-syarat yang telah ditentukan terlebih dahulu. Syarat-syarat tersebut biasanya mengenai: harga
saham yang akan dibeli (tanpa menghiraukan harga pasar), jumlah saham yang dapat dibeli. Masa berlaku warrant biasanya 5-10
tahun.
E. Penerbitan Sekuritas kepada Masyarakat (Public Issue)
Perusahaan dapat mendapatkan dana dari publik (masyarakat) atau dari privat (orang atau lembaga tertentu). Untuk mendapat
dana dari publik (masyarakat), perusahaan dapat melakukan public issue dan untuk mendapatkan dana kalangan tertentu,
perusahaan dapat melakukan privat placement. Public issue adalah menjual sekuritas obligasi atau saham kepada masyarakat
umum, sedangkan privat placement adalah menjual sekuritas saham atau obligasi kepada beberapa investor yang terbatas
(kadang-kadang hanya satu investor).
Saat perusahaan mengeluarkan sekuritas kepada masyarakat umum, biasanya menggunakan jasa investment banker.
Investment banker adalah lembaga perantara antara pihak yang butuh dana dan pihak yang kelebihan dana. Fungsi investment
banker adalah membeli sekuritas baru dari perusahaan yang menerbitkan sekuritas tersebut dan kemudian menjual kembali
pada masyarakat.
F. Privileged Subscription
Selain menerbitkan sekuritas untuk dijual kepada investor, perusahaan dapat menawarkan privileged subscription kepada para
pemegang saham. Privileged subscription adalah menjual sekuritas baru yang mana pemegang saham yang ada diberi preferensi
dalam pembelian sekuritas untuk menambah proporsi jumlah lembar saham yang mereka telah miliki. Metode penawaran ini
disebut juga penawaran hal (right offering).
G. Right
Right adalah hak yang diberikan kepada pemilik saham biasa untuk membeli tambahan penerbitan saham baru. Hak ini biasanya
dicantumkan dalam anggaran dasar perusahaan. Ada dua tujuan diadakannya right yaitu:
a. Agar pemilik saham lama dapat mempertahankan pengendaliannya atas perusahaan.
b. Untuk mencegah penurunan nilai kekayaan pemilik saham lama.
Rangkuman Materi
Setiap kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan terutama investasi akan memerlukan adanya pendanaan. Oleh karena itu,
apabila dana internal yang dimilikin tidak cukup maka perusahaan harus mengupayakan dana yang bersal dari luar perusahaan.
Manajer keuangan perlu memperoleh dana dari luar pasar keuangan (financial market). Peserta atau pelaku dalam jual beli di
pasar uang ternyata dilakukan oleh banyak pihak, yaitu bank-bank, yayasan dana pensiun, perusahaan asuransi, Koperasi,
perusahaan dagang, perusahaan industri, perusahaan jasa, dan lembaga-lembaga keuangan lainnya.
Kas dan setara kas merupakan aktiva paling likuid yang dimiliki perusahaan. Menurut Sartono (2010: 415), kas adalah seluruh
uang tunai yang ada di tangan (cash on hand) dan dana yang disimpan di bank dalam berbagai bentuk seperti deposito, rekening
koran. Sedangkan surat berharga merupakan investasi jangka pendek yang bersifat temporal, yang apabila perusahaan
memerlukan kas dengan segera dapat menjual atau diubah dalam bentuk kas.
Kas dibutuhkan dalam kegiatan operasi perusahaan seperti untuk membayar gaji dan biaya-biaya tunai lain yang timbul dari
operasi perusahaan, pembelian bahan baku dan aktiva tetap, pembayaran deviden, pelunasan hutang, dll. Karena itu jumlah kas
dalam perusahaan harus bisa memenuhi semua kebutuhan tersebut, agar operasi perusahaan tidak terganggu. Seringkali
keberhasilan dalam sebuah perusahaan, tergantung kemampuan perusahaan dalam menyediakan kas untuk kegiatan operasi
atau membayar kewajiban financial tepat pada waktunya.
a. Motif transaksi
Karena aliran kas masuk tidak sama denga aliran kas keluar, maka diperlukan adanya kas untuk melakukan transaksi usaha,
seperti membayar upah tenaga kerja, pajak, deviden, pengadaan persediaan.
b. Motif berjaga-jaga
Karena ketidakpastian aliran kas pada masa mendatang, dan kemampuan meminjam perusahaan untuk menambah kebutuhan
dana. Bila perusahaan dapat mengetahui dengan pasti aliran kasnya maka kebutuhan untuk berjaga-jaga akan relatif kecil
c. Motif spekulatif
Kebutuhan kas untuk memperoleh keuntungan karena perubahan harga surat berharga. Jika diperkirakan tingkat bunga akan
naik dan harga surat berharga akan tuurun, disarankan untuk menahan kas, termasuk dana disimpan di bank, sampai tingkat
bunga naik kembali. Sebaliknya ketika tingkat bunga diperkirakan turun, maka sebaiknya investasi pada surat berharga, dan
menjualnya kembali pada saat harga surat berharga naik.
Model Penentuan Saldo Kas dengan Persediaan (William Baumol)
Karena adanya trade off dalam pemilihan kas oleh perusahaan, maka perlu dilakukan manajemen kas. Tujuannya untuk
menentukan saldo kas optimal yang harus dimiliki perusahaan, sehingga kelancaran kegiatan perusahaan tidak terganggu.
Jumlah kas yang optimal atas trade offI antara tingkat bunga dengan biaya tansaksi. Apabila kondisi di masa yang akan datang
dapat diketahui dengan pasti, maka jumlah kas yang optimal akan mudah ditentukan.
Untuk menentukan jumlah kas yang optimal, digunakan asumsi: bila perusahaan mengalami kelebihan kas, maka kelebihan kas
akan diinvestasikan dalam bentuk surat berharga. Hal ini dapat dilakukan sepanjang tidak mempersulit perusahaan melakukan
pembayaran. Jika merubah surat berharga menjadi kas dan sebaliknya tidak menimbulkan biaya, maka sebenarnya perusahaan
tidak memerlukan kas.
a. Model Persediaan
Model ini dikembangkan oleh William Baumol, yang pada prinsipnya menggunakan model persediaan untuk
menentukan Economic Order Quantity (EOQ) guna menentukan jumlah kas optimal. Model ini hanya bisa digunakan untuk
kondisi kepastian kas, dengan asumsi bahwa keputusan kas perusahaan relatif stabil dan dapat diperkirakan, serta arus kas
masuk dari operasi juga relatif stabil.
Pada model persediaan, jumlah kas yang optimal dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
C=√((2.F.T)/k)
Keterangan:
C = saldo kas optimal / jumlah transfer kas yang optimal
F = Fixed cost atau biaya tetap untuk menjual dan membeli surat berharga
T = Jumlah kas yang dibutuhkan untuk mendanai transaksi selama satu periode
k = Opportunity costn da atau biaya kesempatan dari memegang uang tunai, besarnya sama dengan tingkat keuntungan yang
diperoleh jika membeli surat berharga
Menurut model ini, total biaya untuk mempertahankan kas akan teurdiri dari total biaya transaksi merubah surat berharga
menjadi kas dan sebaliknya, ditambah dengan total opportunity cost atau biaya kesempatan karena memegang kas. Biaya-biaya
ini dapat dihitung dengan persamaan:
Pada saat menggunakan model persediaan, total biaya untuk mempertahankan kas akan minimum, dimana pada saat itu total
biaya transaksi sama dengan total biaya kesempatan.
Contoh: Kebutuhan kas PT. Berkah rata-rata setiap tahunnya Rp 180 juta. Biaya untuk merubah kas menjadi surat berharga dan
sebaliknya adalah Rp 250.000 tingkat pengembalian tahunan dari surat berharga diketahui sebesar 10%. Dari data ini tentukan:
1) Berapakah biaya kas yang optimal atau nilai obligasi yang harus dijual setiap kali transaksi
2) Berapakah saldo kas rata-rata
3) Berapa kali transaksi terjadi dalam setahun
4) Berapa total biaya pengelolaan kas
Jawab:
1) Jumlah kas optimal atau nilai obligasi yang harus dijual setiap kali transaksi
C atau ECQ=√((2.F.T)/k)
ECQ=√((2.(Rp 250.000).(Rp 180 juta))/0,1)
ECQ=Rp 30 juta
Model persediaan mempunyai kelemahan yang timbul akibat asumsi yang digunakannya. Model ini mengasumsikan kebutuhan
kas perusahaan dan arus kas masuk dari operasi relatif stabil, sementara dalam prakteknya kebutuhan kas maupun penerimaan
kas dari operasi perusahaan berfluktuasi sepanjang tahun.
Pada dasarnya model ini menentukan batas atas dan batas bawah dari fluktuasi kas perusahaan. Apabila kas yang dimiliki
perusahaan mencapai batas atas, maka perusahaan akan membeli sura berharga untuk menurunkan saldo kas. Sebaliknya jika
saldo kas perusahaan mencapai batas bawah, maka perusahaan akan menjual surat berharga yang dimilikinya, untuk
menambah jumlah kas. Selama kas perusahaan masih berada antara batas atas dan batas bawah, perusahaan tidak melakukan
transaksi.
Besarnya batas atas dan batas bawah saldo kas perusahaan ditentukan oleh manajemen, dengan mempertimbangkan biaya
tetap setiap transaksi surat berharga, dan biaya kesempatan karena mempertahankan kas. Miller-Orr menetapkan batas bawah
sebesar nol, tapi batas atas sebesar h, atau bisa lebih dari 0.
Adapun rumus untuk menentukan saldo kas optimal menurut Miller-Orr dalam Sartono (2010: 426) dan Atmaja (1999: 389-390)
adalah sebagai berikut:
Z=∛(3 x F x r2/4 x k)
H = 3Z – 2L ------> H = (3 x Z) - (2 x L)
Keterangan:
Z = Saldo kas optimal
F = Fixed cost untuk biaya transaksi
r2 = varians arus kas bersih harian
i = bunga
k = i / 360 hari
H = Batas atas saldo kas
L = Batas bawah saldo kas
Contoh: Pengbesar eluaran kas setiap hari perusahaan PT. SBC bersifat acak. Varians arus kas ditaksir sebesar Rp 1.000. kas yang
menganggur bisa diinvestasikan ke dalam surat berharga dengan tingkat keuntungan 18% per tahun. Biaya transaksi untuk
mengkonversikan surat berharga sebesar Rp 500 per transaksi. Dari data ini tentukanlah:
1) Berapakah jumlah kas optimal perusahaan
2) Berapakah batas atas kas perusahaan
3) Berapakah rata-rata saldo kas perusahaan
Jawab:
1) Jumlah kas optimal perusahaan
Z=∛(3 x F x r2/4 x k)
Z=∛((3 x (500)(1000 x 1000))/ ((4 x (0,18/360)))
=Rp 908,56
artinya pada saat kas mencapai batas atas (H), perusahaan harus menginvestasikan kas sebesar Rp 1.817,12 ke bentuk surat
berharga agar saldo kembali ke Rp 908,56.
Apabila kondisi kas berada di titik bawah atau (L), perusahaan harus menjual surat berharganya sebesar Rp 2.725,68 agar bisa
memperoleh saldo kas optimal.
Manajemen modal kerja adalah kegiatan yang mencakup semua fungsi manajemen atas aset lancar dan kewajiban jangka
pendek perusahaan. Manajemen modal kerja yang efektif menjadi sangat penting untuk pertumbuhan kelangsungan
perusahaan dalam jangka panjang. Apabila perusahaan kekurangan modal kerja untuk memperluas penjualan dan meningkatkan
produksinya, maka besar kemungkinannya akan kehilangan pendapatan dan keuntungan. Perusahaan yang tidak memiliki modal
kerja yang cukup, tidak dapat membayar kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya dan akan menghadapi masalah
likuiditas.
Menurut Weston dan Brigham dalam Sawir (2001: 129) modal kerja merupakan investasi perusahaan dalam jangka pendek
seperti kas, surat berharga, piutang dagang, dan persediaan. Investasi jangka pendek berbeda dengan investasi jangka panjang
dalam periode perputaran investasi. Investasi jangka pendek memerlukan waktu berputar yang lebih singkat dari satu priode
normal perusahaan, sedangkan investasi jangka panjang membutuhkan waktu yang lebih lama dari periode normal perusahaan.
Adapun sasaran yang ingin dicapai dari manajemen modal kerja adalah :
1. Memaksimalkan nilai perusahaan dengan mengelola aset lancar sehingga tingkat pengembalian investasi marjinal adalah
sama atau lebih besar dari biaya modal yang digunakan untuk membiayai aset-aset tersebut.
2. Meminimalkan biaya modal yang digunakan untuk membiayai aset lancar.
3. Pengawasan terhadap arus dana dalam aset lancar dan ketersediaan dana dari sumber utang, sehingga perusahaan selalu
dapat memenuhi kewajiban keuangannya pada saat jatuh tempo.
Modal kerja mengandung dua pengertian, yaitu gross working capital yang merupakan keseluruhan dari jumlah aset lancar,
dan net working capital yang merupakan selisih antara aset lancar dikurangi utang lancar. Bagi seorang akuntan, istilah modal
kerja mengacu pada net working capital. Konsep ini menunjukkan sampai sejauh mana perusahaan dilindungi dari masalah
likuiditas. Sedangkan bagi seorang manajer keuangan, istilah modal kerja mengacu pada gross working capital. Hal ini rasional,
karena agak sulit untuk mengelola secara aktif selisih bersih aset lancar dan utang lancar tersebut, terutama jika selisih tersebut
mengalami perubahan terus menerus.
Berkaitan dengan pengertian modal kerja ini dapat dikemukakan atas 3 (tiga) konsep, yaitu :
a. Konsep Kuantitatif
Konsep ini didasarkan pada kuantitas atau jumlah dana yang tertanam pada aktiva lancar atau investasi jangka pendek.
Pengertian modal kerja pada konsep ini, modal kerja merupakan seluruh aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Modal kerja
pada konsep ini disebut dengan modal kerja bruto (Gross Working Capital)
b. Konsep Kualitatif
Konsep ini didasarkan pada jumlah aktiva lancar yang benar-benar bisa dimanfaatkan perusahaan untuk membiayai operasinya,
tanpa mengganggu likuiditas perusahaan. Modal kerja pada konsep ini merupakan kelebihan aktiva lancar dari hutang lancar
yang dimiliki perusahaan. Modal kerja pada konsep ini disebut dengan modal kerja nett (Net Working Capital )
c. Konsep Fungsional
Konsep ini didasarkan pada fungsi dari dana yang menghasilkan pendapatan. Ada sebagian dana yang digunakan dalam suatu
periode akuntansi tertentu yang seluruhnya langsung menghasilkan pendapatan pada periode tersebut. Sebagian lagi digunakan
pada periode tersebut, tetapi tidak menghasilkan pendapatan pada periode tersebut, melainkan dimaksudkan untuk
menghasilkan pendapatan pada periode-periode yang dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan pada periode-periode
berikut (future income).
Modal kerja pada konsep ini adalah seluruh dana yang digunakan pada periode akuntansi, yang dimaksudkan untuk
menghasilkan pendapatan pada periode tersebut (current income), yang sesuai dengan maksud utama didirikannya perusahaan.
Jika tidak sesuai dengan maksud utama didirikannya perusahaan, maka dana yang menghasilkan current income disebut dengan
modal kerja potensial.
Berkaitan dengan pengertian modal kerja dari ketiga konsep tersebut di atas dapat diberikan contohnya sebagai berikut:
Neraca
Persediaan 100.000
Jawab :
Jumlah modal kerja menurut konsep kuantitatif adalah keseluruhan dari jumlah aset lancar, sehingga modal kerjanya adalah
sebesar Rp 260.000.000,-
Jumlah modal kerja menurut konsep kualitatif adalah selisih antara aset lancar dengan utang lancar, yaitu 260.000.000 – Rp
125.000.000 = Rp 135.000.000,-
Jumlah modal kerja menurut konsep fungsional adalah :
Modal Kerja :
Dalam menjalankan operasi sehari-hari suatu perusahaan biasanya membutuhkan modal kerja yang sifatnya suatu keharusan,
yaitu modal kerja yang sifatnya harus ada dalam suatu perusahaan, dan ada modal kerja menurut kebutuhan yang jumlahnya
berubah-ubah sesuai dengan keadaan. Dari hal tersebut, modal kerja dapat dibedakan 2 (dua) jenis, yaitu :
Dalam menjalankan kegiatan operasi perusahaan sehari-hari, pihak manajemen akan membutuhkan dana yang cukup untuk
menjamin kontinuitas operasinya tersebut. Kebutuhan modal kerja dalam perusahaan akan dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yaitu :
1. Volume Penjualan
Volume penjualan merupakan faktor yang sangat penting yang mempengaruhi kebutuhan modal kerja. Apabila penjualan
meningkat, maka kebutuhan modal kerjapun akan meningkat demikain pula sebaliknya.
2. Besar Kecilnya Skala Usaha Perusahaan
Kebutuhan modal kerja pada perusahaan besar berbeda dengan perusahaan kecil. Hal ini terjadi karena perusahaan besar
mempunyai keuntungan akibat luasnya sumber-sumber pembiayaan yang tersedia dibandingkan dengan perusahaan kecil yang
sangat tergantung hanya pada beberapa sumber saja. Pada perusahaan kecil, tidak tertagihnya beberapa piutang para
pelanggan dapat sangat mempengaruhi unsur-unsur modal kerja lainnya seperti kas dan persediaan.
3. Aktivitas Perusahaan
Perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa tidak mempunyai persediaan barang dagangan, sedangkan perusahaan yang
menjual barang secara tunai tidak memiliki piutang dagang. Hal ini mempengaruhi tingkat perputaran dan jumlah modal kerja
suatu perusahaan. Demikian pula dengan syarat pembelian dan waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi atau memperoleh
barang yang akan dijual.
4. Perkembangan Teknologi
Kemjuan teknologi, khususnya yang berhubungan dengan proses produksi akan mempengaruhi kebutuhan modal kerja.
Otomatisasi yang mengakibatkan proses produksi yang lebih cepat membutuhkan persediaan bahan baku yang lebih banyak
agar kapasitas masimum dapat tercapai. Selain itu, akan membuat perusahaan mempunyai persediaan barang jadi dalam jumlah
yang lebih banyak pula.
5. Sikap Perusahaan Terhadap Lukiditas dan Profitabilitas
Adanya biaya dari semua dana yang digunakan perusahaan mengakibatkan jumlah modal kerja yang relative besar mempunyai
kecenderungan untuk mengurangi laba perusahaan, tetapi dengan menahan uang kas dan persediaan barang yang lebih besar
akan membuat perusahaan lebih mampu untuk membayar transaksi-transaksi yang dilakukan dan risiko kehilangan pelanggan
tidak terjadi karena perusahaan mempunyai persediaan barang yang cukup.
Saat terjadi krisis, perusahaan akan terlindungi apabila terjadi penurunan nilai dari harta lancar jika perusahaan
memiliki modal yang cukup.
Dengan working capital perusahaan dapat melayani pelanggan dengan lebih lancar dan cepat apabila perusahaan
memiliki persediaan dalam jumlah yang banyak.
Menggunakan modal, perusahaan bisa melunasi semua kewajiban seperti pinjaman bank dan utang yang dimilik dalam
waktu yang tepat.
Dengan adanya modal, perusahaan lebih leluasa memberikan kredit bagi konsumennya dengan mudah dan
menguntungkan.
Semua aktivitas perusahaan baik internal maupun eksternal dapat berjalan dengan lancar karena dipengaruhi oleh
kondisi keuangan perusahaan.
Dengan adanya modal dapat menjamin kelancaran operasional perusahaan.
Modal yang cukup dapat menutuoi kerugian yang terjadi dalam perusahaan tanpa memengaruhi kondisi keuangan
perusahaan.
Dalam menjalankan suatu bisnis tak lepas dari peran anggota, dengan ketersediaan modal dapat memenuhi hak
pekerja dalam hal gaji, tunjangan bahkan asuransi keselamatan kerja
Rangkuman Materi
Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja yang akan digunakan untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari
misalnya untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai, membayar upah tenaga kerja langsung, membayar utang dan
lain-lain. Kekurangan uang tunai (kas) akan menyebabkan perusahaan tidak mampu membayar kewajiban jangka pendek,
sedangkan kekurangan persediaan akan menyebabkan perusahaan tidak memperoleh keuntungan karena calon pembeli tidak
jadi membeli produk perusahaan.