Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam mengatur negara, pemerintah memiliki peran dan fungsinya


sendiri dengan adanya sistem-sistem perekonomian yang sangat beragam.
Sistem ekonomi sendiri dapat diartikan sebagai susunan organisasi
ekonomi yang baik dan teratur. Maka peran penting pemerintahan dalam
memperhatikan ekonomi negara dalam berbagai hal seperti cara mengatur
anggaran penerimaan negara, kemudian kebijakan dalam mengatasi
eksternalitas negatif, dan berbagai hal yang lain sangat diperlukan. Sistem
ekonomi pun sangat beragam. Tidak juga di negara yang menganut sistem
kapitalis yang mengkehendaki peran swasta lebih dominan dalam
mengelola perekonomiannya. Karena itu, tidak ada satupun negara
kapitalis di dunia ini yang menganut sistem kapitalis murni. Menurut Adam
Smith, ahli ekonomi kapitalis, mengemukakan bahwa dalam perekonomian
segala sesuatunya akan berjalan sendiri-sendiri menyesuaikan diri menuju
kepada keseimbangan menurut mekanisme pasar. Tarik-menarik kekuatan
dalam sistem perekonomian itu seperti dikendalikan oleh “the invisible
hand”, sehingga dengan demikian tidak memerlukan begitu banyak campur
tangan pemerintah.

Namun dalam suatu perekonomian suatu Negara, pemerintah


mempunyai peranan untuk mengatur, memperbaiki atau mengaahkan
aktivitas ekonomi dari pemerintah maupun sektor swasta. Oleh karena itu
perkembangan dan kemajuan pembangunan suatu Negara tergantung
kepada peranan pemerintah dalam mengatur negaranya termasuk di
dalamnya adalah perekonomian. Kebutuhan barang publik seperti

1
barang, jasa, atau system merupakan sesuatu yang harus disiapkan oleh
pemerintah dalam rangka memberikan pelayanan kepada warga
negaranya. Terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat
berpengaruh pada tingkat perekonomian suatu Negara.

B. Rumusan Masalah
1. Apa fungsi pemerintah dalam perekonomian Islami?
2. Bagaimana prinsip-prinsip islam untuk kebijakan ekonomi publik?
3. Bagaimana peran pemerintah dalam perekonomian?
4. Bagaimana peran pemerintah untuk menciptakan efesiensi pasar dan
menghadapi eksternalitas?

C. Tujuan
1. Mengetahui dan menjelaskan fungsi pemerintah dalam
perekonomian Islami.
2. 2. Mengetahui dan menjelaskan prinsip-prinsip islam untuk
kebijakan ekonomi publik.
3. 3. Mengetahui dan menjelaskan peran pemerintah dalam
perekonomian.

2
BAB II

PEMBAHASAN

D. Fungsi Pemerintah Dalam Perekonomian Islami.

Kewajiban merealisasikan falah pada dasarnya merupakan tugas


keseluruhan economic agents, termasuk pemerintah dan masyarakat.
Terdapat banyak aktivitas ekonomi yang tidak dapat diselenggarakan
dengan baik oleh pasar, sehingga mengharuskan adanya peran aktif dari
pemerintah maupun masyarakat. Di samping pemerintah, masyarakatharus
berperan langsung. Terdapat fenomena market failure, government failure,
dan citizen failure yaitu kegagalan sector-sektor ini dalam mencapai solusi
maksimum bagi permasalahan ekonomi. Oleh karena itu dalam
merealisasikan falah, pasar, pemerintahn dan masyrakat harus bergerak
dan bekerja sama dalam menyelenggarakan aktivitas ekonomi untuk
kesejahteraan umat.

Pada dasarnya peranan pemerintah dalam perekonomian yang


islami, memiliki dasar rasionalitas yang kokoh. Dalam pandangan islam,
peran pemerintah didasari oleh beberapa argumentasi, yaitu:

a. Derivasi Dari Konsep Kekhalifahan

Pemerintah adalah pemegang amanah Allah untuk menjalankan


tugas-tugas kolektif dalam mewujudkan kesejahteraan dan keadilan ( al adl
wal ihsan) serta tata kehidupan yang baik (hayyah thayyibah) bagi seluruh
umat. Jadi, pemerintah adalah agen dari tuhan atau khalifahtullah, untuk
merealisasikan falah. Sebagai pemegang amanah tuhan, eksistensi dan
peran pemerintah ini memiliki landasan yang kokoh dalam Al-Qur’an dan
sunah, baik secara eksplisit maupun implisit. Kehidupan Rasulullah dan

3
khulafaurrasyidin merupakan teladan yang amat baik bagi ekstensi
pemerintah.

Dasar dalam menjalankan amanah tersebut pemerintah akan


menjunjung tinggi prinsip musyawarah (syura) sebagai salah satu
mekanisme pengambilan keputusan yang penting dalam islam. Dengan
demikian, pemerintah pada dasarnya sekaligus memegang amanah dari
masyarakat.

b. Konsekuensi Adanya Kewajiban-Kewajiban Kolektif (Fard Al-Kifayah)

Al-Fard merupakan suatu kewajiban yang ditujukan kepada


masyarakat, dimana jika kewajiban ini dilanggar , maka seluruh masyarakat
akan menanggung dosa sementara jika telah dilaksanakan (bahkan hanya
satu orang, maka seluruh masyarakat akan terbebas dari kewajiban
tersebut. Dengan kata lain, jika indvidu gagal untuk nmenjalankan
kewajiban tersebut, maka ia akan menjadi beban (dosa) public. Selain pada
shalat jenazah, konsep fard-alkifayah mengacu pada segala kepentingan
masyarakat (public interest) dimana jika tidak ada masyarakat yang
melakukannya, maka seluruh masyarakat akan menderita kerugian.

Beberapa contoh dari hal ini misalnya kewajiban untuk membangun


industri yang menyediakan kebutuhan dasar (dharurat) dan kebutuhan
pokok (hajiyyat) seperti transportasi, pendidikan, pelayanan medis, dan
lain-lain. Pemerintah dapat memiliki peranan penting dalam menjalankan
fard al-kifayah ini karena kemungkinan masyarakat gagal untuk
menjalankannya atau tidak dapat melaksanakannya dengan baik.
Kemungkinan kegagalan masyarakat dalam menjalankan fard al-kifayah
disebabkan beberapa hal, yaitu:

a) Asimetri dan kekurangan informasi


b) Pelanggaran moral

4
c) Kekurangan sumber daya atau kesulitan teknis.

Masyarakat kemungkinan tidak memiliki informasi yang memadai


tentang adanya suatu kewajiban publik, sehingga mereka tidak
melaksanakannya. Dalam kenyataan, pemerintah biasanya memiliki
informasi yang lebih lengkap dan akurat dibandingkan masyarakat, karena
pemerintah memiliki sumber daya yang lebih baik dalam mencari dan
mengolah informasi. Seandainya informasi tentang kewajiban publik ini
diketahui oleh masyarakat, maka belum tentu mereka dapat
menjalankannya karena alasan rendahnya kesadaran terhadap fard al-
kifayah ini.

c. Adanya Kegagalan Pasar Dalam Meraih Falah

Kegagalan pasar juga merupakan latar belakang perlunya


pemerintah untuk berperan dalam perekonomian. Pasar gagal dalam
menyelesaikan beberapa permasalahan ekonomi karena dua hal, yaitu:

(a) ketidaksempurnaan mekanisme pasar; dan

(b) tidak berjalannya mekanisme pasar dengan efisien.

Pasar bekerja dengan mekanisme permintaan dan penawaran di


mana mensyaratkan suatu komoditas yang dapat diperdagangkan
(tradeable). Komoditas seperti ini harus memiliki suatu harga, sedangkan
untuk memiliki harga komoditas seperti ini otomatis harus bisa diukur
(unmeasurable), karenanya juga tidak dapat memiliki harga dan tidak dapat
diperdagangkan, sehingga tidak dapat disediakan oleh pasar. Beberapa
non-marketable goods and services ini antara lain penyediaan barang
publik, penanganan eksternalitas, penegakan keadilan, pemerataan
distribuusi pendapatan dan kekayaan, pertahanan, dan lain-lain. Karena
barang dan jasa tersebut non-tredeable, maka tidak insentif material bagi

5
individu untuk menyediakannya sehingga pemerintah atau masyarakatlah
yang harus mengambil alih.

Selain itu, dalam realitas mekanisme kerja pasar juga tidak dapat
beroperasi secara optimal karena tidak terpenuhinya syarat-syarat pasar
yang islami. Sebagaimana disampaikan oleh Ibnu Taimiyah , mekanisme
pasar dapat berjalan dengan efisien dan menghasilkan harga yang adil,
maka harus terpenuhi syarat teknis dan syarat moral sekaligus. Secara
teknis, mekanisme kerja pasar yang efisien dapat berlangsung apabila
terdapat informasi yang sama di antara pelaku pasar, tidak adanya
hambatan untuk masuk dan keluar dari pasar, homogenistas komoditas,
erta jumlah penjual yang banyak.

Dalam kenyataan sehari-hari, syarat-syarat teknis tersebut sering


kali tidak ada atau ada, tetapi tidak memadai sehingga memerlukan upaya
pemerintah dan atau masyarakat untuk mewujudkannya. Realitas
menunjukkan bahwa asimetri informasi, hambatan perdagangan, monopoli
dan heterogenitas sering terjadi. Bahkan, hal-hal ersebut dapat terjaqdi
secara alamiah, sehingga terpenuhinya syarat-syarat teknis tersebut sering
dianggap sebagai ketidakmungkinan. Moralitas sering kali juga menjadi
hambatan yang serius dalam mewujudkn pasar yang efisien.

E. Peranan Pemerintah di Bidang Ekonomi

Seperti disinggung di muka pemerintah adalah penyelenggaraan


negara dalam rangka mencapai tujuan bersama. Tujuan bersama adalah
untuk meningkatkan kesejahteraan. Untuk menyejahterakan masyarakat
diperlukan aneka barang dan jasa yang dapat memenuhi berbagai

6
kebutuhan, disamping terjadinya lapangan pekerjaan yang memadai bagi
masyarakat sebagai sumber nafkah untuk mendapatkan pengahasilan guna
membeli barang dan jasa yang dibutuhkannya. Untuk mencapai kedua hal
tersebut, diperlukan peningkatan aktivitas ekonomi masyarakat.
Peningkatan aktivitas ekonomi memerlukan investasi baik oleh negara yang
dilakukan oleh pemerintah, maupun oleh swasta yang dilakukan oleh
masyarakat. Oleh karena itu, maka peran penting pemerintah di bidang
ekonomi adalah sebagai berikut :

A. Terjaminnya penyediaan barang dan jasa untuk masyarakat.

Berbagai kebutuhan masyarakat dapat dikelompokan pada dua


kelompok besar, yaitu kebutuhan berbentuk barang, seperti makanan dan
minuman, pakaian, rumah, kendaraan, dan sebagainya, serta kebutuhan
berbentuk jasa, seperti penawaran kesehatan, perlindungan keamaanan
dan sebagainya. Untuk memenuhi berbagai kebutuhan di atas diperlukan
beraneka ragam barang dan jasa, yang pengadaannya memerlukan
berbagai tahap dan proses. Tahap awal dari pengadaan barang dan jasa,
yang dibutuhkan untuk kelangsungan kehidupan masyarakat di masa
mendatang, adalah melakukan melakukan investasi saat ini. Tanpa ada
investasi saat ini sulit membayangkan kebutuhan barang dan jasa untuk
kelangsungan kehidupan di masa datang dapat terpenuhi. Pada hakikatnya
setiap pemerintaha berfungsi mewakili negara dalam mencapai tujuannya.
Misi utama dari dibentuknya suatu pemerintahan adalah menjalankan
fungsi dan tugas negara. Pemerintahan sebagai penyelenggara negara
bertugas melayani kebutuhan dan melindungi kepentingan masyarakat
(publik).

B. Tersedianya lapangan pekerjaan

7
sebagai sumber nafkah bagi masyarakat. Keberhasilan suatu
pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, sangat
ditentukan oleh kemampunnya untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakatnya. Maka dari itu pemerintahan seyogianya perlu memikirkan
kesejahtraan rakyat secara keseluruan, melalui penciptaan lapangan
pekerjaan bagi rakyatnya.Tugas pemerintahan di bidang ekonomi adalah
meningkatkan dan melindungi kesejahtraan masyarakat secara
berkelanjutan, yang diindikasikan oleh peningkatan Pendapatan Asli
Masyarakat (PAM) dan Peningkatan Asli Negara melalui pengelolaan
sumber daya ekonomi nasional yang tergambar dalam APBN, khusunya
pada bagian penerimaan negara yang bukan dari utang. Sedangkan tugas di
luar ekonomi adalah meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelayanan
kepada masyarakat, sekaligus peningkatan kesejahtraan masyarakat.

C. Anggaran Pendapatan Pemerintah

Dalam setruktur Anggaraan Pendapatan Belanja Negara (APBN)


terdapat beberapa cara untuk menghimpun dana guna menjalankan
pemerintah, antara lain:

A. Melakukan Bisnis

Pemerintah dapat melakukan bisnis seperti perusahaan lainnya,


misalnya dengan mendirikan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Seperti
halnya perusahaan lainya, dari perusahaan negara ini diharapkan
memberikan keuntungan yang dapat digunakan sebagai salah satu sumber
pendapatan negara.

B. Pajak

Pengimpunan dana yang umum dilakukan adalah dengan cara


menarik pajak dari masyarakat. Pajak dikenakan dalam berbagai bentuk

8
seperti pajak pendapatan, pajak penjualan, pajak bumi dan bangunan, dan
lain-lain. Pajak yang dikenakan kepada masyarakat tidak dibedakan
terhadap bentuk usahanya sehingga dapat menimbulkan ketidakstabilan.

C. Meminjam Uang

Pemerintahan dapat meminjam uang dari masyarakat atau


sumber-sumber yang lainya dengan syarat yang harus dikembalikan
dikemudian hari. masyarakatharus mengetahui dan mendapat informasi
yang bahwa dikemudian hari mereka harus membayar pajak yang lebih
besar untuk membayar utang yang dipinjam hari ini. Meminjam uang
hanya bersifat sementara dan tidak boleh dilakukan secara terus-menerus.

F.  Fungsi Pemerintah Dalam Perekonomian

Dalam upaya peningkatan kehidupan ekonomi, individu, dan


anggota masyarakat tidak hanya tergantung pada peranan pasar melalui
sektor swasta. Peran pemerintah dan mekanisme pasar (interaksi
permintaan dan penawaran pasar) merupakan hal yang bersifat
komplementer (bukan substitusi) dengan pelaku ekonomi lainnya.
Pemerintah sebagai salah satu pelaku ekonomi (rumah tangga
pemerintah), memiliki fungsi penting dalam perekonomian yaitu berfungsi
sebagai stabilisasi, alokasi, dan distribusi. Adapun penjelasannya sebagai
berikut:

A. Fungsi Stabilisasi, yakni fungsi pemerintah dalam menciptakan


kestabilan ekonomi, sosial politik, hokum, pertahanan, dan keamanan.

B.Fungsi Alokasi, yakni fungsi pemerintah sebagai penyedia barang


dan jasa publik seperti pembangunan jalan raya, gedung sekolah,
penyediaan fasilitas penerangan, dan telepon.

9
BAB III

PENUTUP

G. Kesimpulan

Peran dan fungsi pemerintah dalam suatu negara sangat


diperlukan. Suatu negara sama sekali tidak bisa berjalan dengan baik
tanpa adanya campur tangan pemerintah sedikitpun. Campur tangan
pemerintah sangat dibutuhkan untuk menjadi jalan keluar dalam masalah
perekonomian yang terjadi dan menjadi pembatas antara pemilik modal
agar tidak ada kedzholiman. Pemerintah dibutuhkan dalam rangka
mengawasi dan memperbaiki apabila terjadi suatu masalah dan hal
tersebut dapat menimbulkan kerugian bagi salah satu pihak. Selain itu,
peningkatan aktivitas ekonomi memerlukan investasi baik oleh negara
yang dilakukan oleh pemerintah, maupun oleh swasta yang dilakukan
oleh masyarakat. Karena itu, maka peran penting pemerintah di bidang
ekonomi adalah bagaimana meendorong penyediaan barang dan jasa
yang dibutuhkan dan diinginkan masyarakat, serta pembukaan lapangan
pekerjaan sebagai sumber nafkah bagi masyarakat. Pemerintah adalah
penyelenggaraan negara dalam rangka mencapai tujuan bersama dalam
rangka meningkatkan kesejahtraan. Untuk mensejahterakan masyarakat
diperlukan aneka barang dan jasa yang dapat memenuhi berbagai
kebutuhan, disamping adanya lapangan pekerjaan yang memadai bagi
masyarakat sebagai sumber nafkah untuk mendapatkan penghasilan guna
membeli barang dan jasa yang dibutuhkannya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Djohanputro, Bramantyo, MBA, PHD. 2006. Pinsip-Prinsip Ekonomi Makro.


Jakarta: PPM Manajemen.

Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI). 2014. Ekonomi


Islam. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Huda, Nurul, Handi Risza Idris, Mustafa Edwin Nasution, dan Ranti Wiliasih. 2014.
Ekonomi Makro Islam Pendekatan Teoritis. Jakarta: Kencana.

Peran dan Fungsi Pemerintah.

11

Anda mungkin juga menyukai