Disusun Oleh:
Nama : Indra Gunawan
Nim :Es-201015
3. PUBLIK GOODS
7. PERPAJAKAN
8. PENGELUARAN PEMERINTAH
2
RESUME KE-1
( KONSEP PERAN PEMERINTAH)
Fungsi Pemerintah
Fungsi Pemerintah Menurut Adam Smith
Menurut Adam Smith (1976), fungsi pemerintah suatu negara dibagi
menjadi 3 (tiga) fungsi pokok sebagai berikut:
1. Memelihara keamanan dan pertahanan dalam negeri.
2. Menyelenggarakan peradilan.
3. Menyediakan barang-barang yang tidak disediakan oleh pihak swasta.
Fungsi Pemerintah Menurut Richard A. Musgrave
1. Menurut Richard A. Musgrave, fungsi pemerintah dibedakan menjadi 3
(tiga) fungsi dan tujuan kebijakan anggaran belanja pemerintah, yaitu:
Fungsi Alokasi (Allocation Branch) yaitu fungsi pemerintah untuk
menyediakan pemenuhan untuk kebutuhan publik (public needs)
2. Fungsi Distribusi (Distribution Branch) yaitu fungsi yang dilandasi
dengan mempertimbangkan pengaruh sosial ekonomis seperti
pertimbangan kekayaan dan distribusi pendapatan, kesempatan
memperoleh pendidikan, mobilitas sosial, struktur pasar, dan
sebagainya.
3. Fungsi Stabilisasi (Stabilizaton Branch) yaitu fungsi menyangkut usaha
untuk mempertahankan kestabilan dan kebijaksanaan-kebijaksanaan
yang ada guna mempertahankan kestabilan perekonomian.
Fungsi Pemerintah Secara Umum
Secara umum terdapat 4 fungsi pemerintah yakni fungsi pelayanan
(service), fungsi pengaturan (regulating), fungsi pembangunan (development),
dan fungsi pemberdayaan (empowerment).
1. Fungsi Pelayanan Fungsi utama pemerintah adalah memberikan
pelayanan (service) untuk memenuhi kebutuhan masyarakat disemua
sektor. Masyarakat tak akan dapat berdiri sendiri memenuhi kebutuhan
tanpa adanya pemerintah yang memberikan pelayanan. Untuk itu
pemerintah memberikan layanan publik terhadap warga negaranya
4
RESUME KE-2
(KEGAGALAN PASAR MARKET FAILURE )
RESUME KE-3
( PUBLIC GOODS )
untuk jalan tol, Anda harus membayar untuk menggunakannya. Namun, ketika
Anda menggunakan jalan tol, Anda tidak dapat mencegah orang lain untuk
menggunakannya. Tidak dapat dikecualikan Ketika pemerintah telah membuat
barang publik tersedia, mereka tersedia untuk semua orang. Anda tidak dapat
mencegah orang lain menggunakan dan memanfaatkan barang-barang ini. Jadi,
barang publik adalah untuk pembayar dan bukan pembayar. Ini kemudian
memunculkan pengendara gratis, di mana mereka dapat mengkonsumsi dan
mendapatkan keuntungan tanpa membayarnya. Contohnya adalah jalan raya,
yang menguntungkan baik wajib pajak maupun bukan wajib pajak.
Contoh barang publik
Pertahanan dan keamanan negara. Pemerintah memberikan
perlindungan kepada semua warga negara. Jika Anda melakukan pelanggaran
lalu lintas, Anda tidak dapat menghentikan polisi untuk menghukum Anda,
bahkan jika Anda membayar pajak. Demikian pula, mereka yang tidak
membayar pajak juga akan menerima sanksi yang sama karena melakukan hal
yang sama. Udara bersih. Udara bersih tersedia di mana-mana. Anda dan tetangga
Anda sama-sama menikmatinya. Dan, tentu saja, Anda tidak akan membuat kotak
pemisah antara udara bersih Anda dan rumah tetangga Anda. Lampu jalan. Baik
pengendara maupun penduduk setempat mendapat manfaat dari lampu jalan.
Penghuni mungkin dikenakan biaya untuk membeli dan menyediakan lampu ini.
Begitu juga dengan pengendara mobil atau motor yang melewati jalan tersebut dapat
menikmatinya tanpa membayar iuran. Jaringan radio atau televisi. Setelah sinyal radio
atau televisi disiarkan, semua orang dapat mengaksesnya. Sulit untuk menghentikan
seseorang dari menggunakannya. Selain itu, tidak mencegah orang lain
menggunakannya saat Anda mendengarkan radio atau menonton televisi. Perbedaan
antara barang publik, barang klub, barang umum, dan barang pribadi Para ekonom
membagi barang menjadi empat kategori berdasarkan variabel rivalitas dan
ekskludabilitas. Barang pribadi Barang-barang pribadi tidak dapat dikecualikan dan
bersifat rivalitas. Mereka termasuk barang-barang yang Anda gunakan setiap hari,
seperti pakaian dan makanan. Saat membeli dan memakai pakaian, pakaian Anda
13
tidak lagi tersedia untuk orang lain. Itu milik Anda, dan Anda berhak melarang orang
lain menggunakannya. Untuk menikmati barang pribadi, kita harus bersaing dan
membayarnya. Oleh karena itu, mereka cenderung tidak menghadapi masalah
pengendara bebas daripada barang publik.
Barang umum
Saat Anda menggunakan barang umum, itu mengurangi ketersediaan
untuk orang lain. Namun, Anda tidak dapat mencegah orang lain
menggunakannya. Contoh yang sering dikutip adalah kayu, sumber daya
mineral, dan ikan di perairan internasional. Karena saling bersaing, orang-orang
akan berlomba-lomba untuk mengambil keuntungan dari barang-barang umum.
Pada saat yang sama, mereka tidak dapat mencegah orang lain melakukannya.
Akibatnya, pada akhirnya mengarah pada perilaku eksploitatif. Hal ini
memunculkan fenomena tragedi milik bersama. Ambil kayu, misalnya. Ketika
Anda menebang kayu di hutan, orang lain akan mengikuti Anda. Dan, tentu
saja, Anda tidak dapat mencegahnya. Mengetahui persediaan kayu semakin
menipis, semakin banyak orang yang menebang kayu. Jika tidak ada regulasi
(misalnya dari pemerintah), menyebabkan sumber daya kayu habis.
Barang klub
Barang klub adalah jenis barang yang tidak dapat disaingi dan tidak
dapat dikecualikan. Jika Anda menggunakannya, mereka masih tersedia untuk
orang lain. Tapi, untuk menuai keuntungan, pemasok mungkin mengecualikan
beberapa orang untuk menggunakannya. Pemasok dapat membebankan harga
sehingga barang hanya tersedia bagi orang yang mau membayar. Contoh item
klub adalah TV kabel, bioskop, dan taman pribadi. Anda dan teman Anda dapat
menikmatinya bersama tanpa mengurangi manfaat satu sama lain. Tentu saja,
Anda dan teman Anda harus membayar.
Barang kuasi-publik (quasi-public goods)
Barang kuasi-publik adalah campuran barang publik dan barang pribadi.
Contohnya adalah jalan raya, jalan tol, dan terowongan. Barang kuasi-publik
memiliki dua karakteristik berikut:
14
RESUME KE-4
( PENENTUAN HARGA BARANG PUBLIK )
Dalam ilmu ekonomi, barang publik adalah barang yang memiliki sifat
tanpa persaingan ekonomi dan tanpa kekhususan konsumen. Ini berarti bahwa
konsumsi atas barang publik oleh suatu individu tidak akan mengurangi jumlah
barang yang tersedia untuk dikonsumsi oleh individu lainnya. Salah satu
kewajiban aparatur negara yang juga mengikuti kewajiban negara dalam
Menyelenggarakan Tugas Negara seperti yang diamanatkan UUD 1945, GBHN
dan UU APBN (mardiasmo 2000) adalah memberikan pelayanan kepada
masyarakat dalam bentuk penyediaan jasa dan barang secara prima.
Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, instansi milik
pemerintah baik BUMD dan BUMN akan memberikan tarif pelayanan publik
yang diwujudkan dalam bentuk Retribusi, pajak dan pembebanan tarif Jasa
langsung kepada masyarakat sebagai konsumen jasa publik. Walau pun
masyarakat telah dibebani dengan pajak yang dapat dipaksakan kepada
pemerintah, dan pemerintah memberikan prestasi kepada masyarkat. Tidak
semua perestasi yang diberikan oleh sektor publik kepada masyarakat yang
telah dilayani secara gratis mengingat terdapat barang private yang manfaat
barang dan jasa hanya dinikmati secara individu sperti air bersih, transportaasi
public,energy dan listrik, perumahan rakyat fasilitas, fasilitas rekreasi,
pendidikan dan sebagainya. Sehingga dengan jelas bahwa penetapan harga
publik tidak serta-merta bisa dilakukan begitu saja. Pertimbangan yang baik
akan mampu menciptakan hal yang baik pula. Sementara ada banyak sekali
pertimbangan yang dapat diterapkan dalam penetapan harga pada barang
publik.
ALASAN PEMBEBANAN TARIF PADA BARANG PUBLIK
1. Adanya barang private dan barang public
Dalam hal ini terdapat tiga jenis barang menjadi kebutuhan masyarakat ;
16
1. Kita tidak tahu secara tepat berapa biaya total (full cost) untuk
menyediakan suatu pelayanan. Oleh karena itu, kita perlu
memperhitungkan semua biaya sehingga dapat mengindentifikasi biaya
secara tepat untuk setiap jenis pelayanan. Amun tidak boleh terjadi
pencampuradukan biaya untuk pelayanan yang berbeda atau harus ada
prinsip different costs for different purposes. Biaya overhead harus
dibebankan secara proporsional terhadap berbagai pelayanan. Selain itu
juga harus diidentifikasi adanya biaya-biaya tersembunyi (hidden costs)
dalam penyediaan pelayanan publik. Hidden costs juga terkait dengan
biaya birokrasi (costs of bureaucracy).
2. Sangat sulit mengukur jumlah yang dikonsumsi.Karena jumlah biaya
untuk melayani satu orang dengan orang lain berbeda-beda, maka
diperlukan pembedaan pembebanan tarif pelayanan, sebagai contoh
diperlukan biaya tambahan untuk pengumpulan sampah dari lokasi
rumah yang sulit dijangkau atau memiliki jarak yang jauh. Jika hal ini
dilakukan maka akan terlihat tidak adil, meskipun untuk hal tertentu.
Misalnya : bus kota, jarak jauh maupun dekat dikenai tarif sama. Namun
yang jelas, pada prinsipnya pembebanan harus merefleksikan biaya total
(full cost) untuk menyediakan pelayanan tersebut.
3. Pembebanan tidak memperhitungkan kemampuan masyarakat untuk
membayar. Jika orang miskintidak mampu membayar suatu pelayanan
yang sebenarnya vital, maka mereka harus disubsidi. Mungkin perlu
dibuat diskriminasi harga atau diskriminasi produk untuk menghindari
subsidi.
4. Biaya apa saja yang harus diperhitungkan : apakah hanya biaya operasi
langsung (currnt operation costs), atau perlu juga diperhitungkan biaya
modal (capital costs). Aturan umumnya adalah bahwa kita harus
memasukkan bukan saja biaya operasi dan pemeliharaan, akan tetapi
juga biaya penggantian barang modal yang sudah usang (kadaluwarsa),
21
TAKSIRAN BIAYA
Penentuan harga dengan teknik apapun yang digunakan pada dasarnya
adalah mendasarkan pada usaha penaksiran biaya secara akurat. Hal ini
melibatkan beberapa pertimbangan sebagai berikut :
1. Opportunity costuntuk staf, perlengkapan, dll.
2. Opportunity cost of capital
3. Accounting priceuntuk input ketika harga pasar tidak menunjukkan value to
society (opportunity cost)
4. Pooling, ketika biaya berbeda-beda antara setiap individu
5. Cadangan inflasi
Pelayanan menyebabkan unit kerja harus memiliki data biaya yang
akurat agar dapat mengestimasi marginal cost, sehingga dapat ditetapkan harga
pelayanan yang tepat. Prinsip biaya memberikan dasar yang bermanfaat untuk
penentuan harga di sektor publik. Marginal cost pricing bukan merupakan satu-
satunya dasar untuk penetapan harga di sektor publik. Digunakan MC
pricing atau tidak, yang jelas harus ada kebijakan yang jelas mengenai harga
pelayanan yang mampu menunjukkan biaya secara akurat dan mampu
mengidentifikasi skala subsidi publik.
24
RESUME KE-5
( EKTERMALITAS DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH )
RESUME KE-6
(DEAD WEIGHT LOSS)
oleh beragam faktor. Terkait dengan hal tersebut, berikut ini beberapa
jenis deadweight loss yang perlu diketahui.
a. Deadweight Loss karena Pajak Deadweight loss dapat terjadi
karena kebijakan pajak yang ditetapkan pemerintah. Pengenaan
pajak yang tinggi, akan direspons oleh perusahaan dengan
menaikkan harga produk. Hal ini memicu konsumen mengurangi
atau menghentikan transaksi.
b. Deadweight Loss pada Pasar Monopoli Seperti telah disinggung
sebelumnya, deadweight loss dapat terjadi pada pasar monopoli,
di mana seharusnya posisi perusahaan tergolong dominan.
Dominasi perusahaan yang terlalu besar dalam suatu pasar,
kerap membuat perusahaan tersebut menetapkan hukum satu
harga kepada konsumen. Alhasil, konsumen mengerem
pembeliannya, yang berakibat penjualan stagnan. Padahal
kegiatan produksi harus berjalan terus.
c. Deadweight Loss karena Faktor Eksternal Deadweight loss juga
bisa terjadi karena faktor eksternal. Misalnya, jika suatu wilayah
terkena bencana, maka ada beberapa produk barang dan/atau
jasa yang tidak menjadi prioritas pembeliam konsumen. Hal ini
membuat perusahaan kehilangan potensi pasar, meski telah
melakukan strategi branding dan harga yang baik.
29
RESUME KE-7
(PERPAJAKAN)
Pengertian Perpajakan
Pajak merupakan suatu kontribusi wajib kepada pemerintah secara
terutang oleh seseorang atau badan yang sifatnya memaksa. Berdasarkan
Undang-Undang perpajakan terbaru, pembayaran pajak sebenarnya bukan
hanya kewajiban saja, namun juga merupakan hak seluruh masyarakat untuk
berperan terhadap pembiayaan negara maupun pembangunan nasional.
Meskipun sangat penting, tapi masih banyak sekali masyarakat yang tidak
membayar pajak. Bahkan sampai sekarang ini banyak juga penyelewengan di
dunia perpajakan yang sudah pasti menimbulkan kerugian bagi negara. Selain
itu, jika warga negara tidak membayar pajak maka akan diberikan sanksi
administrasi pajak atau sanksi pidana pajak. Pemberian sanksi ini tentu akan
disesuaikan dengan kesalahan atau kelalaian yang dilakukan oleh wajib pajak
itu sendiri. Oleh karena itu, agar terhindar dari sanksi pajak maka usahakan
untuk melakukan pembayaran pajak secara rutin. Jangan sampai menunda
untuk membayar pajak atau bahkan tidak membayar pajak sama sekali.
Pengertian Pajak Menurut Para Ahli Agar semakin memahami pengertian
pajak, simak juga arti dari materi perpajakan menurut para ahli.
Berikut ini adalah beberapa ahli dalam bidang ekonomi yang
mengemukakan pendapatnya tentang pajak:
1. P.J.A Adriani
Pengertian pajak menurut P.J.A Adriani yaitu iuran dari semua masyarakat
untuk negara (yang bisa dipaksakan) terutang oleh pihak yang wajib
membayar sesuai dengan peraturan undang-undang. Wajib pajak tidak akan
mendapat imbalan secara langsung karena pajak akan digunakan untuk
membiayai segala pengeluaran yang berkaitan dengan tugas negara dan
diselenggarakan oleh pemerintah.
30
Sifatnya memang wajib dan disetorkan oleh wajib pajak kepada pemerintah
yang nantinya bisa mendapat balasan berupa manfaat secara tidak langsung.
7. MJH Smeets
Pengertian pajak menurut MJH Smeets yaitu prestasi kepada
pemerintah yang dituangkan melalui norma umum. Pajak bisa dilakukan
dengan paksaan tanpa perlu kontrasepsi dan memiliki tujuan utama untuk
membiayai pengeluaran pemerintah.
Ciri-ciri Pajak
Berdasarkan Undang-Undang KUP Nomor 28 Tahun 2007 Pasal 1
Ayat 1, Pajak merupakan sebuah kontribusi wajib kepada negara yang
terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
undang-undang.
Berdasarkan pengertian pajak secara umum, maka pajak mempunyai beberapa
ciri-ciri yang penting diketahui, yaitu:
1. Kontribusi yang Wajib Setiap orang memang sudah wajib untuk
membayar pajak secara rutin. Tapi hal ini berlaku khusus untuk
masyarakat yang memenuhi syarat objektif dan syarat subjektif.
Maksudnya adalah untuk yang penghasilannya lebih dari PTKP atau
Penghasilan Tidak Kena Pajak. Untuk PTKP yang diberlakukan
sekarang ini mencapai Rp4,5 juta setiap bulan atau sekitar Rp54 juta
per tahun. Jika penghasilan Anda mencapai Rp4,5 juta per bulannya,
maka akan dikenakan pajak. Sementara itu, bagi seorang wirausaha
atau pengusaha yang memiliki omzet rutin maka tarif PPH sebesar
0,5% diberlakukan dari jumlah peredaran bruto atau omzet hingga
mencapai Rp4,8 miliar untuk satu tahun pajak.
2. Bersifat Memaksa Bagi yang memenuhi syarat objektif ataupun
subjektif, memang sudah wajib hukumnya untuk membayar pajak. Jika
seseorang tidak membayar pajak dengan sengaja, maka akan diberikan
sanksi administratif maupun hukuman pidana.
32
e. Pajak bjektif
Pajak Objektif merupakan pajak yang mementingkan kondisi objek
dalam pembebanannya. Jadi, pajak ini sama sekali tidak
mempertimbangkan bagaimana kondisi dari pihak wajib pajak.
Golongan pajak objektif meliputi WNI yang menggunakan atau
memiliki alat yang dikenakan pajak, WNI yang memindahkan
hartanya ke negara luar, pajak yang dibebankan atas pemakaian atau
kepemilikan barang mewah, dan lainnya. Sedangkan contoh dari jenis
pajak yang satu ini yaitu Bea Masuk, Pajak Impor, Pajak Penjualan
Barang Mewah, Pajak Pertambahan Nilai, Bea Materai dan lain
sebagainya.
2. Pajak Berdasarkan Sifat Terakhir adalah jenis pajak yang berdasarkan
sifat, yaitu pajak langsung dan pajak tidak langsung:
a. Pajak Langsung
Direct tax atau yang disebut dengan pajak langsung merupakan jenis
pajak yang sepenuhnya ditanggung oleh wajib pajak, sehingga tidak
bisa dialihkan ke orang lain. Pasalnya, kewajiban ataupun hak pajak
sudah melekat pada pihak wajib pajak. Pembayaran pajak ini bisa
dilakukan secara berkala sesuai Surat Ketetapan Pajak yang didapat
dari Kantor Pajak. Contoh dari jenis pajak ini yaitu Pajak Bumi dan
Bangunan, Pajak Penghasilan, dan Pajak Kendaraan Bermotor
b. Pajak Tidak Langsung
Indirect Tax atau pajak tidak langsung merupakan jenis pajak yang
dibebankan kepada wajib pajak jika melakukan perbuatan yang
tertentu. Dengan begitu maka pajak tidak bisa dipungut secara berkala,
dan hanya bisa dipungut ketika terjadi peristiwa yang mengharuskan
untuk membayar pajak. Contoh pajak ini yaitu PPN atau Pajak
Pertambahan Nilai, dimana hanya akan dipungut saat makan di
restoran ataupun belanja di mall. Selain itu, ada juga Pajak Penjualan
35
Atas Barang Mewah yang hanya akan dibebankan ketika wajib pajak
ingin menjual barangnya.
Fungsi Pajak bagi Negara dan Masyarakat
Pajak memiliki peranan yang cukup signifikan dalam kehidupan
bernegara, khususnya pembangunan. Sehingga pajak mempunyai beberapa
fungsi, diantaranya adalah:
1. Fungsi Anggaran (Fungsi Budgeter). Pajak merupakan sumber
pemasukan keuangan negara dengan cara mengumpulkan dana/uang
dari Wajib Pajak ke kas negara. Tujuannya adalah untuk membiayai
pembangunan nasional atau pengeluaran negara lainnya. Sehingga
dapat dikatakan, fungsi pajak merupakan sumber pendapatan negara
yang memiliki tujuan menyeimbangkan pengeluaran negara dengan
pendapatan negara.
2. Fungsi Mengatur (Fungsi Regulasi). Pajak merupakan alat untuk
melaksanakan atau mengatur kebijakan negara dalam hal sosial dan
ekonomi. Fungsi mengatur atau regulasi ini antara lain, pajak dapat
digunakan untuk menghambat laju inflasi, pajak dapat digunakan
sebagai alat untuk mendorong kegiatan ekspor, seperti: pajak ekspor
barang. Selain itu, pajak dapat memberikan proteksi atau perlindungan
terhadap barang produksi dari dalam negeri, dan pajak dapat mengatur
dan menarik investasi modal yang membantu perekonomian agar
semakin produktif.
3. Fungsi Pemerataan (Pajak Distribusi), berarti pajak dapat digunakan
untuk menyesuaikan dan menyeimbangkan antara pembagian
pendapatan dengan kesejahteraan masyarakat.
4. Fungsi Stabilisasi, berarti pajak dapat digunakan untuk menstabilkan
kondisi perekonomian.
36
RESUME KE-8
(PENGELUARAN PEMERINTAH)
TERIMA KASIH
40