Anda di halaman 1dari 41

EKONOMI SEKTOR PUBLIK

Resume Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Individu

DOSEN : Erwina Kartika Devi, M.E

Disusun Oleh:
Nama : Indra Gunawan
Nim :Es-201015

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
STIES AL-MUJADDID TANJUNG JABUNG TIMUR
TAHUN 2022/2023
1

TUGAS PERTEMUAN KE-6 (RESUME)

1. KONSEP PERAN PEMERINTAH

2. KEGAGALAN PASAR (MARKET FAILURE)

3. PUBLIK GOODS

4. PENENTUAN HARGA BARANG PUBLIK

5. EKTERMALITAS DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH

6. DEAD WEIGHT LOSS

7. PERPAJAKAN

8. PENGELUARAN PEMERINTAH
2

RESUME KE-1
( KONSEP PERAN PEMERINTAH)

A.Teori Peranan Pemerintah Secara umum pengertian peranan adalah kehadiran


di dalam menentukan suatu proses keberlangsungan. Sementara itu, Alvin L.
Bertrand menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan peran adalah pola tingkah
laku yang diharapkan dari seseorang yang memangku status atau kedudukan
tertentu. Hal tersebut senada dengan yang dikatakan oleh Margono Slamet,
yang mendefinisikan peranan sebagai sesuatu perilaku yang dilaksanakan oleh
seseorang yang menempati suatu posisi dalam masyarakat. Sedangkan Astrid S
Susanto menyatakan bahwa peranan adalah dinamisasi dari statis ataupun
penggunaan dari pihak dan kewajiban atau disebut subyektif.
Fungsi pemerintah
Pemerintah adalah bentuk organisasi yang bekerja dan menjalankan
tugas untuk mengelola sistem pemerintah dan menetapkan kebijakan dalam
mencapai tujuan negara. Terdapat beberapa fungsi dan peran pemerintah bagi
masyarakat dan negara, di antaranya fungsi pelayanan, fungsi pemberdayaan,
fungsi pembangunan, dan fungsi pengaturan.
Pengertian pemerintah secara umum adalah sekelompok orang atau
organisasi yang diberikan kekuasaan untuk memerintah serta memiliki
kewenangan dalam membuat dan menerapkan hukum atau undang-undang di
wilayah tertentu. Pemerintah meliputi lembaga, badan publik atau kementrian
yang tergabung dalam pemerintah dan sudah diatur dalam undang-undang.
Kekuasaan pemerintah umumnya dibagi menjadi kekuasaan eksekutif,
legislatif, dan yudikatif. Pemerintah juga bisa dibagi menjadi pemerintah pusat
dan pemerintah daerah. Tentu terdapat tugas dan wewenang yang diembang
pada tiap jenis pemerintahan. Selain itu pemerintah juga memiliki fungsi khusus
yang berguna pada kepentingan negara dan masyarakat umum.
3

Fungsi Pemerintah
Fungsi Pemerintah Menurut Adam Smith
Menurut Adam Smith (1976), fungsi pemerintah suatu negara dibagi
menjadi 3 (tiga) fungsi pokok sebagai berikut:
1. Memelihara keamanan dan pertahanan dalam negeri.
2. Menyelenggarakan peradilan.
3. Menyediakan barang-barang yang tidak disediakan oleh pihak swasta.
Fungsi Pemerintah Menurut Richard A. Musgrave
1. Menurut Richard A. Musgrave, fungsi pemerintah dibedakan menjadi 3
(tiga) fungsi dan tujuan kebijakan anggaran belanja pemerintah, yaitu:
Fungsi Alokasi (Allocation Branch) yaitu fungsi pemerintah untuk
menyediakan pemenuhan untuk kebutuhan publik (public needs)
2. Fungsi Distribusi (Distribution Branch) yaitu fungsi yang dilandasi
dengan mempertimbangkan pengaruh sosial ekonomis seperti
pertimbangan kekayaan dan distribusi pendapatan, kesempatan
memperoleh pendidikan, mobilitas sosial, struktur pasar, dan
sebagainya.
3. Fungsi Stabilisasi (Stabilizaton Branch) yaitu fungsi menyangkut usaha
untuk mempertahankan kestabilan dan kebijaksanaan-kebijaksanaan
yang ada guna mempertahankan kestabilan perekonomian.
Fungsi Pemerintah Secara Umum
Secara umum terdapat 4 fungsi pemerintah yakni fungsi pelayanan
(service), fungsi pengaturan (regulating), fungsi pembangunan (development),
dan fungsi pemberdayaan (empowerment).
1. Fungsi Pelayanan Fungsi utama pemerintah adalah memberikan
pelayanan (service) untuk memenuhi kebutuhan masyarakat disemua
sektor. Masyarakat tak akan dapat berdiri sendiri memenuhi kebutuhan
tanpa adanya pemerintah yang memberikan pelayanan. Untuk itu
pemerintah memberikan layanan publik terhadap warga negaranya
4

2. Fungsi Pengaturan Selain fungsi pelayanan, fungsi utama pemerintah


lainnya adalah fungsi pengaturan. Pemerintah memiliki fungsi
pengaturan (regulating), yakni mengatur seluruh sektor dengan
kebijakan-kebijakan dalam bentuk undang-undang, peraturan
pemerintah, dan peraturan lainnya, guna terciptanya stabilitas negara
dan pertumbuhan negara.
3. Fungsi Pembangunan Fungsi pembangunan merupakan salah satu
fungsi sekunder pemerintah. Fungsi ini dijalankan jika kondisi
masyarakat melemah dan pembangunan akan dikontrol ketika kondisi
masyarakat membaik. Negara-negara berkembang menjalankan fungsi
ini lebih gencar daripada dengara maju yang sudah bagus
infrastrukturnya.
4. Fungsi Pemberdayaan Fungsi pemerintah yang terakhir adalah fungsi
pemberdayaan (empowerment). Fungsi ini dijalankan jika masyarakat
tidak mempunyai skill dan kemampuan khusus, dimana pemerintah
wajib melakukan pemberdayaan dengan cara meningkatkan kualitas
SDM atau masyarakat tersebut.
5

RESUME KE-2
(KEGAGALAN PASAR MARKET FAILURE )

Kegagalan pasar adalah suatu kondisi dimana pasar mengalami


kegagalan dalam menyediakan kebutuhan pasar secara efisien atau ketimpangan
antara produsen dan konsumen. Dalam hal ini, mekanisme pasar yang tidak
effisien akan menyebabkan kebutuhan pasar yang dihasilkan menjadi terlalu
banyak atau terlalu sedikit. Implikasi ekstrim dari fenomena ini adalah
kolapsnya pasar tersebut sehingga tidak dihasilkannya lagi komoditas pasar
terkait. Kegagalan pasar juga dapat diartikan sebagai kegagalan dari
suatu institusi, yang berkaitan dengan pasar atau pengaturannya dalam
menyokong aktivitas yang diperlukan juga menghentikan aktivitas yang tidak
diperlukan dalam kegiatan pasar. Kegagalan pasar terjadi ketika mekanisme
harga gagal memperhitungkan keseluruhan harga dan keuntungan yang
berkaitan dengan penyediaan maupun konsumsi dari suatu barang dan jasa. Hal
ini kemudian berdampak pada alokasi atau penggunaan yang tidak effisien.
Istilah kegagalan pasar pertama kali digunakan pada tahun 1958, namun fondasi
konseptual dari kegagalan pasar telah muncul pada abad ke-18.
Kegagalan pasar dapat terjadi karena beberapa faktor misalnya:
praktek monopoli atau oligopoli(kartel), barang publik, eksternalitas, dan
informasi yang tidak lengkap atau asimetris Selain fakto-faktor tersebut,
aktivitas pasar juga dipengaruhi suatu regulasi atau peraturan, dalam hal ini
yang berkaitan dengan pemerintahan seperti pajak, subsidi, upah minimum, dan
pengaturan harga. Oleh karena itu, kebijakan yang tidak terpikirkan dengan
baik oleh suatu pemerintah juga dapat membuat suatu pasar berjalan tidak
efisien sehingga berujung pada kegagalan.
Tinjauan tentang kegagalan pasar tidak terdapat pada ekonomi klasik,
karena pada ekonomi klasik, suatu pasar diasumsikan memiliki instrumen yang
sempurna dalam mengelola suatu sumber daya kebutuhan produksi. Namun
6

pada akhirnya akan terlihat fenomena dalam F ekonomi, dimana pengelolaan


sumber daya berkaitan dengan produk suatu pasar tidak dapat dijelaskan
dengan baik oleh pemahaman ekonomi klasik, atau terdapat suatu pasar yang
berjalan dengan sangat lambat sementara pasar lain memiliki kecenderungan
perkembangan yang sangat pesat. Ekonomi neoklasik menyadari hal ini dan
kemudian mempelajari ketidakefisienan yang terjadi di dalam pasar. Kemudian,
secara umum menjelaskan bahwasannya, kegagalan pasar merupakan bentuk
dari ketidakmampuan pasar untuk mengelola sumber dayanya dengan tepat.
Kegagalan Pasar.
Kegagalan pasar (Market Failure) adalah kondisi dimana pasar tidak
mampu untuk mencapai suatu hasil yang diharapkan dari penggunaan sumber
dayanya. Kegagalan pasar terjadi karena pasar tidak mampu untuk
menyediakan kebutuhan pasar secara efisien untuk dapat didistribusikan secara
optimal kepada masyarakat. Kondisi ini akan menyebabkan barang dan jasa
yang dihasilkan terlalu banyak atau sedikit dalam suatu perekonomian,
sehingga memungkinkan terjadinya ketimpangan antara produsen dan
konsumen.
Kegagalan pasar juga dapat diartikan sebagai kondisi pasar dimana
pasar tidak mampu memberi respon jika produk mengalami kelebihan jumlah
produk jual (over supply) ataupun jumlah produk yang diminta melebihi jumlah
yang ada (over demand). Kondisi ini tidak memberikan pengaruh terhadap
harga untuk dapat membatasi permintaan dan meningkatkan penawaran,
sehingga pasar menjadi tidak efisien. Mekanisme harga pasar dan keuntungan
yang akan didapatkan baik bagi penjual ataupun konsumen akan menjadi rumit.

4 Faktor Kegagalan Pasar


Ketika pasar tidak mampu berfungsi secara efisien untuk memberikan
kebutuhan masyarakat, maka pasar dianggap mengalami kegagalan pasar.
Terdapat 4 (empat) faktor kegagalan pasar yaitu adanya adanya public goods,
7

adanya eksternalitas, terjadinya pasar tidak penuh, dan terjadinya kegagalan


informasi.
1. Public Goods (Barang Publik)
Public goods merupakan barang yang disediakan oleh produsen dengan
jumlah yang sama, sehingga tidak akan mengurangi ketersediaan barang
tersebut. Sebuah barang dapat dikatakan sebagai public goods jika barang
tersebut memiliki dua karakteristik berupa non-rival dan non-excludable.
Non-rival artinya penggunaan suatu barang tidak akan mengurangi kesempatan
orang lain untuk juga mengkonsumsi barang yang sama. Sedangkan non-
excludable memiliki arti tidak ada satupun orang yang tidak boleh
menggunakan barang publik yang tersedia.
Contoh public goods yang diberikan oleh pemerintah berupa jalan raya, lampu
lalu lintas, dan jembatan yang didanai oleh APBN (Anggaran Pendapatan
Belanja Negara).
2. Eksternalitas
Eksternalitas adalah biaya tambahan yang diberikan kepada konsumen
diluar transaksi yang dilakukan. Atau dapat diartikan sebagai biaya ekonomi
yang diperoleh dari kegiatan ekonomi yang dialokasikan untuk sistem eksternal
pasar. Eksternalitas dipengaruhi oleh dua faktor yaitu, adanya pengaruh suatu
tindakan dan tidak berlakunya kompensasi yang dibayarkan atau diterima.
3. Pasar Tidak Penuh atau Tidak Lengkap
pasar dapat dikatakan lengkap jika pasar tersebut dapat memproduksi
semua barang dan jasa dengan biaya produksi yang lebih kecil daripada harga
yang akan dibayarkan oleh konsumen. Namun terdapat beberapa barang yang
sulit untuk disediakan oleh pihak swasta baik dalam jumlah barang atau jasa
yang cukup ataupun dengan jumlah yang lebih sedikit, hal ini merupakan
kondisi pasar tidak lengkap.
4. Kegagalan Informasi
Kegagalan informasi dapat terjadi karena beberapa pihak pasar memiliki
informasi lebih lengkap jika dibandingkan pihak lainnya di pasar. Beberapa
8

pihak tersebut akan menggunakan informasi yang didapat untuk


kepentingannya sendiri. Hal tersebut akan memberikan dampak negatif atau
merugikan pihak yang tidak memiliki informasi terkait.
Contoh Kegagalan Pasar
Pandemi covid-19 telah mengakibatkan terjadinya kontraksi
perekonomian secara global. Kemudian langkah yang diambil oleh negara-
negara di dunia saat menghadapi Covid-19 adalah dengan melakukan
pembatasan aktivitas masyarakat. Hal ini lah yang membuat adanya
perlambatan roda perekonomian hingga menimbulkan adanya kontraksi
ekonomi. Kontraksi ekonomi global juga berdampak pada perekonomian di
Indonesia. Contoh kegagalan pasar selama pandemi covid-19 di
Indonesia dapat dilihat dari adanya penurunan omzet yang terjadi di pasar.
Menurut hasil survei Katadata Insight Center (KIC) pada saat awal pandemi
2020, yang dilakukan terhadap 206 pelaku UMKM di Jabodetabek, mayoritas
UMKM sebesar 82,9% merasakan dampak negatif dari pandemi Covid-19.
Hanya terdapat 5,9% UMKM yang mengalami pertumbuhan positif. Kondisi
Pandemi Covid-19 telah menyebabkan 63,9% dari UMKM yang terdampak
mengalami penurunan omzet lebih dari 30%. Hanya terdapat 3,8% UMKM
yang mengalami peningkatan omzet. Penurunan omzet yang terjadi karena
adanya pembatasan aktivitas dan interaksi masyarakat oleh pemerintah. Selain
itu, disaat pandemic masyarakat lebih memilih untuk melakukan transaksi atau
belanja dengan memanfaatkan teknologi atau secara online.
UMKM yang terkena dampak kemudian melakukan sejumlah upaya
untuk tetap dapat mempertahankan usahanya. Adapun usaha yang dilakukan
adalah dengan menurunkan jumlah produksi barang atau jasa, mengurangi jam
kerja dan jumlah karyawan (PHK dengan volume besar). Kendala yang
dihadapi saat masa pandemic oleh UMKM adalah mereka kesulitan untuk
membayar kebutuhan untuk proses transaksi, sulit untuk mendapatkan bahan
baku, modal, hingga terjadinya penurunan konsumen.
9

Solusi Mencegah Terjadinya Kegagalan Pasar


Pasar memiliki fungsi yang sangat penting dalam perekonomian negara. Maka
untuk mencegah kemungkinan terjadinya kegagalan pasar adalah dengan
melakukan kegiatan seperti berikut :
1. Menerapkan Undang- Undang
Kemungkinan kegagalan pasar yang sangat tinggi menjadikan pemerintah
ikut serta dalam mengelola pencegahan kegagalan tersebut. Pemerintah
turut aktif dengan menerapkan undang-undang berlaku untuk dapat
mengubah kebiasaan konsumen.
Adapun contoh penerapan UU dalam mencegah kegagalan pasar adalah
dengan melarang mobil untuk beroperasi di pusat kota pada saat tertentu.
tujuannya adalah untuk mengurangi eksternalitas negatif yang berasal dari
polusi udara. Selain itu, pemerintah juga tidak segan untuk mengambil
tindakan hukum bagi siapa saja yang menjual alkohol kepada anak-anak
dibawah umur.
2. Menerapkan Mekanisme Harga
Mekanisme harga dibuat untuk merubah perilaku pelaku transaksi yaitu
produsen dan konsumen. Mekanisme harga berfungsi sebagai tolak ukur
untuk mengalokasikan sumber daya. Jika ditemukannya produk yang
dapat merugikan konsumen, maka pemerintah dapat mengatur
pengurangan konsumsi konsumen dengan menaikkan pajak produk.
Adapun contoh dari produk tersebut antara lain alkohol dan rokok.
Pertumbuhan ekonomi sangat dipengaruhi oleh aktivitas pasar. Selama
pandemi Covid-19, banyak UMKM yang terpaksa harus gulung tikar
usahanya karena bisnisnya tidak mengalami peningkatan pendapatan.
Sebaliknya, mereka malah mendapatkan kerugian akibat biaya yang harus
dikeluarkan untuk membayar kebutuhan saat berdagang dan persediaan
barang yang mereka jual jumlahnya hanya terjual sedikit.
10

Investasi merupakan kunci untuk memulihkan pertumbuhan ekonomi di


Indonesia. investasi adalah penanaman modal yang berfungsi untuk
meningkatkan perekonomian nasional Hal ini karena dengan melakukan
investasi, kamu akan membantu bisnis UMKM untuk terus melanjutkan
usahanya. Salah satu investasi yang kamu dapat coba adalah investasi equity
crowdfunding. Investasi crowdfunding adalah proses pendanaan yang
dilakukan oleh kelompok untuk membiayai suatu bisnis UMKM dengan cara
patungan. LandX merupakan platform investasi crowdfunding yang telah
memiliki legalitas, izin, dan diawasi langsung oleh Otoritas Jasa Keuangan
(OJK). Dengan berinvestasi di LandX, kamu sudah membantu UMKM untuk
mengembangkan bisnisnya. Selain itu, kamu juga berpotensi untuk
mendapatkan keuntungan dari hasil usaha UMKM yang kamu danai.
11

RESUME KE-3
( PUBLIC GOODS )

Barang publik (public goods)


Barang Publik goods adalah barang yang tidak mengurangi ketersediaan
mereka kepada orang lain saat Anda menggunakannya. Dan, Anda juga tidak
dapat mencegah orang lain menggunakan dan mengambil manfaat darinya.
Contoh barang publik adalah lampu jalan, pertahanan negara, udara bersih,
sistem pengendalian banjir, mercusuar, dan peradilan.Pemerintah biasanya
menyediakan barang publik. Pihak swasta enggan memasok karena tidak
menguntungkan. Bisnis merasa sulit untuk mengumpulkan pendapatan dari
konsumen. Namun, beberapa individu atau organisasi sukarela mungkin
menyediakannya, tetapi dalam skala terbatas.
Karakteristik barang public
Pemerintah menyediakan barang publik untuk kesejahteraan atau
memberikan manfaat bagi semua warga negara. Mereka tersedia untuk umum
dan tidak secara eksplisit ditujukan untuk kelompok orang tertentu. Ketika
seseorang menggunakannya, itu tidak menghentikan orang lain untuk menuai
manfaat yang sama.
Dua ciri utama barang publik adalah:
1. Tidak ada saingan (nonrivalrous)
2. Tidak dapat dikecualikan (nonexcludable)
Tidak ada saingan
Saat Anda menggunakan barang publik, itu tidak membatasi ketersediaannya
untuk orang lain. Meskipun kita berbeda selera, kita mendapatkan manfaat yang
sama. Ambil kasus lampu jalan. Anda dan orang lain sama-sama mendapat
manfaat dari jalan raya saat berkendara di jalan raya.
Ini mungkin sedikit berbeda untuk jalan raya dan jalan raya. Ketika
jalan penuh, itu mengurangi manfaat yang tersedia bagi orang lain. Sedangkan
12

untuk jalan tol, Anda harus membayar untuk menggunakannya. Namun, ketika
Anda menggunakan jalan tol, Anda tidak dapat mencegah orang lain untuk
menggunakannya. Tidak dapat dikecualikan Ketika pemerintah telah membuat
barang publik tersedia, mereka tersedia untuk semua orang. Anda tidak dapat
mencegah orang lain menggunakan dan memanfaatkan barang-barang ini. Jadi,
barang publik adalah untuk pembayar dan bukan pembayar. Ini kemudian
memunculkan pengendara gratis, di mana mereka dapat mengkonsumsi dan
mendapatkan keuntungan tanpa membayarnya. Contohnya adalah jalan raya,
yang menguntungkan baik wajib pajak maupun bukan wajib pajak.
Contoh barang publik
Pertahanan dan keamanan negara. Pemerintah memberikan
perlindungan kepada semua warga negara. Jika Anda melakukan pelanggaran
lalu lintas, Anda tidak dapat menghentikan polisi untuk menghukum Anda,
bahkan jika Anda membayar pajak. Demikian pula, mereka yang tidak
membayar pajak juga akan menerima sanksi yang sama karena melakukan hal
yang sama. Udara bersih. Udara bersih tersedia di mana-mana. Anda dan tetangga
Anda sama-sama menikmatinya. Dan, tentu saja, Anda tidak akan membuat kotak
pemisah antara udara bersih Anda dan rumah tetangga Anda. Lampu jalan. Baik
pengendara maupun penduduk setempat mendapat manfaat dari lampu jalan.
Penghuni mungkin dikenakan biaya untuk membeli dan menyediakan lampu ini.
Begitu juga dengan pengendara mobil atau motor yang melewati jalan tersebut dapat
menikmatinya tanpa membayar iuran. Jaringan radio atau televisi. Setelah sinyal radio
atau televisi disiarkan, semua orang dapat mengaksesnya. Sulit untuk menghentikan
seseorang dari menggunakannya. Selain itu, tidak mencegah orang lain
menggunakannya saat Anda mendengarkan radio atau menonton televisi. Perbedaan
antara barang publik, barang klub, barang umum, dan barang pribadi Para ekonom
membagi barang menjadi empat kategori berdasarkan variabel rivalitas dan
ekskludabilitas. Barang pribadi Barang-barang pribadi tidak dapat dikecualikan dan
bersifat rivalitas. Mereka termasuk barang-barang yang Anda gunakan setiap hari,
seperti pakaian dan makanan. Saat membeli dan memakai pakaian, pakaian Anda
13

tidak lagi tersedia untuk orang lain. Itu milik Anda, dan Anda berhak melarang orang
lain menggunakannya. Untuk menikmati barang pribadi, kita harus bersaing dan
membayarnya. Oleh karena itu, mereka cenderung tidak menghadapi masalah
pengendara bebas daripada barang publik.
Barang umum
Saat Anda menggunakan barang umum, itu mengurangi ketersediaan
untuk orang lain. Namun, Anda tidak dapat mencegah orang lain
menggunakannya. Contoh yang sering dikutip adalah kayu, sumber daya
mineral, dan ikan di perairan internasional. Karena saling bersaing, orang-orang
akan berlomba-lomba untuk mengambil keuntungan dari barang-barang umum.
Pada saat yang sama, mereka tidak dapat mencegah orang lain melakukannya.
Akibatnya, pada akhirnya mengarah pada perilaku eksploitatif. Hal ini
memunculkan fenomena tragedi milik bersama. Ambil kayu, misalnya. Ketika
Anda menebang kayu di hutan, orang lain akan mengikuti Anda. Dan, tentu
saja, Anda tidak dapat mencegahnya. Mengetahui persediaan kayu semakin
menipis, semakin banyak orang yang menebang kayu. Jika tidak ada regulasi
(misalnya dari pemerintah), menyebabkan sumber daya kayu habis.
Barang klub
Barang klub adalah jenis barang yang tidak dapat disaingi dan tidak
dapat dikecualikan. Jika Anda menggunakannya, mereka masih tersedia untuk
orang lain. Tapi, untuk menuai keuntungan, pemasok mungkin mengecualikan
beberapa orang untuk menggunakannya. Pemasok dapat membebankan harga
sehingga barang hanya tersedia bagi orang yang mau membayar. Contoh item
klub adalah TV kabel, bioskop, dan taman pribadi. Anda dan teman Anda dapat
menikmatinya bersama tanpa mengurangi manfaat satu sama lain. Tentu saja,
Anda dan teman Anda harus membayar.
Barang kuasi-publik (quasi-public goods)
Barang kuasi-publik adalah campuran barang publik dan barang pribadi.
Contohnya adalah jalan raya, jalan tol, dan terowongan. Barang kuasi-publik
memiliki dua karakteristik berikut:
14

1. Semi-non-saingan. Sampai batas tertentu, penggunaan barang tidak


mengurangi ketersediaan untuk orang lain. Namun, karena jumlah
pengguna meningkat, ketersediaannya untuk orang lain berkurang.
2. Semi-non-excludable. Memang, pemasok dapat mengecualikan orang
lain dari menggunakan barang. Tapi, mungkin sulit atau mahal untuk
melakukannya. Misalnya, memagari taman atau memungut biaya
masuk.
Ambil jalan raya. Kebanyakan orang mendapat manfaat darinya, dan
mereka tidak dapat mencegah orang lain mendapatkan manfaat yang sama.
Tapi, manfaatnya berkurang karena semakin banyak orang menggunakannya
karena meningkatkan kemacetan. Juga, untuk mendapatkan keuntungan, Anda
harus memiliki kendaraan dan SIM atau membayar transportasi umum. Contoh
lain dari barang kuasi-publik adalah taman umum. Saat Anda bermain bersama
keluarga di taman umum, Anda tidak dapat mencegah keluarga lain bermain di
lokasi yang sama. Anda dan mereka berdua mendapatkan keuntungan yang
sama. Namun, pada titik tertentu, manfaatnya berkurang semakin banyak orang
menggunakannya. Jika taman penuh, itu akan mengurangi ruang yang tersedia
untuk orang lain.
Barang publik dan kegagalan pasar
Barang publik adalah contoh kegagalan pasar selain monopoli,
eksternalitas, dan asimetri informasi. Sektor swasta tidak mau menyediakan
barang publik murni karena tidak menguntungkan. Ketika sebuah bisnis
memasok, hanya sedikit orang yang dapat menggunakannya tanpa membayar,
dan mereka tidak dapat mencegahnya. Biaya penyediaan barang publik lebih
besar daripada keuntungannya. Sektor swasta tidak memiliki insentif untuk
memasok barang-barang tersebut. Akibatnya, pasar akan gagal menyediakan
cukup barang atau jasa yang dibutuhkan.
15

RESUME KE-4
( PENENTUAN HARGA BARANG PUBLIK )

Dalam ilmu ekonomi, barang publik adalah barang yang memiliki sifat
tanpa persaingan ekonomi dan tanpa kekhususan konsumen. Ini berarti bahwa
konsumsi atas barang publik oleh suatu individu tidak akan mengurangi jumlah
barang yang tersedia untuk dikonsumsi oleh individu lainnya. Salah satu
kewajiban aparatur negara yang juga mengikuti kewajiban negara dalam
Menyelenggarakan Tugas Negara seperti yang diamanatkan UUD 1945, GBHN
dan UU APBN (mardiasmo 2000) adalah memberikan pelayanan kepada
masyarakat dalam bentuk penyediaan jasa dan barang secara prima.
Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, instansi milik
pemerintah baik BUMD dan BUMN akan memberikan tarif pelayanan publik
yang diwujudkan dalam bentuk Retribusi, pajak dan pembebanan tarif Jasa
langsung kepada masyarakat sebagai konsumen jasa publik. Walau pun
masyarakat telah dibebani dengan pajak yang dapat dipaksakan kepada
pemerintah, dan pemerintah memberikan prestasi kepada masyarkat. Tidak
semua perestasi yang diberikan oleh sektor publik kepada masyarakat yang
telah dilayani secara gratis mengingat terdapat barang private yang manfaat
barang dan jasa hanya dinikmati secara individu sperti air bersih, transportaasi
public,energy dan listrik, perumahan rakyat fasilitas, fasilitas rekreasi,
pendidikan dan sebagainya. Sehingga dengan jelas bahwa penetapan harga
publik tidak serta-merta bisa dilakukan begitu saja. Pertimbangan yang baik
akan mampu menciptakan hal yang baik pula. Sementara ada banyak sekali
pertimbangan yang dapat diterapkan dalam penetapan harga pada barang
publik.
ALASAN PEMBEBANAN TARIF PADA BARANG PUBLIK
1. Adanya barang private dan barang public
Dalam hal ini terdapat tiga jenis barang menjadi kebutuhan masyarakat ;
16

1. Barang Private, yaitu barang-barang kebutuhan masyarakat yang


manfaat barang/jasa tersebut hanya dinikmati oleh yang membelinya,
sedangkan yang tidak membelinya tidak dapat menikmati barang/jasa
tersebut. Seperti makanan, listrik, dan telepon.
2. Barang Publik, yaitu barang kebutuhan masyarakat yang manfaatnya
dinikmati oleh seluruh masyarakat bersama-sama, seperti jasa polisi,
pertahanan nasional.
3. Barang campuran, yaitu barang yang memiliki sifat dari barang private
dan barang public,. Hal ini dikarenakan barang/jasa yang dikonsumsi
secara individual sering masyarakat secara umum juga membutuhkan
barang/jas tersebut. Contohnya seperti pendidikan, pelayanan kesehatan,
air bersih dll. Barang-barang ini sering dibebut dengan merit
good karena semua orang membutuhkannya akan tetapi tidak semua
orang bisa mendapatkan barang dan jasa tersebut. Untuk memenuhi
kebutuhan barang tersebut pemerintah dapat menyediakannya secara
langsung (direct public privision), memberikan subsidi, atau
mengontrakkan ke pihak swasta. Sebagai contoh pendidikan, meskipun
pemerintah bertanggungjawab untuk menyediakan pendidikan, namun
bukan berarti barang tersebut sebagai pure public goodyang harus
dibiayai semuanya dengan pajak dan dilaksanakan sendiri oleh
pemerintah. Dapat saja sektor swasta terlibat dalam penyediaan
pelayanan pendidikan tersebut.
Namun pada kenyataannya, terjadi kesulitan dalm membedakan barang
public dengan barang private dengan barang public, yang disebabkan ;
1. Batasan antara barang public dan barang privat sulit untuk ditentukan.
2. Terdapat barang dan jasa yang merupakan barang/jasa public, tapi
dalam penggunaannya tidak dapat dihindari keterlibatan beberapa
elemen pembebanan langsung. Misalnya adalah biaya pelayanan medis,
tarif obat-obatan, dan air. Pembebanan terhadap pemanfaatan barang
17

tersebut memaksa orang untuk berhati-hati dalam mengkonsumsi


sumber-sumber yang mahal atau langka.
3. Terdapat kecenderungan untuk membebankan tarif pelayanan daripada
membebankan pajak karena pembebanan tarif lebih mudah
pengumpulkannya. Jika digunakan pajak, maka akan terdapat kesulitan
dalam menentukan besar pajak yang pantas dan cukup. Sedangkan jika
digunakan pembebanan tarif pelayanan, orang harus membayar untuk
memperoleh jasa yang diinginkannya, dan mungkin bersedia untuk
membayar lebih tinggi dibandingkan dengan tarif pajak. Terdapat
argument yang menyatakan bahwa pembebanan pada dasarnya
demokratis karena orang dapat memilih barang apa yang ingin mereka
bayar dan apa yang tidak mereka inginkan, sehingga pola pengeluaran
public dapat diarahkan menurut pilihan mereka.
Biasanya dan kebanyakan barang private disediakan oleh pihak swasta
sedangkan barang publik disediakan oleh pihak pemerintah dimana di biayai
oleh pajak. Nmaun tidak menutup kemungkinan pemerintah menyerahkan
penyediaan barang public kepada sektor swasta melalui regulasi, subsidi, atau
sistem kontrak.
2. Efisiensi Ekonomi
Ketika setiap individu bebas menentukan banyaknya barang dan jasa yang
mereka ingin konsumsi , mekanisme harga memiliki perang penting dalam
mengalokasikan sumber daya melalui :
1. Pendistribusian permintaan, pihak yang mendapatkan manfaat paling
banyak harus membayar lebih banyak pula.
2. Pemberian insentif untuk menghindari pemborosan.
3. Pemberian insentif pada suplier berkaitan dengan skala produksi.
4. Penyediaan sumber daya padasupplier untuk mempertahankan dan
meningkatkan persediaan jasa (supply of servise).
Untuk public goods, pemerintah lebih baik menetapkan harga di bawah
harga normalnya (full price) atau bahkan tanpa dipungut biaya. Mekanisme
18

pembebanan tarif pelayanan merupakan satu cara menciptakan keadilan dalam


distribusi pelayanan publik.
3. Prinsip Keuntungan
Ketika pelayanan tidak dinikmati oleh semua orang, pembebanan
langsung kepada masyarakat yang menerima jasa tersebut dianggap “wajar”
bila didasarkan prinsip bahwa yang tidak menikmati manfaat tidak perlu
membayar. Jadi pembebanan hanya dikenakan kepada masyarakat atau mereka
yang diuntungkan kepada pelayanan tersebut. Pemerintah tidak boleh
melakukan maksimisasi keuntungan bahkan lebih baik menetapkan harga di
bawah full price, subsidi, bahkan tanpa dipungut biaya. Fee adalah biaya atas
perijinan atau lisensi yang diberikan pemerintah.
Biaya perijinan/lisensi relatif kecil, umumnya berupa biaya administrasi dan
pengaawasan, yang didasarkan pada:
1. Kategori perijinan yang dilakukan.
2. Ada tidaknya keuntungan yg diperoleh pemegang ijin/lisensi atas
ijin/lisensi yang dimiliki.
PRINSIP DAN PRAKTEK PEMBEBANAN
Prinsip dan praktek pembebanan sebagian barang dan jasa yang
disediakan pemerintah lebih sesuai dibiayai dengan pembebanan tarif. Semakin
dekat suatu pelayanan terkait dengan barang privat, semakin sesuai barang
tersebut dikenai tarif. namun batasan identifikasi barang privat dan public
kadang sulit dan harus dilakukan dengan dasar tiap pelayanan.
Dalam praktiknya, pelayanan yang gratis secara nominal seringkali sulit
dijumpai.Pelayanan gratis menyebabkan insentif rendah, sehingga terkadang
kualitas pelayanan menjadi sangat rendah. Misalnya pemberian pelayanan
kesehatan gratis biasanya kualitasnya kurang memuaskan.
Kesalahan penetapan tarif pelayanan publik merupakan penyebab utama
defisit anggaran di negara berkembang (devas, 1989), pelayanan gratis
mengakibatkan insentif yang rendah sehingga kualitas menjadi sangat
rendah dan tidak memuaskan.
19

KEGUNAAN PEMBEBANAN DALAM PRAKTEK


Praktik pembebanan pelayanan publik berbeda-beda tiap negara, antara
hjasa yang disediakan langsung oleh pemerintah dan yang disediakan oleh
perusahaan milik negara, dan antar pemerintah pusat dan daerah. Charging for
services merupakan alah satu sumber penerimaan bagi pemerintah daerah
tertentu. Pemerintah memperoleh penerimaan dari beberapa sumber, antara lain:
1. Pajak
2. Pembebanan langsung pada masyarakat (Charging for services)
3. Laba BUMN/BUMD
4. Penjualan aset milik pemerintah
5. Hutang
6. Pembiayaan defisit anggaran (Mencetak Uang)
Data biaya kadang sulit diperoleh dan sulit diperbandingkan, terutama
antara jasa yang disediakan langsung oleh pemerintah dan yang disediakan oleh
perusahaan milik negara. Pada kasus perusahaan negara, hanya net
defisit atau surplus yang muncul dalam rekening pemerintah. Pada umumnya
kita mengharapkan bahwa penyedia barang publik seperti pertahanan,
kesehatan publik dan jasa kepolisian seharusnya diberikan secara gratis, dalam
arti dibiayai dari pajak. Sementara itu, penyediaan barang privat yaitu jasa
untuk mkepentingan individu seperti listrik, telepon, transportasi umum ditarik
sebesar harga pemulihan biaya totalnya (full cost recovery price). Untuk barang
campuran (mixed/merit good), seperti pendidikan menengah, penyembuhan
kesehatan, sanitasi disediakan melalui pajak dan sebagian dari tarif.
PENETAPAN HARGA PELAYANAN
Jika pemerintah tidak membebankan biaya pelayanan kepada konsumennya,
maka pemerintah harus memutuskan berapa beban yang pantas dan wajar atau
dengan kata lain berapa harga pelayanan yang akan ditetapkan? Aturan yang
biasa dipakai adalah bahwa beban (Charge) dihitung sebesar total biaya untuk
menyediakan pelayanan tersebut (Full cost recovery). Akan tetapi untuk
menghitung biaya total tersebut terdapat beberapa kesulitan, karena :
20

1. Kita tidak tahu secara tepat berapa biaya total (full cost) untuk
menyediakan suatu pelayanan. Oleh karena itu, kita perlu
memperhitungkan semua biaya sehingga dapat mengindentifikasi biaya
secara tepat untuk setiap jenis pelayanan. Amun tidak boleh terjadi
pencampuradukan biaya untuk pelayanan yang berbeda atau harus ada
prinsip different costs for different purposes. Biaya overhead harus
dibebankan secara proporsional terhadap berbagai pelayanan. Selain itu
juga harus diidentifikasi adanya biaya-biaya tersembunyi (hidden costs)
dalam penyediaan pelayanan publik. Hidden costs juga terkait dengan
biaya birokrasi (costs of bureaucracy).
2. Sangat sulit mengukur jumlah yang dikonsumsi.Karena jumlah biaya
untuk melayani satu orang dengan orang lain berbeda-beda, maka
diperlukan pembedaan pembebanan tarif pelayanan, sebagai contoh
diperlukan biaya tambahan untuk pengumpulan sampah dari lokasi
rumah yang sulit dijangkau atau memiliki jarak yang jauh. Jika hal ini
dilakukan maka akan terlihat tidak adil, meskipun untuk hal tertentu.
Misalnya : bus kota, jarak jauh maupun dekat dikenai tarif sama. Namun
yang jelas, pada prinsipnya pembebanan harus merefleksikan biaya total
(full cost) untuk menyediakan pelayanan tersebut.
3. Pembebanan tidak memperhitungkan kemampuan masyarakat untuk
membayar. Jika orang miskintidak mampu membayar suatu pelayanan
yang sebenarnya vital, maka mereka harus disubsidi. Mungkin perlu
dibuat diskriminasi harga atau diskriminasi produk untuk menghindari
subsidi.
4. Biaya apa saja yang harus diperhitungkan : apakah hanya biaya operasi
langsung (currnt operation costs), atau perlu juga diperhitungkan biaya
modal (capital costs). Aturan umumnya adalah bahwa kita harus
memasukkan bukan saja biaya operasi dan pemeliharaan, akan tetapi
juga biaya penggantian barang modal yang sudah usang (kadaluwarsa),
21

dan biaya penambahan kapasitas. Prinsip tersebut disebut marginal


costs pricing.
Ahli ekonomi umumnya menganjurkan untuk menggunakan marginal
costs pricing, yaitu tarif yang dipungut seharusnya sama dengan biaya untuk
melayani konsumen tambahan (costs of serving the marginal consumer). Harga
tersebut adalah harga yang juga berlaku dalam pasar persaingan untuk
pelayanan tersebut. Marginal costs pricing mengacu pada harga pasar yang
paling efisien (economically efficient price), karena pada tingkat harga tersebut
(ceteris paribus) akan memaksimalkan manfaat ekonomi dan penggunaan
sumber daya yang terbaik. Masyarakat akan memperoleh peningkatan output
dari barang atau jasa sampai titik dimana marginal costssama dengan harga.
Penetapan harga pelayanan publik dengan menggunakan marginal cost pricing,
setidaknya harus memperhitungkan :
1. Operasi biaya variabel (variable operating cost)
2. Semi variable overhead costseperti biaya modal atas aktiva yang
digunakan untuk memberikan pelayanan.
3. Biaya penggantian atas aset modal yang digunakan dalan penyediaan
pelayanan
4. Biaya penambahan aset modal yang digunakan untuk memenuhi
tambahan permintaan.
Akan tetapi, marginal cost pricing tidak memperhitungkan pure historic
capital cost atau pure overhead cost, yang tidak terkait sama sekali dengan
penggunaan jasa. Contoh kasus klasik dari historical cost adalah seperti
jembatan penyebrangan.Marginal cost pricing menganjurkan tidak ada biaya
yang ditarik atas jasa penyebrangan karena marginal cost yang ada nol.
Memungut biaya penyebrangan sehingga menimbulkan kapasitas menganggur
atas jembatan tersebut, ini akan mengurangitotal economic benefit.
Sebaliknya, marginal cost untuk menyediakan rumah tidak sama dengan
nol, karena sejak ditempati kapasitas ruang yang sudah digunakan,
sehingga marginal cost-nya sama dengan biaya untuk menyediakan rumah
22

pengganti dan biaya pemeliharaan.Contoh : penyediaan air, marginal cost-nya


misalnya :
1. Tambahan air yang dikonsumsi
2. Tambahan jarak yang diambil
3. Pemasangan pipa besar untuk industri
KOMPLEKSITAS STRATEGI HARGA
1. Two-part tariffs : banyak kepentingan public (seperti listrik) dipungut
dengan two-part tariffs, yaitu fixed chargeuntuk menutupi
biaya overhead atau biaya infrastruktur dan variable charge yang
didasarkan atas besarnya konsumsi.
2. Peak-load tariffs: pelayanan publik dipungut berdasarkan tarif tertinggi.
Permasalahannya adalah beban tertinggi, membutuhkan tambahan
kapasitas yang disediakan, tarif tertinggi untuk periode puncak yang
harus menggambarkan higher marginal cost (seperti telepon dan
transportasi umum).
3. Diskriminasi harga. Hal ini adalah salah satu cara untuk
mengakomodasikan pertimbangan keadilan (equity) melalui kebijakan
penetapan harga. Jika kelompok dengan pendapatan berbeda dapat
diasumsikan memiliki pola permintaan yang berbeda, pelayanan yang
diberikan kepada kelompok dengan pendapatan tinggi. Hal tersebut
tergantung dari kemampuan mencegah orang kaya menggunakan
pelayanan yang dimaksudkan untuk orang miskin.
4. Full cost recovery. Harga pelayanan didasarkan pada biaya penuh atau
biaya total untuk menghasilkan pelayanan. Penetapan harga berdasarkan
biaya penuh atas pelayanan publik perlu mempertimbangkan keadilan
(equity) dan kemampuan publik untuk membayar.
5. Harga diatas marginal cost. Dalam beberapa kasus, sengaja ditetapkan
harga diatasmarginal cost, seperti tarif parker mobil, adanya beberapa
biaya perijinan ataulicence fee.
23

TAKSIRAN BIAYA
Penentuan harga dengan teknik apapun yang digunakan pada dasarnya
adalah mendasarkan pada usaha penaksiran biaya secara akurat. Hal ini
melibatkan beberapa pertimbangan sebagai berikut :
1. Opportunity costuntuk staf, perlengkapan, dll.
2. Opportunity cost of capital
3. Accounting priceuntuk input ketika harga pasar tidak menunjukkan value to
society (opportunity cost)
4. Pooling, ketika biaya berbeda-beda antara setiap individu
5. Cadangan inflasi
Pelayanan menyebabkan unit kerja harus memiliki data biaya yang
akurat agar dapat mengestimasi marginal cost, sehingga dapat ditetapkan harga
pelayanan yang tepat. Prinsip biaya memberikan dasar yang bermanfaat untuk
penentuan harga di sektor publik. Marginal cost pricing bukan merupakan satu-
satunya dasar untuk penetapan harga di sektor publik. Digunakan MC
pricing atau tidak, yang jelas harus ada kebijakan yang jelas mengenai harga
pelayanan yang mampu menunjukkan biaya secara akurat dan mampu
mengidentifikasi skala subsidi publik.
24

RESUME KE-5
( EKTERMALITAS DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH )

Ektermalitas muncul ketika produsen atau kegiatan konsumen


mempengaruhi produksi atau konsumsi orang lain dalam beberapa
cara yang tidak secara langsung tercermin di pasar. Eksternalitas
dapat memiliki dua efek yaitu positif dan negatif. Eksternalitas
negatif (polusi) mungkin menjadi penyebab kuantitas optimal secara
sosial di pasar lebih kecil dari kuantitas ekuilibrium. Eksternalitas
positif dalam bentuk teknologi dan pendidikan, menyebabkan
kuantitas ekuilibrium melebihi kuantitas optimal secara sosial.
Pada prinsipnya, mereka yang terkena eksternalitas dapat
menyelesaikan masalahnya sendiri. Misalnya, jika satu perusahaan
menghasilkan eksternalitas untuk perusahaan lain, keduanya dapat
menginternalisasi eksternalitas tersebut melalui merger. Menurut
teorema Coase jika orang dapat bernegosiasi secara gratis, mereka
selalu dapat mengalokasikan sumber daya secara efisien, tetapi
dalam banyak kasus sangat sulit untuk mencapai kesepakatan
dengan banyak pemangku kepentingan, sehingga teorema Coase
tidak berlaku.
Pada saat perusahaan tidak dapat menyelesaikan masalahnya
sehingga menciptakan eksternalitas, maka pemerintah ikut terlibat
dalam permasalahan tersebut. Secara umum pemerintah tidak
menginginkan kegiatan yang tidak efisien dari sisi sosial dengan
melarang perilaku tertentu. Seringkali pemerintah juga menyertakan
biaya eksternal dalam harga dengan mengenakan pajak atas polusi
25

yang disebabkan oleh aktivitas atau dengan mengeluarkan izin


polusi dengan biaya tertentu.
Kebijakan pemerintah atas eksternalitas
Dalam eksternalitas suatu perusahaan, pemerintah
menerapkan dua cara yaitu kebijakan pemerintah dan pengendalian.
Praktik pengendalian langsung adalah bentuk kebijakan lingkungan
yang paling umum digunakan oleh pemerintah di sebagian besar
negara. Kontrol langsung seringkali membutuhkan teknik khusus
mengurangi polusi Oleh karena itu pabrik sebelum diizinkan
beroperasi wajib menggunakan beberapa alat pengurangan polusi,
meskipun terkadang ada teknik atau alat lain yang dapat mengurangi
polusi.
Selain dengan cara langsung, pemerintah juga dapat
mengendalikan pencemaran dengan cara mengenakan pajak kepada
perusahaan yang menimbulkan emisi. Metode ini digunakan ide
dasarnya adalah untuk menginternalisasi efek eksternal dari polusi
sehingga keputusan yang terdesentralisasi dapat memberikan hasil
yang lebih efisien.
Keuntungan lain dari sistem pajak emisi adalah tidak
demikian harus ditetapkan oleh otoritas lingkungan bagaimana
perusahaan harus menggunakan teknologi tertentu untuk
pengurangan polusi perusahaan.
26

RESUME KE-6
(DEAD WEIGHT LOSS)

Deadweight loss merupakan istilah yang lazim dijumpai di dunia bisnis.


Ini merupakan istilah yang merujuk kepada kondisi saat sebuah perusahaan
kehilangan pasar potensial. Kondisi ini terjadi, karena konsumen tidak jadi
membeli atau menggunakan produk barang dan/atau jasa yang ditawarkan suatu
perusahaan. Dengan mengetahui deadweight loss, suatu perusahaan dapat
mengetahui nominal uang yang terlewatkan. Deadweight loss dapat disebabkan
karena berbagai faktor, baik dari internal perusahaan, maupun eksternal.
Kondisi ini bahkan bisa muncul di pasar monopoli, di mana produk atau jasa
yang ditawarkan hanya berasal dari satu perusahaan. Berikut ini, penjelasan
singkat mengenai pengerian deadweight loss, serta penyebab dan jenisnya.
Pengertian dan Penyebab Deadweight Loss Mengutip majoo.id,
deadweight loss adalah hilangnya efisiensi ekonomi, baik bagi konsumen
maupun produsen. Kondisi ini terjadi, karena tidak adanya titik temu antara
permintaan dengan penawaran. Dengan kata lain, deadweight loss terjadi
karena inefisiensi pasar yaitu permintaan dan penawaran tidak seimbang.
Umumnya, perusahaan kehilangan pasar potensial karena dipicu oleh distorsi
ekonomi. Hal ini berakibat pendapatan untuk produsen terlalu rendah
sedangkan pengeluaran di sisi konsumen terlalu besar. Kerugian tersebut
digambarkan dalam bentuk segitiga, yang dikenal dengan harberger triangle
pada kurva deadweight loss. Ada berbagai macam penyebab deadweight loss,
di mana konsumen merasa nilai suatu barang tidak sebanding dengan biaya
yang harus dikeluarkan untuk mengonsumsinya.
Adapun, secara umum penyebab terjadinya deadweight loss, adalah sebagai
berikut:
1. Defisit Produk Kekurangan atau defisit produk bisa berujung pada
hilangnya pasar potensial. Defisit produk bisa terjadi karena situasi
27

permintaan produk yang banyak sedangkan suplai tidak memadai.


Contohnya surplus produk yang bisa menghilangkan potensi jual beli di
pasar.
2. Jumlah Produk Meningkat Dalam situasi tertentu, terkadang jumlah
produk meningkat sangat banyak meski permintaan pasar sudah
terpenuhi. Karena kondisi ini, potensi jual beli bisa hilang karena
konsumen tidak lagi mencari atau membeli produk tersebut.
3.Kebijakan Pajak Kebijakan yang turut menyebabkan deadweight loss
adalah kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN). Dalam hal ini, nominal
pajak yang dibayarkan mempengaruhi harga jual barang karena jika
pajak naik, otomatis pihak penjual akan menaikan harga jual barang.
4. Penetapan Harga Dasar Penetapan harga dasar biasanya ditentukan
oleh pemerintah. Hal ini dilakukan sebagaimana penetapan upah yang
tujuannya untuk melindungi pekerja agar tidak mendapat gaji terlalu
rendah. Di sisi lain, perusahaan banyak membayar pegawai senilai upah
minimum sehingga daya beli tidak optimal.
5. Penetapan Harga Tertinggi Selain menetapkan harga dasar,
Kementerian perdagangan berhak menetapkan harga tertinggi untuk
suatu produk yang dijual di pasaran yang mana dikenal dengan istilah
harga eceran tertinggi (HET). Namun terkadang perusahaan menjual
dengan menggunakan harga tertinggi sehingga konsumen enggan
membeli.
6. Subsidi Pemerintah Dalam kondisi tertentu, pemerintah bisa
memberikan subsidi terhadap harga jual produk, contohnya subsidi
bahan bakar minyak (BBM). Namun, keberadaan subsidi bisa
memunculkan permintaan palsu, di mana transaksi yang terjadi tidak
mencerminkan daya beli konsumen yang sebenarnya. Saat subsidi
dihentikan, permintaan ikut merosot. Jenis Deadweight Loss Hilangnya
pasar potensial yang menimbulkan kerugian bagi perusahaan bisa dipicu
28

oleh beragam faktor. Terkait dengan hal tersebut, berikut ini beberapa
jenis deadweight loss yang perlu diketahui.
a. Deadweight Loss karena Pajak Deadweight loss dapat terjadi
karena kebijakan pajak yang ditetapkan pemerintah. Pengenaan
pajak yang tinggi, akan direspons oleh perusahaan dengan
menaikkan harga produk. Hal ini memicu konsumen mengurangi
atau menghentikan transaksi.
b. Deadweight Loss pada Pasar Monopoli Seperti telah disinggung
sebelumnya, deadweight loss dapat terjadi pada pasar monopoli,
di mana seharusnya posisi perusahaan tergolong dominan.
Dominasi perusahaan yang terlalu besar dalam suatu pasar,
kerap membuat perusahaan tersebut menetapkan hukum satu
harga kepada konsumen. Alhasil, konsumen mengerem
pembeliannya, yang berakibat penjualan stagnan. Padahal
kegiatan produksi harus berjalan terus.
c. Deadweight Loss karena Faktor Eksternal Deadweight loss juga
bisa terjadi karena faktor eksternal. Misalnya, jika suatu wilayah
terkena bencana, maka ada beberapa produk barang dan/atau
jasa yang tidak menjadi prioritas pembeliam konsumen. Hal ini
membuat perusahaan kehilangan potensi pasar, meski telah
melakukan strategi branding dan harga yang baik.
29

RESUME KE-7
(PERPAJAKAN)
Pengertian Perpajakan
Pajak merupakan suatu kontribusi wajib kepada pemerintah secara
terutang oleh seseorang atau badan yang sifatnya memaksa. Berdasarkan
Undang-Undang perpajakan terbaru, pembayaran pajak sebenarnya bukan
hanya kewajiban saja, namun juga merupakan hak seluruh masyarakat untuk
berperan terhadap pembiayaan negara maupun pembangunan nasional.
Meskipun sangat penting, tapi masih banyak sekali masyarakat yang tidak
membayar pajak. Bahkan sampai sekarang ini banyak juga penyelewengan di
dunia perpajakan yang sudah pasti menimbulkan kerugian bagi negara. Selain
itu, jika warga negara tidak membayar pajak maka akan diberikan sanksi
administrasi pajak atau sanksi pidana pajak. Pemberian sanksi ini tentu akan
disesuaikan dengan kesalahan atau kelalaian yang dilakukan oleh wajib pajak
itu sendiri. Oleh karena itu, agar terhindar dari sanksi pajak maka usahakan
untuk melakukan pembayaran pajak secara rutin. Jangan sampai menunda
untuk membayar pajak atau bahkan tidak membayar pajak sama sekali.
Pengertian Pajak Menurut Para Ahli Agar semakin memahami pengertian
pajak, simak juga arti dari materi perpajakan menurut para ahli.
Berikut ini adalah beberapa ahli dalam bidang ekonomi yang
mengemukakan pendapatnya tentang pajak:
1. P.J.A Adriani
Pengertian pajak menurut P.J.A Adriani yaitu iuran dari semua masyarakat
untuk negara (yang bisa dipaksakan) terutang oleh pihak yang wajib
membayar sesuai dengan peraturan undang-undang. Wajib pajak tidak akan
mendapat imbalan secara langsung karena pajak akan digunakan untuk
membiayai segala pengeluaran yang berkaitan dengan tugas negara dan
diselenggarakan oleh pemerintah.
30

2. Sommerfeld R.M, Anderson H.M., & Brock Horace R


Pajak merupakan suatu pengalihan sumber yang dilakukan dari sektor
swasta ke sektor pemerintah, bukan terjadi karena melanggar hukum, tapi
harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan.
Semuanya dilakukan tanpa adanya imbalan secara langsung, sehingga
pemerintah bisa menjalankan tugas-tugasnya untuk memajukan kesejahteraan
umum.
3. Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro SH
Pajak merupakan iuran dari masyarakat untuk kas negara sesuai
dengan undang-undang (yang bisa dipaksakan) tanpa mendapat timbal karena
langsung digunakan untuk membayar berbagai pengeluaran umum.
Namun pengertian tersebut sudah dikoreksi, hingga berubah seperti berikut:
Pajak merupakan suatu peralihan kekayaan dari pihak masyarakat ke kas
negara dengan tujuan untuk membiayai segala pengeluaran secara rutin dan
surplusnya berguna untuk public saving yang menjadi sumber dalam
pembiayaan public investment.
4. Djajaningrat
Djajadiningrat menyebutkan bahwa pajak merupakan kewajiban
masyarakat untuk memberikan sebagian harta yang dimiliki kepada negara
karena suatu kondisi, kejadian, ataupun perbuatan dengan kedudukan yang
tertentu.
Iuran ini bukan merupakan suatu hukuman, tapi kewajiban sesuai dengan
peraturan yang dibuat oleh pemerintah dan bersifat memaksa.
5. Leroy Beaulieu
Menurut Leroy Beaulieu, pajak dapat diartikan sebagai bantuan, baik
itu secara langsung maupun tidak langsung yang dilakukan dengan paksaan
dari pemerintah dengan tujuan untuk menutup belanja pemerintah.
6. Rifhi Siddiq
Pajak memiliki arti sebagai kontribusi yang dipaksakan oleh
pemerintah negara dalam jangka waktu tertentu kepada pihak wajib pajak.
31

Sifatnya memang wajib dan disetorkan oleh wajib pajak kepada pemerintah
yang nantinya bisa mendapat balasan berupa manfaat secara tidak langsung.
7. MJH Smeets
Pengertian pajak menurut MJH Smeets yaitu prestasi kepada
pemerintah yang dituangkan melalui norma umum. Pajak bisa dilakukan
dengan paksaan tanpa perlu kontrasepsi dan memiliki tujuan utama untuk
membiayai pengeluaran pemerintah.
Ciri-ciri Pajak
Berdasarkan Undang-Undang KUP Nomor 28 Tahun 2007 Pasal 1
Ayat 1, Pajak merupakan sebuah kontribusi wajib kepada negara yang
terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
undang-undang.
Berdasarkan pengertian pajak secara umum, maka pajak mempunyai beberapa
ciri-ciri yang penting diketahui, yaitu:
1. Kontribusi yang Wajib Setiap orang memang sudah wajib untuk
membayar pajak secara rutin. Tapi hal ini berlaku khusus untuk
masyarakat yang memenuhi syarat objektif dan syarat subjektif.
Maksudnya adalah untuk yang penghasilannya lebih dari PTKP atau
Penghasilan Tidak Kena Pajak. Untuk PTKP yang diberlakukan
sekarang ini mencapai Rp4,5 juta setiap bulan atau sekitar Rp54 juta
per tahun. Jika penghasilan Anda mencapai Rp4,5 juta per bulannya,
maka akan dikenakan pajak. Sementara itu, bagi seorang wirausaha
atau pengusaha yang memiliki omzet rutin maka tarif PPH sebesar
0,5% diberlakukan dari jumlah peredaran bruto atau omzet hingga
mencapai Rp4,8 miliar untuk satu tahun pajak.
2. Bersifat Memaksa Bagi yang memenuhi syarat objektif ataupun
subjektif, memang sudah wajib hukumnya untuk membayar pajak. Jika
seseorang tidak membayar pajak dengan sengaja, maka akan diberikan
sanksi administratif maupun hukuman pidana.
32

3. Dikelola Pemerintah Pemungutan dan pengelolaan pajak akan


dilakukan secara langsung oleh pemerintah, baik itu pemerintah pusat
maupun pemerintah daerah dalam tingkat provinsi serta Kabupaten
dan Kota. Meskipun dikelola pemerintah, tapi manfaat pajak dirasakan
oleh semua warga negara. Lembaga Pemerintah yang ditunjuk untuk
mengelola perpajakan yang ada di Indonesia adalah DJP atau
Direktorat Jenderal Pajak. Lembaga yang merupakan direktorat
jendela ini masih berada dalam naungan Kementerian Republik
Indonesia.
4. Pembayaran Pajak Tercantum dalam Undang-Undang Pembayaran
pajak memang sudah tercantum dalam undang-undang. Pajak dipungut
sesuai norma hukum dengan tujuan untuk membayar biaya produksi
hingga jasa kolektif demi mencapai kesejahteraan. Segala macam hal
negatif seperti perlawanan, penghindaran, penolakan dalam membayar
pajak maka sudah termasuk dalam pelanggaran hukum.
5. Sebagai Anggaran Pemerintah Peran pajak dalam kehidupan negara
memang sangat penting, terutama untuk melaksanakan pembangunan.
Dalam hal ini, pajak sangat dibutuhkan dalam pembiayaan perang,
keamanan aset, pekerjaan masyarakat, subsidi, penegakan hukum, dan juga
operasional negara. Selain itu, manfaat pajak juga berguna untuk membayar
utang negara sekaligus bunga dari utang. Bahkan juga untuk membiayai
pelayanan publik dan jaminan kesejahteraan. Pelayan yang dimaksud meliputi
kesehatan, pendidikan, pensiun, transportasi umum dan bantuan untuk yang
belum bekerja.
Jenis-jenis Pajak yang Dipungut Pemerintah
Pajak yang wajib dibayarkan terdiri dari beberapa jenis, yang mana
digolongkan sesuai dengan instansi atau lokasi pemungut, objek dan subjek
pajak.
33

1. Pajak Berdasarkan Lokasi atau Instansi Pemungut Jika dibedakan


menurut instansi pemungutnya, pajak dibagi lagi menjadi dua macam
yakni pajak negara dan pajak daerah.
a. Pajak Negara
Sesuai namanya, pajak negara atau pajak pusat merupakan pajak yang
dipungut secara langsung pemerintah pusat. Instansi yang terkait
adalah Direktorat Jenderal Pajak, Dirjen Bea Cukai, dan Kantor
Inspeksi Pajak. Contoh dari pajak negara yaitu PPN (Pajak
Pertambahan Nilai), Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Bumi dan
Bangunan, Bea Materai, Bea Cukai, Bea Masuk, dan lainnya.
b. Pajak Daerah
Pajak daerah atau pajak lokal merupakan pajak yang dipungut
langsung oleh pemerintah daerah. Pajak ini hanya untuk masyarakat
yang berasal dari daerah itu sendiri, dimana untuk pemungutannya
juga dilakukan oleh Pemda Tingkat I dan II. Contoh dari pajak daerah
adalah Pajak Hotel, Pajak Tontonan atau Hiburan, Pajak Restoran,
Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak Penerangan Jalan, dan lain
sebagainya.
c. Pajak Berdasarkan Objek dan Subjek Pajak Sama dengan sebelumnya,
pajak berdasarkan subjek dan objek pajak juga dibedakan menjadi dua
macam, yaitu:
d. Pajak Subjektif
Pajak subjektif merupakan pajak yang dibebankan berdasarkan kondisi
dari pihak wajib pajak atau WP. Sifatnya adalah individu, sehingga
jumlah pajak yang perlu dibayarkan tergantung dari kemampuan Wajib
Pajak. Setiap individu yang merupakan warga negara Indonesia
mempunyai kewajiban untuk membayar pajak ini. Sedangkan untuk
WNA juga akan dikenakan pajak jika mempunyai hubungan dari sisi
ekonomi dengan Negara Indonesia. Contoh pajak ini adalah Pajak
Kekayaan dan Pajak Penghasilan.
34

e. Pajak bjektif
Pajak Objektif merupakan pajak yang mementingkan kondisi objek
dalam pembebanannya. Jadi, pajak ini sama sekali tidak
mempertimbangkan bagaimana kondisi dari pihak wajib pajak.
Golongan pajak objektif meliputi WNI yang menggunakan atau
memiliki alat yang dikenakan pajak, WNI yang memindahkan
hartanya ke negara luar, pajak yang dibebankan atas pemakaian atau
kepemilikan barang mewah, dan lainnya. Sedangkan contoh dari jenis
pajak yang satu ini yaitu Bea Masuk, Pajak Impor, Pajak Penjualan
Barang Mewah, Pajak Pertambahan Nilai, Bea Materai dan lain
sebagainya.
2. Pajak Berdasarkan Sifat Terakhir adalah jenis pajak yang berdasarkan
sifat, yaitu pajak langsung dan pajak tidak langsung:
a. Pajak Langsung
Direct tax atau yang disebut dengan pajak langsung merupakan jenis
pajak yang sepenuhnya ditanggung oleh wajib pajak, sehingga tidak
bisa dialihkan ke orang lain. Pasalnya, kewajiban ataupun hak pajak
sudah melekat pada pihak wajib pajak. Pembayaran pajak ini bisa
dilakukan secara berkala sesuai Surat Ketetapan Pajak yang didapat
dari Kantor Pajak. Contoh dari jenis pajak ini yaitu Pajak Bumi dan
Bangunan, Pajak Penghasilan, dan Pajak Kendaraan Bermotor
b. Pajak Tidak Langsung
Indirect Tax atau pajak tidak langsung merupakan jenis pajak yang
dibebankan kepada wajib pajak jika melakukan perbuatan yang
tertentu. Dengan begitu maka pajak tidak bisa dipungut secara berkala,
dan hanya bisa dipungut ketika terjadi peristiwa yang mengharuskan
untuk membayar pajak. Contoh pajak ini yaitu PPN atau Pajak
Pertambahan Nilai, dimana hanya akan dipungut saat makan di
restoran ataupun belanja di mall. Selain itu, ada juga Pajak Penjualan
35

Atas Barang Mewah yang hanya akan dibebankan ketika wajib pajak
ingin menjual barangnya.
Fungsi Pajak bagi Negara dan Masyarakat
Pajak memiliki peranan yang cukup signifikan dalam kehidupan
bernegara, khususnya pembangunan. Sehingga pajak mempunyai beberapa
fungsi, diantaranya adalah:
1. Fungsi Anggaran (Fungsi Budgeter). Pajak merupakan sumber
pemasukan keuangan negara dengan cara mengumpulkan dana/uang
dari Wajib Pajak ke kas negara. Tujuannya adalah untuk membiayai
pembangunan nasional atau pengeluaran negara lainnya. Sehingga
dapat dikatakan, fungsi pajak merupakan sumber pendapatan negara
yang memiliki tujuan menyeimbangkan pengeluaran negara dengan
pendapatan negara.
2. Fungsi Mengatur (Fungsi Regulasi). Pajak merupakan alat untuk
melaksanakan atau mengatur kebijakan negara dalam hal sosial dan
ekonomi. Fungsi mengatur atau regulasi ini antara lain, pajak dapat
digunakan untuk menghambat laju inflasi, pajak dapat digunakan
sebagai alat untuk mendorong kegiatan ekspor, seperti: pajak ekspor
barang. Selain itu, pajak dapat memberikan proteksi atau perlindungan
terhadap barang produksi dari dalam negeri, dan pajak dapat mengatur
dan menarik investasi modal yang membantu perekonomian agar
semakin produktif.
3. Fungsi Pemerataan (Pajak Distribusi), berarti pajak dapat digunakan
untuk menyesuaikan dan menyeimbangkan antara pembagian
pendapatan dengan kesejahteraan masyarakat.
4. Fungsi Stabilisasi, berarti pajak dapat digunakan untuk menstabilkan
kondisi perekonomian.
36

RESUME KE-8
(PENGELUARAN PEMERINTAH)

Pengeluaran pemerintah (Government Expenditures) adalah bagian dari


kebijakan fiskal berupa tindakan pemerintah untuk mengatur jalannya
perekonomian dengan cara menentukan besarnya penerimaan dan pengeluaran
pemerintah setiap tahunnya, yang tercermin dalam dokumen Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk nasional dan Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah (APBD) untuk daerah atau regional.
Tujuan dari kebijakan fiskal ini adalah dalam rangka menstabilkan harga,
tingkat output, maupun kesempatan kerja dan memacu atau mendorong
pertumbuhan ekonomi.
Jenis – Jenis Sifat Pengeluaran Pemerintah (Government
Expenditures)
Dari jenis sifat pengeluaran tersebut, dapat dikelompokkan berdasarkan macam-
macamnya seperti berikut:
1. Pengeluaran yang sebagian atau seluruhnya bersifat self liquiditing,
yaitu pengeluaran yang mendapatkan pembayaran kembali dari
masyarakat yang menerima barang-barang/jasa-jasa yang diberikan
pemerintah.
2. Pengeluaran yang reproduktif, yaitu pengeluaran yang mewujudkan
keuntungan-keuntungan secara ekonomis bagi masyarakat sehingga
mampu meningkatkan penghasilan masyarakat, yang kemudian
memfungsikan pajak yang pada akhirnya akan dapat menaikkan
penerimaan negara.
3. Pengeluaran yang tidak self liquiditing dan tidak produktif yaitu
pengeluaran yang dapat langsung menghibur atau menggembirakan dan
kesejahteraan masyarakat, antra lain bidang-bidang rekreasi, pendirian
monument, objek turisme dan sebagainya.
37

4. Pengeluaran yang secara langsung tidak produktif dan merupakan


pemborosan, misalnya pembiayaan pertahanan/perang.
Pengeluaran yang merupakan penghematan untuk masa yang akan datang,
misalnya pengeluaran untuk anak yatim, jika hal ini tidak dilakukan lebih dini,
kebutuhan pemeliharaan (pendidikan dan kesejahteraan) anak-anak yatim itu
akan lebih besar pada usia tua.
Pengaruh pengeluaran pemerintah terhadap perekonomian
1. Pengaruh terhadap Produksi
Pemerintah dapat memengaruhi tingkat GNP (Gross National Product)
nyata dengan mengubah persediaan berbagai faktor yang dipakai dalam
produksi, melalui program-program pengeluaran, misalnya pendidikan.
2. Pengaruh terhadap Distribusi
Pemerintah dapat mempengaruhi pola distribusi pendapatan riil melalui
penyediaan keuntungan – keuntungan disatu pihak, dan pengurangan
pendapatan riil dari sector swasta dilain pihak, yang hasil akhirnya adalah satu
pola pendapatan yang lain daripada bila tidak ikut campur tangan dari
pemerintah.
3. Pengaruh terhadap Konsumsi
Pemerintah mengalokasikan kembali sumber – sumber ekonomi dari
berbagai barang ke barang – barang atau jasa – jasa lainnya dengan
memproduksi barang umum dan barang – barang/jasa – jasa yang mengandung
keuntungan eksternal. Kegiatan pemindahan ini mengubah alokasi dari sumber
– sumber ekonomi karena masing-masing para pemberi dan penerima
mempunyai pola pengeluaran yang berlainan. Pajak-pajak yang dipakai untuk
membiayai kegiatan - kegiatan tersebut dapat mengakibatkan relokasi dari
sumber-sumber ekonomi. Pemerintah data memengaruhi efisiensi dalam
perilaku masyarakat dalam kegiatan ekonomi.
4. Pengaruh terhadap keseimbangan Perekonomian
Dilihat dari efek terhadap stabilisasi dan pertumbuhan ekonomi.
Dinyatakan bahwa program-program pengeluaran serta pembiayaan akan dapat
38

mempengaruhi tingkat pencapaian full[1]employment dengan mengubah


pengeluaran total dalam perekonomian, dan karenanya mengubah GNP.
Program-program tersebut dapat juga memengaruhi tingkat pertumbuhan
ekonomi
Faktor penentu kebijakan pengeluaran pemerintah
1. Proyeksi jumlah pajak yang diterima
Salah satu faktor penting yang menentukan besarnya pengeluaran
pemerintah adalah jumlah pajak yang diramalkan. Dalam penyusunan anggaran
belanjanya pemerintah harus terlebih dahulu membuat proyeksi mengenai
jumlah pajak yang akan diterimanya. Makin banyak jumlah pajak yang dapat
dikumpulkan, makin banyak pula perbelanjaan pemerintah yang akan
dilakukan.
2. Tujuan ekonomi yang ingin dicapai
Pemerintah penting sekali perannya dalam perekonomian, kegiatannya
dapat mengatur kegiatan ekonomi ke arah yang diinginkan. Beberapa tujuan
penting dari kegiatan pemerintah adalah mengatasi masalah pengangguran,
menghindari inflasi dan mempercepat pembangunan ekonomi dalam jangka
panjang. Untuk memenuhi tujuan - tujuan tersebut sering sekali pemerintah
membelanjakan uang yang lebih besar dari pendapatan yang diperoleh dari
pajak.
3. Pertimbangan politik dan keamanan
Pertimbangan-pertimbangan politik dan kestabilan negara selalu
menjadi salah satu tujuan penting dalam menyusun anggaran belanja
pemerintah. Kekacauan politik, perselisihan diantara berbagai golongan
masyarakat dan daerah sering berlaku diberbagai negara di dunia. Keadaan
seperti ini menyebabkan kenaikan perbelanjaan pemerintah yang sangat besar,
terutama apabila operasi militer perlu dilakukan.
39

Jenis komponen dalam pengeluaran pemerintah


Pengeluaran berdasarkan Belanja Pemerintah Pusat
1. Belanja pegawai.
2. Belanja barang.
3. Belanja modal.
4. Pengeluaran berdasarkan Pembiayaan bunga utang.
5. Subsidi.
6. Belanja hibah.
7. Bantuan social.
8. Belanja lain-lain.
Pengeluaran berdasarkan Pengeluaran pembangunan.
Pembiayaan Pembangunan Pembiayaan proyek Pengeluaran
berdasarkan Dana yang Dialokasikan ke Daerah
1. Dana Bagi Hasil
2. Dana Alokasi Umum
3. Dana Alokasi Khusus.
4. Dana otonomi khusus
Pengelompokan Belanja pemerintah disajikan menurut fungsinya:
1. Pelayanan umum
2. Pertahanan
3. Ketertiban dan keamanan
4. Ekonomi
5. Lingkungan hidup
6. Perumahan dan fasilitas umum
7. Kesehatan
8. Pariwisata, budaya dan agama.
9. Pendidikan
10. Perlindungan sosial.

TERIMA KASIH
40

Anda mungkin juga menyukai