Disusun Oleh
FAKULTAS EKONOMI
2018
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan taufik serta
Hidayah-Nya, sehingga Makalah yang kami beri judul “Peran Sektor Publik Dalam
Perekonomian” dapat terselesaikan walaupun dalam bentuk yang sangat sederhana. Sholawat
serta salam kami haturkan kepada pereformasi umat serta para sahabat-Nya, keluarga dan para
pengikut-Nya sampai hari kemudian.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, hal ini disebabkan
karena adanya keterbatasan dari penulis karena penulis termasuk manusia biasa yang tak luput
dari kesalahan dan kekurangan karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Akhirnya
penyusun mengharapkan semoga dari makalah ini dapat diambil manfaatnya sehingga dapat
memberikan inpirasi terhadap pembaca
DAFTAR ISI
ii
HALAMAN JUDUL.........................................................................................i
KATA PENGANTAR .....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................1
1.1 Latar Belakang .....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................1
1.3 Tujuan...................................................................................................1
BAB 2 PEMBAHASAN...................................................................................3
2.1 PERAN PEMERINTAH DALAM PEREKONOMIAN......................3
2.1.1 Peran Pemerintah Untuk Mencipatakan Pasar Yang Efisien........4
2.1.2 Peran pemerintah dalam mengatasi eksternalitas..........................4
2.1.3 Ruang lingkup peranan pemerintah..............................................5
2.1.4 Peran pemerintah berkaitan implementasi moralitas islam...........6
2.1.5 Peran pemerintah berkaitan dengan mekanisme pasar..................7
2.1.6 Instrumen kebijakan pemerintah...................................................7
2.2 PERAN MASYARAKAT DALAM PEREKONOMIAN.................... 8
2.1.1 Peran Masyarakat pada masa islam klasik....................................8
2.1.2 Rasionalitas peranan masyarakat..................................................8
2.1.3 Ruang lingkup dan Instrumen peranan masyarakat....................10
BAB 3 PENUTUP..........................................................................................11
3.1 Kesimpulan ........................................................................................12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Mengetahui Peranan sektor publik dalam perekonomian, serta hal- hal apa saja
yang dilakukan pemerintah dan masyarakat dalam perekonomian.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Fardu al-kifayah merupakan suatu kewajiban yang ditujukan kepada mayarakat, dimana
jika kewajiban ini dilanggar, maka seluruh masyarakat akan menanggung dosa, sementara
jika telah dilaksanakan (bahkan hanya oleh satu orang pun), maka seluruh masyarakat
akan terbebas dari kewajiban tersebut. Beberapa contoh dari hal ini misalnya, kewajiban
untuk membangun industri yang menyediakan kebutuhan dasar dan kebutuhan pokok
seperti transportasi, pendidikan, pelayanan medis, dll.
Pemerintah dapat memiliki peranan penting dalam menjalankan fardu kifayah ini
karena kemungkinan masyarakat gagal untuk menjalankannya atau tidak dapat
melaksanakannya dengan baik.
Masyarakat kemungkinan tidak memiki informasi yang memadai tentang adanya suatu
kewajiban publik, sehingga mereka tidak melaksanakannya. Dalam kenyataan pemerintah
2
biasanya memiliki informasi yang lebih lengkap dan akurat dibandingkan masyarakat,
karena pemerintah memiliki sumber daya yang lebih baik dalam mencari dan mengelolah
informasi. Jika kesadaran masyarakat terhadap kewajiban publik rendah, maka mereka
tidak akan melakukannya, meskipun adanya kewajiban ini. Jika hal ini terjadi, maka
pemerintah harus mengambil alih kewajiban publik tersebut.
Kegagalan pasar juga merupakan latar belakang perlunya pemerintah untuk berperna
dalam perekonomian. Pasar gagal dalam menyelesaikan beberapa permasalahan ekonomi
karena dua hal, yaitu :
Selain itu, dalam realitas mekanisme kerrrjaaa pasar juga tidak dapat beroperasi
secara optimal karena tidak terpenuhinya syarat-syarat pasar yang islami. Sebagaimana
disampaikan oleh Ibn Taimiyah, mekanisme pasar dapat berjalan dengan efisien dan
menghasilkan kesejahteraan yang optimum bagi masyarakat apabila harga yang
dihasilkannya adalah harga yang adil (thaman al-adl).
Secara teknis, mekanisme kerja pasar yang efisien dapat berlangsung apabila
terdapat informasi yang sama diantara pelaku pasar, tidak adanya hambatan untuk
masuk dan keluar dari pasar, homogenitas komoditas, serta jumlah penjual yang
banyak. Dengan kata lain, pasar yang bersaing sempurna memiliki peluang untuk
menghasilkan harga yang adil. Secara moral, mekanisme kerja pasar yang efisien
menuntut adanya sikap kejujuaran, keterbukaan, sportivitas, dan keadilan. Moralitas
akan menuntun persaingan di pasar menjadi kompetisi yang indah dalam rangka
3
mewujudkan kebaikan (fastabiqul khairat), sehingga memberikan maslahah bagi
masyarakat luas.
Perlu diketahui di sini, bahwa inefisiensi tersebut tidak bisa dipahami sebagai
tambahan penggunaan input produksi, yang melebihi standar penggunaan input, yang
ditransfer menjadi output. Kelebihan penggunaan yang sepenuhnya ditransfer dalam
output akan tercermin dalam peningkatan kualitas output. Tetapi, kasus yang terjadi di
sini adalah kelebihan penggunaan input produksi yang melebihi standar penggunaan
input, yang gagal ditransfer menjadi output. Dengan kata lain, terjadi pemborosan
dalam proses produksi yang bisa jadi berupa banyaknya barang cacat yang tidak bisa
digunakan atau dijual.
Dengan demikian, maka pasar yang efisien adalah pasar dimana setiap
produsennya menetapkan harga yang konstan untuk berapa pun kuantitas yang dijual
dan besarnya harga adalah sama dengan tingkat biaya minimum. Namun demikian,
realisasi pasar yang efisien ini tidak bisa diserahkan begitu saja kepada pelaku pasar
karena secara naluriah produsen berkecenderung mncari rente. Diperlukan intervensi
pemerintah untuk mengurangi kecenderungan ini.
4
terbentuk dalam perekonomian. Sebaliknya, dalam kasus eksternalitas negatif ada
pihak lain yang dirugikan sehingga hal tersebut bisa menghambat efisiensi
perekonomian, walaupun perekonomian tersebut telah dibangun berdasar kompetisi
yang fair.
5
- Melindungi lingkunagn ekonomi agar tetap sesuai dengan niali dan prisnip
Islam.
Pemerintah memilki peran penting dalam mewujudkan pasar yang Islami. Intervensi
pemerintah dalam pasar bukan hanya bersifat temporer dan minor, tetapi ia mengambil
peranan yang sanagt besar dan penting. Pemerintah bukan hanya bertindak sebagai
wasit atas permainan pasar, tetapi ia akan berperan aktif bersama pelaku-pelaku pasar
yang lain. Pemerintah dapat bertindak sebagai perencana, pengawas, pengatur,
produsen sekaligus konsumen bagi aktivitas pasar. Peran pemerintah ddalam pasar ini
secara garis besar dapat dikalsifikasikan menjadi dua bagian, yaitu: peratama,peran
yang berkaiatan dengan implementasi nilai dan moral Islam;, dan kedua, peran yang
berkaitan dengan teknis-operasional mekanisme pasar.
Meskipun dalam sebuah masyarakat yang Islami kita dapat mengharapkan suatu
perilaku yang Islami pula, tetapi implementasi nilai dan moralitas Islam akan lebih
efektif jika disertai dengan intervensi pemerintah. Mekanisme kerja pasar pada
dasarnya tidak memiliki sistem otomatis yang terkait langsung dengan moralitas,
meskipun moralitas sangat penting bagi optimumnya mekanisme kerja pasar.
Sementara itu, dalam dunia nyata juga akan pasti selalu terjadi deviasi normatif dari
perilaku seorang Muslim. Deviasi antara norma realita adalah suatu yang alamiah,
mengingat manusia memiliki naluri dasar utnuk menaati ajaran Allah SWT. Sekaligus
untuk melanggarnya. Peran pemerintah seperti adalah unik karena tidak terdapat pada
sistem ekonomi lain apapun. Beberapa contoh peran ini sebagai berikut:
6
- Menjaga agar pasar hanya menyediakan barang dan jasa sesuai dengan prioritas
kebutuhan sebagaimana diajarkan dalam syariat Islam dan kepentingan
perekonomian nasional.
7
untuk kelompok asyarakat, daerah atau sektor tertentu yang dipandang
merupakan kepentingan publik.
- Kebijakan fiskal, yaiut pengelolaan APBN disesuaikan dengan prinsip-
prinsip publik Islam.
- Kebijakan kredit dan moneter
- Intervensi kekayaan dan surplus sektor publik.
-
2.2 PERAN MASYARAKAT DALAM PEREKONOMIAN
2.2.1 Peran Masyarakat Pada Masa Islam Klasik
Kesejahteraan ekonomi yang ebrahsil dicapai oleh masyarakat adalah
merupakan hasil kerja kolektif dari semua komponen dalam masyarkat tersebut. Pada
dasarnya peran masyarakat ini merefleksikan kepedulian mereka terhadap sesama.
Mereka bekerja tidak sellau untuk kepentingan dirinya semata, tetaapi juga untuk
kepentingan orang lain, misalnya keluarag, kerabat, dan masyarakat disekitr.
Dalam era saat ini, banyak orang atau perusahaan membantu orang lain karena
keinginan membantu reputasi dan pengakuan posiitf dari masyrakat luas. Bankay
perusahaan memliki program corporate sosial responsibility (CSR) yang mengeluarkan
dana relatif besar utnuk membantu pembangunan masyarakat. Terdapat sebuah harapan
bahwa dengan kegiatan tersebut citra produk dan perusahaan akan semakin baik
diamata konsumen sehingga dalam jangka panjang konsumen akan lebih loyal.
Sejarah masyarakat Islam kalsik telah memberikan potret yang indah tentang
peranan masyarakat dalam perekonomian. Masyarakat memilki peranan yang amat
besar, baik dalam penyediaan barang maupun jasa, selama periode Rasulullah Saw,
maupun Khulafaurrasyidin. Masjid yang pertama kali dibangun umat Islam di Madinah
dibangun dengan dana dan tenaga masyarakat (Muhajirin dan Anshar), demikian juga
fasilitas publik lainnya. Berbagai bentuk sumbangan masyarakat mislanya, infak,
shadaqoh. Zakat, dan wakaf merupakan sumber pemasukan yang signifikan bagi
negara. Hal seperti ini terus berlangsung pada masa Khulafaurrasyidin dan sesudahnya,
meskipun pemerintah (melalui baitul mal) juga memiliki peranan yang penting.
8
a. Konsekuensi Fardhu Kifayah
Sebagaimana telah dibahas sebelumnya, fardhu kifayah merupakan suatu
kewajiban yang ditujukan kepada masyarakat dimana jika kewajiban ini dilanggar,
maka seluruh masyarakat akan menanggung dosa, sementara jika telah dilaksanakan
(bahkan hanya oleh satu orang pun) maka seluruh masyarakat akan terbebas dari
kewajiban tersebut. Meskipun pemerintah terkadang dapat berperan lebih efektif
dibandinbgkan masyarakat secara langsung, tetapi masyarakat terlepas dari
tanggung jawab ini. Pada dasarnya konsep fardhu kifayah adalah mengacu pada
tanggung jawab masyarakat. Jiia pemerintah masyarakat dapat terbebas dari
tanggung jawab.
b. Adanya Hak Milik Publik
Peranan masyarakat juga muncul karena adanya konsep hak milik publik dalam
ekonomi Islam, seperti waqaf. Kekayaanwaqaf adalah kekayaan masyarakat secara
keseluruhan dan berlaku sepanjang masa, karenanya waqaf merupakan hak milik
masyarakat yang tidak tergantung kepada pemerintah yang berkuasa. Pemerintah
dapat berganti dari waktu ke waktu, ementara masyarakat terikat dalam kewajiban
sosial jangka panjang. Oleh karena itu,berbagai kekayaan waqfakan tetap dikelola
oleh masayarakat sendiri.
c. Kegagalan Pasar
Kegagalan pasar tidak cukup hanya diselesaikan ddengan peran pemerintah,
sebab pemerintah juga memiliki kegagalan. Pasar bekerja dengan mekanisme
permintaan dan penawaran di mana mensyartakan suatu komoditas yang dapat
diperdagangkan (tradeble). Komoditas seperti ini harus memiliki suatu harga
(priceble), sedangkan untuk memiliki komoditas seperti ini otomatis harus bisa
diukur.
d. Kegagalan Pemerintah
Meskipun peran pemerintah sangat berguna, termasuk dalam menjalankan fardu
kifayah, tetapi terdapat beberapa kelemahan-kelemahan. Hal ini selanjutnya dapat
mengganggu efisiensi peranan pemerintah sehingga diperlukan peran masyarakat
secara langsung. Beberapa kelemahan ini yaitu:
- Pemerintah sering kali tidak berhasil mengidentifikasikan dengan tepat
kebutuhan masyarakat yang sesungguhnya, sehingga formulasi kebijakannya
juga tidak tepat.
9
- Pemerintah juga sering kali memiliki banyak masalah struktural yang dapat
menghambat efektifitas dan efisiensi kebijakan, misalnya masalah birokrasi
dan politik.
- Keterlibatan pemerintah sering kali menimbulkan pengaturan yang
berlebihan terhadap aktivitas perekonomian, sehinggga justru menghambat
mekanisme pasar dan peran masyarakat secara langsung.
10
terdapat pengaturan yang detail tentang infaq dan sedekah, sehingga lebih fleksibel
dalam penglolaanya. Dalam realitas, banyak kegiatan dan fasilitas ekonomi yang
disediakan dengan menggunaklan pembiayaan dari infak dan sedekah ini.
Penyediaan fasilitas publik, pengentasan kemiskinan, dan pemberdayaan
masyarakat banyak dibiayai dari dana ini.
c. Menyediakan Pelayanan Sosial
Penyediaan layanan-layanan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,
seperti pendidikan umum dan keagamaan, advokasi dan perlindungan lingkungan
hidup, pelayanan kesehatan, peningkatan keahlian dan keterampilan, dan berbagai
bentuk layanan jasa lainnya, banyak dilakukan oleh masyarakat sendiri. Jasa-jasa
yang disediakan oelh pasar atau akan lebih murah jika dilakukan oleh masyarakat.
Beberapa kebutuhan masyarakat, mislanya pendidikan keagamaan atau advokasi
perlindungan lingkungan hidup, tidak dapat disediakan oleh pasar karena secara
natural memang tidak terdapat insentif material bagi pelaku pasar. Penyediaan
berbagai pelayanan sosial oleh masyarakat akan berbiaya lebih murah dibandingkan
jika disediakan oleh pasar atau pemerintah sehingga efektif jika diorientasikan
untuk pelayanan bagi kelompok miskin.
d. Pengelolaan Waqf
Waqf merupakan salah satu sumber daya ekonomi yang telah terbukti berperan
besar dalam perekonomian. Waqfadalah salah satu bentuk kekayaan yang secara
hukum diberikankepada publik, meskipun pengelolaannya kemungkinan dapat
dilakukan oleh pemerintah atau masyarakat sendiri. Pada dasarnya, waqf dapat
mengmabil bentuk kekayaan apa saja sepanjang dapat memberikan keuntungan
ekonomi atau manfaat lainnya bagi masyarakat. Pemanfaatan kekayaanwaqf juga
tidak terbatas pada aktivitas tertentu, tetapi dapat dimanfaatkan utnuk aktivitas
publik dalam bidang ekonomi, sosial, dan keagamaan.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kewajiban merealisasiakn falah, pada dasarnya merupakan tugas seluruh
ekonomic agen, termasuk pemerintah dan masyarakat. Terdapat banyak aktivitas
ekonomi yang tidak dapat diselengarakan dengan baik oleh pasar, sehingga
mengharuskan adanya peran aktif dari pemerintah dan masyarakat. Disamping
pemerintah, masyarakat harus berperan langsung. Terdapat fenomena market failure,
goverment failur, dan, citizen failur, yaitu kegagalan sektor-sektor ini dalam mencapai
solusi optimum bagi permasalahan ekonomi. Oleh karena itu, tidak mungkin untuk
merealisasikan falahhanya dengan bertumpu pada salah satu sektor. Pasar, pemerintah,
dan masyarakat harus bergerak dan bekerja bersama (ta’awun) dalam
menyelenggarakan aktifitas ekonomi untuk mencapai kesejahteraan umat.
12
DAFTAR PUSTAKA
P3EI Universitas Islam Indonesia Yogyakarta atas kerja sama dengan Bank
Indonesia. Ekonomi Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. (2014)
13