Anda di halaman 1dari 6

PSAK 25 : KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI

AKUNTANSI, DAN KESALAHAN

Kelompok 7:
1. Rangga Bayu 17312471
2. M. Wisnu Wicaksono 17312474
3. M. Farhan Arif 17312493
4. Nabila Nursakinah 17312518
5. Sukma Putri Yulia 17312538

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH 3


Kelas G

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2019
PSAK 25 : KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI
AKUNTANSI, DAN KESALAHAN
KEBIJAKAN AKUNTANSI
1. Pemilihan dan Penerapan Kebijakan Akuntansi
Ketika suatu PSAK secara spesifik berlaku untuk suatu transaksi, peristiwa atau kondisi lain,
kebijakan akuntansi yang diterapkan untuk pos tersebut menggunakan PSAK tersebut.SAK
menentukan kebijakan akuntansi untuk menghasilkan laporan keuangan yang berisi
informasi relevan dan andal atas transaksi, peristiwa dan kondisi lain. Kebijakan akuntansi
tersebut tidak perlu diterapkan ketika dampak pererapannya tidak material. Akan tetapi,
adalah tidak tepat untuk membuat, atau membiarkan ketidaktepatan, penyimpangan dari SAK
untuk mencapai suatu penyajian tertentu atas posisi keuangan, kinerja keuangan, atau arus
kas. SAK dilengkapi dengan pedoman untuk membantu entitas dalam menerapkan
persyaratan dalam SAK. Pedoman yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari SAK
bersifat wajib diterapkan. Sementara pedoman yang bukan bagian tidak terpisahkan dari
SAK tidak berisi pengaturan untuk laporan keuangan. Dalam hal tidak ada PSAK yang
secara spesifik berlaku untuk transaksi, peristiwa, atau kondisi lain, atau maka manajemen
menggunakan pertimbangannya dalam mengembangkan dan menerapkan suatu kebijakan
akuntansi yang menghasilkan informasi yang:
a) relevan untuk kebutuhan pengambilan keputusan ekonomik pengguna; dan
b) andal, yaitu laporan keuangan yang:
c) menyajikan secara jujur posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas;
d) mencerminkan substansi ekonomik transaksi, peristiwa, atau kondisi lainnya, dan bukan
hanya bentuk hukum;
e) netral, yaitu bebas dari bias;
f) pertimbangan sehat; dan
g) lengkap dalam seluruh hal yang material.
2. Konsistensi Kebijakan Akuntansi
Entitas memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi secara konsisten untuk transaksi,
peristiwa, dan kondisi lain yang serupa, kecuali suatu PSAK secara spesifik mengatur atau
mengizinkan pengelompokan pos-pos dengan kebijakan akuntansi yang berbeda adalah hal
yang tepat. Jika suatu PSAK mengatur atau mengizinkan pengelompokan tersebut, maka
kebijakan akuntansi yang tepat dipilih dan diterapkan secara konsisten untuk setiap
kelompok.
3. Perubahan Kebijakan Akuntansi
Entitas mengubah suatu kebijakan akuntansi hanya jika perubahan tersebut :
a) diisyaratkan oleh suatu PSAK; atau
b) menghasilkan laporan keuangan yang memberikan informasi yang andal dan lebih
relevan  tentang dampak transaksi, peristiwa, atau kondisi lainnya terhadap posisi
keuangan, kinerja keuangan, atau arus kas entitas.
Berikut ini bukan merupakan perubahan kebijakan akuntansi:
a) penerapan suatu kebijakan akuntansi untuk transaksi, peristiwa atau kondisi lain yang
berbeda secara substansi daripada yang terjadi sebelumnya; dan
b) penerapan suatu kebijakan akuntansi baru untuk transaksi, peristiwa atau kondisi lain
yang tidak pernah terjadi sebelumnya atau tidak material.
Penerapan awal suatu kebijakan untuk menilai-kembai aset sesuai dengan PSAK
16: Aset Tetap atau PSAK 19: Aset Takberwujud adalah suatu perubahan dalam
kebijakan akuntansi yang berhubungan dengan suatu revaluasi dengan PSAK 16 atau
PSAK 19, bukan sesuai dengan Pernyataan ini.
4. Penerapan Perubahan Kebijakan Akuntansi
Dalam hal PSAK tidak secara spesifik diterapkan untuk transaksi, peristiwa atau kondisi lain.
Maka manajemenmenerapkan suatu kebijakan akuntansi terkini yang dikeluarkan oleh badan
penyusun standar akuntansi lain yang menggunakan kerangka dasar yang sama dalam
mengembangkan standar akuntansi lain yang menggunakan kerangka dasar yang sama dalam
mengembangkan standar akuntansi. Jika, selanjutnya pengaturan (pronouncement) tersebut
diamandemen, dan entitas memilih untuk mengubah suatu kebijakan akuntansi, maka
perubahan tersebut dicatat dan diungkapkan perubahan kebijakan akuntansi yang bersifat
sukarela.
5. Penerapan Retrospektif
Ketika perubahan kebijakan akuntansi diterapkan secara retrospektif, maka entitas
menyesuaikan saldo awal setiap komponen ekuitas yang terpengaruh untuk periode sajian
paling awal dan jumlah komparatif lainnya diungkapkan untuk setiap periode sajian seolah-
olah kebijakan akuntansi baru tersebut sudah diterapkan sebelumnya.
6. Keterbatasan Penerapan Retrospektif
Jika penerapan retrospektif, maka perubahan kebijakan akuntansi diterapkan secara
retrospektif kecuali sepanjang tidak praktis untuk menentukan dampak spesifik periode atau
dampak kumulatif perubahan tersebut. Jika tidak praktis untuk menentukan dampak spesifik
periode akibat kebijakan akuntansi dalam informasi komparatif untuk satu atau lebih periode
sajian, maka entitas menerapkan kebijakan akuntansi baru untuk jumlah tercatat aset dan
liabilitas pada awal periode paling awal di mana penerapan retrospektif adalah praktis,
mungkin periode berjalan, dan membuat penyesuaian saldo awal setiap komponen ekuitas
yang terpengaruh untuk periode itu. Jika tidak praktis untuk menentukan dampak kumulatif
dari, pada awal periode berjalan, penerapan kebijakan akuntansi baru unuk seluruh periode
sebelumnya, maka entitas menyesuaikan informasi komparatif dengan menerapkan kebijakan
akuntansi baru secara prospektif sejak tanggal praktis paling awal.
Jika entitas menerapkan kebijakan akuntansi baur secara retrospektif, maka entitas
menerapkan kebijakan akuntansi baru tersebut untuk informasi komparatif urtuk periode
sebelumnya sejauh mungkin ke belakang selama hal itu praktis. Penerapan retrospektif untuk
periode sebelumnya adalah tidak praktis kecuali praktis untuk menentukan dampak kumulatif
atas jumlah awal dan akhir laporan posisi keuangan untuk periode itu. Jumlah yang
dihasilkan dari penyesuaian terkait dengan periode sebelum periode sajian laporan keuangan
disesuaikan ke dalamsaldo awal masing-masing komponen ekuitas yang terdampak pada
periode sajian paling awal sebelumnya. Biasanya penyesuaian dilakukan atas saldo laba.
Akan tetapi, penyesuaian dapat dilakukan ke komponen ekuitas lainnya (sebagai contoh,
untuk mematuhi suatu PSAK). Informasi lain mengenai periode sebelumnya, seperti
ringkasan data keuangan historis juga disesuaikan ke belakang sejauh mungkin dapat
dilakukan dengan praktis.
7. Pengungkapan
Jika penerapan awal suatu PSAK memiliki  dampak pada periode berjalan atau periode
sebelumnya, akan memiliki dampak terhadap periode tersebut kecuali tidak praktis untuk
menentukan jumlah penyesuaian, atau mungkin memiliki dampak pada periode mendatang,
maka entitas mengungkapkan:
a) judul PSAK;
b) bahwa perubahan kebijakan akuntansi dilakukan sesuai dengan ketentuan transisinya
ketika dapat diterapkan;
c) sifat dari perubahan kebijakan akuntansi;
d) penjelasan ketentuan transisi, ketika dapat diterapkan;
e) ketentuan transisi yang mungkin memiliki dampak pada periode mendatang, ketika dapat
diterapkan;
f) untuk periode berjalan dan setiap periode sebelumnya sajian, sepanjang praktis, jumlah
penyesuaian:
 untuk setiap pos laporan keuangan yang terpengaruh; dan
 laba per saham dasar dan dilusian, jika PSAK 56: Laba Per Saham diterapkan atas
entitas;
g) jumlah penyesuaian terkait dengan periode-periode sebelum periode tersebut disajikan,
sepanjang  praktis; dan
h) jika penerapan retrospektif diisyaratkan oleh paragraph 19(a) dan 19(b) tidak praktis
untuk suatu periode sebelumnya tertentu, atau periode-periode sebelum periode tersebut
disajikan, keadaan yang mendorong keberadaan kondisi itu dan penjelasan bagaimana
dan mulai kapan perubahan kebijakan akuntansi diterapkan.
Laporan keuangan periode selanjutnya tidak perlu mengulang pengungkapan ini.
Ketika perubahan kebijakan akuntansi sukarela memiliki dampak pada periode berjalan
atau periode sebelumnya, akanmemiliki dampak terhadap periode tersebut kecuali tidak
praktis untuk menentukan jumlah penyesuaian, atau mungkin memiliki dampak pada
periode mendatang, maka entitas mengungkapkan:
1) sifat dari perubahan kebijakan akuntansi;
2) alasan kenapa penerapan kebijakan akuntansi baru memberikan informasi yang andal
dan lebih relevan;
3) jumlah penyesuaian untuk periode berjalan dan setiap periode sebelumnya yang
disajikan, sepanjang praktis:
 penyesuaian untuk setiap pos laporan keuangan yang terpengaruh; dan
 penyesuaian laba per saham dasar dan dilusian jika PSAK 56: Laba Per Saham
diterapkan atas entitas;
4) jumlah penyesuaian yang terkait dengan periode-periode sebelum periode tersebut
disajikan, sepanjang praktis; dan
5) keadaan yang membuat keberadaan kondisi itu dan penjelasan bagaimana dan sejak
kapan perubahan kebijakan akuntansi diterapkan, jika penerapan retrospektif tidak
praktis untuk suatu periode tertentu, atau untuk periode-periode sebelum periode-
periode tersebut disajikan.
Laporan keuangan periode selanjutnya tidak perlu mengulang pengungkapan ini.
Ketika entitas belum menerapkan suatu PSAK baru yang telah diterbitkan tetapi
belum efektif berlaku, maka entitas mengungkapkan:
a) fakta tersebut; dan
b) informasi relevan yang dapat diestimasi secara wajar atau dapat diketahui untuk
menilai dampak yang mungkin atas penerapan PSAK baru tersebut pada laporan
keuangan pada periode awal penerapannya.
Entitas mempertimbangkan untuk mengungkapkan:
a) judul PSAK baru
b) sifat dari perubahan yang belum berlaku efektif atau perubahan kebijakan
akuntansi
c) tanggal penerapan PSAK disyaratkan
d) tanggal di saat entitas berencana untuk menerapkan PSAK pertama kali; dan
e) apakah: (i) suatu pembahasan mengenai dampak penerapan awal PSAK atas
laporan keuangan; atau (ii) jika dampak tidak dapat diketahui atau diestimasi
secara wajar, maka suatu pernyataan atas hal itu.

Anda mungkin juga menyukai