Tentang
ANOS YEREMIAS
NIM : 1369420008
PASCASARJANA
UNIVERSITAS PATTIMURA
PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI
ANGKATAN 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan banyak nikmatnya kepada penulis sehingga atas berkat dan rahmat serta
karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “KEGAGALAN
PASAR DAN PERAN PEMERINTAH” ini sesuai dengan waktu yang penulis rencanakan.
Terima kasih penulis sampaikan juga kepada dosen mata kuliah yang telah
memberikan kesempatan bagi penulis untuk mengerjakan tugas ini, sehingga penulis
menjadi lebih mengerti dan memahami tentang Keuangan Negara, tak lupa penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang baik secara langsung maupun tidak
langsung telah membantu dalam upaya penyelesaian makalah ini baik mendukung secara
moril maupun materil.
Ibarat pepatah “Tak Ada Gading Yang Tak Retak”, maka begitu pulalah dengan halnya
makalah ini, walaupun penulis telah berusaha semaksimal mungkin, akan tetapi penulis
menyadari bahwa masih banyak terdapat kesalahan, kekurangan dan kehilapan dalam
penulisan makalah ini. Untuk itu, saran dan kritik tetap penulis harapkan demi perbaikan
makalah ini kedepan. Akhir kata penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua. Terima Kasih.
Anos Yeremian
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Perekonomian suatu negara tidak dapat terlepas dari campur tangan pemerintah dan
mekanisme pasar yang terjadi. Pemerintah mempunyai pengaruh dengan tingkat yang
berbeda-beda terhadap perekonomian. Ada pemerintahan yang mengatur secara ketat,
ada pula yang membatasi dan hanya bekerja sebagai pendukung saja dalam
perekonomian suatu negara.
Peran pemerintah dalam perekonomian dilakukan melalui aktivitas ekonomi dengan
menjalankan fungsi alokasi, distribusi dan stabilisasi. Melalui aktivitas tersebut, sumber
daya yang tersedia dapat diolah dan dimanfaatkan oleh setiap manusia melalui wujud
barang dan jasa melalui aktivitas atau mekanisme pasar. Melalui tarik ulur pada
mekanisme pasar dalam segala proses aktivitas ekonomi, semuanya akan berjalan menuju
keseimbangan pasar yang tercermin dengan terciptanya kesejahteraan dan keadilan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa keadilan dan kesejahteraan merupakan tujuan akhir
dalam sebuah kegiatan ekonomi.
Namun, pada kenyataannya keseimbangan pasar sangat sulit untuk dicapai atau terjadi
kegagalan pasar, yaitu kondisi dimana mekanisme pasar tidak berfungsi secara efisien
dalam mengalokasikan sumber-sumber ekonomi yang ada kepada masyarakat. Hal ini
menyebabkan barang yang dihasilkan menjadi terlalu banyak atau terlalu sedikit, dan
pada keadaan yang sangat ekstrim akan menyebabkan pasar tidak terjadi sehingga barang
dan jasa tertentu tidak dihasilkan oleh pasar tersebut. Esensi timbulnya kegagalan pasar
karena masyarakat tidak bertindak secara kooperatif, sebab perilaku kooperatif inilah
yang akan menyebabkan kondisi Pareto Optimal. ( Mangkoesoebroto, 1999 dalam Mansjur,
2005)
Terjadinya kegagalan pasar disebabkan karena beberapa faktor seperti imperfect
competition, barang publik, eksternalitas, dan biaya transaksi. Sehingga pasar tidak
mampu bekerja secara efisien dalam mengalokasikan sumber-sumber ekonominya dimana
terdapat keseimbangan umum yang semakin baik atau semakin buruk dalam konteks
kesejahteraan. (Mansjur, 2005)
Dalam hal ini, terjadinya kegagalan pasar menuntut campur tangan pemerintah dalam
menjaga stabilitas mekanisme pasar. Peran pemerintah dalam perekonomian adalah
mengurangi dampak akibat kegagalan pasar, sehingga alokasi sumber-sumber ekonomi
dapat tercapai secara efisien.
B. RUMUSAN MASALAH
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui peran pemerintah dan campur
tangan pemerintah dalam menghadapi kegagalan pasar. Adapun rumusan masalah pada
makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan kegagalan pasar?
2. Bagaimana kegagalan pasar dapat terjadi?
3. Bagaimana peran serta pemerintah dalam mengatasi kegagalan pasar yang terjadi?
4
BAB II
KAJIAN LITERATUR
Menurut Gilarso (2004 : 154), pasar merupakan suatu tempat dimana pembeli dan
penjual bertemu untuk melakukan jual beli barang. Sedangkan Miller dan Meiners (2000 :
23), mengatakan pasar dalam arti luas bahwa suatu pasar tidaklah harus suatu tempat,
tapi suatu institusi yang menjadi ajang operasi kekuatan-kekuatan yang menentukan
harga, dengan kata lain dalam pasarlah pemasokan dan permintaan beroperasi. Sehingga
dapat dikatakan bahwa pasar adalah sebuah mekanisme, bukan hanya sekadar tempat
yang dapat menata kepentingan pihak pembeli terhadap kepentingan pihak penjual.
Mekanisme tersebut tidak hanya dimengerti sebagai cara pembeli dan penjual bertemu
dan kemudian berpisah, tetapi lebih dari itu yang dimaknai sebagai tatanan atas
berbagai bagian, yaitu para pelaku seperti pembeli dan penjual, komoditas yang
diperjualbelikan, aturan main yang tertulis maupun tidak tertulis yang disepakati oleh
para pelakunya, serta regulasi pemerintah yang saling terkait, berinteraksi dan secara
serentak bergerak sebagai suatu sistem.
Dalam mekanismenya, pasar memiliki tiga fungsi yaitu fungsi distribusi, fungsi
pembentukan harga dan fungsi promosi. Ketidakmampuan pasar dalam menjalankan
fungsinya akan menggangu mekanisme pasar sehingga menyebabkan terjadinya kegagalan
pasar. Menurut Mangkoesoebroto dalam Manik, E.S Rikwan dan Paidi Hidayat (2010),
kegagalan pasar timbul karena ada unsur ketidaksempurnaan pasar, adanya barang
publik, adanya eksternalitas, adanya pasar tidak penuh, adanya kegagalan informasi dan
pengangguran.
Sementara Mrinal-Datta Chaudhuri dalam Hamid (1999) mengartikan kegagalan pasar
sebagai ketidakmampuan ekonomi pasar untuk mencapai suatu hasil yang diharapkan dari
adanya penggunaan sumberdaya. Kegagalan pasar barulah merupakan syarat perlu bagi
campur tangan pemerintah. (Malpezzy dalam Sasana, 2004)
Menurut Rustiadi (2003), fenomena kegagalan pasar dapat tumbuh sebagai akibat
sistem ekonomi yang tidak dapat menyediakan produk-produk yang diperlukan atau
akibat kegagalan alokasi sumber daya. Kegagalan pasar akan terjadi manakala berbagai
eksternalitas negatif gagal direfleksikan dalam harga pasar, atau akibat adanya praktek
monopoli-oligopoli, atau juga akibat kegagalan-kegagalan pemerintah. Secara teoritis,
kegagalan pasar akan selalu muncul manakala kompetisi sempurna tidak terjadi.
Kegagalan pasar dapat menyebabkan kemunduran (berdampak negatif) bagi seluruh
pelaku ekonomi.
Selanjutnya fungsi pasar menurut Miller dan Meiners dalam Widodo (2013),
mengatakan bahwa pasar memiliki dua fungsi yang sangat penting, yaitu :
1. Pasar kompetitif menyediakan informasi atau pengetahuan yang harus dimiliki
oleh konsumen dan produsen dalam rangka memperhitungkan peningkatan
penurunan barang-barang langka atau sumber daya produktif melalui penyesuaian
harga relatif yang mudah dipahami.
2. Pasar berfungsi memotivasi konsumen dan produsen untuk bereaksi atau memberi
tanggapan secara layak informasi. Dengan memberi imbalan yang lebih tinggi
baik itu berupa upah, laba, atau utilitas kepada produsen dan konsumen, dan juga
produsen yang lebih baik reaksinya.
B. Peran Pemerintah
Pada umumnya pemerintah menjalankan dua fungsi pokok yaitu pemerintahan umum,
5
yaitu fungsi pengaturan, mengatur kehidupan politik, sosial, ketertiban, pertahanan,
keamanan termasuk kependudukan. Dalam fungsi ini merupakan monopoli pemerintah
dalam artian pihak lain tidak mempunyai wewenang untuk melaksakan tugas ini. Kedua,
fungsi penyediaan pelayanan masyarakat dalam arti luas, seperti kesehatan, pendidikan,
pos, telekomunikasi, dsb. Fungsi ini tidak merupakan monopoli pemerintah, melainkan
terbuka juga kesempatan bagi pihak swasta untuk melakukannya. (Sarundajang dalam
Andini, 2013)
Dengan terjadinya kegagalan pasar di dalam mekanisme ekonomi, peran dan campur
tangan pemerintah menjadi penting untuk menangani permasalahan yang terjadi.
Menurut Barton dalam Prasetya (2012), peran utama pemerintah secara garis besar
adalah :
1) Dalam peran alokasi sumber daya. Dalam peran alokasi sumber daya tercakup
soal penentuan ukuran absolut dan relatif pemerintah dalam perekonomian
(keseimbangan sektor publik dan sektor swasta) dan penyediaan barang-barang
publik serta pelayanan kesejahteraan sosial bagi masyarakat.
2) Peran regulator. Hal ini mencakup undang-undang dan tata tertib yang
dibutuhkan masyarakat termasuk undang-undang yang mengatur dunia bisnis
yang memadai untuk memfasilitasi aktivitas bisnis dan hak-hak kepemilikan
pribadi.
3) Peran kesejahteraan sosial. Mencakup kebijakan-kebijakan yang mendorong
pemerataan sosial di negara yang bersangkutan seperti perpajakan, jaminan
sosial (transfer payment) dan penyediaan sejumlah barang publik campuran
bagi masyarakat.
4) Peran mengelola ekonomi makro .Peran mengelola ekonomi makro yang
memfasilitasi stabilitas secara umum dan kemakmuran ekonomi negara melalui
kebijakan-kebijakan yang didesain untuk mendorong pertumbuhan ekonomi
yang stabil, full employment, inflasi yang rendah, dan stabilitas neraca
pembayaran.
5) Pemerintah memiliki peran penting dalam perekonomian, menurut Samuelson
dan Nordhaus dalam Sulistiyana dkk (2015), memaparkan tentang tiga fungsi
pemerintah dalam sebuah ekonomi pasar, yaitu : 1) meningkatkan efisiensi
dengan menciptakan persaingan, mengendalikan eksternalitas seperti polusi
dan menyediakan barang-barang publik, 2) memajukan keadilan dengan
menggunakan pajak dan program-program pengeluarannya untuk
mendistribusikan kembali pendapatan pemerintah kepada kelompok-kelompok
khusus, dan 3) membantu stabilitas dan pertumbuhan makroekonomi seperti
mengurangi pengangguran dan inflasi serta mendorong pertumbuhan ekonomi
melalui kebijakan fiskal dan regulasi moneter.
6
BAB III
PEMBAHASAN
I. KEGAGALAN PASAR
Kegagalan pasar terjadi ketika mekanisme pasar tidak mampu mengalokasikan sumber-
sumber ekonomi kepada individu secara optimal. Pada kondisi ini, pasar tidak mampu
memenuhi kriteria-kriteria dalam pasar persaingan sempurna. Kriteria-kriteria dalam
pasar persaingan sempurna tersebut antara lain, pengetahuan produsen dan konsumen
tentang keadaan pasar persaingan sempurna, barang yang diperjualbelikan bersifat
homogen, produsen dan konsumen pengaruhnya kecil terhadap mekanisme pembentukan
harga yang lebih ditentukan oleh pasar (produsen dan konsumen bertindak sebagai
penerima harga), tidak adanya hambatan buatan (kebebasan membuka dan menutup
usaha), dan adanya mobilitas sumber daya ekonomi yang sempurna. Apabila pasar gagal
memenuhi kriteria- kriteria pada pasar persaingan sempurna, maka tingkat produksi,
konsumsi dan distribusi tidak akan mencapai pareto optimal. Penyebab kegagalan pasar
antara lain :
2. Barang Publik
Barang publik adalah barang yang apabila dikonsumsi oleh salah satu konsumen tidak
akan mengurangi jumlah yang tersedia untuk dikonsumsi konsumen lainnya, dan
kegunaannya untuk kepentingan publik, tidak ada pengecualian konsumen untuk
mengkonsumsinya. Dengan begitu, barang publik harus disediakan dalam jumlah yang
7
besar dan kualitas yang sama untuk seluruh individu. Keadaan ini akhirnya cenderung
mengakibatkan berkurangnya insentif atau rangsangan untuk memberikan kontribusi
terhadap penyediaan dan pengelolaan barang publik. Kalaupun ada kontribusi, maka
sumbangan itu tidaklah cukup besar untuk membiayai penyediaan barang publik yang
efisien, karena masyarakat cenderung memberikan nilai yang lebih rendah dari
seharusnya. (Mansjur, 2005)
Penggunaan barang publik oleh satu orang tidak akan mengurangi kegunaan barang
tersebut pada orang lainnya selama barang tersedia, sehingga menyebabkan tidak adanya
persaingan dalam konsumsi. Kondisi ini menyiratkan bahwa pasar tidak akan mampu
menyediakan barang atau jasa secara efisien, karena pasar berfungsi dengan
mengecualikan orang yang tidak membayar untuk barang. Oleh karena itu, untuk
mengatasi kegagalan pasar yang terjadi, diperlukan penyediaan anggaran barang publik
oleh pemerintah dikarenakan pihak swasta tidak mau menyediakan barang publik,
sedangkan kebutuhan masyarakat tetap harus terpenuhi.
3. Eksternalitas
Eksternalitas merupakan dampak yang ditanggung oleh pelaku ekonomi atas aktivitas
ekonomi yang dilakukan. Sedangkan menurut Reksohadiprojo (2001), yang dimaksud
ekternalitas adalah biaya atau manfaat transaksi pasar yang tercermin dalam harga. Pada
aktivitas dan tindakan ekonomi, efisiensi alokasi sumber daya dan distribusi konsumsi
pada ekonomi pasar dengan persaingan bebas dan sempurna bisa terganggu, apabila
individu pelaku ekonomi baik produsen maupun konsumen mempunyai eksternalitas baik
terhadap mereka sendiri ataupun terhadap pihak lain. Menurut Pearee dan Nash (1991)
dalam Mansjur (2005), eksternalitas dari empat interaksi ekonomi antara lain:
a. Efek atau dampak satu produsen terhadap produsen lain. Suatu kegiatan produksi
dikatakan mempunyai dampak eksternal terhadap produsen lain jika kegiatannya
mengakibatkan terjadinya perubahan atau pergeseran fungsi produksi pada
produsen lain. Contohnya adalah pada suatu proses produksi pembuatan kain
(garment) menghasilkan limbah produk beracun yang masuk ke aliran sungai atau
waduk yang mengalir ke sawah sehingga mencemari tanaman dan merugikan
petani. Dalam hal ini, kegiatan produksi garment mempunyai dampak negatif
terhadap produsen lain (petani).
b. Efek atau dampak kegiatan produksi terhadap konsumen. Suatu kegiatan produksi
dikatakan mempunyai dampak eksternal terhadap konsumen jika kegiatan
produksinya mengakibatkan pergeseran fungsi utilitas konsumen. Contohnya
adalah berkurangnya lahan terbuka hijau dengan udara yang segar karena
pembangunan pabrik. Selain itu, seringkali kegiatan produksi pabrik
menghasilkan limbah yang mencemari air, sehingga mengganggu masyarakat luas
(konsumen).
c. Efek atau dampak suatu konsumen terhadap konsumen lain. Dampak konsumen
terhadap konsumen lain terjadi jika aktivitas seseorang atau kelompok tertentu
mempengaruhi atau mengganggu fungsi utilitas konsumen lain. Dampak dari
kegiatan seorang konsumen terhadap konsumen lain dapat terjadi dalam
berbagai bentuk. Seperti, asap rokok seseorang di tempat umum.
d. Efek atau dampak suatu konsumen terhadap produsen. Dampak konsumen
terhadap produsen terjadi jika aktivitas konsumen mengganggu proses produksi
suatu produsen atau kelompok produsen tertentu. Misalnya pembuangan limbah
rumah tangga di sungai yang membuat air sungai tercemar sehingga mengganggu
produsen yang memanfaatkan air bersih tergannggu, contohnya petani.
4. Kegagalan Institusional
Gillis, Perkins dan Roemer di dalam Nizar, telah mengidentifikasi kegagalan
institusional sebagai penyebab utama kegagalan pasar di negara berkembang. Hal ini
didasarkan pada pandangan bahwa lembaga terbelakang mengecualikan banyak orang
8
dari pasar. Kegagalan kelembagaan menyebabkan kerusakan di negara berkembang.
Meskipun pemerintah memiliki hak atas sebagian besar kawasan hutan di negara
berkembang, tetapi pemerintah tidak mampu menegakkan peraturan di bidang ini. Hutan
merupakan sumber daya milik umum tetapi penyebab kerusakan hutan adalah
kelembagaan itu sendiri, sedangkan mekanisme pasar tidak dapat mengatur penggunaan
sumber daya milik umum. Kegagalan pasar ini dikenal sebagai “tragedi milik bersama
(tragedy of common)”.
5. Biaya Transaksi
Suatu pasar dikatakan lengkap apabila pasar tersebut menghasilkan semua barang dan
jasa yang biaya produksinnya lebih kecil daripada harga yang mau dibayar oleh
masyarakat. Ada beberapa jenis jasa yang tidak diusahakan oleh pihak privat dalam
jumlah yang cukup walaupun biaya penyediaan jasa tersebut lebih kecil daripada apa
yang mau dibayar oleh masyarakat. Kondisi seperti ini disebut sebagai pasar yang tidak
lengkap. Ada beberapa alasan yang mengakibatkan terjadinya pasar yang tidak lengkap
yaitu, adanya inovasi, biaya transaksi serta asimetri informasi dan biaya pelaksanaan.
(Stiglitz, 2000)
Biaya transaksi diterjemahkan sebagai biaya yang dikeluarkan sebagai bagian dari
biaya produksi dari keseluruhan total biaya produksi (total cost). Berbagai aturan,
pungutan liar, rent seeker dan free rider menyebabkan biaya transaksi tinggi. (Mansjur,
2005)
Biaya transaksi tidak hanya dalam bentuk finansial, tapi juga dipengaruhi oleh
ketidakpastian dalam perencanaan. Ketidakpastian usaha bagi pengusaha berarti
berkaitan dengan risiko yang mempunyai konsekuensi risiko yang tinggi, sehingga
berpengaruh pada profit margin yang diinginkan. (Mansjur, 2005)
Masalah biaya transaksi dapat diatasi dengan memperpendek jalur birokrasi,
meningkatkan kepastian hukum, menghilangkan free rider dan rent seeker, serta
menciptakan sistem perundangan dan kelembagaan yang efektif dalam mencegah
terjadinya biaya transaksi. (Mansjur, 2005)
Adanya kegagalan pasar merupakan salah satu penyebab mengapa pemerintah harus
campur tangan dalam perekonomian agar kesejahteraan rakyat dapat tercapai secara
optimal. Adapun tujuannya adalah sebagai berkut :
1. Menjamin kesamaan hak setiap individu dan menghapuskan penindasan
2. Menjaga perekonomian agar dapat tumbuh dan mengalami perkembangan
yang stabil
3. Mengawasi kegiatan perusahaan terutama perusahaan yang menguasai pasar agar
tidak melakukan praktek-praktek yang merugikan
4. Menyediakan barang publik seperti jalan raya, sekolah dan keamanan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat
5. Mengurangi eksternalitas kegiatan ekonomi yang merugikan
9
Sedangkan tidak ada kontribusi yang senilai dari konsumen dalam penggunaan
barang publik, sehingga pemerintah harus menyediakan anggaran guna penyediaan
barang publik tersebut.
Pada dasarnya sumber daya yang dimiliki oleh suatu negara adalah terbatas.
Sehingga pemerintah harus menentukan seberapa besar sumber daya yang dimiliki
akan digunakan untuk menyediakan barang publik dan seberapa besar lainnya yang
digunakan untuk menyediakan barang individu.
2. Peranan distribusi
Pemerintah berperan untuk mendistribusikan pendapatan dan kekayaan negara
demi kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, pemerintah membuat kebijakan-
kebijakan agar alokasi sumber daya ekonomi dapat tersalurkan secara merata,
antara lain melalui :
a) Perpajakan
b) Subsidi
c) Pengentasan kemiskinan
d) Bantuan pendidikan
e) Bantuan kesehatan
f) Bantuan pembangunan daerah
10
dalam melakukan distribusi pendapatan menjadi gagal. Dalam melaksanakan
peranannya, campur tangan pemerintah tidak selamanya mampu meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Terkadang intervensi pemerintah justru dapat
berdampak pada munculnya suatu permasalahan baru yang tidak diidentifikasi
sebelumnya, dengan kata lain terjadi kegagalan pemerintah. Faktor penyebab
kegagalan pemerintah antara lain :
a) Keadaan lapangan yang sangat dinamis menyebabkan kondisi yang akan
datang sangat sulit untuk diidentifikasi
b) Seringkali kebijakan pemerintah tidak sesuai dengan reaksi masyarakat
c) Adanya pihak dalam pembuat kebijakan pemerintah yang bertujuan untuk
mencapai kepentingan pribadi
d) Adanya hambatan dalam birokrasi
e) Pengawasan dan informasi yang tidak akurat
11
BAB IV
KESIMPULAN
I. Kesimpulan
Pemerintah memiliki peran penting dalam proses kegiatan ekonomi, yang berupa
fungsi alokasi, distribusi dan stabilisasi. Pada kondisi kegagalan pasar, mengharuskan
pemerintah untuk campur tangan dengan mengeluarkan berbagai kebijakan ataupun
berperan langsung dalam proses ekonomi. Kegagalan pasar itu sendiri merupakan keadaan
dimana mekanisme pasar tidak mampu mengalokasikan sumber-sumber ekonomi kepada
masyarakat, yaitu dimana pasar tidak memenuhi kriteria persaingan sempurna, seperti
pengetahuan produsen dan konsumen tentang keadaan pasar persaingan sempurna,
barang yang diperjualbelikan bersifat homogen, produsen dan konsumen pengaruhnya
kecil terhadap mekanisme pembentukan harga yang lebih ditentukan oleh pasar
(produsen dan konsumen beritndak sebagai penerima harga), tidak adanya hambatan
buatan (kebebasan membuka dan menutup usaha), dan adanya mobilitas sumber daya
ekonomi yang sempurna. Apabila pasar tidak mampu memenuhi kriteria tersebut, maka
tingkat produksi, konsumsi dan distribusi tidak akan mencapai pareto optimal.
Faktor penyebab kegagalan pasar antara lain adanya persaingan tidak sempurna,
adanya barang publik, adanya eksternalitas, terjadinya kegagalan institusional dan biaya
transaksi yang tidak optimal. Oleh karena itu, peran pemerintah sangat dibutuhkan untuk
mengatasi kegagalan pasar yang terjadi. Bentuk peranan pemerintah dalam mengatasi
kegagalan pasar yang terjadi antara lain melalui fungsi alokasi, fungsi distribusi dan
fungsi stabilisasi.
Namun, campur tangan pemerintah tidak selamanya dapat meningkatkan
kesejahteraan rakyat, atau disebut sebagai kegagalan pemerintah. Hal-hal yang
menyebabkan kegagalan pemerintah antara lain keadaan lapangan yang sangat dinamis
menyebabkan kondisi yang akan datang sangat sulit untuk diidentifikasi, seringkali
kebijakan pemerintah tidak sesuai dengan reaksi masyarakat, adanya pihak dalam
pembuat kebijakan pemerintah yang bertujuan untuk mencapai kepentingan pribadi,
adanya hambatan dalam birokrasi, serta pengawasan dan informasi yang tidak akurat.
II. SARAN
12
DAFTAR PUSTAKA
Andini, I. (2013). Sikap dan Peran Pemerintah Kota Surabaya Terhadap Perbaikan Daerah
Kumuh di Kelurahan Tanah Kalikedinding Kota Surabaya. Kebijakan dan Manajemen
Publik,1(1).
Manik, R. E., & Hidayat, P. (2010). Analisis Kausalitas antara Pengeluaran Pemerintah dan
Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara (Metode Cointegration Test dan Granger
Causality Test). Jurnal Keuangan & Bisnis Program Studi Magister Manajemen
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan, 2(1), 46-56.
Mansjur, Eka Denny. (2005). Alternatif Kebijakan Ekonomi Publik Melalui Role of
Goverment terhadap Terjadinya Kegagalan Pasar. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 2(3).
Prasetya, F. (2012). Modul ekonomi publik bagian I: Peran Pemerintah. Malang: Fakultas
ekonomi dan bisnis. Universitas Brawijaya.
Sulistiyana, R. P., Samudro, B. R., & Pratama, Y. P. (2017). Partai Politik, Kepala Daerah
Dan Performa Ekonomi Regional (Studi Kasus Provinsi di Indonesia Tahun 2010-
2014). Jurnal Ilmu Ekonomi dan Pembangunan, 15(1).
Widodo, T. (2013). Studi tentang peranan unit pasar dalam pengelolaan sampah di Pasar
Merdeka Kota Samarinda. Journal Administrasi Negara, 1(1), 1-11.
13