Anda di halaman 1dari 12

KASUS PELANGGARAAN ETIKA

DARMA TAMPUBOLON
18405027
ETIKA PROFESI AKUNTANSI
STIE SULTAN AGUNG
KASUS PELANGGARAN ETIKA YANG DILAKUKAN
OLEH AJINOMOTO

PT Ajinomoto Indonesia kasus


Ajinomoto, tahun 2001. Masyarakat dibuat heboh, akibat fatwa Majelis Ulama
Indonesia (MUI), yang mengharamkan Ajinomoto. Sebab, berdasarkan penelitian
MUI, bahan baku Ajinomoto “ditengarai” dicampur dengan lemak babi. Terbongkarnya
kasus Ajinomoto tidak terlepas dari keteledoran Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam
mengontrol produk makanan berlabel halal. Penggantian bakteri bactosoytone yang berasal
dari pankreas babi adalah indikasi keteledoran itu. Ajinomoto jelas bersalah, namun itu tak
lepas dari peran MUI yang tak melakukan kontrol terhadap setiap sertifikasi halal yang telah
diterbitkan, kata Ketua Pelaksana Harian Yayasan Lembaga Konsumen (YLKI), Indah
Suksmaningsih ketika ditemui di Kantor YLKI, Jumat (5/1). Dalam surat yang ditujukan
kepada direksi PT Ajinomoto Indonesia (PT AI), MUI telah menyatakan bahwa PT AI telah
melakukan penggantian bahan nutrisi pembuatan MSG dari polypeptone menjadi
bactosoytone. Penggantian itu sendiri terjadi sejak Juni 1999, namun baru Desember 2000,
kasus penggantian tersebut terbongkar.
Hadir sebagai pembicara Kuasa Hukum PT. Ajinomoto Amir Syamsuddin, Direktur
Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia
Profesor Aisyah Girindra, Ketua Umum Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia Indah
Suksmaningsih, dan Direktur Jenderal Pengawasan Obat-obatan dan Makanan Departemen
Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Sampurno. Menurut Amir Syamsuddin, posisi kliennya
dilematis. Di satu sisi harus mengadapi fatwa MUI, di sisi lain menghadapi laporan YLKI
kepada polisi. Namun, lanjut Amir, antara fatwa sebagai kewenangan MUI dan laporan
YLKI sebagai proses hukum tak terintegrasi. "Ini akan berdampak pada citra produk
Ajinomoto secara keseluruhan, meskipun proses hukum berpihak pada Ajinomoto," kata
Amir. Dirjen POM Depkes dan Kessos Sampurno melihat biaya dan sanksi sosial yang
diderita Ajinomoto cukup besar. Itu sebabnya, kata dia, Ajinomoto memerlukan keadilan.
Singkat kata, Sampurno ingin mengatakan masyarakat jangan menghakimi produk tersebut
sebelum ada keputusan hukum dari pengadilan.
Pernyataan Sampurno tersebut diamini Amir Syamsuddin dengan usulan perlunya
Undang-undang Produsen atau mengubah Undang-undang Konsumen. Alasannya, dalam UU
Konsumen juga harus ada keberpihakan pada kepentingan produsen. Hal ini penting, lanjut
Amir, bila uji materil atau laboratorium membuktikan bahwa Ajinomoto tak bersalah. "Tetapi
karena citra sudah jelek, Ajinomoto sulit diterima masyarakat," kata Amiruntuk menyelesaikan
.kasus Ajinomoto harus ada keinginan baik (good will) semua komponen. Amir Syamsuddin
mengakui bahwa PT Ajinomoto mempunyai komitmen untuk menarik semua produk yang
dikeluarkan sejak 13 Oktober hingga 24 November 2000. Ajinomoto juga berkomitmen untuk
memberikan rasa keadilan bagi konsumen, khususnya bagi umat Muslim. Termasuk yang paling
penting, sambung Amir, adalah membantah pemberitaan bahwa Ajinomoto akan menarik
investasinya dari Indonesia. "Ini akan merugikan Ajinomoto. Seolah-olah keadilan konsumen
dapat ditukar dengan materi," kata Amir Syamsuddin.

Sumber :
https://nasional.tempo.co/read/16869/kasus-ajinomoto-karena-mui-teledor/full&view=ok
https://www.slideshare.net/atikarahmatikaa/kasus-ajinomoto
https://id.wikipedia.org/wiki/Ajinomoto
KERANGKA UNTUK PEMECAHAN MASALAH ETIS

1. Menetapkan Objektivitas

Analisis dilakukan oleh lembaga LPPOMMUI (Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan


dan Kosmetik Majelis Ulama Indonesia), BPOM dan balai POM Surabaya dan dari
Dapertemen Agama Tanggal 7 Agustus 2000. yang mewakili seluruh masyarakat
Indonesia. LPPOMMUI menyampaikan hasil rapat bahwa PT Ajinomoto Indonesia
produk yang menggunakan bactosoytone dinyatakan haram karena diekstrasi dari
daging babi untuk menggantikan polypeptone yang biasa diekstrasi dari daging
sapi.

2. Amati situasinya dan Identifikasi masalahnya


Rentang waktu

Bulan September
7 Oktober 2000 19 Desember 2000
Berakhirnya
Sertifikat Halal dari Komisi Fatwa memutuskan MUI memberikan
MUI untuk bactosoytone sebagai bahan surat kepada PT
Ajinomoto Indonesia media pembiakan mikroba Ajinomoto Indonesia
dan mengajukan untuk menghasilakan MSG. untuk menarik
perpanjangan semua produk yang
sertifikat pada bulan telah diedarkan
Dalam siaran persnya, Manager PT Ajinomoto Indonesia, Tjokorda Bagus Sudarta
mengatakan, untuk menghilangkan keresahan dan menjaga
ketenangan masyarakat dalam mengkonsumsi produk Ajinomoto, maka pihaknya
akan menarik secara serentak di seluruh Indonesia produk MSG Ajinomoto yang
telah beredar dalam kurun waktu dua hingga tiga minggu terhitung mulai 3
Januari 2001. Jumlahnya sekitar 10 ribu ton.
Dalam siaran pers itu juga disebutkan, PT Ajinomoto Indonesia
menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia. Ia
mengatakan, seluruh produk Ajinomoto harus ditarik dari peredaran dan stok baru
hanya boleh dipasarkan setelah mendapat sertifikat halal yang baru dari MUI.
Kerugian Yang Ditanggung Oleh PT Ajinomoto

1. Kerugian karena penarikan produk secara massal dan mengganti kerugian distributor
ajinomoto mengalami kerugian sebesar 55 Milyar Rupiah karena harus mengelaurjan biaya
sebagai usaha proaktif yang diperkirakan mencapai 3.500 ton dan menggantinya sesuai
harga pasar.

2. Penyegelan gudang ajinomoto dan penutupan sementara pabrik, naumn semua karyawan
masih bekerja untuk menerima barang agar tidak bereder.

3. Turunnya saham Ajinomoto sekitar 30 pin di bursa efek.

4. Enam petinggi perusahaan PT. Ajinomoto Indonesia diperiksa oleh Polda Jatim, yaitu:
Manajer Kontrol Kualitas Haryono, Manajer Teknik Yoshiko Kagama, Manajer Produksi
Sutiono, Manajer Perusahaan Hari Suseno, Kepala Departemen Manajer Cokorda Bagus
Sudarta, dan Manajer Umum Yosi R. Purba.
3. Analisis Permasalahan
Analisis permasalahannya dengan menggunakan metode Modified Five
Question Approach.
A. Profitabilitas.
Profitabilitas yang dialami oleh Ajinomoto setelah menurun sehingga
menyebabkan kerugian 55 Milyar rupiah.
B. Legalitas.
Sebenarnya untuk kelayakan Ajinomoto sudah tidak layak layak untuk
memproduksi penyedap rasa karena diekstrasi dari daging babi untuk
menggantikan polypeptone yang biasa diekstrasi dari daging sapi tetapi
Untuk menjaga kesinambungan proses produksi halal sesuai dengan
ketentuan LPPOM MUI, Ajinomoto menerapkan Sistem Jaminan Halal
(SJH) yang mulai diberlakukan sejak 2005. Ajinomoto juga telah melanggar
UU Perlindungan konsumen No.8 Tahun 1998 Mengenai keamana produk
dan perlinduangan konsumen.
3. Kejujuran.
Dari segi kejujuran perusahaan Ajinomoto tidak memiliki kejujuran karena perusahaan lebih
mementingkan kepenti gan pribdai diatas kepentingan umum. Alasannya karena Ajinomoto
mengetahui bahwa penduduk Indonesia mayoritas beragama islam akan tetapi mereka
mengabaikan itu semua demi tercapainya keinginan mereka.

4. Dampak pada hak hak masing pemangku kepentingan dan pada lingkungan secara khususnya.
Enam petinggi perusahaan PT. Ajinomoto Indonesia diperiksa oleh Polda Jatim, yaitu: Manajer
Kontrol Kualitas Haryono, Manajer Teknik Yoshiko Kagama, Manajer Produksi Sutiono,
Manajer Perusahaan Hari Suseno, Kepala Departemen Manajer Cokorda Bagus Sudarta, dan
Manajer Umum Yosi R. Purba.

5. Demonstrasi kebajikan yang diharapkan oleh pemangku kepentingan.


Ajinomoto pun akan mendatangkan ahli fermentasi dari Jepang, Mr. Koyama untuk meneliti
produk vetsin yang dinyatakan MUI mengandung lemak babi tersebut di mana akan diadakan
pengujian dengan disaksikan unsur MUI Mojokerto dan Muspida di kantor Bupati Mojokerto,
Untuk menjaga kesinambungan proses produksi halal sesuai dengan ketentuan LPPOM MUI,
Ajinomoto menerapkan Sistem Jaminan Halal (SJH) yang mulai diberlakukan sejak 2005 dan
PT. Ajinomoto Indonesia harus menarik seluruh produknya di pasaran dalam negeri termasuk
produk lain yang tidak bermasalah dalam jangka waktu 3 minggu terhitung dari 3 Januari 2001
4. Tentukan Penyebab Masalah
Ajinomoto lebih mementingkan keuntungan perusahaan daripada kepentingan umum yang
menyangkut halayak orang banyak sehingga menyebabkan hilangnya reputasi yang telah
dimiliki oleh Ajinomoto selama beberapa puluh tahun yang mereka dapatkan dari para
konsumennya.
5. Tetapkan Tujuan
MUI mengeluarkan kembali sertifikat Halal untuk AJI-NO-MOTO pada 19 Februari 2001,
sehingga Ajinomoto bisa berproduksi dan memasarkan produknya kembali di seluruh
Indonesia. Untuk menjaga kesinambungan proses produksi halal sesuai dengan ketentuan
LPPOM MUI, Ajinomoto menerapkan Sistem Jaminan Halal (SJH) yang mulai
diberlakukan sejak 2005.
6. jelajahi pilihan
Ajinomoto harus melakukan pengujian setiap produk yang harus diproduksi dan membuat
surat keterangan halal kepada setiap negara yang warga negaranya beragama islam.
7. Putuskan Solusi yang yang terbaik
yang terpengaruh oleh Ajinomoto adalah seluruh pihak baik internal maupun eksternal.
Yang memaksimalkan keuntungan adalah adanya etika kejujuran dalam memproduksi
barang agar perusahaan mendapatkan kepercayaan konsumennya sehingga produk yang di
jual agak mendatangkan keuntungan karena konsumen loyal dalam membeli produk
tersebut
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai