100%(1)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
2K tayangan17 halaman
Dokumen tersebut membahas siklus hidup produk dan strategi yang terkait untuk setiap tahapannya. Produk memiliki empat tahapan yaitu perkenalan, pertumbuhan, kedewasaan, dan penurunan, dengan karakteristik dan strategi tersendiri pada setiap tahapan. Kasus produk Richeese Nabati dianalisis untuk memahami perjalanan siklus hidupnya.
Deskripsi Asli:
Judul Asli
LECTURING 9 SIKLUS HIDUP PRODUK ( PRODUCT LIFE CYCLE)
Dokumen tersebut membahas siklus hidup produk dan strategi yang terkait untuk setiap tahapannya. Produk memiliki empat tahapan yaitu perkenalan, pertumbuhan, kedewasaan, dan penurunan, dengan karakteristik dan strategi tersendiri pada setiap tahapan. Kasus produk Richeese Nabati dianalisis untuk memahami perjalanan siklus hidupnya.
Dokumen tersebut membahas siklus hidup produk dan strategi yang terkait untuk setiap tahapannya. Produk memiliki empat tahapan yaitu perkenalan, pertumbuhan, kedewasaan, dan penurunan, dengan karakteristik dan strategi tersendiri pada setiap tahapan. Kasus produk Richeese Nabati dianalisis untuk memahami perjalanan siklus hidupnya.
TAHAPAN DAN STRATEGI SIKLUS HIDUP PRODUK Siklus Hidup Produk
adalah suatu konsep penting yang memberi
kan pemahaman tentang dinamika kompetitif suatu produk. Seperti halnya dengan manusia, suatu produk juga memiliki siklus atau daur hidup. Tahapan dari Siklus Hidup Produk, (PLC) yaitu :
1. Tahap Perkenalan (Introduction)
2. Tahap Pertumbuhan (Growth) 3. Tahap Kedewasaan (Maturity) 4. Tahap Kemunduran (decline) Penjualan dan Laba selama Kehidupan Produk dari Kelahiran sampai Kematiannya Strategi Siklus Hidup Produk 1. Tahap Perkenalan (Introduction) 1. Strategi peluncuran cepat (rapid skimming strategy) 2. Strategi peluncuran lambat (slow skimming strategy) 3.. Strategi penetrasi cepat (rapid penetration strategy) 4. Strategi penetrasi lambat (slow penetration strategy)
2. Tahap Pertumbuhan (Growth)
1. Meningkatkan kualitas produk serta menambahkan keistimewaan produk baru dan gaya yang lebih baik. 2. Perusahaan menambahkan model – model baru dan produk – produk penyerta (yaitu, produk dengan berbagai ukuran, rasa, dan sebagainya yang melindungi produk utama) 3. Perusahaan memasuki segmen pasar baru. Lanjutan 4. Perusahaan meningkatkan cakupan distribusinya dan memasuki saluran distribusi yang baru. 5. Perusahaan beralih dari iklan yang membuat orang menyadari produk (product awareness advertising) ke iklan yang membuat orang memilih produk (product preference advertising) .6 Perusahaan menurunkan harga 3. Tahap Kedewasaan (Maturity) 1. Perusahaan meninggalkan produk mereka yang kurang kuat dan lebih berkonsentrasi sumber daya pada produk yang lebih menguntungkan dan pada produk baru. 2. Memodifikasi pasar dimana perusahaan berusaha untuk memperluas pasar untuk merek yang mapan. 3. Perusahaan mencoba menarik konsumen yang merupakan pemakai produknya. Lanjutan 4. Strategi peningkatan keistimewaan (feature improvement). 5. Strategi defensif. 6 Strategi peningkatkan mutu. 7. Strategi perbaikan model. 8. Take-off strategy
4. Tahap Penurunan (Decline)
1. Manambah investasi. 2. Mengubah produk atau mencari penggunaan/manfaat baru pada produk 3. Mencari pasar baru 4. Tetap pada tingkat investasi perusahaan saat ini sampai ketidakpastian dalam industri dapat diatasi. 5. Mengurangi investasi perusahaan secara selesktif. 6. Harvesting strategy. 7. Meninggalkan bisnis tersebut dan menjual aset perusahaan. Ikhtisar dari Karakteristik, Tujuan, dan Strategi Daur Hidup Produk Lanjutan Contoh Kasus Analisis Siklus Hidup Produk Richeese Nabati • Latar Belakang Pada awal berdirinya pada tahun 2007 PT. Kaldu Sari Nabati Indonesia merupakan industri rumah tangga yang memproduksi makanan ringan. Produk pertamanya adalah POW Snack 2 Warna dan Richeese Nabati Wafer Bergizi. Produk Richeese semakin berkembang pada tahun 2009 karena Nabati bukan hanya memproduksi produk makanan ringan keju saja tetapi juga produk makanan ringan coklat. Selain itu, nabati pun memperlebar sayap usahanya dengan mendirikan Richeese Factory yang merupakan restoran fast food dan Eat & Go yang merupakan toko kue berbahan dasar keju. saat kemunculannya,peta industri snack berubah drastis.Pemain lama seperti Orang Tua Grup,Siantar Top maupun Jack ‘n Jill harus rela berbagi pasar dengan Nabati.Produk snack berbahan dasar keju dengan merek recheese nabati (RN) tiba-tiba meledak dipasaran. Nabati merebut 85% pasar untuk snack wafer keju. Lanjutan Dalam waktu singkat merek richeese nabati berhasil menyabet berbagai penghargaan dibidang pemasaran seperti Best Brand dan Best Recommended Brand, dan masih banyak lagi. Sayangnya justru ketika berada diposisi puncak ,baik dari segi penjualan (market share) maupun brand share , tiba-tiba RN dirundung petaka. Produknya menyusut habis, bahkan seperti menghilang dari pasaran. Ternyata,terdapat beragam faktor yang menyebabkan produk RN menghilang di pasaran.Sebut saja faktor persaingan,leadership dan produksi. . Bersaing untuk produk massal memang tidak mudah, RN terjebak bermain dengan harga murah, strategi mengambil keuntungan tipis ditahap awal tidak masalah, tetapi lambat laun ketika produksi terus meningkat, KSNI kewalahan juga. Faktor kedua yang melemahkan adalah soal leadership. Anak-anak muda yang memimpin KSNI sangat percaya diri dengan kemampuan dan keterampilan mereka mengelola perusahaan. Lanjutan Keberhasilan semakin membuat mereka berada di tingkat kepercayaan diri yang tinggi. Akibatnya, mereka cenderung mendengarkan kata hati mereka dari pada masukan dari profesional disekeliling mereka. RN terlalu di push dari awal. Istilahnya "loading" kepasar secara besar-besaran sampai barang rusak. Akibatnya, parah. Konsumen enggan membeli RN yang rusak, dan memilih produk lain yang sejenis. • Analisis Produk Richeese Nabati Melihat sejarah Richese,maka menarik untuk di ketahui bagaimana sebenarnya Siklus hidup produk Richese dari awal sampai saat ini. 1. Introduction Produk pertama dari Richeese nabati adalah POW snack dua warna dan Nabati Wafer bergizi yang di produksi pada tahun 2007 dan 2008. Pada tahun 2008 produk Nabati sudah terdaftar dalam BPOM RI dan sudah selesai mendaftarkan semua produk kedalamnya dari nomor registrasi P- IRT menjadi BPOM RI MD 2.Growth Kemudian produk Richeese semakin berkembang, pada tahun 2009 Nabati bukan hanya memproduksi produk makanan ringan keju saja tetapi juga produk makanan ringan coklat. Oleh karena itu pada akhir 2008, Nabati meluncurkan Richoco Wafer Coklat dan Richeese Chocochiz. Pada tahun 2009, Nabati meluncurkan makanan ringan Bretos, roti selai keju dari Richeese. Lalu biskuit krim keju Richeese Bisvit, Richeese Pasta Keju dan Richeese Bio minuman sereal dan susu. 3.Maturity Pada tahun 2010 inovasi produk Richeese terus berkembang hingga puluhan produk sehingga Nabati memproduksi wafer Nabati, stik jagung Nabati Siip, stik jagung Ahh, wafer stik Rolls, dan produk-produk lainnya. Pada bulan Februari 2011, Nabati membuka restoran cepat saji Richeese Factory yang pertama di mal Paris Van Java, Bandung. Lalu Richeese Eat n' Go pada tahun 2012. Saat ini Nabati memiliki tiga merek saja, yaitu Richeese, Richoco, dan Pow. 4.Fase Decline Berikut ini adalah produk yang telah mengalami Dicline beserta produk baru penggantinya. • Richeese Ahh' Krim Keju (dihentikan 2011, digantikan oleh Richeese Ahh' Triple Cheese) • Richeese Chocochiz (dihentikan 2011, digantikan oleh Richoco Rolls Time Break pada tahun 2012) • Richeese Bisvit Biskuit Krim Keju (dihentikan 2011, digantikan oleh Richeese Nabati Authentic Cheese Cookies, Richeese Nabati Bisvit, Richeese Nabati Sandwich, Richeese Delis dan Richeese Bisvit Selimut) • Richeese Bio Sereal+Susu (dihentikan 2011, karena perusahaan makanan ringan, bukan perusahaan minuman serbuk) • Dan masih banyak lagi. • Posisi Produk Richeese Nabati Produk richeese,berada pada Posisi Star. Meskipun produk Richeese nabati sempat mengilang dari pasaran karena jumlah barang tidak mampu memenuhi permintaan pasar yang tinggi serta adanya masalah intern perusahaannya. ternyata hal tersebut tidak berlangsung lama dan perusahaan langsung peka dan memperbaiki sistem yang berjalan. Dengan perencanaan pemasaran yang tepat, keuntungan dapat terus meningkat seiring dengan pertumbuhan pasar produk tersebut. Richeese nabati berhasil merebut 85 % pasar untuk penjualan wafer keju di Indonesia. Selain itu,dikutip pula dari kompas.com,Recheese Nabati berhasil menjadi Top Brand pada katagori makanan wafer keju berlapis pada tahun 2012 mengungguli pesaing seniornya seperti Orang Tua Grup, Siantar Top maupun Jack ‘n Jill. • Pengembangan Produk Akhir-akhir ini, banyak perusahaan yang mengadopsi pendekatan baru menuju pengembangan produk yang disebut desain yang dapat diproduksi dan dirakit (design for manufacturability and assembly, DFMA). Menggunakan pendekatan ini, perusahaan bekerja untuk merancang produk yang memuaskan konsumen sekaligus mudah diproduksi. Ini tidak hanya memperendah biaya tetapi juga meningkatkan mutu dan kelayakan produk. • Tahap Perkenalan Tahap perkenalan (Introduction stage) bermula ketika produk baru pertama kali diluncurkan. Perkenalan membutuhkan waktu, dan pertumbuhan pasar merangkak pelan. Produk-produk terkenal seperti kopi instan, jus jeruk dingin, dan bubuk kopi susu tetap hidup selama bertahun-tahun sebelum masuk kedalam tahap pertumbuhan cepat.
Praktikum Pemasaran]Berikut ini judul singkat yang dioptimalkan untuk dokumen laporan praktikum lapang pemasaran tersebut:[Laporan Praktikum Pemasaran PT Victoria dan Kereta Api