Anda di halaman 1dari 5

Nama : Eka Saputri

NPM : 21041010281
Mata Kuliah : Analisis Kebijakan Publik
Kelas :A

Soal
1. Masalah kami bukan untuk mengerjakan apa yang benar," Lyndon Johnson selama
pemerintahannya di Gedung Putih. “Masalah kami adalah untuk mengetahui apa yang
benar." Dengan mempertimbangkan karakteristik dan tipe-tipe utama mengenai
masalah-masalah kebijakan yang didiskusikan dalam bab ini, sampai sejauh mana kita
dapat mengetahui kebijakan mana yang “tepat”?
2. Pandangan yang biasanya diterima di antara beberapa analis kebijakan dalam
universitas adalah bahwa analis kebijakan dapat obyektif, netral, dan tidak memihak.
Untuk dikenakan pada masalah-masalah yang rumit, pertimbangkanlah sejauh mana
pandangan ini plausibel.
3. Berilah dua atau tiga contoh dari pengalaman anda sendiri bagaimana pandangan,
ideologi. dan mitos rakyat menentukan perumusan masalah-masalah kebijakan.
4. Terdapat beberapa bentuk umum dari struktur keorganisasian di dalam mana
pembentukan kebijakan terjadi. Salah satu bentuk adalah struktur “birokrasi”, yang
diciri oleh sentralisasi, rantai pemerintah yang hirarkis. spesialisasi tugas, dan informasi
yang lengkap. Bentuk birokratis dari organisasi mengharuskan adanya Konsesus
tentang hasil kebijakan yang dipilih dan kepastian bahwa serangkaian alematif tindakan
akan menimbulkan hasil terentu yang diinginkan (1D. Thompson. Organizarions in
Action, New York: MeGrow-Hill, 1976, hal. 13435). Jika banyak di antara masalah
kebijakan kita yang paling penting merupakan masalah yang rumit, apa yang dapat
dikatakan mengenai ketepatan dari bentuk birokratis dari organisasi untuk merumuskan
dan memecahkan masalah?
5. Jika sebagian besar masalah kita yang paling penting merupakan masalah yang rumit,
sejauh mana kemungkinan untuk menganggap para pembuat kebijakan individual.
analis kebijakan, dan perencana secara politik dan moral bertanggung jawab terhadap
tindakan-tindakannya? (mengenai diskusi provokatif tentang hal ini, lihat M. M.
Webber dan H. W. J. Ritel, “Dilemmas in a General Theory of planning,” Policy
Sciences. 4. No. 21973). 185-69).
7. Susunlah sebuah skenario tentang keadaan dan situasi-situasi masalah berikut ini pada
tahun 2050:
• Ketersediaan system pengangkutan publik massal
• Pengontrolan senjata dan keamanan nasional
• Pencegahan kejahatan dan keselamatan publik
• Kualitas sistem sekolah publik
• Keadaan sistem ekologi dunia
Jawaban

1. Pada bagian I kita memaparkan suatu metodologi analisis kebijakan, yaitu sistem, aturan
dan prosedur untuk menghasilkan pengetahuan yang bermanfaat atau pengetahuan yang
relevan dengan kebijakan. Kerangka untuk melaksanakan analisis kebijakan yang berpusat
pada masalah yang dikenalkan pada Bagian I telah diproduksi ulang. Dalam Bagian II,
memeriksa secara rinci setiap prosedur pokok yang digarisbawahi dalam kerangka:
perumusan masalah, peramalan, rekomendasi, pemantauan, dan evaluasi. Prosedur pokok
ini sekarang didiskusikan bersama-sama dengan metode dan teknik khusus yang
memungkinkan para analis menciptakan, menilai secara kritis, dan mengkomunikasikan
pengetahuan yang relevan dengan kebijakan, yakni pengetahuan tentang masalah-masalah
kebijakan, kebijakan di masa mendatang, aksi-aksi kebijakan, hasil-hasil kebijakan, dan
kinerja kebijakan. Pada Bagian II ini kemudian juga diliput metode-metode dan teknik-
teknik untuk:
• Merumuskan masalah-masalah kebijakan
• Meramalkan kebijakan di masa depan
• Merekomendasikan aksi-aksi kebijakan
• Memantau hasil-hasil kebijakan
• Mengevaluasi kinerja kebijakan

2. Pembuatan kebijakan publik tidak dapat dilepaskan dari pengaruh lingkungan. Kebijakan
publik lahir karena tuntutan-tuntutan yang merupakan serangkaian pengaruh lingkungan,
dan kemudian ditransformasikan ke dalam suatu sistem politik Transformasi ini dilakukan
oleh berbagai aktor negara, dimana negara menjadi aktor utama. Namun demikian, dalam
lingkungan Negara yang demokratis, peran ini tentunya tidak selalu menjadi peran dominan
pemerintah. Seluruh aktor kebijakan, pemerintah dan non pemerintah secara kolektif bisa
memberikan kontribusinya. Atas hal tersebut dalam menyelesaikan masalah-masalah yang
rumit perlu adanya dukungan dan pertimbangan dari sektor lingkungan serta actor yang
menjalankan kebijakan tersebut baik itu pemerintah maupun masyarakat tanpa adanya
batasan-batasan tertentu agar ditujukan untuk kemudahan dalam menyelesaikan masalah
dan tetap mengedepankan sifat obyektifitasnya. Selain itu, pembuat kebijakan juga harus
tetap bersikap netral dalam menghadapi masalah yang rumit. Bahkan seharusnya pembuat
kebijakan harus dituntut untuk netral agar tidak terjadi kesenjangan antara pembuat
kebijakan dan masyarakat selaku penerima kebijakan.

3. Pandangan dunia, ideologi, dan mitos sebagian benar dan sebagian salah, yang berarti
bahwa mereka berguna dan pada saat yang sama berbahaya.
• Dalam contoh ini penjelasan tentang kemiskinan sebagai kecelakaan sejarah atau
sesuatu yang tak terelakkan menunjukkan perspektif naturalistik terhadap masalah-
masalah sosial yang mendistorsi realitas dengan menyatakan bahwa pertanyaan-
pertanyaan mengenai distribusi kekayaan adalah tidak ada artinya; tetapi mitos ini
dapat pula menggugah analis kepada definisi relatif tentang kemiskinan dengan
menunjuk fakta bahwa tidak ada masyarakat yang diketahui telah memecahkan
masalah kemiskinan tersebut secara menyeluruh. Mirip dengan itu, penjelasan
tentang kemiskinan sebagai akibat dari kaum kapitalis yang jahat atau korup secara
moral mendistorsi motivasi yang ada dari kaum miskin tersebut.
• Contoh kedua yaitu tentang Rokok yang merupakan pabrik bahan kimia
berbahaya.dan Hanya dengan membakar dan menghisap sebatang rokok saja, dapat
diproduksi lebih dari 4000 jenis bahan kimia. 400 diantaranya beracun dan 40
diantaranya bisa berakumulasi dalam tubuh dan dapat menyebabkan kanker.
Mungkin mitos ini sering terdengar di kalangan masyarakat, salah satunya merokok
bisa menghilangkan stres. Namun, benarkah demikian? Ternyata merokok tidak bisa
mengurangi stres, yang ada bisa meningkatkan stres. Menurut Dr. Vineeta, kadar
nikotin dapat menciptakan rasa sensasi secara langsung, di mana efek ini diyakini
bisa mengurangi stres dan kecemasan.Faktanya salah jika percaya bahwa merokok
sekali tidak berbahaya. Justru, setiap kali Anda mulai merokok, itu akan melukai
jantung, paru-paru, dan sel-sel di seluruh tubuh Anda.

4. Struktur birokrasi sangat berpengaruh dalam pembuatan atau perumusan sebuah kebijakan
publik. Maka dari itu diperlukan bentuk struktur birokrasi yang tepat supaya kebijakan
publik yang dibuat dapat sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Agar dapat terwujud
birokrasi pemerintah yang demikian itu, maka prinsip-prinsip berikut perlu diperhatikan ke
depannya, yaitu:
1) Birokrasi yang digerakkan oleh visi dan misi yang jelas. Dalam konteks reinventing
government dan banishing bureaucracy, kemandirian menjadi salah satu parameter
berhasil tidaknya birokrasi pemerintah menjalankan aktivitas, peran, fungsi, dan
tugasnya.
2) Birokrasi yang pemimpinnya memiliki leadership yang kuat, visioner, dan bervisi
kerakyatan serta memiliki kemampuan manajerial yang baik.
3) Birokrasi dengan struktur organisasi yang organik - adaptif.
4) Birokrasi yang responsibel dan mengoptimalkan kepuasan rakyat terhadap
pelayanan publik.
5) Birokrasi yang akuntabel dengan membentuk birokrasi yang bertanggungjawab
kepada publik, maka penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dapat diminimalisir
atau kalau bisa dihilangkan.
6) Birokrasi yang aparaturnya profesional. Prinsip ini tidak saja menekankan pada
kualitas intelektual daripada aparatur birokrasi (keunggulan komparatif dan
kompetitif), tetapi juga menyangkut sikap, mental,moral dan etika bagi aparatur
birokrasi.

Dengan dilakukannya hal tersebut, maka proses pemecahan masalah dapat dilakukan
dengan sesuai seperti keadaan yang ada di lapangan sehingga dapat memudahkan pembuat
kebijakan untuk membuat suatu kebijakan yang tepat sasaran dan berguna bagi masyarakat
umum
5. Meskipun sulit untuk menganggap individu secara politik dan moral bertanggung jawab atas
tindakan mereka dalam merumuskan kebijakan yang rumit, itu tidak berarti bahwa tanggung
jawab individu sepenuhnya terhapuskan. Individu dapat bertanggung jawab atas proses yang
digunakan untuk merumuskan kebijakan, seperti memastikan bahwa data dan informasi
yang digunakan akurat dan objektif. Selain itu, mereka dapat memastikan bahwa pihak-
pihak yang terlibat dalam proses pembuatan kebijakan didengar dan dipertimbangkan
dengan baik dalam proses pengambilan keputusan. Contohnya seperti kasus virus covid 19
yang merupakan masalah rumit bagi masyarakat, namun pemerintah bertanggung jawab
dengan menggunakan data dan informasi yang akurat dan objektif mengenai data sebaran
virus, angka kematian yang meningkat, dan lain lain. Sehingga pemerintah menggunakan
data tersebut dan mengajukannya dalam perumusan kebijakan sehingga dapat didengar
dengan baik dalam proses pengambilan keputusan.

7. Selama 20 tahun, konsensus ilmiah global memperkirakan bahwa populasi dunia akan
mencapai 9 miliar jiwa pada tahun 2050 mendatang. Populasi yang terus meningkat tersebut
akan menimbulkan beberapa dampak yang cenderung negatif, karena akan banyak
tantangan yang harus dihadapi seperti tantangan Kesehatan, Pendidikan, sosial, politik, dan
lain sebagainya. Skenario:
• Ketersediaan sistem pengangkutan publik massal, Kemungkinan besar ketersediaan
pengangkutan publik massal akan berkurang apabila tingkat polusi udara semakin
parah. Polusi dapat dikurangi apabila adanya peningkatan teknologi dan kesadaran
manusia untuk menggunakan transportasi yang ramah lingkungan.
• Pengontrolan senjata dan keamanan nasional, Populasi manusia yang terus
meningkat dapat membuka peluang meningkatnya keamanan nasional karena
tersedianya sumber daya manusia. Namun, sumber daya manusia tersebut harus
disertai dengan peningkatan kualitas SDM agar pola pikir untuk saling menyerang
keamanan nasional negara lain dapat ditekan dan kesadaran untuk pengontrolan
senjata dapat dilakukan dengan cara damai.
• Pencegahan kejahatan dan keselamatan publik, Tindak kejahatan seringkali bermula
dari ketidakmampuan individu untuk memenuhi kebutuhan atau keinginannya.
Peningkatan populasi manusia pada tahun 2050 dapat menimbulkan meningkatnya
kasus kejahatan karena sumber pemenuhan hak individu seperti sumber pangan
diprediksi akan semakin terbatas. Hal tersebut membutuhkan pengelolaan sumber
daya manusia yang lebih berkualitas untuk dapat menciptakan inovasi agar
kebutuhan manusia dapat terpenuhi dan tindak kejahatan dapat ditekan.
• Kualitas sistem sekolah publik, Pendidikan menjadi kunci utama menciptakan
individu yang unggul. Peningkatan populasi manusia ahanya akan berdampak
negatif apabila tidak membawa perubahan positif yang dimulai dari penyediaan
kualitas sistem sekolah publik.
• Keadaan sistem ekologi dunia, Pada dasarnya manusia akan melakukan segala cara
agar kebutuhannya dapat terpenuhi. Termasuk melakukan hal yang buruk apabila
sudah merasa terdesak. Hal tersebut tentu akan mengancam ekologi dunia.
Berdasarkan keadaan dan situasi masalah yang dapat terjadi pada 2050 mendatang, dapat
disimpulkan bahwa peningkatan populasi manusia harus disertai dengan peningkatan
kualitas pemberdayaan manusia khususnya melalui Pendidikan agar terciptanya individu
yang memiliki pemikiran inovatif. Hal tersebut akan menjadi kunci dari ketersediaan sistem
pengangkutan publik massal, pengontrolan senjata dan keamanan nasional, pencegahan
kejahatan dan keselamatan publik, kualitas sistem sekolah publik, dan keadaan sistem
ekologi dunia

Anda mungkin juga menyukai