1't1K
■amlaa Sqrt,alm
F:alculias llmu SOsial dan llrro Polilik
Uniwrsilos Aulang,
189
tidaknya S'l:latu hal, dan kadangkala dia dihadapkan pada pillhan yang
safigat pelik seperti memilih.yang terbaik dari berbagai pilihan yang
semuanya memiliki akibat buru.k.
Membuat keputusan, berarti memilih alternatif terbaik dari berbagai
alternatif yang ada, ·sedangkan alternatif- alternatif itu tidak selalu
semua mengandung akibat-akibat yang positif. Dalan1 menentukan
apakah suatu alternatif sebagai terbaik daripada alternatif lain harus
ada patokannya. Yang dapat menjadi patokan dalam pengambilan
keputusan politik, misalnya ideologi dan. konstitusi, undang-undang,
tersedia anggaran dan suniber daya manusia, efektivitas dan efisiensi,
. etika dan moral yang hidup dalam masyarakat, dan agama.
Alternatif keputusan politik secara umum dibagi menjadi dua, yaitu
program-program perilaku untuk mencapai tujuan masyarakat
negara (kebijakan umum), dp.n orang- orang yang akan
menyelenggarakan kebijakan umum (penjabat pemerintah). Dengan
demikian, kebijakan umum merupakan bagian dari keputusan politik.
Sementara itu, keputusan tidak. selalu meny�ngkut politik sebab
sebagai:tnana dikemukakan keputusan dapat menyangkut diri sendiri,
keluarga, kelompok atau golongan, pembangunan ekonomi,
pengembangan pendidikan atau pengembangan sumber daya manusia.
Yang menjadi pertanya.an, bagaimanakah keputusan yang dapat
dikategorikan sebagai keputusan politik?
Pada· bah "Pendahuluan" dikemukakan ciri khas politik ialah
keputusan yang keluar dari proses politik bersifat mengikat (otoritatif),
dan dimaksudkan untuk kebaikan bersama masyarakat umum.
Dengan demikian, keputusan politik ialah keputusan yang mengikat,
menyangkut, dan mempengaruhi masyarakat umum. Hal-hal yang
menyangkut atau mempengaruhi masyarakat umum biasanya diurus
.dan diselenggarakan dengan lembaga-lembaga pemerintahan. Oleh
karena itu, keputusan politik dapat pula dipahami sebagai pillhan
yang terbaik dari berbagai alternatif mengenai urusan-urusan yang
menjadi kewenangan pemerintah.
Bidang-bidang kehidupan masyarakat yang menjadi kewenangan
pemerintah biasanya ditentukan secara umum dalam konstitusi atau
dalam undang-undang negara tersebut. Bidang.:.bidang kehidupan
masyarakat yang menjadi tanggung jawab pemerintah nasional di
Amerika Serikat berbeda dengan bidang-bidang kehidupan
masyarakat yang menjadi kewenangan pemerintah nasional di Indo
nesia karena kedua negara ini memiliki sistem politik (sistem
pemerintahan) dan sistem ekonomi·yang berbeda. Olahraga, keluarga
berencana, pers di Amerika bukan menjadi· urusan dan tanggung
jawab pepierintah �elainkan urusan .pribadi dan tanggung jawab
swasta. Kalau di Indonesia, semua urusan yang disebutkan itu justru
menjadi tanggung jawab pemerintah. S1:;buliknya, dalam negara
190
BAB12
POUTIK DAN EKONOMI
12.1 Pengantar
Politik acap kali cliidentifikasikan dengan keputusan pemerintah yang
bersifat otoritatif karena kewenangan paksaan dimonopoli oleh
pemerintah. Sebaliknya, ekonomi dalam pengertian no:q-Marxi�
dikaitkan dengan keputusan berdasarkan mekanisme pasar. Yang
terakhir ini berasumsi individu bertindak menurut kehendak bebas dan
pilihan rasional,. sedangkan. yang pertama berasumsi individu fi'::,, dak
selalu.be:rµndak rasional dan dalam banyak hal bertindak sesuai dengan
aturan yang clibuat dan ditegakkan pemerµitah. Sementara itu, yang
terakhir beranggapan dunia ini· berjalan secara rasional tanpa ada
kendala, sedangkan yang pertama beranggapan .dunia ini penuh dengan
konflik1 salah paha.m, dan paksaan.
Selain itu, dalam ekonomi pilihan (keputusan) yang dibuat oleh elit
dianggap terlepas dari faktor-faktor lain, dan karena itu diouat
berdasarkan pertimbangan untung rugisecara langsung saja. Beberapa
pilihan memiliki dampak- terhadap faktor lain yang tidak terlibat
dalam keputusan. Namun, dalam ekonomi hal ini dianggap sebagai
faktor eksternal yang tak perlu dipertimbangkan dalam pembuatan
keputusan. Dalam politik, keputusan dibuat melalui interaksi di antara
berbagai kelompok dan pemerintah (dengan m�nggunakan setiap
sumber kekuasaan) dalam konteks struktur kelembagaan. yan_g ada.
Struktur kelembagaan. akan mempengaruhi perilaku i11dividu elit
politik karena struktur tersebut menentukan bagaimana keputusan
dibuat, siapa yang berpartisipasi dalam pembuatan keputusan, dan
sarana-sarana apa yang tersedia untuk mengatasi suatu permasalahan
tertentu. ½·?Pgan kata lain, keputusan, dalam politik lebih dilihat
sebagai hasµ pelaksanaan kekuasaan daripada hasil pilihan sukarela.
Apabila demikian, apakah ada hubungan yang erat antarapolltik dan
ekonomi? Pertanyaan ini telah menimbulkan sejumlah .model,
perspektif, dan teori yang memberikan gambaran dan jawaban yang
berbeda sesuai dengan anggapan dasar yang menjadi titik tolak
berpikirnya.1
Pertama, liberalfsme ortodoks menganggap individu dala� cµti
perilaku dan kepentingannya secara analitis dan normatif sangat
222
13.3 Sistem Politik Totaliter
•Sistem politik totaliter sangat Irienekankan konsensus total di da1am
masyarakatnya tetapi konflik total pula dengan musuhnya· di dalam
negeri maupun di luar negeri. Namun, untuk mencapai konsensus total
tidak hanya dilakukan dengan indoktrinasi ideologi, tetapi juga
dengan.• pelaksanaan kekuasaan. p�an yang luas dan mendalam.
Sistem politik ini pad.a dasamya . dibedakan menjadi du.a, yaitu
komunis dan fasis. Keduanya mengh�daki pengaturan masyarakat
secara menyeluruh (total) atas dasar tertentu dengan kelompok kecil
penguasa yang ·memonopoli kekuasaan. Keduanya juga merupakan
sistem mobilisasi massa dalam rangka membentuk manusia dan
masyarakat baru, dan dalam rangka melaksanakan kebijakan yang
ditetapkan oleh penguasa. Keduanya juga menempatkan kepentingan
individu di bawah kehend� dan kepentingan partai tunggal yang
mengatasnamakan negara dan bangsa.
Komunisme merupakan pemberontakan besar pertama dalam abad
keduapuluh terhadap sistem ekonomi _yang kapitalistis dan liberal,
sedangkan fa sisme merupakan pemberontakan · kedua terhadap
kapitalis dan liberal maupun terhadap komunisme. Komunisme
merupakan pengaturan pemerintahan dan masyarakat secara totaliter
dengan suatu kediktatoran yang mewakili kaum proletar (pekerja).
Republik Rakyat Cina, Vietnam, Korea Utara, Albania, dan Kuba
merupakan co�toh negara komunis yang masih tersisa setelah negara
negara Eropa Timur dan Uni So:viet meninggalkan komunis pada
tahun 1989 dan 199L3
Fasisme merupakan pengaturan pemerintahan dan masyarakat
secara totaliter dengan suatu kediktatoran tunggal.yang sangat
nasionalistis; rasialis, militeristis, dan iinperialistis:' Jerman di bawah
Hitler dengan Nazi-nya, Italia di bawah Mussolini, dan Jepang
merupakan contoh negara yang pernah m enerapkan fasisme,
sedangkan rezim aparteit Afrika Selatan, yang juga tengah mengalami
perubahan, barangkali satu-satunya rezim fasis yang masih tersisa
dewasa inP Apabila fasisme didasarkan pada nasionalisme yang
chauvinistik, rasialistis, dan militeristis (negara polisi) maka
komunisme lebih mendasarkan diri pada ideologi komuriisme yang
doktriner dan yang bersifat eskatalogis (masyarakat tanpa k$s,-sama
rata sama rasa). Berikut ini sistem politik komunis saja yang diuraikan.
13.4 Komunis
13.4.1 Kebaikan Bersama
Sistem ini ditandai dengart prinsip sama ra'ta sama rasa dalam
bidang ekonomi, dan sekularisme _yang radikal tatkala agama
225
digantikc!n dengan ideologi. komunis yang bersifat· doktriner dan
eskatologis. Kebebasan politik individu dan hak...,hak sipil untuk
mengritik penguasa partai tidak dijamin, tetapi sangat menekankan
pada. kemerdekaan · nasional · dan· bebas dari peiµndasan asing. Selain
itu, .berupaya keras menjamin kebutuhan materiil khususnya
kebutuhan pokok secara merata sebagai p�aksanaan prinsip sama rata
sama rasa, dan kebutuhan moril sebagai perwujudan sekul arisme
radikal yang memandang tujuan...,tujuan yang bersifat materiil
mengandungkepuasan moral. 'Jadi, kepentingan-kepentingan individu
tunduk kepada kehendak partai, negara, dan bangsa (kolektivisme).
226
13.5 Sistem Politik Demokrasi
Dari sudut pandang struktural, sistem politik demokrasi secara ideal
ialah sistem politik yang memelihara keseimbangan antara konflik dan
konsensus.6 Artinya, demokr�i memungkinkan perbedaan pendapat,
persaingan, dan pertentangan di antara individu, di antara berbagai
kelompok, di antara individu dan kelompok, individu dan pemerintah,
kelompok dan pemerintah, bahkan di · antara lembaga-lembaga
pemerintah.
Akan tetapi, demokrasi hanya akan mentolerir konflik yang tidak
menghancurkan sistem. Untuk itU:, sistem politik demokrasi
rilenyediakan me kanisme dan prosedur yang mengatur· dan
menyalurkan konflik sampai pada "penyelesaian" dalam bentuk
kesepakatan (ko nsensus). Prinsip ini pula yang mendasari
pembentukan identitas bersama, hubungan kekuasaan, legitimasi
kewenangan, dan hubungan politlk dengan ekonomi.
22S
masyarakat tak dapat clipenuhi maka timbul frustasi dan keresahan,
yang pada gllirannya menimbulkan konflik yang bersifat kekerasan
untuk memperebutkan sumber yang terbatas. Situasi ini dapat
melumpuhkan demokrasi.
232
8. Dwight Y. King. 1982. "Indonesia's New. Order as A Bureaucratic Polity, A Neo
Patrimonial Regime or A Bureaucratic Authoritarian Regime: What Difference Does It
Make?,". dalam. Ben Anderson dan Audrey Kahin, eds. Interpreting Indonesian Politics:
Thirteen Contributions to the Debate. Ithaca, N.Y.: Cornell Modem Indonesia Project,
Southeast Asia Progtam Cornell University.
· 235
Eropa Barat dan Amerika utara maka pembangunan politik yang
hendak dicapai juga seperti sistelll politik. negara-negara Baraf Inilah
yang clisebut. Westernisasi. Pembarigunan politik berlangsung pada
perlode Junani klasik, t�tapi modernisasi tidak. Perubahan . politik
mencakup semua ciri pembangunan dan modernisasi politik yang
clisebutkan cli atas clitambah dengan ciri-ciri yang lain, seperti
perubahan yang terjacli tanpa rencana, ,berlangsungsecara·cepat,tiba
tiba, dan mengandung. kekerasan, menimbulkan akibat-akibat yang
tak cliduga dan menuju kemunduran�
239
dalam kegiatan ekono:rni dengan kesediaan menerima untuk sementara
distribusi pendapatan yang pincang. Hal yang sama terjadi da�m
bidang politik, yaitu permasalah1lll transisi menuju demokrasi menjadi
agenda politik paaa awal tahun 1980-an. Selain itu, pada tahun 1960-
an dan awal tahun 1970-an sejumlah ilmuwan Amerika Latin melihat
rriunculnya ketergantungan ekonomi dan politik negara-negara
, Amerika Latin kepada Amerika Serikat. Oleh karena itu, para teoretisi
ketergantungan menjadikan otonomi nasional sehagai sasaran
pembangunan.
Lima atau lebih tujuan pembangunan. tidak selalu berjalan seiring.
Oleh karena itu, sejumlah ilmuwan yang memusatkan perhatian pada
tujuan'"tu juan pembangunan mencoba menjelaskan dengan
pendekatan yang berbeda.4
Pendekatan yang pertama melihat. tujuan-tujuan pembangunan
politik sebagai · selaras satu sama lain dengan alasan bahwa hal- hal
yang baik selalu sesuai satu sama lain dan tujuan yang satu
mendukung pencapaian tujuan yang lain. Pendekatan kedua melihat
tujuan-tujuan pembangunan sebagai bertentangan satu sama lain
karena setiap tujuan mempunyai implikasi yang mengurangi
pencapaian tujuan lain. Pertumbuhan ekonomi bertentangan ciengan
pemerataan dan stabilitas bertentangan dengan .demokrasi.
Selahjutnya, pendekatan rekonsHiasi yan g melihat tujuan
pembangunan yang satu dapat direkonsiliasikan dengan .tujuan lain
dengan sejumlah langkah yang tepat, yaitu pilihap. mengenai urutan
tujuan yang hendak dicapal (mana yanglebih dahulu dicapai), struktur
. keleinbagaan untuk merekonsiliasikan tujuan-tujuan dan strategi
pemerintah untuk secar:a simult;m m,encapai tujuan-tujuan tersebut.
Tiga dari lima yang disebutkan Huntington itu menjadi prinsip
pembangunan di Indonesia. Prinsip ini'disebut Trilogi Pembangunan,
yang berisi: pertumbuhan ekonomi, pemerataan, dan stabilitas. Boleh
jadi dalam hal ini, pemerintah Orde Baru menggunakan pendekatan
ketiga, yaitu mencoba merekonsiliasikan ketiga tujuan tersebut.
Namun, Indonesia tidak merumuskan Trilogi Pembangunan • sebagai
tujuan tetapi sebagai sasaran antara yang mewujudkan tujuan neg9,l'a
sebagaimana dirumuskan dalam Pembukaan UUD 1945. Menurut
Huntington tujuan pembangunan lebih tepat disebut sebagai sasaran
sementara untuk mencapai tujuan · yang �esungguhnya, yakni
masyarakat dan negara yang dicita-citakan (good society atau the best
regime) dalam konstitusi negara tersebut.