Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“ KONSEP DASAR SOSIOLOGI EKONOMI “

Makalah ini ditujukan memenuhi tugas kelompok sebagai salah satu persyaratan
pada mata kuliah Sosiologi Ekonomi

DOSEN PENGAMPU : Masyurah Muzaimah, M.Pd

Disusun oleh :

Iluh Nihfatun Nikmah 2141020007

Sapria Mela Sari 2141020015

PMI A

PROGRAM STUDY PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG 2023

i
DAFTAR ISI

COVER........................................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................ii

BAB I..........................................................................................................1

PENDAHULUAN..........................................................................................1

1. Latar Belakang......................................................................................1
2. Rumusan Masalah ................................................................................1
3. Tujuan ..................................................................................................1

BAB II.........................................................................................................2

PEMBAHASAN............................................................................................2

A. Pengertian Sosiologi Ekonomi ............................................................2


B. Keterkaitan antara sosiologi dengan ekonomi ...................................3
C. Sejarah sosiologi ekonomi .................................................................4
D. Tantangan sosiologi di era digital .....................................................6

BAB III........................................................................................................8

Penutup.............................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Sosiologi Ekonomi merupakan perspektif sosiologis yang menjelaskan
fenomena ekonomi, terutama terkait dengan aspek produksi, distribusi,
pertukaran, konsumsi barang, jasa, dan sumber daya, yang bermuara pada
bagaimana masyarakat mencapai kesejahteraan. Sosiologi Ekonomi
menunjukkan perkembangan yang eksplosif sejalan dengan berbagai permasalah
sosial ekonomi masyarakat, baik di negara-negara maju maupun di negara-
negara berkembang yang sedang berupaya meningkatkan kesejahteraan
masyarakatnya melalui berbagai kebijakan pembangunan. Perkembangan studi
Sosiologi Ekonomi tidak terlepas dari pengaruh pemikiran tokoh sosiologi klasik
dan aliran pemikiran baru dalam sosiologi ekonomi sejak dekade 1980-an.
Perkembangan pemikiran Sosiologi Ekonomi antara lain ditandai oleh
berkembangnya pemikiran dan teori tentang ekonomi, yang melihat cara kerja
sistem ekonomi dengan menekankan pula pada aspek nonekonomi. Pada
beberapa dekade belakangan ini, perkembangan studi Sosiologi Ekonomi
semakin tumbuh dan berkembang sejalan dengan fenomena ekonomi yang
tentunya tidak terlepas dari cakupan aspek sosiologis yang melingkupinya.
Kegiatan ekonomi sangat berkaitan erat dan tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan sosial masyarakat. Demikian juga aktivitas sosial sering kali
memengaruhi kegiatan ekonomi.

2. Rumusan Masalah

A. Apa pengertian dari sosiologi ekonomi ?


B. Bagaimana keterkaitannya sosiologi dengan ekonomi ?
C. Bagaimana sejarah sosiologi ekonomi ?
D. Apa tantangan sosiologi di era digital ?

3. Tujuan Penulisan
A. Agar mengetahui tentang pengertian sosiologi ekonomi.
B. Agar mengetahui bagaimana keterkaitannya sosiologi dengan ekonomi.
C. Agar mengetahui bagaimana sejarah sosiologi ekonomi.
D. Agar mengetahui apa saja tantangan di era digital.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SOSIOLOGI EKONOMI

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari masyarakat, semua hal


yang berkaitan dengan interaksi, sosialisasi, tindakan, perilaku, struktur,
lembaga, dan lainnya.

Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari bagaimana cara manusia


untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka dengan menggunakan sumber
daya yang tersedia. Segala bentuk usaha dan upaya manusia dalam
memenuhi kebutuhan hidup tersebut dalam rangka untuk mendapatkan
kesejahteraan hidup.

Sosiologi Ekonomi adalah studi tentang bagaimana cara orang,


kelompok, atau masyarakat. Memenuhi kebutuhan hidup mereka
terhadap jasa dan barang, dengan menggunakan pendekatan sosiologi.

Seiring dengan perkembangan dan perubahan yang terjadi di


berbagai kehidupan sosial masyarakat. Muncul sub disiplin Sosiologi
untuk bisa melakukan kajian dengan pendekatan yang lebih khusus,
seperti ada Sosiologi Kesehatan, Sosiologi Korupsi, Sosiologi Hukum, dan
lainnya. Begitu juga dalam Sosiologi Ekonomi. Hadir untuk dapat
menjawab, memberikan analisa, serta memberikan solusi terhadap
berbagai gejala sosial di dalamnya. Kegiatan ekonomi tidak hanya
produksi, konsumsi, menjual barang/jasa, maupun bertransaksi. Lebih
dari pada, dalam pandangan sosiologi. Pendekatannya kepada
masyarakat akan lebih intens dan kuat dalam memberikan pandangan
terkini mengenai studi sosiologi ekonomi. Begitu juga dalam hal moral
ekonomi yang ada di dalam masyarakat dalam melakukan proses
ekonominya di kehidupan sehari-harinya.

Manusia ialah makhluk sosial yang begitu terikat pada moral-


moral yang berlaku dalam masyarakat. Termasuk juga adanya moral
ekonomi. Semua perilaku individu, termasuk perilaku ekonomi, harus
merujuk kepada norma norma moral yang terdapat pada masyarakat itu
sendiri.

2
Sosiologi Ekonomi dapat didefinisikan dalam dua cara yaitu :

1. Sosiologi Ekonomi adalah sebagai sebuah kajian yang mempelajari


hubungan antara masyarakat, yang di dalamnya terjadi interaksi sosial
dengan ekonomi. Dimana dalam hubunganya itu, dapat dilihat bagaimana
masyarakat mempengaruhi ekonomi. Begitu juga sebaliknya, bagaimana
bisa ekonomi mempengaruhi masyarakat. 

2. Sosiologi Ekonomi adalah sebagai pendekatan sosiologis yang diterapkan


paa fenomena ekonomi. Aspek kehidupan sosial masyarakat tidak bisa
dilepaskan dari adanya pengaruh ekonomi. Apapun itu pastinya perlu
adanya ekonomi sebagai upaya dan cara mempertahankan hidup.

Dalam definisi di atas dapat diuraikan bahwa sosiologi ekonomi


berhubungan dengan dua hal, yaitu:
a. Fenomena ekonomi, yaitu gejala bagaimana cara orang atau
masyarakat memenuhi kebutuhan mereka terhadap barang dan jasa
yang langka.

b. Pendekatan sosiologis, yaitu berupa kerangka acuan, variabel-


variabel, dan model-model.

B. KETERKAITAN ANTARA SOSIOLOGI DENGAN EKONOMI

Smelser dan Swedberg (2005) mengemukakan definisi sosiologi


ekonomi dengan mengadopsi pendapat Weber maupun Durkheim,
bahwa sosiologi ekonomi merupakan sub disiplin sosiologi yang
memfokuskan bidang studi pada bagaimana aktor atau masyarakat
memenuhi kebutuhan hidup mereka.

“Economic sociology can be defined as the sosciological


perspective applied to economic phenomena. A similar but more
elaborate version is the application of the frames of reference, variables,
and explanatory models of sociology to that complex of activities which is
concerned with the production, distribution, exchange, and consumption
of scarce good and services”.

Definisi di atas, menjelaskan dua terminologi tentang fenomena


ekonomi, dan pendekatan sosiologis. Fenomena ekonomi yang menjadi
fokus perhatian adalah mengenai cara aktor memenuhi kebutuhan, dan
di dalamnya terkandung aspek produksi, distribusi, pertukaran, dan
konsumsi sumberdaya yang pada dasarnya bermuara pada kesejahteraan
aktor. Sedangkan pendekatan sosiologisnya meliputi kerangka acuan,

3
variabel dan indikator, serta model-model yang digunakan sosiolog dalam
memahami ataupun menjelaskan fenomena yang terjadi dalam
masyarakat.

Dalam kerangka ini, terdapat perbedaan pendekatan ataupun cara


pandang dari sudut ekonomi dan sosiologi ekonomi terutama dalam
memandang aspek produksi, distribusi dan pertukaran, serta konsumsi
sebagai komponen kegiatan ekonomi masyarakat.

C. SEJARAH SOSIOLOGI EKONOMI

Sejarah perkembangan sosiologi ekonomi sangat berpengaruh


adalah pada pemikiran merkantilis yang mendominasi eropa sepanjang
adad ke 17 dan 18. Merkantilisme adalah kumpulan besar atau
conglomeration pendapat mengenai nilai, saran kebijakan, dan
pernyataan mengenai sifat kehidupan dalam ekonomi. Dimana
keanekaragaman merkantilisme inilah disebabkan oleh orang orang yang
mendukungnya yaitu seperti para filosof, kepala negara, pembuat
undang-undang atau legislator, dan para pengusaha.

Kaum Merkantilis melihat adanya hubungan yang erat antara


kekuasaan dengan kekayaan. Negara adalah tempat (locus) kekuasaan.
Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kekayaan,
negara hendaklah memakai kekuasaan ini untuk mengatur industri dan
perdagangan. Ia harus memberikan sokongan politik dan ekonomi.
Sokongan tersebut berupa monopoli terhadap industri yang membuat
barang-barang untuk di ekspor. Negara harus membatasi impor dengan
mengenakan pajak atau melarang impor. Negara juga harus menjajah
untuk mendapatkan suplai emas dan perak, ataupun untuk meningkatkan
kekayaannya.

Sosiologi ekonomi mengalami perkembangan pesat sejak decade


1980-an. Pada masa itu terdapat banyak teori sosiologi ekonomi yang
muncul,khususnya analisis organisasi ekonomi pada tingkat mikro.
Konsep yang sangat terkenal muncul pada saat itu yaitu, embeddedness
( keterlekatan ) social budaya yang pertama kali diperkenalkan oleh
Polanyi dan Granovetter. Selain itu, analisis mengenai peran hubungan-
hubungan social dalam ekonomin kontemporer sangat mendominasi
sosiologi ekonomi. Namun demikian,menurut Trigilia ( 2007 ),
implikasinya bagi peningkatan pembangunan ekonomi masih bersifat
tersembunyi.

4
Sejak kebangkitannya pada decade 1980-an menurut Finch
( 2007:124 ), terdapat tiga kontribusi teoritis yang berpengaruh dalam
sosologi ekonomi. Pertama, pendekatan Granoveter tentang keterlekatan
menghasilkan sebuah basis sosiologi ekonomi seputar pendebatan
ontologis antara individu yang kurang tersosialisasi  dan individu yang
terlalu tersosialisasi. Kedua, argument yang dibangun Callon bahwa
ekonomi membentuk sebuah ontology yang berbeda dari konsep
keterlekatan, misalnya dalam hal pasar kompetitif. Ketiga, analisis
structural White tentang pasar.
Sementara itu Dobbin ( 2007:320 ) menyebut tiga bidang garapan
sosiologi ekonomi, yaitu, power (kekuasaan), institusions ( institusi-
institusi) dan social networks (jejaring social). Hubungan-hubungan
kekuasaan membentuk prilaku ekonomi baik secara langsung seperti ketika
suatu peusahaan besar pengaruh mendikte perusahaan-perusahaan
kecil,maupun secara tidak langsung seperti ketika sekelompok perusahaan
besar membentuk regulasi demi kepentingannya. Para ahli yang bekerja
dibidang ini Neil Fleigstein, Bill Roy, Beth Minth, Mark Mizruchi, Michael
Ussem, dan Charles Perrow. Sementara itu aspek institusi berpandangan
bahwa insitusi-institusi social menentukan tindakan ekonomi, baik melalui
institusi-institusi regulator maupun konvensi-konvensi yang ada.Tokoh-
tokoh yang bekerja dibidang ini meliputi
Weber,Meyer,Rowan,DiMaggio,Powel dan Scott.sedangkan teori jejaring
social dibangun terutama oleh Simmed,Durkheim serta Mark Granovetter.

Perkembangan pemikiran Sosiologi Ekonomi antara lain ditandai


oleh berkembangnya pemikiran dan teori tentang ekonomi, yang melihat
cara kerja sistem ekonomi dengan menekankan pula pada aspek non
ekonomi. Pada beberapa dekade belakangan ini, perkembangan studi
Sosiologi Ekonomi semakin tumbuh dan berkembang sejalan dengan
fenomena ekonomi yang tentunya tidak terlepas dari cakupan aspek
sosiologis yang melingkupinya.
Pada sisi lain, kecendrungan sosiolog memperluas fokus analisis
pada bidang yang menjadi tradisi kajian ekonomi melahirkan sub disiplin
Sosiologi Ekonomi. Menurut Smelser dan Swedberg (2005) sosiologi
ekonomi memfokuskan perhatian tentang fenomena ekonomi, terutama
yang terkait dengan aspek produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi
barang dan jasa sebagai sumber daya yang terbatas. Perspektif itu meliputi
interaksi personal, kelompok (grup), struktur sosial, kelembagaan, dan
kontrol sosial termasuk sanksi, norma, dan nilai. Dalam perkembangan
selanjutnya, kontribusi sub disiplin Sosiologi Ekonomi menunjukkan
perkembangan yang eksplosif sejalan dengan berbagai permasalahan sosial
ekonomi masyarakat, baik di negara maju maupun di negara berkembang
yang sedang berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya melalui
berbagai kebijakan pembangunan

5
3. TANTANGAN SOSIOLOGI DALAM ERA DIGITAL

Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa sekitar 27,94 persen penduduk


Indonesia merupakan generasi kelahiran antara tahun 1997 – 2012. Saat
ini mereka berusia antara 10 tahun sampai 24 tahun. Para ilmuwan yang
berkutat pada ilmu kependudukan mengategorikan mereka yang lahir
tahun tersebut merupakan generasi Z. Oleh sejumlah ilmuwan lain,
mereka juga disebut generasi native digital. Namun, generasi digital ini
memiliki sejumlah tantangan dan permasalahan yang harus dicermati
oleh berbagai pihak. Tantangan dan permasalahan ini bisa jadi sangat
baru, tidak pernah terjadi atau dialami oleh generasi sebelumnya.

Tantangan sosiologis

a. Problem relasional.

Generasi-generasi sebelumnya atau sebelum generasi Z ada,


mereka memiliki karakter sangat komunitarian dan cair. Hubungan
atau relasi antar individu dalam satu kelompok menghasilkan satu
model masyarakat yang sangat guyub. Masyarakat yang sangat guyub
biasanya sukarela mengikatkan diri pada struktur dan sistem
masyarakat, serta (harus) menerima apa yang ditetapkan dan
digariskan di dalam masyarakat. Dalam sosiologi, realitas itu disebut
sebagai sistem sosial. Dengan kata lain, masyarakat non-generasi Z
mengikatkan diri pada satu sistem dan struktur sosial yang dianggap
baku. Namun tidak demikian dengan generasi Z. Mereka terlahir pada
suatu struktur masyarakat berbeda. Realitas kehidupannya banyak
tidak in group dalam kelompok masyarakat seperti dipahami secara
tradisional. Mereka justru berelasi dengan entitas lain di luar. Mereka
telah menjalin ikatan melalui suatu medium yang bernama internet.
Dari sini kemudian generasi Z mengalami problem relasi di mana tidak
sedikit dari mereka yang tidak atau kurang berinteraksi dengan
lingkungan sekitar tempat tinggalnya, tetapi begitu melekat dengan
entitas di luar lingkungan sosialnya.

Dengan problem relasional ini maka tingkat kemelekatan dan


kedalaman relasi dan cara generasi Z secara fisik dan lingkungan sosial
tempat mereka hidup menjadi demikian rapuh dan lemah. Mereka
menjadi pribadi yang gampang terpengaruh narasi-narasi yang
beredar pada ruang di mana mereka berinteraksi. Terkadang narasi
itu memang tidak hadir seutuhnya. Generasi Z memang menjadi

6
native di dunia digital, tetapi mereka bisa menjadi stranger di
lingkungan sosialnya.

b. Problem profesi.

Generasi Z adalah entitas yang hadir pada suatu realitas di dunia


baru. Kapasitas tidak lagi diukur dengan kesarjanaan. Kualitas tidak
lagi diukur dengan jenjang pendidikan dan lain-lain. Realitas baru ini
dibuktikan dalam situasi di mana pendidikan formal tidak mesti
menjadi basis mendapatkan dan menemukan fondasi kesejahteraan
hidupnya. Faktanya, banyak sekali perusahaan besar bisa menerima
mereka tanpa mempersoalkan ijazah pendidikan. Tantangan
sosiologis ketiga adalah kompetisi. Dunia hari ini ruang kompetisinya
menjadi tidak lagi berbasis pada hal-hal yang formal-prosedural dan
administrasi.

Maka generasi Z akan menghadapi persoalan di mana ruang


kompetisi demikian sesak. Setiap orang sangat mungkin memasuki
ruang itu secara bebas hambatan. Di ruang ini tidak ada lagi persoalan
bagaimana dia memperoleh ilmu dan keahlian, karena yang paling
penting adalah bagaimana ilmu dan keahlian yang dia miliki bisa
mengalahkan lawan-lawan dari kompetitifnya.

c. Masalah konstruksi budaya.

Konstruksi budaya disumbang oleh banyak variabel seperti bahan


bacaan, pengajaran, ruang interaksi, nilai-nilai yang diajarkan di
rumah dan ruang pendidikan. Semuanya akan sangat mencair.
Sehingga konstruksi budaya Generasi Z memang tidak lagi mendesain
dirinya untuk berkaitan dengan konstruksi yang sebelumnya. Contoh
budaya kerja. Bagi generasi lawas, kerja identik dengan pergi pagi
dengan durasi yang baku. Namun bagi generasi Z, bekerja adalah
menghasilkan sesuai yang bisa dilakukan di mana pun tanpa jam kerja
khusus. Budaya ini tentu menjadi tantangan karena berbeda
paradigma, sehingga dengan konstruksi baru yang mereka bawa
berpotensi menimbulkan friksi dan gesekan pada setiap unit sosial
masyarakat.

Jika hal ini terjadi, maka generasi Z akan kembali mencari ruang di
mana mereka bisa mengekspresikan diri pada apa yang mereka yakini
dan membuat senang tanpa memedulikan bagaimana lingkungan

7
sosial. Dengan kata lain, generasi Z telah melakukan transformasi
sistem sosial dalam apa yang disebut sebagai masyarakat.
Transformasi ini mereka lakukan bisa sebagai “pelarian” atau juga
sebagai kebutuhan yang dalam perspektif mereka dianggap sebagai
kenyataan.

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari masyarakat, semua hal yang


berkaitan dengan interaksi, sosialisasi, tindakan, perilaku, struktur, lembaga,
dan lainnya. Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari bagaimana cara manusia
untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka dengan menggunakan sumber
daya yang tersedia. Segala bentuk usaha dan upaya manusia dalam
memenuhi kebutuhan hidup tersebut dalam rangka untuk mendapatkan
kesejahteraan hidup. Sosiologi Ekonomi adalah studi tentang bagaimana cara
orang, kelompok, atau masyarakat. Memenuhi kebutuhan hidup mereka
terhadap jasa dan barang, dengan menggunakan pendekatan sosiologi.

Sosiologi Ekonomi merupakan perspektif sosiologis yang menjelaskan


fenomena ekonomi, terutama terkait dengan aspek produksi, distribusi,
pertukaran, konsumsi barang, jasa, dan sumber daya, yang bermuara pada
bagaimana masyarakat mencapai kesejahteraan. Sosiologi Ekonomi
menunjukkan perkembangan yang eksplosif sejalan dengan berbagai
permasalah sosial ekonomi masyarakat, baik di negara-negara maju maupun
di negara-negara berkembang yang sedang berupaya meningkatkan
kesejahteraan masyarakatnya melalui berbagai kebijakan pembangunan.
Perkembangan studi Sosiologi Ekonomi tidak terlepas dari pengaruh
pemikiran tokoh sosiologi klasik dan aliran pemikiran baru dalam sosiologi
ekonomi sejak dekade 1980-an.

Tantangan sosiologi di era digital sekarang adalah : Problem rasional,


Problem profesi, Masalah kontruksi budaya.

8
9
DAFTAR PUSTAKA

Achwan, R. 2009. Sosiologi dan Krisis Keuangan Global. OPINI: Harian KOMPAS
tanggal 2 April 2009.

Ashari. 2006. Potensi Lembaga Keuangan Mikro dalam Pembangunan Ekonomi


Pedesaan dan Kebijakan Pengembangannya. Analisis Kebijakan
Pertanian. Vol. 4 No.2. 2006: 146-164. PSEKP. Bogor.

Ashari. 2009. Peran Perbankan Nasional dalam Pembiayaan Sektor Pertanian di


Indonesia. Forum Penelitian Agro Ekonomi. Vol. 27. No.1 2009. PSEKP.
Bogor.

Arifin, B. 2005. Pembangunan Pertanian: Paradigma Kebijakan dan Strategi


Revitalisasi. PT. Grasindo. Jakarta Bourdieu, P. 1986. The Forms of
Capital. Dalam J Richardson, ed. Handboooks of Theory and research for
Socoiology of Education. Westport, CT:Greenwood Press.

Campana, P. 2000. Tripartite Partnerships for Poverty Alleviation and Food


Security through Projects and Programmes. International Fund for
Agricultural Development Latin America and The Caribbean Division.
Rome.

https://www.kompas.com/tren/read/2022/09/19/121753965/tantangan-
sosiologis-generasi-digital?page=3

https://media.neliti.com/media/publications/62113-ID-perspektif-dan-peran-
sosiologi-ekonomi-d.pdf

https://an-nur.ac.id/sosiologi-ekonomi-dan-sosiologi-ekonomi/3/

https://www.sosiologi.info/2021/11/sosiologi-ekonomi-pengertian-sejarah-
contoh-kajiannya.html

iii

Anda mungkin juga menyukai