Anda di halaman 1dari 4

‘’Aku Generasi Unggulan Kebanggaan Bangsa Indonesia’’

Oleh: Putri Aniqa Majetta

Sumber daya manusia merupakan komponen yang paling penting dalam membangun
serta menjalankan suatu organisasi atau kelompok. Jika sumber daya nya baik maka
organisasi atau kelompok tersebut juga berjalan baik. Seperti halnya dengan sebuah
negara dibutuhkan sumber daya yang baik agar sistem pemerintahannya juga berjalan
dengan baik. Untuk mewujudkan hal tersebut maka dibutuhkan generasi unggul yang
akan menjadi kebanggan bangsa Indonesia.

Generasi unggul dapat diartikan sebagai generasi yang memiliki kecerdasan dan
kepribadian yang baik serta membawa pengaruh positif di lingkungan sekitarnya.
Generasi unggul merupakan elemen penting bagi suatu negara untuk kemajuan bangsanya
agar mampu bersaing. Bukan hanya mampu bersaing di bidang akademik tetapi juga di
bidang karkter. Generasi unggul juga diharapkan mampu bersaing dengan generasi di
negara lain pada era digital 4.0 ini. Apalagi dimasa pandemi seperti ini kegiatan yang
dilakukan banyak membutuhkan pengetahun skill di bidang teknologi. Menjadi bagian
generasi unggul tentunya bukan hal yang mudah dan sebuah kebetulan sebab dibutuhkan
usaha dan perjuangan untuk menjadi bagian darinya. Salah satu cara untuk menjadi
manusia unggul adalah melalui pendidikan.

Saya Putri Aniqa Majetta anak kedua dari empat bersaudara lahir dan tumbuh besar
di salah satu kabupaten kecil yang asri dan indah provinsi Sulawesi Selatan. Daerah
tersebut dikenal dengan nama kabupaten Bantaeng. Disinilah terkisahkan perjalanan
pendidikan saya dari TK hingga SMA hingga akhirnya saya berstatus mahasiswa di salah
satu kampus ternama di Indonesia bagian timur tepatnya di Universitas Hasanuddin
dengan mengambil program pendidikan kedokteran gigi. Untuk bisa berada di posisi saya
saat ini tentunya bukan hal yang mudah, banyak kesulitan yang saya alami sebelumnya.

Sejak duduk dibangku sekolah dasar, saya merupakan siswi teladan yang selalu
meraih peringkat lima besar dan ikut serta dalam beberapa lomba. Demikian juga saat
saya berada di bangku SMP yang turut ikut berpartisipasi dalam kompetisi pada bidang
akademik seperti lomba story telling, olimpiade bahasa inggris, dan karya tulis sanitasi.
Selain kompetisi akademik saya juga ikut serta dalam kompetisi pada bidang non
akademik seperti ikut FLS2N (Festival Lomba Seni Siswa Nasional) SMP tingkat
provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2017. Pasca lulus SMP saya melanjutkan
pendidikan saya di salah satu SMA unggulan di kabupaten Bantaeng. Sekolah ini dikenal
dengan nama SMA Negeri 1 Bantaeng. Disinilah awal perjuangan saya untuk masuk di
perguruan tinggi dimulai.

Berawal dari bergabung dalam organisasi KIR (Kelompok Ilmiah Remaja) di sekolah
yang ternyata membawa banyak pengaruh dalam kehidupan saya. Selain bisa belajar
bagaimana cara menemukan dan menyelesaikan masalah, saya juga bisa belajar banyak
hal tentang kehidupan di luar sana yang sebelumnya tidak saya ketahui. Belajar sabar dan
pantang menyerah juga saya dapatkan di organisasi ini. Selain itu, saya sangat bersyukur
bisa bertemu dengan orang-orang baik yang tulus dan ikhlas membantu selama berada di
organisasi ini.

Selama bergabung di organisasi ini saya telah mengikuti beberapa kompetisi baik di
dalam sekolah maupun di luar sekolah diantaranya yaitu PIS (Pekan Ilmiah Sekolah),
KOPSI (Kompetisi Peneliti Seluruh Indonesia), dan ISPO (Indonesia Science Project
Olympiad). Kompetisi yang saya ikuti pertama kali adalah PIS yang dimana kompetisi ini
wajib diikuti oleh seluruh anggota kelas X dan kelas XI. Pada kompetisi ini kita
mengerjakan project penelitian, membuat makalah serta mempresentasikan hasil dari
karya yang kita buat dalam waktu 1 pekan. Karena waktu yang diberikan begitu singkat
sehingga kami para peserta harus mempergunakan waktu sebaik mungkin hingga hari
dimana kami mempresentasikan karya kami. Meskipun waktu yang diberikan tidak
banyak tetapi hal ini lah yang membuat saya belajar bagaimana cara memanfaatkan
waktu sebaik mungkin, fokus dan tidak putus asa. Setelah mengikuti PIS saya dan
seorang teman saya mencoba mengikuti ISPO 2020 yang pada saat itu saya berada
dibangku kelas XI semester 1. Persiapan selama berbulan-bulan yang kami lakukan dapat
dikatakan sudah matang dan kami yakin karya yang kami kirim bisa masuk menjadi
finalis. Namun ternyata tuhan berkehendak lain, tangis pecah ketika kami tahu bahwa
karya tim kami tidak masuk kedalam daftar finalis ISPO 2020. Rasa sedih begitu
mendalam ketika mengingat perjuangan dan lelah yang kami dapatkan tidak setimpal.
Terlebih lagi rasa tidak nyaman kepada orang tua yang selalu mendukung kami dan
pembimbing yang dengan senang hati menyediakan tempat dan waktunya untuk
membimbing kami dari pagi hingga malam. Setelah saya dan teman tim saya sudah
merasa lebih tenang kami mencoba untuk mengikuti KOPSI 2020 dengan project lain.
Pada kompetisi ini saya dan tim Alhamdulillah lolos di tahap seleksi proposal dan
melanjutkan penelitian kami hingga full paper. Namun sekali lagi kami tidak lolospada
tahap finalis. Meskipun demikian, kami tidak pantang menyerah dan mencoba untuk
mengikuti kompetisi ISPO 2021.

Kompetisi ISPO 2021 merupakan kesempatan terakhir bagi saya dan tim saya. Sebab
saat itu kami berada di bangku kelas XII semester 1. Selain fokus mengerjakan project,
saya juga harus fokus untuk mempersiapkan diri dalam mengikuti program seleksi
perguruan tinggi. Untuk bisa mengimbangi waktu antara mengerjakan project penelitian,
mengikuti kegiatan belajar dan mengajar di sekolah serta mempersiapkan diri dalam
mengikuti program seleksi perguruan tinggi bukanlah hal yang mudah terlebih lagi dalam
masa pandemi sepeti ini. Tetapi karena saya yakin bahwa saya bisa melakukannya dan
dikelilingi oleh orang-orang yang mendukung saya, maka saya bisa menjalankannya.
Alhamdulillah ketika tiba saatnya pengumuman finalis ISPO 2021 project tim saya
berhasil masuk sebagai finalis. Perjungan belum berhenti masih banyak yang harus
dipersiapkan hingga tiba waktunya untuk penjurian. Beban pikiran menjadi ringan setelah
melakukan tanya jawab dengan juri-juri yang hebat meskipun di kompetisi yang terakhir
ini belum bisa mendapakan medali. Namun saya dan teman saya bangga bisa berada
hingga di titik ini. Selain mengikuti lomba dibidang penelitian, saya juga turut
berpartisispasi pada kompetisi KSN-K 2020 tingkat kabupaten pada mata pelajaran
Biologi. Selain itu saya juga mengikuti lomba cerdas cermat perpustakaan 2020 tingkat
kabupaten dan meraih juara 2. Tak terasa waktu berlalu hingga tiba saatnya saya
mengikuti seleksi pertama untuk masuk ke perguruan tinggi melalui jalur SNMPTN.

SNMPTN adalah salah satu jalur masuk perguruan tinggi tanpa melalui tes. Akan
tetapi pada jalur ini peserta diseleksi berdasarkan nilai dan prestasi yang diraihnya selama
ia berada di bangku SMA. Melalui jalur seleksi SNMPTN saya memilih Universitas
Hasanuddin dengan program pendidikan kedokteran gigi untuk melanjutkan pendidikan
saya. Rasa khawatir dan gugup tercamuk dalam diri saya selama menunggu pengumuman
hasil seleksi ini. Meskipun demikian saya yakin apa pun hasilnya itulah yang terbaik
untuk saya sebab saya sudah berusaha dengan maksimal dan terus berdoa kepada Allah
SWT agar diberikan kemudahan dan kelancaran disetiap langkah saya. Hingga akhirnya
hari pengumuman tiba. Tangis haru pecah ketika kotak biru dan ucapan selamat
terpampang jelas di layar leptop saya. Alhamdulillah segala usaha yang saya lakukan
terbayarkan dengan melanjutkan pendidikan di kampus dan jurusan impian saya.

Selain karena minat dengan program pendidikan ini saya juga sangat ingin ikut
berpartisipasi dalam membantu pemerintah meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui
bidang yang saya tekuni. Saya sadar bahwa masih banyak masyarakat yang belum tahu
tentang pentingnya menjaga kesehatan khususnya kesehatan mulut padahal mulut
merupakan tempat pertama yang dilalui oleh makanan. Selain itu fenomena tukang gigi
juga banyak merebak di masyarakat. Masih banyak masyarakat yang berbondong-
bondong pergi ke tempat ini untuk melakukan pemasangan behel atau gigi tiruan tanpa
didasari pengetahuan ilmu dan pendidikan kedokteran gigi. Bukan hanya satu atau dua
orang saja yang menjadi korban tetapi sudah banyak masyarakat yang menderita akibat
ulah dokter illegal ini. Stigma masyarakat tentang mahalnya biaya pelayanan dokter gigi
membuat mereka lebih memilih untuk pergi ke tukang gigi yang menawarkan harga
relatif murah. Padahal tindakan sederhana seperti penambalan gigi masih bisa didapatkan
secara gratis di puskesmas atau klinik keluarga. Pelayanan pembersihan karang gigi dan
tindakan lainnnya pun masih bisa didapatkan dengan harga terjakau dibandingkan dengan
tukang gigi.

Minimnya pengetahuan tentang paradigma kesehatan yang sebenarnya membuat


sebagian masyarakat masih lebih mempercayai ilmu kesehatan dari nenek moyang
mereka secara turun temurun. Maka di sinilah peran mahasiswa terutama di bidang
kesehatan dalam membantu masyarakat mengubah stigma tersebut. Mahasiswa dapat
menyelenggarakan penyuluhan tentang ilmu kesehatan terutama kesehatan gigi dan mulut
yang dikemas secara kreatif, inovatif dan dapat diterima oleh masyarakat yang masih
awam tentang pentingnya menjaga kesehatan terutama pada kesehatan gigi dan mulut.
Sehingga masyarakat antusias dalam mengikuti program kegiatan ini. Selain itu
penyuluhan ini dapat disosialisasikan kepada anak- anak di bawah umur terutama yang
masih mengenyam pendidikan di bangku sekolah dasar agar dapat mengetahui tentang
pentingnya menjaga kesehatan mulut sejak dini. Saya dan mahasiswa kesehatan lainnya
sangat berharap dapat membantu masyarakat tentang paradigma ilmu kesehatan yang
sebenarnya. Sebagai mahasiswa kedokteran gigi pendidikan bukan hanya sebatas ilmu
kedoktern saja akan tetapi dibutuhkan kemampuan bersosialisasi agar dapat berbaur
dengan masyarakat melalui pendekatan studi lapangan sehingga ilmu yang diperoleh
dapat dibagikan kepada masyarakat.

Untuk menjadi generasi unggul tentunya dibutuhkan orang-orang yang berkualitas yang
dapat menjadi kebanggaan bangsa Indonesia

Anda mungkin juga menyukai