Anda di halaman 1dari 3

Aku Generasi Unggul Kebanggaan Bangsa Indonesia

Penulisan esai yang berjudul “ Aku Generasi Unggul Kebanggaan Bangsa Indoneesia ”
ini bertujuan untuk pemenuhan syarat pengajuan beasiswa unggulan kemdikbud tahun 2019.
Saya mengawali esai ini dengan memperkenalkan diri saya terlebih dahulu, nama saya Inayah
Helmy anak pertama dari dua bersaudara, saya terlahir di Jakarta pada tanggal 1 Februari
2000. Saat ini saya sedang menimba ilmu hubungan internasional S-1 di Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta (angkatan 2018) yang merupakan sebuah
perguruan tinggi negeri di Indonesia.

Saya sangat bersyukur dapat kuliah di tahun pertama saya setelah lulus SMA, karena
nyatanya masih banyak orang yang belum bisa meneruskan studi di perguruan tinggi baik karena
belum memiliki kesempatan, maupun karena kondisi-kondisi yang lain. Untuk bisa lulus seleksi
di kampus perguruan tinggi negeri ini bisa dibilang lumayan sulit karena ketatnya seleksi dan
banyaknya peminat untuk mendaftar di PTN ini . Tapi untuk bisa sampai berada di kampus
sekarang ini tidaklah mudah. Sebelumnya saya telah berjuang di berbagai seleksi masuk PTN
seperti SNMPTN dan dari hasil perjuangan saya melalui pendaftaran SNMPTN diterima oleh
PTN Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta.

Bisa dibilang saya terlalu ambisi untuk bisa kuliah di perguruan tinggi negeri, hingga
akhirnya saya mendapatkan nya di perguruan tinggi negeri . Dan benar saja, ternyata rezeki dan
jalan hidup saya di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta. Alhamdulillah ketika
saya melihat penguman dan masuk seleksi saya sangat bersyukur karena apa yang saya inginkan
tercapai. Semangat saya dalam kuliah, karena niat saya adalah belajar dan mengembangkan
minat saya di dunia Hubungan Internasional, apalagi UPNVJ memberikan fasilitas yang sangat
mendukung bagi saya dalam menuntut ilmu hubungan internasional.

Kuliah bagi saya bukan hanya untuk mendapatkan gelar dan memudahkan dalam mencari
pekerjaan. Lebih jauh dan lebih utama dari itu, kuliah bagi saya adalah jalan menuntut ilmu yang
merupakan sunnatullah sebagai seorang muslim. Seperti apa yang telah disabdakan oleh sosok
panutan umat manusia yakni Rasulullah SAW, bahwasanya “Barang siapa yang menghendaki
kehidupan dunia maka wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa yang menghendaki
kehidupan Akhirat, maka wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa menghendaki keduanya
maka wajib baginya memiliki ilmu” (HR. Turmudzi).

Dari hadis tersebut meyakinkan saya, jika seseorang sudah memiliki ilmu tak perlu risau
akan kehidupan di akhirat, tak perlu risau pula akan kehidupan di dunia, apalagi hanya sekedar
mendapatkan pekerjaan.

Di negeri ini, orang yang cerdas bisa dikatakan banyak, tapi yang cerdas dan peduli terhadap
bangsa tidak demikian. Padahal Rasulullah mengatakan bahwa,

“Sebaik Baik Manusia Adalah Yang Paling Bermanfaat Bagi Orang Lain” (Hadits Riwayat ath-
Thabrani, Al-Mu’jam al-Ausath).

Dari hadis dan kenyataan itulah saya menaruh harapan kepada diri saya pribadi, bahwasanya
kelak suatu saat saya harus memberikan manfaat kepada orang lain dari penerapan ilmu yang
sedang saya pelajari saat ini.

Oleh karena itulah ketika saya berada di penghujung masa putih abu, saya benar-benar
memperhatikan passion apa sebenarnya yang telah tuhan titipkan ke dalam diri saya. Karena
saya yakin, bila seseorang mengerjakan apa yang dia senangi, maka apapun akan dia kerjakan
secara maksimal. Bila jurusan yang diambil saja tidak disenangi, bagaimana bisa dia membangun
motivasi belajar dengan baik? Bagaimana bisa dia bertahan karena di depan pasti banyak
tantangan dan hambatan? Tentu alasan yang paling mungkin untuk bisa menguatkan hal itu
adalah passion nya sendiri, maka itulah pentingnya menemukan passion pada diri seseorang dan
menyalurkannya.

Selain saya merasa nyaman di dunia hubungan internasional ini, saya juga memiliki alasan
lain mengapa memutuskan untuk terjun di dunia ini. Hubungan internasional merupakan salah
satu tolak ukur kemajuan suatu negara dalam berdiplomasi . Bila negara itu maju dalam
berdiplomasi, salah satu faktor pendorongnya komunikatif yang baik terhadap negara yang akan
diajak kerjasama dan diplomasi yang baik serta negosiasi yang akan menghasilkan keuntungan
bagi negara kita ini . Oleh karena nya dari factor yang disebut tadi dapat meratakan keadilan dan
kemakmuran serta dikenal nya negara Indonesia ini di kancah internasional.
Sayangnya mayoritas bangsa Indonesia masih memiliki perilaku konsumtif yang dapat
menyumbang terhadap depresiasi nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing seperti dollar ,
terutama konsumsi produk impor. Sehingga hal ini menjadi faktor pendorong
melemahnya rupiah terhadap mata uang asing seperti dollar. Oleh karena itu prilaku konsumtif
dapat menghambat lancarnya perekonomian negara. Maka sebagai generasi muda, sudah
sepatutnya mulai memupuk semangat dalam berkarya, berhenti menjadi penikmat, kemudian
lakukan inovasi yang dibekali ilmu dan attitude yang baik. Dan saya sedang membangun visi
untuk itu, untuk bagaimana menjadi bagian kecil dalam memajukan ekonomi dan politik di
Indonesia.

Berbicara mengenai dunia Hubungan Internasional tentu sangatlah luas, tak bisa seseorang
menguasai seluruh sub bidang yang ada sekaligus. Oleh karena itu saya memutuskan mengambil
konsentrasi di program studi Ekonomi dan Politik Internasional nantinya pada saat penjurusan .
Ekonomi dan politik tentunya dibutuhkan oleh setiap orang dan negara. Sehingga perlu adanya.
Di sinilah peran anak hubungan internasional , bagaimana menciptakan hubungan yang baik di
negara sendiri dan negara lain sehingga dapat saling menjalin hubungan yang harmonis dan tidak
melakukan invasi ekonomi dan spionasi politik . Informasi di era 4.0 ini boleh jadi sudah bisa
bertukar dengan sangat cepat, tapi bila ditanya apakah informasi yang di dapat tersebut sudah
valid? Sebagai contoh perang dagang yang dilakukan antara cina vs amerika yang berdampak di
seluruh negara termasuk indonesia ? serta solusi yang seperti apa digunakan dalam
menyelesaikan kasus ini? Mungkin jawabannya belum demikian. Dari pertanyaan dan jawaban
itulah saya merasa tertantang hingga memutuskan untuk mengambil program studi ini.

Rasanya terlalu sulit jika saya mengatakan “Aku adalah generasi unggul kebanggaan bangsa
Indonesia” tapi kalimat tersebut mengandung motivasi yang luar biasa untuk bagaimana saya
harus berkontribusi bagi bangsa ini. Dan tentunya dengan kapasitas yang saya miliki, dengan
cara saya sendiri, dan dengan membawa ilmu yang saat ini sedang saya pelajari saat ini yang
nantinya akan saya amalkan kepada masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai