Sewaktu kecil saya lahir di kota kecil di Palembang, Lahat. Ketika usia saya menginjak 7
tahun, ayah saya dinas ke Bandung sehingga saya dan keluarga saya harus pindah ke
Bandung. Saya melanjutkan sekolah saya di Bandung. Setiap 2 tahun sekali atau ketika ada
uang, saya dan keluarga saya menyempatkan diri untuk pulang ke Palembang. Ketika saya
sudah duduk di bangku SMA saya sering melihat banyak pertambangan di sekitar daerah
Palembang. Awalnya, saya hanya penasaran apakah pertambangan. Seiring dengan
berjalannya waktu saya menjadi tertarik untuk mengetahui lebih tentang pertambangan.
Ditambah lagi dengan cerita dari paman saya yang bekerja di suatu perusahaan
perminyakan dan pertambangan, semakin membuat saya tertarik untuk memperdalam ilmu
saya tentang pertambangan dan perminyakan.
Ketika saya sudah menginjakkan kaki saya di kelas 12, saya mulai mencari tahu sedikit
demi sedikit tentang pertambangan sampai akhirnya saya mengetahui bahwa ada fakultas
yang berhubungan dengan pertambangan dan perminyakan. Sejak saat itu saya bertekad
untuk berusaha masuk ke FTTM di ITB. Dan bercita-cita untuk masuk ke jurusan
perminyakan dengan harapan menjadi orang yang sukses dan dapat membuat orang tua,
kakak, dan adik-adik saya bahagia.
Saat itu ada pengumuman bahwa ITB menerima jalur undangan dengan melihat progress
pembelajaran selama beberapa semester. Syukurlah, saya dapat diterima di jalur undangan.
Saya memilih fakultas impian saya FTTM dan FITB. Ketika pengumuman hasil undangan
diumumkan saya merasa sangat kecewa dan sedih mengetahui bahwa saya tidak diterima
di FTTM melainkan di FITB. Ibu saya memberikan saya semangat, mendukung saya untuk
tetap melanjutkan mimpi saya melalui FITB.
Saya menjalani hari-hari saya di FITB dengan berlapang dada. Awalnya mungkin terasa
membingungkan dengan jurusan-jurusan yang ada di sana. Pada kuesioner yang pertama
saya mengisi jurusan seperti apa yang teman-teman saya isi yaitu gelogi-geodesioseanografi-meteorologi. Saya masih merasa buta tentang jurusan-jurusan yang ada disana.
Pada kuesioner kedua saya memilih geodesi-geologi-oseanografi-meteorologi dengan
sedikit informasi dari kakak tingkat tentang geodesi. Sebelum penjurusan, diadakan tour
lab yang memperkenalkan tentang masing-masng jurusan yang terdapat di FITB. Ketika
sampai di pengenalan jurusan Teknik Geodesi dan Geomatika saya merasa sangat tertarik
dengan alat-alat yang terdapat disana. Alat yang pertama kali saya ingat adalah theodolite,
alat yang digunakan untuk mengukur sudut antara dua titik. Saat itu saya merasa sangat
senang dan memutuskan untuk memilih Teknik Geodesi dan Geomatik. Saya berkeinginan
untuk mengetahui lebih lanjut apa itu Teknik Geodesi dan Geomatika. Banyak yang ingin
saya ketahui ketika masuk jurusan geodesi dan geomatika apa saja yang akan saya lakukan
ketika saya berada di jurusan itu, bagaimana saya membuat peta, pekerjaan apakah nanti
yang akan saya lakukan apabila saya sudah lulus dari sarjana Teknik Geodesi dan
Geomatika.
Teman saya memberitahu saya bahwa beasiswa Karya Salemba Empat merupakan
beasiswa yang tidak menggunakan IP/IPK sebagai syarat pengajuan beasiswa. Selama ini
saya ingin mengajukan beasiswa tetapi tidak bisa dikarenakan IP/IPK saya yang belum
mencukupi target yang diminta. Saya selalu berusaha meningkatkan nilai-nilai saya agar
saya dapat mengajukan beasiswa tetapi belum bisa saya lakukan.
Begitu mendengar kabar tersebut dari teman saya, saya segera mengurus berkas-berkas
yang dibutuhkan. Memang saya mendapatkan informasi tersebut agak telat pada tanggal
22 April, tetapi karena saya sangat membutuhkan beasiswa tersebut, saya segera mengurus
berkas-berkas yang dibutuhkan. Memang sempat ada kendala karena saya tidak
mempunyai rekening bank kemudian ayah saya menyarankan untuk menggunakan uang
tabungan beliau sebagai setoran awal untuk membuka rekening. Syukurlah semua berkas
yag dibutuhkan sudah terpenuhi.
Saya memang belum banyak mendengar tentang beasiswa Karya Empat Salemba tetapi
saya menaruh harapan besar pada yayasan ini, saya berharap saya dapat menerima
beasiswa dari Karya Salemba Empat.
Selain itu, saya juga masih berusaha mencari cara untuk dapat meringankan beban orang
tua saya dengan melakukan penjualan online. Walaupun penjualan yang sebelumnya tidak
berjalan lancar saya akan terus mencoba. Sempat terpikir oleh saya untuk menjual
makanan tetapi hal tersebut sulit dilakukan mengingat bahwa saya memegang tanggung
jawab sebagai ketua divisi dana usaha kemah kerja sehingga saya harus fokus
mengumpulkan uang untuk mata kuliah tersebut. Hal tersebut tidak membuat saya lantas
berhenti, saya akan terus berusah melakukan penjualan online yang saya yakini akan
menghasilkan keuntungan yang cukup untuk menutupi kekurangan pengeluaran keuarga
saya.
Walaupun adanya beasiswa dari Karya Salemba Empat, saya masih tetap berusaha untuk
meningkatkan nilai saya semester ini dan semester ke depannya supaya saya dapat
mengajukan beasiswa yang lain dan dapat membantu meringankan beban orang tua saya
soal biaya kuliah saya.