Perjalanan saya masuk menjadi bagian dari keluarga besar FMIPA Universtitas
Indonesia tidak semudah membalikkan telapak tangan. Kisah perjuangan saya dimulai
dari semenjak saya menginjakan kaki saya di bangku SMA, sejak kelas 10 saya mulai
menggiati pembelajaran di sekolah maupun di rumah, karena tujuan utama saya adalah
masuk ke universitas yang saya inginkan melalui jalur SNMPTN atau jalur rapot.
Semua cara mulai dari tekun dalam pembelajaran di sekolah hingga belajar materi
sekolah secara mandiri di rumah, saya lakukan untuk menggapai hal tersebut. Semua
berjalan lancar hingga akhirnya dunia dikejutkan dengan adanya pandemi COVID-19
yang menghambat seluruh aktivitas manusia, salah satunya dalam bidang pendidikan.
Sampai tiba di bangku kelas 12, waktu dimana kesempatan untuk belajar
semakin sedikit. Sejak itu saya mulai mengikuti bimbingan belajar diluar sekolah yang
dapat membantu saya untuk meneruskan pembelajaran ke tingkat yang lebih serius.
Disaat itu hari-hari terasa berbeda dibandingkan dua tahun sebelumnya disebabkan oleh
tekanan belajar dan waktu yang sudah tidak lama lagi. Hingga sampai pada waktu
pengumuman hasil SNMPTN atau penerimanaan melalui jalur rapot, pada saat itu saya
begitu berharap untuk dapat keterima supaya dapat membayar jerih payah saya selama
ini walaupun alumni dari sekolah saya tidak begitu banyak yang diterima. Akhirnya
hasil pun keluar dengan hasil yang kurang menyenangkan hati, saya harus menerima
kenyataan bahwa mungkin belum rezekinya saya keterima melalui jalur rapot. Disaat
setelah itu, saya mulai pesimis mengenai impian saya untuk masuk ke universitas yang
saya inginkan. Namun, saya dibangkitkan oleh orang disekitar saya, seperti teman dan
keluarga yang mengingatkan bahwa ini bukanlah akhir dari sebuah perjuangan.
Pada saat itu, akhirnya saya mulai bangkit kembali untuk mengejar impian saya,
karena saya percaya bahwa proses tidak akan pernah mengkhianati hasil. Saya berharap
ketika saya nanti diterima di universitas yang saya inginkan, saya ingin menjadi
mahasiswa yang turut aktif dalam berbagai kegiatan di kampus, mengejar prestasi yang
dapat diraih sebanyak-banyaknya, dan mempunyai relasi seluas-luasnya. Tibalah saat
saya mengikuti ujian SBMPTN yang merupakan salah satu ujian penentu bagi saya
untuk masuk ke universitas, karena saya sudah berusaha untuk belajar semaksimal
mungkin untuk persiapan ujian ini. Namun, takdir berkata lain bahwa saya masih belum
diluluskan melalui jalur SBMPTN.
Hingga tersisa satu kali kesempatan lagi untuk masuk ke Universitas Indonesia
yaitu mengikuti ujian mandiri yang diadakan oleh universitas itu sendiri. Disaat itu saya
mulai sedikit pesimis disebabkan oleh jumlah peserta yang tidak sedikit dan ujian
tersebut dikenal sebagai salah satu ujian yang susah untuk lulus. Namun, saya harus
tetap yakin kepada diri saya sendiri bahwa saya akan masuk ke universitas yang saya
inginkan dalam upaya membalaskan jerih payah saya selama ini dan mencapai salah
satu prestasi terbesar yang dapat saya capai. Hingga akhirnya pengumuman hasil ujian
SIMAK pun keluar dan saya dinyatakan sebagai mahasiswa di Universitas Indonesia.
Perasaan saya saat itu sangat senang dan juga bangga terhadap diri sendiri akan prestasi
yang saya capai. Saya berharap perjalanan awal saya dalam menjadi mahasiswa dapat
membuahkan hasil yang baik dalam menempuh kesuksesan saya di jenjang karier.