Anda di halaman 1dari 2

Sebuah Perjuangan Yang Akan Selalu Terkenang

PKN STAN adalah tempat yang aku pilih untuk melanjutkan pendidikan setelah
lulus SMA yang memang aku idam-idamkan sejak masih SMA. Di sini aku belajar arti
kekeluargaan dan toleransi. Orang-orang dari berbagai macam suku dan kebudayaan
dari Sabang sampai Merauke ada di sini. Rasanya sangat bangga bisa bertemu dengan
mereka untuk menuntut ilmu bersama dan menjadi calon penggawa keuangan negara.

Namun, di balik semua itu, ada sebuah perjuangan yang akan selalu terkenang
untuk bisa menjadi mahasiswa di Kampus Ali Wardhana ini. Aku melewati berbagai
macam seleksi mulai dari tertulis, kejiwaan, kesehatan, hingga kebugaran. Semua
tahapan tes aku lalui dengan penuh semangat karena inilah keinginanku dari dulu. Di
samping itu, aku juga ingin membahagiakan kedua orang tua dan keluarga. Mengangkat
derajat kedua orang tua terutama. Mulai dari tes tertulis, aku merasa sangat optimis saat
itu karena aku memang benar-benar melakukan persiapan yang matang. Tak disangka
dan bersyukur saat semua tes tertulis lolos ambang batas dan cukup memuaskan.
Namun aku juga sangat sedih tatkala melihat teman-teman sesama pejuang di satu
ruangan menangis di depan layar komputer karena gagal melewati ambang batas.
Memang itulah perjuangan, pasti ada kegagalan yang pahit. Kemudian, saat tes
kesehatan dan kebugaran di Yogyakarta, satu hal yang menurutku paling terkenang
adalah di saat aku benar-benar sendiri berjuang tanpa keluarga yang mendampingi. Aku
melihat semua peserta yang lanjut tes ini didampingi anggota keluarganya. Namun, itu
bukanlah masalah bagiku. Karena justru itu aku benar-benar semangat. Alhamdulillah,
hasil tes kesehatan lolos dan tes kebugaran sangat memuaskan meskipun belum tahu
berapa. Dan setelah menunggu pengumuman, betapa kagetnya namaku ada di situ
berada di jurusan hijau. Ucapan demi ucapan mengalir dari teman-teman.
Alhamdulillah, terima kasih Ya Allah. Aku percaya perjuangan seberat apapun akan
menemukan keberhasilan. Kegagalan hanyalah bagian dari keberhasilan tersebut.
Percayalah.

Hingga sampai detik ini, aku sudah menjalani hampir empat semester penuh.
Tak terasa waktu berlalu sangat cepat. Banyak hal yang sudah aku dapatkan di sini
meskipun baru satu semester yang offline. Menjadi mahasiswa perantaun adalah salah
satunya. Aku berusaha beradaptasi di lingkungan yang baru. Menjadi mandiri dalam
semua hal. Namun, pandemi COVID membuat semua pembelajaran dilakukan secara
daring. Sebuah tantangan yang berat pada awalnya. Tapi seiring berjalannya waktu bisa
menjalaninya sampai sekarang. Ya semoga pandemi ini akan segera berakhir dan bisa
kembali lagi ke kampus.

Pembelajaran secara daring membuat pengalamanku sedikit. Hal ini yang aku
khawatirkan sampai sekarang. Jika nanti atau setahun lagi bekerja, aku sangat sedikit
pengalaman. Namun, aku mencoba mencari pengalaman berorganisasi di PKN STAN.
Aku menjadi bagian dari IMMSI sejak tingkat 1 sampai sekarang. Aku juga mendaftar
PKA sejak tingkat 1 namun belum diterima. Alhamdulillah tingkat 2 mendaftar lagi dan
diterima. Di sini aku bukan mencari uang beasiswa semata. Aku ingin mengasah
kemampuan softskill. Aku banyak belajar menjadi insan yang bertanggung jawab akan
tugas atau perintah dari PKA dalam rangka mengembangkan softskill tersebut. Salah
satunya menjadi panitia dalam workshop. Pengalaman pertama yang aku dapatkan
menjadi panitia dalam acara-acara di lingkungan PKN STAN. Selain menjadi panitia,
PKA rutin mengadakan webinar-webinar yang sangat menarik bagiku. Ada webinar
belajar menjadi investor muda, pandai berbahasa asing, dan sebagainya. Aku sangat
tertarik akan investasi ini karena setelah lulus nanti aku harus pandai mengalokasikan
penghasilanku. Uang memiliki nilai waktu. Semakin berjalannya waktu, nominal uang
akan selalu naik. Oleh karena itu, investasi akan menjaga nominal uang kita agar tidak
turun.

Kemudian, aku juga sangat tertarik segala hal tentang beasiswa ke luar negeri.
Aku memang berkeinginan bisa ke luar negeri melalui beasiswa. PKA memberikan
ruang bagiku untuk sharing dengan alumni PKN STAN yang bisa melanjutkan studi ke
luar negeri. Hal ini semakin memotivasiku untuk menyelesaikan pendidikan di PKN
STAN ini dengan baik. Terima kasih PKA PKN STAN….

Anda mungkin juga menyukai