Anda di halaman 1dari 2

HARAPAN AKAN MASA DEPAN

Dewi Juwita – 16120126

Saat ini saya sedang berkuliah di Sekolah Tinggi Manajemen Logistik Indonesia, yang
merupakan kampus dengan lulusan Sarjana Logistik pertama di Indonesia. Pada awalnya, tidak
pernah memiliki niatan untuk berkuliah di kampus ini, namun ternyata petunjuk yang diberikan
oleh Tuhan membawa saya untuk bertemu dengan kampus ini dan menjadi salah satu
mahasiswanya. Tahun 2020 saya memasuki kampus ini dengan sistem kuliah yang masih
online dikarenakan pandemi. Saat ini, perkuliahan telah memasuki tahun kedua, banyak mata
kuliah yang rasanya cukup asing dan pembahasan yang lebih kompleks dan mengerucut.
Terkadang hal ini membuat saya bertanya-tanya bisakah saya lulus dari STIMLOG dengan
memuaskan.

Pembelajaran yang tidak dibumbui dengan kegelisahan rasanya juga cukup hambar,
selama masih dalam batas wajar mungkin tak mengapa. Semester ini adalah fase dimana rasa
malas mulai lebih sering muncul, belum lagi sistem kuliah yang berganti dari online menjadi
offline cukup menguras tenaga lebih dari biasanya. Satu hal yang menjadi penguat adalah
harapan yang tergantung dalam pundak saya sebagai anak pertama sekaligus cucu pertama
perempuan. Dalam keluarga besar saat ini, belum ada yang menjadi seorang sarjana. Terkadang
hal itu menjadi beban, namun tatapan orangtua yang penuh harapan selalu memaksa menjadi
sebuah kekuatan.

Empat tahun itu cepat jika kita melihatnya dari masa depan, namun lambat jika
menjalaninya secara langsung. Tapi setiap harinya harus selalu dilewati, pasti dan akan terjadi.
Semua orang memiliki harapan dan cita-cita, begitu pula saya. Dua tahun kebelakang cita-cita
saya tak pernah berubah selama enam tahun, yaitu menjadi arkeolog. Namun, setelah belajar
di STIMLOG selama dua tahun, saya cukup bimbang dengan akan jadi apa saya dimasa depan.

Setelah lulus dari STIMLOG, saya harap saya dapat melanjutkan kuliah S2 di luar
negeri dengan jurusan kuliah di bidang logistik maupun bidang arkeologi. Selama perkuliahan
nanti saya harap saya dapat membiayai pendidikan saya secara mandiri dari hasil keringat saya
sendiri. Bekerja menjadi freelance, part time, atau bahkan pekerja tetap di sebuah perusahaan.
Dimanapun saya bekerja nanti, saya harap saya dapat membiayai kehidupan saya sendiri, dan
perlahan lepas dari pembiayaan oleh orangtua saya.
Setelah selesai menyelesaikan gelar magister, saya berkeinginan untuk bekerja dengan
jabatan yang lebih tinggi, dengan harapan uang yang saya dapat bisa menjadi modal untuk
membangun usaha sendiri. Jika memang sesuai dengan apa saya harapkan, saya ingin
membangun usaha di bidang logistik dengan harapan saya dapat berkontribusi setidaknya
dalam membangun logistik yang lebih baik di Indonesia. Selama itu pula, saya ingin
membahagiakan kedua orangtua saya dengan cara saya sendiri, membuat mereka bangga dan
bahagia. Selain itu saya juga ingin membiayai pendidikan adik saya sebelum saya harus
membiayai keluarga saya sendiri.

Jika memang saya nanti masih ada di dunia ini, saya harap saya dapat membangun
keluarga kecil yang bahagia. Mendapat partner hidup yang dapat membuat kehidupan saya
diwarnai oleh warna-warna kehidupan yang tak pernah saya lihat. Jika itu tak dapat terwujud,
maka saya harap saya dapat memberi warna pada kehidupan saya sendiri atau menjadi sebuah
warna untuk kehidupan orang lain, dengan begitu saya memiliki alasan untuk berjuang dengan
kehidupan. Di usia 26 saya harap saya memiliki apa yang ingin saya miliki.

Sebagai seorang manusia, yang saya miliki adalah harapan akan sesuatu yang dijalani
dengan niat, usaha dan doa. Namun, semua hal akan saya kembalikan kepada takdir kehidupan
yang telah ditetapkan. Saat ini, saya masih ada di tahun kedua butuh dua tahun lagi saya akan
menjadi lulusan dari STIMLOG dalam waktu itu saya akan berusaha keras dengan kemampuan
saya, saya harap untuk saat ini saya dapat menjalani setiap mata kuliah dengan baik,
mengerjakan setiap tugas dengan baik dan mendapat nilai yang baik. Saya yakin saya bisa.

Anda mungkin juga menyukai