Anda di halaman 1dari 6

Guru Hebat Menciptakan Generasi Yang Hebat Juga.

Anak-Anak Istimewa Juga Anak Anak Bangsa

Perkenalkan nama saya Sri Rahayu Ningsih, saya merupakan putri Minangkabau namun
lahir dikota Medan dan hidup bersama orangtua dan 4 saudara di kota Medan. Keluarga saya
merupakan keluarga yang sederhana. Orangtua memiliki 5 orang anak yang alhamdulillah kelima
anaknya semua dapat mengenyam pendidikan hingga sarjana. Sejak kecil orangtua saya
khususnya ibu saya sudah mendidik kami untuk mandiri, meskipun bapak saya hanya pegawai
swasta biasa, namun karena kemauan belajar yang tinggi akhirnya kami bisa menyelesaikan
sekolah hingga jenjang perguruan tinggi. Kami (anak dari orangtua saya) termasuk saya sejak
dari SD hingga perguruan tinggi menyelesaikan sekolah dengan menggunakan biaya beasiswa.
Biaya dari beasiswa tersebut sangat membantu saya menyelesaikan sekolah.

Saya mengenyam pendidikan tidaklah mudah, biaya sekolah dibantu oleh biaya beasiswa
namun saya tidak menutup diri ataupun malu. Sejak sekolah dasar saya sudah aktif ikut
organisasi-organisasi. Ditingkat SD saya ikut bergabung di organisasi Dokter Kecil, dan saya
merupakan duta Dokter Kecil untuk tingkat kecamatan Medan Marelan. Di tingkat SMP saya
bergabung menjadi Pasukan Pengibar Bendara (Paskibra) untuk upacara 17an tingkat sekolah,
saya juga aktif di organisai OSIS ( Organisasi Siswa Intern Sekolah), dan juga saya aktif di
organisasi musik pianika dan recorder. Setelah selesai SMP saya melanjutkan studi saya
dijenjang SMA dan saya memilih SMA 3 yang merupakan SMA favorit di bagian Rayon daerah
saya. Di SMA saya juga mendapat beasiswa namun beasiswa tersebut saya dapatkan di kelas 2
SMA. Saya mendapatkan beasiswa tersebut merupakan hasil dari kerja keras saya untuk
memperoleh nilai yang baik sehingga bisa mendapatkan beasiswa, oleh sebab itu saya merasa
bangga dengan beasiswa yang saya peroleh. Selama dibangku SMA saya juga aktif berorganisasi
diantaranya OSIS dan PMR ( Palang Merah Remaja). Keaktifan saya berorganisasi tidak
berhenti sampai di SMA saja namun diperguruan tinggi saya juga aktif berorganisasi. Saya
mengikuti organisasi dibidang agama yaitu IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah) dan juga
saya aktif di organisasi kemahasiwaan yaitu HMJ ( Himpunan Mahasiswa Jurusan) Matematika
sebagai sekretaris. Organisasi-organisasi yang saya ikuti banyak memberi saya pelajaran yang
berguna bagi diri saya diantarnya keberanian, kecakapan, kedispilinan, kejujuran dan masih
banyak hal positif yang dapat saya ambil dari organisasi.
Organisasi – organisasi yang saya ikuti tidak membuat prestasi saya rendah, namun
sebaliknya membuat saya semakin bersemangat belajar, ini bisa dilihat dari prestasi yang saya
raih diantaranya prestasi juara kelas di SD, SMP masih mendapatkan ranking namun tidak terus
menjadi juara kelas hanya di kelas 1 SMP yang masih menjadi juara kelas, di SMA saya
memperoleh prestasi menjadi ranking 2 dikelas sampai saya lulus SMA.Menjalani studi
diperguruan tinggi saya juga masih bisa mempertahankan prestasi belajar saya, hal ini terbukti
ketika saya selesai saya merupakan mahasiswa terbaik keempat sefakultas, dimana saat itu
fakultas yang saya pilih yaitu FMIPA memiliki 4 jurusan diantaranya jurusan matematika,
jurusan biologi, jurusan fisika dan jurusan kimia.

Selama saya menjalankan studi diperguruan tinggi, saya tidak hanya mengandalkan
beasiswa namun saya juga sudah mulai mencari nafkah sendiri dengan bekerja sebagai guru
honor di sekolah swasta. Saya selalu mengingat pesan dari almarhumah ibu saya ( ketika saya
duduk disemester 2 dibangku perkuliahan, ibu saya meninggal dunia) untuk menjadi anak yang
mandiri dan kuat,olehkarena itu saya mencoba untuk bekerja sambal kuliah. Alhamdulillah
pekerjaan yang saya ambil selain mendapat honor saya juga mendapat ilmu yang bisa membantu
saya dalam perkuliahan. Saya mengambil jurusan Pendidikan matematika dan saya bekerja
sebagai guru bantu (honor) bidang studi matematika disalah satu sekolah swasta di kota Medan.
Saya mendapatkan pekerjaan sebagai guru juga dari rekomendasi organisasi saya Ketika itu yaitu
IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiya). Sejalan dengan tulisan saya diatas, berorganisasi itu
merupakan kegiatan yang positif bagi saya, selain mendapatkan ilmu juga mendapatkan banyak
relasi-relasi. Relasi-relasi yang saya dapatkan dari IMM inilah saya bisa memperoleh pekerjaan
sambil kuliah. Saya menyelesaikan studi S1 tepat 9 semester, saat saya lulus salah satu dosen
saya menawarkan saya untuk melanjutkan S2 menggunakan beasiswa ke Malaysia. Saya sangat
senang menerima tawaran tersebut dikarenakan tidak semua mahasiswa yang mendapatkan
rekomendasi dari dosen untuk melanjutkan S2 ke luar negeri, namun sangat disayangkan
orangtua saya yang saat itu hanya bapak saya tidak mengijinkan saya untuk menerima tawaran
S2 tersebut. Alasan dari orangtua saya mengenai gender, karena pemikiran dari orangtua saya
bahwa tidak baik wanita sendiri kuliah jauh apalagi diluarnegeri, tidak ad saudara dan hal2
negatif yang akan terjadi kalau saya menerima beasiswa di luar negeri. Saya sangat sedih dengan
keputusan orangtua saya, namun saya tidak larut dengan kesedihan karena saya berpikir
keputusana orangtua saya itu terbaik buat saya saat itu.
Selesai kuliah S1 saya bekerja sebagai guru honor dibeberapa sekolah swasta. Menjadi seorang
guru saya juga aktif mengikuti organisasi keguruan diantarnya saya ikut bergabung di MGMP
matematika sekecamatan medan marelan. Saya menjabat sebagai sekretaris umum diorganisai
MGMP tersebut. Selama saya menjadi guru di Medan Marelan saya pernah mendapatkan juara 2
sebagai guru berprestasi sekecamatan Medan Marelan, satu kebanggan buat saya dan sekolah
saya.Satu tahun kemudian saya hijrah kekota Batam, saat itu saya hanya mencoba melamar lewat
online disalah satu sekolah internasional di Batam dan akhirnya alhamdulillah setelah menjalani
tes saya berhasil diterima disekolah tersebut. Saya saat itu melamar kerja online tidak hanya 1
tempat tetapi 3 tempat dan ketiganya saya diterima diantaranya Batam, Jakarta dan Selat
Panjang. Setelah bermusyawarah dengan orangtua akhirnya orangtua memberi saran untuk
memilih sekolah di Batam dengan alasan di Batam memiliki saudara dan saya bisa tinggal
dengan saudara saya, alasan senada dengan saat saya ingin studi S2 di Malaysia yaitu alasan
gender, bedanya di Batam saya memiliki keluarga sehingga saya tidak sendiri. Saya merasa
bersyukur karena saya dididik dengan kemandirian dan saya juga aktif berorganisasi sehingga
saya tidak terlalu berat menjalankan kehidupan ditempat yang baru dan jauh dari keluarga. Saya
bekerja di SMA Swasta Maetreyawira dimana sekolah tersebut merupakan sekolah yang
didominan oleh warga tionghoa, namun alhamdulillah saya bisa menjalani tugas saya sebagai
guru matematika dengan baik. Tahun kedua saya diSMA tersebut saya sudah menorehkan
penghargaan buat sekolah yaitu membawa anak didik saya mengikuti olimpiade matematika
tingkat kota Batam dan mendapat juara umum, dan ini berulang ditahun berikutnya. Ditahun
ketiga saya membawa anak saya bernama Mickail Tan yang saat ini merupakan alumni jurusan
teknnik di UGM untuk menghadiri undangan salah satu stasiun TV swasta diJakarta sebagai
siswa berprestasi mewakili Kepulauan Riau dimana dia memperoleh nilai UN tertinggi saat itu.

Tahun 2013 saya menikah dengan seorang lelaki asal Maluku Utara. Sebagai seorang istri
saya harus ikut bersama suami saya untuk tinggal bersama dan saat itu kami memilih Ternate
sebagai tempat tinggal kami, sejak saat itu saya tidak lagi mengajar di Batam. Di kota Ternate
saat itu saya belum bekerja seperti dulu sabagai guru, dikarenakan saat itu saya merawat anak
saya yang masih kecil. Tahun 2018 saya melanjutkan sekolah saya di Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Ternate. Tahun yang sama yaitu 2018 saya mencoba ikut ujian seleksi masuk
sebagai pegawai negeri sipil (PNS) dan alhmdulillah saya lolos ujian tersebut. Saya bekerja
sebagai guru matematika di SMP Negeri 25 Halmahera Barat. Selama saya mengajar banyak
hal-hal yang sangat signifikan berbeda dari saat saya mengajar di Batam. Tantangan yang saya
hadapi lebih besar dari sebelumnya. Motivasi belajar anak yang sangat rendah, metode mengajar
beberapa guru yang kurang kompeten, ini dapat dilihat dari penggunaan metode mengajar, masih
banyak guru menggunakan metode lama tanpa ada inovasi, mengajar tanpa mengenal psikologi
anak, apakah anak tersebut masuk dengan metode mengajar visual, auditorik atau kinestatik,
fasilitas sekolah yang kurang memadai, manajemen sekolah yang masih rendah.Pengamatan
yang saya lihat selama menjadi guru inilah yang menjadi motivasi saya untuk mempelajari lebih
dalam dibidang manajemen pendidikan. Ilmu manajemen pendidikan sangatlah diperlukan
didunia pendidikan karena manajemen pendidikan melingkupi seluruh aspek pendidikan baik itu
pengajar, peserta didik, kurikulum, fasilitas sekolah,sampai pemerintah daerah bidang
Pendidikan. Banyak hal yang ingin saya tanyakan apabila saya menjadi mahasiswa S3 jurusan
manajemen pendidikan, salah satunya mengenai kurikulum sekarang dengan kondisi daerah
saya, bagaimana memotivasi teman-teman guru untuk mengajar dengan inovasi dan masih
banyak lain terkait juga kebijakan-kebijakan pemerintah daerah terkait pendidikan. Berdasarkan
pengamatan saya untuk seorang guru didaerah saya sangat jarang sekali menempuh Pendidikan
sampai S3. Halmahera Barat dimana tempat saya bekerja, para gurunya masih mengenyam
pendidikan S1 dan ada beberapa yang sudah mengenyam Pendidikan S2, namun saya belum
mendengar kalau ada guru yang berijasah S3. Saya berpikir apakah S3 itu hanya diperuntukkan
untuk para dosen saja, karena yang saya lihat didaerah saya ketika sudah selesai S3 biasanya
akan beralih menjadi seorang dosen, padahal yang saya pikir seorang guru juga harus memiliki
pendidikan yang tinggi agar dapat membangun sekolah-sekolah dengan manajemen yang baik.
Awalnya saya minder untuk mengambil beasiswa S3 ini karena saya hanya seorang guru, namun
dorongan keluarga dan teman-teman meyakinkan saya untuk mencoba beasiswa ini.

Apabila saya bisa mendapatkan beasiswa dan melanjutkan studi S3 saya ingin
mendorong teman-teman saya untuk bisa seperti saya melanjutkan S3 dengan beasiswa agar
Halmahera Barat memiliki guru-guru yang berpendidikan tinggi sehingga kelak bersama-sama
bisa menyalurkan pemikiran-pemikiran yang cemerlang untuk kemajuan pendidikan di
Halmahera Barat khususnya dan Maluku Utara umumnya. Bagi teman saya yang masih berijazah
S1 bisa melanjutkan S2 dengan beasiswa juga. Setelah saya selesai melanjutkan S3 saya ingin
mengaplikasikan ilmu yang saya dapat selama kuliah didaerah saya. Saya akan berkoordinasi
terlebih dahulu dengan pemerintah daerah saya terkait kemajuan pendidikan daerah saya.
Rencana kedepan saya adalah membangun sekolah-sekolah inklusi dengan baik, karena anak-
anak istimewa yang berbeda dengan anak-anak pada umumnya (gejala Autis, Anak ADHD, anak
Hiperaktif, anak Speachdelay) sebenarnya adalah anak-anak yang cerdas sehingga layak
bersekolah disekolah umum. Menurut pengamatan saya di Halmahera Barat sendiri masih sangat
sedikit sekolah inklusi, untuk tingkat SD 1 sekolah, SMP 1 sekolah, padahal banyak siswa –
siswa istimewa diluar yang patut bersekolah disekolah inklusi. Pengamatan yang saya lakukan
juga mendapatkan beberapa informasi terkait sekolah inklusi diantaranya tidak adanya guru
pendamping untuk siswa inklusi sendiri. Rencana saya setelah selesai studi saya akan
mengembangkan ilmu saya mengenai sekolah inklusi dengan memajukan sekolah-sekolah
inklusi agar lebih baik slah satunya saya akan mengadakan pelatihan khusus untuk guru-guru
pendamping dan pelatihan khusus kepala sekolah dan wakil kurikulum terkait sekolah inklusi,
namun semua ini juga sebelumnya sudah koordinasi dengan dinas Pendidikan Halmahera Barat
sendiri.

Saya sangat berharap kelak Maluku Utara memiliki sekolah- sekolah inklusi yang
menghasilkan siswa-siswa istimewa yang berprestasi, karena saya yakin siswa-siswa istimewa
tersebut memiliki bakat tersendiri. Saya juga berharap kedepan guru-guru Halmahera Barat
khususnya dan Maluku Utara Umumnya memiliki skill dalam mengajar anak istimewa tersebut
sehingga menjadi guru yang handal dan mudah-mudahan bisa menjadi contoh untuk sekolah-
sekolah diluar Maluku Utara. Terkait rencana saya inilah yang memotivasi saya untuk kelak
mengambil proposal yang berkaitan erat dengan sekolah inklusi.

Saya ingin menceritakan sedikit pengalaman saya mengenai anak istimewa untuk
memperkuat alasan saya memajukan sekolah inklusi. Saya merupakan salah satu orangtua yang
memiliki anak istimewa. Zhafran maulana, anak kedua saya didagnosis sebagai anak ADHD,
umur 7 tahun dan sekarang akan memasuki sekolah dasar SD. Saya berkeingina memasukan
anak saya kesekolah inklusi karena memang anak saya berbeda dengan anak pada umunya,
namun sungguh sulit mendapatkan sekolah inklusi yang benar- benar menerapkan kurikulum
untuk sekolah inklusi. Ternate tempat domisili saya sekarang untuk tingkat SD hanya 1 yang
terdaftar dinas sebagai sekolah inklusi, namun Ketika saya melihat dan mengamati disekolah
inklusi tersebut belum memiliki guru pendamping untuk anak-anak istimewa sehingga anak-anak
tersebut dibiarkan belajar sendiri. Saya merasa iri melihat sekolah inklusi di Jawa (Malang) yang
sarana penunjangnya sangat bagus. Saya berpikir kenapa kita di Maluku Utara tidak bisa seperti
itu. Ini PR buat instansi Pendidikan terkait untuk menjawab pertanyaan itu.

Singkat cerita yang saya ingin sampaikan adalah anak- anak Indonesia merupakan anak-
anak bangsa yang harus kita ajar karena kelak mereka yang akan membangun negara kita
menjadi negara lebih baik. Anak- anak bangs akita bukan hanya anak-anak yang umum ( yang
normal) namun ada anak-anak yang memiliki keistimewaan tersendiri yang berhak akan
Pendidikan juga. Kelak kedepan tidak menutup kemungkinan anak-anak istimewa tersebut yang
akan memberi kebanggan buat Indonesia. Anak-anak istimewa ini sudah banyak contoh yang
dapat kita lihat menjadi orang-orang hebat dunia mulai dari ilmuwan sampai olahragawan
diantaranya Albert Einstein (divonis ADHD pada usia 3 tahun, namun beliau merupaka tokoh
ilmuwan yang banyak menghasilkan penemuan-penemuan ilmiah), Michael Phelps (perenang
handala dunia), Agatha Christie ( penulis terlaris), Michael Jordan (pembasket handal),Richard
Branson ( divonis Disleksia, namun beliau memiliki bakat bisnis yang luar biasa), Tom Cruise
(divonis Disleksia, merupakn actor termahal dan paling berpengaruh di industry film), dan masih
banyak lagi tokoh-tokoh yang dulunya merupakan anak-anak istimewa.

Anda mungkin juga menyukai