Anda di halaman 1dari 2

TERDIDIK UNTUK MENJADI PENDIDIK DAN PENELITI

Nama saya adalah Sri Royani. Saya biasa dipanggil Sri oleh keluarga saya dan teman-
teman saya. Saya lahir di Tasikmalaya pada tanggal 12 Februari 1992. Saya adalah anak pertama
dari 3 bersaudara. Ayah saya bernama Drs. Bahrul Holis, M.M.Pd.. Beliau adalah seorang guru
di salah satu SMA negeri di Kota Tasikmalaya. Sedangkan ibu saya bernama Anang Karmilah.
Beliau adalah seorang guru SD di salah satu SD negeri di Kabupaten Tasikmalaya.
Saya mulai memasuki dunia pendidikan pada tahun 1996, di usia saya yang ke 4 tahun.
Saya memulai jenjang pendidikan di TK Islam Al-Ikhlas Kabupaten Tasikmalaya selama
setahun, kemudian kembali melanjutkan ke TK Murni Asih selama setahun. Sekolah Dasar saya
tempuh di SDN 1 Cintaraja dan lulus tahun 2004, SMP ditempuh di SMPN 1 Singaparna dan
lulus tahun 2007, SMA ditempuh di SMAN 1 Singaparna dan lulus tahun 2010.
Pendidikan S1 saya tempuh selama 4 tahun di Universitas Jenderal Soedirman, Jurusan
Kimia. Setelah tahun 2014 lulus dari kampus tersebut saya memutuskan untuk bekerja di
perusahaan manufaktur bahan makanan hingga awal 2016.
Karena dari kecil saya berada di lingkungan dengan background pendidikan, baik secara
langsung maupun tidak langsung saya terdidik untuk menjadi seorang pendidik. Sedikit merunut
ke belakang, kedua kakek saya adalah seorang pensiunan Kepala Sekolah dan kedua orang tua
saya adalah seorang guru. Oleh karena itu pada tahun 2016, dengan didorong semangat dari
keluarga, saya memutuskan untuk melanjutkan kuliah S2 jurusan Ilmu Kimia di Universitas
Padjadjaran. Pendidikan magister saya tempuh selama 2 tahun.
Selama masa kuliah baik S1 atau S2, penelitian tugas akhir saya terkait pencemaran udara
yang dibimbing oleh Prof. Muhayatun, salah seorang ketua peneliti di Pusat Sains dan Teknologi
Nuklir Terapan. Sejak mengenal beliau mulai beserta anggota kelompok penelitiannya, saya
merasa dididik untuk menjadi seorang peneliti. Selama kuliah S2, saya pun rutin mengikuti
kegiatan penelitian yang dipimpin oleh Prof. Muhayatun di Pusat Sains dan Teknologi Nuklir
Terapan. Kurang lebih 1 tahun lamanya saya berada di lembaga penelitian tersebut, saya
mendapatkan ilmu yang banyak terkait dunia penelitian. Saya sangat bersyukur bisa memiliki
akses masuk ke lambaga yang murni melakukan penelitian. Di tempat tersebut, seraya
melakukan penelitian terkait tesis saya, saya pun belajar bagaimana caranya menjadi seorang
peneliti yang baik dan benar.
Singkat cerita, setelah lulus S2 dengan predikat cumlaude pada tahun 2018, saya
diangkat menjadi salah satu dosen kimia di Universitas Harapan Bangsa, Purwokerto. Ya!
Purwokerto. Kota pertama yang menjadi tempat perantauan saya selama menempuh pendidikan
sarjana. Saya berharap bisa memberikan kontribusi yang baik bagi kampus ini.
Role model dalam dunia pendidikan adalah orang tua saya, sedangakan dalam dunia
penelitian adalah pembimbing tesis saya. Saya ingin mengabdikan sisa umur saya untuk berbagi
ilmu dengan yang lain, sama seperti yang dilakukan oleh kedua orang tua saya. Saya pun ingin
memberikan manfaat untuk masyarakat melalui hasil penelitian yang saya lakukan, sama seperti
yang dilakukan oleh pembimbing tesis saya. Dalam hidup, tidak ada yang tidak mungkin. Semua
itu mungkin asalkan kita mau berusaha dan berdoa. Usaha tanpa doa percuma, doa tanpa usaha
itu sia-sia. Dan satu lagi yang paling penting, yaitu doa orang tua.

Anda mungkin juga menyukai