Anda di halaman 1dari 44

IMPLEMENTASI BIOTEKNOLOGI DIBIDANG FARMASI

Tugas Makalah Biomanajemen

Oleh :
Wan Hardiana
1505122628

DOSEN PEMBIMBING

Darmadi,S.pd,M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah


melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Makalah dengan judul “Implementasi Bioteknologi di Bidang
Farmasi”.
Makalah ini diselesaikan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah
Biomanagement. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
Darmadi,S.pd,M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah Biomenegement dan
seluruh teman seperjuangan Pendidikan Biologi kelas A tahun 2015, yang banyak
membantu dan memberi masukan dalam penyempurnaaan makalah penulis,
Dalam penyusunan laporan ini tentu masih terdapat kekurangan dan
kesalahan. Untuk itu penulis berharap adanya masukan yang bersifat inovatif dan
konstruktif agar makalah ini menjadi lebih sempurna. Disamping itu penulis
berharap agar hasil tugas ini nantinya dapat berguna bagi semua pihak khususnya
kalangan pendidikan.

Pekanbaru ,Oktober 2017

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..............................................................................1
C. Tujuan .................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Bioteknolog ....................................................................2
B. ruang lingkup kajian bioteknologi dibidang Farmasi..........................3
C. contoh bioteknologi dalam bidang farmasi dengan mekanismenya....4
BAB III PENUTUP
A. Simpulan..............................................................................................11
B. Saran ...................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA…………………………………….................................12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Bioteknologi merupakan suatu kajian yang berhubungan dengan penggunaan
organisme hidup atau produknya dalam proses industri berskala-besar.
Bioteknologi mikroorganisme adalah aspek bioteknologi industri yang
berhubungan dengan proses yang melibatkan mikroorganisme. Aplikasi
Bioteknologi mampu meningkatkan kualitas suatu organisme dengan
memodifikasi fungsi biologis suatu organisme dengan menambahkan gen dari
organisme lain atau merekayasa gen pada organisme tersebut. Pemanfaatan
makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk
hidup melalui proses fermentasi untuk membuat produk keperluan sehari-hari
seperti roti, keju, bir dan anggur. Dibidang kesehatan, penerapan bioteknologi
telah menghasilkan produk-produk penting seperti antibiotik, vaksin, hormon,
diagnostika penyakit dan produk farmasi lainnya.
Innovasi dibidang pangan dan farmasi telah menunjukan potensi yang besar
bioteknologi untuk mengembangkan berbagai macam produk, rekayasa tanaman
tahan penyakit dan tahan perubahan iklim, pestisida alami, teknologi bioremediasi
untuk lingkungan, bahan- bahan farmasi terapitik, bahan kimia lain dan enzyme
yang dapat meningkatkan efisiensi produksi. Dalam bioteknologi farmasi hal
utama yang dihasilkan adalah suatu produk yang dapat digunakan sebagai obat
untuk meningkatkan kesehatan makhluk hidup

B. Rumusan Masalah
1) Apakah yang dimaksud dengan bioteknologi ?
2) Bagaimana ruang lingkup kajian bioteknologi dibidang Farmasi?
3) Apasajakah contoh bioteknologi dalam bidang farmasi dengan
mekanismenya?

C. Tujuan
1. Mengetahui ruang lingkup kajian bioteknologidi bidang farmasi
2. Mengetahui contoh bioteknologi farmasi beserta dengan mekanismenya.

BAB II
PEMBAHASAN
1. Bioteknologi
Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk
hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup
(enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Saat
ini, perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi semata, tetapi
juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti biokimia, komputer, biologi
molekular, mikrobiologi, genetika, kimia, matematika, dan lain sebagainya.
Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang menggabungkan
berbagai cabang ilmu dalam proses produksi barang dan jasa.
Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun
yang lalu. Sebagai contoh, di bidang teknologi pangan adalah pembuatan bir, roti,
maupun keju yang sudah dikenal sejak abad ke-19, pemuliaan tanaman untuk
menghasilkan varietas-varietas baru di bidang pertanian, serta pemuliaan dan
reproduksi hewan. Di bidang medis, penerapan bioteknologi pada masa lalu
dibuktikan antara lain dengan penemuan vaksin, antibiotik, dan insulin walaupun
masih dalam jumlah yang terbatas akibat proses fermentasi yang tidak sempurna.
Perubahan signifikan terjadi setelah penemuan bioreaktor oleh Louis Pasteur.
Pada masa ini, bioteknologi berkembang sangat pesat, terutama di negara negara
maju. Kemajuan ini ditandai dengan ditemukannya berbagai macam teknologi
semisal rekayasa genetika, kultur jaringan, DNA rekombinan, pengembangbiakan
sel induk, kloning, dan lain-lain.
Penerapan bioteknologi pada masa ini juga dapat dijumpai pada pelestarian
lingkungan hidup dari polusi. Sebagai contoh, pada penguraian minyak bumi yang
tertumpah ke laut oleh bakteri, dan penguraian zat-zat yang bersifat toksik (racun)
di sungai atau laut dengan menggunakan bakteri jenis baru.
Kemajuan di bidang bioteknologi tak lepas dari berbagai kontroversi yang
melingkupi perkembangan teknologinya. Sebagai contoh, teknologi kloning dan
rekayasa genetika terhadap tanaman pangan mendapat kecaman dari bermacam-
macam golongan.
Bioteknologi secara umum berarti meningkatkan kualitas suatu organisme
melalui aplikasi teknologi. Aplikasi teknologi tersebut dapat memodifikasi fungsi
biologis suatu organisme dengan menambahkan gen dari organisme lain atau
merekayasa gen pada organisme tersebut.
2. Ruang Lingkup Bioteknologi di Bidang Farmasi
Bioteknologi farmasi merupakan penerapan dan pengembangan
bioteknologi dalam bidang farmasi/obat-obatan yang menunjang perbaikan
kesehatan makhluk hidup.
Bioteknologi farmasi saling berhubungan dengan bioteknologi kedokteran
dimana dalam bioteknologi farmasi mengkaji beberapa organisme model
(mencit, tikus, ayam, yeast, lalat buah, cacing, dan zebrafish) untuk
mengidentifikasi penyakit genetik dan kesesuaian penggunaan terapi gen dalam
mengetahui keefektifan dan keamanannya sebelum melakukan tindak lanjut
klinis pada manusia.
Bioteknologi Farmasi memegang peranan penting dalam perkembangan
tindakan medis untuk pengobatan suatu penyakit. Thieman (2004) menjelaskan
bahwa umumnya teknik yang digunakan dalam bioteknologi kedokteran
menggunakan pendekatan molekular untuk mendeteksi penyakit genetik yang
berhubungan dengan ketidaknormalan kromosom dan kerusakan gen.
1. Bioteknologi Farmasi dan Keuntungan Kombinasinya
Ketika dua disiplin-farmasi dan bioteknologi-datang bersama-sama,
mereka menghasilkan banyak keuntungan bagi manusia dalam hal kesehatan. Hal
ini dimungkinkan melalui Pharmacogenomics (berasal dari 'farmakologi' dan
'genomics') yang merujuk kepada studi tentang bagaimana warisan genetik
mempengaruhi respon tubuh manusia individu untuk obat. biofarmasi obat
bertujuan untuk merancang dan memproduksi obat-obatan yang disesuaikan
dengan genetik masing-masing orang. Dengan demikian perusahaan bioteknologi
farmasi dapat mengembangkan obat-obatan khusus dibuat untuk efek terapi yang
maksimal. Selain itu, obat-obatan bioteknologi dapat diberikan kepada pasien
dalam dosis yang tepat sebagai dokter akan tahu genetika pasien dan bagaimana
proses dan tubuh memetabolisme obat. Salah satu manfaat lebih dari bioteknologi
farmasi adalah dalam bentuk vaksin yang lebih baik. Biotek perusahaan desain
dan memproduksi vaksin yang lebih aman oleh organisme yang ditransformasi
melalui rekayasa genetik. Vaksin-vaksin biotek meminimalkan risiko infeksi.
2. Bioteknologi Farmasi Produk
Produk bioteknologi farmasi umum yang dibuat oleh perusahaan farmasi biotek
mencakup, Antibodi, Protein, dan DNA rekombinan Produk.
1. Antibodi- Antibodi adalah protein yang diproduksi oleh sel darah putih
dan digunakan oleh sistem kekebalan tubuh untuk mengidentifikasi
bakteri, virus, dan zat asing lain dan untuk melawan mereka. Dalam
beberapa tahun terakhir, antibodi monoklonal merupakan salah satu
perkembangan yang paling menarik dalam obat-obatan bioteknologi.
2. Protein- Protein dibuat dari asam amino yang besar, molekul kompleks
yang sebagian besar bekerja di sel dan diperlukan untuk struktur, fungsi,
dan regulasi dari jaringan tubuh dan organ. Protein bioteknologi yang
muncul sebagai salah satu teknologi kunci dari masa depan untuk
memahami perkembangan banyak penyakit seperti kanker atau formasi
amiloid untuk intervensi terapeutik yang lebih baik.
3. Contoh Bioteknologi serta Mekanismenya
a) Pembuatan Insulin
Insulin merupakan hormon yang diproduksi oleh sel-sel beta yang
membentuk pulau sehingga disebut pulau langerhans di kelenjar pangkreas. Pada
awalnya terbentuk proinsulin yang molekulnya lebih besar daripada insulin.
Proinsulin tersimpan di pankreas hingga dibutuhkan tubuh. Ketika proinsulin
keluar ke peredaran darah, proinsulin diuraikan menjadi 2 bagian: peptida
penghubung dan hormon insulin aktif. Fungis utama hormon insulin adalah
menurunkan kadar glukosa di dalam sel. Teori yang ada mengatakan bahwa
seseorang ≥45 tahun memiliki peningkatan resiko terhadap terjadinya diabetes dan
intoleransi glukosa yang di sebabkan oleh faktor degeneratif yaitu menurunya
fungsi tubuh, khususnya kemampuan dari sel β dalam memproduksi insulin untuk
memetabolisme glukosa (Betteng et al., 2014). Oleh karena itu diperlukan suatu
teknik untuk memperoleh tambahan insulin. Adanya teknik rekayasa genetika,
maka bisa didapatkan hormon insulin dalam jumlah yang banyak, insulin
ini diperoleh dengan mencangkokkan gen (transplantasi gen) yang mengkode
insulin ke dalam plasmid bakteri. Proses pembuatan insulin dengan teknik DNA
recombinan adalah sebagai berikut.
1. Mengidentifikasi dan mengisolasi gen penghasil insulin dari sel pankreas
manusia:
a. Mula-mula mRNA yang telah disalin dari gen penghasil insulin diekstrak
dari sel pancreas. Kemudian enzim transcriptase ditambahkan pada mRNA
bersamaan dengan nukleotida penyusun DNA.
b. Enzim ini menggunakan mRNA sebagai cetekan untuk membentuk DNA
berantai tunggal.
c. DNA ini kemudian dilepaskan dari mRNA.
d. Enzim DNA polymirase digunakan untuk melengkapi DNA rantai tunggal
menjadi ranati ganda, disebut DNA komplementer (c- DNA), yang
merupakan gen penghasil insulin.
2. Melepaskan salinan gen penghasil insulin tersebut dengan cara memotong
kromosom secara khusus menggunakan enzim retrikasi.
3. Mengekstrak plasmid dari sel bakteri, kemudian membuka plasmid dari sel
bakteri dengan menngunakan enzim retrikasi lain. Sementara itu, di dalam
serangkain tabung reaksi atau cawan petri, gen penghasil insulin manusia
dalam bentuk c- DNA disiapkan untuk dipasangkan pada plasmid yang terbuka
tersebut.
4. Memasang gen penghasil insulin kedalam cincin plasmid. Mula-mula ikatan
yang terjadi masih lemah, kemudian enzim DNA ligase memperkuat ikatan ini
sehingga dihasilkan molekul DNA recombinan/plasmid recombinan yang
bagus.
5. Memasukkan plasmid recombinan kedalam bakteri E.coli. Di dalam sel bakteri
ini plasmid mengadakan replikasi
6. Mengultur bakteri E.coli yang akan berkembang biak dengan cepat
menghasilkkan klon-klon bakteri yang mengandung plasmid recombinan
penghasil insulin.
Melalui rekayasa genetika dapat dihasilkan E.coli yang merupakan penghasil
insulin dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang singkat.

b) Pembuatan Antibodi Monoklonal


Produksi molekul Antibodi merupakan tanggungjawab dari klone-klone sel limfosit B (sel
plasma) yang masing-masing spesifik terhadap antigen. Menurut teori klonal, adanya
interaksi antara antigen dengan klone limfosit B akan merangsang sel tersebut untuk
berdiferensiasi dan berproliferasi sehingga diperoleh sel yang mempunyai ekspresi
klonal untuk memproduksi antibodi. Produksi antibody monoklonal merupakan
gabungan penerapan teknik hibridoma dan kloning. Dengan berkembangnya teknologi
dan pengetahuan tentang molekul Ig, maka kini dikenal teknik hibridoma untuk tujuan
menghasilkan antibodi monoklonal dalam jumlah banyak dan tidak terbatas oleh waktu
dengan cara kloning. Teknik hibridoma adalah suatu teknik dengan cara menggabungkan
dua macam sel eukariot dengan tujuan mendapatkan sel hibrid yang memiliki
kemampuan kedua sel induknya. Pada hakekatnya produksi antibodi monoklonal tetap
mengikuti prinsip teori seleksi klonal (Artama, 1990: 165). Pada dunia kesehatan,
antibodi monoklonal ini dapat digunakan untuk diagnosis kehamilan, uji golongan darah
ABO, dan uji serum (AIDS, Hepatitis).

c) Produk Vaksin
Selain digunakan untuk memproduksi hormon maupun enzim, teknologi
DNA rekombinan juga digunakan untuk membuat vaksin. Pada aplikasi ini, secara
garis besar beberapa mikroorganisme digunakan untuk menghambat kemampuan
mikroorganisme patogen (penyebab penyakit). Mikrobia menjadi suatu bibit
penyakit dalam tubuh apabila mikrobia tersebut menghasilkan senyawa
toksik bagi tubuh manusia. Selain itu, bagian-bagian tubuh mikrobia seperti flagel
dan membran sel juga dapat menimbulkan penyakit. Hal ini karena bagian-
bagian tersebut kemungkinan terdiri dari protein asing bagi tubuh. Senyawa dan
protein asing ini disebut antigen.

Gen yang mengkode senyawa penyebab penyakit (antigen) diisolasi dari


mikrobia yang bersangkutan. Kemudian gen ini disisipkan pada plasmid mikrobia
yang sama, tetapi telah dilemahkan (tidak berbahaya). Mikrobia ini menjadi tidak
berbahaya karena telah dihilangkan bagian yang menimbulkan penyakit,
misal lapisan lendirnya. Mikrobia yang telah disisipi gen ini akan membentuk
antigen murni. Bila antigen ini disuntikkan pada manusia, sistem kekebalan
manusia akan membuat senyawa khas yang disebut antibodi.

12
d) Terapi Gen
terapi gen adalah suatu teknik yang digunakan untuk memperbaiki gen-gen mutan
(abnormal/cacat) yang bertanggung jawab terhadap terjadinya suatu penyakit. Pada
awalnya, terapi gen diciptakan untuk mengobati penyakit keturunan (genetik) yang terjadi
karena mutasi pada satu gen, seperti penyakit fibrosis sistik. Penggunaan terapi gen pada
penyakit tersebut dilakukan dengan memasukkan gen normal yang spesifik ke dalam sel
yang memiliki gen mutan. Terapi gen kemudian berkembang untuk mengobati penyakit
yang terjadi karena mutasi di banyak gen, seperti kanker. Selain memasukkan gen normal
ke dalam sel mutan, mekanisme terapi gen lain yang dapat digunakan adalah melakukan
rekombinasi homolog untuk melenyapkan gen abnormal dengan gen normal, mencegah
ekspresi gen abnormal melalui teknik peredaman gen, dan melakukan mutasi balik
selektif sehingga gen abnormal dapat berfungsi normal kembali.
Secara garis besar ada dua macam cara yang biasa digunakan untuk memasukkan
gen baru ke dalam sel.
1. Terapi Gen Ex Vivo
Sel dari sejumlah organ atau jaringan (seperti kulit, system hemopoietik, hati ) atau
jaringan tumor dapat diambil dari pasien dan kemudian dibiakkan dalam laboratorium.
Selama pembiakkan, sel itu dimasuki suatu gen tertentu untuk terapi penyakit itu.
Kemudian diikuti dengan reinfusi atau reimplementasi dari sel tertransduksi itu ke
pasien. Penggunaan sel penderita untuk diperlakukan adalah untuk meyakinkan tidak
ada respon imun yang merugikan setelah infuse atau transplantasi.
2. Terapi Gen In Vivo
Organ seperti paru paru, otak, jantung tidak cocok untuk terapi gen ex vivo, sebab
pembiakan sel target dan retransplantasi tidak mungkin dilakukan. Oleh karena itu
terapi gen somatic, dilakukan dengan pemindahan gen in vivo. Dengan kata lain
dengan memberikan gen tertentu baik secara lokal maupun sistemik. Penggunaan
vector retrovirus memerlukan kondisi sel target yang sedang membelah supaya dapat
terinfeksi. Akan tetapi, banyak jaringan yang merupakan target terapi gen, sebagian
besar selnya dalam keadaan tidak membelah. Akibatnya, sejumlah strategi diperlukan
baik penggunaan system vector virus maupun non-virus untuk menghantarkan gen
terapetik ke sel target yang sangat bervariasi seperti kulit, otot, usus, liver dan sel
darah. Sistem penghantar gen in vivo yang ideal adalah efisiensi tinggi masuknya gen
terapetik dalam sel target. Gen itu dapat masuk ke inti sel dengan sedikit mungkin
terdegradasi, dan gen itu tetap terekspresi walaupun ada perubahan kondisi
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah:
a. Bioteknologi farmasi dan kedokteran merupakan penerapan dan
pengembangan bioteknologi dalam bidang farmasi/obat-obatan
yang menunjang perbaikan kesehatan makhluk hidup serta
perawatan medis.
b. Komponen yang terlibat dalam bioteknologi farmasi dan kedokteran
dapat berupa bagian-bagian dari organisme yang digunakan dalam
menghasilkan produk atau jasa untuk kepentingan penelitian atau
pengembangan perawatan kesehatan dan obat-obatan
c. Contoh dari bioteknologi farmasi dan kedokteran diantaranya
pembuatan insulin, antibody monoclonal, vaksin dan terapi gen.
2. Saran
Dari pembuatan makalah ini ada beberapa hal yang perlu diperbaiki diantaranya
mahasiswa harus selalu mengikuti perkembangan informasi mengenai bioteknologi
farmasi, hal ini dikarenakan ilmu bioteknologi farmasi yang terus berkembang dan
memunculkan teori atau cara baru
BAB I
PENDAHULUAN
D. Latar belakang
Bioteknologi merupakan suatu kajian yang berhubungan dengan penggunaan
organisme hidup atau produknya dalam proses industri berskala-besar.
Bioteknologi mikroorganisme adalah aspek bioteknologi industri yang
berhubungan dengan proses yang melibatkan mikroorganisme. Aplikasi
Bioteknologi mampu meningkatkan kualitas suatu organisme dengan
memodifikasi fungsi biologis suatu organisme dengan menambahkan gen dari
organisme lain atau merekayasa gen pada organisme tersebut. Pemanfaatan
makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk
hidup melalui proses fermentasi untuk membuat produk keperluan sehari-hari
seperti roti, keju, bir dan anggur. Dibidang kesehatan, penerapan bioteknologi
telah menghasilkan produk-produk penting seperti antibiotik, vaksin, hormon,
diagnostika penyakit dan produk farmasi lainnya.
Innovasi dibidang pangan dan farmasi telah menunjukan potensi yang besar
bioteknologi untuk mengembangkan berbagai macam produk, rekayasa tanaman
tahan penyakit dan tahan perubahan iklim, pestisida alami, teknologi bioremediasi
untuk lingkungan, bahan- bahan farmasi terapitik, bahan kimia lain dan enzyme
yang dapat meningkatkan efisiensi produksi. Dalam bioteknologi farmasi hal
utama yang dihasilkan adalah suatu produk yang dapat digunakan sebagai obat
untuk meningkatkan kesehatan makhluk hidup

E. Rumusan Masalah
4) Apakah yang dimaksud dengan bioteknologi ?
5) Bagaimana ruang lingkup kajian bioteknologi dibidang Farmasi?
6) Apasajakah contoh bioteknologi dalam bidang farmasi dengan
mekanismenya?

F. Tujuan
3. Mengetahui ruang lingkup kajian bioteknologidi bidang farmasi
4. Mengetahui contoh bioteknologi farmasi beserta dengan mekanismenya.
BAB II
PEMBAHASAN
3. Bioteknologi
Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk
hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup
(enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Saat
ini, perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi semata, tetapi
juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti biokimia, komputer, biologi
molekular, mikrobiologi, genetika, kimia, matematika, dan lain sebagainya.
Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang menggabungkan
berbagai cabang ilmu dalam proses produksi barang dan jasa.
Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun
yang lalu. Sebagai contoh, di bidang teknologi pangan adalah pembuatan bir, roti,
maupun keju yang sudah dikenal sejak abad ke-19, pemuliaan tanaman untuk
menghasilkan varietas-varietas baru di bidang pertanian, serta pemuliaan dan
reproduksi hewan. Di bidang medis, penerapan bioteknologi pada masa lalu
dibuktikan antara lain dengan penemuan vaksin, antibiotik, dan insulin walaupun
masih dalam jumlah yang terbatas akibat proses fermentasi yang tidak sempurna.
Perubahan signifikan terjadi setelah penemuan bioreaktor oleh Louis Pasteur.
Pada masa ini, bioteknologi berkembang sangat pesat, terutama di negara negara
maju. Kemajuan ini ditandai dengan ditemukannya berbagai macam teknologi
semisal rekayasa genetika, kultur jaringan, DNA rekombinan, pengembangbiakan
sel induk, kloning, dan lain-lain.
Penerapan bioteknologi pada masa ini juga dapat dijumpai pada pelestarian
lingkungan hidup dari polusi. Sebagai contoh, pada penguraian minyak bumi yang
tertumpah ke laut oleh bakteri, dan penguraian zat-zat yang bersifat toksik (racun)
di sungai atau laut dengan menggunakan bakteri jenis baru.
Kemajuan di bidang bioteknologi tak lepas dari berbagai kontroversi yang
melingkupi perkembangan teknologinya. Sebagai contoh, teknologi kloning dan
rekayasa genetika terhadap tanaman pangan mendapat kecaman dari bermacam-
macam golongan.
Bioteknologi secara umum berarti meningkatkan kualitas suatu organisme
melalui aplikasi teknologi. Aplikasi teknologi tersebut dapat memodifikasi fungsi
biologis suatu organisme dengan menambahkan gen dari organisme lain atau
merekayasa gen pada organisme tersebut.
4. Ruang Lingkup Bioteknologi di Bidang Farmasi
Bioteknologi farmasi merupakan penerapan dan pengembangan
bioteknologi dalam bidang farmasi/obat-obatan yang menunjang perbaikan
kesehatan makhluk hidup.
Bioteknologi farmasi saling berhubungan dengan bioteknologi kedokteran
dimana dalam bioteknologi farmasi mengkaji beberapa organisme model
(mencit, tikus, ayam, yeast, lalat buah, cacing, dan zebrafish) untuk
mengidentifikasi penyakit genetik dan kesesuaian penggunaan terapi gen dalam
mengetahui keefektifan dan keamanannya sebelum melakukan tindak lanjut
klinis pada manusia.
Bioteknologi Farmasi memegang peranan penting dalam perkembangan
tindakan medis untuk pengobatan suatu penyakit. Thieman (2004) menjelaskan
bahwa umumnya teknik yang digunakan dalam bioteknologi kedokteran
menggunakan pendekatan molekular untuk mendeteksi penyakit genetik yang
berhubungan dengan ketidaknormalan kromosom dan kerusakan gen.
3. Bioteknologi Farmasi dan Keuntungan Kombinasinya
Ketika dua disiplin-farmasi dan bioteknologi-datang bersama-sama,
mereka menghasilkan banyak keuntungan bagi manusia dalam hal kesehatan. Hal
ini dimungkinkan melalui Pharmacogenomics (berasal dari 'farmakologi' dan
'genomics') yang merujuk kepada studi tentang bagaimana warisan genetik
mempengaruhi respon tubuh manusia individu untuk obat. biofarmasi obat
bertujuan untuk merancang dan memproduksi obat-obatan yang disesuaikan
dengan genetik masing-masing orang. Dengan demikian perusahaan bioteknologi
farmasi dapat mengembangkan obat-obatan khusus dibuat untuk efek terapi yang
maksimal. Selain itu, obat-obatan bioteknologi dapat diberikan kepada pasien
dalam dosis yang tepat sebagai dokter akan tahu genetika pasien dan bagaimana
proses dan tubuh memetabolisme obat. Salah satu manfaat lebih dari bioteknologi
farmasi adalah dalam bentuk vaksin yang lebih baik. Biotek perusahaan desain
dan memproduksi vaksin yang lebih aman oleh organisme yang ditransformasi
melalui rekayasa genetik. Vaksin-vaksin biotek meminimalkan risiko infeksi.
4. Bioteknologi Farmasi Produk
Produk bioteknologi farmasi umum yang dibuat oleh perusahaan farmasi biotek
mencakup, Antibodi, Protein, dan DNA rekombinan Produk.
4. Antibodi- Antibodi adalah protein yang diproduksi oleh sel darah putih
dan digunakan oleh sistem kekebalan tubuh untuk mengidentifikasi
bakteri, virus, dan zat asing lain dan untuk melawan mereka. Dalam
beberapa tahun terakhir, antibodi monoklonal merupakan salah satu
perkembangan yang paling menarik dalam obat-obatan bioteknologi.
5. Protein- Protein dibuat dari asam amino yang besar, molekul kompleks
yang sebagian besar bekerja di sel dan diperlukan untuk struktur, fungsi,
dan regulasi dari jaringan tubuh dan organ. Protein bioteknologi yang
muncul sebagai salah satu teknologi kunci dari masa depan untuk
memahami perkembangan banyak penyakit seperti kanker atau formasi
amiloid untuk intervensi terapeutik yang lebih baik.
6. Contoh Bioteknologi serta Mekanismenya
e) Pembuatan Insulin
Insulin merupakan hormon yang diproduksi oleh sel-sel beta yang
membentuk pulau sehingga disebut pulau langerhans di kelenjar pangkreas. Pada
awalnya terbentuk proinsulin yang molekulnya lebih besar daripada insulin.
Proinsulin tersimpan di pankreas hingga dibutuhkan tubuh. Ketika proinsulin
keluar ke peredaran darah, proinsulin diuraikan menjadi 2 bagian: peptida
penghubung dan hormon insulin aktif. Fungis utama hormon insulin adalah
menurunkan kadar glukosa di dalam sel. Teori yang ada mengatakan bahwa
seseorang ≥45 tahun memiliki peningkatan resiko terhadap terjadinya diabetes dan
intoleransi glukosa yang di sebabkan oleh faktor degeneratif yaitu menurunya
fungsi tubuh, khususnya kemampuan dari sel β dalam memproduksi insulin untuk
memetabolisme glukosa (Betteng et al., 2014). Oleh karena itu diperlukan suatu
teknik untuk memperoleh tambahan insulin. Adanya teknik rekayasa genetika,
maka bisa didapatkan hormon insulin dalam jumlah yang banyak, insulin
ini diperoleh dengan mencangkokkan gen (transplantasi gen) yang mengkode
insulin ke dalam plasmid bakteri. Proses pembuatan insulin dengan teknik DNA
recombinan adalah sebagai berikut.
7. Mengidentifikasi dan mengisolasi gen penghasil insulin dari sel pankreas
manusia:
e. Mula-mula mRNA yang telah disalin dari gen penghasil insulin diekstrak
dari sel pancreas. Kemudian enzim transcriptase ditambahkan pada mRNA
bersamaan dengan nukleotida penyusun DNA.
f. Enzim ini menggunakan mRNA sebagai cetekan untuk membentuk DNA
berantai tunggal.
g. DNA ini kemudian dilepaskan dari mRNA.
h. Enzim DNA polymirase digunakan untuk melengkapi DNA rantai tunggal
menjadi ranati ganda, disebut DNA komplementer (c- DNA), yang
merupakan gen penghasil insulin.
8. Melepaskan salinan gen penghasil insulin tersebut dengan cara memotong
kromosom secara khusus menggunakan enzim retrikasi.
9. Mengekstrak plasmid dari sel bakteri, kemudian membuka plasmid dari sel
bakteri dengan menngunakan enzim retrikasi lain. Sementara itu, di dalam
serangkain tabung reaksi atau cawan petri, gen penghasil insulin manusia
dalam bentuk c- DNA disiapkan untuk dipasangkan pada plasmid yang terbuka
tersebut.
10. Memasang gen penghasil insulin kedalam cincin plasmid. Mula-mula
ikatan yang terjadi masih lemah, kemudian enzim DNA ligase memperkuat
ikatan ini sehingga dihasilkan molekul DNA recombinan/plasmid recombinan
yang bagus.
11. Memasukkan plasmid recombinan kedalam bakteri E.coli. Di dalam sel
bakteri ini plasmid mengadakan replikasi
12. Mengultur bakteri E.coli yang akan berkembang biak dengan cepat
menghasilkkan klon-klon bakteri yang mengandung plasmid recombinan
penghasil insulin.
Melalui rekayasa genetika dapat dihasilkan E.coli yang merupakan penghasil
insulin dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang singkat.

f) Pembuatan Antibodi Monoklonal


Produksi molekul Antibodi merupakan tanggungjawab dari klone-klone sel limfosit B (sel
plasma) yang masing-masing spesifik terhadap antigen. Menurut teori klonal, adanya
interaksi antara antigen dengan klone limfosit B akan merangsang sel tersebut untuk
berdiferensiasi dan berproliferasi sehingga diperoleh sel yang mempunyai ekspresi
klonal untuk memproduksi antibodi. Produksi antibody monoklonal merupakan
gabungan penerapan teknik hibridoma dan kloning. Dengan berkembangnya teknologi
dan pengetahuan tentang molekul Ig, maka kini dikenal teknik hibridoma untuk tujuan
menghasilkan antibodi monoklonal dalam jumlah banyak dan tidak terbatas oleh waktu
dengan cara kloning. Teknik hibridoma adalah suatu teknik dengan cara menggabungkan
dua macam sel eukariot dengan tujuan mendapatkan sel hibrid yang memiliki
kemampuan kedua sel induknya. Pada hakekatnya produksi antibodi monoklonal tetap
mengikuti prinsip teori seleksi klonal (Artama, 1990: 165). Pada dunia kesehatan,
antibodi monoklonal ini dapat digunakan untuk diagnosis kehamilan, uji golongan darah
ABO, dan uji serum (AIDS, Hepatitis).

g) Produk Vaksin
Selain digunakan untuk memproduksi hormon maupun enzim, teknologi
DNA rekombinan juga digunakan untuk membuat vaksin. Pada aplikasi ini, secara
garis besar beberapa mikroorganisme digunakan untuk menghambat kemampuan
mikroorganisme patogen (penyebab penyakit). Mikrobia menjadi suatu bibit
penyakit dalam tubuh apabila mikrobia tersebut menghasilkan senyawa
toksik bagi tubuh manusia. Selain itu, bagian-bagian tubuh mikrobia seperti flagel
dan membran sel juga dapat menimbulkan penyakit. Hal ini karena bagian-
bagian tersebut kemungkinan terdiri dari protein asing bagi tubuh. Senyawa dan
protein asing ini disebut antigen.

Gen yang mengkode senyawa penyebab penyakit (antigen) diisolasi dari


mikrobia yang bersangkutan. Kemudian gen ini disisipkan pada plasmid mikrobia
yang sama, tetapi telah dilemahkan (tidak berbahaya). Mikrobia ini menjadi tidak
berbahaya karena telah dihilangkan bagian yang menimbulkan penyakit,
misal lapisan lendirnya. Mikrobia yang telah disisipi gen ini akan membentuk
antigen murni. Bila antigen ini disuntikkan pada manusia, sistem kekebalan
manusia akan membuat senyawa khas yang disebut antibodi.

12
h) Terapi Gen
terapi gen adalah suatu teknik yang digunakan untuk memperbaiki gen-gen mutan
(abnormal/cacat) yang bertanggung jawab terhadap terjadinya suatu penyakit. Pada
awalnya, terapi gen diciptakan untuk mengobati penyakit keturunan (genetik) yang terjadi
karena mutasi pada satu gen, seperti penyakit fibrosis sistik. Penggunaan terapi gen pada
penyakit tersebut dilakukan dengan memasukkan gen normal yang spesifik ke dalam sel
yang memiliki gen mutan. Terapi gen kemudian berkembang untuk mengobati penyakit
yang terjadi karena mutasi di banyak gen, seperti kanker. Selain memasukkan gen normal
ke dalam sel mutan, mekanisme terapi gen lain yang dapat digunakan adalah melakukan
rekombinasi homolog untuk melenyapkan gen abnormal dengan gen normal, mencegah
ekspresi gen abnormal melalui teknik peredaman gen, dan melakukan mutasi balik
selektif sehingga gen abnormal dapat berfungsi normal kembali.
Secara garis besar ada dua macam cara yang biasa digunakan untuk memasukkan
gen baru ke dalam sel.
3. Terapi Gen Ex Vivo
Sel dari sejumlah organ atau jaringan (seperti kulit, system hemopoietik, hati ) atau
jaringan tumor dapat diambil dari pasien dan kemudian dibiakkan dalam laboratorium.
Selama pembiakkan, sel itu dimasuki suatu gen tertentu untuk terapi penyakit itu.
Kemudian diikuti dengan reinfusi atau reimplementasi dari sel tertransduksi itu ke
pasien. Penggunaan sel penderita untuk diperlakukan adalah untuk meyakinkan tidak
ada respon imun yang merugikan setelah infuse atau transplantasi.
4. Terapi Gen In Vivo
Organ seperti paru paru, otak, jantung tidak cocok untuk terapi gen ex vivo, sebab
pembiakan sel target dan retransplantasi tidak mungkin dilakukan. Oleh karena itu
terapi gen somatic, dilakukan dengan pemindahan gen in vivo. Dengan kata lain
dengan memberikan gen tertentu baik secara lokal maupun sistemik. Penggunaan
vector retrovirus memerlukan kondisi sel target yang sedang membelah supaya dapat
terinfeksi. Akan tetapi, banyak jaringan yang merupakan target terapi gen, sebagian
besar selnya dalam keadaan tidak membelah. Akibatnya, sejumlah strategi diperlukan
baik penggunaan system vector virus maupun non-virus untuk menghantarkan gen
terapetik ke sel target yang sangat bervariasi seperti kulit, otot, usus, liver dan sel
darah. Sistem penghantar gen in vivo yang ideal adalah efisiensi tinggi masuknya gen
terapetik dalam sel target. Gen itu dapat masuk ke inti sel dengan sedikit mungkin
terdegradasi, dan gen itu tetap terekspresi walaupun ada perubahan kondisi
BAB I
PENDAHULUAN
G. Latar belakang
Bioteknologi merupakan suatu kajian yang berhubungan dengan penggunaan
organisme hidup atau produknya dalam proses industri berskala-besar.
Bioteknologi mikroorganisme adalah aspek bioteknologi industri yang
berhubungan dengan proses yang melibatkan mikroorganisme. Aplikasi
Bioteknologi mampu meningkatkan kualitas suatu organisme dengan
memodifikasi fungsi biologis suatu organisme dengan menambahkan gen dari
organisme lain atau merekayasa gen pada organisme tersebut. Pemanfaatan
makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk
hidup melalui proses fermentasi untuk membuat produk keperluan sehari-hari
seperti roti, keju, bir dan anggur. Dibidang kesehatan, penerapan bioteknologi
telah menghasilkan produk-produk penting seperti antibiotik, vaksin, hormon,
diagnostika penyakit dan produk farmasi lainnya.
Innovasi dibidang pangan dan farmasi telah menunjukan potensi yang besar
bioteknologi untuk mengembangkan berbagai macam produk, rekayasa tanaman
tahan penyakit dan tahan perubahan iklim, pestisida alami, teknologi bioremediasi
untuk lingkungan, bahan- bahan farmasi terapitik, bahan kimia lain dan enzyme
yang dapat meningkatkan efisiensi produksi. Dalam bioteknologi farmasi hal
utama yang dihasilkan adalah suatu produk yang dapat digunakan sebagai obat
untuk meningkatkan kesehatan makhluk hidup

H. Rumusan Masalah
7) Apakah yang dimaksud dengan bioteknologi ?
8) Bagaimana ruang lingkup kajian bioteknologi dibidang Farmasi?
9) Apasajakah contoh bioteknologi dalam bidang farmasi dengan
mekanismenya?

I. Tujuan
5. Mengetahui ruang lingkup kajian bioteknologidi bidang farmasi
6. Mengetahui contoh bioteknologi farmasi beserta dengan mekanismenya.
BAB II
PEMBAHASAN
5. Bioteknologi
Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk
hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup
(enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Saat
ini, perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi semata, tetapi
juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti biokimia, komputer, biologi
molekular, mikrobiologi, genetika, kimia, matematika, dan lain sebagainya.
Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang menggabungkan
berbagai cabang ilmu dalam proses produksi barang dan jasa.
Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun
yang lalu. Sebagai contoh, di bidang teknologi pangan adalah pembuatan bir, roti,
maupun keju yang sudah dikenal sejak abad ke-19, pemuliaan tanaman untuk
menghasilkan varietas-varietas baru di bidang pertanian, serta pemuliaan dan
reproduksi hewan. Di bidang medis, penerapan bioteknologi pada masa lalu
dibuktikan antara lain dengan penemuan vaksin, antibiotik, dan insulin walaupun
masih dalam jumlah yang terbatas akibat proses fermentasi yang tidak sempurna.
Perubahan signifikan terjadi setelah penemuan bioreaktor oleh Louis Pasteur.
Pada masa ini, bioteknologi berkembang sangat pesat, terutama di negara negara
maju. Kemajuan ini ditandai dengan ditemukannya berbagai macam teknologi
semisal rekayasa genetika, kultur jaringan, DNA rekombinan, pengembangbiakan
sel induk, kloning, dan lain-lain.
Penerapan bioteknologi pada masa ini juga dapat dijumpai pada pelestarian
lingkungan hidup dari polusi. Sebagai contoh, pada penguraian minyak bumi yang
tertumpah ke laut oleh bakteri, dan penguraian zat-zat yang bersifat toksik (racun)
di sungai atau laut dengan menggunakan bakteri jenis baru.
Kemajuan di bidang bioteknologi tak lepas dari berbagai kontroversi yang
melingkupi perkembangan teknologinya. Sebagai contoh, teknologi kloning dan
rekayasa genetika terhadap tanaman pangan mendapat kecaman dari bermacam-
macam golongan.
Bioteknologi secara umum berarti meningkatkan kualitas suatu organisme
melalui aplikasi teknologi. Aplikasi teknologi tersebut dapat memodifikasi fungsi
biologis suatu organisme dengan menambahkan gen dari organisme lain atau
merekayasa gen pada organisme tersebut.
6. Ruang Lingkup Bioteknologi di Bidang Farmasi
Bioteknologi farmasi merupakan penerapan dan pengembangan
bioteknologi dalam bidang farmasi/obat-obatan yang menunjang perbaikan
kesehatan makhluk hidup.
Bioteknologi farmasi saling berhubungan dengan bioteknologi kedokteran
dimana dalam bioteknologi farmasi mengkaji beberapa organisme model
(mencit, tikus, ayam, yeast, lalat buah, cacing, dan zebrafish) untuk
mengidentifikasi penyakit genetik dan kesesuaian penggunaan terapi gen dalam
mengetahui keefektifan dan keamanannya sebelum melakukan tindak lanjut
klinis pada manusia.
Bioteknologi Farmasi memegang peranan penting dalam perkembangan
tindakan medis untuk pengobatan suatu penyakit. Thieman (2004) menjelaskan
bahwa umumnya teknik yang digunakan dalam bioteknologi kedokteran
menggunakan pendekatan molekular untuk mendeteksi penyakit genetik yang
berhubungan dengan ketidaknormalan kromosom dan kerusakan gen.
5. Bioteknologi Farmasi dan Keuntungan Kombinasinya
Ketika dua disiplin-farmasi dan bioteknologi-datang bersama-sama,
mereka menghasilkan banyak keuntungan bagi manusia dalam hal kesehatan. Hal
ini dimungkinkan melalui Pharmacogenomics (berasal dari 'farmakologi' dan
'genomics') yang merujuk kepada studi tentang bagaimana warisan genetik
mempengaruhi respon tubuh manusia individu untuk obat. biofarmasi obat
bertujuan untuk merancang dan memproduksi obat-obatan yang disesuaikan
dengan genetik masing-masing orang. Dengan demikian perusahaan bioteknologi
farmasi dapat mengembangkan obat-obatan khusus dibuat untuk efek terapi yang
maksimal. Selain itu, obat-obatan bioteknologi dapat diberikan kepada pasien
dalam dosis yang tepat sebagai dokter akan tahu genetika pasien dan bagaimana
proses dan tubuh memetabolisme obat. Salah satu manfaat lebih dari bioteknologi
farmasi adalah dalam bentuk vaksin yang lebih baik. Biotek perusahaan desain
dan memproduksi vaksin yang lebih aman oleh organisme yang ditransformasi
melalui rekayasa genetik. Vaksin-vaksin biotek meminimalkan risiko infeksi.
6. Bioteknologi Farmasi Produk
Produk bioteknologi farmasi umum yang dibuat oleh perusahaan farmasi biotek
mencakup, Antibodi, Protein, dan DNA rekombinan Produk.
7. Antibodi- Antibodi adalah protein yang diproduksi oleh sel darah putih
dan digunakan oleh sistem kekebalan tubuh untuk mengidentifikasi
bakteri, virus, dan zat asing lain dan untuk melawan mereka. Dalam
beberapa tahun terakhir, antibodi monoklonal merupakan salah satu
perkembangan yang paling menarik dalam obat-obatan bioteknologi.
8. Protein- Protein dibuat dari asam amino yang besar, molekul kompleks
yang sebagian besar bekerja di sel dan diperlukan untuk struktur, fungsi,
dan regulasi dari jaringan tubuh dan organ. Protein bioteknologi yang
muncul sebagai salah satu teknologi kunci dari masa depan untuk
memahami perkembangan banyak penyakit seperti kanker atau formasi
amiloid untuk intervensi terapeutik yang lebih baik.
9. Contoh Bioteknologi serta Mekanismenya
i) Pembuatan Insulin
Insulin merupakan hormon yang diproduksi oleh sel-sel beta yang
membentuk pulau sehingga disebut pulau langerhans di kelenjar pangkreas. Pada
awalnya terbentuk proinsulin yang molekulnya lebih besar daripada insulin.
Proinsulin tersimpan di pankreas hingga dibutuhkan tubuh. Ketika proinsulin
keluar ke peredaran darah, proinsulin diuraikan menjadi 2 bagian: peptida
penghubung dan hormon insulin aktif. Fungis utama hormon insulin adalah
menurunkan kadar glukosa di dalam sel. Teori yang ada mengatakan bahwa
seseorang ≥45 tahun memiliki peningkatan resiko terhadap terjadinya diabetes dan
intoleransi glukosa yang di sebabkan oleh faktor degeneratif yaitu menurunya
fungsi tubuh, khususnya kemampuan dari sel β dalam memproduksi insulin untuk
memetabolisme glukosa (Betteng et al., 2014). Oleh karena itu diperlukan suatu
teknik untuk memperoleh tambahan insulin. Adanya teknik rekayasa genetika,
maka bisa didapatkan hormon insulin dalam jumlah yang banyak, insulin
ini diperoleh dengan mencangkokkan gen (transplantasi gen) yang mengkode
insulin ke dalam plasmid bakteri. Proses pembuatan insulin dengan teknik DNA
recombinan adalah sebagai berikut.
13. Mengidentifikasi dan mengisolasi gen penghasil insulin dari sel pankreas
manusia:
i. Mula-mula mRNA yang telah disalin dari gen penghasil insulin diekstrak
dari sel pancreas. Kemudian enzim transcriptase ditambahkan pada mRNA
bersamaan dengan nukleotida penyusun DNA.
j. Enzim ini menggunakan mRNA sebagai cetekan untuk membentuk DNA
berantai tunggal.
k. DNA ini kemudian dilepaskan dari mRNA.
l. Enzim DNA polymirase digunakan untuk melengkapi DNA rantai tunggal
menjadi ranati ganda, disebut DNA komplementer (c- DNA), yang
merupakan gen penghasil insulin.
14. Melepaskan salinan gen penghasil insulin tersebut dengan cara memotong
kromosom secara khusus menggunakan enzim retrikasi.
15. Mengekstrak plasmid dari sel bakteri, kemudian membuka plasmid dari sel
bakteri dengan menngunakan enzim retrikasi lain. Sementara itu, di dalam
serangkain tabung reaksi atau cawan petri, gen penghasil insulin manusia
dalam bentuk c- DNA disiapkan untuk dipasangkan pada plasmid yang terbuka
tersebut.
16. Memasang gen penghasil insulin kedalam cincin plasmid. Mula-mula
ikatan yang terjadi masih lemah, kemudian enzim DNA ligase memperkuat
ikatan ini sehingga dihasilkan molekul DNA recombinan/plasmid recombinan
yang bagus.
17. Memasukkan plasmid recombinan kedalam bakteri E.coli. Di dalam sel
bakteri ini plasmid mengadakan replikasi
18. Mengultur bakteri E.coli yang akan berkembang biak dengan cepat
menghasilkkan klon-klon bakteri yang mengandung plasmid recombinan
penghasil insulin.
Melalui rekayasa genetika dapat dihasilkan E.coli yang merupakan penghasil
insulin dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang singkat.

j) Pembuatan Antibodi Monoklonal


Produksi molekul Antibodi merupakan tanggungjawab dari klone-klone sel limfosit B (sel
plasma) yang masing-masing spesifik terhadap antigen. Menurut teori klonal, adanya
interaksi antara antigen dengan klone limfosit B akan merangsang sel tersebut untuk
berdiferensiasi dan berproliferasi sehingga diperoleh sel yang mempunyai ekspresi
klonal untuk memproduksi antibodi. Produksi antibody monoklonal merupakan
gabungan penerapan teknik hibridoma dan kloning. Dengan berkembangnya teknologi
dan pengetahuan tentang molekul Ig, maka kini dikenal teknik hibridoma untuk tujuan
menghasilkan antibodi monoklonal dalam jumlah banyak dan tidak terbatas oleh waktu
dengan cara kloning. Teknik hibridoma adalah suatu teknik dengan cara menggabungkan
dua macam sel eukariot dengan tujuan mendapatkan sel hibrid yang memiliki
kemampuan kedua sel induknya. Pada hakekatnya produksi antibodi monoklonal tetap
mengikuti prinsip teori seleksi klonal (Artama, 1990: 165). Pada dunia kesehatan,
antibodi monoklonal ini dapat digunakan untuk diagnosis kehamilan, uji golongan darah
ABO, dan uji serum (AIDS, Hepatitis).

k) Produk Vaksin
Selain digunakan untuk memproduksi hormon maupun enzim, teknologi
DNA rekombinan juga digunakan untuk membuat vaksin. Pada aplikasi ini, secara
garis besar beberapa mikroorganisme digunakan untuk menghambat kemampuan
mikroorganisme patogen (penyebab penyakit). Mikrobia menjadi suatu bibit
penyakit dalam tubuh apabila mikrobia tersebut menghasilkan senyawa
toksik bagi tubuh manusia. Selain itu, bagian-bagian tubuh mikrobia seperti flagel
dan membran sel juga dapat menimbulkan penyakit. Hal ini karena bagian-
bagian tersebut kemungkinan terdiri dari protein asing bagi tubuh. Senyawa dan
protein asing ini disebut antigen.

Gen yang mengkode senyawa penyebab penyakit (antigen) diisolasi dari


mikrobia yang bersangkutan. Kemudian gen ini disisipkan pada plasmid mikrobia
yang sama, tetapi telah dilemahkan (tidak berbahaya). Mikrobia ini menjadi tidak
berbahaya karena telah dihilangkan bagian yang menimbulkan penyakit,
misal lapisan lendirnya. Mikrobia yang telah disisipi gen ini akan membentuk
antigen murni. Bila antigen ini disuntikkan pada manusia, sistem kekebalan
manusia akan membuat senyawa khas yang disebut antibodi.

12
l) Terapi Gen
terapi gen adalah suatu teknik yang digunakan untuk memperbaiki gen-gen mutan
(abnormal/cacat) yang bertanggung jawab terhadap terjadinya suatu penyakit. Pada
awalnya, terapi gen diciptakan untuk mengobati penyakit keturunan (genetik) yang terjadi
karena mutasi pada satu gen, seperti penyakit fibrosis sistik. Penggunaan terapi gen pada
penyakit tersebut dilakukan dengan memasukkan gen normal yang spesifik ke dalam sel
yang memiliki gen mutan. Terapi gen kemudian berkembang untuk mengobati penyakit
yang terjadi karena mutasi di banyak gen, seperti kanker. Selain memasukkan gen normal
ke dalam sel mutan, mekanisme terapi gen lain yang dapat digunakan adalah melakukan
rekombinasi homolog untuk melenyapkan gen abnormal dengan gen normal, mencegah
ekspresi gen abnormal melalui teknik peredaman gen, dan melakukan mutasi balik
selektif sehingga gen abnormal dapat berfungsi normal kembali.
Secara garis besar ada dua macam cara yang biasa digunakan untuk memasukkan
gen baru ke dalam sel.
5. Terapi Gen Ex Vivo
Sel dari sejumlah organ atau jaringan (seperti kulit, system hemopoietik, hati ) atau
jaringan tumor dapat diambil dari pasien dan kemudian dibiakkan dalam laboratorium.
Selama pembiakkan, sel itu dimasuki suatu gen tertentu untuk terapi penyakit itu.
Kemudian diikuti dengan reinfusi atau reimplementasi dari sel tertransduksi itu ke
pasien. Penggunaan sel penderita untuk diperlakukan adalah untuk meyakinkan tidak
ada respon imun yang merugikan setelah infuse atau transplantasi.
6. Terapi Gen In Vivo
Organ seperti paru paru, otak, jantung tidak cocok untuk terapi gen ex vivo, sebab
pembiakan sel target dan retransplantasi tidak mungkin dilakukan. Oleh karena itu
terapi gen somatic, dilakukan dengan pemindahan gen in vivo. Dengan kata lain
dengan memberikan gen tertentu baik secara lokal maupun sistemik. Penggunaan
vector retrovirus memerlukan kondisi sel target yang sedang membelah supaya dapat
terinfeksi. Akan tetapi, banyak jaringan yang merupakan target terapi gen, sebagian
besar selnya dalam keadaan tidak membelah. Akibatnya, sejumlah strategi diperlukan
baik penggunaan system vector virus maupun non-virus untuk menghantarkan gen
terapetik ke sel target yang sangat bervariasi seperti kulit, otot, usus, liver dan sel
darah. Sistem penghantar gen in vivo yang ideal adalah efisiensi tinggi masuknya gen
terapetik dalam sel target. Gen itu dapat masuk ke inti sel dengan sedikit mungkin
terdegradasi, dan gen itu tetap terekspresi walaupun ada perubahan kondisi
BAB III
PENUTUP

3. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah:
d. Bioteknologi farmasi dan kedokteran merupakan penerapan dan
pengembangan bioteknologi dalam bidang farmasi/obat-obatan
yang menunjang perbaikan kesehatan makhluk hidup serta
perawatan medis.
e. Komponen yang terlibat dalam bioteknologi farmasi dan kedokteran
dapat berupa bagian-bagian dari organisme yang digunakan dalam
menghasilkan produk atau jasa untuk kepentingan penelitian atau
pengembangan perawatan kesehatan dan obat-obatan
f. Contoh dari bioteknologi farmasi dan kedokteran diantaranya
pembuatan insulin, antibody monoclonal, vaksin dan terapi gen.
4. Saran
Dari pembuatan makalah ini ada beberapa hal yang perlu diperbaiki diantaranya
mahasiswa harus selalu mengikuti perkembangan informasi mengenai bioteknologi
farmasi, hal ini dikarenakan ilmu bioteknologi farmasi yang terus berkembang dan
memunculkan teori atau cara baru
BAB I
PENDAHULUAN
J. Latar belakang
Bioteknologi merupakan suatu kajian yang berhubungan dengan penggunaan
organisme hidup atau produknya dalam proses industri berskala-besar.
Bioteknologi mikroorganisme adalah aspek bioteknologi industri yang
berhubungan dengan proses yang melibatkan mikroorganisme. Aplikasi
Bioteknologi mampu meningkatkan kualitas suatu organisme dengan
memodifikasi fungsi biologis suatu organisme dengan menambahkan gen dari
organisme lain atau merekayasa gen pada organisme tersebut. Pemanfaatan
makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk
hidup melalui proses fermentasi untuk membuat produk keperluan sehari-hari
seperti roti, keju, bir dan anggur. Dibidang kesehatan, penerapan bioteknologi
telah menghasilkan produk-produk penting seperti antibiotik, vaksin, hormon,
diagnostika penyakit dan produk farmasi lainnya.
Innovasi dibidang pangan dan farmasi telah menunjukan potensi yang besar
bioteknologi untuk mengembangkan berbagai macam produk, rekayasa tanaman
tahan penyakit dan tahan perubahan iklim, pestisida alami, teknologi bioremediasi
untuk lingkungan, bahan- bahan farmasi terapitik, bahan kimia lain dan enzyme
yang dapat meningkatkan efisiensi produksi. Dalam bioteknologi farmasi hal
utama yang dihasilkan adalah suatu produk yang dapat digunakan sebagai obat
untuk meningkatkan kesehatan makhluk hidup

K. Rumusan Masalah
10) Apakah yang dimaksud dengan bioteknologi ?
11) Bagaimana ruang lingkup kajian bioteknologi dibidang Farmasi?
12) Apasajakah contoh bioteknologi dalam bidang farmasi dengan
mekanismenya?

L. Tujuan
7. Mengetahui ruang lingkup kajian bioteknologidi bidang farmasi
8. Mengetahui contoh bioteknologi farmasi beserta dengan mekanismenya.
BAB II
PEMBAHASAN
7. Bioteknologi
Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk
hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup
(enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Saat
ini, perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi semata, tetapi
juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti biokimia, komputer, biologi
molekular, mikrobiologi, genetika, kimia, matematika, dan lain sebagainya.
Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang menggabungkan
berbagai cabang ilmu dalam proses produksi barang dan jasa.
Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun
yang lalu. Sebagai contoh, di bidang teknologi pangan adalah pembuatan bir, roti,
maupun keju yang sudah dikenal sejak abad ke-19, pemuliaan tanaman untuk
menghasilkan varietas-varietas baru di bidang pertanian, serta pemuliaan dan
reproduksi hewan. Di bidang medis, penerapan bioteknologi pada masa lalu
dibuktikan antara lain dengan penemuan vaksin, antibiotik, dan insulin walaupun
masih dalam jumlah yang terbatas akibat proses fermentasi yang tidak sempurna.
Perubahan signifikan terjadi setelah penemuan bioreaktor oleh Louis Pasteur.
Pada masa ini, bioteknologi berkembang sangat pesat, terutama di negara negara
maju. Kemajuan ini ditandai dengan ditemukannya berbagai macam teknologi
semisal rekayasa genetika, kultur jaringan, DNA rekombinan, pengembangbiakan
sel induk, kloning, dan lain-lain.
Penerapan bioteknologi pada masa ini juga dapat dijumpai pada pelestarian
lingkungan hidup dari polusi. Sebagai contoh, pada penguraian minyak bumi yang
tertumpah ke laut oleh bakteri, dan penguraian zat-zat yang bersifat toksik (racun)
di sungai atau laut dengan menggunakan bakteri jenis baru.
Kemajuan di bidang bioteknologi tak lepas dari berbagai kontroversi yang
melingkupi perkembangan teknologinya. Sebagai contoh, teknologi kloning dan
rekayasa genetika terhadap tanaman pangan mendapat kecaman dari bermacam-
macam golongan.
Bioteknologi secara umum berarti meningkatkan kualitas suatu organisme
melalui aplikasi teknologi. Aplikasi teknologi tersebut dapat memodifikasi fungsi
biologis suatu organisme dengan menambahkan gen dari organisme lain atau
merekayasa gen pada organisme tersebut.
8. Ruang Lingkup Bioteknologi di Bidang Farmasi
Bioteknologi farmasi merupakan penerapan dan pengembangan
bioteknologi dalam bidang farmasi/obat-obatan yang menunjang perbaikan
kesehatan makhluk hidup.
Bioteknologi farmasi saling berhubungan dengan bioteknologi kedokteran
dimana dalam bioteknologi farmasi mengkaji beberapa organisme model
(mencit, tikus, ayam, yeast, lalat buah, cacing, dan zebrafish) untuk
mengidentifikasi penyakit genetik dan kesesuaian penggunaan terapi gen dalam
mengetahui keefektifan dan keamanannya sebelum melakukan tindak lanjut
klinis pada manusia.
Bioteknologi Farmasi memegang peranan penting dalam perkembangan
tindakan medis untuk pengobatan suatu penyakit. Thieman (2004) menjelaskan
bahwa umumnya teknik yang digunakan dalam bioteknologi kedokteran
menggunakan pendekatan molekular untuk mendeteksi penyakit genetik yang
berhubungan dengan ketidaknormalan kromosom dan kerusakan gen.
7. Bioteknologi Farmasi dan Keuntungan Kombinasinya
Ketika dua disiplin-farmasi dan bioteknologi-datang bersama-sama,
mereka menghasilkan banyak keuntungan bagi manusia dalam hal kesehatan. Hal
ini dimungkinkan melalui Pharmacogenomics (berasal dari 'farmakologi' dan
'genomics') yang merujuk kepada studi tentang bagaimana warisan genetik
mempengaruhi respon tubuh manusia individu untuk obat. biofarmasi obat
bertujuan untuk merancang dan memproduksi obat-obatan yang disesuaikan
dengan genetik masing-masing orang. Dengan demikian perusahaan bioteknologi
farmasi dapat mengembangkan obat-obatan khusus dibuat untuk efek terapi yang
maksimal. Selain itu, obat-obatan bioteknologi dapat diberikan kepada pasien
dalam dosis yang tepat sebagai dokter akan tahu genetika pasien dan bagaimana
proses dan tubuh memetabolisme obat. Salah satu manfaat lebih dari bioteknologi
farmasi adalah dalam bentuk vaksin yang lebih baik. Biotek perusahaan desain
dan memproduksi vaksin yang lebih aman oleh organisme yang ditransformasi
melalui rekayasa genetik. Vaksin-vaksin biotek meminimalkan risiko infeksi.
8. Bioteknologi Farmasi Produk
Produk bioteknologi farmasi umum yang dibuat oleh perusahaan farmasi biotek
mencakup, Antibodi, Protein, dan DNA rekombinan Produk.
10. Antibodi- Antibodi adalah protein yang diproduksi oleh sel darah putih
dan digunakan oleh sistem kekebalan tubuh untuk mengidentifikasi
bakteri, virus, dan zat asing lain dan untuk melawan mereka. Dalam
beberapa tahun terakhir, antibodi monoklonal merupakan salah satu
perkembangan yang paling menarik dalam obat-obatan bioteknologi.
11. Protein- Protein dibuat dari asam amino yang besar, molekul kompleks
yang sebagian besar bekerja di sel dan diperlukan untuk struktur, fungsi,
dan regulasi dari jaringan tubuh dan organ. Protein bioteknologi yang
muncul sebagai salah satu teknologi kunci dari masa depan untuk
memahami perkembangan banyak penyakit seperti kanker atau formasi
amiloid untuk intervensi terapeutik yang lebih baik.
12. Contoh Bioteknologi serta Mekanismenya
m) Pembuatan Insulin
Insulin merupakan hormon yang diproduksi oleh sel-sel beta yang
membentuk pulau sehingga disebut pulau langerhans di kelenjar pangkreas. Pada
awalnya terbentuk proinsulin yang molekulnya lebih besar daripada insulin.
Proinsulin tersimpan di pankreas hingga dibutuhkan tubuh. Ketika proinsulin
keluar ke peredaran darah, proinsulin diuraikan menjadi 2 bagian: peptida
penghubung dan hormon insulin aktif. Fungis utama hormon insulin adalah
menurunkan kadar glukosa di dalam sel. Teori yang ada mengatakan bahwa
seseorang ≥45 tahun memiliki peningkatan resiko terhadap terjadinya diabetes dan
intoleransi glukosa yang di sebabkan oleh faktor degeneratif yaitu menurunya
fungsi tubuh, khususnya kemampuan dari sel β dalam memproduksi insulin untuk
memetabolisme glukosa (Betteng et al., 2014). Oleh karena itu diperlukan suatu
teknik untuk memperoleh tambahan insulin. Adanya teknik rekayasa genetika,
maka bisa didapatkan hormon insulin dalam jumlah yang banyak, insulin
ini diperoleh dengan mencangkokkan gen (transplantasi gen) yang mengkode
insulin ke dalam plasmid bakteri. Proses pembuatan insulin dengan teknik DNA
recombinan adalah sebagai berikut.
19. Mengidentifikasi dan mengisolasi gen penghasil insulin dari sel pankreas
manusia:
m. Mula-mula mRNA yang telah disalin dari gen penghasil insulin diekstrak
dari sel pancreas. Kemudian enzim transcriptase ditambahkan pada mRNA
bersamaan dengan nukleotida penyusun DNA.
n. Enzim ini menggunakan mRNA sebagai cetekan untuk membentuk DNA
berantai tunggal.
o. DNA ini kemudian dilepaskan dari mRNA.
p. Enzim DNA polymirase digunakan untuk melengkapi DNA rantai tunggal
menjadi ranati ganda, disebut DNA komplementer (c- DNA), yang
merupakan gen penghasil insulin.
20. Melepaskan salinan gen penghasil insulin tersebut dengan cara memotong
kromosom secara khusus menggunakan enzim retrikasi.
21. Mengekstrak plasmid dari sel bakteri, kemudian membuka plasmid dari sel
bakteri dengan menngunakan enzim retrikasi lain. Sementara itu, di dalam
serangkain tabung reaksi atau cawan petri, gen penghasil insulin manusia
dalam bentuk c- DNA disiapkan untuk dipasangkan pada plasmid yang terbuka
tersebut.
22. Memasang gen penghasil insulin kedalam cincin plasmid. Mula-mula
ikatan yang terjadi masih lemah, kemudian enzim DNA ligase memperkuat
ikatan ini sehingga dihasilkan molekul DNA recombinan/plasmid recombinan
yang bagus.
23. Memasukkan plasmid recombinan kedalam bakteri E.coli. Di dalam sel
bakteri ini plasmid mengadakan replikasi
24. Mengultur bakteri E.coli yang akan berkembang biak dengan cepat
menghasilkkan klon-klon bakteri yang mengandung plasmid recombinan
penghasil insulin.
Melalui rekayasa genetika dapat dihasilkan E.coli yang merupakan penghasil
insulin dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang singkat.

n) Pembuatan Antibodi Monoklonal


Produksi molekul Antibodi merupakan tanggungjawab dari klone-klone sel limfosit B (sel
plasma) yang masing-masing spesifik terhadap antigen. Menurut teori klonal, adanya
interaksi antara antigen dengan klone limfosit B akan merangsang sel tersebut untuk
berdiferensiasi dan berproliferasi sehingga diperoleh sel yang mempunyai ekspresi
klonal untuk memproduksi antibodi. Produksi antibody monoklonal merupakan
gabungan penerapan teknik hibridoma dan kloning. Dengan berkembangnya teknologi
dan pengetahuan tentang molekul Ig, maka kini dikenal teknik hibridoma untuk tujuan
menghasilkan antibodi monoklonal dalam jumlah banyak dan tidak terbatas oleh waktu
dengan cara kloning. Teknik hibridoma adalah suatu teknik dengan cara menggabungkan
dua macam sel eukariot dengan tujuan mendapatkan sel hibrid yang memiliki
kemampuan kedua sel induknya. Pada hakekatnya produksi antibodi monoklonal tetap
mengikuti prinsip teori seleksi klonal (Artama, 1990: 165). Pada dunia kesehatan,
antibodi monoklonal ini dapat digunakan untuk diagnosis kehamilan, uji golongan darah
ABO, dan uji serum (AIDS, Hepatitis).

o) Produk Vaksin
Selain digunakan untuk memproduksi hormon maupun enzim, teknologi
DNA rekombinan juga digunakan untuk membuat vaksin. Pada aplikasi ini, secara
garis besar beberapa mikroorganisme digunakan untuk menghambat kemampuan
mikroorganisme patogen (penyebab penyakit). Mikrobia menjadi suatu bibit
penyakit dalam tubuh apabila mikrobia tersebut menghasilkan senyawa
toksik bagi tubuh manusia. Selain itu, bagian-bagian tubuh mikrobia seperti flagel
dan membran sel juga dapat menimbulkan penyakit. Hal ini karena bagian-
bagian tersebut kemungkinan terdiri dari protein asing bagi tubuh. Senyawa dan
protein asing ini disebut antigen.

Gen yang mengkode senyawa penyebab penyakit (antigen) diisolasi dari


mikrobia yang bersangkutan. Kemudian gen ini disisipkan pada plasmid mikrobia
yang sama, tetapi telah dilemahkan (tidak berbahaya). Mikrobia ini menjadi tidak
berbahaya karena telah dihilangkan bagian yang menimbulkan penyakit,
misal lapisan lendirnya. Mikrobia yang telah disisipi gen ini akan membentuk
antigen murni. Bila antigen ini disuntikkan pada manusia, sistem kekebalan
manusia akan membuat senyawa khas yang disebut antibodi.

12
p) Terapi Gen
terapi gen adalah suatu teknik yang digunakan untuk memperbaiki gen-gen mutan
(abnormal/cacat) yang bertanggung jawab terhadap terjadinya suatu penyakit. Pada
awalnya, terapi gen diciptakan untuk mengobati penyakit keturunan (genetik) yang terjadi
karena mutasi pada satu gen, seperti penyakit fibrosis sistik. Penggunaan terapi gen pada
penyakit tersebut dilakukan dengan memasukkan gen normal yang spesifik ke dalam sel
yang memiliki gen mutan. Terapi gen kemudian berkembang untuk mengobati penyakit
yang terjadi karena mutasi di banyak gen, seperti kanker. Selain memasukkan gen normal
ke dalam sel mutan, mekanisme terapi gen lain yang dapat digunakan adalah melakukan
rekombinasi homolog untuk melenyapkan gen abnormal dengan gen normal, mencegah
ekspresi gen abnormal melalui teknik peredaman gen, dan melakukan mutasi balik
selektif sehingga gen abnormal dapat berfungsi normal kembali.
Secara garis besar ada dua macam cara yang biasa digunakan untuk memasukkan
gen baru ke dalam sel.
7. Terapi Gen Ex Vivo
Sel dari sejumlah organ atau jaringan (seperti kulit, system hemopoietik, hati ) atau
jaringan tumor dapat diambil dari pasien dan kemudian dibiakkan dalam laboratorium.
Selama pembiakkan, sel itu dimasuki suatu gen tertentu untuk terapi penyakit itu.
Kemudian diikuti dengan reinfusi atau reimplementasi dari sel tertransduksi itu ke
pasien. Penggunaan sel penderita untuk diperlakukan adalah untuk meyakinkan tidak
ada respon imun yang merugikan setelah infuse atau transplantasi.
8. Terapi Gen In Vivo
Organ seperti paru paru, otak, jantung tidak cocok untuk terapi gen ex vivo, sebab
pembiakan sel target dan retransplantasi tidak mungkin dilakukan. Oleh karena itu
terapi gen somatic, dilakukan dengan pemindahan gen in vivo. Dengan kata lain
dengan memberikan gen tertentu baik secara lokal maupun sistemik. Penggunaan
vector retrovirus memerlukan kondisi sel target yang sedang membelah supaya dapat
terinfeksi. Akan tetapi, banyak jaringan yang merupakan target terapi gen, sebagian
besar selnya dalam keadaan tidak membelah. Akibatnya, sejumlah strategi diperlukan
baik penggunaan system vector virus maupun non-virus untuk menghantarkan gen
terapetik ke sel target yang sangat bervariasi seperti kulit, otot, usus, liver dan sel
darah. Sistem penghantar gen in vivo yang ideal adalah efisiensi tinggi masuknya gen
terapetik dalam sel target. Gen itu dapat masuk ke inti sel dengan sedikit mungkin
terdegradasi, dan gen itu tetap terekspresi walaupun ada perubahan kondisi
BAB III
PENUTUP

5. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah:
g. Bioteknologi farmasi dan kedokteran merupakan penerapan dan
pengembangan bioteknologi dalam bidang farmasi/obat-obatan
yang menunjang perbaikan kesehatan makhluk hidup serta
perawatan medis.
h. Komponen yang terlibat dalam bioteknologi farmasi dan kedokteran
dapat berupa bagian-bagian dari organisme yang digunakan dalam
menghasilkan produk atau jasa untuk kepentingan penelitian atau
pengembangan perawatan kesehatan dan obat-obatan
i. Contoh dari bioteknologi farmasi dan kedokteran diantaranya
pembuatan insulin, antibody monoclonal, vaksin dan terapi gen.
6. Saran
Dari pembuatan makalah ini ada beberapa hal yang perlu diperbaiki diantaranya
mahasiswa harus selalu mengikuti perkembangan informasi mengenai bioteknologi
farmasi, hal ini dikarenakan ilmu bioteknologi farmasi yang terus berkembang dan
memunculkan teori atau cara baru

DAFTAR PUSTAKA

Artama, W.T. (1990). Teknik Hibridoma untuk Porduksi Antibodi Monoklonal.


Makalah Kursus Immuno-bioteknologi. Yogyakarta: PAU UGM.

Betteng, R., Pangemanan, D., & Mayulu, N. 2014. Analisis Faktor Resiko
Penyebab Terjadinya Diabetes Melitus Tipe 2 Pada Wanita Usia Produktif Ii
Puskesmas Wawonasa. Jurnal e-Biomedik, 2(2): 400-410.

Machmud, M., Harjosudarmo, Jumanto, Manzila, Ifa, & Suryadi, Yadi. 2004.
Pengembangan Teknik Produksi dan Aplikasi Antibodi Monoklonal
Ralstonia solanacerum. Kumpulan Makalah Seminar Hasil Penelitian BB-
Biogen Tahun 2004.
Nurcahyo, Heru. 2011. Diktat Bioteknologi. Yogyakarta: Fakultas MIPA
Universitas Negeri Yogyakarta.

Sudjadi. 2008. Bioteknologi kesehatan. Yogyakarta: Kanisius

Anda mungkin juga menyukai