Anda di halaman 1dari 5

WISATA ALAM BUKIT LAWANG

TUGAS

MICE I

OLEH

YOHANA SIHALOHO

182204005

PROGRAM STUDI D-III PERJALANAN WISATA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2019
Wisata Alam BukitLawang

Hari yang ditunggu telah tiba. Semuanya telah kupersiapkan dengan baik. Aku beserta
teman-teman satu angkatan akan melaksanakan praktek ke Bukit Lawang. Bukit Lawang
merupakan salah satu atraksi alam yang terdapat di kota Medan. Kami berkumpul di Fakultas
Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Tepat pukul Sembilan kami berangkat menggunakan
bus persemesta. Perjalanan dari padang bulan ketempat wisata Bukit Lawang memakan waktu
tiga jam dengan jarak tempuh 91km.

Banyak pepohonan yang menghiasi sepanjang perjalanan. Angin berhembus perlahan


memasuki bus, seakan-akan mengajak ku untuk tidur. Ada banyak atraksi yang mungkin akan
kami dapatkan. Salah satunya memberi makan monyet. Sepanjang perjalanan, kami bernyanyi
bersama, ada juga yang memelih untuk tidur. Akhirnya kami sampai di Bukit Lawang. Kami
mencari tempat duduk ditepi sungai sembari menikmati makan siang. Selepas makan, kami
membuang plastik makanan ke tong sampah. Banyak monyet bergelantungan dipohon. Nama
monyet yang bewarna putih dan hitam keabu-abuan adalah Thomas. Pengunjung memberi
banyak makanan sampai monyet berebutan.

Selepas makan, kami berfoto ditepi sungai sembari mengerjakan tugas yaitu merekam
segala kegiatan yang kami lakukan sepanjang perjalanan menuju basecamp. Sebelum trekking,
rangers memberikan kami dua pilihan yaitu trekking melalui hutan atau melalui air. Kami
sepakat trekking melalui hutan. Aku, Gebi, Agatha, Yocelyne, Amabel, dan Helen ke toilet.
Mereka mengganti celana, sedangkan aku dan Gebi hanya mengganti sepatu dan memakai sandal
agar lebih nyaman saat trekking. Pertama, kami harus melewati jembatan dan kemudian masuk
kehutan. Tanjakkan yang lumayan menguras tenaga. Sesampainya diatas, kami beristirahat
sebentar. Kemudian, kami melanjutkan perjalanan. Sangat mengasyikkan seperti kembali kemasa
SMA. Selama trekking , rangers berbagi pengalaman dan sesekali aku bertanya mengenai hewan
apa saja yang ada dihutan ini. Tampaknya Agatha keberatan membawa tasnya. Sehingga dia
dibantu oleh rangers. Dihutan, kami menemui berbagai jenis monyet. Rangers mengatakan ada
yang lebih besar tetapi agresif dan tidak mau bertemu manusia.

Kami melanjutkan trekking dan melewati mata air, sangat segar untuk diminum. Aku
meminta rangers untuk mengambilnya karna aku sangat haus. Rangers berkata bahwa ada
anaconda dihutan yang sedang kami lewati. Aku hampir tidak percaya karena seharusnya ular
tersebut ditangkap bukan dibiarkan berkeliaran dihutan karena sangat membahayakan. Kami pun
sampai disungai dan Rangers memerintahkan untuk menyusun barang agar dimasukkan kedalam
plastik karena akan menyebrangi sungai. Kami menyebrangi sungai menggunakan ban berwarna
hitam. Saat antrian nyebrang, aku mendokumentasikan air sungai yang aliran airnya lumayan
deras. Saat aku merekamnya, Agatha usil mengganggu dan akhirnya dia terpeleset dan jatuh.
Karna malu dia membasahiku dengan air. Untungnya, aku membelakanginya sehingga kamera
tidak basah. Kami berenam foto membelakangi air sungai. Spot yang lumayan bagus. Giliran
kami untuk menyebrang. Agatha panic dan teriak. Sehabis nyebrang kami melewati batu-batu
yang lumayan licin agar sampai di basecamp. Sembari menunggu tas kami datang, kami
bercanda tawa sambil menceritakan pengalaman sewaktu di Pelaruga. Kami melanjutkan
trekking.

Sesampainya, kami bergegas untuk mandi di air terjun. Terdapat toilet disekitaran
basecamp tetapi hanya dapat digunakan untuk buang air besar. Kami memakai baju secara
bergantian dan terburu-buru karna takut ada yang mengintip. Setelah itu ,makan malam. Kami
diarahkan oleh Pak Koko. Kami diberi tugas untuk mencari 4a yaitu atraksi, aksesbilitas,
amenitas, dan anciliary yang terdapat di bukit lawang. Setelah makan, kami bebas melakukan
apa saja, tetapi mengingat tanggung jawab masing-masing yaitu mengerjakan tugas.

Selesai makan, kami kembali ketenda masing-masing. Didalam tenda aku dan teman-
teman saling bercerita keluhan masing-masing. Belum habis mereka cerita, aku lebih memilih
tidur. Selama mereka bercerita, sesekali aku menyanggah pendapat mereka. Mereka sampai
marah dan menyuruhku untuk tidur saja .

Keesokan harinya, kami semua sarapan pagi. Banyak monyet berdatangan, tatapan
mereka seakan-akan ingin merebut makan kami. Setelah itu, aku dan teman-teman ke air terjun
untuk cuci muka. Sangat dingin sekali. Kami kembali ke basecamp dan menyusun barang karena
sebentar lagi akan melakukan rafting. Rangers memerintahkan agar kami memeriksa seluruh
barang bawaan dan jangan sampai ada yang ketinggalan.

Sesampainya ditepi sungai, kami mengambil lift jacket dan langsung memakainya.
Beberapa ban telah terpasang namun itu masih kurang karena barang bawaan kami sangat
banyak. Aku dan teman-temanku bermain ditepi sungai. Kami saling melempar batu. Batu siapa
yang jatuhnya lebih jauh, itulah pemenangnya. Pak koko menghampiri, dan mengajak kami
untuk berfoto. Kami kembali ke aktivitas semula. Ada yang menulis nama dibatu, ada juga yang
mencari batu kecil. Aku masih melempar batu sejauh mungkin.

Beberapa kelompok sudah naik ke ban dan mereka lebih dulu merasakan arum jeram.
Aku dan teman-teman ku naik tetapi masih harus menunggu karena tongkat yang digunakan
rangers kurang. Setelah mereka sepakat, kami pun bergerak menelusuri arum jeram. Ingin
rasanya aku berlama-lama menelusuri sepanjang sungai ini dan dimana ujungnya. Arus deras,
kami berpegangan pada tali disekeliling ban, Helen terjatuh. Ada yang panic, ada yang
menganggap bahwa itu lelucon. Aku hanya menertawakannya, dan dia juga begitu.

Sesampainya, sebagian ada yang mandi dan makan siang. Aku dan teman-temanku
bersiap- siap untuk mandi. Disekitar bukit Lawang, terdapat banyak hotel dan restoran yang
dapat dikunjungi. Salah satunya adalah The Heritage Resort and Restaurant. Air di kamar mandi
sekitaran hotel lumayan bersih dan wangi. Setelah mandi, kami kembali ketitik awal dan
berangkat pulang ke Medan. Kami sampai sekitar pukul 9 malam. Kegiatan yang lumayan
menguras tenaga tetapi menyenangkan.

Saran saya, basecamp yang terdapat di hutan seharusnya diperbaiki. Karna, terpal yang
digunakan untuk menutupi sudah ada yang sobek. Di bukit lawang, bisa dilaksanakan suatu
perlombaan misalnya memotret monyet dengan angle yang terbaik, lomba memasak dengan
tema jungle, lomba arum jeram, lomba membuat perahu dari ban dan menghiasnya, lomba panjat
pinang. Untuk anak-anak bisa dilaksanakan lomba menggambar hutan atau monyet. Untuk
mahasiswa bisa dilaksanakan juga malam keakraban atau makrab.

Anda mungkin juga menyukai