Anda di halaman 1dari 10

TUGAS BAHASA INDONESIA

RESENSI ‘AYAH’
COVER BUKU
KATA PENGATAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT. Yang telah


memberi rahmat dan karunianya bahwa penulis telah dapat
menyelesaikan tugas resensi buku yang bejudul “ Ayah “.

Adapun tujuan penulis mengambil judul tersebut karena isi buku itu
menarik karena menceritakan berbagai

Tugas ini banyak dibantu guru karena itu penulis mengucapkan


kepada, Bu Asnimar selaku guru Bahasa Indonesia, orang tua penulis
yang telah mendorong dan mendukunh dalam mengerjakan tugas
resensi ini, dan kepada teman – teman penulis yang telah mendukung
dan memberi semangat kepada penulis untuk membuat tugas resensi
ini.
Penulis yakin bahwa pembahasan tugas ini jauh dari lesempurnaan
oleh sebab itu maka penulis membutuhkan kritik dan saran kepada
teman – teman semua agar penulis dapat menjadi lebih baik lagi untuk
kedepannya.
DAFTAR ISI

Cover Buku............................................................................i
Kata pengantar......................................................................ii
Daftar isi................................................................................iii

BAB 1
1. Tokoh.............................................................................
2. Sinopsis Buku.................................................................
3. Unsur Intrinsik
BAB 2
1. Resensi Buku
2. Kelebihan dan kekurangan
SINOPSIS

Novel ini mengisahkan sebuah cerita cinta yang tidak biasa. Kisah
cinta Sabari kepada Marlena, teman satu sekolahnya ketika SMA,
yang merupakan anak kampung tetangga. Sabari yang sebelumnya
tidak terlalu tertarik dengan kisah cinta dan wanita, mendadak
berubah 180 derajat soal cinta, sejak Marlena memberikan sebatang
pensil kepadanya sebagai hadiah setelah Marlena merebut paksa
kertas jawaban Bahasa Indonesia Sabari pada saat ujian masuk SMA.
Berikutnya, Sabari yang lugu dan pandai berpuisi -yang diwarisi dari
ayahnya- selalu membuatkan puisi cinta untuk pujaan hatinya, Lena.
Sebanyak dia membuatkan puisi cinta, sebanyak itu pula Lena
menolaknya, bahkan menghinanya. Namun toh penolakan Lena tak
membuat Sabari berkecil hati. Sabari melakukan apa saja yang
menurut Zuraida, temannya Lena, disukai oleh Lena.
Kesetiaan Sabari yang demikian tulus tak lantas membuat Marlena
luluh hatinya. Sabari sama sekali buka tipe pria idaman Lena. Jauh.
Apa yang diinginkan oleh Marlena tidak ada sedikitpun pada diri
Sabari. Sekeras-kerasnya Lena menolak dan menjauh, sekeras itu pula
usaha Sabari mendekati Marlena. Hal itu yang membuat Sabari
memutuskan untuk bekerja di perusahaan batako ayahnya Lena. Demi
satu hal : mendekati Lena. Usaha yang keras itu tampak tak
membuahkan hasil sama sekali. Yang ada Sabari semakin mengetahui
bahwa Lena sering bergonta-ganti pasangan, sering bertengkar
dengan ayahnya, sering pulang larut malam, dan masih banyak hal
yang diketahuinya soal Marlena.
Tapi rupanya, cinta Sabari kepada Lena adalah cinta yang tak pada
umumnya. Seburuk apapun citra Lena di masyarakat, Sabari tetap
merindukan kehadiran Marlena. Suatu hari, didengarnya pertengkaran
hebat antara Marlena dan ayahnya, Markoni. Konon, pertengkaran
tersebut disebabkan karena terjadi ‘hal yang tak diinginkan’ dalam
pergaulan Lena yang berganti-ganti pasangan itu. Dianggap sebagai
penabur abu di wajah ayahnya, ayahnya berang. Sabari yang
mengetahui hal tersebut kemudian mengorbankan dirinya dengan
menikahi Marlena. Ayah Marlena setuju, mengingat Sabari adalah
karyawan terbaik dua tahun berturut-turut di perusahaan batako
miliknya.
Zorro, adalah Amiru, adalah anak Lena dengan entah siapa, yang
sejak Lena menikah dengan Sabari menjadi anak laki-laki sabari yang
amat sangat dicintai oleh Sabari. Tindakan Lena yang tetap jarang
pulang setelah menikah dengan Sabari, membuat Sabari seorang diri
membesarkan Zorro. Zorro berparas tampan, mewarisi wajah ibunya
yang rupawan. Zorro dibesarkan oleh Sabari dengan puisi dan cerita-
cerita. Suatu hari, ketika Zorro yang belum genap berusia 3 tahun,
sedang bermain bersama Sabari di taman kota, dia diambil paksa oleh
ibunya sebagai konsekuensi atas keputusan sidang cerai yang
diajukan Lena kepada Sabari. Sejak saat itu, Sabari mulai -sedikit
demi sedikit- kehilangan semangatnya. Kecintaannya pada Zorro
membuatnya tidak siap menghadapi kehilangan yang begitu tiba-tiba.
Setelah bercerai dengan Sabari, Marlena menikah dengan setidaknya
laki-laki secara berturut-turut. Hal itu tidak terlalu sulit dilakukan oleh
Marlena, mengingat dirinya memang memiliki paras yang cantik dan
dia termasuk orang yang akan melakukan apa yang dia inginkan.
Selama Marlena berpindah-pindah dan menikah dengan beberapa
laki-laki, selama itu pula Zorro, anak pintar yang rupawan itu,
menemani ibundanya, termasuk merasakan memiliki ayah berganti
ganti dan saudara tiri berganti-ganti. Namun rupanya, kelembutan hati
dan kebesaran jiwa Sabari menurun kepada Zorro. Anak itu
menguatkan ibundanya ketika ibundanya merasa sedih, dan tetap
berbuat sedemikian baik kepada bapak tirinya, salah satunya Amirza.
Sepeninggal Lena dan Zorro dar rumahnya membuat Sabari
kehilangan banyak hal: istrinya, anaknya, semangatnya, hartanya, dan
pelan-pelan kesadarannya.  Saking putusasanya, Sabari pernah
menyangkutkan sebuah pesan di kaki penyu, yang kemudian penyu
tersebut ditemukan oleh seorang nelayan di Australia, 7 tahun
kemudian. Atau terkadang, Sabari sengaja mengambil layang-layang
yang putus dan menyambung talinya, lalu menerbangkannya dengan
sebuah pesan, lalu memutus talinya, dengan harapan, seseorang akan
membaca pesannya, dan akan mengembalikan Zorro jika dia
menemukannya. Atau yang terakhir, Sabari sudah ditemukan di pasar
dengan pakaian kumal dan sulit dikenali. Dia tertawa kalau orang lain
sedih, atau sebaliknya, menangis saat orang sedang tertawa menonton
pertunjukan srimulat. Hal tersebut membuat dua sahabatnya rela
melemparkan diri mereka ke tempat baru, Sumatera, demi mencari
apa yang membuat Sabari sangat merasa kehilangan : Zorro dan Lena.
Setelah hampir mengaduk-aduk Pulau Sumatera, dua sahabat Sabari,
Tamat dan Ukun, berhasil membawa Lena dan Zorro kepada Sabari.
Bukan main senangnya Sabari. Anaknya yang dulu diambil paksa
oleh ibunya, saat usianya belum genap 3 tahun, kini kembali
kepadanya setelah terpisah 8 tahun 20 hari.
UNSUR INTRINSIK

Tema           : Percintaan


Novel ini mengangkat kisah cinta antara laki-laki kepada perempuan,
dan sekaligus menitikberatkan kepada kisah cinta ayah kepada
anaknya, juga sebaliknya.
Alur              : Campuran
Andrea membuat kisah ini sangat mengalir penuh kejutan. Banyak hal
yang tak terduga muncul dari aliran-aliran ceritanya.
Setting         : Kisah ini mengambil latar di tanah Belitong, tanah lahir
Andrea, dan beberapa tempat lainya seperti Sumatera, dan sedikit di
Australia. Andrea mengambil latar waktu untuk kisah ini adalah sejak
tahun 1970an hingga awal 2013.
Penokohan : (1) Sabari, tokoh utama. (2) Marlena, kekasih Sabari. (3)
Zorro, alias Amiru, anak Sabari dan Marlena. (4) Markoni, ayah
Marlena. (5) Insyafi, ayah Sabari. (6) Tamat, Ukun, Tahurun, sahabat
Sabari. (7) Zuraida, sahabat Marlena. (8) Izmi, yang diam-diam
terinspirasi oleh Sabari. (9) Manikam, Jon, Amirza, para mantan
suami Marlena. (10) Bu Norma, Guru Bahasa Indonesia Sabari dkk.
Dan masih ada lagi.
Amanat       : (1) Mencintai itu bukan soal menang atau kalah.
Mancintai saja cukup sudah. – terinspirasi dari perasaan cinta Sabari
ke Marlena dan Zorro. (2) Jangan sepelekan niat baik yang mungkin
tidak terlihat oleh manusia. Ingat, malaikat akan turun mencatat setiap
niat-niat baik -terinspirasi dari Insyafi, ayah Sabari yang selalu
menasihati Sabari dengan puisi. (3) Setia pada cinta yang searah
mungkin sebuah kebodohan, tetapi lihatlah, setiap benih niat baik
akan berbuah manis. -lagi-lagi terinspirasi dari kisah cintanya Sabari
ke Marlena. (4) Yang namanya sahabat tidak akan meninggalkan kita
saat kita sedang di bawah, jatuh tertimpa tangga dan bahkan hampir
gila. -ini terinspirasi dari si konyol Tamat dan Ukun, sahabatnya
Sabari. (5) Berbahasa Indonesia lah dengan baik dan benar, integritas
seseorang dapat dilihat dari caranya berbahasa. Dan lagi, dengan
menggunakan Bahasa Indonesia, kau akan temui banyak kawan. -ini
terisnpirasi dari Bu Norma, Guru Bahasa Indonesia yang membekali
Tamat dan Ukun dengan sebuah Kamus Bahasa Indonesia sebelum
mereka merantau ke Sumatera.
RESENSI BUKU

Anda mungkin juga menyukai