PSIKOLOGI SASTRA
ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA TERHADAP NOVEL
“Ayah” karya Andrea Hirata dan “Hujan” karya TereLiye
Di susun oleh :
Maulana Helmi Romadhoni
210402080035
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada
kita semua, sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan tujuan memenuhi Ujian Akhir Semester
(UAS) mata kuliah Psikologi Sastra dapat selesai tepat pada waktu.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. H. A. Sjukur Ghazali, M.Pd. selaku
dosen pengampu mata kuliah Psikologi Sastra. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua
pihak yang telah membantu untuk menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. sehingga kedepannya penulis dapat
menyusun makalah-makalah lain dengan lebih baik. Dan harapan penulis semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan bagi pembaca
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I.....................................................................................................................................................4
1.3 Tujuan.........................................................................................................................................4
BAB II...................................................................................................................................................5
BAB III................................................................................................................................................22
PENUTUP...........................................................................................................................................22
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................................22
3.2 Saran..........................................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................23
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengtetahui analisis unsur Novel Ayah karya Andrea Hirata
1.3.2 Untuk mengtetahui analisis unsur Novel Hujan karya Tere liye
BAB II
PEMBAHASAN
IDENTITAS BUKU
Judul : Ayah
Penulis : Andrea Hirata
Genre : Novel Roman Jumlah halaman : 396 halaman utama
Penerbit : Bentang Pustaka
Tahun terbit : Cetakan I, Mei 2015
SINOPSIS NOVEL
Novel ini mengisahkan sebuah cerita cinta yang tidak biasa. Kisah cinta Sabari kepada
Marlena, teman satu sekolahnya ketika SMA, yang merupakan anak kampung tetangga. Sabari yang
sebelumnya tidak terlalu tertarik dengan kisah cinta dan wanita, mendadak berubah 180 derajat soal
cinta, sejak Marlena memberikan sebatang pensil kepadanya sebagai hadiah setelah Marlena merebut
paksa kertas jawaban Bahasa Indonesia Sabari pada saat ujian masuk SMA. Berikutnya, Sabari yang
lugu dan pandai berpuisi -yang diwarisi dari ayahnya- selalu membuatkan puisi cinta untuk pujaan
hatinya, Lena. Sebanyak dia membuatkan puisi cinta, sebanyak itu pula Lena menolaknya, bahkan
menghinanya. Namun toh penolakan Lena tak membuat Sabari berkecil hati. Sabari melakukan apa
saja yang menurut Zuraida, temannya Lena, disukai oleh Lena.
Kesetiaan Sabari yang demikian tulus tak lantas membuat Marlena luluh hatinya. Sabari
sama sekali buka tipe pria idaman Lena. Jauh. Apa yang diinginkan oleh Marlena tidak ada
sedikitpun pada diri Sabari. Sekeras-kerasnya Lena menolak dan menjauh, sekeras itu pula usaha
Sabari mendekati Marlena. Hal itu yang membuat Sabari memutuskan untuk bekerja di perusahaan
batako ayahnya Lena. Demi satu hal : mendekati Lena. Usaha yang keras itu tampak tak
membuahkan hasil sama sekali. Yang ada Sabari semakin mengetahui bahwa Lena sering bergonta-
ganti pasangan, sering bertengkar dengan ayahnya, sering pulang larut malam, dan masih banyak hal
yang diketahuinya soal Marlena. Tapi rupanya, cinta Sabari kepada Lena adalah cinta yang tak pada
umumnya. Seburuk apapun citra Lena di masyarakat, Sabari tetap merindukan kehadiran Marlena.
Suatu hari, didengarnya pertengkaran hebat antara Marlena dan ayahnya, Markoni. Konon,
pertengkaran tersebut disebabkan karena terjadi ‘hal yang tak diinginkan’ dalam pergaulan Lena
yang berganti-ganti pasangan itu. Dianggap sebagai penabur abu di wajah ayahnya, ayahnya berang.
Sabari yang mengetahui hal tersebut kemudian mengorbankan dirinya dengan menikahi Marlena.
Ayah Marlena setuju, mengingat Sabari adalah karyawan terbaik dua tahun berturut-turut di
perusahaan batako miliknya. Zorro, adalah Amiru, adalah anak Lena dengan entah siapa, yang sejak
Lena menikah dengan Sabari menjadi anak laki-laki sabari yang amat sangat dicintai oleh Sabari.
Tindakan Lena yang tetap jarang pulang setelah menikah dengan Sabari, membuat Sabari seorang
diri membesarkan Zorro. Zorro berparas tampan, mewarisi wajah ibunya yang rupawan. Zorro
dibesarkan oleh Sabari dengan puisi dan cerita-cerita. Suatu hari, ketika Zorro yang belum genap
berusia 3 tahun, sedang bermain bersama Sabari di taman kota, dia diambil paksa oleh ibunya
sebagai konsekuensi atas keputusan sidang cerai yang diajukan Lena kepada Sabari. Sejak saat itu,
Sabari mulai -sedikit demi sedikit- kehilangan semangatnya. Kecintaannya pada Zorro membuatnya
tidak siap menghadapi kehilangan yang begitu tiba-tiba.
Sepeninggal Lena dan Zorro dar rumahnya membuat Sabari kehilangan banyak hal: istrinya,
anaknya, semangatnya, hartanya, dan pelan-pelan kesadarannya. Saking putusasanya, Sabari pernah
menyangkutkan sebuah pesan di kaki penyu, yang kemudian penyu tersebut ditemukan oleh seorang
nelayan di Australia, 7 tahun kemudian. Atau terkadang, Sabari sengaja mengambil layang-layang
yang putus dan menyambung talinya, lalu menerbangkannya dengan sebuah pesan, lalu memutus
talinya, dengan harapan, seseorang akan membaca pesannya, dan akan mengembalikan Zorro jika
dia menemukannya. Atau yang terakhir, Sabari sudah ditemukan di pasar dengan pakaian kumal dan
sulit dikenali. Dia tertawa kalau orang lain sedih, atau sebaliknya, menangis saat orang sedang
tertawa menonton pertunjukan srimulat. Hal tersebut membuat dua sahabatnya rela melemparkan
diri mereka ke tempat baru, Sumatera, demi mencari apa yang membuat Sabari sangat merasa
kehilangan : Zorro dan Lena.
Setelah hampir mengaduk-aduk Pulau Sumatera, dua sahabat Sabari, Tamat dan Ukun,
berhasil membawa Lena dan Zorro kepada Sabari. Bukan main senangnya Sabari. Anaknya yang
dulu diambil paksa oleh ibunya, saat usianya belum genap 3 tahun, kini kembali kepadanya setelah
terpisah 8 tahun 20 hari.
Tema : Percintaan
Novel ini mengangkat kisah cinta antara laki-laki kepada perempuan, dan sekaligus menitikberatkan
kepada kisah cinta ayah kepada anaknya, juga sebaliknya.
Alur : Campuran
Andrea membuat kisah ini sangat mengalir penuh kejutan. Banyak hal yang tak terduga muncul dari
aliran-aliran ceritanya.
Psikologi Cerita
Sabari adalah bocah dari kampung Belantik, kampung paling ujung, di pinggir laut Belitong
sebelah timur. Bertingkah selayaknya bocah seusianya yang setiap harinya bermain hingga petang.
Selain itu, ia juga pandai menuliskan puisi. Tak mengerti apapun tentang cinta. Hingga tiba-tiba, ia
menjadi sangat tergila-gila pada seorang perempuan dan perilakunya menjadi berubah.
Berawal dari kejadian ketika seorang perempuan merampas lembar jawab milik Sabari,
disaat terakhir tes masuk SMU. Sejak saat, Sabari tidak henti-hentinya memikirkan perempuan
tersebut—Marlena. Sabari bertemu lagi dengan perempuan tersebut ketika pengumuman tes masuk
SMU tersebut. Setelah itu, Sabari selalu berusaha agar selalu dekat dengan Lena. Sabari tidak
mudah menyerah walaupun berkali-kali ditolak bahkan menerima perlakuan yang tidak baik dari
Lena dan temannya. Setelah SMU pun, Sabari masih berusaha mendekati Lena dengan bekerja di
toko milik Markoni, ayah Lena.
Hingga suatu hari, ketika Sabari sedang bekerja di toko ayah Lena, ia mendengar
pertengkaran yang berbeda dari biasanya karena ada suara benda-benda pencah. Markoni muntab
lantaran Lena yang dimabuk cinta, hingga terjadi suatu hal yang tidak diinginkan. Dalam hal ini,
nama baik Markoni dipertaruhkan. Kemudian, Sabari menikahi Lena. Setelah Lena melahirkan,
Sabari lah yang mengurus anak tersebut da diberi nama Zorro. Hingga tiba-tiba, Lena mengambil
paksa anaknya dari Sabari, lalu membawanya pergi. Lena hidup berpindah-pindah dari kota satu ke
yang lainnya. Lena juga sempat menikah beberapa kali, tapi pernikahan tersebut tidak berlangsung
lama. Dan akhirnya, ia bertemu dan menikah dengan Amirza, ayah Amiru atau Zorro. Akibat
kasihan dengan keadaan Sabari yang sudah seperti orang tidak sehat akalnya, setelah kepergian
Zorro, Ukun dan Tamat memutuskan untuk mencari Zorro demi sahabatnya, Sabari. Berbagai
persiapan dipersiapkan. Tak mudah Ukun dan Tamat menemukan Lena karena kebiasaan Lena yang
sering berpindah tempat. Hingga suatu kebetulan yang ajaib, Ukun dan Tamat menemukan Jon
Pijerelli, mantan suami Lena. Berbagai rangkai peristiwa ajaib mengikuti perjalanan Ukun dan
Tamat. Dan pada akhirnya, mereka berhasil menemukan Lena dan Zorro.
Meski begitu, tak mudh membujuk Lena. Namun, pada akhirnya hati Lena luluh dan
membolehkan Zorro bertemu Sabari. Pertemuan Zorro dan Sabari ini berlangsung mengharukan,
hingga wajah mereka berlinang air mata.
Latar
TEMPAT :
Latar utama : Kepulauan Belitong , Indonesia “My name is Sabari, from Belitong Island,
Indonesia.” (halaman 43)
Kampung Nira : “sepanjang pengetahuan Amiru, ayahnya, Amirza, tak pernah ke warung kopi
seperti kebanyakan lelaki di Kampung Nira.” (halaman 6)
Desa Kelumbi : “.. . .lagi pula, perjodohan masih sangat biasa di Kelumbi (tempat Marlena tinggal) .”
(halaman 28)
Kawasan Pasar Ikan :“Maka, segera Amirza membawa radio itu ke kios reparasi Gaya Baru di
kawasan pasar ikan.” (halaman 22)
Kampung Belantik :“Di kampung lain, Belantik, Sabari juga gelisah menuggu hasil ujian itu, bukan
hanya karena ” (halaman 30)
Tanjong Pandan : Tanjong Pandan, ibu kota kabupaten, adalah babak baru hidup Sabari.
(halaman 112)
Muara Sungai Lenggang : Pulang kerja, dia senang karena kembali ke kebiasaan lama, yaitu
mendorong kursi roda ayahnya, keliling kampung, saling berkisah, menyitir puisi sambil memandangi
matahri terbenam di muara Sungai Lenggang. (halaman 152)
Medan : “Siap – siap, Boi, kita akan berangkat ke medan.” (halaman 249)
Indragiri Hulu :“Setelah beberapa waktu tinggal di Indragiri Huku, Zorro yang terlanjur jatuh hati
pada kota nan elok itu harus pindah lagi ke Bagansiapiapi. (halaman 271)
WAKTU : Latar waktu untuk kisah ini adalah sejak tahun 1970an hingga awal 2013. Malam senyap,
Ketika pengumuman hasil tes masuk SMU, Pulang sekolah siang itu, Sejak pagi, Tanggal 1 Februari,
Mestinya pukul 4.00 sore, Dua bulan kemudian
SUASANA :
Pengenalan Suasana : tenang, malam senyap
Bukti : tak ada suara kecuali kafilah – kafilah ngin berembus dari selatan, menampar – nampar atap
rumbia, menyelisik daun delima, menjatuhkan buah kenari, menepis permukaan Danau Merantik,
menyapu padang, lalu terlontar jauh, jauh ke utara. Sesekali burung – burung pipit yang tidur di gulma
terbangun, bercuit – cuit berebut tempat tidur, lalu senyap lagi. (halaman1)
Penokohan :
1. Sabari
Karakter : Pekerja keras,ambisius,bersungguh-sungguh,gigih dalam menggapai impian,tidak
mudah putus asa,cinta tanah air, keras kepala,penyabar
Bukti : Datangkan seribu serdadu untuk membekukku ! Bidikkan seribu senapan, tepat ke ulu
hatiku! Langit menjadi saksi bahwa aku di sini, untuk mencintaimu! (halaman8)
Karena sikap Sabari yang keras kepala, Ukun dan Tamat jengkel. (paragraf 4) (halaman128) Bogel
jengkel karena Sabari tak pernah terpancing. Ditariknya kerah baju Sabari, ditantangnya berkelahi.
Sabari tak melawan, hanya tersenyum, karena dia takkan merendahkan dirinya sendiri dengan
menggunakan tangannya untuk memukul. (halaman 80) Paragraf 6 (halaman131, 133)
3. Amiru
Karakter :pintar,pantang menyerah,kerja keras,patuh kepada orang
tua,penyayang Bukti :Setiap hari Amiru berlatih keras, tak kenal lelah. (paragraf 4)
(halaman.89)
Oleh karena itu, dia, selaku anak tertua, juga rajin merawat ibunya. Jika keadaan
mencemaskan, Amiru berbaring di samping ibunya, diciuminya tangan ibunya sambil berdoa
agar ibunya lekas sembuh. (halaman.14)
Tentu saja Amiru yang cerdas tak bisa menerima pendapat yang sembarangan itu.
(halaman.46) Pulang dari kios Gaya Baru, Amiru belajar dengan tekun. Dia mau segera
masuk SMP. (halaman.47)
4. Markoni
Karakter :Keras,Disiplin,Baik,Keras kepala
Bukti : AYAH yang keras, begitu semua menganggap Markoni. Markoni sadar
akan hal itu, tetapi tidak dapat mengubahnya. (halaman.17)
5. Marlena
Karakter : Tegas,Mandiri,Baik,Tidak suka ambil pusing,Keras kepala
Bukti : Namun, karena wataknya yang keras, si bungsu seakan menyabotase
dirinya sendiri. Mungkin itu bentuk protes terselubung kepada ayahnya yang otoriter. (
halaman 28) Kepribadian Lena yang tidak suka ambil pusing membuatnya mudah saja
memutuskan bercerai dan oleh karena itu Markoni muntab luar biasa. (halaman 234)
Tetapi, Lena adalah perempuan besi dengan pendirian yang lebih tegak dari pada tiang
bendera di lapangan merdeka. (halaman 266)
6. Ukun
Karakter : Tulus,Baik,Amanah
Bukti : “baiklah, dan Sabari ingin mempersembahkan hadiah – hadiah ini
untukmu. Begitu amanahnya.” (halaman 119)
7. Tamat
Karakter : Tulus,Baik,Ramah,Rela berkorban
Bukti :“tolong jangan gila dulu. Biarlah kami mencari Lena dan Zorro dulu, tak
ada keberatan dariku dan tamat sebagai kawan – kawanmu.” (halaman 299)mereka datang
bersimpati pada dua sahabat yang pergi mencari Lena dan Zorro, demi sahabat lainnya.
(halaman 299)
8. Insyafi
Karakter : Penyanyang , puitis
Bukti : Saban malam ayahnya bercerita untuk menidurkannya. Bukan karena
Sabari merengek, melainkan memang karena ayahnya senang bercerita. (paragraf 1)
(halaman6) Waktu dikejar Waktu menunggu Waktu berlari Waktu bersembunyi Biarkan
aku mencintaimu Dan biarkan waktu menguji (halaman64)
9. Izmi
Karakter : Tekun,Optimis
Bukti : Namun, dia tetap optimis. Untuk sementara dia menjadi tukang jahit. Sabari
terus menerus menjadi inspirasinya. Dia belajar dengan tekun untuk menjadi penjahit
jempolan. (halaman 148)
10. Manikam
Karakter : Pendiam,Teiliti,sistematis
Bukti : Manikam pendiam, selalu menyembunyikan perasaannya dan
merupakan seorang yang berbakat menjadi pegawai negeri sipil. (halaman 193)
GEGABAH, bukanlah tipikal Manikam. Dia itu teliti, metodikal, dan sistematis. Dia
memiliki kepribadian seorang penerjun payung. (halaman 231)
11. Bogel
Karakter:Jahat
Bukti : Tidak pernah puas menyakiti orang lain Bogel sering mengejek puisi –
puisi Sabari, sambil memain – mainkan korek gas Zippo, dipanggilnya Sabari majenun alias
gila.
Pernah Bogel menggemboskan ban sepedanya sehingga dia harus pulang menuntun sepeda
itu, ... (halaman 80)
12. John pijarelli
Karakter : Ekspresif,Mudah tersinggung
Bukti........................ekspresif, dan gitaris kelas satu. Jarinya cepat. (halaman 193)
13. Zorro
Karakter : Pintar,Baik budi, Mudah menyesuaikan diri
Bukti : “.........siapa yang tak jatuh hati kepada bocah tampan yang pintar itu?”
(halaman
254)
Kata Zorro dua sengaja menurunkan nilainya, sengaja tak menjawab beberapa soal dalam
ujiannkarena kasihan pada Imelda yang sangat ingin menjadi juara pertama. (halaman 258)
Zorro gampang menyesuaikan diri dan selalu disukai kawan – kawan dan guru – gurunya.
(halaman 272)
Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang digunakan sangat menarik dan mempunyai makna yang dalam yang dibungkus
dengan kata – kata sederhana dan dipadukan dengan sedikit permainan majas dalm puisi – puisi
yang buat ala Andrea Hirata.
Amanat
b) Hidup yang kita tempuh selalu penuh dengan perjuangan , tetaplah bekerja keras dan
gigih untuk melaksanakannya niscaya kita akan memetik hasil yang terbaik dari
buah kerja keras kita.
Nilai Moral
Sebagai seorang wanita sudah hakekat para perempuan untuk menjaga kehormatannya, dan
lebih hati–hati bergaul dengan lawan jenis karena jika terlena, dampak buruk seperti hal –
hal yang tidak dinginkan mungkin saja bisa terjadi.
IDENTITAS NOVEL
Judul : hujan
Pengarang : Tere Liye
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Sampul oleh : Orkha Creative
Tahun Terbit : Januari 2016
Tempat Terbit : Jakarta
SINOPSIS
Novel hujan ini berlatar Bumi pada tahun 2050. Berawal dari seorang gadis yang
bernama Lail yang mendatangi sebuah pusat terapi saraf untu menghilangkan semua
kenangan pahit dalam hidupnya dengan menggunakan sebuah teknologi canggih pada masa
itu. Terapi dimulai dengan memindai peta seluruh saraf otak Lail dengan ditemani seorang
fasilitator bernama Elijah. Lail harus menceritak kisahnya dengan menjawab pertanyaan
Elijah. Terapi tersebut dilakukan di ruangan 4 x 4 m kubik yang terlihat didesain terlalu
sederhana.
Lail adalah seorang remaja berusia 13 tahun yang ada tahun 2042 kehilangan kedua
orang tuanya pada saat terjadinya gempa bumi yang dahsyat. Beruntunglah ada seorang
anak laki-laki yang berusia 2 tahun lebih muda darinya bernama Esok yang
menyelamatkannya. Esok un kehilangan 4 saudara kandungnya dan menyisakan ibunya
yang mengalami kelumpuhan akibat gempa.
Kisah Esok dan Lail pun bermula setelah bencana terjadi. Mereka harus tinggal di
pengungsian hingga kota bisa kembali pulih. Kota itu merupakan kota yang sangat maju
dengan perkembangan teknologi canggih yang tersedia di kota itu, baik sebelum gempa
terjadi maupun setelahnya. Pada saat itu kota kembali pulih dan pengungsian resmi ditutup,
Lail dan Esok harus berpisah karena Esok diadopsi oleh Wali Kota dan Lail tinggal di Panti
Sosial. Perpisahan inilah yang menggambarkan dua anak yang terpisah tetapi di masing-
masing tempat, mereka menjalani kehidupannya dan mengejar mimpi-mimpinya.
Di Panti Sosial, Lail bertemu dengan Maryam yang merupakan teman satu
kamarnya hingga suatu hari mereka bersahabat. Maryam adalah sosok seorang remaja yang
memiliki selera humor, berjiwa sosial, dan teguh dalam mewujudkan impiannya.
Persahabatan mereka digambarkan baik suka maupun duka. Mereka tidak hanya harus
sekolah tetapi juga harus menjalani tugas-tugas mereka di Panti Sosial dan berhadapan
dengan Ibu Panti yang bernama Ibu Suri yang terkenal tegas dan ketus tehadap anak- anak
panti. Di panti inilah, Lail dan Maryam mengejar cita-citanya hingga mereka beranjak
dewasa.
Pada suatu hari, Esok membawa Lail mengunjungi stadion. Kemudian dia
menyampaikan kepada Lail bahwa sekitar satu minggu lagi akan diluncurkan kapal
raksasa. Dan hanya sepuluh ribu orang yang terpilih secara acak yang dapat menumpangi
kapal tersebut. Esok mendapatkan dua tiket. Wali Kota meminta Lail supaya bisa
membujuk Esok agar salah satu tiket yang dimilikinya diberikan kepada anaknya yang
bernama Claudia. Hingga pada jadwal keberangkatan kapal, Lail mendengar informasi dari
Istri Wali Kota bahwa salah satu tiket dari Esok, diberikan kepada Claudia. Lail pun
beranggapan bahwa Esok pergi bersama Claudia. Lail merasa hatinya seperti tercabik-
cabik. Akan tetapi, Claudia sebernarnya tidak pergi bersama Esok melainkan dengan
Ibunya Esok.
Lail langsung memutuskan untuk menghapus ingatannya tentang Esok. Maryam
panik dan langsung menyusul Lail untuk menghentikan perbuatannya. Akan tetapi, sudah
terlambat. Lail sudah memulai melakukan terapinya. Elijah menjelaskan sekali lagi kepada
Lail bahwa melupakan bukan jadi masalahnya, tetapi menerima.
Akhirnya Lail selesai melakukan terapi tersebut. Ternyata, ingatan Lail tentang
Esok dan Maryam tidak ikut terhapus. Melainkan menjadi benang biru yang menunjukkan
kenangan yang menyenangkan. Semua kenangannya, dipeluk erat-erat oloh Lail ketika
terapi terakhir dilakukan.
Satu bulan kemudian, Esok dan Lail menikah di tengah teriknya matahari. Esok
berjanji kepada Lail kalau dia tidak akan meninggalkan Lail lagi.
UNSUR INTRINSIK
1. Tema
Didalam novel ini terdapat berbagai tema yaitu: tentang persahabatan, tentang cinta, tentang
perpisahan, tentang melupakan, dan tentang hujan.
2. Tokoh
Lail :Anak perempuan yang ditinggalkan kedua orang tuanya akibat letusan
Gunung Purba
Esok :Anak laki-laki yang menarik tas Lail saat menaiki tangga darurat
4. Alur
Alur dalam novel ini dibuat maju mundur antara tahun 2042an hingga 2050an. Dimulai
tahun 2050 saat tokoh utama mendatangi sebuah tempat yang bisa menghapus ingatan
menyakitkan. Ditempat tersebut tokoh utama menceritakan tahun- tahun yang dilewatinya
dan cerita mundur kebelakang. Sesekali alur kembali maju dan kemudian mundur lagi.
Sampai akhirnya alur klimaks di bagian awal cerita dengan sebuah penyelesaian yang
membahagiakan.
6. Sudut pandang
Sudut pandang yang digunakan dalam novel ini yaitu sudut pandang orang ketiga.
Contohnya ; dia, ia, dan nama orang.
7. Gaya bahasa
Gaya bahasa yang digunakan ialah lugas
8. Amanat
Jangan terburu-buru dalam mengambil keputusan sebelum semuanya jelas
Ikhlaslah menerima semua takdir Allah
Tolonglah dengan ikhlas orang orang yang membutuhkan bantuanmu
UNSUR EKSTRINSIK
3.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan bahwa dapat disimpulkan bahwa kedua nover
memiliki analsisis strukturnya masing-masing dengan struktur instrinsik meliputi tema, alur,
penokohan , tokoh, latar, gaya bahasa, sudut pandang, amanat, dan struktur ekstrinsik
meliputi latar belakang penulis, dan penciptaan penulis terhadap karysa sastranya. Dari
pembahasan diatas dapat disimulkan bahwa pengarang menciptkan proses kreatifnya melalui
psikologi dari pengarang serta pihak eklsternal yang memperngaruhi pengarang.
3.2 Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini akan
tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini
dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan sebagai bahan evaluasi untuk
kedepannya..
DAFTAR PUSTAKA
Analisis Novel "Hujan" Karya Tere Liye Halaman 1 - Kompasiana.com. Diakses pada 20 Juli 2023