Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

PSIKOLOGI SASTRA
ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA TERHADAP NOVEL
“Ayah” karya Andrea Hirata dan “Hujan” karya TereLiye

Di susun untuk memenuhi tugas UAS


Mata Kuliah : Psikologi Sastra
Dosen Pengampu : Prof. Dr. H.A. Sjukur Ghazali, M.Pd.

Di susun oleh :
Maulana Helmi Romadhoni
210402080035

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA


INDONESIA FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA
UNIVERSITAS PGRI KANJURUHAN MALANG
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada
kita semua, sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan tujuan memenuhi Ujian Akhir Semester
(UAS) mata kuliah Psikologi Sastra dapat selesai tepat pada waktu.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. H. A. Sjukur Ghazali, M.Pd. selaku
dosen pengampu mata kuliah Psikologi Sastra. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua
pihak yang telah membantu untuk menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. sehingga kedepannya penulis dapat
menyusun makalah-makalah lain dengan lebih baik. Dan harapan penulis semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan bagi pembaca
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................2

DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3

BAB I.....................................................................................................................................................4

1.1 Latar belakang............................................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................................4

1.3 Tujuan.........................................................................................................................................4

BAB II...................................................................................................................................................5

2.1 Analisis Struktur Novel Ayah karya Andrea Hirata..................................................................5

2.2 Analisis Struktur Novel “hujan” karya tere liye.......................................................................13

BAB III................................................................................................................................................22

PENUTUP...........................................................................................................................................22

3.1 Kesimpulan...............................................................................................................................22

3.2 Saran..........................................................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................23
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Novel adalah karya prosa fiksi dengan runtutan peristiwa atau kisah kehidupan seseorang
serta orang-orang disekitarnya yang panjang dan kompleks dengan menonjolkan watak dan sifat
setiap tokoh atau pelaku, Hal tersebut menjadikan novel menjadi salah satu media yang dapat
menyajikan cerminan kehidupan masyarakat di kala hal yang ingin disampaikan tidak mungkin
disampaikan secara langsung. Suatu karya teks mengandung bermacam unsur-unsur khas yang
menjadikannya sebuah teks novel. Unsur utama yang menentukan novel adalah unsur-unsur yang
berdiri di dalam karyanya sendiri yang disebut sebagai unsur intrinsik novel. Dalam penciptaan karya
sastra pasti melibatkan perasaan yang dirasakan oleh penulis serta alur cerita dan psikologi yang
akan siampaikan dalam sastra tersebut, maka dari itu pentingnya untuk mengetahui psikologi
pengarang serta pembaca saat menikmati karya sastra.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa saja analisis struktural Novel Ayah karya Andrea Hirata
1.2.2 Apa saja analisis struktural Novel Hujan karya Tere liye

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengtetahui analisis unsur Novel Ayah karya Andrea Hirata
1.3.2 Untuk mengtetahui analisis unsur Novel Hujan karya Tere liye
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Analisis Struktur Novel Ayah karya Andrea Hirata

IDENTITAS BUKU
Judul : Ayah
Penulis : Andrea Hirata
Genre : Novel Roman Jumlah halaman : 396 halaman utama
Penerbit : Bentang Pustaka
Tahun terbit : Cetakan I, Mei 2015

SINOPSIS NOVEL

Novel ini mengisahkan sebuah cerita cinta yang tidak biasa. Kisah cinta Sabari kepada
Marlena, teman satu sekolahnya ketika SMA, yang merupakan anak kampung tetangga. Sabari yang
sebelumnya tidak terlalu tertarik dengan kisah cinta dan wanita, mendadak berubah 180 derajat soal
cinta, sejak Marlena memberikan sebatang pensil kepadanya sebagai hadiah setelah Marlena merebut
paksa kertas jawaban Bahasa Indonesia Sabari pada saat ujian masuk SMA. Berikutnya, Sabari yang
lugu dan pandai berpuisi -yang diwarisi dari ayahnya- selalu membuatkan puisi cinta untuk pujaan
hatinya, Lena. Sebanyak dia membuatkan puisi cinta, sebanyak itu pula Lena menolaknya, bahkan
menghinanya. Namun toh penolakan Lena tak membuat Sabari berkecil hati. Sabari melakukan apa
saja yang menurut Zuraida, temannya Lena, disukai oleh Lena.
Kesetiaan Sabari yang demikian tulus tak lantas membuat Marlena luluh hatinya. Sabari
sama sekali buka tipe pria idaman Lena. Jauh. Apa yang diinginkan oleh Marlena tidak ada
sedikitpun pada diri Sabari. Sekeras-kerasnya Lena menolak dan menjauh, sekeras itu pula usaha
Sabari mendekati Marlena. Hal itu yang membuat Sabari memutuskan untuk bekerja di perusahaan
batako ayahnya Lena. Demi satu hal : mendekati Lena. Usaha yang keras itu tampak tak
membuahkan hasil sama sekali. Yang ada Sabari semakin mengetahui bahwa Lena sering bergonta-
ganti pasangan, sering bertengkar dengan ayahnya, sering pulang larut malam, dan masih banyak hal
yang diketahuinya soal Marlena. Tapi rupanya, cinta Sabari kepada Lena adalah cinta yang tak pada
umumnya. Seburuk apapun citra Lena di masyarakat, Sabari tetap merindukan kehadiran Marlena.
Suatu hari, didengarnya pertengkaran hebat antara Marlena dan ayahnya, Markoni. Konon,
pertengkaran tersebut disebabkan karena terjadi ‘hal yang tak diinginkan’ dalam pergaulan Lena
yang berganti-ganti pasangan itu. Dianggap sebagai penabur abu di wajah ayahnya, ayahnya berang.
Sabari yang mengetahui hal tersebut kemudian mengorbankan dirinya dengan menikahi Marlena.
Ayah Marlena setuju, mengingat Sabari adalah karyawan terbaik dua tahun berturut-turut di
perusahaan batako miliknya. Zorro, adalah Amiru, adalah anak Lena dengan entah siapa, yang sejak
Lena menikah dengan Sabari menjadi anak laki-laki sabari yang amat sangat dicintai oleh Sabari.
Tindakan Lena yang tetap jarang pulang setelah menikah dengan Sabari, membuat Sabari seorang
diri membesarkan Zorro. Zorro berparas tampan, mewarisi wajah ibunya yang rupawan. Zorro
dibesarkan oleh Sabari dengan puisi dan cerita-cerita. Suatu hari, ketika Zorro yang belum genap
berusia 3 tahun, sedang bermain bersama Sabari di taman kota, dia diambil paksa oleh ibunya
sebagai konsekuensi atas keputusan sidang cerai yang diajukan Lena kepada Sabari. Sejak saat itu,
Sabari mulai -sedikit demi sedikit- kehilangan semangatnya. Kecintaannya pada Zorro membuatnya
tidak siap menghadapi kehilangan yang begitu tiba-tiba.
Sepeninggal Lena dan Zorro dar rumahnya membuat Sabari kehilangan banyak hal: istrinya,
anaknya, semangatnya, hartanya, dan pelan-pelan kesadarannya. Saking putusasanya, Sabari pernah
menyangkutkan sebuah pesan di kaki penyu, yang kemudian penyu tersebut ditemukan oleh seorang
nelayan di Australia, 7 tahun kemudian. Atau terkadang, Sabari sengaja mengambil layang-layang
yang putus dan menyambung talinya, lalu menerbangkannya dengan sebuah pesan, lalu memutus
talinya, dengan harapan, seseorang akan membaca pesannya, dan akan mengembalikan Zorro jika
dia menemukannya. Atau yang terakhir, Sabari sudah ditemukan di pasar dengan pakaian kumal dan
sulit dikenali. Dia tertawa kalau orang lain sedih, atau sebaliknya, menangis saat orang sedang
tertawa menonton pertunjukan srimulat. Hal tersebut membuat dua sahabatnya rela melemparkan
diri mereka ke tempat baru, Sumatera, demi mencari apa yang membuat Sabari sangat merasa
kehilangan : Zorro dan Lena.
Setelah hampir mengaduk-aduk Pulau Sumatera, dua sahabat Sabari, Tamat dan Ukun,
berhasil membawa Lena dan Zorro kepada Sabari. Bukan main senangnya Sabari. Anaknya yang
dulu diambil paksa oleh ibunya, saat usianya belum genap 3 tahun, kini kembali kepadanya setelah
terpisah 8 tahun 20 hari.

UNSUR INTRINSIK NOVEL

 Tema : Percintaan

Novel ini mengangkat kisah cinta antara laki-laki kepada perempuan, dan sekaligus menitikberatkan
kepada kisah cinta ayah kepada anaknya, juga sebaliknya.
 Alur : Campuran

Andrea membuat kisah ini sangat mengalir penuh kejutan. Banyak hal yang tak terduga muncul dari
aliran-aliran ceritanya.

Psikologi Cerita

Sabari adalah bocah dari kampung Belantik, kampung paling ujung, di pinggir laut Belitong
sebelah timur. Bertingkah selayaknya bocah seusianya yang setiap harinya bermain hingga petang.
Selain itu, ia juga pandai menuliskan puisi. Tak mengerti apapun tentang cinta. Hingga tiba-tiba, ia
menjadi sangat tergila-gila pada seorang perempuan dan perilakunya menjadi berubah.
Berawal dari kejadian ketika seorang perempuan merampas lembar jawab milik Sabari,
disaat terakhir tes masuk SMU. Sejak saat, Sabari tidak henti-hentinya memikirkan perempuan
tersebut—Marlena. Sabari bertemu lagi dengan perempuan tersebut ketika pengumuman tes masuk
SMU tersebut. Setelah itu, Sabari selalu berusaha agar selalu dekat dengan Lena. Sabari tidak
mudah menyerah walaupun berkali-kali ditolak bahkan menerima perlakuan yang tidak baik dari
Lena dan temannya. Setelah SMU pun, Sabari masih berusaha mendekati Lena dengan bekerja di
toko milik Markoni, ayah Lena.
Hingga suatu hari, ketika Sabari sedang bekerja di toko ayah Lena, ia mendengar
pertengkaran yang berbeda dari biasanya karena ada suara benda-benda pencah. Markoni muntab
lantaran Lena yang dimabuk cinta, hingga terjadi suatu hal yang tidak diinginkan. Dalam hal ini,
nama baik Markoni dipertaruhkan. Kemudian, Sabari menikahi Lena. Setelah Lena melahirkan,
Sabari lah yang mengurus anak tersebut da diberi nama Zorro. Hingga tiba-tiba, Lena mengambil
paksa anaknya dari Sabari, lalu membawanya pergi. Lena hidup berpindah-pindah dari kota satu ke
yang lainnya. Lena juga sempat menikah beberapa kali, tapi pernikahan tersebut tidak berlangsung
lama. Dan akhirnya, ia bertemu dan menikah dengan Amirza, ayah Amiru atau Zorro. Akibat
kasihan dengan keadaan Sabari yang sudah seperti orang tidak sehat akalnya, setelah kepergian
Zorro, Ukun dan Tamat memutuskan untuk mencari Zorro demi sahabatnya, Sabari. Berbagai
persiapan dipersiapkan. Tak mudah Ukun dan Tamat menemukan Lena karena kebiasaan Lena yang
sering berpindah tempat. Hingga suatu kebetulan yang ajaib, Ukun dan Tamat menemukan Jon
Pijerelli, mantan suami Lena. Berbagai rangkai peristiwa ajaib mengikuti perjalanan Ukun dan
Tamat. Dan pada akhirnya, mereka berhasil menemukan Lena dan Zorro.
Meski begitu, tak mudh membujuk Lena. Namun, pada akhirnya hati Lena luluh dan
membolehkan Zorro bertemu Sabari. Pertemuan Zorro dan Sabari ini berlangsung mengharukan,
hingga wajah mereka berlinang air mata.
 Latar

TEMPAT :

 Latar utama : Kepulauan Belitong , Indonesia “My name is Sabari, from Belitong Island,
Indonesia.” (halaman 43)
 Kampung Nira : “sepanjang pengetahuan Amiru, ayahnya, Amirza, tak pernah ke warung kopi
seperti kebanyakan lelaki di Kampung Nira.” (halaman 6)

 Desa Kelumbi : “.. . .lagi pula, perjodohan masih sangat biasa di Kelumbi (tempat Marlena tinggal) .”
(halaman 28)
 Kawasan Pasar Ikan :“Maka, segera Amirza membawa radio itu ke kios reparasi Gaya Baru di
kawasan pasar ikan.” (halaman 22)

 Kampung Belantik :“Di kampung lain, Belantik, Sabari juga gelisah menuggu hasil ujian itu, bukan
hanya karena ” (halaman 30)

 Tanjong Pandan : Tanjong Pandan, ibu kota kabupaten, adalah babak baru hidup Sabari.
(halaman 112)
 Muara Sungai Lenggang : Pulang kerja, dia senang karena kembali ke kebiasaan lama, yaitu
mendorong kursi roda ayahnya, keliling kampung, saling berkisah, menyitir puisi sambil memandangi
matahri terbenam di muara Sungai Lenggang. (halaman 152)

 Medan : “Siap – siap, Boi, kita akan berangkat ke medan.” (halaman 249)
 Indragiri Hulu :“Setelah beberapa waktu tinggal di Indragiri Huku, Zorro yang terlanjur jatuh hati
pada kota nan elok itu harus pindah lagi ke Bagansiapiapi. (halaman 271)

WAKTU : Latar waktu untuk kisah ini adalah sejak tahun 1970an hingga awal 2013. Malam senyap,
Ketika pengumuman hasil tes masuk SMU, Pulang sekolah siang itu, Sejak pagi, Tanggal 1 Februari,
Mestinya pukul 4.00 sore, Dua bulan kemudian

SUASANA :
 Pengenalan Suasana : tenang, malam senyap
Bukti : tak ada suara kecuali kafilah – kafilah ngin berembus dari selatan, menampar – nampar atap
rumbia, menyelisik daun delima, menjatuhkan buah kenari, menepis permukaan Danau Merantik,
menyapu padang, lalu terlontar jauh, jauh ke utara. Sesekali burung – burung pipit yang tidur di gulma
terbangun, bercuit – cuit berebut tempat tidur, lalu senyap lagi. (halaman1)

 Pengembangan Suasana : sedikit tempramen , puitis , Romantis


Bukti :Tiba – tiba Sabari diam, suasana senyap, sepi, hening, Sabari menutup puisinya dengan
syahdu.(halaman110)

 Konflik Suasana : tegang


Bukti : Hari pengumuman yang ditunggu-tunggu itu tiba. Ratusan anak dikumpulkan di dalam sebuah
ruangan. Nama yang terpilih dipanggil satu per satu. Setiap ada nama yang mirip dengan namaku
dipanggil, tubuhku gemetar. Namun sampai jumlah pemain yang diperlukan terpenuhi, aku tak
mendengar namaku. (halaman58)

 Klimaks Suasana : sedih, tegang


Bukti : Namun, pertengkaran sore itu berbeda, yakni disertai bunyi benda – benda pecah. Hal itu tak
pernah terjadi sebelumnya..... lantaran Lena dengan segala jambalaya asmaraya akhirnya
mengalami semacam peristiwa di luar rencana dan situasi itu harus segera diatasi sebab nama
baik Markoni dipertaruhkan.(halaman 167)

 Penokohan :

1. Sabari
Karakter : Pekerja keras,ambisius,bersungguh-sungguh,gigih dalam menggapai impian,tidak
mudah putus asa,cinta tanah air, keras kepala,penyabar
Bukti : Datangkan seribu serdadu untuk membekukku ! Bidikkan seribu senapan, tepat ke ulu
hatiku! Langit menjadi saksi bahwa aku di sini, untuk mencintaimu! (halaman8)
Karena sikap Sabari yang keras kepala, Ukun dan Tamat jengkel. (paragraf 4) (halaman128) Bogel
jengkel karena Sabari tak pernah terpancing. Ditariknya kerah baju Sabari, ditantangnya berkelahi.
Sabari tak melawan, hanya tersenyum, karena dia takkan merendahkan dirinya sendiri dengan
menggunakan tangannya untuk memukul. (halaman 80) Paragraf 6 (halaman131, 133)

2. Amirza (ayah Amiru)


Karakter :sederhana,puitis,penuh kasih sayang
Bukti : Amiru kagum akan rasa sayang, kesabaran, dan ketelatenan ayahnya merawat ibunya.
(halaman 14)
Seiring usia aku semakin dekat dengan Ayah, dan Ayah tetaplah Ayah yang pendiam. (halaman9)

3. Amiru
Karakter :pintar,pantang menyerah,kerja keras,patuh kepada orang
tua,penyayang Bukti :Setiap hari Amiru berlatih keras, tak kenal lelah. (paragraf 4)
(halaman.89)
Oleh karena itu, dia, selaku anak tertua, juga rajin merawat ibunya. Jika keadaan
mencemaskan, Amiru berbaring di samping ibunya, diciuminya tangan ibunya sambil berdoa
agar ibunya lekas sembuh. (halaman.14)
Tentu saja Amiru yang cerdas tak bisa menerima pendapat yang sembarangan itu.
(halaman.46) Pulang dari kios Gaya Baru, Amiru belajar dengan tekun. Dia mau segera
masuk SMP. (halaman.47)
4. Markoni
Karakter :Keras,Disiplin,Baik,Keras kepala
Bukti : AYAH yang keras, begitu semua menganggap Markoni. Markoni sadar
akan hal itu, tetapi tidak dapat mengubahnya. (halaman.17)
5. Marlena
Karakter : Tegas,Mandiri,Baik,Tidak suka ambil pusing,Keras kepala
Bukti : Namun, karena wataknya yang keras, si bungsu seakan menyabotase
dirinya sendiri. Mungkin itu bentuk protes terselubung kepada ayahnya yang otoriter. (
halaman 28) Kepribadian Lena yang tidak suka ambil pusing membuatnya mudah saja
memutuskan bercerai dan oleh karena itu Markoni muntab luar biasa. (halaman 234)
Tetapi, Lena adalah perempuan besi dengan pendirian yang lebih tegak dari pada tiang
bendera di lapangan merdeka. (halaman 266)
6. Ukun
Karakter : Tulus,Baik,Amanah
Bukti : “baiklah, dan Sabari ingin mempersembahkan hadiah – hadiah ini
untukmu. Begitu amanahnya.” (halaman 119)
7. Tamat
Karakter : Tulus,Baik,Ramah,Rela berkorban
Bukti :“tolong jangan gila dulu. Biarlah kami mencari Lena dan Zorro dulu, tak
ada keberatan dariku dan tamat sebagai kawan – kawanmu.” (halaman 299)mereka datang
bersimpati pada dua sahabat yang pergi mencari Lena dan Zorro, demi sahabat lainnya.
(halaman 299)
8. Insyafi
Karakter : Penyanyang , puitis
Bukti : Saban malam ayahnya bercerita untuk menidurkannya. Bukan karena
Sabari merengek, melainkan memang karena ayahnya senang bercerita. (paragraf 1)
(halaman6) Waktu dikejar Waktu menunggu Waktu berlari Waktu bersembunyi Biarkan
aku mencintaimu Dan biarkan waktu menguji (halaman64)
9. Izmi
Karakter : Tekun,Optimis
Bukti : Namun, dia tetap optimis. Untuk sementara dia menjadi tukang jahit. Sabari
terus menerus menjadi inspirasinya. Dia belajar dengan tekun untuk menjadi penjahit
jempolan. (halaman 148)
10. Manikam
Karakter : Pendiam,Teiliti,sistematis
Bukti : Manikam pendiam, selalu menyembunyikan perasaannya dan
merupakan seorang yang berbakat menjadi pegawai negeri sipil. (halaman 193)
GEGABAH, bukanlah tipikal Manikam. Dia itu teliti, metodikal, dan sistematis. Dia
memiliki kepribadian seorang penerjun payung. (halaman 231)
11. Bogel
Karakter:Jahat
Bukti : Tidak pernah puas menyakiti orang lain Bogel sering mengejek puisi –
puisi Sabari, sambil memain – mainkan korek gas Zippo, dipanggilnya Sabari majenun alias
gila.
Pernah Bogel menggemboskan ban sepedanya sehingga dia harus pulang menuntun sepeda
itu, ... (halaman 80)
12. John pijarelli
Karakter : Ekspresif,Mudah tersinggung
Bukti........................ekspresif, dan gitaris kelas satu. Jarinya cepat. (halaman 193)
13. Zorro
Karakter : Pintar,Baik budi, Mudah menyesuaikan diri
Bukti : “.........siapa yang tak jatuh hati kepada bocah tampan yang pintar itu?”
(halaman
254)
Kata Zorro dua sengaja menurunkan nilainya, sengaja tak menjawab beberapa soal dalam
ujiannkarena kasihan pada Imelda yang sangat ingin menjadi juara pertama. (halaman 258)
Zorro gampang menyesuaikan diri dan selalu disukai kawan – kawan dan guru – gurunya.
(halaman 272)

 Sudut Pandang : Orang ketiga (serba tahu)

 Gaya Bahasa

Gaya bahasa yang digunakan sangat menarik dan mempunyai makna yang dalam yang dibungkus
dengan kata – kata sederhana dan dipadukan dengan sedikit permainan majas dalm puisi – puisi
yang buat ala Andrea Hirata.

 Amanat

a) Senantiasa kita untuk selalu berbakti kepada orang tua

b) Hidup yang kita tempuh selalu penuh dengan perjuangan , tetaplah bekerja keras dan
gigih untuk melaksanakannya niscaya kita akan memetik hasil yang terbaik dari
buah kerja keras kita.

c) Buah kesabaran, tulus, serta ikhlas akan menghasilkan kebahagiaan

d) Cinta mampu mengubah rasa , tingkah laku manusia untuk meraihnya

e) Pantang menyerah demi suatu cita – cita

UNSUR EKSTRINSIK NOVEL


Biografi Pengarang
Andrea Hirata lulus dari Sheffield Hallam Univercity, UK, post graduate, beasiswa. Dia
juga mendapat beasiswa studi sastra ternama, Washington Square Review, New York Unvercity.
Andrea menjadi panelis “Das Blaue Sofa”, Liepzeig Book Fair 2013 dan terpilih dalam project
Windows on The World, 50 Writers, 50 Views, Matteo Pericoli, Penguin Random House bersama
pemenang Nobel Sastra, Orhan Pamuk dan Nadine Gordimer. Andrea juga merupakan penulis dari
novel best seller Laskar Pelangi yang telah diterjemahkan ke dalam 34 bahasa asing. Jumlah novel
yang telah ia terbitkan bejumlah 9.
Sosial :

 Nilai Moral

Sebagai seorang wanita sudah hakekat para perempuan untuk menjaga kehormatannya, dan
lebih hati–hati bergaul dengan lawan jenis karena jika terlena, dampak buruk seperti hal –
hal yang tidak dinginkan mungkin saja bisa terjadi.

 Nilai Adat Istiadat

Tradisi perjodohan masih ada di daerah Belitong, tepatnya di Desa Kelumbi.


2.2 Analisis Struktur Novel “hujan” karya tere liye

IDENTITAS NOVEL
Judul : hujan
Pengarang : Tere Liye
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Sampul oleh : Orkha Creative
Tahun Terbit : Januari 2016
Tempat Terbit : Jakarta

SINOPSIS

Novel hujan ini berlatar Bumi pada tahun 2050. Berawal dari seorang gadis yang
bernama Lail yang mendatangi sebuah pusat terapi saraf untu menghilangkan semua
kenangan pahit dalam hidupnya dengan menggunakan sebuah teknologi canggih pada masa
itu. Terapi dimulai dengan memindai peta seluruh saraf otak Lail dengan ditemani seorang
fasilitator bernama Elijah. Lail harus menceritak kisahnya dengan menjawab pertanyaan
Elijah. Terapi tersebut dilakukan di ruangan 4 x 4 m kubik yang terlihat didesain terlalu
sederhana.
Lail adalah seorang remaja berusia 13 tahun yang ada tahun 2042 kehilangan kedua
orang tuanya pada saat terjadinya gempa bumi yang dahsyat. Beruntunglah ada seorang
anak laki-laki yang berusia 2 tahun lebih muda darinya bernama Esok yang
menyelamatkannya. Esok un kehilangan 4 saudara kandungnya dan menyisakan ibunya
yang mengalami kelumpuhan akibat gempa.
Kisah Esok dan Lail pun bermula setelah bencana terjadi. Mereka harus tinggal di
pengungsian hingga kota bisa kembali pulih. Kota itu merupakan kota yang sangat maju
dengan perkembangan teknologi canggih yang tersedia di kota itu, baik sebelum gempa
terjadi maupun setelahnya. Pada saat itu kota kembali pulih dan pengungsian resmi ditutup,
Lail dan Esok harus berpisah karena Esok diadopsi oleh Wali Kota dan Lail tinggal di Panti
Sosial. Perpisahan inilah yang menggambarkan dua anak yang terpisah tetapi di masing-
masing tempat, mereka menjalani kehidupannya dan mengejar mimpi-mimpinya.

Di Panti Sosial, Lail bertemu dengan Maryam yang merupakan teman satu
kamarnya hingga suatu hari mereka bersahabat. Maryam adalah sosok seorang remaja yang
memiliki selera humor, berjiwa sosial, dan teguh dalam mewujudkan impiannya.
Persahabatan mereka digambarkan baik suka maupun duka. Mereka tidak hanya harus
sekolah tetapi juga harus menjalani tugas-tugas mereka di Panti Sosial dan berhadapan
dengan Ibu Panti yang bernama Ibu Suri yang terkenal tegas dan ketus tehadap anak- anak
panti. Di panti inilah, Lail dan Maryam mengejar cita-citanya hingga mereka beranjak
dewasa.
Pada suatu hari, Esok membawa Lail mengunjungi stadion. Kemudian dia
menyampaikan kepada Lail bahwa sekitar satu minggu lagi akan diluncurkan kapal
raksasa. Dan hanya sepuluh ribu orang yang terpilih secara acak yang dapat menumpangi
kapal tersebut. Esok mendapatkan dua tiket. Wali Kota meminta Lail supaya bisa
membujuk Esok agar salah satu tiket yang dimilikinya diberikan kepada anaknya yang
bernama Claudia. Hingga pada jadwal keberangkatan kapal, Lail mendengar informasi dari
Istri Wali Kota bahwa salah satu tiket dari Esok, diberikan kepada Claudia. Lail pun
beranggapan bahwa Esok pergi bersama Claudia. Lail merasa hatinya seperti tercabik-
cabik. Akan tetapi, Claudia sebernarnya tidak pergi bersama Esok melainkan dengan
Ibunya Esok.
Lail langsung memutuskan untuk menghapus ingatannya tentang Esok. Maryam
panik dan langsung menyusul Lail untuk menghentikan perbuatannya. Akan tetapi, sudah
terlambat. Lail sudah memulai melakukan terapinya. Elijah menjelaskan sekali lagi kepada
Lail bahwa melupakan bukan jadi masalahnya, tetapi menerima.
Akhirnya Lail selesai melakukan terapi tersebut. Ternyata, ingatan Lail tentang
Esok dan Maryam tidak ikut terhapus. Melainkan menjadi benang biru yang menunjukkan
kenangan yang menyenangkan. Semua kenangannya, dipeluk erat-erat oloh Lail ketika
terapi terakhir dilakukan.
Satu bulan kemudian, Esok dan Lail menikah di tengah teriknya matahari. Esok
berjanji kepada Lail kalau dia tidak akan meninggalkan Lail lagi.

UNSUR INTRINSIK

1. Tema

Didalam novel ini terdapat berbagai tema yaitu: tentang persahabatan, tentang cinta, tentang
perpisahan, tentang melupakan, dan tentang hujan.

2. Tokoh
 Lail :Anak perempuan yang ditinggalkan kedua orang tuanya akibat letusan
Gunung Purba
 Esok :Anak laki-laki yang menarik tas Lail saat menaiki tangga darurat

 Maryam :Teman Lain sejak Lail dipindahkan ke panti hingga sekarang


 Ibu Suri :Ibu panti tempat Lail dan Maryam tinggal setelah satu tahun
musibah tersebut
 Wali kota :Ayah angkat Esok
 Claudia :Anak wali kota
 Elijah :Paramedis yang akan membuat Lail melupakan semua tentang hujan
3. Perwatakan
1. Lail :
 Memiliki jiwa penolong
Bukti kalimat : “Kami akan ke sana member peringatan,” Maryam berkata mantap.
“Bagaimana kamu akan tiba disana?.” Komandan bertanya. “Berlari secepat mungkin”
Kali ini Lail yang menjawab. “Aku tahu kalian adalah pemegang rekor tercepat tes
rintang alam, tapi berlari lima puluh kilometer di tengah hujan badai, di
lembah terisolasi adalah gila!”
 Sangat menyayangi ibunya
Bukti kalimat : Lail terlihat duduk di perempatan jalan di depan lubang tangga darurat
kereta bawah tanah. Dia tidak mau kemana-mana. Dia ingin menemui ibunya yang berada
di bawah sana.
 Pantang menyerah
Bukti kalimat : Maryam mulai menghibur Lail yang mulai tertinggal setelah dua per
tiga perjalanan.fisik Lail tidak setangguh Maryam. Lail dibelakang menganggung,
memaksa kakinya terus berlari.
 Rajin
Bukti kalimat : Lail menawarkan diru membantu, mulai terbiasa dengan sekitar.salah satu
petugas menerimanya bekerja, menyuuhnya mencuci piring, alat masak, panci, atau
apapun yang bisa dicuci.
a) Esok :
 Sangat cerdas
Bukti kalimat : Petugas sudah menyerah, mereka tidak punya mesin pompa besar yang
cukup untuk menarik air sedalam itu. Esok mengusulkan agar mereka menyusun belasan
pompa kecil secara parallel. Tidak ada yang mengerti penjelasan Esok, hingga dia
menyusunnya dengan cermat dan air berhasil disedot.
 Pekerja keras
Bukti kalimat : “Kloning syaraf otak, itulaah solusinya. Aku meminjam teknologi
mesin modifikasi ingatan yang ditemukan beberapa tahun lalu. Aku memindahkan
seluruh pengetahuanku ke salah satu mesin pintar, kloning, tiruan otakku. Aku tak bisa
menghubunginya enam hari terakhir karena harus terus memasang pemindai di kepala.
Tidak bisa dihentikan prosesnya. Semua baru selesai enam jam lalu.
 Humoris
Bukti kalimat : “Rambutku sudah gatal sejak empat hari lalu.” “Itu karena ada kutunya,”
Esok dibelakangnya menceletuk, ikut mengantre.
b) Maryam :
 Mudah bosan
Bukti kalimat :“Aku mulai bosan kursus memasak.” Maryam menguap. Mereka
sedang mengikuti aktivitas sore. “Kita harus memilih aktivitas lain, Lail yang lebih
seru” Maryam berbisik.

 Suka menggoda Lail


Bukti kalimat : “Apakah kamu menyukai Esok lebih dari seorang kakak?” itu pertanyaan
telak sekali. Muka Lail merah padam. Maryam tertawa pelan, bangkit berdiri meninggalkan
Lail.
 Pantang menyerah
Bukti kalimat :“Maju Lail! Hanya kita harapan penduduk.” Maryam dengan gagah
meneroobos kubangan lumpur. Sepuluh meter maju kubangan lumpur sudah setinggi
dada. Maryam menggigit bibirnya, dengan tekad kokoh dia terus maju.
 Memiliki jiwa penolong
Bukti kalimat :“Kami akan ke sana member peringatan,” Maryam berkata mantap.
“Bagaimana kamu akan tiba disana?.” Komandan bertanya. “Berlari secepat mungkin”
Kali ini Lail yang menjawab. “Aku tahu kalian adalah pemegang rekor tercepat tes
rintang alam, tapi berlari lima puluh kilometer di tengah hujan badai, di lembah
terisolasi adalah gila!”
c) Ibu Suri :
 Galak
Bukti kalimat :“Kamu sengaja hujan-hujanan, bukan?” Ibu Suri
mendelik. “Bagaimana kalau kamu jatuh sakit? Membuat repot seluruh petugas? Kamu sudah
besar, bukan lagi anak kecil yang senang
bermain air.”
 Pengertian
Bukti kalimat : “Aku harus ke stasiun kereta cepat antar kota.”. “Iya aku tahu Lail. Tapi
kenapa kamu harus ke stasiun kereta hari ini?” ibu suri berkata dingin. “Aku harus
mengantar seseorang.” Lail menunduk, suaranya samar. “ Baik, lantas siapa orang itu, yang
membuatmu arus mengantarnya?”. Lail tak pernah mau menceritakan soal Esok kepada
siapapun, tapi dia tidak punya pilihan. “Baiklah, Lail demi anak laki- laki yang telah
menyelamatkanmu, aku akan memberimu izin selama dau jam.
d) Wali Kota :
 Sangat menyayangi putrinya
Bukti kalimat :“Aku tahu Esok akan menggunakan satu tiket lagi untukmu. Dia sangat
menyayangimu, Lail. tapi ijinkan orang tua ini memohon. Bisakah kamu meminta Esok
agar memberikan tiket itu kepada Claudia?. Hanya Claudia satu-satunya putrid yang kami
miliki. Satu-satunya harta yang paling berharga.”
e) Claudia :
 Ramah dan mudah berbaur
Bukti kalimat : “Ayolah Lail” Putri Walikota ikut membujuk, berkata ramah dan pura-pura
berbisik, “Jika Ibuku sudah blang, aku saja susah menolaknya.”
f) Elijah :
Sosok yang bijaksana
Bukti kalimat : Ratusan orang pernah berada di ruangan ini. Meminta agar semua kenangan
mereka dihapus. Tetapi sesungguhnya, bukan melupakan yang jadi masalahnya. Tapi
menerima. Barangsiapa yang bisa menerima, maka dia akan bisa melupakan. Tapi jika dia
tidak bisa menerima, dia tidak pernah bisa melupakan. Ayah akhirnya
mengizinkan aku tinggal di sini, setelah memberikanku wejangan yang panjangnya
melebihi panjangnya pidato kenegaraan.

4. Alur
Alur dalam novel ini dibuat maju mundur antara tahun 2042an hingga 2050an. Dimulai
tahun 2050 saat tokoh utama mendatangi sebuah tempat yang bisa menghapus ingatan
menyakitkan. Ditempat tersebut tokoh utama menceritakan tahun- tahun yang dilewatinya
dan cerita mundur kebelakang. Sesekali alur kembali maju dan kemudian mundur lagi.
Sampai akhirnya alur klimaks di bagian awal cerita dengan sebuah penyelesaian yang
membahagiakan.

5. Latar atau Setting


a) Latar tempat
 Kapsul kereta bawah tanah
Bukti kalimat: Di dalam kapsul kereta yang melesat. Ketika penumpang asyik dengan
kesibukan masing-masing, kapsul tiba-tiba mengerem paksa.
 Tangga darurat
Bukti kalimat : Tangan kecil Lail gemetar menggenggam anak tangga. Itu benar-benar
tangga darurat, anak tangga yang terbuat dari besi ditanam di dinding. Lail seperti menaiki
sumur gelap.
 Tenda pengungsian d stadion Lapangan bola
Bukti kalimat : Malam kedua. Lail dan Esok tidur di tenda pengungsian. Situasinya
lebih baik disbanding tenda rumah sakit.
 Panti sosial
Bukti kalimat : Di Panti Sosial, Lail bertemu dengan Maryam yang merupakan teman satu
kamarnya hingga suatu hari mereka bersahabat.
 Apartemen
Bukti kalimat : Maryam sedang turun dari apartmen hendak mencari makanan, Lail
memutuskan untuk melakukan sesuatu.
 Rumah sakit darurat
Bukti kalimat : “Ibumu sudah siuman?” Lail bertanya pelan. Esok menggeleng, menoleh
ke tenda di belakang, tempat ibunya dirawat.
 Ruangan 4x4
Bukti kalimat : Ruangan putih 4x4 m2 itu lengang, menyisakan desing pelan dari bando
logam yang dikenakan gadis diatas sofa hijau. “Apakah teman sekamarmu kutuan?” Elijah
bertanya sambil tersebut.
 Rumah rumahan warna
Bukti kalimat : Mereka tiba persis di dalam rumah-rumahan plastic saat hujan deras
turun tidak tertahankan. Hujan yang menyiram tumpukan debu tebal. Hujan asam.
b) Latar waktu
 Pagi hari
Bukti kalimat :“Sudah pukul delapan, Lail. kamu harus antre sarapan, sebelum
kehabisan”. Sebagai jawaban, Lail menarik kembali selimutnya, menutupi wajah.
 Malam
Bukti kalimat :Malam hari, setelah mengambil makanan di dapur umum esok baru
bertemu Lail di tenda. Bertanya kabarnya, apa yang dia lakukan sepanjang hari.
 Hari pertama sekolah
Bukti kalimat : Ini hari pertama Lail masuk sekolah setelah libur panjang. Itu juga yang
menyebabkan jalanan Kota terlihat padat. Lial berangkat bersam ibunya. Kantir ibunya
satu arah.)
c) Latar suasana
 Panik
Bukti kalimat : Kapsul tiba-tiba mengerem paksa. Percikan api menyembur dari roda baja.
Tersentak, tidak mampu menahan keseimbangan di atas rel, dua belas kapsul saling
bertabrakan, terbanting menghantam dindind lorong. Sepersekian detik, penumpang telah
terpelanting ke depan, rebah rempah, berseru-seru panic, berteriak-teriak ngeri.
 Sedih
Bukti kalimat : Gadis berusia 21 tahun yang duduk di atas sofa hijau menyeka ujung
matanya. Mengenang dan menceritakan kejadian delapan tahun lalu itu tidak mudah.
 Cemas
Bukti kalimat : Hanya ada satu bangunan yang masih berdiri di sepanjang jalan itu.
Toko kue. Esok berlari melihatnya. Dadanya berdegup lebih kencang. Wajahnya
terlihat harap-harap cemas)
 Meriah
Bukti kalimat :“CONGRATULATION! Selamat ppenduduk bumi! Kita baru saja
mendapatkan bayi yang kesepuluh miliar” Layar tipis diatas tempat duduk, huruf-
hurufnya bergerak bergantian dengan animasi kembang api.

6. Sudut pandang

Sudut pandang yang digunakan dalam novel ini yaitu sudut pandang orang ketiga.
Contohnya ; dia, ia, dan nama orang.
7. Gaya bahasa
Gaya bahasa yang digunakan ialah lugas
8. Amanat
 Jangan terburu-buru dalam mengambil keputusan sebelum semuanya jelas
 Ikhlaslah menerima semua takdir Allah
 Tolonglah dengan ikhlas orang orang yang membutuhkan bantuanmu

UNSUR EKSTRINSIK

2. Latar Belakang Penulis


Darwis Tere Liye adalah seorang pengarang yang belakangan ini memberi
judul novelnya cukup dengan satu kata saja yang membuat para penggemarnya
menjadi penasaran dan karyanya terjual dan harus mengalami cetakan ulang untuk
memenuhi permintaan pembaca. Tere Liye juga selalu menyelipkan tokoh yang dapat
membuat pembaca tersenyum sendiri bahkan tertawa melihat tingkah tokoh dalam cerita
tersebut.
Darwis Tere Liye lahir pada tanggal 21 Mei 1979 di pedalaman Sumatera Selatan.
Ia merupakan anak keenam dari tujuh bersaudara yang berasal dari keluarga petani.
Pendidikan sekolah dasarnya ia lalui di SDN 2 Kikim Timur Sumsel, setelah lulus ia
melanjutkan ke SMPN 2 Kikim Timur Sumsel lalu mengenyam pendidikan menegah atas
di SMUN 9 Bandar Lampung. Terakhir ia kuliah di fakultas ekonomi UI. Dari
pernikahannya dengan Ny. Riski Amelia ia dikaruniai seorang putra bernama Abdullah
Pasai dan seorang putri bernama Faizah azkia.
Saat menjadi penulis, Darwis menorehkan namanya dalam setiap karyanya
namun dengan nama pena yang unik yakni Tere Liye. Tere Liye sendiri diambil dari
bahasa India yang berarti untukmu.
Karya Tere Liye biasanya mengetengahkan seputar pegetahuan, moral dan agama
islam. Penyampaiannya yang unik serta sederhana menjadi nilai tambah bagi tiap
novelnya. Karyanya yang sudah diterbitkan yaitu:

1. Hafalan Surat Delisa


2. Moga Bunda Disayang Allah
3. Mimpi-mimpi Si Patah Hati
4. The Gogons Series
5. Cintaku Antara Jakarta dan Kuala Lumpur
6. Burlian
7. Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
8. Kau, Aku dan Sepucuk Angpao Merah
9. Negeri Para Bedebah
10. Bumi

2. Nilai-Nilai Novel “Hujan” Tere Liye


a) Segi politik :
Bukti kalimat : Ketika seorang pemimpin sudah membuat suatu keputusan,
maka orang yang lebih tahu dari padanya tidak bisa berbuat apa-apa untuk
mencegah nya. (Halaman 221)
b) Segi sosial :
Bukti kalimat : Lail ( si penulis ) memiliki sikap sosial yang tinggi. Dia lebih
mementingkan kepentingan orang lain daripada kepentingan dirinya sendiri.
Walaupun yang dia lakukan berbahaya baginya, dia lebih mementingkan nyawa
orang lain. ( Halaman 149 )
c) Segi budaya :
Bukti kalimat : Seiring dengan kemajuan teknologi pada saat ini dan masa
yang akan datang, seseorang tidak lagi memperhatikan hal-hal yang ada
disekitarnya. Mereka lebih asyik bermain dengan teknologi tanpa
memperhatikan berita dan hal yang terjadi disekitarnya. ( Halaman 15 ).
d) Segi agama :
Bukti kalimat : Semaju apapun teknologi di muka bumi ini, tidak ada yang bisa
mencegah kehendak Tuhan. Seperti gempa bumi yang sangat dahsyat
pada saat itu, teknologi yang sudah sangat begitu canggih pada tahun 2042
tidak bisa untuk mencegahnya.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan bahwa dapat disimpulkan bahwa kedua nover
memiliki analsisis strukturnya masing-masing dengan struktur instrinsik meliputi tema, alur,
penokohan , tokoh, latar, gaya bahasa, sudut pandang, amanat, dan struktur ekstrinsik
meliputi latar belakang penulis, dan penciptaan penulis terhadap karysa sastranya. Dari
pembahasan diatas dapat disimulkan bahwa pengarang menciptkan proses kreatifnya melalui
psikologi dari pengarang serta pihak eklsternal yang memperngaruhi pengarang.

3.2 Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini akan
tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini
dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan sebagai bahan evaluasi untuk
kedepannya..
DAFTAR PUSTAKA

Andrea Hirata. 2015. Ayah. Bentang Pustaka, Jakarta.

Tere Liye. 2016. Hujan. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Wahyu. 2019. ANALISIS STRUKTUR NOVEL AYAH KARYA ANDREA HIRATA.

ANALISIS STRUKTUR NOVEL AYAH KARYA ANDREA HIRATA - UNWIDHA Repository.

Diakses pada 19 Juli 2023

Rachmad, Ade. 2018. Analisis Novel "Hujan" Karya Tere Liye.

Analisis Novel "Hujan" Karya Tere Liye Halaman 1 - Kompasiana.com. Diakses pada 20 Juli 2023

Anda mungkin juga menyukai