Anda di halaman 1dari 2

RESENSI NOVEL "AYAH"

Identitas buku
Judul Novel : Ayah
Penulis : Andrea Hirata
Penerbit : Bentang Pustaka
Tahun Terbit : 2015
Tebal : 20,5 cm
Jumlah halaman : 412 halaman

Sinopsis
Sejak kecil Sabari jatuh hati pada Marlena, gadis cantik pujaanya. Inilah awal mula semua kisah hebat ini.
Sabari, yang jago puisi adalah Isaac Newtonnya pelajaran Bahasa Indonesia. Dalam segala situasi, kemampuan
berbahasa Sabari tidak boleh dipertanyakan.
Ketika ujian, Marlena mengambil kertas jawaban Sabari begitu saja dan menyalin semua jawabannya. Di sanalah
mereka pertama kali bertemu. Sabari langsung terpana.
Masalahnya, Marlena sedikitpun tidak tertarik pada Sabari. Jangankan tertarik, justru dia jijik.
Hebatnya, Sabari tidak pernah menyerah. Dengan kemampuannya berpuisi dia selalu menciptakan kalimat-
kalimat indah untuk pujaan hatinya itu.
Kisah cinta masa SMP itu ternyata tidak berakhir sampai di sana. Hingga tamat sekolah pun, Sabari tetap
mengejar-ngejar Marlena.
Segala cara dilakukan Sabari untuk merebut hati Marlena, termasuk dengan cara bekerja di tempat Markoni sang
juragan batu bata. Markoni adalah ayah Marlena.
Sabari bekerja dengan baik dan langsung menjadi pegawai teladan. Markoni menghadiahinya medali. Sabari
dengan banggu mengalungkan medali itu ketika bekerja sembari berharap Marlena terpukau. Jangankan
terpukau, selirik pun Marlena tidak peduli.
Kejadian aneh memang selalu terjadi. Marlena hamil. Entah siapa lelaki itu, tidak ada yang tahu.
Demi menutup aib keluarga, Marlena terpaksa menikah dengan Sabari. Sosok Sabari yang demikian hebat mau
saja menerima Marlena dan anak yang dikandungnya itu apa adanya.
Lahirlah anak beruntung itu. Namanya Zorro. Sekalipun bukan anak kandungnya, Sabari justru merawat Zorro
dengan baik. Zorro adalah anak kesayangannya.
Tapi Marlena tetaplah Marlena. Sediktipun dia tidak peduli dengan Sabari. Bahkan, dia meninggalkan Sabari dan
Zorro begitu saja, lalu menikah lagi dengan lelaki lain.
Yang membuat Sabari nyaris gila adalah suatu hari, Zorro direbut kembali oleh Marlena. Entah apa tujuan
Marlena merebut Zorro. Yang pasti, Marlena ingin menikan dengan lelaki lain (untuk kesekian kalinya) dan
Zorro akan berada di pelukan ibunda.
Zorro besar bersama ibunya. Sosok Sabari masih samar-samar di ingatanya karena dia masih terlalu kecil ketika
berada di pangkuann Sabari.

Sabari benar-benar gila. Pertama dia kehilangan Marlena. Tidak apa-apa, masih ada Zorro yang menjadi
penghibur hatinya. Kemudian dia kehilangan Zorro anaknya itu. Setelah itu semua yang dimilikinya pergi
meninggalkannya, termasuk kucingnya.
Akankah Sabari bertemu kembali dengan Zorro setelah Zorro di ambil ibunya? Itulah kisah yang tidak ingin
saya bocorkan disini.
Intinya, novel Ayah menceritakan betapa besarnya kasih seorang ayah kepada anaknya, bahkan bukan anak
kandungnya sekalipun. Bisa kita lihat sosok Sabari bahkan hilang warasnya karena berpisah dengan Zorro.

Kelebihan Novel Ayah karya Andrea Hirata


Buku ini ditulis dengan gaya bahasa yang tidak jauh beda apabila dibandingakn dengan gaya bahsa Andrea
Hirata pada buku-buku lainnya. Jika kamu penikmat tulisan Andrea Hirata, maka novel Ayah ini bukanlah
sesuatu yang mengecewakan. Justru buku ini membuat kamu semakin cinta dengan karya-karya penulis
kebanggaan kita yang satu ini.
Buku ini begitu mendidik, sekaligus menghibur. Mendidik kita supaya menjadi manusia yang tahu adat, tahu
bagaimana harus menjalani hidup, tahu bagaiman harus memosisikan orang-orang yang ada di sekitar kita,
khususnya mereka yang mencintai kita.
Buku ini adalah gambaran sempurna tentang cinta ayah kepada anaknya. Memang tidak begitu mengharukan,
namun apa yang terjadi pada Sabari adalah sesuatu yang unik, indah, memilukan, membahagiakan, di waktu
yang bersamaan. Lagi-lagi, tentu saja ada momen kita tertawa terpingkal-pingkal ketika membaca tulisan Andrea
Hirata. Novel Ayah ini bukanlah sebuah pengecualian.

Kekurangan Novel Ayah karya Andrea Hirata


Kekurangannya Saya merasa tidak nyaman ketika membaca bagaimana gaya bahasa Ukun dan Tamat yang
berlebihan ketika bertemu dengan orang asing (kamu akan tahu siapa itu Ukun dan Tamat ketika membaca novel
ini). Namun lama kelamaan, akhirnya saya merasa bahwa cara mereka berbicara bisa dibilang lucu juga.
Alur campuran yang membuat mereka yang jarang membaca akan kebingungan apabila membaca buku ini
secara tidak runtut. Sesungguhnya ini bukanlah suatu kekurangan, namun hanya sekedar pemberitahuan jika
kamu hendak membeli buku ini,

Nama : Eko Febri Kurniawan


Kelas : XI Mipa 1

Anda mungkin juga menyukai