SKRIPSI
Oleh
Siti Sholihah
Nim:11113224
i
ii
STRATEGI PONDOK PESANTREN DALAM
MENGEMBANGKAN SIKAP KEMANDIRIAN SANTRI DI
PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM SURAKARTA
TAHUN 2017/2018
SKRIPSI
Oleh
Siti Sholihah
Nim:11113224
iii
iv
v
vi
MOTTO
vii
PERSEMBAHAN
Puji syukur atas semua kemudahan yang telah diberikan Allah SWT.
1. Kepada kedua orang tuaku tercinta, yang telah memberikan semua yang
saya butuhkan.
3. Untuk adik-adikku Alfi, Rizki dan Adila walaupun membuat sedikit stres,
4. Dosen pembimbing skripsi, Bapak Abdul Syukur, M.Si. yang telah memberi
Reza, Dwi Wahyu, Agustin, Sanah) dan yang tidak bisa disebutkan satu
persatu.
7. Untuk teman-temanku VEXZEN terimaksih untuk enam tahun yang tak bisa
terlupakan.
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahhirrahmanirrahim..
SWT atas rahmat dan hidayahNya sehingga skripsi dengan judul strategi pondok
dari berbagai pihak akhirnya kesulitan yang dihadapi dapat diatasi. Untuk itu atas
1. Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd, selaku rektor Institut Agama Islam
Negeri salatiga
3. Ibu Siti Ruhayati, M.Ag, selaku ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
6. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberi banyak sekali ilmu, serta
ix
8. Seluruh pihak yang telah membantu untuk kelancaran penelitian ini.
dan pihak-pihak yang terkait dalam penelitian ini. Penulis sangat menyadari
bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Segala kritik, masukan dan saran
penulis
x
ABSTRAK
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
DIKLARASI .......................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN .........................................................................................................viii
ABSTRAK .............................................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................vxi
BAB I PENDAHULUAN
xii
C. Tujuan Penelitian.......................................................................4
D. Manfaat Penelitian.....................................................................5
3. Kemandirian .........................................................................19
4. Santri ....................................................................................22
G. Tahap-Tahap Penelitian...........................................................31
xiii
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................59
B. Saran .......................................................................................61
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
xv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Daftar SKK
3. Hasil Wawancara
4. Keterangan Inisial
5. Struktur Organisasi
9. Dokumentasi
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
teknologi membuat semua hal bisa didapat hanya dengan menekan satu
tombol. Dan dampak dari semua kemudahan ini membuat seseorang menjadi
pergaulan anak-anak mereka. Tak ayal para orang tua mencari cara agar anak-
anak mereka tidak tejerumus kepada pergaulan bebas yang akan merusak
akhlak dan moral anak-anak mereka. Dan salah satu alternatif yang ditempuh
orang tua agar anak tidak terjerumus pada hal-hal negatif adalah memasukkan
peranan dan fungsi ini menjadikan fenomena yang cukup berarti dalam upaya
membuat suatu pola yang dapat dipahami sebagai acuan untuk pengembangan
Islam dengan sistem asrama, dengan pelajaran umum dan agama yang
berdasarkan atas pada kesadaran sebagai makhluk Tuhan dengan hidup penuh
1
kesederhanaan tanpa melebih-lebihkan sehingga dapat memberikan sebuah
keteladanan yang baik sebagai pemimpin umat yang penuh dengan kasih
sayang. Bertujuan untuk mencetak kader ulama’ yang ‘alim, sholeh dan
Pada saat ini penulis mencoba meneliti tentang pondok yang berbasis
lokasi penelitian.
moderen. Pondok pesantren Ta’mirul Islam adalah pondok yang didirikah oleh
yaitu MTS yang setara dengan SMP, juga MA yang setara dengan SMA.
diawasi oleh pengurus dan ustad/ustadzah dan tentunya diawasi juga oleh para
pimpinan pondok. Setiap santri dituntut untuk selalu tertib dan menaati aturan-
aturan pondok. Maka dari itu setiap santri harus bertanggung jawab atas dirinya
sendiri, dan harus memiliki kemandirian. Tidak hanya itu, pengasuh pondok
pesantren Ta’mirul Islam juga memberi peringatan dan hukuman kepada setiap
2
diri dengan bimbingan dan arahan dari pengurus organisasi pondok dan
untuk mencetak generasi masa depan yang tidak hanya berwawasan luas dan
berpengetahuan saja, tetapi juga menjadi manusia berkarakter kuat dan mandiri
Dalam sebuah pesantren santri adalah objek utama yang menjadi tujuan
para pendiri pondok pesantren, karena tujuan para pendiri pondok adalah
mencetak kader-kader yang memiliki akhlak mulia, mandiri dan tentu juga
secara formal maupun non formal yang secara khusus mengajarkan agama
yang sangat kuat. Pesantren telah menjadi pusat kegiatan pendidikan yang telah
Maka dari itu penulis ingin meneliti bagaimana para pengurus dan
bergantung pada orang tua menjadi santri atau anak yang lebih mandiri dan
sadar akan tugas-tugasnya. Dan dalam hal ini penulis ingin meneliti di pondok
sekolah umum bagi para santri. Karena pondok yang berbasis moderen
qur’an, dimana para santri yang berminat untuk menghafalkan Al-Qur’an bisa
3
mengikuti program tersebut. Dan kegatan santri yang mengikuti program
langsung oleh pimpinan pondok, ada juga kader-kader pondok yaitu para
ustadz dan ustadzah yang senior. Lalu ada ustadz/ustadzah yang lansung
Islam (OSTI). Dan pengurus OSTI inilah yang bekerja ekstra dalam menangani
setiap santri, pengurus OSTI biasanya adalah santri senior kelas V/VI KMI
B. Fokus Penelitian
Surakarta?
C. Tujuan Penelitian
4
2. Untuk mengetahui strategi para pengurus dalam menumbuhkan sikap
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaatnya:
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
Sehingga dapat menlahirkan santri yang mempunyai tekat kuat dan percaya
E. Penegasan Istilah
perlu penulis jelaskan istilah yang berkaitan dengan judul di atas antara lain :
5
1. Strategi
disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut
2. Pondok Pesantren
tempat tinggal bersama sekaligus sebagai tempat belajar para santri yang
3. Kemandirian
6
4. Santri
dan orang sholeh. Dapat diambil kesimpulan bahwa santri adalah panggilan
untuk seseorang yang sedang mendalami ilmu agama yang tinggal di suatu
pondok pesantren.
F. Sistematika Penulisan
1. Bagian Awal
h. Kata pengantar
i. Daftar isi
j. Daftar tabel
k. Daftar gambar
l. Daftar lampiran
m. Abstrak
2. Badian Inti
7
Bagian inti terdapat beberapa bab, antara lain:
BAB II Landasan teori atau kajian pustaka, Pada bab ini peneliti akan
penelitian.
BAB IV Paparan Data Dan Analisis, berisi tentang paparan data dan
analisis data.
BAB V Penutup. Pada bab terakhir ini berisi kesimpulan dan saran.
3. Bagian Akhir
a. Daftar pustaka
b. Lampiran
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Pengertian Strategi
tujuan. Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak hanya sebagai
peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus mampu
Menurut Djamari dan Zain (2006: 5), strategi adalah suatu garis-
garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha untuk mencapai sasaran
yang telah ditentukan. Untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan atau
untuk mencapai sebuah target dibutuhkan suatu tindakan yang benar agar
Menurut Surtikanti dan Santoso (2008: 124), stratgi adalah ilmu atau
kiat didalam memanfaatkan segala sumber yang dimiliki atau yang dapat
adalah suatu teknik, cara, trik atau rencana untuk mempermudah seseorang
9
dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dalam kata lain seseorang
membutuhkan suatu cara yang khusus untuk mencapai segala sesuat yang
diharapkan.
yang telah ditetapkan. Strategi yang baik harus terdapat koordinasi tim yang
baik pula, dengan kualitas tim yang baik maka pelaksanaan strategi yang
telah dirancang akan lebih efektif dan efisien. Sehingga dapat mencapai
a. Formulasi Strategi
b. Implementasi strategi
implementasi strategi.
10
2. Pengertian Pondok Pesantren
dari istilah “Shastri” yang dalam bahasa India berarti orang-orang yang
menyebutkan bahwa istilah santri berasal dari bahasa Tamil yang berarti
guru mengaji, dan merurut Nurcholis Majid, kata Santri berasal dari bahasa
bahkan lebih dari itu, ia mampu mengembangkan dirinya pada posisi yang
pertimbangan:
besar dalam hal mobilitas sumber daya lokal, sumber tenaga kerja potensial.
Bahkan lebih jauh, pesantren bisa saja menjadi lembaga kekuatan tanding
yang potensial.
11
Pondok pesantren adalah gabungan dari pondok dan pesantren.
Istilah pondok, mungkin berasal dari kata funduk, dari bahasa Arab yang
tempat santri. Santri atau murid mempelajari agama dari seorang Kyai atau
bawah bimbingan seoang guru atau yang lebih dikenal oleh sebutan kyai.
yang mana di dalamnya terdapt tempat sebuah masjid untuk beribadah, dan
dilakukan secara intensif di dalam pondok, dan dilakukan dari pagi bahkan
12
dari sebelum subuh sampai larut malam. Jadi semua kegiatan tersebut tidak
pengajaran tersebut diberikan dengan cara non klasikal, tetapi dengan sistem
besar sejak abad pertengahan, sedang para santri tinggal dalam pondok atau
16M, yakni terdapat di Ampel Denta dalam asuhan Sunan Ampel. Pada
awal pertengahan abad ke-19 serta awal abad ke-20, yaitu pada masa syech
Puncaknya pada waktu itu hampir di setiap kota kecamatan terdapat satu
13
Mendengar kata pesantren siapapun akan berfikiran bahwa pesanten
pengajaran tradisonal.
Dalam sebuah pondok pesantren ada lima unsur yang tidak bisa
Islam Klasik.
a. Masjid
tempat beribadah umat Islam. Akan tetapi fungsi sebuah masjid akan
beribadah saja atau tempat sholat saja, akan tetapi masjid juga di
belajar santri.
beribadah. Masjid berasal dari kata sajada yang berarti sujud atau
14
tunduk, atau tempat menyembah Allah SWT. Masjid dalam arti umum
“seluruh bumi adalah masjid kecuali kuburan dan kamar mandi” (HR.
Tirmidzi)
seseorang muslim.
b. Pondok
ada pula yang tidak dibatasi atau berbaur dengan lingkungan masyarakat
sekitar.
15
Menurut Hasbullah (1999: 142), pengertian singakat pondok
santrinya.
c. Santri
Asal usul santri setidaknya ada dua pendapat yang bisa dijadikan
rujukan. Pertama, santri berasal dari kata “santri” dari bahasa sangsekerta
yang artinya melek huruf. Kedua, kata santri yang berasal dari bahasa
kemanapun pergi atau menetap dengan tujuan dapat belajar darinya suatu
macam:
1) Santri mukim
16
2) Santri Kalong
d. Kyai
wibawa kyai. Dalam konteks ini sosok kyai sangat menentukan sebab
144).
Kata kyai bukan berasal dari bahasa Arab, melainkan berasal dari
bahasa jawa. Menurut asal usulnya perkataan kyai dalam bahasa Jawa
17
Bahkan dalam banyak hal, gelar kyai juga sering dipakai untuk
ditulis oleh ulama terdahulu yang berisikan tentang ilmu keislaman sperti
ditulis dengan bahasa Arab, lalu para kyai membacakan, mengartikan dan
isi kitab maka secara tidak langsung para santri juga mempelajari bahasa
Arab. Oleh karena itu biasanya santri yang telah menyelesaikan belajar di
Pada awalnya pondok pesantren hanya ada satu jenis saja yaitu
pondok salafi, atau sering disebut pondok tradisonal. Akan tetapi seiring
2007: 26-27)
18
Sorogan merupakan metode yang ditmpuh dengan cara kyai
1999: 35). Pesantren kholafi dapat juga kita sebut sebagai pesantren
3. Kemanirian
bantuan orang lain. Maka kemandirian adalah keadaan jiwa anak yang
19
Kemandirian berasal dari kata dasar “diri” yang mendapat awalan
kata ke dan akhiran an yang kemudian membentuk suatu kata keadaan atau
kata benda.
dilakukan atas kehendak diri sendiri tidak tergantung pada orang lain.
diri sendiri.
keputusan.
Orang tua yang memiliki sifat kemandirian yang tinggi sering kali
20
berpendapat kalau kemandirian bukan berasal dari keturunan melainkan
anak-anak mereka lebih dewasa dan mandiri. Karena sejak dari kecil
d. Pergaulan di masyarakat
membantu.
faktor ekstern. Faktor intern yang dimaksud adalah segala aspek yang ada
pekerjaan, sikap dan peri laku. Sedangkan faktor ekstern meliputi aspek
21
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa kemandirian tidak hanya
bergantung pada keputusan seseorang dia akan bertindak tegas atas apa
4. Santri
Asal usul santri setidaknya ada dua pendapat yang bisa dijadikan
rujukan. Pertama, santri berasal dari kata “santri” dari bahasa sangsekerta
yang artinya melek huruf. Kedua, kata santri yang berasal dari bahasa Jawa
22
pergi atau menetap dengan tujuan dapat belajar darinya suatu ilmu
B. Kajian Terdahulu
yang penelitian yang diteliti yaitu para pembimbing dan santri pondok di
23
BAB III
METODE PENELITIAN
Menurut Suharsimi (2003: 136), metode penelitian adalah cara atau jalan
penelitian ilmia. Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini
adalah:
yang bermaksud untuk memahami tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian secara holistik, dan dengan cara diskriptif dalam bentuk kata-kata
dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan
24
tercapai tujuan dan target yang diinginkan, yaitu memiliki santri yang mandiri
B. Lokasi Penelitian
Pondok pesantren ta’mirul Islam terbagi atas dua bagian yaitu pondok
putra dan pondok putri. Pondok putra dan putri dibatasi oleh sebuah pabrik
batik celup milik warga sekitar. Pondok putra maupun putri memiliki fasilitas
gedung masing-masing, disana Masjid juga dipisah antara masjid putra maupun
putri.
yang merupakan gedung utama yang digunakan sebagai kelas maupun kamar-
Lalu di asrama putra juga memiliki masjid yang dinamakan masjid Al-
dengan asrama putri di asrama putra juga memiliki beberapa gedung dan
25
gedung Waro’a sebagai gedung utama yang digunakan sebagai kelas dan
C. Sumber Data
Ada dua sumber data yang penulis dapatkan yaitu; data premier dan data
sedang diteliti.
a. Data Premier
b. Data Skunder
Data skunder adalah data yang sudah tersusun atau dibukukan dalam
didapat tidak langsung berupa data dokumentasi dan arsip-arsip resmi. Dan
dilakukan.
26
1. Metode observasi
pertanyaan penelitian.
mlihat secara langsung bagaimana kegiatan para santri. Pada tahapan ini
2. Metode Dokumentasi
catatan, buku, surat kabar, majalah, dan sebagainya (Arikunto, 2002: 148).
Data berupa dokumen seperti ini bisa dipakai untuk menggali informasi
yang sudah terjadi di masa lampau. Dalam hal ini peneliti perlu memiliki
27
mendapatkan informasi yang dibutuhkan bukan sekedar informasi yang
tidak bermakna.
Majalah ini di tulis oleh para santri dan biasanya hanya keluar satu kali
dalam setahun. Penulis juga mendapat banyak informasi dari data para
pengurus OSTI.
3. Metode Wawancara
teknologi informasi seperti saat ini, wawancara bisa dilakukan tanpa tatap
E. Analisis Data
28
Analis data adalah poses pengorganisasian data, menjabarkan kedalam
unit-unit, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan
Menurut Moleong (2012: 248), analis data adalah upaya yang dilakukan
menemukan pola, menemukan yang penting dan apa yang dipelajari, dan
memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.Analisis data yang
1. Reduksi data
dan menninggalkan yang tidak perlu. Tujuan dari reduksi data adalah
merupakan data yang sangat rumit dan yang pasti data tersebut ada yang
layak digunakan dan ada juga yang harus dibuang. Maka dari itu
informasi yang didapat dari berbagai macam sumber, pasti ada informasi
atau data yang tidak begitu diperlukan dalam penelitian tersebut. Atau
29
informasi yang didapat tidak sesuai dengan konteks pembahasan, maka dari
yang penting.
2. Penyajian data
mengurangi isinya.
data. Dalam tahap ini peneliti mengutarakan kesimpulan dari data-data yang
tersebut.
30
F. Pengecekan Keabsahan Temuan
ini adalah teknik Triangulasi. Menurut Moleong (2012: 330), triangulasi adalah
diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data itu.
dengan pengurus OSTI dan juga para ustadzah dengan tujuan kebenaran
wawancara dengan data yang didapatkan dari sumber yang lain. Dengan
G. Tahap-Tahap Penelitian
1. Penelitian pendahuluan
berkaitan dengan penelitian ini. Yaitu semua kajian harus sesuai dengan
31
tema yang sudah ditentukan dan berkaitan dengan strategi pondok pesantren
Peneliti harus mencari banyak refrensi dari para ahli berkaitan dengan
penelitian tersebut.
2. Pengembangan desain
Setelah tahapan pertama, peneliti harus menyusun tahapan-tahapan
yang akan dilakukan selama proses penelitian. Guna mempreoleh data yang
dibutuhkan, seperti petunjuk wawancara dan pengamatan.
3. Pelaksanaan penelitian
Disini peneliti mulai melakukan penelitian di lapangan, peneliti akan
datang ke Pondok Pesantren Ta’mitul Islam Surakarta guna proses
penelitian dan pengumpulan data. Dalam proses pelaksanaan penelitian,
seorang peneliti harus benar-benar hadirke lokasi penelitian. Karena
penelitian tidak bisa diwakilkan agar mendapatkan data yang lebih detail.
4. Penulisan Laporan
Pada tahapan ini meliputi kegiatan dari awal sampai akhir penelitian
32
BAB IV
A. Paparan Data
keinginan tersebut masih belum bisa diwujudkan karena pada masa itu
33
3) Ust. H. Muhammad Halim beliau adalah anak kedua dari Ust
1) Visi
34
2) Misi
3) Motto
a) Isoh ngaji lan ora kalah karo sekolah negeri. Maksudnya adalah
35
c) Al-Lughotu Libasul Ma’had. Yang berarti bahasa adalah pakaian
negeri. Dan juga bahasa Arab dan bahasa Inggris adalah bahasa
Internasional.
pesantren Ta’mirul islam ada istilah KMI atau Kulliyatul Mu’allimat Al-
masa belajar 6 tahun, yakni dari kelas I (setara VII SMP/MTs) samapi
selama empat tahun sampai lulus KMI, yaitu kelas I takhosus, kelas III
36
membutuhkan waktu satu tahul lebuh lambat dari siswa sepantaranya.
Jadi mereka harus menambah waktu satu tahun untuk lusus kelas IV KMI
berlangsung sejak pukul 07.00 WIB-12.00 WIB lalu para santri istirahat
Lalu proses belajar akan dilanjut pada pukul 14.00 WIB-15.00 WIB yaitu
jam sekolah siang, biasanya sekolah siang akan diisi oleh santri-santri
d. Tenaga Pengajar
Selain alumni pondok tenaga pengajar juga diisi oleh guru-guru dari luar
itu juga ada pengajar lulusan pondok pesantren Gontor, bahkan banyak
Tabel 4.1
Surakarta
No Nama Jk Pendidikan
1 H.Muh. Halim, S.H L S1
2 Sunardi Sujani, S.Th.i.M.Pd.I L S2
37
3 H.Muh. Ali L KMI Gontor
4 Samadi, S.Ag. M.Pd.i L S2
5 Dra. Maemunah P S1
6 Mernawati, S.Pd.I P S1
7 Dra. Siti Lestari P S1
8 Husnul Khotimah, A.Md P D3
9 Suwardi, S.Ag. M.Pd.I L S2
10 H.Muh. Adhim, M.Pd.I L S2
11 Mahfud Damanhuri, Lc, L Kairo Mesir/
M.Pd.i S2
12 Yatmi, S.Pd. P S1
13 Taufik Sholeh, S.H.I L S1
14 Suci Nurjanah, S.Pd.I P S1
15 Denta Mukaromi, S.E P S1
16 Diyah Ayuningtyas, S.Pd.I P S1
17 Soraya Khoirunnisa, S.Pd. P S1
18 Hajar Widiastuti, S.Pd.I P S1
19 Ayu Susnawati, S.Pd.I P S1
20 Dwi Kriatiani, S.Pd.I P S1
21 Eko Dyah Cahyani, S.Pd.I P S1
22 Indah Wahyuni, S.Pd. P S1
24 Nunung Rofi’ah, S.Pd.I P S1
25 Ferry Chosera, S.Pd.I P S1
26 Anita Rifaul P KMI PPTI
27 Misgiwati P KMI PPTI
28 Nur Laili P KMI PPTI
29 Aulia Miftahul P KMI PPTI
30 Nurul Fauziah P KMI PPTI
31 Putri Aliza P KMI PPTI
santri senior. Anggota OSTI akan menjabat selama satu tahun yaitu
38
ketika para santri berada di pertengahan kelas V dan akan berakhir pada
para santri. Karena OSTI berperan penuh pada setiap keiatan pondok
baik kegiatan yang paling sepele atau kegiatan kecil sampai kegiatan
besar. OSTI juga bisa juga disebut penguasa pondok karena semua
1) Ketua OSTI
3) Bagian Keamanan
39
Bagian keamanan pondok biasanya bagian yang paling ditakuti oleh
para snatri karena bagian ini terkenal sebagai bagian yang sangat
galak, tegas dan disipin. Tak ayal bagian inilah yang berperan penting
peraturan.
e) Menertibkan santri
4) Bagian Bahasa
setiap santri wajib menggunakan bahasa Arab, jika ada santri yang
40
b) Memberi mufrodat/ kosa kata baru untuk para santri setiap hari
membaca Al-Qur’an dan yang lain. Dan yang paling penting tugas
adalah kegiatan pidato ritin santri yang dilakukan tiga kali dalam
seminggu yakni hari kamis siang untuk pidato bahasa Arab, kamis
malam untuk bahasa Indonesia dan sabtu malam untuk bahasa Inggris.
masing.
6) Bagian Kebersihan/Lingkungan
41
b) Mengontrol piket kebersihan harian ataupun mingguan.
e) Memanggil tukang atau putugas jika ada fasilitas yang rusak atau
perlu diperbaiki.
d) Mengantar santri yang sakit ke rumah sakit jika tidak bisa ditangani
di klinik pondok
anggota OSTI, karena tugas bagian penerimaan tamu tidak seberat dan
dalam satu minggu yaitu pada hari Jum’at dan hari Ahad, tugas bagian
42
b) Menjaga kebersihan ruang tamu,
tamu diluar jam kunjung tanpa izin bagian penerimaan tamu dan
Ustadz/Ustadzah.
9) Bagian Dapur
43
juga memasak (berkoordinasi dengan bagian dapur). Adapun tugas
masing-masing
santrinya. Dan apabila ada anggota OSTI yang melanggar makan akan
44
8) Laboratorium IPA.
9) Laboratorium komputer
10) Kantor OSTI
11) Koprasi OSTI
12) Aula
13) Klinik kesehatan pondok
14) Perpustakaan
15) Ruang makan
16) Ruang tamu
17) Kamar mandi
18) Tempat mencuci
19) Dapur
g. Jadwal Kegiatan Harian Santri
Setiap hari para santri memiliki kegiatan rutin yang harus mereka
lakukan, kegiatan tersebut tentunya diatur oleh para Ustadz/Ustadzah dan
para pengurus OSTI. Kegiatan tesebut antara lain:
Tabel 4.2
Kegiatan Harian Santri
NO Waktu Kegiatan Penanggung
Jawab
1 03.30-05.30 Sholat Tahajud dan sholat Bagian
subuh berjamaah dilanjut Kemanan dan
dengan membaca Al- bagian Ta’lim
Qur’an setelah sholat
subuh
2 05.30-05.45 Pemberian mufrodat Bagian bahasa
3 05.45-07.00 MCK, Sarapan dan Santri
persiapan pembelajaran
4 07.00-12.00 KBM Ustadz/Ustadzah
5 12.00-12.30 Sholat Duhur berjamaah Bagian
keamanan dan
bagian ta’lim
6 12.30-14.00 Istirahat dan makan siang Santri
45
7 14.00-15.00 KBM Ustadz/Ustadzah
8 15.00-15.30 Sholat asar berjamaah Bagian
keamanan dan
bagian ta’lim
9 15.00-17.30 MCK, Ekstrakuliluler Pengurus
(bagi yang mengikuti)
10 17.30-19.30 Persiapan sholat maghrib, Bagian
sholat maghrib keamanan dan
berjamaah, membaca Al- bagian ta’lim
Qur’an setelah maghrib
dan sholat Isya berjamaah
11 19.30-20.00 Makan malam Bagian daput
12 20.00-21.30 Belajar malam Uatadz/Ustadzah
13 21.30-22.00 Persiapan tidur Santri
14 22.00-pagi Tidur Santri
tetapi ada perbedaan kegiatan pada hari Jum’at dan hari Ahad. Hari
Jum’at adalah hari libur bagi santri, biasanya hari Jum’at kegiatan rutin
hanyalah olahraga. Dan santri akan lebih bebas pada hari Jum’at dan
pada hari Jum’at banyak santri yang mendapat kunjungan dari keluarga.
Begitu pula pada hari Ahad, pada hari Ahad proses belajar
mengajar tetap dilakukan seperti hari biasanya, akan tetapi pada siang
hari akan diadakan kegiatan pramuka dan pada sore harinya santri boleh
mendapatkan tamu,
Jadwal penerimaan tamu pada hari Jum’at yaitu sejak pukul 09.00
WIB sampai pukul 17.00 WIB, sedangkan untuk hari Ahad hanya dari
Pukul 15.00-17.00 WIB. Dan pada hal ini bagian penerimaan tamulah
selesai.
46
h. Kegiatan Tambahan Setiap Minggu
yang hanya dilakukan setiap satu minggu sekali. Kegiatan tersebut antara
lain:
Tabel 4.3
Jika ada santri yang tidak mengikuti kegiatan tersebut, maka mereka akan
47
a. Terkait dengan sikap kemandirian santri di pondok pesantren Ta’mirul
Islam Surakarta
Usth.AM menjelaskan:
“kalau menurut ana ya, sikap mandiri bagi santri itu bukan hanya tidak
paling penting sikap mandiri pada santri yang paling penting adalah
Usth.CM menjelaskan:
“Santri yang mandiri itu ya yang disiplin, taat sama pengurus, tidak
santri sekarang kok pada manja-manja susah banget diatur, kalo gak
2018)
Usth.NH menjelaskan
kalau menurut ana ya ukhti, santri yang mandiri itu yang bisa tepat
(bel), pokoknya santri yang mandiri itu santri yang disiplin, gak pernah
03 Februari 2018)
48
Usth.I menjelaskan:
“Kalau ana kan ustadzah baru ya ukh, ana juga dulunya pindahan dari
Gontor tapi kalo menurut ana kemandirian santri itu adalah santri yang
kunjungan tamu, antum tau ukh kenapa seperti itu? Karena salah satu
Ukh.S menjawab:
peraturan yang telah dibuat, dan pada setiap awal tahun pelajaran baru
santri. Kalau untuk santri-santri baru kami tiga bulan pertama ada
bahasa Indonesia, tapi setelah bulan berikutnya para santri harus mulai
menggunakan bahasa Arab atau Inggris yang sudah diketahui, jika masih
Akh.I menjawab:
49
Kalu untuk para santri baru, setiap awal pelajaran baru selalu ada pekan
para ustadz-ustadz senior. Tapi acara ini tidak hanya diikuti oleh paea
santri baru saja tetapi acara ini diikuti oleh seluruh santri putra maupun
Ukh.D menjawab:
“Ya setiap harikan kita ada kegiatan rutin ya ukh dari bangun tidur
sampai mau tidur lagi, nah disetiap kegiatan ada peraturan dan ada
kegiatan kamar atau kegiatan kelas. Intinya ya ukh, santri itu dituntut
Akh.LH menjawab:
Pondok kan juga memberi banyak sekali fasilitas untuk mengasah skill
membuat mereka lebih mandiri. Contohnya kita kan ada banyak kegiatan
nah dalam setiap kegiatan itu kan biasanya dibutuhkan organisasi seperti
50
ketua atau bendahara minimal, nah disitulah kita latih para santri
Ukh.S menjawab:
yang berbeda, jadi sangat sulit mengatur ratusan santri lo ukh sedangkan
pengurus hanya ada sekitar 60 orang saja. Dan kita kan udah kelas V ya
hafalan juga menumpuk. Jadi kendalanya sih yaa gitu-gitu sih rata-rata
Ukh.D menjawab:
“Ya kendala yang didapat itu ya dari para santri sendiri ukh, semakin
kesini kan santri semakin susah diatur. Kalau kata orang-orang sekarang
sama dunia luarlah ukh, jadi gimana ya mereka itu semakin sulit
dibilangi pokoknya gak kaya jaman ukhti dulu mungkin. Pokoknya sulit
Ukh.S menjawab:
seneng haha. Kita kan setiap satu bulan ada rapat dengan para
selama satu bulan. Setelah itukan ada masukan dari para ustadz/ustadzah
51
untuk perbaikan. Ya jadi faktor utama pendukung dalam hal ini adalah
para ustadz dan ustadzah. Karena dengan dukungan dan motivasi dari
beliau kita juga akan lebuh semangat dalam menjalankan tugas sebagai
Akh.I menjawab:
kan ada komitmen kita harus selalu bekerja sama dalam semua hal, baik
Akh.LH menjawab:
semua bakal hancur. Jadi kitasebagai anggota OSTI harus selalu menjaga
B. Analis Data
Surakarta
percaya diri, dan daat melakukan sesuatu dengan sendiri tanpa bantuan
orang lain.
52
Kemandirian merupakan suatu sikap individu yang diperoleh secara
d. Aspek sosial, ditunjukkan dengan interaksi dengan orang lain dan tidak
Sikap mandiri juga bisa ditunjukkan dengan tidak banyak izin keluar
53
santri yang lain. Dengan cara mengetahui tugasnya sebagai santri dan
sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya yang dimiliki, dan lingkungan
lebih mudah.
dengan cara selalu menggerakkan para santri untuk menaati peraturan yang
telah ada. Karena dalam suatu pondok pesantren santri hidup dalam aturan
54
Kalau dihubungkan dengan kemandirian santri, untuk mencapai
kemandirian para santri adalah kegiatan rutin yang harus selalu dilakukan
diberikan pada saat pekan Khutbatul ‘Arsy yang dilaksanakan pada setiap
ekstra kulikuler.
55
d. Pondok pesantren memberi bekal pengetahuan enterpreneursip
pengurus OSTI
santri dimulai dengan organisai yang baik, lalu pemberian contoh terhadap
para santri dan memberi punishment atau hukuman terhadap santri yang
a. Faktor penghambat
56
tersebut. Menurut Hasan Basri (2000: 53), faktor yang mempengaruhi
1) Faktor internal
yaitu terdapat pada diri setiap individu seperti faktor usia, jenis
kelamin, dan semua yang ada pada diri individu. Faktor internal
Jadi faktor internal yang menghambat yaitu berasal dari diri santri
sendiri seperti sikapnya yang sudah terlanjur manja, atau sudah terlalu
2) Faktor eksternal
berasal dari luar dirinya. Faktor ini juga sering disebut dengan faktor
atau saat masa liburan dimanjakan oleh orang tua mereka, sehingga
tugas masing-masing.
57
3) Faktor lingkungan, lingkungan yang dimaksud disini adalah
1) Faktor eksternal
58
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
dimana para santri harus bertanggungjawab atas dirinya sendiri, dengan cara
atau tepat waktu. Sikap mandiri juga bisa ditunjukkan dengan tidak banyak
masing.
Ta’mirul Islam). Jadi OSTI lah yang bertugas dalam melaksanakan proses
peraturan dengan memberi contoh yang baik, memberi reward kepada santri
59
3. Faktor penghambat dan pendukung sikap kemandirian santri
Faktor internal yaitu berasal dari diri para santri yang sangat manja dan
santri yang sudah terpengaruh dengan dunia luar sehingga sulit untuk
diatur. Sedangkan faktor eksternal dari pola asuh orang tua santri,
sikap kemandirian santri yaitu kekompakan tim OSTI dan dukungan serta
60
B. Saran
61
DAFTAR PUSTAKA
62
63
64
65
66
HASIL WAWANCARA
No Pertanyaan No Jawaban
1. Sikap kemandirian yang 1 “kalau menurut ana ya, sikap
harus dimiliki para santri? mandiri bagi santri itu bukan
hanya tidak menggantungkan
segala urusan dengan orang lain,
tapi sikap mandiri pada santri
ditandai dengan munculnya
kesadaran untuk selalu menaati
peraturan, selalu melakukan apa
yang ditugaskan kepadanya. Dan
yang paling penting sikap mandiri
pada santri yang paling penting
adalah kedewasaan.” (Ust.AM, 03
Februari 2018)
67
dari Gontor tapi kalo menurut ana
kemandirian santri itu adalah
santri yang bisa selau
menyesuaikan diri dengan
keadaan, mudah berbaur dengan
santri-santri lain, tidak banyak
izin pulang, tidak sering
menerima kunjungan tamu, antum
tau ukh kenapa seperti itu?
Karena salah satu tanda santri
yang mandiri adalah santri yang
jarang mendapatkan kunjungan
tamu.”(Usth.I, 03 Februari 2018)
2 Seberapa besar Peran ustadz/ 1 Ustadz sama ustadzah itu cuma
ustadzah dalam proses sebagai pengontrol, penasihat dan
menumbuhkan sikap penegur bagi santri-santri yang
kemandirian santri? membuat kesalahan kok ukh..,
sebetulnya yang berperan penuh
dalam menumbuhkan
kemandirian santri adalah para
anggota OSTI, karena mereka
yang setiap hari berbaur dengan
santri, satu kamar dengan santri,
pokoknya anggota OSTI itu ada
24 jam untuk para santri. Kalu
ustadzah kan cuma pas jam
pelajaran sama waktu-waktu
tertentu aja, jadi kita itu cuma
sebagai fasilitator lah
istilahnya.”(Usth.NH, 03
Februari 2018)
68
pengasuhan sih ukh. Coba deh
ukh tanya ke bagian pengasuhan,
pasti ada jawabannya.” (Usth.CM,
03 Februari 2018)
3 “Seluruh Uatadz/Ustadzah pasti
berpengaruh yaa, apalagi wali
kelas kenapa wali kelas? Karena
di pondok kan wali kelas itu
dianggap seperti bapak/ibu bagi
setiap kelas. Pasti dulu kamu juga
ngalami kan wali kelas selalu
dijadikan tempat curhat, tempat
ngadu tempat apa aja lah
pokoknya wali kelas juga
memberi andil atas meningkatnya
kemandirian santri.” (Usth.I, 03
Februari 2018)
4 “Yaa kalau menurut ana ya semua
memiliki peran penting, tapi
sesuai bidang masing-masing
tidak semua ustadz/ustadzah
mengurus langsung kondisi santri,
karena ustad/ustadzah kan juga
ada struktur organisasinya jadi
selain mengajar mereka para
ustadz/uatadzah juga disibukkan
dengan tugas masing-masing.
Tapi bukan berarti tidak peduli ya.
Ya kita sebagai staf pengajar
saling mendukung saja lah kalau
kita tahu ada santri yang
melanggar apa kita akan diam
saja? Kan tidak, kita pasti juga
bakal saling
mengingatkan”.(Ust.AM, 03
Februari 2018)
3 Faktor yang mempengaruhi 1 Faktor yang mempengaruhi? Ya
sikap kemandirian santri? itu kesadaran diri sih ada anak
hampir setiap hari masuk
pelanggaran, tapi mereka fine-fine
aja, kaya gak ada apa-apa gitu.
Tapi juga ada anak yang baru
sekali dia masuk pelanggaran itu
pun kesalahan yang gak disengaja
trus dia udah ngrasa jadi orang
yang paling bedos gitu. Berarti
69
kan memang semua berawal dari
diri sendiri, kalau dirinya gak mau
berubah mau dicekokin apa aja
tetep gak berpengaruh.
(Ust.AM,03 Februari 2018)
2 Kesadaran sih ukh kalo menurut
ana, karena gimana ya? Mungkin
karena didikan orang tua juga sih
yang mempengaruhi. Santri itu
kalau dari kecil sudah dibiasakan
mandiri ya sampai dia besar bakal
mandiri. Tapi kalau dari kecil
sudah dimanjain, gak pernah
dibilangin, terus kalau ngelakuin
kesalahan gak pernah ditrgur
sampai dia besar juga bakal kaya
begitu terus.(Usth.NH, 03
Februari 2018)
3 Ketegasan pengurus sih kalau
menurut ana, karena kita kan dari
dulu sering lihat ya kalau
pengurusnya tegas-tegas pasti
para santri juga tertib. Soalnya
kan pasti snatri pada takut ya
sama pengurus yang galak, gak
main-main sama peraturan dan
hukuman. Jadi kalau ada santri
yang meanggar sekali dua kali
perigatan, kalau udah ke tiga,
empat masak iya mau diingetin
terus. Ya harus diberi hukuman
yang sesuai biar ada rasa jera.”
(Usth I, 03 februari 2018)
4 Kesadaran diri sih ukh kalo
menurut ana, soalnya gimana yaa
anak itu kadang ada yang dihalusi
udah nurut ada juga yang sampe
dimarah-marahin juga belum
kapok jadi semua tergantuh
masing-masing anak. Tapi
kepengurusan organisasi juga
ngaruh sih, setiap organisai pasti
ada kelebihan dan kekurangan.
Jadi gimana pinter-pinter tiap
OSTI membuat strategi dalam
mengatasi anak-anak.(Usth CM,
70
03 Februari 2018)
71
maupun Ustadzah. Semua
diwajibkan mengikuti kegiatan ini
tidak terkecuali. (Akh I, 04
Februari 2018)
3 “Ya setiap harikan kita ada
kegiatan rutin ya ukh dari bangun
tidur sampai mau tidur lagi, nah
disetiap kegiatan ada peraturan
dan ada bagian organisasi yang
bertanggung jawab nah disitulah
proses kemandirian santri
dibentuk. Dengan cara bagaimana
mereka menaati peraturan,
bertanggung jawab atas semua
kegiatan pribadi maupun kegiatan
kamar atau kegiatan kelas. Intinya
ya ukh, santri itu dituntut untuk
bertanggung jawab atas dirinya
sendiri.”(Ukh D, 04 Februari
2018)
72
LH 04 Februari 2018)
2 Apa kendala yang dihadapi 1 “Kendalanya ya banyaknya santri
paa pengurus dalam proses yang memiliki berbagai letar
peningkatan kemandirian belakang yang berbeda, jadi
santri? sangat sulit mengatur ratusan
santri lo ukh sedangkan pengurus
hanya ada sekitar 60 orang saja.
Dan kita kan udah kelas V ya ukh,
sudah banyak tugas, pelajaran
juga semakin sulit, tanggungan
hafalan juga menumpuk. Jadi
kendalanya sih yaa gitu-gitu sih
rata-rata sulit mengatur waktu. (
Ukh S, 04 Februari 2018).
Ya kendala yang didapat itu ya
dari para santri sendiri ukh,
semakin kesini kan santri semakin
susah diatur. Kalau kata orang-
orang sekarang mereka itu santri-
santri moderen, jadi mereka sudah
terlau terpengaruh sama dunia
luarlah ukh, jadi gimana ya
mereka itu semakin sulit dibilangi
pokoknya gak kaya jaman ukhti
dulu mungkin. Pokoknya sulit lah
ukh ngendaliin para santri
sekarang. (Ukh D, 04 Februari
2018)
73
pengurus. (Ukh S, 04 Februari
2018)
74
KETERANGAN INISIAL
75
TATA TERTIB PENGURUS OSTI (ORGANISASI
4. Meminta izin jika tidak dapat mengikuti suatu kegiatan kepada ustadzah Bagian
Pengasuhan
76
4. “Nongkrong” di kantor OSTI
2015/2016
A. IBADAH
1. Waktu Sholat:
ibadah.
B. PAKAIAN
2. Tidak memakai baju yang berwarna mencolok seperti: merah, orange, kuning.
3. Memakai baju yang tidak ada kerutan di daerah pinggang dan paha.
77
6. Memakai 3 pin disaat memakai jilbab peregi empat.
9. Memakai baju yang tidak berbau jeans, semi jeans, mambo, blazer, dll.
4. Tidak melakukan surat menyurat/ telpon menelepon dengan lawan jenis yang
bukan muhrim.
juga di jemuran.
78
6. Mencuci dimalam hari (batas mencuci 03.00 – 17.30 WIB)
santriwan.
C. HAID
1. Diwajibkan bagi santriwati yang sedang haid untuk melapor kepada bagian
keamanan.
4. Membawa kartu haid dan tanda pengenal haid diaat mengahdiri ta’lim setelah
ssholat isya’
D. PERIZINAN
2. Memakai seragam perizinan, jilbab perizinan dan kaos kaki ketika keluar
pondok.
79
E. SANGSI-SANGSI
surat pilihan
BAGIAN-BAGIAN :
1. BAGIAN KESENIAN
a. Hadir dan mengikuti ekstrakulikuler teapat pada waktu yang telah ditentukan.
2015/2016
80
c. Meminta izin kepada ustadzah pembimbing ekstrakulikuler bagi yang
kesenian.
dll)
d. 4x : (sama dengan nomor 1,2,3) serta membuat puisi dan mebacanya di tengah
sewindu
e. 5x : (sama dengan nomor 1,2,3,4) serta membuat cerpen dan merapikan lemari
kesenian
2. BAGIAN OLAHRAGA
81
e. 5x : (sama dengan nomor 1,2,3,4) dan denda Rp 1.000,-
B. BAGIAN KEBERSIHAN
barang pribadi kedalam almari dan meninggalkan kamar dalam keadaan bersih.
10. Jika ada barang yang disita oleh bagian kebersihan dan barang itu ssampai
11. Bagi santriwati yang ingin mengambil barang sitaan maka wajib membawa
12. Bagi santiriwati yang sekolah dan belajar di mushola, untuk tidak makan
a. Mandi 2x sehari
82
c. Menata almari
f. Mengerjakan piket
g. Membuang sampah
h. Menghabiskan makan.
i. Mengepel kamar
j. Menyapu kamar.
C. SEKRETARIS
83
6. Untuk tidak memakai celana/baju olahraga ketika hendak menemui tamu.
7. Waktu berkunjung:
E. BAGIAN DAPUR
7. Waktu makan :
a. Pagi : 06.15
b. Siang : 13.00
c. Sore : 16.45
F. BAGIAN LAUNDRY
84
1. Mengambil laundry tepat pada waktunya.
G. BAGIAN PENGAJARAN
1. Musholla:
HUKUMAN:
a. 1x : peringatan
d. 4x : menempati shaf depan selama 3 hari dan berdiri ketika aurodulyaum dan
bersih-berssih musholla.
85
e. 5x : Menempati shaf depan selama 1 minggu dan bersih-bersih ssekitar
2. Mengaji
b. Memiliki kartu mengaji dan meminta tanda tangan kepada pengampu atau
asisten.
HUKUMAN:
c. Bagi santriwati yang tidur ketika mengaji : berwudhu dan berdiri ketika waktu
mengaji.
3. Muhadhoroh
1) Kamis siang
2) Kamis malam
3) Ahad malam
86
d. Memiliki buku intisari muhadhoroh lengkap dengan sampulnya.
mulahidhoh muhadhoroh.
HUKUMAN:
berlangsung.
c. Bagi santriwati yang tidak mengahafal hadist, doa pilihan, dan fadhilah asma’ul
husna : berdakwah hadist atau do’a atau fadhilah asma’ul husna disetiap kamar.
H. BAGIAN KESEHATAN
I. BAGIAN BAHASA
87
1. Percakapan :
2. Kosa kata
a. Mengikuti acara pemberian kosa kata dengan disiplin dan penuh semangat.
b. Meminta izin kepada bagian bahasa pusat jika berhalangan dalam mengikuti
c. Menghafal kosa kata dan percakapan sehari-hari kepada bagian bahasa rayon
HUKUMAN;
a. Pelanggaran ringan:
1) 1x : peringatan
2) 2x : peringatan
b. Pelanggaran sedang :
2) 2x : (idem) + da’wah
88
4) 4x : (idem) + pelajaran bahasa Inggris
c. Pelanggaran berat :
inggris)
kerudung bahasa 3 hari + meminta tanda tangan dan nasehat dari ustadzah bagian
bahasa.
J. BAGIAN KANTIN
89
3. Tidak mengambil jajanan sebelum datang petugas kantin
6. Menukarkan uang tunai dengan uang voucher pada jam yang telah ditentukan
90
DOKUMENTASI
GB.I
Gb.II
91
Gb. III Gb. IV
92
GB. VI Kegiatan Pemberian Mufrodat
93
GB. VIII Pembekalan Dari Direktur pondok Sebelum perpulangan
GB. IX
94
GB.X Kegiatan Sholat Berjamaah
Olahraga
95
GB. XI Wawancara dengan Ustadzah GB. XIIouting class
96
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
97