SKRIPSI
Oleh:
WISNU
NIM 23010160418
SKRIPSI
Oleh:
WISNU
NIM 23010160418
iii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Kepada:
Yth. Dekan FTIK IAIN Salatiga
Di Salatiga
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Setelah meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami
kirimkan naskah skripsi saudara:
Nama : Wisnu
NIM : 23010160418
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Judul : Nilai-nilai Pendidikan R.A. Kartini Ditinjau dari Nilai-nilai
Pendidikan Akhlak Perspektif K.H. Sholeh Darat (Analisis
Kitab Munjiyat)
Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di atas supaya segera
dimunaqosyahkan.
Demikian agar menjadi perhatian
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
iv
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
Jl. Tentara Pelajar 02 Phone (0298) 323706 Salatiga 50721
Website:www.iainsalatiga.ac.id
Email:administrasi@iainsalatiga.ac.id
SKRIPSI
TAHUN 2020
Disusun oleh:
WISNU
NIM: 23010160418
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan
Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Salatiga, pada tanggal 23 Maret 2020 dan telah dinyatakan memenuhi syarat
guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.
v
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN
Nama : Wisnu
NIM : 23010160418
Kitab Munjiyat)
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini merupakan hasil karya saya sendiri,
bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang
terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Skripsi
Yang menyatakan
Wisnu
NIM. 23010160418
vi
: قال رسول هللا صل هللا عليه وسلم:عن عثمان رضي هللا عنه قال
َ َخي ُْر ُك ْم َم ْن ت َ َعلَّ َم ْالقُ ْر ٰأنَ َو
ُعلَّ َمه
)(رواه البخاري
vii
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT, dengan curahan rahmat yang terhampar
luas, serta anugrah yang Engkau limpahkan kepadaku ya Rabb. Dengan segenap
kasih sayang dan diiringi doa yang tulus kupersebahkan skripsi ini kepada:
1. Ayahanda Sriyono dan Ibunda Mu'inah, pengorbanan dan jerih payah yang
engkau berikan untukku agar dapat menggapai cita-citaku. Semangat dan doa
Petuahmu memberikan jalan kesuksesan untuk menuju hari esok yang lebih
2. Nenekku yang masih hidup Ny. Kiyak dan almarhumah Ny. Karni yang selalu
Karyono, atas motifasi yang tak ada hentinya kepadaku sehingga proses
(Mukti, Rizki, Imam, Suci, Indri, Bagus) yang selalu memmberikan motivasi,
viii
5. Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa dan dukungan.
6. Dosen Pembimbing Dr. Maslikhah, S.Ag., M.Si. yang telah memberikan ilmu
7. Teman-teman PPL (Yunita, Ani, Senny, Asri, Uke, Dina, Fitriana, Rizka,
Mahdiyan, Diki) yang selalu memberikan ilmu di saat PPL dan teman tawa saat
menjalankan program PPL. Keluarga KKN (Dewi, Silfi, Ria, Niha, Luthfi, Ifa,
8. Kepada para dosen IAIN Salatiga, atas semangat dan jerih payah memberikan
bimbingan selama ini. Beribu terima kasih saya ucapkan kepada bapak ibu
9. Kepada para guru yang telah memberikan ilmu dan pengalaman kepada
kepadanya.
10. Seluruh tema-teman PAI angkatan 2016 yang sudah berjuang bersama-sama
11. Kepada semua pihak yang telah memberikan motivasi, doa dan pertisipasinya
ix
KATA PENGANTAR
الر ِح ْي ِم
من هِ ْالرح
َّللا ه
ِ س ِم ه
ْ ِب
Swt yang selalu memberikan nikmat, karunia, taufik, serta hidayah-Nya kepada
peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Nilai-nilai
Tidak lupa shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada nabi
agung muhammad Saw, kepada keluarga, sahabat, serta para pengikutnya yang
selalu setia dan mejadikan suri tauladan yang mana beliaulah satu-satunya umat
manusia yang dapat mereformasi umat manusia dari zaman kegelapan menuju
Penulisan skripsi ini pun tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari
1. Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag., Rektor Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
2. Prof. Dr. Mansur, M.Ag., Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut
3. Dra. Siti Asdiqoh, M.Si., Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam.
5. Dr. Maslikhah, S.Ag., M.Si. dosen pembimbing skripsi yang dengan sabar dan
x
bimbingan sejak awal penulisan skripsi hingga dapat terselesaikan dengan
baik.
6. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu kepada
7. Seluruh keluarga, saudara, dan teman-teman yang tidak bisa saya sebutkan satu
dalam diri saya, memberikan dukungan dan motivasi, serta mewarnai hidup ini
Demikian ucapan terima kasih ini peneliti sampaikan, semoga Tuhan selalu
membentu dalam penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Atas keterbatasan penulis maka
segala kesalahan dan ketidak sempurnaan dalam penulisan skripsi ini peneliti
memohon maaf. Demi sempurnanya skripsi ini, kritik dan saran yang sifatnya
Wisnu
NIM. 23010160418
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL LUAR ................................................................... i
ABSTRAK ................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
C. Tujuan Penelitian....................................................................... 8
xii
BAB II PROFIL R.A KARTINI, K.H. SHOLEH DARAT DAN
SISTEMATIKA KITAB MUNJIYAT
BAB V PENUTUP
xiii
LAMPIRAN................................................................................................. 146
xiv
ABSTRAK
Wisnu. 2020. Nilai-nilai Pendidikan R.A Kartini Ditinjau Dari Nilai-Nilai
Penddikan Akhlak Perspektif K.H. Sholeh Darat (Analisis Kitab Muniyat).
Skripsi, Salatiga: Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas
Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Pembimbing: Dr. Maslikhah, S.Ag., M.Si.
Kata Kunci: Nilai Pendidikan Akhlak, Pendidikan Akhlak R.A Kartini,
Pendidikan Akhlak K.H. Sholeh Darat.
Skripsi ini membahas Nilai-Nilai Pendidikan R.A. Kartini Ditinjau Dari
Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Perspektif K.H. Sholeh Darat (Analisis Kitab
Mujiyat). Ada 3 fokus pembahasan di dalamnya, yaitu: (1) Bagaimana nilai-nilai
pendidikan R.A. Kartini? (2) Bagaimana nilai-nilai pendidikan akhlak prespektif
K.H. Sholeh darat dalam kitab Munjiyat? Dan (3) Bagaimana nilai-nilai pendidikan
R.A. Kartini ditinjau dari nilai-nilai pendidikan akhlak prespektif K.H. Sholeh
Darat dalam kitab Munjiyat?.
Tujuan peelitian yang peneliti lakukan, yaitu: (1)Menganalisis nilai
pendidikan akhlak R.A. Kartini (2) Menganalisis Bagaimana nilai pendidikan
akhlak K.H. Sholeh Darat dalam Kitab Munjiyat (3) Menganalisis nilai-nilai
pendidikan akhlak R.A. Kartini perspektif K.H. Sholeh Darat dalam Kitab
Munjiyat.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kepustakaan (Libary
Research), sedangkan sumber data primer dari penelitian ini adalah kitab Munjiyat
dan buku Habis Gelap Terbitlah Terang. Sumber sekundernya adalah buku-buku
lain yang bersangkutan dan relevan dengan penelitian. Kemudian dta dianalisis
dengan menggunakan metode induktif kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan nilai-nilai pendidikan yang diperjuangkan
R.A. Kartini ditinaju dari nilai pendidikan akhlak dalam prespektif K.H. Sholeh
Darat analisis kitab Munjiyat bahwa (1) nilai pendidikan akhlak R.A. Kartini lebih
menekankan pada keteladana dan sikap pendidik, nilai pendidikan akhlak R.A.
Kartini yang menunjukkan akhlak mahmudah adalah religius, sikap toleransi,
penananman ketauhidan, peduli sosial, mahabbah wa syauq wa ridho, khauf, al
Niat wa al Ikhlas wa al shiddiq, dan al jahu wa ar riya. Unsur-unsur nilai akhlak
R.A. Kartini meliputi: akhlak terhadap orang tua, akhlak kepada diri sendiri, akhlak
terhadap saudara dan teman-temannya, akhlak kepada keluarganya, akhlak dalam
masyarakat, akhlak kepada gurunya, keutamaan sifat ksatria dan berani, keutamaan
jujur, keutamaan berprilaku sabar dan syukur. (2) nilai-nilai pendidikan akhlak
dalam kitab Munjiyat karya K.H. Sholeh Darat terdapat dua pembahasan yaitu sifat
terpuji (mahmudah) dan sifat tercela (madzmumah), dalam kitab Munjiyat
menekankan pada pengendalian hawa nafsu atau proses tazkiyatun nafs. Nilai
pendidikan akhlak dalam kitab Munjiyat berorientasi pada tasawuf akhlaqi
mempunyai tahap dan sisitem pembinaan akhlak takhalli, tahalli, dan tajalli, yang
berkonsentrasi pada teori-teori perilaku, akhlak atau budi pekerti atau perbaikan
akhlak. (3) nilai-nilai pendidikan akhlak R.A. Kartini perspektif K.H. Sholeh Darat
xv
dalam kitab Munjiyat adalah sifat akhlak mahmudah R.A. Kartini meliputi sifat
mahabbah wa syauq wa ridho, al Niat wa al Ikhlas wa al shiddiq, sabar dan syukur,
dan sifat-sifat akhlak mahmudah tersebut ada dalam keterangan kitab Munjiyat
perspektif K.H. Sholeh Darat. Sifat madzmumah R.A. Kartini Kauf, aftul lisan,
su'ul khuluq, khauf, al jahu wa ar riya, al bukhlu, dan sifat-sifat akhlak madzmumah
yang tidak dimiliki atau dijauhi R.A. Kartini tersebut ada dalam kitab Munjiyat
perspektif K.H. Sholeh Darat.
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia sebagai makhluk sosial, hidup di dunia tidak akan pernah bisa
sendiri, maka dibutuhkan akhlak yang baik dalam bergaul, karena manusia
diciptakan Allah Swt bukan hanya untuk sekedar hidup semata, melainkan ada
tujuan yang mulia yang harus diemban dan dilakukan oleh manusia sebagai
khalifah di muka bumi ini, yaitu menjaga dan merawat isi bumi dengan baik.
Tugas berat yang dibebankan Allah Swt kepada manusia tersebut membutuhkan
ilmu melalui pendidikan, apabila manusia sudah berilmu maka akan muncul
setiap aspek dari ajaran agama ini selalu berorientasi pada pembentukan dan
masa peradaban modern, di mana dalam dunia pendidikan sering kali kita
Hal ini menyebabkan semua kalangan krisis akan keteladanan, yang mana
1
Akhlak bertujuan hendak menciptakan manusia sebagai makhluk yang
baik, bertindak baik sesama manusia, terhadap makhluk dan terhadap Allah,
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (UU RI No. 20 tahun
(akal, rasa, dan kehendak), sosial, dan moralitasnya. Atau dapat juga dikatakan
2
bahwa pendidikan merupakan suatu kekuatan yang dinamis dalam
pertemuan dan hubungan dengan Tuhan (Sumitro, 2006: 16). Setiap bangsa
masing-masing bangsa memiliki tujuan hidup berbeda. Secara garis besar, ada
Fakta masa kini yaitu lebih banyak seseorang yang pergi mencari ilmu
atau menuntut ilmu bukan untuk mengejar arti yang sebenarnya dari ilmu atau
hakikat ilmu, tetapi mayoritas memburu nilai, apakah baik atau buruk nilai
yang didapatkan. Dalam hubungannya dengan ini, mayoritas dari mereka lupa
akan hakikat dari ilmu itu sendiri sehingga yang dihasilkan tidak sesuai dengan
apa yang telah dipelajari selama di dalam lembaga pendidikan. Sebagai contoh,
ketika anak pulang dari sekolah atau belajar, hal yang ditanyakan oleh orang
anak terdukung untuk mencari nilai akademik dibanding untuk mendalami apa
Sebagai contoh yang lain, banyak kalangan terpelajar yang masih tergiur
3
keras, pergaulan bebas, memakai narkoba dan lain sebagainya. Dalam sistem
pendidikan atau dalam hal keilmuan hal ini sudah terbukti merugikan diri
sendiri bahkan menjalar kepada lingkungan sekitar. Tetapi karena ilmu yang
mereka dapat tidak diaplikasikan dan kurangnya kesadaran dalam diri mereka,
Tidak ada di dunia ini yang sempurna, orang yang sudah mengerti
menjadi ujian bagi seorang ulama untuk mendapatkan derajat yang lebih tinggi
lagi. Masalah keduniaan bisa juga disebut dengan cinta kepada dunia. Tidak
ada di dunia ini yang lebih dicintai daripada dunia. Bahkan dunia mengalahkan
segala-galanya entah itu anak, tetangga, istri dan bahkan orang tua pun menjadi
mengalami permasalahan dalam bidang pendidikan, hal ini sudah terjadi sejak
4
mendirikaan sekolah wanita di sebelah timur pintu gerbang Kompleks Kantor
Pramuka. Setelah beliau wafat didirikan Sekolah Wanita oleh Yayasan R.A.
Malang, Madiun, Cirebon, dan daerah lainya. Nama sekolah tersebut adalah
kartini ini sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan. R.A. Kartini sangat
melawan aturan adat yang sudah ada dan dengan rela berkorban untuk kaum
perempuan yang sekarang hak antara kaum perempuan dan laki-laki sama.
seseorang itu selalu didampingi petunjuk dan amal nyata. Artinya bila ilmu itu
hanya sekedar ungkapan, teori dan basa-basi, itu bukan ilmu yang bermanfaat
(Masyhuri, 2013:127).
buku Kartini Nyantri (Ulum, 2016: 159), R.A. Kartini menjelaskan tentang
5
Kerap kali saya mendengar orang mengatakan bahwa dari yang satu
dengan sendirinya budi itu menjadi halus, luhur. Tetapi dari pengamatan
saya, sayang saya berpendapat, bahwa hal itu sama sekali tidak
selamanya demikian. Peradaban, kecerdasan fikiran, belumlah
merupakan jaminan bagi kesusilaan. Dan orang tidak boleh terlalu
menyalahkan mereka yang budi pekertinya tetap jelek meskipun
pikirannya cerdas benar. Sebab dalam kebanyakan hal, kesalahan tidak
terletak pada mereka sendiri melainkan pada pendidikan mereka.
Memang telah banyak, aduh bahkan begitu sangat banyaknya mereka
yang mengusahakan kecerdasan fikiran. Tetapi apa yang telah
diperbuatnya untuk pembentukan budi pekerti mereka? Sesuatupun
tidak ada.”
R.A Kartini mempunyai guru spiritual yang meng-hegemoni
pemikiranya yaitu K.H. Sholeh Darat yang bernama asli Muhammad Sholeh
Kartini lahir di Ds. Kedung Cumpleng, Kec. Mayong, Kab. Jepara, Jawa
Tengah pada tahun 1235 H/ 1820 M. R.A. Kartini lahir dari seorang ibu
bernama Ngasirah yang beragama islam, secaara otomatis R.A. Kartini juga
dilahirkan sebagai muslimah (Rosyadi, 2012: 9). Potret R.A. Kartini yang
anggun tentunya tidak banyak yang tahu R.A. Kartini besar dengan lingkungan
yang religius dan dibesarkan dengan nilai-nilai religius yang kental. R.A.
Kartini juga memiliki darah pesantren dilihat dari fakta bahwa M.A Ngasirah
adalah putri dari Nyai Hajjah Siti Aminah dan Kiai Haji Madirono, seorang
Membicarakan R.A. Kartini tentunya masih ada faktor lain yang belum
banyak diketahu orang bahwa R.A. Kartini juga seorang santri. R.A. Kartini
disebut sebagai santri K.H. Sholeh Darat, hubungan R.A. Kartini dengan K.H.
6
Kartini yang didapat dari K.H. Sholet darat mengenai pendidikan akhlak yang
memosisikan akhlak sebagai pedoman agama yaitu K.H. Sholeh Darat yang
dirangkum dalam kitab Munjiyat dan R.A. Kartini sebaagai pelopor emansipasi
suratnya dan dalam tingkah lakunya. Sehubungan dengan hal ini, penulis akan
dari nilai pendidikan akhlak K.H. Sholeh Darat. Maka penulis tertarik untuk
B. Rumusan Masalah
penelitian, agar penelitian ini tidak melebar dan terlalu luas. Dalam penelitian
Munjiyat?
7
3. Bagaimana nilai-nilai pendidikan akhlak R.A. Kartini dalam perspektif
C. Tujuan Penelitian
Kitab Munjiyat.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Kartini .
8
c. Penyusunan penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan rujukan
2. Manfaat Praksis
sekitarnya.
Salatiga.
E. Kajian Pustaka
sudah pernah diteliti atau belum, maka peneliti melakukan kajian atas penelitian
9
memfokuskan diri pada kajian tentang nilai nilai pendidikan akhlak R.A.
yaitu:
10
perbedaanya dengan peneliti lakukan adalah penelitian yang dilakukan
oleh Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pada tahun 2007.
11
yang dilakukan peneliti dilihat dari sudut pandang K.H. Sholeh Darat dalam
5. Widiyani Nurul Islami Hati skripsi judul "Relevansi Pemikiran R.A. Kartini
Munjiyat.
K.H. Sholeh Darat (analisis kitab Munjiyat). Peneliti tertarik untuk melakukan
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
12
dalam menyelesaikan penelitian berasal dari perpustakaan baik dari buku,
holistik.
Penelitian ini ditekankan pada nilai pendidikan akhlak R.A. Kartini ditinjau
2. Sumber Data
Data adalah keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan dasar
kajian analisis atau kesimpulan. Data yang dikumpulkan dapat berupa data
primer yakni daata yang diperoleh secara langsung dari sumbernya, dan data
sekunder yakni data yang diperoleh dari informasi yang telah diolah oleh
pihak lain. Sedangkan sumber data merujuk pada dari mana data penelitian
itu diperoleh, data dapat berasal dari orang maupun bukan orang
a. Data Primer
2003: 138). Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari Kitab
13
Munjiyat karya K.H. Sholeh Darat dan buku Habis Gelap Terbitlah
b. Data Sekunder
melalui media perantara atau dihasilkan oleh pihak lain (Ruslan, 2003:
pendidikan R.A. Kartini, kitab Munjiyat, dan masih banyak lagi. Juga
14
gunakan adalah teknik analisis isi (content analysis). Analisis ini
bentuk komunikasi, baik surat kabar, berita radio, iklan televisi maupun
ulang data yang ada sehingga peneliti menemukan data yang sesuai
data tersebut.
15
d. Menulis laporan. Dalam hal ini, peneliti harus mampu menuliskan
kata, frase dan kalimat serta pengertian secara tepat yang dapat
R.A. Kartini ditinjau dari pendidikan akhlak dalam perspektif K.H. Sholeh
G. Definisi Operasional
terkandung pada istilah-istilah dalam judul skripsi ini, maka penulis akan
Nilai merupakan suatu hal yang melekat pada suatu hal yang lain
yang menjadikan bagian dari identitas susuatu tersebut. Bentuk material dan
abstrak di alam ini tidak bisa lepas dari nilai. Nilai memberikan definisi,
identitas, dan indikasi dari setiap hal konkret ataupun abstrak. Pengertian
nilai menurut Sidi Ghazalba sebagaimana dikutip (Thoha, 1996: 61) nilai
adalah suatu yang bersifat abstrak, ideal. Nilai bukan benda konkrit bukan
fakta dan tidak hanya persoalan benar adalah yang dikehendaki, disenangi
maupun tidak disenangi. Prof. Jalaluddin dan Prof Abdullah Idi (2009: 139)
16
moral, dan nilai agama yang kesemuanya tersimpul dalam tujuan
tarbiyah yang berakar dari kata rabba, ta’dib yang berakar dari kata addaba
dan ta’lim yang berakar dari kata ‘allama. Secara definitif, Omar
(kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek) dan tubuh anak yang antara satu
hidup, yakni kehidupan dan penghidupan anak-anak yang kita didik selaras
waktu, tetapi pendidikan adalah suatu proses, dimana manusia secara sadar
dalam hal ini, yaitu pendapat pertama, kata akhlak merupakan isim masdar
17
‘adat (kebiasaan), al maru’ah (peradaban baik). Pendapat kedua
menyatakan bahwa kata akhlak bukan isim masdar tetapi isim jamid atau
ghair mustaq yakni kata yang tidak memiliki akar kata karena bentuknya
dalam kitab Ihya’ ‘Ulum al-Din bahwa akhlak adalah suatu keadaan dalam
jiwa yang tetap yang memunculkan suatu perbuatan secara mudah dan
ringan tanpa perlu pertimbangan pikiran dan analisa (Jamil, 2013: 2-3).
prinsip dasar moral dan keutamaan sikap serta watak (tabiat) yang harus
dimiliki dan dijadikan kebiasaan oleh anak sejak masa pemula hingga
1995: 177).
pendidikan akhlak bukanlah suatu hal yang bersifat doktrinasi saja, namun
akhlak bukan sekedar definsi atau teori saja, hendaknya merupakan suatu
(Ulum, 2016: xxxv). Menurut Abdul Karim (Ulum, 2016: xiii) mengatakan
18
bahwa beliau juga dapat dikatakan sebagai ulama yang produktif dalam
tersirat di dalamnya. Dalam kitab Munjiyat K.H. Sholeh Darat dalam upaya
kelawan sifat mahmudah" (Darat, 2001: 9). Inilah yang menjadi tujuan dari
ingkang ngaweruhi tingkah polahe ati ruhani lan sifate ati ruhani saking
19
3. Pendidikan Akhlak R.A. Kartini
Presiden Republik Indonesia No. 108 tahun 1964, tangal 2 Mei 1964, yang
sekaligus menetapkan hari lahir R.A. Kartini sebagai hari besar yang
formal saja tetapi juga pendidikan budi pekerti (cipto) dan kepekaan budi
20
cerdas, sadar, akan panggilan budinya dalam masyarakat. Menjadi
ibu yang penuh kasih sayang, pendidikan yang berbudi dan cakap.
Dan selanjutnya agar dengan cara apapun juga berguna dalam
masyarakat yang dalam tiap bidang sangat memerlukan
pertolongan." (Arbaningsih, 2005: 134).
R.A. Kartini juga melihat pentingnya menjaga silaturrahmi anatara
siswa yang sudah lulus sekolah dan yang masih berstatus siswa, yang
126)
saja. Pendidika budi pekerti atau akhlak dan bimbingan watak adalah sangat
21
akal (rasio). R.A. Kartini berpendapat bahwa peradaban manusia
pandai dalam hal teori juga mempunyai akhlak yang baik. Pendidikan
akhlak atau budi pekerti menurut R.A. Kartini harus lebih diutamakan
22
Untuk memberikan yang jelas dan menyeluruh sehingga pembaca
nantinya dapat memahami isi dari skripsi ini dengan mudah, maka penulis
Yaitu skripsi ini terjadi dari lima bab yang masing-masing saling
BAB I Pendahuluan
penulisan.
kitab Mujiyat
23
darat sebagai guru bagi R.A. Kartini dan penagaruh
Kartini.
BAB V Penutup
24
BAB II
yang mengisahkan tokoh atau pelaku, peristiwa, dan masalah yang dihadapi.
riwayat hidup seseorang atau tokoh yang ditulis oleh orang lain. Pembaca
perjuanganya, dan lain-lain. Hal-hal yang baik tentu diteladani dan dijadikan
seseorang mulai dari kecil sampai meninggal. Biografi dapat diartikan sebagai
sebuah kisah riwayat hidup seseorang, biografi sendiri dapat berbentuk hanya
beberapa berisi kalimat saja, namun juga dapat berbentuk dalam satu buku yang
lebih mendetail serta dituliskan dengan gaya cerita yang baik dan menarik.
25
Raden Ajeng Kartini pada tanggal 21 April 1897 (28 Rabiul
R.A. Kartini lahir dari keluarga ningrat putra Raden Mas Adipati Ario
Mas Ajeng Ngasirah yang berasal dari kalangan biasa, putra kiai Haji
Haji Siti Amina, juga berasal dari Telekawur. Ibu R.A. Kartini dinikahi
tahun 1875 R.A. Kartini kawin lagi dari seorang putri bangsawan tinggi,
"garwa ampil".
26
nantinya akan diangkat menjadi "garwa padmi" atau Raden Ayu.
Raden Ayu dan Gastri Putri yang keluar sebagai Frest Lady dan M.A
tanggung jawab M.A. Ngasirah dan beliau sangat keras dalam mendidik
2016: 3).
dalam daftar nama calon Bupati. Jika garwa padmi tidak memiliki anak
oleh ibundanya yang merupakan istri pertama tapi bukan yang utama,
27
maupun karena melihat kenyataan yang dia alami sendiri. Bahkan dalam
Surat R.A. kartini ini sekilas dapat diketahui bahwa di zaman itu
putri Bupati Jepara itu memanggil "Ibu" (Rosyadi, 2012: 9). Setelah
Wedanan yang terletak sedikit jauh dari gedung utama, di bagian tempat
tinggal selir atau istri kesekian. Rumah kecil itu dibedakan dari gedung
2003: 52). Diskriminasi yang dialami M.A. Ngasirah ibu R.A. Kartini
28
terjadi dikarenakan menjadi istri kedua dan bukan dari kalangan
yang R.A. Kartini dapat ketika bayi. Ibunya harus bersaing dengan istri
yang berbeda atara gedung utama dan rumah kecilnya. Sahabat R.A.
yang bernama Rami, akan tetapi R.A. Kartini lebih banyak diasuh oleh
ini bukan hanya menjadi pengasuh tapi juga menjadi ibu sendiri (Toer,
2003: 56).
mungkin juga masih buta huruf, yang hanya mempunyai satu hal yang
29
tidak mungkin seorang gadis rakyat dapat mendampingi hidup seorang
tetapi karena konflik yang terjadi dalam keluarganya dan sangat disadari
oleh R.A. Kartini. R.A. Kartini mengenali ibunya akan tetapi tidak
menyebutnya kepada sahabat penanya. Hal itu demi menjaga nama baik
30
Pernikahan R.M.A.A. Sosroningrat dengan M.A. Ngasirah dan
laki-laki dan R.A. Kartini anak kelima dari 11 bersaudara kandung dan
berdiam diri seolah pasrah terhadap adat, akan tetapi R.A. Kartini terus
dalam berfikir. Salah satu cara yang ditempuh R.A. Kartini dalam
perhatian dari Belanda kala itu. Bermula dari sebuah iklan di majalah
Sahabat pena R.A. Kartini yang menjadi tempat curahan hati melalui
31
3) Ir. H.H. Van Kol dan Nyonya Van Kol Porrey
5) Dr. N. Adriani
dengan banyak selir. R.A. Kartini lahir dari seorang selir bernama M.A.
R.A. Kartini harus menikah sebagai istri keempat Bupati Rembang yaitu
Semua anak harrus diasuh oleh R.A. Kartini yang dijadikan garwa
padmi. Anak pertama dan terakhir bagi R.A. Kartini lahir pada tanggal
menggugat adat dan tradisi feodal seperti melukiskan sosok yang tidak bisa
32
dihentikan ketika memiliki tekad untuk memajukan kaumnya.
pendidikan. Salah satu sosok yang menjadi inspirasi R.A. Kartini untuk
Itu adalah surat yang R.A. Kartini tulis tentang eyangnya sebagian
dari sifat-sifat R.A. Kartini yang luar biasa adalah warisan dari leluhurnya
perkembangan jiwa mereka, terutama sifat-sifat R.A. Kartini yang luar biasa
33
sejak kecil sudah menawan perhatiannya. R.A. Kartini sejak kecil sudah
terlihat sebagai pribadi yang berwibawa, otak yang tajam, akal sehat,
pendapatnya dan membela apa yang dirasakannya benar dan adil, serta rasa
belas kasihan terhadap semua yang lemah dan tertindas, nampak makin
nyata pada putrinya ini. Sifat-sifat ini sudah tentu menarik perhatian seluruh
seperti juga yang diajarkan oleh ayahnya, Pangeran Ario Tjondronegoro IV.
rakyat, agar mengenal kehidupan rakyat kecil dan untuk menanam rasa cinta
sekolah (di Europese Lagere School = Sekolah Rendah Belanda). Pada pagi
dari seorang nyonya Belanda, membaca al Qur’an dari seorang guru agama
wanita, dan pelajaran bahasa Jawa dari seorang guru bernama Pak Danu.
Pelajaran yang paling tidak disukai adalah pelajaran al-Qur’an, dan jika itu
34
hal ibadah. Akan tetapi ayah R.A. Kartini sangat mengerti kesulitan anak-
anaknya, tidak memarahi mereka. Anak-anak itu masih terlalu muda untuk
pelajaran yang sulit itu. Setelah anak-anak menjadi lebih besar, mereka juga
lebih mudah dapat membaca dan mengerti isi al-Qur’an (Toer, 2003: 60).
Karena sifatnya yang periang, lucu, dan pandai maka, R.A. Kartini di
yang paling maju dan paling cerdas. Dengan mudah R.A. Kartini dapat
Meskipun R.A. Kartini anak yang cerdas, sesuai adat feodal yang sangat
kuat, R.A. Kartini tidak bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih
kemudian di usia dua belas tahun R.A. Kartini akhirnya dipingit oleh
di sekolahan Belanda juga belajar agama dari K.H. Sholeh Darat. K.H.
Sholeh Darat adalah seorang kiai besar yang disegani, berasal dari Darat-
35
Saat itu sedang berlangsung pengajian bulanan, khusus untuk anggota
Ayu yang lain di balik hijab (Tabir, tirai). R.A. Kartini merasa tertarik
tentang materi yang disampaikan pada saat itu Tafsir al Fatihah oleh K.H.
karena menurutnya tidak ada gunanya membaca kitab suci yang tidak
Terang; Boeah Pikiran. Buku ini diterbitkan oleh Balai Pustaka. Armijn
pun disebut sebagai Empat Saudara. Pada tahun 1938, buku Habis
terjemahan Armijn Pane ini dicetak sebanyak sebelas kali, selain itu
36
Jawa dan Sunda. Armijn Pane menyajikan surat-surat R.A. Kartini
Kartini. Tujuan sang dosen adalah agar Sulastin bisa menguasai bahasa
Belanda dengan cakap sempurna. Pada tahun 1979, sebuah buku berisi
terbit. Buku kumpulan surat versi Sulastin Sutrisno terbit dengan judul
Indonesia.
37
Buku Letters From Kartini, An Indonesian Feminist 1900-1904,
versi Abendanon Joost Cote juga menerjemahkan seluruh surat asli R.A.
ini memuat 108 surat-surat R.A. Kartini kepad Nyonya Rosa Manuela
Aku Kartini Saja" karya Pramoedya Ananta Toer. Buku ini merupakan
Ananta Toer.
tentang R.A. Kartini lewat buku "Kartini Surat-surat kepada Ny. R.M.
selalu dipotong bagian awal dan akhir, padahal bagian itu menunjukkan
38
Buku kumpulan surat kepada Stella Zeehandelaar periode 1889-
Dr. Joost Cote, diterjemahkan dengan judul "Aku Mau ... Feminisme
1899-1903". Aku Mau ... " adalah moto R.A. Kartini, sepenggal
ungkapan itu mewakili sosok yang selama ini tak pernah dilihat dan
yang mengisahkan tokoh atau pelaku, peristiwa, dan masalah yang dihadapi.
riwayat hidup seseorang atau tokoh yang ditulis oleh orang lain. Pembaca
perjuanganya, dan lain-lain. Hal-hal yang baik tentu diteladani dan dijadikan
seseorang mulai dari kecil sampai meninggal. Biografi dapat diartikan sebagai
sebuah kisah riwayat hidup seseorang, biografi sendiri dapat berbentuk hanya
beberapa berisi kalimat saja, namun juga dapat berbentuk dalam satu buku yang
39
meliputi informasi-informasi yang bersifat penting namun dikisahkan dengan
lebih mendetail serta dituliskan dengan gaya cerita yang baik dan menarik.
Darat. Ada dua alasan kenapa dipanggil “Kiai Sholeh Darat”. Pertama,
Darat” dan juga menulis nama “Muhammad Salih ibn Umar Darat
ini, memang sudah menjadi tradisi atau ciri khas dari orang-orang yang
bakal pesantren K.H. Sholeh Darat (Darat, Terj. Miftahul Ulum dan
40
Tengah. Tahun kelahirannya ini bertepatan dengan tahun kelahirannya
alim dan sangat alimnya, yang wawasan keilmuannya luas, yaitu ayah
2016: 37).
Sholeh lahir dan dibesarkan dalam keluarga yang alim dan cinta tanah
air. Ayahnya adalah Kiai Umar, yang merupakan tokoh ulama yang
41
kehormatan tanah air dari jajahan Belanda (Darat, Terj. Miftahul Ulum
yang diceritakan oleh yang mendapatkan keterangan ini dari Habib Lutfi
keturunan dari Sunan Kudus, yaitu Nyai Umar binti Kiai Singapadon
Sunan Kudus atau Syaikh Ja’far Shodiq (3/7/2016). Data ini didukung
2016: 37).
Bergota Semarang, ternyata ada makam yang lain yang dipercayai ada
Tidak jelas siapa nama dari istri beliau. Dari perkawinan tersebut, beliau
42
dikaruniai seorang anak yang diberi nama Ibrahim. Tatkala K.H. Sholeh
Darat pulang ke Jawa, istrinya telah meninggal dunia dan Ibrahim tidak
ini, mereka dikaruniai dua orang putera, Yahya dan Kholil. Dari kedua
puteranya ini, telah melahirkan beberapa anak dan keturunan yang bisa
yang ketiga dengan Raden Ayu Aminah, puteri Bupati Bulus, Purworejo
Zahroh. Siti Zahroh dijodohkan dengan Kiai Dahlan, santri Kiai Sholeh
Darat dari Termas, Pacitan. Dari Perkawinan ini melahirkan dua orang
dijodohkan dengan Kiai Amir, juga santri K.H. Sholeh Darat sendiri asal
43
2. Pendidikan K.H. Sholeh Darat
a. Pendidikan di Jawa
tahun. Sebagaimana anak seorang Kiai, masa kecil dan masa remaja K.H.
ajaran agama Islam secara intensif dari ayahnya, Kiai Umar. Setelah Kiai
Umar sudah tidak disibukkan lagi dengan peperangan. Sebelum tahun 1830,
K.H. Sholeh Darat sudah diberikan sendi-sendi aqidah dan syari’at Islam,
mencari ilmu di beberapa kiai ternama pada masa itu. Di antaranya guru-
Kiai M. Syahid adalah cucu dari Kiai Mutamakkin yang mana Kiai
ilmunya di Jawa. K.H. Sholeh Darat belajar beberapa kitab kepada Kiai
Syarah Al Khatib, Fath Al Wahhab dan yang lainnya (Dzahir, 2012: 6).
44
2) Kiai Raden H. Muhammad Sholeh bin Asnawi Kudus
satu mufti dari Semarang dan kepadanya K.H. Sholeh darat belajar Ilmu
Falak.
Mbah Ahmad K.H. Sholeh Darat belajar Ilmu Tasawuf dan Tafsir al
dari Kiai Umar, ayahandanya, seperti: Kiai Murtadlo, Kiai Darda’, Kiai
Syada’, dan Kiai Bulkin. Dari sekian banyak guru-guru Kiai Sholeh
45
Darat yang ada di Jawa menunjukkan bahwa Kiai Sholeh Darat yang di
terhadap pendidikan Islam kepada K.H. Sholeh Darat (Ulum, 2016: 40).
Pangeran Diponegoro.
b. Pendidikan di Haramain
Kiai Umar dan K.H. Sholeh Darat juga sempat mengajar agama di
kalangan etnis Melayu dan Jawa. Singapura juga terdapat kerabat beliau
yaitu Kiai Umar karena menikahi salah satu perempuan yang di sana, yang
46
Muhammad Hadi Giri Kusumo dari Demak (Ulum, 2016: 43). Bahkan di
Al Bantani pada 1828 yang mana Syaikh Nawawi Al Bantani dengan K.H.
Sholeh Darat terpaut tujuh tahun lebih tua Syaikh Nawawi Al Bantani
para ulama. Kiai atau ulama dengan gelar haji bagi mereka yang sepulang
dari Haramain diartikan bahwa mereka sudah menguasai ilmu syari’at. Dan
masih belum mengerti akan syari’at, akan terjadi gejolak perang lagi seperti
47
terdampar dibeberapa tempat yang salah satunya adalah di Singapura. Kiai
Ghozali bin Lanah, keponakan dari Kiai Saman, teman seperjuangan Kiai
Haramain menjadi sebuah tempat berlabuh bagi orang Nusantara karena hal
tersebut.
terhadap umat Islam di negerinya. Jumlah asli yang terdapat di Hijaz dapat
dikatakan hanya 5 % dari yang mendatangi majlis tersebut (Ulum, 2016: 40-
42).
Syamiah, Syi’ib Ali dan Al Falaq. Sebagian lagi ada yang berada di Jabal
Qubais dan kampung Syaqul Lail yang menjadi tempat tinggal K.H. Sholeh
Darat. Jabal Qubais dan kampung Syaqul Lail pula C. Snock Hurgronje
48
mempengaruhi segala kebijakan yang ada di Nusantara oleh Belanda
dan selepas menunaikan ibadah haji, Kiai Umar, ayahanda K.H. Sholeh
Ulum dan Agustin Mufarohah, 2016: xxviii). Hal ini menjadi ujian yang
menyerah dan tidak putus asa untuk bangkit menuntaskan apa yang menjadi
hajat K.H. Sholeh Darat. K.H. Sholeh Darat menetap selama beberapa tahun
bidang ilmu kepada beberapa ulama yang alim. Beberapa ulama tersebut
yaitu:
Sholeh Darat belajar kitab Ummul Barahin karya Imam Al Sanusi dan
Nabawi. Kepadanya K.H. Sholeh Darat belajar fiqh dengan kitab Fathul
49
Wahhab dan Syarah Al Khotib. Belajar bahasa Arab dengan
Ibnu ‘Athoillah.
6) Kiai Zahid
50
K.H. Sholeh Darat merupakan salah satu mufti dari madzhab
Qur'an.
Hijaz. Reputasi yang dimiliki K.H. Sholeh Darat dalam bidang agama
(Dzahir, 2012:11-12).
dengan bahasa yang mudah untuk dipahami karena memang tujuan K.H.
Hal ini ditemukan di dalam buku Perkembangan Ilmu Fiqih dan Tokoh-
51
Abdul Malik bin Abdullah Trengganu Malaysia. Dan diceritakan juga
2016: 148)
syari’at. Metode ini seperti yang dilakukan oleh Imam Al Ghozali, sehingga
Darat yang sampai saat ini berhasil ditemukan dan masih terus diperbanyak,
K.H. Sholeh Darat tidak lain adalah agar masyarakat lebih mudah
Kitab Duroru Al Bahiyyah karya Sayyid Bakri, dan Kitab Ihya’ ‘Ulum
b. Fasholatan
52
Kitab Fasholatan berisikan tentang tata cara dalam sholat lima
c. Matn Al Hikam
thoriqot dan tasawuf walaupun baru sepertiga dari kitab aslinya yang
pembaca atau penelaah kitab ini harus membaca kitab Majmu’ Syari’ah
e. Al Mursyidul Wajiz
53
Kitab Al Mursyidul Wajiz menerangkan tentang hukum-hukum
bacaan dalam al-Qur'an dan adab dalam membaca al Qur'an serta kisah
Majalis ditulis oleh K.H. Sholeh Darat yang diterbitkan oleh Haji
Suwangsa dan Haji Muhammad Nur Darat pada 1315 H. Kitab Hadits
tentang perjalanan Nabi yang mana Kiai Sholeh Darat merujuk kepada
54
Kitab Minhaju Al Atqiya’ fi Syarhi Ma’rifatu Al Adzkiya’ ila
i. Munjiyat
dari kitab karangan Imam Al Ghozali yaitu Kitab Ihya’ ‘Ulumu Al Din
juz III dan IV. Di dalamnya menerangkan tentang pelajaran etika dan
Nusantara yang ditulis oleh K.H. Sholeh Darat pada 5 Rajab 1309 H/
1891 M. Kitab ini terdiri dari 13 juz yang dimulai dari surat al Fatihah
pada 1894 dengan dua jilid berukuran folio. Kitab tafsir Faidh Ar
55
ditulis karena didahului dengan meninggalnya Kiai Sholeh Darat pada
‘Alamah Al Bushoiri
dalam kitab ini Kiai Sholeh Darat menjelaskan tentang keagungan Nabi
Di dalam kitab ini K.H. Sholeh Darat menjelaskan tentang tauhid atau
m. Hadits Al Mi’roj
semalam.
56
C. Sistematika Kitab Munjiyat
Kitab Munjiyat ditulis pada akhir abad ke-19 oleh K.H. Sholeh Darat,
seoranng ulama produktif dari Semarang. Kitab Munjiyat lahir pada suatu
zaman ketika corak ajaran Islam di Jawa Tengah mengalami pergulatan serius.
gerakan pembaharuan dari Timur Tengah yang dibawa oleh orang-orang Jawa
yang naik haji. Penigkatan gelombang orang Jawa yang naik haji timbul sebagai
ini dikenal sebagai golongan modernis dan golongan tradisional. Pada bidang
tasawuf, pergeseran corak Islam ini tampak dari corak yang semula dekat pada
Ulumuddin Imam Al Ghazali, tentu saja mewakili corak tasawuf yang menolak
Kitab Munjiyat sengaja ditulis oleh K.H. Soleh Darat untuk memenuhi
kebutuhan orang awam yang ingin belaajar Islam, tetapi tidak faham bahasa
Arab. Beliau melihat kondisi sosial masyarakat Jawa saat itu tertindas oleh
57
pemerintah Hindia Belanda, mengalami kemiskinan, dan rendahnya
kitab pengajaran agama Islam yang mudah difahami dengan bahasa ibu mereka
sendiri.
huruf Arab pegon yang disertai harakat. Penelitian Sugahara (2009) terhadap
Selain diterbitkan di India, kitab Munjiyat juga diterbitkan oleh H.M. Sidik di
Singapura tahun 1893, 1895, dan 1901. Ismail bin S Badal di Singapura pada
tahun 1906, dan penerbit Al Misriyya, Cirebon pada tahun 1906, 1929/1930,
diterbitkan oleh penerbit Toha Putra Semarang, diterbitkan pada tahun 1422 H
atau 2001 M, dan jumlah halaman ada 195. Secar garis besar, kitab Munjiyat
mendiskripsikan dua perilaku yang selama ini melekat dalam diri manusia.
yang terpuji.
58
Corak budaya Jawa sangat tampak pada kitab Munjiyat karangan K.H.
Sholeh Darat disebabkan bahasa yang digunakan yaitu, bahasa Jawa, hal ini
juga disebabkan oleh problem penerjemahan. Ketika sebuah kitab dituis dalam
kebudayaan, masyarakat, dan bahasa. Hubungan ketiga unsur itu demikian erat,
Ulumuddin, yaitu tiap bab terbagi menjadi sepuluh bagian pembahasan. Berikut
ini daftar pembahasan yang terdapat dalam kitab Munjiyat, yaitu sebagai
berikut:
garis besar isinya mengetahui tempat masuknya setan hukumnya fardu ain
3. Asy Syahwataini
59
Pembahasan tentang bab ini mulai dari halaman 9 sampai halaman
14, secara garis besar pembahasanya mengenai syahwat al bathhni wal farji
4. Aftul Lisan
24, secara garis besar pembahasanya adalah mengenai bahaya lisan, karena
lisan adalah nikmat Allah Swt yang harus dijaga agar tidak membawa
sangat banyak, bagian ini menjelaskan dua puluh bahaya yang dapat
26, secara garis besar pembahasan mengenai akibat marah dan dengki dapat
baik seperti api memakan kayu dan berawal dari marah, dan dengki itulah
6. Hubbu Ad Dunya
28, secara garis besar pembahsanya adalah untuk hidup zuhud dan jangan
60
kepala tiap-tiap maksiat. Dunia adalah musuh Allah Swt dan para kekasih
Allah Swt karena dunia mengajak manusia pada kelalaian dan kemaksiatan.
bakhil karena sifat bakhil mencegah manusia untuk masuk ke dalam surga.
8. Al Jahu wa Al Riya'
36, secara garis besar pembahasanya mengenai akibat riya' dan keudukan
jabatan. Kedudukan dan harta adalah dua hal di dunia yang akan melalaikan
manusia dari ketaatan. sifat ini dapat diobat dengan penawar dzikir sebab
orang tidak membawa apapun ketika mati, setelah mati tidak ada bedanya
9. At Takabur wa Al 'Ujub
disebabkan oleh dua perkara, yaitu perkara dunia dan perkara agama.
10. Al Ghurur
61
amalnya. Sebagai manusia kita diwajibkan untuk meninggalkan sifat
11. Taubat
taubat. Tubat adalah rasa penyesalan kepada Allah Swt setelah melakukan
perbuatan dosa diiringi tekad untuk tidak mengulanginya lagi. Taubat yang
bersyukur. Karena orang yang bersabar dan bersyukur dalam kitab ini
menjelaskan manfaat yang banyak sekali bagi orang yang bersabar dan
bersyukur.
94, secara garis besar pembahasanya ciri-ciri orang yang kahuf dan raja'.
Kauf dan raja' berarti takut kepada Allah serta hanya mengharapkan ridho,
62
dalam hal dunia dan berlaku zuhud, sifat ini kontradiktif dengan sifat cinta
dunia.
tawakal. Tauhid artinya mengesakan Allah Swt dan tawakal berarti berserah
diri kepada Allah yang disertai dengan segala daya dan upaya untuk
dan ridha. Cinta kepada Allah Swt adalah kecintaan yang pertama-tama
segala pemberian dan anugrah yang diberikan oleh Allah Swt dengan ikhlas
sang perindu yaitu makhluk karena melihat keindahan yang dirinduka yaitu
Allah Swt.
halaman 138, secara garis besar pembahasanya hakikat, cara, dan hal-hal
yang merusak niat dan ikhlas. Amalan pertama seorang muslim yang dilihat
63
18. Muroqobah wa muhasabah
hati bahwa Allah Swt selalu melihat dan mengawasi setiap perbuatan
19. Al Tafakkur
tentang segala sesuatu yang ada di dunia ini, kecuali mengenai dzat Allah
Swt.
Kematian bermakna suatu hal yang pasti dialami semua makhluk yang
dari sifat tercela. Seorang muslim tidak hanya hidup di dunia melainkan
juga hidup untuk akhirat. Ingat kematian membuat seorang muslim lebih
64
Intisari dari kesepuluh bagian ini adalah menyucikan hati,
disebut sifat munjiyat atau hal-hal yang menyelamatkan. Jika dilihat dalam
kitab Ihya' Ulumuddin Al Ghazali, bagian 1-10 ini merupakan jilid 3 Ihya'
maut. Salah satu keutamaan meginggat mati adalah membuat hamba tidak
terlalu cinta pada dunia yang selalau membuat hamba lupa kepada Allah
Swt.
halaman 162, secara garis besar pembahasanya hakikat dzikir maut. Hakikat
dzikir maut mengingatkan kepada kita agar siap untuk menghadapi maut,
karena maut bisa datang kapan saja. Maut tidak bisa diundur dan diajukan
3. Sakaratul Maut
65
Pembahasan tentang bab ini mulai dari halaman 162 sampai
sakitnya anggota tubuh manusia terkena pada bagian tubuh misalnya tangan
maka bagian tangan yang terkena pedang itu sakit karena pedang tersebut
terkenaa ruh kita, dan bagaimana jika ruh seluruh tubuh itu dicabut maka
saat maut menjemput dalam keadaan baik atau buruk. Para Nabi, auliya, dan
ulama khawatir masalah nyawa dicabut bisa dalam keadaan ingat Allah Swt
atau tidak karena tipu daya setan menganggu dan menghasut anak adam
Alamat anak adam mati dalam keadaan husnul khotimah yaitu ketika orang
yang meninggal itu hatinya inggat kepada Allah Swt dan ketika maut
66
Pembahasan tentang bab ini mulai dari halaman 185sampai halaman
Salah satu adab mengiring janazah ke kubur adalah supaya orang yang
mengiring tafakkur atau berfikir ketika matinya anak adam bekal yang
selanjutnya.
7. Munajat Marid
halaman 195, secara garis besar pembahasanya cara munajat orang awan
yang diselimuti dosa. Bab ini berisi langkah-langkah orang awam untuk
munjat atau menuju jalan kebaikan yaitu amal shaleh, di bab ini manusia di
tuntut untuk mengembalikan semua masalah kepada Allah Swt dan hanya
yang banyak berkembang pada awal masa Islamisasi di Jawa dan Nusantara
pada umumya dikarenakan pada zaman itu banyak ilmu kejawen dan agama
67
BAB III
Suparlan (2008: 12) guru dapat diartikan sebagai orang awam yang
bahwa secara legal formal, guru adalah seseorang yang memperoleh surat
mengajar.
68
mengajar. Pengertian guru masih sangat umum dan belum bisa
pengertian guru yang sudah dijelaskan diatas guru atau pendidik adalah
orang yang memberikan ilmu pengetahuan dalam hal ini ilmu apa saja yang
membaca. Sejak itulah timbul gejolak pada diri R.A. Kartini (Masrur, 2012:
kedalaman spiritualitas yang tinggi. Hal ini antara lain diungkapkan dalam
suratnya:
69
"Di sini, orang belajar al Qur'an tapi tidak memahami apa yang
dibaca. Aku pikir, adalah orang gila orang diajar membaca tapi tidak
diajar makna yang dibaca. Itu sama halnya engkau menyuruh aku
menghafal Bahasa Inggris, tapi tidak memberi arti. Aku pikir, tidak
jadi orang soleh pun tidak apa-apa asalkan jadi orang baik hati.
Bukankah begitu Stella?" (Surat Kartini kepada Stella Zihandelaar,
6 November 1889).
Kegelisahan tersebut telah mendorong R.A. Kartini untuk selalu
Sampai suatu ketika beliau menemukan guru istimewa dalam belajar Islam
setelah tidak puas dengan Snouck Hurgronje seorang orientalis, yaitu ulama
besar, K.H. Sholeh Darat, seorang ulama dari Semarang yang produktif
Semarang atau yang dikenal dengan sebutan kiai Sholeh Darat. Pertemuan
dengan K.H. Sholeh Darat menurut Fadhilla Sholeh, cucu K.H. Sholeh
diberikan oleh K.H. Sholeh Darat. K.H. Sholeh Darat sedang mengajarkan
tafsir Surat al Fatihah. R.A. Kartini amat tertarik dengan pengajian yang
menyimak kata demi kata yang disampaikan sang kiai, karena selamai ini
70
R.A. Kartini hanya membaca al Fatihah, tanpa pernah memahami makna
Kartini dengan K.H. Sholeh Darat yang ditulis Nyonya Fadhila Sholeh,
ke dalam bahasa Jawa yang hal itu berarti melangar aturan Belanda yang
71
Sholeh Darat tergugah untuk menerjemahkan al Qur'an dengan
menulis bahasa Jawa. Kitab tafsir dan penerjemahan Qur'an ini diberi judul
Tafsir Faid al-Rahman 'ala Kalam Malik al-Dayyan. Jilid pertama terdiri
jilid kedua terdiri dari surat Ali 'Imran sampai surat An Nisa' sebanyak 705
dan semangat dakwah terutama kepada R.A. Kartini yang telah mengilhami
sang Kiai untuk menulis tafsir berbahasa Jawa, maka kitab tafsir tersebut
firman-Nya:
ت اِلَى ال ُّن ْو ِر ۗ َوالَّ ِذيْنَ َكفَ ُر ْْٓوا ُّ َي الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا ي ُْخ ِر ُج ُه ْم ِ ِّمن
ِ ٰالظلُم َه
ُّ ّللَاُ َو ِل
ٰۤ ُ ُّ غ ْوتُ ي ُْخ ِر ُج ْو َن ُه ْم ِ ِّمنَ ال ُّن ْو ِر اِلَى َّ ا َ ْو ِل َي ۤا ُؤ ُه ُم
َت ۗ اول ِٕىك ِ ٰالظلُم ُ الطا
﴾۲۵۷ : ار ۚ ُه ْم فِ ْي َها ٰخ ِلد ُْونَ ﴿البقرة ِ ب ال َّن ُ ٰصح ْ َا
Artinya: "Allah Swt pelindung orang yang beriman. Dia
mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya (iman). Dan orang-
orang kafir, pelindung-pelindungnya adalah setan, yang mengeluarkan
mereka dari cahaya kepada kegelapan. Mereka adalah penghuni neraka.
Mereka kekal di dalamnya" (Departemen Agama RI, 2016: 43).
72
Allah Swt pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan
Gelap Kepada Cahaya" karena R.A. Katini selalu menulis suratnya dalam
bahasa Belanda, kata-kata ini dia terjemahkan dengan "Door Duisternis Tot
Lincht". R.A. Kartini sungguh menyukai kitab tafsir tersebut yang telah
gelap bagi saya. R.A. Kartini tak mengerti sedikitpun maknanya yang
73
R.A. Kartini juga menentang semua praktik kristenisasi di Hindia
yang selama ini kerap menjadi sasaran fitnah. Semoga kami mendapat
agama disukai." (Surat Kartini kepada Ny. Van Kol, 21 Juni 1902).
tertinggi, yaitu "Hamba Allah Swt" (Surat Kartini kepada Ny. Abendanon,
tinggi yaitu menjadi Hamba Allah Swt yang mampu membawa cita-cita
Islam yang menebarkan damai sehingga disukai oleh semua pihak. Maka
jelaslah bahwa keinginan R.A. Kartini menjadi manusia biasa saja antara
lain dalam pernyataanya "Panggil Aku Karini Saja", ternyata juga tak lepas
dari kesadaran spiritualnya yang tinggi yaitu menggapai gelar Hamba Allah
Swt.
74
B. Pemikiran R.A. Kartini Terhadap Nila-nilai Pendidikan Akhlak
Nilai merupakan suatu hal yang melekat pada suatu hal yang lain
yang menjadikan bagian dari identitas susuatu tersebut. Bentuk material dan
abstrak di alam ini tidak bisa lepas dari nilai. Nilai memberikan definisi,
identitas, dan indikasi dari setiap hal konkret ataupun abstrak. Pengertian
nilai Sidi Ghazalba sebagaimana dikutip (Thoha, 1996: 61) nilai adalah
suatu yang bersifat abstrak, ideal. Nilai bukan benda konkrit bukan fakta
tarbiyah yang berakar dari kata rabba, ta’dib yang berakar dari kata addaba
dan ta’lim yang berakar dari kata ‘allama. Omar Mohammad al-Toumy al-
pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek) dan tubuh anak yang
75
Ibnu Khaldun, pendidikan tidak hanya dibatasi oleh ruang dan
waktu, tetapi pendidikan adalah suatu proses, dimana manusia secara sadar
zaman (Iqbal, 2015: 528). Secara bahasa akhlak berasal dari kosakata
bahasa Arab. Terdapat dua pendapat dalam hal ini, yaitu pendapat pertama,
isim masdar tetapi isim jamid atau ghair mustaq yakni kata yang tidak
Ghozali menyatakan dalam kitab Ihya’ ‘Ulum al-Din bahwa akhlak adalah
suatu keadaan dalam jiwa yang tetap yang memunculkan suatu perbuatan
secara mudah dan ringan tanpa perlu pertimbangan pikiran dan analisa
pendidikan budi pekerti lebih baik dari pendidikan modern. R.A. Kartini
contoh ketika ibu berkata santun kepada orang lain dan bentuk perilaku
menyambut dan menjamu tamu dengan ramah, sopan, dan senyum akan
76
menimbulkan kesan baik kepada anak-anak yang menyaksikan. R.A.
yang baik. Suatu bangsa yang tidak berbudi dan bermoral, pasti akan
lebar karena bertepatan dengan bulan puasa. Surat R.A. Kartini yang
R.A. Kartini hidup pada masa keterbatsan mengakses ilmu agama, tetapi
77
b. Akhlak terhadap Sesama
aak yang memiliki kecerdasan otak dan tingkah laku yang luhur.
dan memiliki sikap yang luhur. Ibu memiliki tanggung jawab untuk
78
mengatakan bahwa kita semua adalah saudara. R.A. Kartini penuh
tumbuhan, dan benda mati. Surat R.A. Kartini kepada tuan Abendanon
bangsanya. Tanah air yang penuh keindahan dan kesukaran, tanah air
tetapi guru sejati, pendidik dalam hal jasmani dan ruhani. Suratnya
kepada Ny. Van Kol, R.A. Kartini menyebutkan batapa Tuhan kini
memahami ajaran Islam. R.A. Kartini merasa tenang karena ada dzat
yang selalu melindungi dirinya dan tidak ada keraguan dalam dirinya,
79
inilah makna aqidah bagi seorang umat keyakinan dalam hati tanpa
prinsip dasar moral dan keutamaan sikap serta watak (tabiat) yang harus
dimiliki dan dijadikan kebiasaan oleh anak sejak masa pemula hingga
1995: 177).
wanita dan martabat "Bangsa Jawa" yang di mata R.A. Kartini dilecehkan
terwujud, bila ditopang oleh beberapa hal yang secra implisit disampaikan
kebersamaan yang adil dan beradab, dalam posisi kesetaraan dan saling
menghormati, karena setiap orang memiliki hak asasi, harkat dan martabat
80
Karir R.A. Kartini sebagai penulis cukup mulus namun juga
yang didapatkan, R.A. Kartini tetap menulis meskipun tidak jarang merobek
kembali tulisanya, karena tahu bahwa pekerjaan tersebut akan berakhir sia-
sia. Terlebih lagi bila berlangsug di luar izin Romo Bupati Sosroningrat
keputusan Presiden Republik Indonesia No. 108 tahun 1964, tangal 2 Mei
Nasional sekaligus menetapkan hari lahir R.A. Kartini sebagai hari besar
81
formal saja tetapi juga pendidikan budi pekerti (cipto) dan kepekaan budi
siswa yang sudah lulus sekolah dan yang masih berstatus siswa, yang
saja. Pendidikan budi pekerti atau akhlak dan bimbingan watak adalah
82
peraturan tertentu. Padahal kami ingin membangun sekolah menurut
gagasan kami sendiri. Kami ingin mendidik anak-anak seperti
seorang ibu mendidik anak-anaknya. Cara mendidik di disitu seperti
dalam suatuu rumah tangga besar, di mana anggota-anggotanya
saling mecintai dan saling mengajar, dan di mana ibu tidak hanya
namanya saja, melainkan sungguh ibu pendidik jasmani dan rohani
anaknya" (Soeroto, 1982: 321).
kebaikan dan kejahatan dalam hati sanubari manusia, yang biasanya tetap
83
Ajaran Islam pun demikian, perempuan peletak dasar budi pekerti
beriman, serta mengerti faktor kejiwaan seorang anak, akan mengerti cara
mendidik anak secara benar dan akan menjadi pendidik anak yang
Surat-surat R.A. Kartini yang ditulis sejak tahun 1899 hingga 1904
berjumlah lebih dari seratus buah. Pos pada waktu itu dijalankan melalui
Kumpulan surat R.A. Kartini uang berjumlah 114 buah dalam buku
dibodohkan. Keempat isu tersebut dialami semua oleh R.A. Kartini dan
84
wanita dididik, maka diharapkan mereka akan mampu memperjuangkan
justru datang dari pihak para wanita sendiri yang kurang ada prihatin
yang besar dalam masyarakat. Agar dalam masyarakat menjadi ibu yang
baik, pendidik yang bijaksana, serta pembantu yang baik bagi siapapun yang
wujud kepekaan terhadap masalah sosial yang telah menjadi virus dan
85
bersarang dalam tubuh masyarakat Bumiputra yang berwujud tata hidup
Gadis" yang merupakan sekolah gadis Jawa pertama di Jawa pada bulan
kemudian bertambah menjadi lima, dan pada tangggal 4 Juli 1903 sudah
dalam suratnya kepada R.M. Abendanon Madri pada 21 Januari 1901 yang
tertulis:
86
“Seorang pendidik harus juga memelihara pembentukan budi
pekerti, walaupun tidak ada hukum secara pasti mewajibkannya
melakukan tugas itu. Secara moril ia wajib berbuat demikian. Dan
saya menjalankan tugas itu? Saya yang masih perlu juga lagi dididik
ini? Kerap kali saya mendengar orang mengatakan bahwa dari yang
satu dengan sendirinya budi itu menjadi halus, luhur. Tetapi dari
pengamatan saya, sayang saya berpendapat, bahwa hal itu sama
sekali tidak selamanya demikian. Peradaban, kecerdasan fikiran,
belumlah merupakan jaminan bagi kesusilaan. Dan orang tidak
boleh terlalu menyalahkan mereka yang budi pekertinya tetap jelek
meskipun pikirannya cerdas benar. Sebab dalam kebanyakan hal,
kesalahan tidak terletak pada mereka sendiri melainkan pada
pendidikan mereka. Memang telah banyak, aduh bahkan begitu
sangat banyaknya mereka yang mengusahakan kecerdasan fikiran.
Tetapi apa yang telah diperbuatnya untuk pembentukan budi pekerti
mereka? Sesuatupun tidak ada”.
Kekritisan R.A. Kartini bukan hanya dalam persoalan sosial
para penjajah yang mengajak umat Islam untuk masuk agama mereka
Masyarakat Nusantara khususnya Jawa Pada masa itu, belum banyak orang
yang memiliki pemahaman Islam yang dangkal tentang Islam itu sendiri,
Kartini meyakini bahwa agama memiliki peran yang besar bagi masyarakat
87
dan peradaban manusia (Muthoifin, dkk, 2017: 44). Pemahaman R.A.
bahwa dasar dari pendidikan seorang anak adalah agama yang baik, yang
pertama kali diberikan oleh seorang ibu kepada anaknya adalah budi
pekerti.
Islam
semua hal yang dituntut dalam Islam terhadap muslimah dan akan menjadi
88
R.A. Kartini setelah mempelajari ajaran Islam, R.A. Kartini sangat
berani untuk berbeda dengan tradisi adatnya yang sudah terlanjur mapan.
R.A. Kartini juga memiliki modal kehanifan yang tinggi terhadap ajaran
poligami, poligami sudah menjadi budaya adat Jawa dari masa ke masa
tetapi kemudian setelah mengenal Islam, R.A. Kartini menerima tradisi itu
berubah:
ayat 193,
ِ َو ٰق ِتلُ ْو ُه ْم َحتهى ََل تَ ُك ْونَ فِ ْتنَةٌ َّو َي ُك ْونَ ال ِدِّي ُْن ِ ه
ُ ّلِل ۗ فَا ِِن ا ْنتَ َه ْوا فَ ََل
َعد َْوان
)١٩٣ ( َظ ِل ِميْن علَى ال ه َ ا ََِّل
Artinya: "dan pergilah mereka itu sampai tidak ada lagi fitnah, dan
agama hanya bagi Allah Swt semata. Jika mereka berhenti, maka tidak ada
89
Kartini menyatakan, "Moga-moga kami mendapat rahmat, dapat bekerja
membuat umat agama lain memandang agama Islam patut disukai" (Surat
dalam tata cara hidup pedasaan, yaitu gotong royong, rukun, tentram, dan
asli bangsa Indonesia yang terkenal sabar, tawakkal, rendah hati, tetapi
yang mati. Alam Indonesia yang kaya menjadi rebutan bangsa Barat karena
apalagi dalam hal pendidikan. Porsi antara laki-laki dan perempuan sama,
yang penuh.
90
Pandangan R.A. Kartini sangat signifikan dengan sistem pendidikan
apakah saya sanggup menjadi pendidik atau tidak". Pendirian R.A. Kartini
bahwa pendidikan itu adalah mendidik budi dan jiwa". Pendidikan Islam
menjadi dasar utama. R.A. Kartini seorang pendidik belumlah selesai jika
pekerti atau akhlak meskipun tidak ada hukum yang nyata yang mewajibkan
pekerti atau akhlak begitu sangat penting dalam sebuah tatanan pedidikan.
dengan budi pekerti yang baik, karena jika tidak diimbangi maka
kecerdasan yang dimiliki akan digunakan untuk hal yang buruk atau
menciptakan manusia yang cerdas tetapi tidak memiliki sikap yang baik.
saja tetapi tidak memiliki akhlak yang baik dan hanya mengikuti hawa nafsu
91
R.A. Kartini menginginkan keseimbangan otak dan akal, jadi selain
pandai dalam hal teori juga mempunyai akhlak yang baik. Pendidikan
akhlak atau budi pekerti menurut R.A. Kartini harus lebih diutamakan
Arab, yang dikemudian hari oleh K.H. Sholeh Darat dihadiahkan kepada
Kitab inilah R.A. Kartini terinspirasi untuk menulis suatu karya yang
Terang". Dalam beberapa kitab karya K.H. Sholeh Darat seperti as-Syariat
Ma'rifah al-Atqiyah ila Thariq al-Aulia, dan kitab Syarh barzanji sangat
maupun perempuan. Ajaran K.H. Sholeh Darat inilah yang mendorong R.A.
xliii-xliv).
92
R.A. Kartini berpendapat bahwa perempuan berperan sabagai
membesarkan anak sebuah tanggung jawab dan tugas besar seorang ibu.
dalam keluarga agar anak terdidik dengan baik (Arbaningsih, 2005: 128).
dari itu perempuan wajib mendapatkan pendidikan dan ikut serta dalam
maka perlu adanya sekolah khusus untuk kaum perempuan dengan guru-
93
guru yang kompeten, mampu memberikan pendidikan yang dapat
catatan R.A. Kartini tertulis seperti berikut "Sekolah saja tidak cukup untuk
membentuk pikiran dan perasaan manusia, rumah pun harus turut terdidik"
masyarakat yang keras kepala dan kelak akan menjadi manusia yang
94
pertama dan utama adalah wanita, perempuan, ibu yang bertanggung jawab
besar dan budi pekerti luhur yang tinggi, dengan cara mendidik manusia
menuju kearah kesejatian diri secara sempurna, baik aspek kongnitif, aspek
zamanya yang tergolong masih kolot, R.A. Kartini mahir dalam bahasa
Belanda dikarenakan beliau hingga usia 12 tahun, terhitung lebih lama dari
yang berasal dari Negara Belanda, maka dari situ R.A. Kartini bisa
R.A. Kartini dari beberapa hal yang dianggap memojokkan perempuan pada
masa itu, pada saat pingitan maka dimulailah sejarah R.A. Kartini karena
95
Surat R.A. Kartini sebagai rasa kecewa itu diluapkannya yang
"Si gadis cilik berumur 12,5 tahun sekarang, dan tibalah masa
baginya untuk mengucapkan selamat jalan bagi kehidupan bocah
yang ceria: meminta diri pada bangku sekolah yang ia suka duduk
di atasnya; pada kawan-kawannya orang Eropa, yang ia suka berada
di tengah-tengahnya..........dia tahu benar pintu sekolah yang
memberi ia jalan pada banyak hal yang dicintainya, telah tertutup
baginya. Perpisahan dari guru-gurunya tercinta yang bicara padanya
begitu manis dan ramah sewaktu ia henda pergi; dari kawan-kawan
kecil, yang menjabat tangannya dengan mata berlinang; dari tempat
dimana telah ia lewatkan jam-jam sangat sedap; sangat berat
baginya" (Toer, 2015: 67-68).
Surat R.A. Kartini yang lain juga dikirimkan kepada Nyonya Estella
menahan kehidupan yang demikian, tidalah saya tahu, hanya yang saya
ketahui masa itu sangat sengsara" (Pane, 2015: 41). Surat yang dituliskan
dilaksanakan sendiri, maka dari itu R.A. Kartini menerima lamaran Raden
96
R.A. Kartini yaitu mendirikan sekolah perempuan di rumahnya yang
oleh karena itu R.A. Kartini mengajukan permohonan bantuan dana kepada
bersifat formal saja, akan tetapi pendidikan meliputi kepekaan budi pekerti
berikut ini:
alih sangat berbeda dari metode pendidikan di sekolah negeri. R.A. Kartini
97
mempunyai pendapat jika suatu metode pendidikan yang hanya
pekerti (adab) juga sangatlah penting dan wajib disempurnakan. Surat R..A.
98
BAB IV
proses penyampaian dan evaluasi, atau dengan kata lain relevansi internal
terserap oleh dunia kerja yang sesuai dengan bidang dan peringkat
99
Kesimpulan dari penjelasan relevansi dari para ahli diatas adalah
menghubungkan konsep satu topik dengan konsep yang lainya dengan cara
sebuah kegiatan untuk mencari suatu pola selain itu analisis merupakan cara
analisis adalah pekerjaan sulit, memerlukan kerja keras. Tidak ada cara
peneliti harus mencari sendiri metode yang dirasakan cocok dengan sifat
100
menghargai segala potensi yang dimiliki oleh manusia. Proses humanisasi
karena untuk belajar menempati posisi yang cukup vital ini sering kali
mendapatkan kesulitan.
dengan nilai pendidikan akhlak K.H. Sholeh Darat dalam kitab Munjiyat
dan mengerti pentingnya pendidikan akhlak, tak heran jika R.A. Kartini
sosok perempuan yang cerdas dan berbudi luhur. R.A. Kartini yang
sudah sudah berpendidikan dan juga berbudi luhur mulai berfikir luas,
pentingnya pendidikan.
101
Budaya patriarki dan feodal masih sangat berkembang dalam
pekerti harus di didik sejak dini, karena budi pekrti luhur itu tidaklah
luas namun kurang berakhlak yang luhur. Era zaman sekarang banyak
sekali orang yang cerdas tetapi kurang sekali dalam hal kepribadianya,
102
R.A. Kartini menekankan bahwa pendidikan tidaklah harus
peletak dasar watak dan keperibadian anak yang nantinya akan sangat
tidak ada manfaatnya jika tidak diimbangi dengan prilaku yang luhur.
103
menekankan pendidikan akhlak atau kecerdasan afektik lebih
menunjukkan bahwa R.A. Kartini tidak gila jabatan atau gila gelar:
"Tapi itu semua tidak kami pedulikan. Bagi saya hanya ada dua
macam kebangsawanan: bangsawan jiwa dan bangsawan budi.
Pada pikiran saya tak ada yang lebih gila, lebih bodoh daripada
melihat orang-orang yang membanggakan apa yang disebut
"keturunan bangsawan" itu".
R.A. Kartini hanya ingin dipandang sebagai manusia biasa. R.A. Kartini
104
saja, itu menunjukkan bahwa R.A. Kartini memiliki sifat tidak suka
kedudukan atau gelar dan tidak sombong atas apa yang ada dalam
dirinya.
justru menilai kesulitan datang dari pihak para wanita sendiri yang
105
Kalau saja R.A. Kartini sempat mempelajari keseluruhan ajaran Islam
Sholeh Darat, R.A. Kartini sangat berani untuk berbeda dengan tradisi
adatnya yang sudah terlanjur mapan. R.A. Kartini juga memiliki modal
setelah mengenal Islam, R.A. Kartini menerima tradisi itu karena dalam
ajaran Islam diperbolehkan. Sifat R.A. Kartini ini relevan dengan ajaran
dalam kitab Munjiyat yaitu sifat Al Ikhlas yang terdapat dalam sifat
melawan budaya-budaya yang sudah melekat pada tradisi Jawa dan itu
106
dengan laki-laki. Perjuangan R.A. Kartini tanpa lelah selama hidupnya
gelar tertinggi, yaitu Hamba Allah Swt" (Surat Kartini kepada Ny.
tinggi yaitu menjadi Hamba Allah Swt yang mampu membawa cita-cita
107
Islam yang menebarkan damai sehingga disukai oleh semua kalangan.
Sikap dan sifat yang nampak pada surat-surat tersebut relevan dengan
sifat mahmudah dalam kitab Munjiyat yaitu tauhid kerena setelah R.A.
Hamba Allah.
beragama Islam karena islam agama yang cinta damai dan saling
agama Islam agama nenek moyangnya. Hal ini juga menunjukkan sifat
agama Islam dengan bukti ingin menggapai gelar Hamba Allah Swt,
108
B. Analisis Nilai-nila Pendidikan Akhlak Prespektif K.H. Sholeh Darat
menguasai hawa nafsu sampai ke titik terendah dan bila mungkin mematikan
hawa nafsu sama sekali, oleh karena itu dalam tasawuf akhlaqi mempunyai
1. Takhalli
perilaku dan akhlak tercela, salah satu akhlak yang paling banyak
suul khuluq, asy syahwataii (syahwat farji dan syahwat perut), aftul lisan,
2. Tahalli
kewajiban yang bersifat formal seperti sholat, puasa, zakat, haji, dan
kewajiban bersifat internal atau dari dalam seperti keimanan, ketaatan, dan
109
3. Tajalli
yang telah diperoleh jiwa dan organ-organ tubuh yang telah terisi dengan
perbuatan yang luhur meliputi taubat, sabar dan syukur, al khouf wa al raja',
dengan huruf pegon yang disertai harakat. Kitab Munjiyat merupakan salah satu
banyak berkembang pada awal masa Islamisasi di Jawa dan Nusantara secara
umum. Kitab Munjiyat ditulis oleh Kiai Sholeh Darat bin Umar as Samarani
atau dikenal dengan nama kiai Sholeh Darat, kitab ini ditulis pada tanggal 20
Kitab Munjiyat karangan K.H. Sholeh Darat aspek yang paling kuat
dorongan nafsu sifat-sifat yang tercela sehingga hati sanubari menjadi bersih.
110
Hati yang bersih itulah yang dapat mendekati Allah Swt. Perintah untuk
tazkiyatun nafs terdapat sejumlah ayat al Qur'an, diantaranya QS. Asy Syam
ayat 9
Surah Asy Syam ayat 9 ini, Allah Swt menegaskan pesan yang begitu
pentingnya sehingga untuk itu perlu bersumpah. Pesan itu adalah bahwa orang
dan akhirat. Orang yang mengotori dirinya, yaitu mengikuti hawa nafsunya
dunia dan di akhirat masuk neraka, Juga dalam QS. al Baqarah ayat 151.
Sebagaimana firman-Nya:
111
Qur'an serta hikmah, dan mengjarkan apa yang belum mereka ketahui, sehingga
umat Islam menjadi umat yang memimpin manusai ke arah kemajuan dan
kebahagiaan.
sesuai dengan nama-nama Allah Swt, didasari keikhlasan kepada Allah Swt dan
mengikutti sunnah Rasulullah. Pensucian jiwa ini terdiri dari dua hal penting,
yaitu takhliyah (mengosongkan jiwa dari berbagai sifat tercela) dan tahliliyah
(menghiasi dengan berbagai sifat terpuji. Mensucikan hati ini tidak hanya perlu
dilakukan oleh ulama, ahli ibadah, atau orang alim, tetapi juga muslim pada
umumnya. Oleh karena itu, K.H. Sholeh Darat sengaja menunjukkan kitab
112
iya iku jantung kang wus kasebut dingen. Lan kapindo den maknani
latifah rabbaniyah lan iya iku maknane qalab kang kapindone. Utawi
lafadz nnafs iku rung perkoro, kang dingen den maknani quwah kang
ngumpulake quwwate ghadhab tegese bendu lan muring-muring lan
ngumpulake quwwate. Lan kapindho den maknani nafs al-insan lan
dzate insan lan lamun minurut perintah den namani nafs al-
muthmainnah. Lan lamunora sempurno miturune maka den namani
lawwamah lan lamun ora sampurna miturune maka den namani nafs al-
amarah, wallahu a'lam. Utawi sifate qalb iku patang perkara kang
dingen anggon-anggone sifate satu dak kaya nalikane muring-muring,
lan kapindone anggon-anggone sifate kebo sapi nalikane nuruti
syahwate, lan kaping telu anggon-anggone sifat syaithon nalikane
nuruti karep syaithon lan kaping pat anggon-anggone sifatt pengiran
nalikane demen luhhur lan sengit ina, lan demen 'ilm, sengit bodo,
wallahu a'lam.(Darat, 2001: 2-3).
diawai dengan ucapan puji syukur kapada Allah Swt dan sholawat salam kepada
Rasulullah. Setelah shalawat dan salam, K.H. Sholeh Darat menjelaskan bahwa
hukum mengetahui sifat madzmumah dan mahmudah adalah fardu ain. Namun,
tidak sempurna mengetahui kedua sifat tersebut tanpa memahami hakikat hati
adalah asal agama dan dasar tarikat orang-orang yang menempuh jalan tasawuf.
Pengarang kitab K.H. Sholeh Darat kemudian menjelaskan makna qalb, ruh,
tentang sifat madzmumah sebagai sifat yang harus diketahui dan wajib
113
Daftar pembahasan sifat madzmumah yang terdapat dalam kitab
murni, karena hati adalah inti dari timbulnya sesuatu perbuatan. Adapun
5) al-'ujlah (tergesa-gesa)
7) Tama' (serakah)
114
Kemudian aku ingin pulang dan beliau berdiri lalu mengantarku. Kala
itu rumah Shofiyah di tempat Usman bin Zaid. Tiba-tiba ada dua orang
2001: 8). Dapat dikatakan, nafsu adalah sumber secara garis besar isinya
1) Ziarah kubur
115
Seorang muslim wajib untuk mengontrol nafsu yang ada dalam
dirinya dari nafsu yang buruk menjadi nafsu yang baik dengan salah satu
cara yaitu, bijaksana saat menghadapi cobaan yang diberikan Allah Swt.
Jika manusia tidak bisa mengontrol nafsu buruknya maka hati manusia
akan menjadi rusak karena pengaruh nafsu buruk tersebut berefek pada
c. Asy Syahwatain
Faktor kerusakan yang sangat besar anak adam itu bermula dari
menuruti syahwat perut atau banyak makan dan minum. Sebab itu nabi
kerusakan iku wong kang nuruti syahwate wetenge" (Darat, 2001: 9).
terhadap lawan jenis akan muncul, setelah itu nafsu cinta akan uang dan
116
nafsu yang buruk lainya akan timbul dari awal nafsu kenyang sehingga
terhadap Allah Swt dan menunjukkan banyak makan dan minun" (Darat,
2001: 11). Manfaat menahan lapar itu ada sepuluh perkara (Darat, 2001:
11-12), yaitu:
1) Mensucikan hati
melawan nafsu syahwat adalah dengan berpuas, "Lan lamun ngajar siro
ing nafsu kelawan luwe mengko yekti ora kasi mengkono" dan "Faedahe
117
dengan berpuasa karena orang berpuasa dilatih untuk mengendalikan
segala macam nafsu yang ada dalam diri kita mulai terbit fajar sampai
d. Aftul Lisan
maring sira iku lisan niro", dikarenakan lisan alat yang banyak
lisan atau mulut dan sebaik-baiknya nikmat Allah Swt kepada manusia
hukumnya wajib bagi semua manusia. Siapa yang tidak bisa menjaga
3) Bertengkar
5) Memaki
118
7) Membuka aib
8) Berkata dusta
19) Membahsa ilmu agama yang membahas masalah hati tetapi tidak
cukup ilmunya.
amalan yang baik, seperti api memakan kayu dan berawal dari marah
ing ghodhob saking geni kang wus den ewor kelawan endhute anak
119
adam" (Darat, 2001: 24). Makna huqdu dalam kitab Munjiyat K.H.
sengit onone nikmat onoing liyane niro lan demen iku ngeiku nikmat
iri dengki dan takkabur, dan obatnya sifat tersebut adalah dengan
dan di akhirat.
f. Hubbu Ad Dunya
kehidupan dan penting untuk dicari tanpa mengenal waktu. K.H. Sholeh
iku dadi nyegah wong kang lumaku maring Allah Swt" (Darat, 2001:
kepala tiap-tiap maksiat. Dunia adalah musuh Allah Swt dan para
kekasih Allah Swt karena dunia mengajak manusia pada kelalaian dan
kemaksiatan.
120
Siapa yang cinta kepada dunia maka mudhoroti kepada
akhiratnya, dan siapa yang cinta kepada akhirat maka akan mudhoroti
kepada dunianya, maka pilihlah kepada pilihan yang kekal dan tinggalah
pilihan yang sifatnya semu. Orang yang cinta dunia tidak akan tenang
selawase)
rampung selawase)
3) Keinginan yang tidak pernah bisa dicapai (Karep kang ora tutuk-
pungkasane selawase)
sopo wonge milih ing artone lan anake tinggal ing barang kang
tuno kelawan tuno kang agung" (Darat, 2001: 28). Artinya orang yang
sangat besar.
121
Garis besar pembahasanya menganjurkan manusia untuk tidak
bakhil itu lantaran cinta harta, sebagai sifat tercela, dan tidak
bersedekah, tetapi akan tampak dengan adanya orang yang cinta harta.
h. Al Jahu wa Riya'
mengenai akibat riya' dan keudukan jabatan. K.H. Sholeh Darat, awal
mula terbentuknya sifat singgih dan riya' dikarenakan tiga hal yaitu,
serakah terhadap apa yang bukan menjadi miliknya (Darat, 2001: 34).
melalaikan manusia dari ketaatan. Sifat ini dapat diobat dengan penawar
dzikir sebab orang tidak membawa apapun ketika mati, setelah mati
tidak ada bedanya orang yang memiliki jabatan dengan yang tidak. Riya'
4) Riya' amal
122
i. At Takabbur wa Al 'Ujbu
bersabda: "Tidak akan masuk ke dalam surga orang yang dihatinya ada
kesombongan meskipun seberat biji sawi" (Darat, 2001: 36). Allah Swt
dalam surga.
kebajikan Allah Swt semata bukan disebabkan oleh sebab diri kita
sendiri karena watak manusia itu bodoh dan malas beramal, maka
dunia dan perkara agama. Sebab perkara yang dapat menimbulkan sifat
takkabur ada dua perkara yang pertama sempurna hal agamanya dan
yang kedua sempurna hal dunianya (Darat, 2001: 40). Sempurna dalam
hal agama meliputi Ilmu danAmal. Kedua sempurna dalam hal dunianya
123
dibagi menjadi beberapa sebab (Darat, 2001: 41), yaitu kesempurnaan
j. Al Ghurur
terhadap dunia yang demikian tidak akan pernah merasa puas terhadap
124
5) Rajin melaksanakan puasa tapi lisan tidak dijaga
besar
sifat buruk
mahmudah tegese kang pinuji lan kang wajib ngelakoni ingatase mukmin",
adalah sifat terpuji yang sesuai dengan ajaran Islam dan wajib menjalankan
sifat tersebut bagi seorang yang beragama Islam. Seorang muslim sifat
sehari-hari.
a. Taubat
(2001: 66), "Tegese arep aninggal sekabehe doso lan serto getun
ingatase barang kang wus kelakon saking doso kang wus den lakoni lan
125
sertane nejo ing dalem atine ora pisan-pisan baleni maring kelakuan
maksiat kang wus kelakon". Adalah taubat harus ada unsur menyesal,
kepada Allah Swt. Syarat-syarat taubat ada empat (Darat, 2001: 74),
yaitu:
betahaken ing barang kang ora den demeni nafsu"Darat, 2001: 77),
menahan diri dari susuatu yang tidak disukai oleh nafsu syahwat ketika
sabar merupakan buah dari taqwa, karena sabar pangkalnya dari iman,
"sabar itu ratune iman, kerono utamane sabar itu taqwa, lan hasile
taqwa iku kelawan sabar" (Darat, 2001: 78). Dalam al Qur'an surat
126
َ َعذَا ِب ْي ل
ٌش ِد ْيد َ َو ِا ْذ تَاَذَّنَ َر ُّب ُك ْم لَ ِٕى ْن
َ ش َك ْرت ُ ْم ََلَ ِز ْيدَ َّن ُك ْم َولَ ِٕى ْن َكفَ ْرت ُ ْم ا َِّن
﴾۷ : ﴿إبراهيم
menjelaskan faedah yang banyak sekali bagi orang yang bersabar dan
127
Wajib bagi mukalaf untuk sabar ketika datang bencana atau
nikmat dan rahmad dari Allah Swt. Semua yang dialami anak adam di
dunia ini tidak lepas dari kekuasaan Allah Swt, maka sebagai manusia
kita wajib sabar dan bersyukur atas apa yang menimpa kepada diri kita.
c. Al Khauf wa Al Raja'
Khauf dan raja' berarti takut kepada Allah serta hanya mengharapkan
mukalaf, kedua rasa ini yaitu raja' dan khauf mutlak dihadirkan di
khauf, tujuanya suapaya proteksi pada diri kita sendiri untuk mencegah
128
mati dapat menjadikan orang bersikap zuhud dan tidak mengambil
d. Al Faqir wa Zuhd
duwe barang kang mesthi den karepaken lan den hajataken", artinya
diinginkan. Zuhud "sengit lan susah olone arto lan fitnahe arto", artinya
susah, karena takut akan celaka dan fitnah yang datang dari nikmat
tersebut.
dalam hal dunia dan berlaku zuhud, sifat ini kontradiktif dengan sifat
cinta dunia. Perilaku faqir di dalam tindakan iku dibagi menjadi lima
2) Ketika mendaptkan uang tidak senang dan tidak benci atau disebut
rela
qana'ah
129
e. Al Tauhid wa Al Tawakal
Tauhid artinya mengesakan Allah Swt (Nyuceaken ing Allah Swt) dan
maring deweke) berserah diri kepada Allah Swt yang disertai dengan
segala daya dan upaya untuk mematuhi dan menunaikan segala perintah
Allah Swt. K.H. Sholeh Darat mempunyai tiga tingkatan (Darat, 2001:
113-114), yaitu:
2) Tawakal kepada Allah Swt layaknya anak kecil yang diasuh oleh
ibunya
kehidupan manusi, karena tauhid menjadi landasan bagi setia amal yang
kehidupan yang baik dan bahagia yang hakiki di alam akhirat nanti.
130
makna kalimat itu, maka menjadi orang yang bertawakal (Darat, 2001:
113).
lubb al-lubb (isinya isi), qasyr al-lub (kulit isi), dan qasyr al—qasyr
orang munafik
pada umumnya.
shiddiqin (benar).
ridha. Mahabbah atau Cinta kepada Allah Swt adalah kecintaan yang
Allah Swt dengan ikhlas dan penuh ketaatan. Syauq berarti meluapnya
demikian pada intinya adalah cinta kepada Allah Swt, karena ketika
131
rindu dan ridho, maka akan mendasari sifat cintanya kepada Allah Swt,
"Lan setuhune demen ing Allah Swt iku dadi syarate iman" (Darat, 2001:
118).
Mahabbah, syauq, dan ridha kepada Allah Swt dalam ijma' para
sahabat dan ulama sesungguhnya cinta kepada Allah Swt dan utusannya
menimbulkan rasa syauq kepada Allah Swt maka seorang salik (proses
cukup, maka hal tersebut akan menimbulkan rasa dan gairah. Rasa
senang dan gairah akan menimbulkan cintta dan akan tumbuh rasa
rindu, rindu untuk bertemu dan bersama Allah Swt (Darat, 2001: 123).
merusak niat dan ikhlas. Amalan pertama seorang muslim yang dilihat
semata(Darat, 2001: 127). Tidak akan manfaat ilmu yang di miliki jika
tidak diikuti dengan amal, dan tidak mannfaat amal jika tidak diikuti
dengan niat, dan tidak manfaat niat jika tidak diikuti rasa ikhlas, dan
tidak akan manfaat ikhlas jika tidak diikuti dengan shiddiq (benar). Jika
132
niat tidak disertai dengan keikhlasan itu akan menimbulkan sifat fasiq
127) "Utawi niat ora kelawan ikhlas iku riya' arane", maknanya jika
niat tidak diiringi ikhlas maka akan timbul sifat riya'. Banyak perbuatan
bisa menjadi nilai karena terbungkus dalam niat, keikhlasan, dan cara
niat yang tidak lurus, tidak ikhlas, dan cara yang salah (Darat, 2001:
133).
h. Al Muroqobah wa Al Muhasabah
2001: 138).
melihat sifat jalal Allah Swt sehingga tidak ada waktu untuk hatinya
133
muraqabah orang yang wara' dari golongan kanan. Orang golongan
kanan wara' dalam maqam kedua ini hatinya sudah yakin dengan iktikad
bahwa sesungguhnya Allah Swt sudah mengetahui dzahir dan batin dan
i. Al Tafakkur
tentang segala sesuatu yang ada di dunia ini, kecuali mengenai dzat
Tafakkur dimulai dari hati yang berpusat di dada, bukan dari akal
134
sesuatu yang ada di luarnya, agar mampu menjelaskan fungsinya, hati
yang akan menjemput dan apa yang terjadi setelah datangnya kematian.
untuk semakin baik dalam melaksanakan ibadah kepada Allah Swt dan
Kematian bermakna suatu hal yang pasti dialami semua makhluk yang
terhindar dari sifat tercela. Seorang muslim tidak hanya hidup di dunia
muslim lebih siap mencari bekal untuk kehidupan akhirat yang lebih
wahai manusia dan ingatlah kubur, kubur tempat tidur hewan belatung
dan ular itu teman di kubur, dan mungkar nakir teman duduk di dalam
135
mati karena mati tempaat dipertemukan dengan kekasihnya yaitu Allah
Pada akir bagian pertama kitab Munjiyat K.H. Sholeh Darat (2001: 190)
menuliskan,
wajib ing atase mukalaf ngaweruhi lan inggal aja pisan-pisan nglakoni
nglakoni sifat sifat mahmudah tegese kang pinuji lan kang wajib
a'lam".
yang patut diketahui tentang penyakit hati, yaitu mudkhola asy syaithon, an
nafsu wa suul khuluq, asy syahwataii (syahwat farji dan syahwat perut), aftul
136
mal, al jahu wa ar riya', at takkabur wa 'ujub, al ghurur. Semua sifat-sifat yang
sifat mahmudah (sifat terpuji). Sifat mahmudah antara lain taubat, sabar dan
Pelajaran tersebut diambil dari kitab Ihya Ulumuddin dengan jalan ikhtisar agar
tatacara ibadah, pada jilid akhir baru dibahas perihal hati, penyakit yang
merusak hati, keburukan mulut, mata, telinga, dan anggota badan manusia, serta
menjiwai kandungan isi kitab Munjiyat karya K.H Sholeh bin Umar as
137
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
unsur nilai akhlak R.A. Kartini meliputi: akhlak terhadap orang tua,
138
tahalli, dan tajalli, yang berkonsentrasi pada teori-teori perilaku, akhlak
atau budi pekerti atau perbaikan akhlak. Nilai pendidikan akhalak dalam
Munjjiyat dan menganti dengan sifat terpuji atau dapat dikatakan proses
tazkiyatun nafs.
shiddiq, sabar dan syukur, dan sifat-sifat akhlak mahmudah tersebut ada
madzmumah R.A. Kartini Kauf, aftul lisan, su'ul khuluq, khauf, al jahu
dimiliki atau dijauhi R.A. Kartini tersebut ada dalam kitab Munjiyat
139
keseharian dalam hal ibadah maupun bermasyarakat. Pemahaman yang
B. Saran
2. Nilai pendidikan akhlak dalam kitab Munjiyat karya K.H. Sholeh Darat
3. Pendidik terutama orang tua dan guru, penelitian ini sangat bermanfaat
secra merata dan adil bagi laki-laki dan perempuan tanpa ada
diskriminasi.
140
4. Penelitian yang peneliti lakukan masih banyak hal yang belum dibahas
141
DAFTAR PUSTAKA
Arbaningsih, Dri. 2005. Kartini dari Sisi Lain Melacak Pemikiran Tentang
Atmaka, Dri. 2004. Tips Menjadi Guru Kreatif. Bandung: Yarma Widya.
Darat, KH. Sholeh. Terj. Miftahul Ulum dan Agustin Mufarohah. Editor: Bagus
Irawan dan Mukhlis Yusuf Arbi. 2016. KH. Sholeh Darat Maha Guru
Penerbit Sahifa.
Darat, Sholeh. 2001. Kitab Munjiyat Metik Saking Ihya 'Ulum al Din al Ghozali.
Penerbit Diponegoro.
Dzahir, Abu Malikus Salih. 2012. Sejarah dan Perjuangan Kyai Sholeh Darat
142
Hidayatillah, Nurul. 2016. Relevansi Pemikiran Raden Ajeng Kartini dan Rahma
Media.
Dunia.Yogyakarta: Palapa.
IAID Ciamis.
Martin vann Bruinessen. 1990. Kitab kuning: Books In Arabic Script Used In The
(146): 226-229.
Masyhuri, Agoes Ali. 2013. Belajarlah Kepada Lebah dan Lalat Menuju Kokoh
143
Masrur', M. 2012. Kiai Sholeh Darat, Tafsir Faid al-Rahman dan R.A. Kartini.
Mas'ud, Ali. 2012. Ortodok Sufisme K.H. Sholeh Darat. Jurnal Islamica Program
Remaja Rosdakarya.
Nata, Abuddin. 2010. Metodologi Studi Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Pane, Armijn. 2015. Habis Gelap Terbitlah Terang. Jakarta: Balai Pustaka.
Yogyakarta: Garasi.
144
Ruslan, Rosady. 2003. Metode Penelitian: Public Relation dan komunikasi.
Saebani, Beni Ahmad dan Hendra Akhidiyat. 2009. Ilmu Pendidikan Islam.
Soeroto, Siti Soemandari. 1982. Kartini Sebuah Biografi. Jakarta: Gunung Agung.
Rosdakarya.
Sukri, Sri Suhandjati. 2009. Ensiklopedi Islam dan Perempuan dari Aborsi Hingga
Persada.
Toer, Pramoedya Anata. 2003. Panggil Aku Kartini Saja. Jakarta: Lentera
Dipantara.
Ulum, Amirul. 2016. K.H. Muhammad Sholeh Darat Al Samarani Maha Guru
Ulwan, Abdullah Nashih. 1995. Pendidikan Anak dalam Islam. Jakarta: Pustaka
Amani.
Malang: UM Press.
145
Winarni, Endang Widi. 2018. Teori dan Praktek Penelitian Kuantitatif Kualitatif,
Yusuf LN, Syamsul. 2002. Psikoligi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung:
Remaja Rosdakarya
146
LAMPIRAN-LAMPIRAN
147
148
Lampiran 2. Surat Pembimbing Skripsi
149
Lampiran 3. Lembar Konsultasi Skrpsi
150
-lanjut bab 4
Dosen Pembimbing,
151
BIODATA PENELITI
Wisnu
NIM. 23010160418
152