SKRIPSI
Oleh:
Uswatun Khasanah
NIM: 111 14 367
SKRIPSI
Oleh:
Uswatun Khasanah
NIM: 111 14 367
i
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Yth.
Dekan FTIK IAIN Salatiga
di Salatiga
Pembimbing,
iii
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
Jalan Lingkar Salatiga Km. 2 Telepon: (0298) 6031364 Salatiga 50716
Website: tarbiyah.iainsalatiga.ac.id Email: tarbiyah@iainsalatiga.ac.id
SKRIPSI
DI SUSUN OLEH :
USWATUN KHASANAH
111 14 367
Suwardi, M.Pd.
NIP. 19670121 199903 1002
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar hasil karya saya
sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain
yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Yang menyatakan,
Uswatun Khasanah
111 14 367
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
ص َحا ِب ِه َ فَ ِانَّهُ َيأْتِى ْيو َم اْل ِق َيا َم ِة, َاقر ُءوا ْالقُ ْرآن
ْ َ ش ِفيْعا ً ِِل َ
“Bacalah Al-Quran karena ia akan datang pada Hari Kiamat sebagai pemberi
syafaat bagi pembacanya.”
PERSEMBAHAN
Untuk kedua orang tuaku, Bapak Jumaeri dan Ibu Susiati yang senantiasa
mendukung dan mendoakanku. Semoga Allah SWT selalu melindungi dan
melimpahkan rahmat-Nya.
Keluarga ndalem KH. Mahfudz Ridwan Lc. terkhusus Gus Muhammad Hanif, M.
Hum Yang telah memberikan ilmu dan doanya.
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Adab
Imam Nawawi”.
Agung Muhammad SAW yang telah membimbing manusia dari zaman kegelapan
hingga terang benderang, semoga kita semua diakui sebagai umatnya yang kelak
pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini, kepada yang terhormat:
akademik
vii
6. Bapak Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak
skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat memberikan tambahan wawasan yang lebih luas
dan dapat menjadi sumbangan pemikiran kepada para pembaca. Penulis sadar
bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu,
kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan skripsi ini.
Penulis,
Uswatun Khasanah
NIM : 111 14 367
viii
ABSTRAK
Khasanah, Uswatun. Adab Membaca Al-Quran dalam Kitab Attibyan Fii Adaabi
Hamalatil Quran. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga, Salatiga, 2018.
Kata Kunci: Adab Membaca Al-Quran, Attibyan Fii Adaabi Hamalatil Quran
Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui adab membaca Al-
Quran dalam kitab Attibyan fii Adaabi Hamalatil Quran karya Imam Nawawi.
Pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Bagaimana adab
membaca Al-Quran dalam kitab Attibyan fii Adaabi Hamalatil Quran , (2)
Bagaimana relevansi adab membaca Al-Quran di dalam Kitab Attibyan fii Adaabi
Hamalatil Quran dengan zaman kekinian?
Metode penelitian yang digunakan yaitu Literature (kepustakaan).
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik pengumpulan data dengan
cara mengamati pada sumber-sumber tertentu, mencari, menelaah buku-buku,
artikel, jurnal, skripsi, tesis atau lainnya yang berkaitan dengan skripsi ini.
Pengumpulan data dibagi menjadi dua sumber yaitu data primer dan sekunder.
Kemudian data dianalisis menggunakan metode deskriptif dan kontekstual.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa adab membaca Al-Quran dalam kitab
Attibyan fii Adaabi Hamalatil Quran meliputi: khusyuk, ikhlas, memelihara etika,
keadaan yang bersih dan suci, menghadap kiblat, mengawali dengan ta’awudz.
Sedangkan relevansi adab membaca Al-Quran dalam kitab Attibyan fii Adaabi
Hamalatil Quran dengan konteks kekinian dapat menjadi solusi dalam
memperbaiki adab berinteraksi dengan Al-Quran, khususnya dalam menghadapi
karakteristik zaman sekarang atau kekinian.
ix
DAFTAR ISI
ABSTRAK ....................................................................................................... ix
BAB I : PENDAHULUAN
C. Tujuan Penelitian.................................................................................. 6
x
H. Sistematika Penulisan .......................................................................... 13
HAMALATIL QURAN
BAB IV : PEMBAHASAN
.............................................................................................................. 61
xi
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 66
B. Saran ..................................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
hidup (way of Live) bagi manusia menuju kebahagiaan hidup lahir dan batin,
serta dunia akhirat (Razak, 1984:9). Kebahagiaan hidup manusia itulah yang
proses pendidikan.
undangannya melalui Al-Quran. Al-Quran adalah sumber utama dan mata air
berfirman,
1
Adalah amat jelas bahwa dalam Al-Quran terdapat banyak ayat yang
prinsip umum hukum perbuatan (Thabathaba’i, 1998: 21). Jadi, di dalam Al-
hablun mina Allah nya harus tetap terjaga. Salah satu cara untuk
petunjuk dalam setiap urusan manusia baik di dunia maupun akhirat. Maka
Allah memilih Iqra’ sebagai kalimat pertama yang Dia turunkan. Hal ini
Dan salah satu metode yang dituntunkan oleh Allah untuk memperoleh ilmu
sebagai orang-orang pilihan yang mulia bersama para nabi dan syuhada,
Orang tua penghafal Al-Quran akan diberi mahkota pada hari kiamat,
2
Penghafal Al-Quran akan dipakaikan mahkota kehormatan dan jubah
Semua budi pekerti yang luhur dan akhlak yang mulia berasal dari Al-
Muaddib (pendidik adab) merasa senang jika adabnya itu diterapkan. Dan
sungguh adab dari Allah tertuang di dalam Al-Quran” (Badar, 2017: 95).
mengenai adab.
Telah dimaklumi bahwa umat Islam pada masa Nabi banyak yang ummi
Demikian halnya dengan Nabi Muhammad, beliau juga orang yang ummi
3
...
“ (yaitu) orang-orang yang mengikut rasul, Nabi yang Ummi yang
(namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi
mereka ...” (QS. Al-A’raf: 157)
ahli Allah (para wali Allah), yang mereka itu adalah ahli Al-Quran (para
terbaik Allah. Maka umat-Nya harus menaruh perhatian yang besar untuk
mendorong Imam Nawawi dalam menulis kitab yang berisi tentang adab-
banyak salah satunya adalah kitab Attibyan fi Adabi Hamalatil Qur’an yang
akan diteliti oleh penulis dalam penulisan skripsi ini. Kitab Attibyan fi Adabi
4
Hamalatil Qur’an membahas perkara-perkara yang sangat penting diketahui
oleh setiap umat Islam, karena kitab ini membicarakan berbagai hal yang
berkaitan adab dalam menjalin interaksi dengan kitab suci Al-Quran Al-
Karim dari segi membaca, memegang, dan posisi duduk ketika membaca Al-
masalah-masalah unik yang penting salah satunya adalah jika sedang qiraah
mengenai adab seputar khataman, cara, waktu dan hal-hal yang dianjurkan.
Perbedaan dengan kitab lain, kitab Attibyan fi Adaabi Hamalatik Quran lebih
oleh pembaca Al-Quran yang dianggap remeh tetapi justru lebih penting dan
Jadi, kajian dalam kitab Attibyan fi Adabi Hamalatil Qur’an ini dirasa
B. Rumusan Masalah
5
1. Bagaimana adab membaca Al-Quran dalam kitab Attibyan fi Adabi
Hamalatil Quran?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Hamalatil Quran
D. Kegunaan Penelitian
jelas dan dapat memberi manfaat secara praktis maupun teoretis, antara lain:
1. Manfaat teoretis
2. Manfaat praktis
6
membaca Al-Quran dan relevansinya terhadap zaman kekinian pada kitab
pendidikan, yaitu wacana baru yang bisa dijadikan sebagai bahan renungan
Quran.
E. Telaah Pustaka
karya ilmiah yang sudah ada. Selain itu telaah pustaka juga untuk melihat
orisinilitas skripsi.
2017, 03:17). Karna guru adalah digugu lan ditiru maksudnya setiap
perbuatan dan perkataan seorang guru adalah contoh bagi anak didiknya.
Mengingat bahwa anak lebih cepat memproses hal buruk dibanding yang
baik, maka guru harus lebih berhati-hati dalam berucap maupun bertindak.
Qur’an Menurut Syaikh Abd Al-Samad Al-Falimbani dalam Kitab Siyar Al-
7
Salikin Ila Ibadat Al-Rab Al-Alamin” tahun 2015 berisi tentang keutamaan
membaca Al-Quran dan celakanya bagi orang yang lalai terhadap bacaannya.
(http://digilib.uin-suka.ac.id/15853/1/11530025_bab-i_iv-atau-vdaftar-pustaka.pdf
diakses pada 10 Juli 2018, 12:15 WIB). Dipaparkan mengenai adab yang
berkaitan dengan zahir dan batin. Adab zahir merupakan hal-hal yang
berkaitan dengan teknis, baik ketika seorang akan membaca maupun ketika
berkaitan dengan tata pikir dan amalan hati ketika akan dan sedang
membacanya.
menurut peneliti masih relevan dan bisa diaplikasikan. Sebab yang diuraikan
zahir maupun batin, seperti halnya membaca pada mushaf fisik (kertas, kulit).
tahun 2016 berisi tentang konsep moral yang hendaknya melekat dalam diri
(http://repository.iainpurwokerto.ac.id/1385/1/AliMuhdi,S.Pd.I.,MSI._KONS
EPMORALPENDIDIKDANPESERTADIDIKMENURUTIMAMAL-
NAWAWI%AL-DIMASYQIYStudiAnalisisSufistikkitabal-
8
TibyanfiAdabiHamalatial-Quran.pdf diakses pada 16 Juli 2018, 10:30 WIB).
Pendidik yang baik adalah ketika ia dapat dijadikan contoh atau teladan bagi
murid atau peserta didiknya dalam hal apapun, baik perkataan, tindakan,
maupun sikap terhadap sesuatu hal. Peserta didik yang ideal digambarkan
dirinya menjadi orang yang bersungguh dalam proses pencarian ilmu dan
buruk.
F. Penegasan Istilah
Al Kautsar, adab dikaitkan dengan akhlak yang memiliki arti budi pekerti,
perangai, tingkah laku atau tabiat sesuai dengan nilai-nilai agama Islam.
9
untuk melakukan perbuatan. Ethicas kemudian berubah menjadi etika
pengertian akhlak adalah suatu keadaan dalam jiwa yang tetap yang
agar hidupnya terarah. Baik norma terhadap diri sendiri, makhluk ciptaan-
Nya dan terhadap Allah SWT. Salah satu norma yang perlu diperhatikan
paling besar nilainya, karena hal itu akan membuka pintu-pintu kebaikan.
Dan ingatlah bahwa Rasulullah SAW diutus karena sesuatu yang penting
memahami Al-Quran.
Rasulullah bersabda:
ص َحا ِب ِه َ فَ ِانَّهُ يَأْتِى ْيو َم اْل ِقيَا َم ِة, َاقر ُءوا ْالقُ ْرآن
ْ َ ش ِفيْعا ً ِِل َ
“Bacalah Al-Quran karena ia akan datang pada Hari Kiamat
sebagai pemberi syafaat bagi pembacanya.” (HR. Muslim: 804)
(Muslim, 2014: 330)
10
Al-Quran merupakan mukjizat dari Allah SWT sehingga, segala
sesuatu yang berkaitan dengan Al-Quran sudah tentu merupakan hal yang
luar biasa (Yusuf, 2013: 15). Maka penghafal Al-Quran adalah sosok yang
luar biasa.
oleh setiap orang Islam karena kitab ini membicarakan berbagai hal yang
berkaitan dengan adab kita menjalin interaksi dengan kitab suci kita Al-
Quran Al-Karim.
h. Anjuran membaca ayat dan surah pada waktu dan keadaan tertentu
11
G. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian
(library research), karena yang dijadikan objek kajian adalah hasil karya
2. Sumber data
a. Data primer diambil dari buku utamanya yaitu kitab Attibyan karya
Imam Nawawi
dan kontekstual.
a. Metode deskriptif
12
(Muhamad, 2008: 18). Tujuan dari metode ini adalah membuat
yang akurat.
b. Metode kontekstual
antara adab membaca Al-Quran yang ada dalam kitab Attibyan dengan
H. Sistematika Penulisan
pembaca dapat memahami tentang isi skripsi ini dengan mudah, maka penulis
Skriosi ini terdiri dari lima bab yang masing-masing saling berkaitan yaitu
sebagai berikut:
13
BAB I PENDAHULUAN. Bab ini terdiri dari latar belakang, rumusan
HAMALATIL QURAN. Pada bab ini dibahas pengertian adab membaca Al-
14
BAB II
Nama benar beliau adalah Yahya bin Syaraf bin Murra bin Hasan bin
pada asal daerahnya Nawa yaitu nama bagi sebuah kampung yang terletak
(http://tafaqquh.com/fuqoha/al-imam-muhyiddin-abi-zakariya-yahya-an-
Zakariya. Kunyah ini bukan berarti beliau mempunyai seorang putra yang
Zakariya) melainkan karena tradisi ulama’ dimana bila ada seorang ulama’
bernama Yahya maka akan diberi kunyah Abu Zakariya dengan tujuan
kunyah pada seorang ini beliau singgung di dalam kitabnya yang terkenal
15
(http://tafaqquh.com/fuqoha/al-imam-muhyiddin-abi-zakariya-yahya-an-
tidak setuju dengan laqob ini hingga diriwayatkan bahwa beliau berkata:
(http://tafaqquh.com/fuqoha/al-imam-muhyiddin-abi-zakariya-yahya-an-
Ketidaksukaan itu disebabkan rasa tawadhu’ yang tumbuh pada diri al-
Imam an-Nawawi, sebenarnya dia pantas diberi julukan tersebut karena dia
2011: 57).
kesempatan hidup selama 45 tahun saja. Pada hari Rabu yaitu pada bulan
16
setengah bulan, dan sempat juga berkunjung ke Baitul Maqdis di
Yerussalem. Dan dia juga tidak menikah sampai akhir hayatnya (Huda,
2011: 55).
tahun 631H. Kakek tertuanya Hizam singgah di Golan menurut adat Arab,
banyak, salah satu diantaranya adalah Imam Nawawi (Nawawi, t.th: 9).
anaknya itu telah terjaga lalu bertanya kepada ayahnya: “Apakah cahaya
17
meninggalkan mereka sambil menangis karena merasa dipaksa. Dalam
dusun tempat kelahirannya itu. Maka pada tahun 649 H, bersama ayahnya
menuntut ilmu lebih dalam lagi. Maka tinggallah dia di Madrasah Ar-
Rawahiyah pada tahun 649 H. Dia hafal kitab At-Tanbiih dalam tempo
dalam tempo delapan bulan pada tahun yang sama. Dia menuntaskan ini
semua berkat bimbingan gurunya Al-Kamal Ishaq bin Ahmad bin Usman
Al-Maghribi Al-Maqdisi. Dia adalah guru pertamanya dalam ilmu fiqh dan
dengan anak-anak yang seumur. Sang guru amat mencintai muridnya itu
18
Syeikh Yasin bin Yusuf al-Zarkashi, guru tariqatnya menceritakan
Imam Nawawi.
Pada Usia 19 tahun yaitu pada tahun 649 H, Imam Nawawi telah
bulan. Dikatakan beliau mulai sakit dan kembali ke Kota Damsyiq untuk
kembali ke Nawa dan ketika itulah beliau sakit di samping ayah bundanya.
Imam Nawawi Rahimahullah wafat pada malam Rabu 24 Rajab tahun 676
19
3. Akhlak dan Pribadi
di dunia. Beliau hanya menggunakan seluruh isi bumi yang ada hanya
dengan menuntut ilmu dan hanya untuk mencari keridhaan Allah. Beliau
21).
Nawawi adalah sosok panutan, hebat, banyak hafal hadits, ahli di semua
ayahnya, yaitu kue dan buah tin. Beliau memakai pakaian jelek dan
memakan semua buah-buahan, beliau tidak memakan satu dirham pun sari
Begitu juga dalam hal menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar, tanpa
20
kepada para penguasa yang berisikan nasihat agar selalu berlaku adil
kepada ahlinya. Ia amat rajin dan menghafal banyak hal, karena itu ia lebih
10)
yang singkat beliau telah hafal hadits-hadits dan berbagai disiplin ilmu
hadits.
Tidak bisa dipungkiri dia adalah seorang alim dalam ilmu-ilmu fiqih
21
Asmaa’wal Lughaat, Al-Manaasik Al-Sughra dan Al-Manaasik Al-Kubra,
yang lebih dikenal dengan nama Al-Adzkaar lin Nawawi dan At-Tibyan fii
sangat bermanfaat bagi umat islam di dunia. Diantara kitab yang ia tulis ialah:
6. Al-Adzkar
22
16. Mukhtashar at-Tirmidzi
2018, 22:10)
Ishaq al-Maghribi, Abdurrahman bin Nuh, Umar bin As’ad al-Arbali dan Abu
23
Imam Nawawi belajar pada guru-guru yang amat terkenal seperti Abdul
Aziz bin Muhammad Al-Ashari, Zainuddin bin Abdud Daim, Imaduddin din
Abdul Karim Al-Harastani, Zainuddin Abul Baqa, Khalid bin Yusuf Al-
Yusri, Syamsuddin bin Abu Umar. Dia belajar fighul hadits pada Asy-Syeikh
belajar fiqh pada Al-Kamal Ishaq bin Ahmad bin Usman Al-Maghribi Al-
8. Anjuran Membaca Ayat dan Surah Pada Waktu dan Keadaan Tertentu
10. Akurasi Nama dan Bahasa dalam Kitab Sesuai Urutan Letaknya
24
BAB III
DESKRIPSI PEMIKIRAN IMAM NAWAWI TENTANG ADAB
MEMBACA AL-QURAN DALAM KITAB ATTIBYAN FI ADABI
HAMALATIL QURAN
Kautsar, adab dikaitkan dengan akhlak yang memiliki arti budi pekerti,
perangai, tingkah laku atau tabiat sesuai dengan nilai-nilai agama Islam.
Sedangkan, dalam bahasa Yunani adab disamakan dengan kata ethicos atau
14).
pengertian akhlak adalah suatu keadaan dalam jiwa yang tetap yang
agar hidupnya terarah. Baik norma terhadap diri sendiri, makhluk ciptaan-
Nya dan terhadap Allah SWT. Salah satu norma yang perlu diperhatikan
25
Al-Quran adalah kalam Allah, menghafalkannya adalah aktivitas yang
paling besar nilainya, karena hal itu akan membuka pintu-pintu kebaikan.
Dan ingatlah bahwa Rasulullah SAW diutus karena sesuatu yang penting dan
Allah adalah dengan memahami kalam Allah yaitu dengan memahami Al-
Quran.
Rasulullah bersabda:
ص َحا ِب ِه َ فَ ِانَّهُ يَأْتِى ْيو َم اْل ِقيَا َم ِة, َاقر ُءوا ْالقُ ْرآن
ْ َ ش ِفيْعا ً ِِل َ
“Bacalah Al-Quran karena ia akan datang pada Hari Kiamat sebagai
pemberi syafaat bagi pembacanya.” (HR. Muslim: 804) (Muslim, 2014:
330)
yang berkaitan dengan Al-Quran sudah tentu merupakan hal yang luar biasa
(Yusuf, 2013: 15). Maka penghafal Al-Quran adalah sosok yang luar biasa.
Jadi, adab membaca Al-Quran adalah norma, tata cara, budi pekerti,
perangai, tingkah laku atau tabiat yang sesuai dengan nilai-nilai agama Islam
mendekatkan diri dengan Allah. Hal ini untuk mengetahui siapa Allah harus
Quran. Salah satu bab dalam kitab tersebut menjelaskan adab membaca Al-
26
Quran. Adapun adab-adab membaca Al-Quran menurut Imam Nawawi (2018:
67-109) adalah:
1. Ikhlas
2. Membersihkan Mulut
mulutnya dengan siwak atau lainnya dan siwak yang berasal dari tanaman
arok lebih utama, bisa juga dengan jenis kayu-kayuan lain, atau dengan
untuk menyikat sebelah luar dan sebelah dalam gigi, menyikat pokok-
sedang-sedang saja, tidak terlalu kering dan tidak terlalu basah. Jika terlalu
27
kering lunakkanlah dengan air dan tidak mengapa menggunakan siwak
Adapun jika rongga mulutnya terkena najis yang berasal dari darah
membasuhnya.
kesepakatan kaum muslimin, hadits mengenai hal ini banyak dan sudah
masyhur.
hal yang makruh akan tetapi ia meninggalkan sesuatu yang lebih afdhal.
Untuk yang junub dan haid maka haram bagi keduanya membaca Al-
Quran, satu ayat atau tidak sampai satu ayat. Dibolehkan bagi keduanya
bertakbir, dan bershalawat atas Rasulullah, serta dzikir lainnya bagi orang
28
4. Bertayamum, jika Tidak Mendapat Air
Jika orang yang haid atau junub tidak mendapati air untuk bersuci
maka haram baginya shalat tetapi tidak untuk membaca Al-Quran dan
karena pada saat itu haram baginya membaca Al-Quran dan melaksanakan
apapun yang diharamkan bagi orang yang junub hingga mandi jinabat.
mayoritas ulama lebih suka kalau tempatnya di masjid karena bersih secara
29
sebentar bahkan hendaknya ia meniatkan hal tersebut sejak pertama kali
diberitahukan kepada anak-anak dan orang awam, karena ini termasuk hal
yang terlupakan.
Abu Bakar bin Mundzir dalam Al-Isyraf dari Ibrahim An-Nakha’i dan
6. Menghadap Kiblat
dan tenang jiwa raganya, menundukkan kepala, tetap menjaga adab duduk
30
Seandainya ia membacanya dalam keadaan berdiri, berbaring, di
kasurnya, atau dengan berbagai pose pun boleh, dan baginya pahala
pertama.
yang membaca Al-Quran baik saat shalat maupun di luar shalat, sunah
31
Pendapat kedua mengatakan, sesungguhnya sunahnya hanya pada
rekaat pertama saja namun jika lupa hendaknya ia membacanya pada reaat
shalat jenazah menurut pendapat yang paling shahih diantara dua pendapat
yang ada.
lanjutan bukan awal surah sebagaimana dalam mushaf, setiap awal surah
diupah untuk membaca Al-Quran per asba’ atau persekian juz maka
32
9. Mentadaburi Ayat
Artinya: “Maka Apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran?”
(An-Nisa’: 82)
Banyak hadits begitu pula atsar yang masyhur terkait masalah ini.
Banyak kelompok dari salafus shalih yang bergadang hingga pagi untuk
salafush shalih yang pingsan ketika sedang membaca Al-Quran; dan tidak
2018: 78):
b. Mengosongkan perut
c. Qiyamulail
bersabda:
33
شدُّ تَفَلُّتًا ِمنَ ْاْل ِء ِب ِل ِفي ُ فَ َوالَّذَي نَ ْف، َت َ َعا َهد ُْوا َهذَا اْ ْلقُ ْرآن
َ َس ُم َح َّم ٍد ِب َي ِد ِه لَ ُه َو أ
عقُ ِل َها
ُ
“Ulang-ulanglah Al-Quran ini. Demi dzat yang jiwa Muhammad
berada di tangan-Nya, ia lebih cepat lepas daripada unta dalam ikatan.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
karena hal demikian merupakan sifat orang-orang yang arif dan tanda-
Atau:
34
“Aku mohon keselamatan dari segala hal yang tidak disukai.”
secara bathiniyah adalah tersentuh hati dengan bacaan. Jika membaca ayat-
perkara yang sering disepelekan oleh sebagian orang yang lalai dan para
Ta’ala:
35
menyelesaikan bacaannya. Diriwayatkan oleh Bukhari dalam Shahih-nya,
4526).
perhatian dan konsentrasi. Yang lebih buruk lagi ialah melihat orang yang
tidak boleh dilihat, seperti melihat amrad (remaja yang belum tumbuh
kumis dan jenggot) atau lainnya. Melihat amrad tanpa adanya keperluan,
hukumnya haram baik dengan disertai syahwat ataupun tidak, baik ketika
kondisi aman dari fitnah atau tidak. Ini merupakan madzhab shahih yang
dipilih oleh para ulama. Imam Syafi’i dan banyak ulama lainnya telah
menyatakan keharamannya.
Bahasa Arab, baik ia pandai berbahasa Arab ataupun tidak, di dalam shalat
ataupun di luar shalat. Jika ia melakukan hal ini dalam shalat maka tidak
sah shalatnya. Ini pendapat madzhab Imam Syafi’i juga Imam Malik,
36
Abu Yusuf dan Muhammad berpendapat: “Boleh, bagi orang yang
tidak bisa berbahasa Arab dengan baik dan tidak boleh bagi yang bisa
lainnya. Akan tetapi yang lebih utama, dalam satu majlis ia tetap
pada rekaat pertama ia membaca surah An-Nas maka pada rekaat kedua,
37
pengecualian dalam syariat, seperti sunahnya membaca surah As-Sajdah
pada rekaat pertama dan Al-Insan pada rekaat kedua shalat Subuh pada
hari Jumat; membaca surah Qaf pada rekaat pertama dan surah Al-Qamar
pada rekaat kedua shalat Id. Ketika shalat sunah Fajar disunahkan untuk
membaca surah Al-Kafirun pada rekaat pertama dan Al-Ikhlas pada rekaat
kedua. Ketika shalat witir disunahkan membaca surah Al-A’la pada rekaat
pilihan bagi yang bisa mencapai kekhusyukan dan tadaburnya dengan hal
Ini sub bab penting yang patut diperhatikan. Ketahuilah bahwa ada
banyak hadits shahih dalam kitab shahih ataupun kitab lainnya yang
dan merendahkannya.
38
Terdapat riwayat dalam kitab Shahih dari Abu Hurairah ia berkata,
mengenai orang-orang yang tidak khawatir terjangkit riya’, ujub, juga sifat
Para ulama yang terdiri dari salaf, khalaf, sahabat, tabi’in, dan ulama-
112).
39
Membaca Al-Quran lebih afdhal jika dibandingkan dengan melafalkan
tasbih, tahlil, serta lafal dzikir lainnya. Ini pendapat shahih yang dipilih dan
diyakini oleh sebagian ulama. Banyak dalil yang menunjukkan hal tersebut
diantaranya:
mengajarkannya
Rasulullah bersabda:
ص َحا ِب ِه َ فَ ِانَّهُ يَأْتِى ْيو َم اْل ِقيَا َم ِة, َاقر ُءوا ْالقُ ْرآن
ْ َ ش ِفيْعا ً ِِل َ
40
“Bacalah Al-Quran karena ia akan datang pada Hari Kiamat
sebagai pemberi syafaat bagi pembacanya.” (HR. Muslim: 804)
(Muslim, 2014: 330)
antara hak dan batil. Al-Quran jga memiliki aspek lahir dan batin;
5. Bagi yang membaca, Akan diangkat derajatnya oleh Allah SWT (Amien,
2008: 6)
yang lurus; sebagai kabar gembira bagi yang beriman dan beramal saleh
41
D. Manfaat Membaca Al-Quran
Al-Quran itu tidak ada keraguan di dalamnya bagi orang yang beriman;
bahkan semakin bertambah imannya bila Al-Quran dibaca (Hadhiri SP, 2005:
175). Tidak akan merugi orang-orang yang membaca Al-Quran. Satu huruf
terhadap kejiwaan seseorang. Hal ini dibuktikan dengan berubahnya jiwa dan
yang ditimbulkan oleh Al-Quran dalam jiwa bangsa Arab ini belum ada
dalam Al-Quran terdapat daya spiritual yang luar biasa terhadap jiwa
manusia.
Banyak sekali keutamaan serta manfaat yang bisa diambil dari membaca
keselamatan
42
4. Membaca Al-Quran, maka Allah akan melimpahkan rahmad dan
berlipat ganda
6. Membaca Al-Quran maka Allah akan menolong kita dari kerugian dan
dan Rasul-Nya
11. Membaca Al-Quran kita bisa mengetahui kisah-kisah dari para Nabi
12. Membaca Al-Quran bisa tahu apa-apa yang disukai dan apa-apa yang
14. Membaca Al-Quran maka Allah SWT akan mengeluarkan kita dari
kegelapan
keluarganya
43
17. Membaca Al-Quran, maka Allah SWT akan menjaga kita
18. Membaca Al-Quran meskipun tidak meminta sesuatu dari Allah, maka
Allah SWT akan memberikan sesuatu yang lebih baik daripada orang-
Allah SWT
44
BAB IV
PEMBAHASAN
untuk dilanggar. Padahal tidak akan ada peraturan jika tidak ada kesalahan.
pedoman hidup. Seperti yang kita ketahui bahwa Nabi Muhammad SAW
karya yang mana karya tersebut akan mendekatkan diri dengan Allah. Yaitu
Salah satu bab dalam kitab karya Imam Nawawi tersebut adalah
45
Adapun adab-adab membaca Al-Quran menurut Imam Nawawi (2018:
67-109) adalah:
1. Ikhlas
Ikhlas berarti niat mengharap ridha Allah SWT dalam beramal tanpa
ikhlas dan jujur terhadap Allah SWT maka amalan itu tidak ada nilainya
dan tidak mendapatkan pahala. Bahkan yang lebih ironis, pelakunya akan
114-115).
2. Membersihkan Mulut
mulutnya dengan siwak atau lainnya dan siwak yang berasal dari
tanaman arok lebih utama, bisa juga dengan jenis kayu-kayuan lain, atau
46
َّ اَلل ُه َّم َبا ِر ْك ِل ْي ِف ْيهَ َيا أ َ ْر َح َم
َالرا َح َميْن
“Ya Allah berkahilah aku dengan apa yang ada padanya, wahai
Dzat yang Maha Pengasih.”
untuk menyikat sebelah luar dan sebelah dalam gigi, menyikat pokok-
sedang-sedang saja, tidak terlalu kering dan tidak terlalu basah. Jika
Adapun jika rongga mulutnya terkena najis yang berasal dari darah
membasuhnya.
menggosok. Jadi, maksud di dalam sub bab ini adalah menggosok gigi,
47
kesepakatan kaum muslimin, hadits mengenai hal ini banyak dan sudah
masyhur.
hal yang makruh akan tetapi ia meninggalkan sesuatu yang lebih afdhal.
Untuk yang junub dan haid maka haram bagi keduanya membaca
Al-Quran, satu ayat atau tidak sampai satu ayat. Dibolehkan bagi
Jadi boleh juga bagi orang yang junub dan haid ketika ditimpa
Jika orang yang haid atau junub tidak mendapati air untuk bersuci
48
berhadats maka haram baginya shalat tetapi tidak untuk membaca Al-
masjid. Yang benar adalah boleh, sebagaimana yang telah kami sebutkan.
mandi jinabat.
49
Adapun membaca Al-Quran di kamar mandi, para salaf berbeda
Abu Bakar bin Mundzir dalam Al-Isyraf dari Ibrahim An-Nakha’i dan
sependapat dengan hal ini diantaranya Ali bin Abi Thalib (Nawawi,
2018: 72-73).
juga mengenakan pakaian yang rapi, sopan, dan bersih dari kotoran dan
6. Menghadap Kiblat
50
duduk seakan-akan berada di hadapan gurunya; dan ini lebih sempurna
kasurnya, atau dengan berbagai pose pun boleh, dan baginya pahala
Dengan lafal ini pun tidak mengapa, akan tetapi lebih baik yang
pertama.
51
Ta’awudz hukumnya sunnah bukan wajib, sunnah bagi setiap orang
yang membaca Al-Quran baik saat shalat maupun di luar shalat, sunah
paling shahih diantara dua pendapat para ulama (Nawawi, 2018: 76).
pertama shalat jenazah menurut pendapat yang paling shahih diantara dua
ayat lanjutan bukan awal surah sebagaimana dalam mushaf, setiap awal
surah selalu diawali dengan tulisan lafal basmalah kecuali surah At-
diupah untuk membaca Al-Quran per asba’ atau persekian juz maka
52
berpendapat: basmalah merupakan awal surah. Ini merupakan
pengamalannya.
Lain halnya dengan surah At-Taubah. Surah ini tidak diawali dengan
Ada lagi yang menilai bahwa surah ini adalah bagian dari surah yang lalu
2013: 12).
9. Mentadaburi Ayat
Artinya: “Maka Apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran?”
(An-Nisa’: 82)
53
Banyak hadits begitu pula atsar yang masyhur terkait masalah ini.
Banyak kelompok dari salafus shalih yang bergadang hingga pagi untuk
2018: 78):
b. Mengosongkan perut
c. Qiyamulail
bersabda:
شدُّ تَفَلُّتًا ِمنَ ْاْل ِء ِب ِل فِي ُ فَ َوالَّذَي نَ ْف، َت َ َعا َهد ُْوا َهذَا اْ ْلقُ ْرآن
َ َس ُم َح َّم ٍد ِبيَ ِد ِه لَ ُه َو أ
عقُ ِل َها
ُ
“Ulang-ulanglah Al-Quran ini. Demi dzat yang jiwa Muhammad
berada di tangan-Nya, ia lebih cepat lepas daripada unta dalam ikatan.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
karena hal demikian merupakan sifat orang-orang yang arif dan tanda-
54
Artinya: “Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil
menangis dan mereka bertambah khusyu'” (Al-Isra’: 109)
...
Artinya: “bacalah Al Quran itu dengan tartil.” (Al-Muzammil: 4)
Atau:
أَسْأَلُ َك ال َعا فِيَةَ ِم ْن ُك ِل َم ْك ُرو ٍه
“Aku mohon keselamatan dari segala hal yang tidak disukai.”
‘Azhamatu Rabbina.
55
Menurut Gufron & Rahmawati (2013: 10) adab membaca Al-Quran
ayat-ayat adzab dan ancaman hendaknya hati merasa sedih dan takut.
perkara yang sering disepelekan oleh sebagian orang yang lalai dan para
Allah Ta’ala:
1995/ 4526).
56
َ ع ْن ُه َما ِإذَا َق َرأ َ ْالقُ ْرآنَ لَ ْم َيت َ َكلَّ ْم َحتَّى َي ْف ُر
ُغ ِم ْنه َ ُي هللا َ ض ِ ع َم َر َر ُ َكانَ اب ُْن
تَد ِْري: ان قَا َل ٍ س ْو َرة َ ْالبَقَ َرةِ َحتَى ا ْنتَ َهى ِإلَى َم َك ُ َ فَقَ َرأ,علَ ْي ِه يَ ْو ًما
َ ُفَأ َ َخ ْذت
ضى َ ت فِ ْي َكذَا َو َكذَا ث ُ َّم َم ْ َ أ ُ ْن ِزل: قَا َل. ْل: ت ْ َفِ ْي َما أ ُ ْن ِزل
perhatian dan konsentrasi. Yang lebih buruk lagi ialah melihat orang
yang tidak boleh dilihat, seperti melihat amrad (remaja yang belum
tumbuh kumis dan jenggot) atau lainnya. Melihat amrad tanpa adanya
baik ketika kondisi aman dari fitnah atau tidak. Ini merupakan madzhab
shahih yang dipilih oleh para ulama. Imam Syafi’i dan banyak ulama
shalat ataupun di luar shalat. Jika ia melakukan hal ini dalam shalat maka
tidak sah shalatnya. Ini pendapat madzhab Imam Syafi’i juga Imam
Malik, Ahmad, Daud, dan Abu Bakar bin Mundzir (Nawawi, 2018: 91).
tidak bisa berbahasa Arab dengan baik dan tidak boleh bagi yang bisa
57
Menurut al-Hasany (2007: 93-96) bukanlah suatu ke-‘asalan’ Tuhan
keunikan tersendiri, ini bisa dilihat dari umumnya asal kata dalam bahasa
ini terdiri dari tiga huruf, yang kemudian perubahannya akan merubah
Kedua, bahasa Arab memiliki tata bahasa yang sangat rasional dan
Indonesia.
Ketiga, bahasa Arab memiliki kekayaan yang bukan saja terlihat dari
jenis kelamin kata atau pada bilangannya yaitu tunggal (mufrad), dua
(mutsanna) dan jamak atau plural, tetapi juga pada kekayaan kosa kata
dan sinonimnya.
Quran karena bahasa ini memiliki i’rab yang menjadi ciri khasnya.
Dimana i’rab ini yang membahas akhir dari suatu akar dalam suatu
kalimat yang disebabkan oleh faktor ‘amil yang berbeda. Dan dari
kata yang ambigu, dan tidak jarang satu kata atau bahkan satu huruf
58
15. Boleh Membaca Al-Quran Menggunakan Qiraah Sab’ah
lainnya. Akan tetapi yang lebih utama, dalam satu majelis ia tetap
pada rekaat pertama ia membaca surah An-Nas maka pada rekaat kedua,
pada rekaat pertama dan Al-Insan pada rekaat kedua shalat Subuh pada
hari Jumat; membaca surah Qaf pada rekaat pertama dan surah Al-Qamar
pada rekaat kedua shalat Id. Ketika shalat sunah Fajar disunahkan untuk
59
membaca surah Al-Kafirun pada rekaat pertama dan Al-Ikhlas pada
pada rekaat pertama, Al-Kafirun pada rekaat kedua, dan Al-Ikhlash serta
pilihan bagi yang bisa mencapai kekhusyukan dan tadaburnya dengan hal
Ini sub bab penting yang patut diperhatikan. Ketahuilah bahwa ada
banyak hadits shahih dalam kitab shahih ataupun kitab lainnya yang
60
menyenandungkan Al-Quran, mengeraskan bacaannya.” (Muslim, 2014:
326).
Para ulama yang terdiri dari salaf, khalaf, sahabat, tabi’in, dan
popularitas.
2018: 112).
Nawawi. Dengan realita yang ada saat ini banyak sekali akhlak seseorang
tidak diperhatikan lagi. Baik akhlak terhadap diri sendiri, orang tua, guru,
61
sesama manusia, dan akhlak terhadap Allah SWT. Salah satu contoh dari
beberapa kasus kekinian adalah tidak adanya rasa hormat anak didik terhadap
adalah yang membentuk jiwa seseorang hingga anak pantas disebut manusia
yang beradab.
membentuk sosialisasi terhadap sesama saja tidak bisa. Seperti halnya dalam
kisah Nabi Ibrahim untuk mengenal Allah SWT beliau mengenali ciptaan-
Nya terlebih dahulu. Nabi Ibrahim mengenal matahari, bintang, bulan dan
kemudian bisa mengenal siapa Allah. Maka untuk mengenal Allah adalah
sesama manusia karena semua makhluk di dunia adalah ciptaan Allah SWT.
Jika tidak berhubungan baik dengan sesama maka tidak berhubungan baik
dengan ciptaan Allah. Bukan hanya dengan ciptaan Allah tetapi juga dengan
adab yang baik ketika sedang membaca Al-Quran. Namun apakah adab-adab
zaman globalisasi ini, kita dihadapkan dengan kondisi yang sangat kompleks
62
Dari keterangan tersebut, penulis mencoba menganalisis apakah adab
oleh pembacanya sesuai dengan realita yang ada pada zaman kekinian.
Pertama, wajib bagi orang yang membaca Al-Quran untuk khusyuk dan
ikhlas, memelihara etika walaupun tidak ada yang melihatnya. Tidak semua
satu huruf atau salah panjang dan pendeknya maka akan mengubah makna
dari arti Al-Quran. Dan tidak disadari bahwa hal tersebut berdosa.
Kedua, membaca Al-Quran harus dengan keadaan bersih dan suci. Suci
canggih menjadikan segala sesuatu menjadi praktis dan instan. Adanya Al-
bahwa berinteraksi dengan itu tidak sama dengan berinteraksi dengan mushaf
Al-Quran. Tidak sedikit orang yang meremehkan hal ini dengan alasan Al-
Quran terjemah tidak perlu wudhu. Padahal tetap saja itu mushaf. Harus kita
hormati dalam bentuk apapun. Sudah wudhu saja terkadang masih ada najis
yang tertempel. Di badan maupun pakaian. Jadi, kita harus menghormati Al-
Quran, karena jika kita mendekat dengan Al-Quran, Al-Quran juga mau
mendekat dan mengikuti, tetapi jika kita murka terhadapnya, maka Al-Quran
juga murka.
63
Ketiga, menghadap kiblat ketika membaca Al-Quran. Insyaallah dalam
suara. Dalam hal ini sudah terealisasi kecuali para penghafal yang dengan
diketahui adalah, hal baik jika dilakukan dengan cara yang salah maka
menjadi tidak baik. Contoh: membaca Al-Quran itu baik, tetapi jika
tidak baik.
Ketujuh, membaca sesuai urutan dan melihat mushaf. Karena sudah hafal
lalu membaca tanpa melihat mushaf. Hal ini yang sering terjadi. Padahal
berarti berinteraksi dengan Allah SWT. Hal ini karena kurang sadarnya
64
seseorang akan kehambaannya dan kedudukannya di dunia. Mereka terlena
paradigma setiap orang. Bahkan mengubah adab anak akibat tidak ada
pengawasan dan perhatian dari orang tua. Akhirnya mereka lupa dengan
akhiratnya.
Dengan adab yang terpuji, maka seseorang akan menjadi lebih bertaqwa
kepada Allah SWT, dan kebaikannya akan terlihat dalam setiap tindakannya.
Oleh karena itu, adab membaca Al-Quran dalam kitab Attibyan fi Adaabi
Hamalatil Quran sangat relevan untuk dijadikan pedoman yang baik dalam
bagi para penghafal Al-Quran yang senantiasa menjaga dan menghormati Al-
Quran.
karakteristik zaman sekarang. Dan sebaiknya adab yang baik ditanamkan dari
65
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
kondisi suci, bertayamum jika tidak mendapat air, tempat yang bersih,
66
solusi dalam memperbaiki adab ketika berinteraksi dengan Al-Quran,
zaman sekarang. Dan sebaiknya adab yang baik ditanamkan dari masa dini
B. Saran
dan ciptaannya, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Sadar diri bahwa kita adalah makhluk ciptaannya yang akan kembali
kepada-Nya sehingga kita tahu bahwa segala sesuatu yang ada di dunia
2. Berbuat baik dengan apapun dan siapapun, karena walaupun tidak ada
yang melihat kita, sesungguhnya Allah selalu bersama kita. Maka jadilah
67
DAFTAR PUSTAKA
Oleh
Uswatun Khasanah
111 14 367
pelajarnya.
Kitab Attibyan fi Adabi Hamalatil Qur’an membahas perkara-
perkara yang sangat penting diketahui oleh setiap umat Islam,
karena kitab ini membicarakan berbagai hal yang berkaitan adab
dalam menjalin interaksi dengan kitab suci Al-Quran Al-Karim
dari segi membaca, memegang, dan posisi duduk ketika
membaca Al-Quran. Perbedaan dengan kitab lain, kitab ini lebih
spesifik dalam pembahasannya mengenai adab-adab yang sering
disepelekkan oleh pembaca Al-Quran yang dianggap remeh tetapi
justru lebih penting dan harus lebih berhati-hati. Karena
berinteraksi dengan Al-Quran berarti berinteraksi dengan Allah
SWT.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
KESIMPULAN Direnungi
Waktu
No. Jenis Kegiatan Keterangan Point
Kegiatan
OPAK 2014 “Aktualisasi Gerakan Mahasiswa
18-19
1 yang Beretika, Disiplin, dan Berfikir Terbuka” Peserta 3
Agustus 2014
oleh DEMA STAIN Salatiga
OPAK JURUSAN TARBIYAH “Aktualisasi
Pendidikan Karakter Sebagai Pembentuk 20-21 3
2 Peserta
Generasi yang Religius, Educative, dan Agustus 2014
Humanis” oleh HMJ Tarbiyah STAIN Salatiga
SEMINAR ODK “Pemahaman Islam
Rahmatan Lil ‘Alamin Sebagai Langkah Awal 21 Agustus
3 Peserta
Menjadi Mahasiswa Berkarakter” oleh LDK 2014 2
Darul Amal dan ITTAQO STAIN Salatiga
Workshop Entrepreneurship “Menanamkan
Nilai-Nilai Jiwa Kewirausahaan Mahasiswa 22 Agustus
4 Peserta
yang Kreatif dan Inovatif” oleh KSEI dan SSC 2014 2
STAIN Salatiga
SEMINAR AMT “Dengan AMT Semangat
23 Agustus
5 Menyongsong Prestasi” oleh CEC dan JQH Peserta 2
2014
STAIN Salatiga
LIBRARY USER EDUCATION (Pendidikan
28 Agustus
6 Pemustaka) oleh UPT Perpustakaan STAIN Peserta 2
2014
Salatiga
7 SEMINAR NASIONAL 8
“Implementasi Kurikulum 2013 pada Mapel
Bahasa Arab Tingkat Dasar dan Tingkat
Menengah dalam Upaya Menjawab Tantangan 4 November
Peserta
Pengajaran Bahasa Arab.” Oleh ITTAQO 2014
STAIN Salatiga
SEMINAR NASIONAL
8 “Berkontribusi Untuk Negeri Melalui Televisi/ 5 November Peserta 8
TV” oleh KPI STAIN Salatiga 2014
9 Diklat Microteaching oleh HMPS STAIN 8 November Peserta 2
Salatiga 2014
SEMINAR NASIONAL
10 “Perbaikan Mutu Pendidikan Melalui 13 November Peserta
Profesionalitas Pendidikan” oleh HMJ 2014 8
Tarbiyah STAIN Salatiga
SEMINAR NASIONAL
11 ENTREPRENEURSHIP oleh Gerakan 16 November Peserta
Pramuka Racana Kusuma Dilaga-Woro 2014 8
Srikandhi STAIN Salatiga
Piagam Penghargaan “Mempertegas Peran
12 Pendidikan dalam Mencerahkan Masa Depan 19 November Peserta
Anak Bangsa” oleh HMI Cabang Salatiga 2014 2
Komisariat Walisongo
SEMINAR NASIONAL “Peranan
Technopreneur dalam Mendukung Program 15 April
13 Pemerintah Melalui Ekonomi Kreatif” oleh 2015 Peserta 8
Koperasi Mahasiswa (KOPMA) “FATAWA”
IAIN Salatiga
BEDAH NOVEL “Gus Dur & Sinta (Sebuah
14 Romansa Tentang Buku, Bunga, dan Cinta)” 17 Mei 2015 Peserta 2
oleh UPT Perpustakaan Pondok Pesantren Edi
Mancoro
SEMINAR NASIONAL “Understanding the
15 World by Understanding the Language and the 4 Juni 2015 Peserta 8
Culture” oleh CEC IAIN Salatiga
Haflah Akhirussanah, Khotmil Qur’an & Haul
16 KH. Sholeh dan KH. Ridwan Pondok Pesantren 6 Juni 2015 Panitia 4
Edi Mancoro
SEMINAR NASIONAL
17 “Aktualisasi Bahasa Arab untuk Membentuk 10 Juni 2015 Peserta
Karakter Bangsa yang Bermartabat” oleh 8
ITTAQO STAIN Salatiga
SURAT KEPUTUSAN Nomor 015/YEM/A-
18 k/VII/2015 Pengurus Organisasi Santri Pondok 8 Juli 2015 Pengurus
Pesantren Edi Mancoro masa Khidmat 2015- 6
2016 M/ 1436-1437 H
Pendidikan dan Latihan Calon Pramuka 25-27
19 Pandega XXV “Racana sebagai Garda September Peserta
Terdepan Pelaku Perubaha” oleh Racana 2015 2
Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi IAIN Salatiga
SEMINAR NASIONAL 19 November
20 “Peran Media Masa Terhadap Kelestarian 2015 Peserta 2
Lingkungan Hidup”
BEDAH BUKU “Ulama-Ulama Aswaja
21 Nusantara yang Berpengaru di Negeri Hijaz” 21 Februari Panitia
oleh UPT Perpustakaan Pondok Pesantren Edi 2016 4
Mancoro
Syahadah “Pendidikan Pelatihan dan 23 Januari
22 Bimbingan (Diklatbim) Manasik Haji” Oleh 2016 - 30 Panitia 4
KBIH Al-Qiro’ PP Edi Mancoro April 2016
23 Akhirussanah dan Khotmil Qur’an V Pondok 14 Mei 2016 Panitia 4
Pesantren Edi Mancoro
SEMINAR NASIONAL
24 “Pendidikan Agama Menjadi Pelopor 21 Mei 2016 Peserta
Kebangkitan Nasional di Era Modern” oleh 8
HMJ PAI IAIN Salatiga
SEMINAR NASIONAL
25 “Budaya Sebagai Attitud Pendidikan” oleh 31 Mei 2016 Peserta
Dewan Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu 8
Keguruan IAIN Salatiga
Asramanisasi Ramadhan 1437 H
26 “Meningkatkan Kreativitas, Intelektualitas, dan 6 – 27 Juni Peserta
Spiritualitas di Bulan Berkualitas” oleh Panitia 2016 6
Asramanisasi Pondok Pesantren Edi Mancoro
Ngaji Akbar Jurnalistik dan SEMINAR
NASIONAL 6, 10, dan 26
27 “Membangun Budaya Literasi Islam di Era Juni 2016 Peserta 6
Informasi Digital” oleh Yayasan Wakaf
Literasi Islam Indonesia (Wali)
SEMINAR NASIONAL
“Menumbuhkan Jiwa Kewirausahaan Melalui 10 Desember
28 Usaha Online untuk Masyarakat Ekonomi 2016 Peserta 8
Mandiri” Oleh Himpunan Mahasiswa Islam
Komisariat Walisongo
Pelatihan Karya Ilmiah oleh Pengurus 24 Januari
29 Organisasi Santri Pondok Pesantren Edi 2017 Panitia 4
Mancoro
Pelatihan Perawatan Jenazah untuk
Menyiapkan Kader-Kader Khodimul Ummah 30 Januari Panitia
30 oleh Biro Pendidikan Organisasi Santri Pondok 2017 4
Pesantren Edi Mancoro
JHCJKSSJS
2
3