SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Oleh
ROYKHAN „ABID
NIM 11109151
SALATIGA
TAHUN 2016
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
NIM : 11109151
Pembimbing
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
NIM : 11109151
hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau
temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan
iii
KEMENTERIAN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JL. Tentara Pelajar 02 Telp. 323706 Fax. 323433 kode pos. 50721 Salatiga
Website : http//www.iainsalatiga.ac.id E-mail : administrasi@iainsalatiga.ac.id
SKRIPSI
DISUSUN OLEH
ROYKHAN „ABID
NIM: 11109151
iv
MOTTO
v
PERSEMBAHAN
Syukur Alhamdulillah terurai dari sanubari atas karunia dan rahmat Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Dan skripsi ini penulis persembahkan
untuk orang-orang yang telah memberikan kisah kasih tentang makna hidup serta
langkah bijak dalam meniti lika-liku kehidupan.
Kepada.....
vi
ABSTRAK
vii
KATA PENGANTAR
ﺒﺴﻡﷲﺍﻠﺮّﺤﻤﻥﺍﻠﺮّﺤﻴﻡ
sehingga dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Arahan
dan bimbingan dari berbagai pihak sangatlah membantu terselesainya skripsi ini.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis
2. Bapak Bapak Suwardi, M. Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
penulisan skripsi.
4. Ibu Siti Rukhayati, M. Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
IAIN Salatiga.
viii
5. Bapak Drs. A. Bahrudin, MA,. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
6. Ibu Dra. Ulfah Susilawati, M.SI, selaku dosen pembimbing skripsi yang
7. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu kepada
penulis.
9. Pengurus, Ustadz dan seluruh santri Pondok Pesantren Awwal yang banyak
10. Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara yang telah memberikan dukungan moril dan
ini.
11. Para legenda, Arya Rahmantika, Sukma Narji, Nailu F, dan semuanya.
13. Keluarga besar SMPN 2 Mertoyudan, karena mereka skripsi ini terselesaikan.
14. Semua pihak yang telah memberikan bantuan moril maupun materiil dalam
Demikian ucapan terima kasih ini penulis sampaikan, semoga Allah SWT
senantiasa memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semua pihak yang
ix
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
penulis, skripsi ini sangat jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
skripsi ini.
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN LOGO
BAB I PENDAHULUAN
xi
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ......................................... 9
A. Pembelajran ............................................................................... 21
1. Pengertian ............................................................................ 21
B. Akhlak ........................................................................................ 33
1. Pengertian ............................................................................. 33
xii
1. Isi Kitab Akhlak Lil Baniin ................................................... 49
BAB V PENUTUP
xiii
B. Saran ............................................................................................. 123
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
ini mapan mudah berubah akibat tidak ada batas lagi antar ruang dan
Semua berkaitan perilaku, budi pekerti, etika dan moral tidak bisa
itu sendiri mudah berubah. Hal-hal yang belakangan ini muncul seperti
batasan antara pornografi dan pornoaksi dengan seni sangat tipis, apakah
berpakaian ketat dan minim termasuk pornoaksi atau bagian daripada seni.
Ini sangat sulit dibedakan. Oleh karena nilai-nilai tersebut mudah luntur
Qur‟an dan al-Hadis yang disebut akhlak. Akhlak ini merupakan cermin
setiap pribadi apakah ia punya rasa malu, muru‟ah, amanah, jujur, adil,
2005:2).
1
sejahtera lahir batin, akan tetapi apabila akhlaknya buruk (tidak
1996:11).
tidak cukup untuk menjadi seorang yang berakhlak. Tetapi perlu latihan,
atau sesuatu perbuatan yang dilakukan sekali atau beberapa kali saja,
begitu pula suatu perbuatan yang dilakukan tanpa ada ikhtiar dan
2
hanya sekali dua kali saja atau mungkin dalam pemberian itu karena
atau kemauan ini memegang peran yang penting, karena dengan kehendak
kehidupan sehari-hari.
akan lebih efektif jika peserta didik berada dan berintraksi dalam
pekerjaan.
3
Pondok Pesantren Darut Tauchid Al „Alawiyah Al
lingkungan yang efektif bagi para santri, selain masih tetap eksis
mulia, yang mana semua santri ini datang dari latar belakang berbeda-beda
antara santri satu dengan yang lain baik dalam hal komunikasi, tingkah
4
laku, serta sikap dalam pergaulan sehari-hari. Juga ada beberapa faktor
keluarga, desa, kota, provinsi, bahkan pulau yang berbeda dengan latar
berbeda. Ada santri yang sopan santun ketika diajak bicara ada pula santri
berlangsung ada pula yang asyik berbicara dengan teman sebelahnya. Oleh
akhlak santri satu dengan santri yang lainnya, ada santri yang berakhlak
dan ada santri yang kurang berakhlak. Dengan adanya pembelajaran kitab
Akhlak Lil Baniinapakah akan merubah perilaku atau akhlak santri dalam
bertutur kata dan tingkah laku dalam keseharian. Akhlak dalam kitab
5
Dari pernyataan di atas, menjadi latar belakang penulis untuk
bagi pembaca.
B. Fokus Penelitian
penelitian, agar penelitian ini tidak melebar dan terlalu luas. Dalam
C. Tujuan Penelitian
6
2. Untuk mengetahui akhlak peserta didik Pondok Pesantren Darut
D. Manfaat Penelitian
1. Secara teoritis
memperkaya kepustakaan.
2. Secara praktis
7
E. Penegasan Istilah
yang terkandung dalam istilah-istilah pada judul skripsi ini, maka penulis
1. Pembelajaran
suatu materi atau melakukan suatu aktifitas guna mencapai tujuan yang
2. Akhlak
bentuk jamak dari khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah
laku atau tabiat. Berarti dari kata khalaqa yang berarti menciptakan.
8
Kesamaan akar kata di atas mengisyaratkan bahwa dalam
Ilyas, 1999:1).
Surabaya Indonesia. Kitab ini ditulis untuk semua peserta didik Islam
F. Metode Penelitian
9
hasil, analisis dalam penelitian kualitatif cenderung dilakukan secara
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
2. Kehadiran Peneliti
instrumen yang lain, seperti catatan dokumen dan foto adalah sebagai
penunjang.
3. Lokasi Penelitian
antara lain ;
10
b) Adanya pembelajaran akhlak dengan menggunakan kitab Akhlak
sehari-hari.
4. Sumber data
11
Yaitu sumber data yang mengandung dan melengkapi
diperlukan.
a) Wawancara
12
mengkonstruksikan kebulatan-kebulatan demikian yang dialami
masa lalu.
b) Teknik Observasi.
13
Dalam penelitian ini digunakan teknik observasi yang
c) Teknik Dokumentasi.
sumber non insani, sumber ini terdiri dari dokumen dan rekaman.
14
santri/peserta didik dan ustadz Pondok Pesantren Darut Tauchid Al
6. Analisis Data
lain.
a) Proses reduction
15
Pada tahap penjelajahan dengan teknik pengumpulan
hasil wawancara.
cukup banyak, untuk itu maka perlu di catat secara teliti dan
domain.
16
b) Proses display
proses awal yang datanya akan selalu dan terus menerus di uji
menerus.
c) Proses conclusion
17
Ketekunan pengamatan yang dimaksud adalah menemukan
8. Tahapan-tahapan Penelitian
laporan penelitian.
lima bab, yaitu Bab I Pendahuluan, Bab II Kajian pustaka, Bab III Paparan
BAB I : Pendahuluan
18
Dalam bab ini berisi latar belakang masalah, fokus
penulisan skripsi.
Achmad Baradja.
19
Dalam bab ini tujuan diberlakukannya pembelajaran
pendidkan jiwa.
BAB V : Penutup
20
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pembelajaran
1. Pengertian pembelajaran
21
peristiwa belajar yang dilakukan oleh peserta didik. ( Mahmud, MM,
2006 : 31 )
anggota masyarakat.
22
dibimbing. Oleh Karena itu metode mengajar yang baik adalah metode
2. Strategi Pembelajaran
mencapai tujuan.
2002 : 11 ).
23
Untuk melaksanakan stategi tertentu diperlukan
tujuan.
2007 : 36 ).
strategi pembelajaran.
24
pembelajaran akhlak, karena metode lahir untuk merealisasikan
kehidupannya.
Arief, 2002 : 41 ).
1) Metode Ceramah
2) Metode Diskusi
25
3) Metode Tanya Jawab
5) Metode Resitasi
pelajaran.
7) Metode Drill
26
Metode drill atau disebut latihan dimaksudkan untuk
dalam waktu tertentu dan santri dengan membaca kitab yang sama
2009 : 29 – 30 ).
27
membahas atau mengkaji materi atau persoalan yang telah
pendidiknya tersebut.
mencari ilmu.
455 – 466).
28
3. Media Pembelajaran.
29
dan pengertian-pengertian dengan menggunakan indra
prilaku sehari-hari.
30
d. Melalui media masyarakat dan alam sekitar
dimaksudkan, di antaranya:
dan sebagainya.
alam semesta.
pendidikan Islam.
31
3. Faktor-Faktor yang mempengaruhi pembelajaran
1. Faktor-faktor Stimuli
3. Faktor-Faktor Individual
32
B. Akhlak
1. Pengertian Akhlak
baik itu berupa nilai-nilai budaya, adat kebiasaan dan hasil pemikiran
33
atau tingkah laku yang membuat seseorang menjadi istimewa.
disetiap waktu dan tempat tentang ukuran tingkah yang baik dan buruk
34
sejauh yang dapat diketahui oleh akal fikiran manusia. Akan tetapi
dorongan dalam jiwa. Jika tingkah laku itu baik dan sudah menjadi
akhlaknya sendiri.
bahwa akhlak adalah tabiat atau sifat seseorang, yakni keadaan jiwa
berupa al-Qur‟an dan Sunnah Nabi Muhammad Saw. Baik dan buruk
dalam akhlak Islam ukurannya adalah baik dan buruk menurut kedua
sumber itu, bukan baik dan buruk menurut ukuran manusia. Sebab jika
ukurannya adalah manusia, maka baik dan buruk itu bisa berbeda-
35
beda.(DR. Marjuki, 2009; 34). Seseorang mengatakan bahwa sesuatu
itu baik, tetapi orang lain belum tentu menganggapnya baik. Begitu
Semua umat Islam sepakat pada kedua dasar pokok itu (al-
benar (dha‟if/palsu).
yang baik dan mulia. Sebaliknya, kita juga memahami bahwa sifat-
sifat syirik, kufur, nifaq, ujub, takabur, dan hasad merupakan sifat-sifat
tercela. Jika kedua sumber itu tidak menegaskan mengenai nilai dari
lain selain al-Qur‟an dan Sunnah untuk menentukan baik dan buruknya
akhlak manusia.
baik dan buruk adalah akal dan nurani manusia serta pandangan
36
diutus untuk menyempurnakan Akhlak. Manusia dengan hati
nuraninya dapat juga menentukan ukuran baik dan buruk, sebab Allah
berfirman:
Force Akhlak Islam adalah terletak pada iman sebagai Internal Power
yang dimiliki oleh setiap orang mukmin yang berfungsi sebagai motor
dalam tata rasa, tata karsa, dan tata karya yang kongkret. Dalam
37
sesungguhnya orang yang berakhlak mulia bisa mencapai
derajat orang yang berpuasa dan shalat.”(Sunan Tirmidzi:
Sahih)
seperti pohon iman yang indah hal ini dapat dilihat pada surat Ibrahim
Dari ayat diatas dapat kita ambil contoh bahwa ciri khas orang
yang beriman adalah indah perangainya dan santun tutur katanya, tegar
38
yang berbicara mengenai dasar-dasar akhlak dengan menafikan
2008; 102)
memanen apa yang kita tanam. Dari ungkapan tersebut dapat kita tarik
diantaranya;
39
a) Pasal 31, ayat 3 menyebutkan, “Pemerintah mengusahakan
dengan undang-undang.”
2003.
jawab.”
40
akhlak terhadap lingkungan. ( Uus Ruswandi, 2004 : 309 ). Untuk
Tuhan sebagai Khaliknya. Dalam hal ini, banyak cara yang dapat
3:159).
41
Ajaran Islam yang bersumber pada al-Qur‟an dan al-Sunnah
lainnya.
yang ekolog.
4. Jenis-Jenis akhlak
42
Sesuai dengan ajaran agama tentang adanya perbedaan manusia
a. Akhlak Dhalury
perbuatan maksiat dan selalu terjaga dari larangan Allah, yaitu para
mukmin yang shaleh mereka sejak lahir sudah berakhlak mulia dan
berbudi luhur.
b. Akhlak Muktasabah
berfikir yang tepat. Tanpa dilatih, dididik dan dibiasakan akhlak ini
tidak akan terwujud. Akhlak ini yang dimiliki oleh sebagian besar
43
Orang yang berakhlak karena ketaqwaan kepada Tuhan
yang baik.
manusia. Kepentingan akhlak ini tidak saja dirasakan oleh manusia itu
kehidupan bernegara.
44
Tujuan ilmu pengetahuan ialah meningkatkan kemajuan
semuanya.
45
Akhlak merupakan faktor mutlak dalam menegakkan
dan motivasi yang disuplai dari luar dirinya seperti milieu, pendidikan
a) Insting
lain.
46
Segenap naluri insting manusia itu merupakan paket yang
b) Adat/Kebiasaan
sembuh. Apabila dia telah sembuh, dia tidak berobat lagi kepada
kebiasaan, ialah:
1) Mudah diperbuat.
c) Wiratsah
47
Perbincangan Wiratsah berhubungan dengan faktor
sebagian besar dari salah satu sifat orang tuanya. Ilmu pengetahuan
yang biasa diturunkan itu pada garis besarnya ada dua macam:
dan urat syaraf orang tua dapat diwariskan kepada anak didik-
48
(insting), tetapi kekuatan naluri itu berbeda-beda. Ada orang
d) Milieu
).
adalahkitab Akhlak Lil Baniin yang dikarang oleh seorang ulama salaf
49
(ulamaterdahulu) yang bernama Syaikh Umar bin Achmad Bardja.
Beliau hidup pada akhir abad keenam hijriyah, zaman kemunduran dan
Kitab Akhlak Lil Baniin itu sendiri merupakan salah satu dari
50
2. Untuk mencari pengalaman dalam hal pendalaman perasaan
melalui akhlak atau sikap guru, kyai, ataupun orang tua. Pelaksanaan
menuntut ilmu. Lebih lanjut dikatakan oleh Al- Ghazali bahwa metode
51
Dalam Kitab Akhlak Lil Baniin terdapat banyak pasal yang
yang lebih kecil, dan semua orang yang lebih kecil darinya.
52
anak-anak lain (tetangga), tidak pula berkelahi bersama
atau tertawa.
nasihat.
kita berbagai nikmat dan anugrah yang sangat besar, maka kita
Nya.
53
5) Berusaha dan berdoa memohon kepada Allah SWT agar
para Rasul dan Nabi Allah, dan orang-orang shalih dari hamba-
mereka.
54
5. Adab terhadap Rasulullah SAW.
Allah :
dan kufarat.
55
3) Memuliakan Nabi Muhammad SAW. dan memperbanyak
shalawat kepadanya.
melebihi cinta kita kepada dua orang tua dan dirinya sendiri.
6. Adab di rumah.
56
2) Memelihara alat-alat rumah, tidaklah memainkan alat-alat
merengek-rengek kepadanya.
57
perintah-perintahnya dan mendengarkan nasehat-nasehatnya,
merugikan.
dan akhirat.
58
yang kecil serta mencintai mereka dengan cinta yang benar, tidak
karena hal itu akan membuat marah kedua orang tua. Seharusnya
mereka.
terutama pada hari raya. Atau bila salah seorang dari mereka
59
dari mereka, karena hal itu akan membuat Allah marah,
kerabatnya akan hidup tenang dan diberi Allah rezeki yang banyak
60
bersalah, maka katakanlah yang sebenarnya dan jangan
orang.
61
Jadi seorang anak harus bersikap kepada para tetangga dengan
cara:
62
2) Sesudah makan pagi, ia harus mengatur alat-alatnya di dalam
sekolah.
telah di tentukan.
jumpai di jalan, khususnya bila orang itu adalah ayah atau guru.
63
1) Menyeka sepatunya dengan kain penyeka, kemudian harus
pipi.
64
tidak memahami pelajaran-pelajarannya, maka pastilah akan
tulisan dengan air ludah, tetapi dengan alat hapus (setip). Tidak
kain pengering.
65
mengajari ilmu yang berguna bagimu dan menasehatimu dengan
66
Memahami seluruh pelajaran dan selalu menghafal serta
guru dari hati, bukan karena takut hukuman, dan jika sudah
ayahnya.
67
permainan yang tidak pantas bagimu. Berikut hal yang harus
anak yang baik. Akan tetapi jika melihat seorang murid yang
68
3) Jika berbicara dengan teman, berbicaralah dengan lemah
Dari segi bahasa metode berasal dari dua kata, yaitu meta dan
hodos. Meta berarti “melalui” dan hodos berarti “jalan” atau “cara”.
Dengan demikian metode dapat diartikan jalan atau cara yang harus
69
metodologi Islam, suatu hidup yang abadi selama sejarah masih
antara lain: Nabi selalu bersikap ramah kepada para sahabat, beliau
kata kata yang didengar. Pembawaan itu biasanya tidak tetap dan
70
adalah nasehat yang dapat menggantungkan hatinya (perasaan) dan
tidak membiarkan perasaan itu jatuh ke dasar bawah dan mati tak
dan diteladani.
cerita Nabi atau Rasul terdahulu, cerita tentang kaum yang hidup
71
72
saudaranya atas hadiahnya yang berharga. Kemudian Ahmad
73
memperlakukan mereka dengan lemah lembut dan menghadapi
rasa percaya diri dan keinginan yang kuat ketika akan mengerjakan
74
Malaikat Jibril dan ditulis dalam mushaf-mushaf dengan bahasa
75
BAB III
AL „ALAWIYAH AL AWWALIYAH
A. Gambaran Umum
„Alawiyah Al Awwaliyah.
pondok pun tidak seperti sekarang yang dulunya hanya rumah kiyai
Kiyai besar di Magelang, sebagai contoh salah satu Kiyai besar hasil
putra dari Kiyai Abdan yaitu K.H Ichsanuddin Abdan, beliau selain
menimba ilmu dari sang ayah juga sebagai alumni Abuya Sayyid
76
zaman, pondok pesantren ini mulai dibangun asrama-asrama untuk
a) Visi
b) Misi
maupun biaya.
3. Letak Geografis
Magelang, tepatnya di Jl. Raya Klopo – Sindas Km. 0,5 Koripan Desa
ini juga bersebelahan dengan salah satu pondok pesantren besar yaitu
77
4. Struktur kepengurusan Pondok Pesantren
2. Abdul Hadi
Bendahara : Muhsinin
Seksi-seksi;
2. Abdul Hadi
2. Muhammad Ta‟yin
2. M. Lazim Habibi
3. Muhsinin
2. M. Ibnu Fajar
2. Nur Fu‟ad
3. Eva Mundakir
2. M Abdul Rozak
78
2. Suseno Aji Margo
termasuk pesantren yang tidak dapat dikatakan baru,. tetapi dari segi
membuat para santri dan Ustad atau Kyai yang mengasuh pesantren
merasa kecil hati. Dengan sarana dan prasarana yang seadanya mereka
lain:
b) Mushola
c) Kantor pusat
f) Ruang tamu
1. Riwayat Hidup
79
1913 M. Sejak dari waktu kecil beliau diasuh dan dididik oleh
kakeknya dari pihak ibu, kakek beliau bernama Syaikh Hasan bin
fiqih. Silsilah nasab beliau yang berasal dan berpusat di kota Saiwoon
Nabi Muhammad SAW yang ke-5 yang bernama Kilab bin Murroh.
pada hari Sabtu malam Ahad tepatnya pada tanggal 16 Robiul Tsani
yaitu pada hari Ahad sekitar jam setengah 4 ba‟da Ashar. Jenazah
orang . (http://ppalghozaliyah.blogspot.com/2014/06/biografi-syaikh-
umar-baraja-pengarang.html)
2. Riwayat Intelektual
Ahmad Baradja muda menuntut ilmu agama dan bahasa arab dengan
80
tekun, sehingga menguasai dan memahaminya. Pelbagai ilmu agama
dan bahasa Arab yang beliau dapatkan dari para ulama, asatidz
langsung (melalui surat), pada masa itu tradisi belajar melalui surat
81
h. Al Habib Zein bin Abdullah Alkaff (Gresik).
mengajar di Indonesia
Indonesia.
HadramautYaman).
Yaman).
Yaman).
82
k. Al Habib Abdullah bin Umar Asy Syathiri (Tarim-Hadramaut-
Yaman)
HadramautYaman).
Yaman).
Yaman).
Yaman).
dan sastra, ilmu tafsir dan hadis, ilmu fiqih dan tasawuf, ilmu sirrah
dan tarikh dan beliau juga sedikit menguasai bahasa Belanda dan
83
Inggris. Berangkat dari berbagai ilmu yang dikuasai, beliau juga
ilmu.
biaya perkawinannya.
Surabaya.
84
b) Kiprah Dakwah.
bin Ali Bebgei, Al Habib Idrus bin Hud Assegaf, Al Habib Hasan
Assegaf.
rumah pribadinya, di waktu pagi hari dan sore hari, juga majlis
85
banyaknya santri, maka beliau berusaha mengembangkan
nama beliau Umar bin Achmad Baradja, Hal ini sebagai wujud
ilmu, amal, maupun ibadah. Ini karena sifat tawadhu‟ dan rendah
86
kepada para sahabat anak didik Rasulullah SAW. Itulah pertanda
menutup aurat, khususnya aurat wanita, dia sangat keras dan tak
kenal kompromi.
87
Karya-karya Syaikh Umar bin Ahmad Baradja sekitar 11
pesantren di Indonesia.
Islam.
88
e) Sejarah Penulisan Kitab
Umar juga tekun dalam menuntut ilmu agama dan Bahasa Arab,
muda. Akhlak yang baik adalah tujuan setiap agama dan setiap
89
anak. Sebagaimana syair yang dikutip oleh Syaikh Umar bin
bin Achmad Baradja berharap kepada orang tua atau wali santri
yang lahir di lubuk hati mereka dari tingkah laku yang tercela agar
90
Akhlak merupakan kelakuan yang timbul dari hasil
mana yang bermanfaat dan mana yang tidak berguna, mana yang
merupakan suatu hal yang sangat penting sekali dan tidak boleh
hingga terbiasa dengan tingkah laku yang buruk, maka masa depan
anak didik akan menjadi buruk, sulit untuk di didik kembali, atau
yang ditujukan kepada orang tua atau wali santri di rumah serta
91
akhlak anak didiknya. Kitab akhlak tersebut ada dua versi, yang
pertama kitab Akhlak Lil Baniin adalah khusus untuk anak laki-
laki. Yang ke dua kitab Akhlak Lil Banat adalah khusus untuk anak
perempuan.
92
BAB IV
ANALISIS DATA
II.
kitab Akhlak Lil Baniin adalah untuk mendasari jiwa santri dalam
93
memiliki ilmu pengetahuan yang luas serta mendalam dan bermanfaat,
berikut :
94
“Proses pembelajaran kitab tersebut seperti biasanya,
mengunakan metode ceramah, tanya jawab dan bandongan”.
Akhlak Lil Baniin. Pembelajaran dalam kitab Akhlak Lil Baniin ini
a. Metode Bandungan
(kecuali hari Jumat), dari pagi buta setelah shalat shubuh sampai
larut malam.
95
Sistem bandungan (bandongan atau wetonan) dibangun
dari sang murid pada kyai merupakan hal yang tidak biasa atau
absensi santri, dan tidak ada pula sistem kenaikan kelas. Santri
96
yang sudah menamatkan sebuah kitab boleh langsung
Bentuk, nadzm yang ditulis dalam ritme syair (2) Bentuk essai
b. Metode Ceramah
dengan cara cermah. Pembelajaran kitab Akhlak Lil Baniin ini juga
tersebut.
97
tertentu agar gaya penyajiannya tidak membosankan dan dapat
yaitu;
mendegarkan pelajaran.
98
Metode Tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam
siswa, tetpi dapat pula dari siswa kepada guru. Metode tanya jawab
metode tanya jawab tidak hanya terjadi interaksi dua arah tetapi
99
Ustadz Budi Santoso, dalam wawancara yang dilakukan peneliti
apakah para santri paham atau tidak dengan apa yang sedang
akan lebih hidup, karena sambutan kelas akan lebih baik. Melalui
100
Metode tanya jawab digunakan ketika pelajaran akan
1. Ulangan.
2. Setiap kali pertemuan, 1 – 3 orang santri diperintahkan
untuk membaca dan mengartikan sekaligus menjelaskan
maksudnya.
101
a. Ulangan Harian.
berlangsung.
102
B. Hasil Pembelajaran Kitab Akhlak Lil Baniin.
peran yang penting terhadap perubahan akhlak dan perilaku santri. Adapun
sebagai berikut;
“Apa yang dibahas dalam kitab Akhlak Lil Baniin, apakah anda
sudah menerapkan pembelajaran tersebut?
Jawab: yang dibahas dalam kitab tersebut menyangkut tentang
akhlak kitab tersebut menuntut para santri dalam bersikap kepada
Allah SWT, Nabi, orang tua (bapak dan ibu), Guru, teman,
saudara-saudara (kandung dan sepupu baik yang lebih muda
ataupun yang lebih tua) serta kepada dirinya sendiri. Kalau saya
sendiri sudah menerapkan apa yang telah diajarkan dalam kitab
tersebut, karena saya disini sebagai panutan (ketua) kalau saya gak
bersikap baik dan sopan, ya bisa rusak anak buah saya.”
103
harus bersikap kepada semua orang. Dengan begitu seorang anak
nantinya akan mempunya akhlak yang baik dan ilmu bermanfaat”.
Baniin adalah:
104
Menurut Ibnu Fajar;
„Alawiyah Al Awwaliyah.
dilakukan sesuai dengan materi yang ada dalam kitab Akhlak Lil Baniin
sebagai berikut:
yang baik dari kecil, dan menjahui akhlak tercela. Santri pondok
kesehariannya sudah memilah mana akhlak yang baik dan mana yang
buruk.
105
Dalam bab ini dijelaskan seorang anak yang beradab ia
saudaranya yang lebih besar, dan semua orang yang lebih besar
yang masih usia muda ataupun tua, semua audien dalam diskusi
Allah SWT yaitu dengan berakhlak terhadap Allah SWT dengan cara:
106
3) Melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
juga mencintai kita, menjaga dari bahaya dan penyakit, dan juga
kufarat.
kepadanya.
107
kita juga diwajibkan untuk memuliakan Rasulullah SAW melebihi
cinta kita kepada dua orang tua dan dirinya sendiri. Karena
selain itu santri juga mengikuti mujahadah untuk berdoa dan memohon
SAW.
108
alatnya di dalam tas. Kemudian meminta izin kedua orang tua untuk
pergi ke sekolah.
Santri dalam hal ini yaitu santri yang mengikuti sekolah di luar
tidak boleh menoleh ke kanan dan ke kiri tanpa keperluan, tidak boleh
berjalan, harus menghindari lumpur dan kotoran agar tidak jatuh atau
109
Tidak bergurau apabila berjalan bersama teman-teman, tidak
mengejek seseorang.
jumpai di jalan, khususnya bila orang itu adalah ayah atau guru.
suara-suara yang keras, santri juga berjalan hanya satu sisi dan berjalan
lain, selain itu setiap santri berpapasan dengan temanya selalu betegur
cium tangan.
sudah menerapkan hal-hal dalam bab ini yaitu diantaranya, santri diam
tertawa.
110
daripadanya dan aktunya akan habis untuk mencari. Memberi
balik kertas-kertas kitab dan buku tulisnya, karena hal itu adalah
membahayakan kesehatan.
pena dengan kedua bibir atau menghapus tulisan dengan air ludah,
kitabnya dan alat tulis dengan rapi di rak masing-masing, selain itu
kurang paham, santri hanya kan bertanya kepada ustadz jika sudah
111
mengacungkan jari terlebih dahulu, dan tidak akan bicara sebelum
dipersilahkan ustadz.
hal lain ketika ada seorang santri yang sedang membutuhkan bantuan,
dalam jiwa santri yang terdapat dalam kitab Akhlak Lil Baniin telah
terdapat dalam kitab Akhlak Lil Baniin sudah atau belum diterapkan
santri.
112
ajaran Islam, yaitu hubungan manusia kepada Allah SWT, hubungan
keseharian santri.
Rosulullah SAW.
113
sahabat dalam berinteraksi. Untuk mengetahui seseorang yang
berakhlak mulia atau belum, dapat dilihat dari bagaimana santri dalam
pembinaan.
komunkasi dan juga tingkah laku, ada yang sudah baik dan kurang
pembelajaran kitab Akhlak Lil Baniin antara lain: ada yang kurang
sangat penting dan cocok dengan kebutuhan yang ada. Kebutuhan akan
114
tatanan perilaku dan komunikasi yang baik dan berakhlak yang selama
baik, terlihat jelas dari isi pembelajaran akhlak yang terdapat dalam
ustadz atau orang yang lebih tua darinya yang mengajak berbicara,
a. Faktor bawaan
115
santun terhadap ustadz dan berkahnya ustadz, kalau
dia tidak mendapat berkah ustadz, maka dia tidak
mendapat ilmu manfaat.(hasil diskusi dengan santri
ponpes Darut Tauchid Al „Alawiyah Al Awwaliyah)
terkesan kasar.
b. Faktor Pergaulan
116
C. Hubungan Definisi Akhlak dengan Pendidikan Jiwa
baik, dengan cara yang mudah (tanpa dorongan dari orang lain)
perbuatan baik dan buruk, terpuji dan tercela dengan cara disengaja.
lama). maka jika sifat tersebut melahirkan suatu tindakan yang terpuji
buruk namanya.
117
Dari pengertian tersebut, Al-Qurthuby menekankan bahwa akhlak
itu merupakan bagian dari kejadian manusia. oleh karena itu kata Al-
akhlak.
tertanam dalam jiwa manusia, yang dapat dinilai baik dan buruk, dengan
(http://asnwimulyadi.blogspot.co.id/2013/08/pengertian-dan-definisi-
akhlak.html)
manusia. maka gerak refleks, denyut jantung dan kedipan mata tidak dapat
118
disebut akhlak, karena gerakan tersebut tidak diperintah oleh unsur
kejiwaan.
bersumber dari kekuatan bathin yang dimiliki oleh setiap manusia, yaitu :
(gharizah) dan faktor warisan sifat-sifat dari orang tuanya atau nenek
merabanya. alat kejiwaan ini, hanya dapat menilai sesuatu yang lahir
3. Hati nurani, yaitu dorongan jiwa yang dipengaruhi oleh faktor intuitif
(wijdaan). alat kejiwaan ini dapat menilai hal-hal yang bersifat abstrak
119
Sedengankan dalam pendidikan jiwa, ada beberapa cara atau
ditentukan oleh pondasi yang ada. Ini artinya sejauh-mana tauhid itu
tertanam dengan baik dan benar, sejauh itu pula jiwa tersucikan, yang akan
membersihkan jiwa seseorang. Karena itu dengan ruku‟, sujud dan dzikir
agar istiqamah di atas perintah Allah swt. Dalam al-Qur‟an Allah swt.
lain) dan sebahagian kamu melaknati sebahagian (yang lain); dan tempat
penolongpun”.
120
Zakat dan Infak, ini juga merupakan jalan untuk membersihkan
jiwa umat manusia, terutama yang berkaitan dengn sifat bakhil dan kikir
Lihat firman Allah swt yang berbunyi “ yang menafkahkan hartanya (di
berkenaan dengan nafs sahwat perut dan juga kemaluan. Allah swt telah
yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar
bertawakkal”.
untuk membuka hati agar menerima ayat-ayat Allah, baik yang tersurat
maupun yang tersirat. Ini dapat dilihat dalam firman Allah swt yang
termasuk amar ma‟ruf dan nahi mungkar merupa kan sarana yang dapat
121
melahirkan sifat-sifat terpuji yang sangat disenangi oleh umat manusia.
yaitu hubungan dengan Allah swt dan juga hubungan dengan sesama
kenakan atas mereka itu kehinaan, dimana saja mereka berada, kecuali jika
mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan
manusia,.
Dalam ayat yang lain, Allah swt. menjanjikan balasan bagi mereka
dalamnya. Dan itu adalah balasan bagi orang yang bersih (dari kekafiran
nafs-mensucikan-dalam-islam.html)
122
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
pengamatan harian.
ada dalam kitab Akhlak Lil Baniin tersebut ke dalam kehidupan sehari-
hari, seperti menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih
ada sebagian kecil dari santri yang telah mengikuti pembelajaran kitab
teman-temannya.
123
B. Saran-saran
proses pembelajaran.
lanjut.
C. Penutup
dan dari kemalasan. Aku berlindung kepada engkau dari kebakhilan dan
124
dari berhati pengecut. Aku berlindung kepada engkau dari terjerat hutang
125
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Halim Mahmud, Ali. 2004. Akhlak Mulia Terj.Abdul Hayyie al-kattani, dkk.
Jakarta: Gema Insani Press.
Arief, Armai. 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta:
Ciputat Pers.
Mukti. 1982. Beberapa Persoalan Agama Dewasa Ini, Jakarta: Depag RI.
AR, Zahruddin. 2004. Pengantar Studi Akhlak. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Arief, Armai. 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta:
Ciputat Press.
Arifin, Imron. 1993. Kepemimpinan Kyai: Kasus Pondok Pesantren Tebu Ireng.
Malang: Kalima Sahada Press.
Baradja, Umar. 1992. Akhlak Lil Baniin, Terjemah Bahasa Jawa, Surabaya: CV.
Ahmad Nabhan, Jilid I, II, III dan IV.
126
Dewantara, Ki Hajar. 1962. Dasar-dasar Pendidikan dalam Karya Ki Hajar
Dewantara, Taman Siswa, Yogyakarta.
Djatmika, Rachmad. 1996. Sistem Ethika Islami (Akhlaq Mulia). Jakarta: Pustaka
Panjimas.
DR. Marjuki, 2009, Akhlak Mulia (Pengantar Studi Konsep-Konsep Dasar Etika
Dalam Islam), Debut Wahana Press: Yogyakarta.
http://asnwimulyadi.blogspot.co.id/2013/08/pengertian-dan-definisi-akhlak.html
http://nusalima.blogspot.co.id/2014/05/tazkiyatun-nafs-mensucikan-dalam-
islam.html
http://ppalghozaliyah.blogspot.com/2014/06/biografi-syaikh-umar-baraja-
pengarang.html
Ismail SM, Nurul Huda, Abd. Khalik (Ed.), 2002, Dinamika Pesantren dan
Madrasah, Yogyakarta: Fak. Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang
kerjasama PustakaYogya.
127
Lahiji, Syehk ZA Qurbani, 2011, Risalah Sang Imam (Ajaran Etika Ali Bin Abi
Thalib), Al-Huda: Jakarta
Mahmud, Abdul Halim. 2004. Akhlak Mulia, Terj.Abdul Hayyie al-kattani, dkk.
Jakarta: Gema Insani Press.
Mansur. 2005. Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Ridha, Abu. 1994. Urgensi Tarbiyah Dalam Islam. Jakarta: Inqilab Press.
128
Ruswandi, Uus. 2004. Cakrawala Pemikiran Pendidikan Islam. Bandung:
Mimbar Pustaka.
Shaleh, Abdul Rachman. 2006. Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
129
PEDOMAN PENGUMPULAN DATA
A. Pedoman Observasi
Alawiyah Al-Awwaliyah
Awwaliyah
Al-Alawiyah Al-Awwaliyah
B. Pedoman Dokumentasi
Awwaliyah
Awwaliyah .
1
PEDOMAN WAWANCARA
1. Identitas Personal
Awwaliyah?
Lil Baniin?
2
11. Bagaimana pengaruhnya pembelajaran kitab Akhlak Lil Baniin pada
akhlaq santri?
12. Apakah santri menerapkan pendidikan yang ada pada kitab Akhlak Lil
Baniin?
15. Apakah dengan pembelajaran kitab Akhlak Lil Baniin dapat membantu
16. Hasil apakah yang yang bisa dicapai oleh santri setelah mengikuti
1. Identitas personal.
Baniin?
tersebut?
Awwaliyah?
3
8. Bagaimana para ustadz dalam memantau perkembangan/kemanjuan
Lil Baniin?
11. Menurut ustadz apakah pembelajaran kitab Akhlak Lil Baniin ini bisa
apa?
12. Dari semua santri yang mengikuti pembelajaran kitab Akhlak Lil
13. Setelah mengikuti pembelajaran kitab Akhlak Lil Baniin apakah santri
14. Bagaimana ustadz mengukur santri tersebut berakhlaq atau tidak ketika
ini?
1. Identitas personal
Baniin?
4
5. Bagaimana proses pembelajaran kitab Akhlak Lil Baniin tesebut?
tersebut?
12. Apakah santri menerapkan akhlaq yang ada pada kitab Akhlak Lil
Baniin?
1. Identitas personal
Alawiyah Al-Awwaliyah ?
Baniin?
5
7. Bagaimana pembelajaran akhlaq dalam kitab Akhlak Lil Baniin?
8. Apakah pembelajaran yang ada pada kitab Akhlak Lil Baniin masih
10. Apakah anda sudah menerapkan akhlaq yang terdapat dalam kitab
kitab Akhlak Lil Baniin apa bisa diterapkan ketika diluar Pondok
6
TRANSKRIP WAWANCARA
A. Identitas Informan
Nama : K.H Ichsanuddin „Abdan
Jabatan : Pengasuh Pondok Pesantren
Waktu Wawancara : Jumat, 5 februari 2016, Pukul 19.00 WIB
B. Hasil Wawancara
Pertanyaan Jawaban
Bagaimana sejarah dan Dulu yang mengasuh pondok ini almarhum
perkembangan Pondok ayah saya dan setelah ayah saya meninggal lalu
Pesantren Darut ibu dan sayalah yang meneruskan
Tauchid Al „Alawiyah perjuangannya.
Al Awwaliyah? Ya santri-santri saya didik dengan kitab kuning
dan saya ajak mereka dengan pemikiran dan
wawasan yang lebih luas ya sesuai dengan
jaman sekarang, kalau tidak seperti itu nanti
akan tertinggal tentang pemikirannya.
7
TRANSKRIP WAWANCARA
A. Identitas Informan
Nama : Ustadz Budi Santoso
Jabatan : Pengurus Pengurus (Ustadz Akhlak Lil Baniin)
Waktu Wawancara : Sabtu, 6 Februari 2016, Pukul 15.00 WIB
B. Hasil Wawancara
Pertanyaan Jawaban
Bagaimana proses Ya proses pembelajaran kitab tersebut seperti
pembelajaran kitab biasanya, mengunakan metode ceramah, tanya
Akhlak Lil Baniin di jawab dan bandongan.
Pondok Pesantren Darut
Tauchid Al „Alawiyah
Al Awwaliyah?
Metode apa saja yang Kalau menurut saya metode tanya jawab ini
digunakan dalam proses sangat bagus, bisa mebuat suasana hidup
pembelajaran kitab kembali, ya ma‟lum lah kalau mengunakan
Akhlak Lil Baniin di metode ceramah santri itu akan tertidur apalagi
Pondok Pesantren Darut yang bertempat di pojok atau di belakang
Tauchid Al „Alawiyah temannya. Kalau mengunakan tanya jawab
Al Awwaliyah? semuanya akan memperhatikan.
Apa yang dibahas dalam yang dibahas dalam kitab tersebut menyangkut
kitab Akhlak Lil Baniin, tentang akhlak kitab tersebut menuntut para
apakah anda sudah santri dalam bersikap kepada Allah SWT,
menerapkan Nabi, orang tua (bapak dan ibu), Guru, teman,
pembelajaran tersebut? saudara-saudara (kandung dan sepupu baik
yang lebih muda ataupun yang lebih tua) serta
kepada dirinya sendiri. Kalau saya sendiri
sudah menerapkan apa yang telah diajarkan
dalam kitab tersebut, karena saya disini sebagai
panutan (ketua) kalau saya gak bersikap baik
dan sopan, ya bisa rusak anak buah saya.
Bagaimana pengetahuan Bisa diperhatikan setiap harinya, anak-anak
santri tentang akhlak yang mengikuti pembelajaran itu akan berubah
setelah mengikuti perilakunya tapi secara perlahan-lahan tidak
pengajian akhlak lil sekaligus. Biasanya akan berubah dari
baniin? pakeannya dahulu baru perkataannya, dan
penghormatan terhadap guru, teman dan
masyarakat sekitar ya semua itukan perlu
proses.
8
mengukur hasil dari pembelajaran akhlak dengan menggunakan
pembelajaran kitab kitab Akhlak Lil Baniin di pondok pesantren
Akhlak Lil Baniin? Darut Tauchid Al „Alawiyah Al Awwaliyah:
Adakah evaluasi yang 1. Ulangan
dilaksanakan? 2. Santri disuruh membaca satu persatu
3. Santri disuruh menjelaskan secara garis
besar materi pelajaran yang telah
dipelajari.
4. Evaluasi tingkah laku keseharian.
Bagaimana cara untuk Untuk mengawasi keseharian anak-anak di luar
mengevaluasi santri pondok, biasanya saya menghubungi orang-
ketika berada di luar orang yang bersangkutan dengan kegiatan
Pondok Pesantren? mereka di luar pondok, seperti gurunya
disekolahan, masyarakat di lingkungan
pondoki dan kadang saya juga mencari
informasi dari teman-temannya
9
TRANSKRIP WAWANCARA
A. Identitas Informan
Nama : Ustadz Eko Bagus Prasetyo
Jabatan : Pengurus (Ustadz Akhlak Lil Baniin)
Waktu Wawancara : Ahad, 7 Februari 2016, Pukul 10.00 WIB
B. Hasil Wawancara
Pertanyaan Jawaban
Bagaimana pembelajaran Pembelajaran yang ada di Pondok Pesantren
yang ada di Pondok Darut Tauchid Al „Alawiyah Al Awwaliyah
Pesantren Darut Tauchid seperti di Pondok Pesantren pada umumnya,
Al „Alawiyah Al kalau kegiatannya sendiri dimulai dari pukul
Awwaliyah? 18.30- 22.00 itu kalau malam hari
Bagaimana metode yang Tentang metode yang diterapkan dalam
digunakan dalam proses pembelajaran metode bandongan, metode
pembelajaran yang anda tanya jawab, sorogan dan ceramah. Kalau saya
lakukan? sendiri biasanya menggunkan metode ceramah.
Karena metode ini sangat efektif bagi ustad-
ustad dengan metode tersebut bisa sekaligus
mengawasi santri-santri, memperhatikan atau
tidak dalam pembelajarannya tersebut.
Apakah pembelajaran Bisa, untuk menjadi manusia yang berakhlak
kitab ini bisa membentuk itu kan harus tahu dulu apa itu akhlak, seperti
akhlak para santri, apa penerapan dan apa manfaatnya,
seperti apa? jawabannya ada dalam kitab ini, kitab ini
menagajarkan kepada semua santri agar
bersikap sopan dan baik terutama pada guru
supaya ilmu yang didapat nanti bermanfaat,
selain itu kitab ini juga mengajarkan
bagaimana seorang anak harus bersikap kepada
semua orang. Dengan begitu seorang anak
nantinya akan mempunya akhlak yang baik
dan ilmu bermanfaat.
10
TRANSKRIP WAWANCARA
A. Identitas Informan
Nama : Ustadz Abdul Hadi
Jabatan : Pengurus (Ustadz Akhlak Lil Baniin)
Waktu Wawancara : Senin, 8 Februari 2016, Pukul 14.00 WIB
B. Hasil Wawancara
Pertanyaan Jawaban
Bagaimanana proses Kalau dalam pembelajaran penerapan metode
pembelajaran, dan itu ya beda-beda antara ustadz satu dengan
metode apa saja yang ustad yang lainnya. Yang penting jangan
digunakan dalam mengunakan satu metode saja pasti akan
pembelajaran? membosankan. Ya kita harus pandai-pandai
mengabungkan metode-metode agar yang di
ajar itu tidak bosan, atau bisa melihat suasana,
suasana seperti ini mengunakan metode ini,
kalau suasana seperti itu mengunakan metode
seperti itu.
Metode apa yang anda Kalau saya sendiri lebih sering menggunakan
gunakan dalam bandungan, yaitu metode dengan cara santri
pembelajaran? mendengarkan dan menulis makna dari
seorang guru atas kitab yang diajarkannya.
Para santri mendengarkan dengan cermat dan
menulis dengan hurup pegon yang mengantung
di bawah tulisan kitab yang sedang
dipelajarinya tersebut.
Bagaimana pengetahuan Kalau pengetahuan akhlaq yang dimiliki
akhlak yang dimiliki bermacam-macam ada yang bagus dan ada
santri di Pondok yang kurang bagus.
Pesantren Darut Tauchid
Al „Alawiyah Al
Awwaliyah?
Apakah pembelajaran Bisa! Dengan pembelajaran kitab Akhlak Lil
kitab ini bisa membentuk Baniin pengetahuan akhlak yang dimiliki oleh
akhlak para santri, santri itu semakin tinggi, dengan begitu secara
seperti apa? perlahan-lahan tertanam dalam kehidupan
sehari-hari, yang dulu hanya berbicara asal-
asalan sekarang sedikit-sedikit berbicara sopan
dan sudah tau caranya menghormati guru,
teman dan yang paling penting bisa
mensyukuri nikmat yang didapat.
11
TRANSKRIP WAWANCARA
A. Identitas Informan
Nama : Naf‟an Ahmad
Jabatan : Santri
Waktu Wawancara : Kamis, 11 Februari 2016, Pukul 19.45 WIB
B. Hasil Wawancara
Pertanyaan Jawaban
Bagaimana pembelajaran Pembelajarannya menyenangkan karena kitab
kitab Akhlak Lil Baniin? ini sangat penting bagi kehidupan sehari-hari.
Apa yang dibahas dalam pembahasan dalam kitab tersebut mengajarkan
kitab Akhlak Lil Baniin, kepada santri agar menjadi manusia yang
apakah anda sudah berakhlak, dalam penerapannya tidak sekejap
menerapkan saya terapkan, tapi secara berangsur-angsur,
pembelajaran tersebut? jika sekaligus ya berat.
Bagaimana dengan Di sini juga aturannya ketat, kalau misalnya
peraturan yang ada di melakukan kesalahan ya ada hukumannya.
pondok ini? Kadang hafalan juz „ama, ada yang disuruh
nulis kitab, ada yang disuruh kultum setelah
shalat isya‟, ya tergantung dari kesalahannya.
Bagaimana interaksi Interaksi antar anak di sini alhamdulillah baik,
yang terjalin antar tapi namanya juga orang itu kan karakternya
sesama? berbeda-beda, bagi saya itu hal yang wajar.
Saya sendiri juga kadang ada masalah sama
teman, tapi ya langsung diselesaikan secara
baik-baik, karena kan juga sesuai dengan
pembelajaran kitab Akhlak Liil Baniin.
12
TRANSKRIP WAWANCARA
A. Identitas Informan
Nama : Abdul Razaq
Jabatan : Santri
Waktu Wawancara : Jum‟at, 12 Februari 2016, Pukul 14.00 WIB
B. Hasil Wawancara
Pertanyaan Jawaban
Apa pembahasan yang pembelajaran tersebut sangat baik cocok untuk
ada dalam kitab Akhlak santri dan seluruh penuntut ilmu, kitab tersebut
Lil Banin, sudah bisa membahas tentang akhlak anak dan siapa-siapa
menerpakan yang harus dihormati. Kalau penerapannya,
pembelajaran tersebut? saya belum menerapkan semuanya dalam
kehidupan, tapi perlahan-lahan saya terapkan
juga karena itu semua sangat penting untuk
sebuah panutan.
Apa yang didapat setelah Sangat banyak, karena kitab ini mengajarkan
mengikuti pembelajaran bagaimana kita bersikap, yang terpenting
kitab Akhlak Lil Baniin? Sangat bermanfaat bagi kami, karena setelah
mempelajari kitab tersebut kami mejadi tahu
bagaimana seharusnya sikap kita dalam
hubungan kita sesama manusia dan hubungan
kita dengan Allah.
Berhubungan dengan Kalau disini kan wajib berjamaah, jadi semua
sikap kepada Allah, santri selalu jamaah shubuh, ustadz selain
setiap hari apakah rajin mengajarkan di kelas juga langsung
jamaah shubuh? mengajarkan dalam kehidupan sehari-hari.
13
TRANSKRIP WAWANCARA
A. Identitas Informan
Nama : Ibnu Fajar
Jabatan : Santri
Waktu Wawancara : Sabtu, 13 februari 2016, Pukul 14.30 WIB
B. Hasil Wawancara
Pertanyaan Jawaban
Apa saja materi-materi Materi dalam kitab tersebut sangat bagus,
yang diajarkan dalam karena kitab tersebut mengajarkan kepada
kitab Akhlak Lil Baniin? santri bagaimana bersikap yang baik,
penghormatan kepada semua orang di
sekeliling kita baik lebih muda maupun yang
lebih tua. Ya saya sudah menerapkan, awalnya
berat dalam penerapannya, yang awalnya asal
bicara sekarang harus berhati-hati dalam dalam
bicara, akhirnya ya bisa juga.
Apa yang didapat setelah Ya kami jadi tahu bagaimana seharusnya
mempelajari kitab bersikap kepada Allah dan sesama manusia.
Akhlak Lil Baniin?
Shalat lima waktunya Shalat wajibnya tidak pernah bolong, tapi
sudah dilaksanakan? kadang telat. Kalau telat biasanya dapat
hukuman.
Apa hukumannya? Saya pernah telat shalat berjama‟ah, terus saya
dihukum disuruh nulis.
14
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Agama : Islam
15
LOKASI PONDOK PESANTREN AL „ALAWIYAH AL AWWALIYAH
16
GEDUNG PONDOK PESANTREN
17
SUASANA SAAT PENGAJIAN DI DALAM KELAS
18
19
KEGIATAN-KEGIATAN SANTRI
20
21
TATA TERTIB SANTRI
22
23