SKRIPSI
Oleh:
RAFIAH
NIM: 1810011000089
SKRIPSI
Oleh:
RAFIAH
NIM: 1810011000089
Di bawah Bimbingan
Yang Mengesahkan,
Pembimbing
Nama : Rafiah
NIM : 1810011000089
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya
siap menerima segala konsekuensinya apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan
hasil karya sendiri.
ABSTRAKSI
RAFIAH (PAI)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang maha kuasa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-NYA kepada penulis, sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga selalu
tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, dan para
pengikut-NYA hingga akhir zaman. Amin.
Dengan hidayah, taufik dan inayah-NYA, Alhamdulillah penulis telah
menyusun dan menyelesaikan skripsi ini dengan judul” Penerapan Pendidikan
Berbasis Karakter di SDIT Nurul Amal Pondok Cabe Ilir Pamulang”. Karya
tulis ini merupakan skripsi yang diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan S1 (Srata 1).
Penulis menyadari bahwa muatan skripsi ini masih jauh dari sempurna,
baik penyusunan, penulisan maupun isinya. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan
pengetahuan, pengalaman dan kemampuan penulis miliki. Oleh karena itu, saran
dan kritik untuk menuju perbaikan sangat penulis harapkan.
Dalam proses pembuatan skripsi ini, berbagai hambatan dan kesulitan penulis
hadapi, namun berkat rahmat, taufik, dan hidayah Allah SAW dan berbagai
dorongan, saran dan bimbingan dari semua pihak, akhirnya penulisan skripsi ini
dapat terselesaikan dengan lancar. Oleh karena itu penulis mengucapkan kepada:
1. Ibu Nurlena Rifa’i, MA, ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak DR. H. Abdul Majid Khon, M.Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah dan ibu Marhamah Saleh M.A sebagai
sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam.
ii
3. Bapak Drs. Abdul Haris, M. Ag selaku Dosen pembimbing yang dengan sabar
telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.
4. Para Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan
ilmu dan pengetahuannya kepada penulis semasa kuliah.
5. Para Staf Akademik yang telah membantu penulis dalam berbagai hal
khususnya dalam penyelesaian Transkrip Nilai.
6. Seluruh Staf Perpustakaan Umum dan Tarbiyah UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta atas semua bantuan untuk penulis dalam melengkapi literaturnya yang
telah berkenan meminjamkan buku-buku perpustakaan kepada penulis dalam
penyusunan.
7. Kepala sekolah SDIT Nurul Amal Pondok Cabe Ilir yang telah membantu
penyelesaian skripsi ini.
8. Kedua orang tuaku tercinta H. Syatiri (Alm), dan Hj. Senah yang selalu
mendoakan dan memberikan semangat, memberikan banyak pengorbanan
baik waktu, tenaga, do’a, kritik dan saran, materi, serta kasih sayang tiada
batas kepada penulis. Apapun yang penulis lakukan, tidak dapat membalas
jasa-jasanya, hanya Allah SWT yang membalasnya.
9. Kakakku Munawarah S.Ag, yang telah banyak membantu memberikan saran
dan masukkan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
10. Bapak Alfiyanto sebagai konsultan SDIT Nurul Amal yang telah membantu
memberikan saran kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
11. Seluruh keluarga penulis terutama adik-adik yang tidak disebutkan satu
persatu, semoga kalian bisa lebih baik lagi dari kakak, dan buatlah orangtua
kita bangga dengan kehadiran kita dan jangan sia-siakan pengorbanan mereka.
12. Sahabat-sahabatku Rica, Kardian dan yang lainnya yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, terima kasih
untuk semangat persaudaraan, kekeluargaannya ini tetap eksis dan silaturahim
kita tetap terjalin. Amiin.
Tidak ada yang dapat membalas kebaikan kalian semua, tidak juga
penulis. Kepada mereka semuanya hanya seuntai do’a dari lubuk hati yang dapat
iii
penulis sampaikan semoga Allah Ta’ala membalas kebaikan mereka semua
dengan kebaikan yang lebih baik di dunia ini dan kelak di akhirat nanti Amiin.
Selain itu, penulis berharap semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat
bagi penulis khususnya serta bagi para pembaca pada umumnya. Untuk itu penulis
berharap saran dan kritik dari para pembaca sekalian agar skripsi ini menjadi lebih
baik lagi.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
ABSTRAK ......................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................... 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................... 5
C. Pembatasan Masalah..................................................... 5
D. Perumusan Masalah ..................................................... 6
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................... 6
v
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................... . 35
B. Metode Penelitian ........................................................ 35
C. Sumber Data35 ............................................................ 35
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................... 35
E. Pemeriksaan Keabsahan Data ...................................... 37
F. Instrumen Penelitian .................................................... 37
G. Teknik Analisa Data .................................................... 38
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................. 63
B. Saran ........................................................................... 64
vi
DAFTAR TABEL
vii
Tabel 24 Kegiatan Kerja Bakti di Sekolah ............................................ 57
Tabel 25 Berpartisifasi dalam Acara Hari-hari Besar Islam .................. 58
Tabel 26 Mengerjakan Tugas yang Diberikan Oleh Guru ..................... 58
Tabel 27 Rekapitulasi Hasil Penyebaran Angket .................................. . 59
viii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1
Adian Husaini, Pendidikan Islam, Membentuk Manusia Berkarakter dan Beradab,
(Jakarta: Cakrawala Publishin, 2012), hal. 33
2
Abd. Rozak, Fuzan, dan Ali Nurdin, Kompilasi Undang-Undang dan Peraturan Bidang
Pendidikan, (Jakarta: FTIK Press Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah,
2010), h. 6
3
Adian Husaini, op. Cit., h. x
1
2
Islam adalah satu-satunya agama yang begitu menganggap penting arti kebersihan
karna dalam islam, kebersihan dianggap sebagian dari iman.
Menurut Mentri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Muhammad Nuh,
“pembentukan karakter perlu dilakukan sejak usia dini. Jika karakter sudah
terbentuk sejak usia dini, maka tidak akan mudah untuk mengubah karakter
seseorang.”
Munculnya gagasan program pendidikan karakter di Indonesia bisa
dimaklumi. Sebab, selama ini dirasakan, proses pendidikan dirasakan belum
berhasil membangun manusia Indonesia yang berkarakter. Bahkan, banyak yang
menyebut, pendidikan telah gagal, karena banyak lulusan sekolah atau sarjana
yang piawai dalam menjawab soal ujian, berotak cerdas, tetapi mental dan
moralnya lemah.
Banyak pakar bidang moral dan agama yang sehari-hari mengajar tentang
kebaikan, tetapi prilakunya tidak sejalan dengan ilmu yang diajarkannya. Sejak
kecil, anak-anak diajarkan menghafal tentang bagusnya sikap jujur, berani, kerja
keras, kebersihan, dan jahatnya kecurangan. Tapi, nilai-nilai kebaikan itu
diajarkan dan diujikan sebatas pengetahuan diatas kertas dan dihafal sebagai
bahan yang wajib dipelajari, karena diduga akan keluar dalam kertas soal ujian.
Pendidikan karakter bukanlah sebuah proses menghafal materi soal ujian, dan
teknik-teknik menjawabnya. Pendidikan karakter memerlukan pembiasaan.
Pembiasaan untuk berbuat baik, pembiasaan untuk berlaku jujur, ksatria, malu
berbuat curang, malu bersikap malas, malu membiarkan lingkungannya kotor dan
seterusnya. Karakter tidak terbentuk secara instan, tetapi harus dilatih secara
serius dan proporsional agar mencapai bentuk dan kekuatan yang ideal.4
Dunia pendidikan dan sekolah adalah bidang ilmu yang terus berkembang
(dinamis). Seorang guru profesional tidak boleh tertinggal dalam dinamika
perkembangan ilmu pendidikan tersebut.5
Tidak hanya sistem pendidikan saja yang perlu dibenahi dalam membentuk
karakter siswa tetapi para pendidik/ guru perlu pembelajaran untuk menjadi guru
4
Ibid, h. 33-35.
5
Munif Chatib, Sekolahnya manusia: Sekolah Berbasis Multiple Intelegensi di
Indonesia, (Bandung: Kaifa, 2010), Hal. 149.
3
6
Munif Chatib, Gurunya Manusia: Menjadikan Semua Anak Istimewa dan Semua Anak
Juara, (Bandung: Kaifa, 2012), Hal. 28-29
5
Peran pendidikan terutama orang tua dan guru adalah menggali, mengenali,
melatih, mendidik dan mengembangkan potensi-potensi yang bersifat potensial
tersebut menjadi kekuatan personal bagi peserta didik itu sendiri, sehingga ia
menjadi dirinya sendiri yang mandiri untuk orang lain dan kehidupannya serta
menjadi manusia-manusia unggul berkarakter mulia, berprestasi dan memberi
kontribusi bagi dunianya.7
Dari uraian diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa dalam
pembentukan karakter pada siswa, semua orang harus berperan, seperti; keluarga,
sekolah, dan lingkungan. Oleh karena itu maka pelaksanaan pendidikan disekolah
harus dilakukan secara intensif terutama dalam pendidikan karakter.
Bertitik tolak pada persoalan di atas, maka penulis tertarik untuk membuat
skripsi dengan judul: “Penerapan Pendidikan Berbasis Karakter di SDIT
Nurul Amal Pondok Cabe Ilir Pamulang”
B. Identifikasi Masalah
Bertitik tolak pada latar belakang masalah di atas, maka masalah pendidikan
karakter yang muncul dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Kurangnya sarana dan prasarana pembentukkan karakter
2. Para siswa masih membuang sampah sembarangan
3. Siswa masih kurang disiplin atau tidak tepat waktu
4. Masih ada guru yang tidak memberikan teladan yang baik.
C. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari perluasan terhadap masalah penelitian, maka penelitian di
batasi pada Penerapan Pendidikan Berbasis Karakter di SDIT Nurul Amal
Pondok Cabe Ilir Pamulang.
7
Alpiyanto, Hypno-Heart Teaching: Rahasia Mudah Mendidik Dengan Hati, (Jakarta:
PT Tujuh Samudera Alfath, 2011), h. 16.
6
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut: Bagaimanakah Penerapan Pendidikan Berbasis Karakter di
SDIT Nurul Amal Pondok Cabe Ilir Pamulang?
BAB II
KAJIAN TEORI
7
8
Kata karakter berasal dari Bahasa Yunani yang berarti “to mark” (menandai)
dan memfokuskan pada bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk
tindakan atau tingkah laku. Oleh sebab itu seseorang yang berprilaku tidak jujur,
kejam atau rakus dikatakan sebagai orang yang berkarakter jelek, sementara orang
5
Dedy Mulyasana, Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011), h. 4.
6
Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010),
h. 28.
7
Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h. 6.
8
Jejen Musfah, Proceedings Pendidikan Holistik Pendekatan Lintas Perspektif, (Ciputat:
Prenada, 2011), h. 39
9
yang berperilaku jujur, suka menolong dikatakan sebagai orang yang berkarakter
mulia. Jadi istilah karakter erat kaitannya dengan personality (kepribadian)
seseorang, dimana seseorang bisa disebut orang yang berkarakter (a person of
character) jika tingkah lakunya sesuai dengan kaidah moral.9
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, karakter diartikan sebagai
sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan
yang lain.10
Beberapa ahli yang lain mengartikan karakter sebagai berikut:
a. Menurut Doni Koesoema Albertus, dalam bukunya Pendidikan Karakter
Strategi Mendidik Anak di Zaman Global. Karakter diasosiasikan yang
tempramen yang memberinya sebuah definisi yang menekankan unsur
psikososial yang dikaitkan dengan pendidikan dan konteks lingkungan. Disini
karakter dianggap sama dengan kepribadian. Kepribadian dianggap sebagai
ciri atau karakteristik, gaya, atau sifat khas dari diri seseorang, yang
bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya
pengaruh keluarga pada masa kecil dan bawaan seseorang sejak lahir.11
b. Menurut Ibn Maskawaih, yang dikutip oleh Ramayulis, dalam bukunya Ilmu
Pendidikan Islam mendefinisikan Karakter (khuluq) dengan “suatu kondisi
jiwa yang menyebabkan suatu aktivitas dengan tanpa dipikirkan atau
dipertimbangkan terlebih dahulu.”12
Berdasarkan pernyataan yang terkandung dalam pengertian karakter yang
dikemukakan para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa karakter adalah kualitas
atau kekuatan mental atau moral, akhlak atau budi pekerti individu yang
merupakan kepribadian khusus, yang menjadi pendorong dan penggerak, serta
membedakannya dengan individu lain.13
Dari konsep karakter ini muncul istilah pendidikan karakter (caharacter
education). Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang
melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasan (feeling), dan tindakan
(action). Jadi, yang diperlukan dalam pendidikan karakter tidak cukup dengan
pengetahuan lantas melakukan tindakan yang sesuai dengan pengetahuannya saja.
9
Ibid, h. 194.
10
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), h. 389.
11
Doni Koesoema Albertus, Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak di Zaman
Global, (Jakarta: Grasindo, 2010), h. 79-80.
12
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), hal. 511
13
Novan Ardy Wiyani, Membumikan Pendidikan Karakter Di SD, (Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2013), h. 25
10
Hal ini karena pendidikan karakter terkait erat dengan nilai dan norma. Oleh
karena itu, harus juga melibatkan aspek perasaan.14
Menurut Ratna Megawangi yang dikutip oleh Dharma Kesuma, Cepi Triatna,
dan Johar Permana dalam bukunya Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik
di Sekolah, pendidikan karakter adalah “sebuah usaha untuk mendidik anak-anak
agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkannya dalam
kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif
kepada lingkungannya.”15
Menurut Fakry Gaffar yang dikutip oleh Dharma Kesuma, Cepi Triatna, dan
Johar Permana dalam bukunya Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktek di
Sekolah, pendidikan karakter adalah “sebuah proses transformasi nilai-nilai
kehidupan untuk ditumbuh kembangkan dalam kepribadian seseorang sehingga
menjadi satu dalam perilaku kehidupan orang itu.”16
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud pendidikan
karakter adalah proses pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi
manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga serta rasa dan
karsa.
Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai upaya yang terencana untuk
menjadikan peserta didik mengenal, peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai
sehingga peserta didik berperilaku sebagai insan kamil. Pendidikan karakter juga
dapat dimaknai sebagai suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga
sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan
tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut baik terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi
manusia insal kamil.17
14
Akhmad Muhaimin Azzet, Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia, (Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media, 2011), h. 27.
15
Dharma Kesuma, Cepi Triatna, Johar Permana, Pendidikan Karakter Kajian Teori dan
Praktik di Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 5.
16
Ibid, h. 5.
17
Muchlas Samani, Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter, ( Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2011), h. 45-46.
11
18
Akhmad Muhaimin Azzeti, Urgensi Pendidikan Karakter Di Indonesia: Revitalisasi
Pendidikan Karakter terhadap Keberhasilan Belajar dan Kemajuan Bangsa, (Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2011), h. 16-17
19
Jejen Musfah, Proceedings Pendidikan Holostik Pendekatan Lintas Persfektif, (Ciputat,
Prenada, 2011), h. 40-41.
12
20
Darma kesuma, Cepi Triatna, dan Johar Permana, Pendidikan Karakter Kajian Teori
dan Praktik di Sekolah, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 9-11.
21
Ramli Rizal, “Pendidikan Karakter Lahirkan Insan Berakhlak,” Ummi, Jakarta,
Oktober-Desember 2012), h. 28.
13
Hal ini diperlukan agar peserta didik dan atau warga sekolah lain yang terlibat
dalam sistem pendidikan tersebut sekaligus dapat memahami, merasakan,
menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai kebajikan (moral).
Dimensi-dimensi yang termasuk dalam moral knowing yang akan mengisi
ranah kognitif adalah kesadaran moral (moral awareness), pengetahuan tentang
nilai-nilai moral (knowing moral values), penentuan sudut pandang (perspective
taking), logika moral (moral reasoning), keberanian mengambil sikap (decision
making), dan pengenalan diri (self knowledge).
Moral feeling merupakan penguatan aspek emosi peserta didik untuk menjadi
manusia berkarakter. Penguatan ini berkaitan dengan bentuk-bentuk sikap yang
harus dirasakan oleh peserta didik, yaitu kesadaran akan jati diri (conscience),
percaya diri (self esteem), kepekaan terhadap derita orang lain (emphaty), cinta
kebenaran (loving the good), pengendalian diri (self control), kerendahan hati
(humility).
Moral action merupakan perbuatan atau tindakan moral yang merupakan
hasil (outcome) dari dua komponen karakter lainnya. Untuk memahami apa yang
mendorong seseorang dalam perbuatan yang baik (act morally) maka harus dilihat
tiga aspek lain dari karakter yaitu kompetensi (competence), keinginan (will), dan
kebiasaan (habit).
Pengembangan karakter dalam suatu sistem pendidikan adalah keterkaitan
antara komponen-komponen karakter yang mengandung nilai-nilai perilaku, yang
dapat dilakukan atau bertindak secara bertahap dan saling berhubungan antara
pengetahuan nilai-nilai perilaku dengan sikap atau emosi yang kuat untuk
melaksanakannya, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dirinya, sesama,
lingkungan, bangsa dan negara serta dunia internasional
Kebiasaan berbuat baik tidak selalu menjamin bahwa manusia yang telah
terbiasa tersebut secara sadar menghargai pentingnya nilai karakter (valuing).
Karena mungkin saja perbuatannya tersebut dilandasi oleh rasa takut untuk
berbuat salah, bukan karena tingginya penghargaan akan nilai itu. Misalnya ketika
seseorang berbuat jujur hal itu dilakukan karena dinilai oleh orang lain, bukan
karena keinginannya yang tulus untuk mengharagi nilai kejujuran itu sendiri.
14
Oleh karena itu dalam pendidikan karakter diperlukan juga aspek perasaan
(domain affection atau emosi). Komponen ini dalam pendidikan karakter disebut
dengan “desiring the good” atau keinginan untuk berbuat kebaikan.
Pendidikan karakter yang baik dengan demikian harus melibatkan bukan saja
aspek “knowing the good” (moral knowing), tetapi juga “desiring the good” atau
“loving the good” (moral feeling), dan “acting the good” (moral action). Tanpa
itu semua manusia akan sama seperti robot yang terindoktrinasi oleh sesuatu
paham.
Dengan demikian jelas bahwa karakter dikembangkan melalui tiga langkah,
yakni mengembangkan moral knowing, kemudian moral feeling, dan moral
action. Dengan kata lain, makin lengkap komponen moral dimiliki manusia, maka
akan makin membentuk karakter yang baik atau unggul/tangguh.
Pengembangan karakter sementara ini direalisasikan dalam pelajaran agama,
pelajaran kewarganegaraan, atau pelajaran lainnya, yang program utamanya
cenderung pada pengenalan nilai-nilai secara kognitif, dan mendalam sampai ke
penghayatan nilai secara afektif.22
22
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/12/26/pengembangan-karakter
23
Akhmad Muhaimin Azzet, op. Cit., h. 29.
15
24
Muchlas Samani, Hariyanto, op. Cit., h. 97-98
25
Akhmad Muhaimin Azzet, loc. Cit., h. 29
16
2. Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang
selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.26
Kejujuran adalah sebuah skill. Ia seperti otot, jadi kalau seandainya terus
dipakai berkata jujur, berprilaku jujur, ototnya akan senantiasa terlatih.27
3. Toleransi
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat,
sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
4. Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai
ketentuan dan peraturan.
5. Kerja Keras
Prilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi
berbagai hambatan belajar, tugas dan menyelesaikan tugas dengan sebaik-
baiknya.
6. Kreatif
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari
sesuatu yang telah dimiliki.
7. Mandiri
Sikap dan prilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas-tugas.
8. Demokratis
Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban
dirinya dan orang lain.
9. Rasa Ingin Tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam
dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan didengar.
26
Alpiyanto, Hypno-Heart Teaching Rahasia Mudah Mendidik Dengan Hati, (Jakarta:
PT Tujuh Samudra, 2011), h. 238.
27
Ratna Megawangi, Character Parenting Space: Menjadi Orangtua Cerdas Untuk
Membangun Karakter Anak, (Bandung: Read! Publising House, 2008), h. 150.
17
28
Alpiyanto, op. Cit., h. 243.
18
29
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam (Edisi baru) (Jakarta: Gaya Media Pratama,
2005), h. 143.
30
Ibrahim Amini, Agar Tak Salah Mendidik, (Jakarta: Al-Huda, 2006), h. 237.
31
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta: PT. Sinergi Pustaka
Indonesia, 2012), h. 595
19
Aisyah sendiri telah menyebutkan bahwa akhlak Rasulullah saw, adalah Al-
Qur’an. Bagaimana tidak, kepribadian, karakter, perilaku, dan interaksi beliau
dengan manusia merupakan pengejawantahan, hakikat Al-Quran. Lebih dari itu,
akhlak beliau merupakan perwujudan landasan dan metode pendidikan yang
terdapat di dalam Al-Qur’an.
Pada dasarnya, manusia sangat cenderung memerlukan sosok teladan dan
anutan yang mampu mengarahkan manusia pada jalan kebenaran dan sekaligus
menjadikan perumpamaan dinamis yang menjelaskan cara mengamalkan syariat
Allah. Pendidikan Islami merupakan konsep yang senantiasa menyeru pada jalan
Allah. Dengan demikian, seorang pendidik dituntut untuk menjadi teladan di
hadapan anak didiknya, setiap anak didik akan meneladani pendidiknya dan
benar-benar puas terhadap ajaran yang diberikan kepadanya sehingga perilaku
ideal yang diharapkan dari setiap anak merupakan tuntutan realistis dan dapat
diaplikasikan.32
Dalam proses pendidikan berarti setiap pendidik harus berusaha menjadi
teladan peserta didiknya. Teladan dalam semua kebaikan dan bukan sebaliknya.
Dengan keteladanan itu dimaksudkan peserta didik senantiasa akan mencontoh
segala sesuatu yang baik-baik dalam perkatan dan perbuatan.33
Jadi praktik pembinaan diri itu lebih mudah diciptakan oleh kebiasaan.
Dengan pembiasaan kita akan sukses membina seseorang. Dan kalau anak-anak
sejak kecil dibiasakan melakukan perbuatan-perbuatan baik, maka ia akan
32
Abdurrahman An Nahlawi, Pendidikan Islam Di Rumah, Sekolah, Dan Masyarakat,
(Jakarta: Gema Insani Press, 1996), h. 260-262.
33
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), hal.287
20
34
Ibrahim Amini, op. Cit., h. 300.
35
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), h. 164.
36
Ibrahim Amini, op. Cit, h. 303.
37
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005), h. 153.
21
Menurut ayat di atas, nasihat itu terbagi kepada dua kategori: nasehat yang
baik dan nasihat yang tidak baik. Seluruh nasihat-nasihat Rasulullah itu baik
karena berkesan di hati dan tidak menimbulkan dampak yang buruk.41
38
Ibid., h. 150.
39
Ibrahim Amini, op. Cit., h. 327.
40
K ementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya,....h. 289
41
Ibrahim Amini, op. Cit., h. 328.
22
Juga kisah tentang dua anak Adam yang saling bermusuhan dan mendengki di
antara mereka yang dikisahkan dalam surat Al-Maidah, sedang salah seorang dari
mereka ada yang berwatak luas dada dan kasih sayang, jelas dimaksudkan sebagai
42
Abuddin Nata, op. Cit., h. 155-158
43
Nur Uhbiyanti, Ilmu Pendidikan Islam II, (Bandung: CV Pustaka Setia, 1999), h. 111
44
K ementrian Agama RI, op.Cit., h. 334-335
23
contoh teladan tentang perlunya pembinaan akhlak dan rasa kasih sayang serta
rasa tenggang rasa dalam diri anak didik sehingga dia mampu hidup saling
bergotong royong dalam masyarakat di masa dewasanya. 45 Sebagaimana firman
Allah tentang hal ini adalah sebagai berikut:
“Dan ceritakanlah(Muhammad) yang sebenarnya kepada mereka tentang
kisah kedua putra Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika
keduanya mempersembahkan korban, maka diterima salah seorang dari
mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil) Ia berkata
(Qabil): Aku pasti akan membunuhmu”.”Habil berkata: Sesungguhnya Allah
menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Maidah: 27).46
.
Cerita bagi anak-anak, benar-benar dihayati sebagai suatu kenyataan yang
hidup serta dapat membentuk dalam jiwanya suatu pola peniruan (imitasi) tentang
sifat dan watak serta nilai yang terkandung di dalam cerita tersebut. Di masa
dewasanya cerita demikian berpengaruh dalam jiwanya.47
45
Nur Uhbiyati, op. Cit., h. 112-113
46
Kementrian Agama RI, op.Cit., h. 148-149
47
Nur Uhbiyati, op. Cit., h. 114
24
Dari uraian pendapat-pendapat di atas, jelas peran media itu penting sekali.
Begitu pentingnya arti alat/media itu maka sudah barang tentu di dalam
pendidikan Islam perlu dilengkapi dengan berbagai media dan tidak hanya
sekedar ceramah saja. Misalnya, tatkala guru mengajarkan materi tentang
pelaksanaan haji. Pembelajaran akan lebih mengena jika disajikan dalam bentuk
demonstrasi atau film/video. Selain itu juga materi ajar membaca al-Qur’an akan
lebih tertunjang dengan dibantu dengan video seseorang yang fasih dalam
membaca al-Qur’an. Begitu juga dengan pelajaran-pelajaran yang lain.
Selain alat/media yang berupa benda perlu dikembangkan dalam pendidikan
Islam, alat/media yang bukan berupa benda pun perlu juga mendapatkan perhatian
yang serius, sebab pada umumnya alat/media yang bukan berupa benda lebih
banyak tujuannya untuk pembentukan pribadi yang baik atau sempurna, sehingga
murid-murid akan memiliki akhlak yang luhur dan karakter yang baik.
Dengan demikian, apabila pendidikan Islam memanfaatkan dan
mengembangkan alat/media pembelajaran tersebut di dalam pelaksanaan
pendidikannya, maka peserta didik akan memiliki pemahaman yang bagus tentang
materi yang didapatkan, dan juga akan memiliki moral atau akhlak yang tinggi.
Sehingga besar kemungkinan dengan memperhatikan alat/media pembelajaran itu
tujuan pendidikan Islam akan tercapai secara efektif dan efisien.48
48
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), h. 304-305.
25
dilakukan oleh orang tua terhadap anak juga dilakukan oleh sekolah dengan
memperkuatnya serta dikontrol oleh masyarakat sebagai sosial lingkungan anak.49
49
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008),
h. 37-38.
50
Mohammad Surya, Abdul Hasim, dan Rus Bambang Suwarno, Landasan Pendidikan
Menjadi Guru Yang Baik, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), h. 40.
51
Najib Sulhan , Anakku Penyejuk Jiwaku Pola Pengasuhan Islami Untuk Membangun
Karakter Positif Anak, (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2011), h. 21.
26
52
Hasan Basri, Beni Ahmad Saebani, Ilmu Pendidikan Islam (Jilid II), (Bandung: Pustaka
Setia, 2010), h. 113-114.
53
Hasbullah, op. Cit., h. 115.
54
Buchori Nasution, Anak Shaleh, Pandai, Kaya, Sehat, (Jakarta: Reseach Institute For
Islamic Curriculum, 2013), h. 3.
27
55
M. Ngalim Purwanto Mp, Ilmu Pendidikan Teoritis Dan Praktis, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011), hal. 79
56
Hasan Basri, Beni Ahmad Saebani, op. Cit.h. 115.
57
Hasbullah, op. Cit., h. 116.
58
Mohammad Surya, Abdul Hasim, dan Rus Bambang Suwarno, op. Cit., h. 41-42.
28
menjadi orang bersusila yang cakap, berguna bagi agama, nusa, dan bangsa di
masa yang akan datang.
Adapun sebagai pendidik guru mempunyai peranan sebagai berikut:
1. Korektor bagi perbuatan yang baik dan yang buruk agar anak didik memiliki
kemampuan memilih yang terbaik bagi kehidupannya.
2. Inspirator, yaitu yang memberikan ide-ide positif bagi pengembangan
kreativitas anak didiknya.
3. Informator yang memberikan ragam informasi dan kemajuan ilmu
pengetahuan kepada anak didiknya agar ilmu pengetahuan anak didik
semakin luas dan mendalam.
4. Organisator yang memiliki kemampuan mengelola kegiatan pembelajaran
dengan baik dan benar.
5. Motivator yang mendorong anak didiknya semakin aktif dan kreatif dalam
belajar.
6. Inisiator, yaitu memiliki pencetus gagasan bagi pengembangan dan kemajuan
pendidikan.
7. Fasilitator, yaitu menyediakan fasilitas pendidikan dan pembelajaran bagi
kegiatan belajar anak didiknya.
8. Pembimbing, yaitu membimbing dan membina anak didiknya ke arah
kehidupan yang bermoral, rasional, dan berkepribadian luhur sesuai dengan
nilai-nilai ajaran Islam dan semua norma yang berlaku di masyarakat.
9. Demonstrator, yaitu memberikan contoh dan mempraktikan berbagai alat
pembelajaran agar anak didik cepat memahami bahan ajar yang disampaikan.
10. Pengelola kelas yang memanfaat kelas agar dijadikan tempat pembelajaran
yang efektif, efisien, dan menggairahkan anak didik.
11. Mediator, yaitu sebagai alat ukur bagi anak didik dalam menilai hasil
pembelajaran anak didik, atau perantara antara ilmu pengetahuan dan anak
didiknya.
12. Moderator dalam berbagai kegiatan anak didik, misalnya dalam diskusi dan
sejenisnya.
29
13. Supervisor, yaitu membantu, memperbaiki, dan menilai secara kritis terhadap
proses pengajaran. Guru berperan sebagai pengawas dan pengendali serta
pembina proses pembelajaran dan administrasinya.
14. Evaluator, yaitu menilai semua aktivitas pembelajaran anak didik, baik dalam
proses pembelajaran maupun hasil belajar anak didik, sehingga akan dapat
memperbaharui dan mengembangkan pendidikan ke arah yang lebih baik.
Peranan guru dalam lingkungan sekolah merupakan aset utama bagi
pengembangan pendidikan Islam.59
Pada dasarnya pendidikan di sekolah merupakan bagian dari pendidikan
dalam keluarga, yang sekaligus juga merupakan lanjutan dari pendidikan dalam
keluarga. Di samping itu, Kehidupan di sekolah adalah jembatan bagi anak yang
menghubungkan kehidupan dalam keluarga dengan kehidupan dalam masyarakat
kelak. Yang dimaksud dengan pendidikan sekolah disini adalah pendidikan yang
diperoleh seseorang disekolah secara teratur, sistematis, bertingkat, dan dengan
mengikuti syarat-syarat yang jelas dan ketat (mulai dari Taman kanak-kanak
sampai perguruan tinggi).60
59
Hasan Basri, Beni Ahmad Saebani, op. Cit., h. 118-120.
60
Hasbullah, op. Cit., h. 46.
61
Hasan Basri, Beni Ahmad Saebani, op. Cit., h. 122.
62
Hasbullah, op. Cit., h. 117.
30
63
Hasan Basri, Beni Ahmad Saebani, op. Cit., h. 122-123.
64
Buchori Nasution, Anak Shaleh, Pandai, Kaya, Sehat, (Jakarta: Reseach Institute For
Islamic Curriculum, 2013), h. 105-106.
31
65
Dharma Kesuma, Cepi Triatna, Johar Permana, Pendidikan Karakter Kajian Teori dan
Praktik di Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 137-141.
66
Ibid, h. 147.
33
67
Ibid, h. 147.
34
B. Metode Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini, penulis melakukan studi lapangan (Field
Research), yaitu meneliti langsung ke lapangan untuk mencari informasi
sebanyak-banyaknya mengenai hal-hal yang dibutuhkan dalam penelitian ini agar
dapat diperoleh fakta, data dan informasi yang lebih objektif dan akurat.
Adapun dalam pembahasannya, penulis menggunakan metode kualitatif
dengan pendekatan deskriptif analisis, yakni memaparkan secara mendalam
dengan apa adanya secara obyektif sesuai dengan data yang dikumpulkan.
C. Sumber Data
Dalam penelitian ini sumber data yang dipilih yaitu guru, Wakil Bidang
Kurikulum dan siswa SDIT Nurul Amal.
35
36
1. Observasi
Menurut Nasution yang dikutip oleh sugiyono: “observasi adalah dasar semua
ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu
fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.1 Selain itu
observasi dilakukan untuk memperoleh data sekolah dan untuk mengetahui
tentang keadaan SDIT Nurul Amal, baik fisik (sarana dan prasarana), struktur
organisasi, proses pendidikan, keadaan guru dan siswanya.
2. Angket
Angket yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi yang diberikan responden. Bentuk angket yang penulis gunakan adalah
angket langsung dan bersifat tertutup, artinya jawaban telah disediakan dan
responden hanya memilih satu jawaban yang sesuai. Adapun jumlah pertanyaan
yang disediakan adalah 20 item pertanyaan.
3. Wawancara
Dalam rangka memperoleh data/informasi yang lebih terperinci dan untuk
melengkapi data yaitu dengan wawancara. Wawancara yaitu mendapatkan
informasi dengan cara bertanya langsung kepada responden.2 Wawancara dalam
penelitian ini diajukan kepada guru PAI dan kepada Wakil Bidang Kurikulum
mengenai Penerapan Pendidikan Karakter di SDIT Nurul Amal.
4. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengumpulan dan pengambilan data yang diperoleh
melalui pengumpulan dokumen-dokumen. Yaitu pengumpulan data-data dan
informasi yang di perlukan dalam membantu penyelesaian skripsi ini, seperti
sejarah berdirinya, struktur organisasi, keadaan guru, siswa dan karyawan, serta
kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler di SDIT Nurul Amal.
1
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B, (Bandung : Alfabeta,
2008), hal. 226
2
Masri Singarimbun, Sofian Effendi, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: LP3ES, 1989),
hal. 192.
37
F. Instrumen Penelitian
Instrumen pada suatu penelitian adalah alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data. Yaitu menggunakan angket. Angket ini dalam bentuk
Questioner yang diperuntukan kepada siswa SDIT Nurul Amal Pondok Cabe Ilir
untuk mendapatkan informasi tentang pendidikan karakter.
Tabel 1
Kisi-kisi Quesioner
No Pertanyaan Sub Pokok Aspek yang No Jumlah
Pokok Pertanyaan diungkapkan Item Item
Penelitian
1 Pendidikan 1.1 Religius - Sikap dan 1, 2, 3, 5
Karakter perilaku yang 4, 5
patuh dalam
melaksanakan
ajaran agama
BAB IV
HASIL PENELITIAN
39
40
1
Company Profile SDIT Nurul Amal
41
Tabel 2
STRUKTUR ORGANISASI
SD ISLAM TERPADU NURUL AMAL
PD. CABE ILIR
Ketua Yayasan
H. Asrof
Kepala Sekolah
Munawarah S. Ag
Suriyati Misbah
Wakabid
Sarana/Prasarana
Muhidin
Peserta Didik
42
Tabel 3
Data Guru dan Karyawan SDIT Nurul Amal
Tabel 4
Data Siswa SDIT Nurul Amal Tahun Ajaran 2013/2014
Tabel 5
Sarana dan Prasarana
No Sarana/Prasarana Jumlah
1 Ruang Kelas 14
2 Ruang Kepala Sekolah 1
3 Ruang Guru 1
4 Ruang Tata Usaha 1
5 Mushola 1
6 Lab Komputer 1
7 Ruang UKS 1
8 Gudang 1
9 Ruang BP/BK 1
10 Kantin 1
11 Lapangan Olah Raga 1
13 Ruang Toilet/WC 12
Sumber: Data Sekolah
shalat dzuhur berjamaah pada jam istirahat sesi kedua, membaca Iqra dan Al-
quran serta do’a-do’a harian pada masing-masing siswa setelah melaksanakan
kegiatan makan siang, dan pada setiap hari jum’at juga anak-anak di didik untuk
mengeluarkan shodaqoh dan shalat jum’at bagi siswa laki-laki setelah kelas III.
Guru-guru SDIT Nurul Amal bukan saja dalam menerangkan pelajaran
memasukkan nilai-nilai karakter, akan tetapi dalam keseharian itu di terapkan
pada peserta didik, sebagai contoh dalam berbicara saja ada peraturannya, peserta
didik tidak boleh berkata atau bicara kasar, harus bersikap baik, tidak boleh
bertengkar dan saling mengejek dengan teman, dan selalu meminta maaf jika
berbuat kesalahan, ini ada peraturannya dan sangsinya. Pergaulan peserta didik di
sekolah ini cukup baik dengan konsekwensi peraturan yang dibuat bersama antara
murid dengan guru terhadap kesalahan yang dilakukan, sehingga baik perkataan,
sikap dan prilaku siswa dapat terjaga.
Sekolah Dasar Islam Terpadu Nurul Amal selain membentuk peserta didik
supaya menjadi anak-anak yang berakhlak dan mempunyai karakter yang baik,
sekolah ini juga selalu melibatkan siswa-siswinya dalam kegiatan hari-hari besar
Islam, seperti santunan di bulan Muharram dengan tujuan agar didalam diri
peserta didik ada rasa empati dan perduli terhadap sesama.
Pendidikan Sekolah Dasar Islam Terpadu Nurul Amal tidak hanya mendidik
anak menjadi cerdas dan terampil saja, melainkan juga yang sangat penting adalah
bagaimana membangun karakter, sikap dan prilaku sehingga menjadi manusia
yang berbudi dan beradap serta berakhlakul karimah yang sangat dibutuhkan
dalam pergaulan kehidupan kini dan akan datang. Seperti, kejujuran, kesopanan,
tanggung jawab, kerjasama, toleransi, kedamaian, displin, keadilan, cinta
kebahagiaan, kerendahan hati, kesederhanaan dan penghargaan. 2
Metode pendidikan karakter yang diterapkan di SDIT Nurul Amal seperti
pembiasaan, keteladanan, nasehat, hukuman dan bercerita metode tersebut sangat
penting dan berpengaruh terhadap pembentukkan karakter siswa. Tidak hanya
metode yang di gunakan untuk pembentukkan karakter siswa SDIT Nurul Amal di
2
Hasil wawancara dengan wakil bidang kurikulum dan guru PAI SDIT Nurul Amal, pada
tanggal 17-18 April 2014.
46
sekolah inipun dalam pembelajaran guru menggunakan media visual dan audio
visual dalam pembelajaran. Dalam penerapan pendidikan karakter di SDIT Nurul
Amal tidak hanya metode dan media yang digunakan untuk membentuk karakter
siswa, tetapi juga di lakukan evaluasi pendidikan karakter untuk mengukur apakah
anak sudah memiliki satu atau kelompok karakter yang ditetapkan oleh sekolah
dalam kurun waktu tertentu dalam bentuk penilaian diri anak, melakukan evaluasi
yang di lakukan melalui pengamatan terhadap sejauhmana nilai-nilai yang akan
dikuatkan atau dikembangkan muncul dalam prilaku anak. Misalnya dalam bentuk
perkataan, perbuatan dan sebagainya. Sekolah memberikan catatan khusus
(anekdot) misalnya dalam bentuk catatan prilaku/akhlak/karakter siswa.
Tabel 6
Kegiatan Ekstrakurikurer
No Kegiatan
1 Pramuka
2 Karate
3 Drum Band
4 Iqra
5 Marawis
6 Futsal
7 Menari
Sumber: Data Sekolah
B. Deskripsi Data
Dalam penelitian ini penulis mengambil data dengan menggunakan angket
yang disebarkan kepada responden yaitu siswa SDIT Nurul Amal kelas v, yang
berjumlah 36 siswa. Angket ini berisi 20 pertanyaan. Setelah dilakukan
penyebaran dan pengumpulan angket sebanyak 20, maka data tersebut
dideskripsikan secara lengkap, sehingga akan diperoleh kesimpulan sebagai
jawaban dari persoalan dalam membahas penelitian ini. Untuk memudahkan
menganalisis data hasil angket tersebut, maka setiap item dibuat tabulasi yang
47
Tabel 7
Mengucapkan salam bila bertemu dengan guru
Salam tidak hanya sekedar ucapan, salam merupakan do’a dan ini dibuktikan
oleh siswa SDIT Nurul Amal yang selalu memberikan salam ketika bertemu
dengan guru.
Data di atas terlihat bahwa perilaku siswa dalam mengucapkan salam bila
bertemu dengan guru masih dilakukan dengan sangat baik karena sekitar 100%
menjawab selalu, yang menjawab sering 0%, sedangkan yang menjawab kadang-
kadang 0%, dan yang menjawab tidak pernah 0%. Data di atas menunjukkan
bahwa penerapan pendidikan karakter di sekolah ini sangat baik hal ini dibuktikan
hanya 0% siswa yang menjawab tidak pernah mengucapkan salam bila bertemu
dengan guru.
48
Tabel 8
Sebelum dan sesudah proses belajar mengajar siswa selalu membaca do’a
bersama-sama.
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase
2 a. Selalu 36 100%
b. Sering 0 0%
c. Kadang-kadang 0 0%
d. Tidak pernah 0 0%
Jumlah 36 100%
Do’a adalah hal yang sangat penting dalam segala keadaan, baik sebelum
melakukan pekerjaan maupun setelah melakukan pekerjaan. Do’a adalah
senjatanya orang-orang muslim, do’a juga merupakan salah satu tanda syukur
manusia akan nikmat yang diberikan oleh Allah SWT. Ini dibuktikan dengan data
angket yang hampir seluruh siswa menyatakan selalu berdo’a bersama-sama
sebelum dan sesudah proses belajar mengajar sekitar 100%, yang menjawab
sering 0%, sedangkan yang menjawab kadang-kadang 0%, dan yang menjawab
tidak pernah 0%. Data di atas menunjukkan bahwa penerapan pendidikan karakter
yang diterapkan di sekolah ini sangat baik, dan guru selalu membiasakan
siswanya berdo’a ketika sebelum dan sesudah belajar.
Tabel 9
Melaksanakan shalat lima waktu
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase
3 a. Selalu 6 16,7%
b. Sering 12 33,3%
c. Kadang-kadang 17 47,2%
d. Tidak pernah 1 2,8%
Jumlah 36 100%
49
Pada tabel di atas apabila dilihat dari hasil prosentase pada tabel diatas dapat
diketahui bahwa yang menjawab selalu bersyukur atas prestasi yang di capai
sebanyak 63,9%, yang menjawab sering 19,4%, sedangkan yang menjawab
kadang-kadang 16.7%, dan yang menjawab tidak pernah 0%. Data diatas
menunjukkan bahwa penerapan pendidikan karakter siswa siswi SDIT Nurul
Amal terhitung baik. Oleh karena itu guru harus memberikan contoh teladan yang
baik dan pembiasaan bagi para siswa agar siswa selalu bersyukur dengan
pencapaian yang ia dapat selama ini, dan agar siswa memahami pentingnya arti
bersyukur dalam hidup. Data di atas dapat disimpulkan bahwa siswa selalu
bersyukur kepada Allah SWT dengan prestasi dan keberhasilan yang dicapai
selama pembelajaran.
50
Tabel 11
ingat pada Allah dalam kehidupan sehari-hari
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase
5 a. Selalu 18 50%
b. Sering 13 36,1%
c. Kadang-kadang 5 13,9%
d. Tidak pernah 0 0%
Jumlah 36 100%
Data di atas menunjukkan bahwa sebagian siswa selalu ingat pada Allah SWT
dalam kehidupan sehari-hari sebanyak 50%, yang menjawab sering 36,1%,
sedangkan yang menjawab kadang-kadang 13,9%, dan yang menjawab tidak
pernah 0%. Data di atas menunjukkan bahwa hampir sebagian siswa melibatkan
Allah SWT dalam kehidupan sehari-hari dan berzikir kepda Allah SWT.
Tabel 12
Jujur dalam perkataan dan perbuatan kepada orang tua, guru dan teman
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase
6 a. Selalu 15 41,7%
b. Sering 11 30,6%
c. Kadang-kadang 10 27,8%
d. Tidak pernah 0 0%
Jumlah 36 100%
Pada tabel di atas dapat dilihat mengenai kejujuran dsan amanah. Apabila
dilihat dari hasil prosentase pada tabel diatas, maka dapat diketahui bahwa
penerapan pendidikan karakter siswa-siswi SDIT Nurul Amal terhitung baik,
karena sebanyak 41,7% menjawab selalu berkata jujur dalam perkataan dan
perbuatan kepada orang tua, guru dan teman, sedangkan yang menjawab sering
30,6%, yang menjawab kadang-kadang 27,6%, dan yang menjawab tidak pernah
0%. Tabel di atas didukung hasil pengamatan penulis selama melakukan
51
3
Hasil wawancara dengan wakil bidang kurikulum SDIT Nurul Amal, oleh Syaidah, pada
tanggal 17 April 2014.
52
Tabel 14
Menyalahgunakan uang SPP yang diberikan orangtua
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase
8 a. Selalu 0 0%
b. Sering 0 0%
c. Kadang-kadang 1 2,8%
d. Tidak pernah 35 97,2%
Jumlah 36 100%
Pada tabel di atas dapat dilihat mengenai kejujuran dan amanah. Apabila
dilihat dari hasil prosentase pada tabel diatas, maka dapat diketahui bahwa
penerapan pendidikan karakter yang diterapkan disekolah ini kepada siswa-siswi
SDIT Nurul Amal terhitung sangat baik, karen sebagian besar siswamenjawab
tidak pernah menyalahgunakan uang SPP sebanyak 97,2%, yang menjawab
kadang-kadang 2,8%, sedangkan yang menjawab sering 0%, dan yang menjawab
selalu 0%. Tabel diatas menunjukkan penerapan pendidikan karakter yang
diterapkan oleh guru sangat baik , hanya sebagian kecil yang menyalahgunakan
uang SPP dengan prosentase 2,8% nilai-nilai kejujuran yang diterapkan oleh guru-
guru SDIT Nurul Amal sangat berpengaruh pada pembentukkan karakter siswa.
Tabel 15
Menemukan sesuatu benda milik teman lainnya, maka akan dikembalikan
kepada pemiliknya.
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase
9 a. Selalu 36 100%
b. Sering 0 0%
c. Kadang-kadang 0 0%
d. Tidak pernah 0 0%
Jumlah 36 100%
53
Data di atas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa tidak pernah membuat
masalah membuat masalah disekolah sehingga orangtua dipanggil kesekolah
sekitar 80,6%, yang menjawab kadang-kadang13,9%, sedangkan yang menjawab
sering 5,6%, dan yang menjawab selalu 0%. Data diatas menunjukkan pendidikan
karakter yang diterapkan oleh guru sangat baik ini dibuktikan hanya sebagian
kecil siswa yang membuat masalah disekolah sehingga orang tua mereka di
panggil kesekolah.
Tabel 18
Mematuhi peraturan yang diberikan dari sekolah
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase
12 a. Selalu 12 33,3%
b. Sering 13 36,1%
c. Kadang-kadang 11 30,6%
d. Tidak pernah 0 0%
Jumlah 36 100%
Data di atas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa tidak pernah datang
seenaknya tanpa menghiraukan waktu masuk sekolah sekitar 86.1%, sedangkan
yang menjawab kadang-kadang 11,1%, yang menjawab sering 2,8%, dan yang
menjawab selalu 0%. Data di atas menunjukkan bahwa penerapan pendidikan
karakter yang diterapkan disekolah ini sangat baik, ini terlihat hampir sebagian
besar siswa datang tepat waktu dan nilai-nilai karakter kedisiplinan dan tanggung
jawab sudah tertanam dalam diri siswa.
Tabel 20
telat/terlambat masuk sekolah
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase
14 a. Selalu 0 0%
b. Sering 1 2,8%
c. Kadang-kadang 14 38,9%
d. Tidak pernah 21 58,3%
Jumlah 36 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa hampir separuh siswa sekitar 58,3%
siswa tidak pernah telat/terlambat masuk sekolah, 38,9% menjawab kadang-
kadang, 2,8% menjawab sering telat atau terlambat masuk sekolah dan yang
menjawab selalu 0%. Data di atas menunjukkan bahwa penerapan pendidikan
karakter yang diterapkan di sekolah ini cukup baik, hal ini terbuktidari data angket
hampir sebagian siswa berusaha untuk selalu patuh pada peraturan sekolah, siswa
sudah mempunyai rasa kedisiplinan dan tanggung jawab di dalam dirinya, dsn
guru harus dapat merubah sikap dan tingkah laku siswa yang masih datang
terlambat agar siswa dapat disiplin.
Tabel 21
bolos tanpa alasan yang jelas dan dapat diterima
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase
15 a. Selalu 0 0%
b. Sering 1 2,8%
c. Kadang-kadang 6 16,7%
d. Tidak pernah 29 80,6%
Jumlah 36 100%
56
Data di atas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa tidak pernah bolos
tanpa alasan yang jelas sekitar 80,6%,sedangkan yang menjawab kadang-kadang
16,7%, yang menjawab sering 2,8%, dan yang menjawab selalu bolos tanpa
alasan yang jelas 0%. Data di atas menunjukkan penerapan pendidikan karakter
yang diterapkan oleh SDIT Nurul amal dan gurunya sangat baik, sikap disiplin
sudah siswa terapkan , ini dibuktikan hanya sebagian kecil siswa yang suka
membolos tanpa alasan yang jelas.
Tabel 22
Mengikuti kegiatan tadarus Qur’an di sekolah
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase
16 a. Selalu 24 66,7%
b. Sering 10 27,8%
c. Kadang-kadang 2 5,6%
d. Tidak pernah 0 %
Jumlah 36 100%
4
Hasil wawancara dengan guru PAI SDIT Nurul Amal, oleh Suriyah, pada tanggal 18
April 2014.
57
Tabel 23
Datang lebih awal bila ada tugas piket kelas
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase
17 a. Selalu 15 41,7%
b. Sering 10 27,8%
c. Kadang-kadang 9 25%
d. Tidak pernah 2 5,6%
Jumlah 36 100%
Data di atas menjelaskan siswa yang selalu datang lebiah awal bila ada tugas
piket kelas sebesar 41,7%, yang menjawab sering 27,8%, sedangkan yang
menjawab kadang-kadang 25%, dan yang menjawab tidak pernah 5,6%. Data di
atas menunjukkan penerapan pendidikan karakter yang diterpkan disekolah ini
cukup baik, hal ini terlihat dari data diatas bahwa hampir sebagian siswa sudah
mempunyai rasa tanggung jawab apabila ada tugas piket kelas dan hanya sebagian
kecil siswa yang tidak pernah datang lebih awal bila ada tugas piket. Peran dan
sikap guru sangat berpengaruh dalam pembentukkan karakter siswa seperti
memberikan contoh dan teladan yang baik kepada para siswa-siswinya.
Tabel 24
Kegiatan kerja bakti di sekolah
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase
18 a. Selalu 17 44,4%
b. Sering 14 41,7%
c. Kadang-kadang 3 8,3%
d. Tidak pernah 2 5,6%
Jumlah 36 100%
telah bersikap untuk ikut serta dalam kegiatan kerja bakti di sekolah, ini
menunjukkan bahwa penerapan pendidikan karakter di SDIT Nurul Amal sudah
baik dan terarah.
Tabel 25
Berpartisifasi dalam acara hari-hari besar islam di sekolah
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase
19 a. Selalu 19 52,8%
b. Sering 6 16,7%
c. Kadang-kadang 11 30,6%
d. Tidak pernah 0 0%
Jumlah 36 100%
5
Hasil wawancara derngan guru PAI SDIT Nurul Amal, oleh Suriyah, pada tanggal 18
April 2014.
59
Tabel 27
Rekapitulasi Hasil Penyebaran Angket
Jumlah
Kategori Jawaban
No. Responden
A B C D 36
1 36 0 0 0 36
2 36 0 0 0 36
3 6 12 17 1 36
4 23 7 6 0 36
5 18 13 5 0 36
60
6 15 11 10 0 36
7 0 2 13 21 36
8 0 0 1 35 36
9 36 0 0 0 36
10 1 1 6 28 36
11 0 2 5 29 36
12 12 13 11 0 36
13 0 1 4 31 36
14 0 1 14 21 36
15 0 1 6 29 36
16 24 10 2 0 36
17 15 10 9 2 36
18 17 14 3 2 36
19 19 6 11 0 36
20 15 11 10 0 36
273 115 133 199 720
tidak berbicara kasar, bersikap baik dengan teman, ramah kepada yang lebih tua,
dan bertanggung jawab dalam setiap kegiatan, siswa selalu mengucapkan salam
bila bertemu dengan guru, guru selalu membiasakan berdo’a sebelum dan sesudah
proses belajar mengajar, jujur dalam perkataan dan perbuatan, mematuhi
peraturan sekolah dan hanya sebagian kecil siswa yang melanggar peraturan
sekolah, dan dalam pergaulan peserta didik di SDIT Nurul Amal berbicara saja
ada peraturannya, peserta didik tidak boleh berkata atau bicara kasar, harus
bersikap baik, tidak boleh bertengkar dan saling mengejek dengan teman, dan
selalu meminta maaf jika berbuat kesalahan, ini ada peraturannya dan sangsinya.
Pergaulan peserta didik di sekolah ini cukup baik dengan konsekwensi peraturan
yang dibuat bersama antara murid dengan guru terhadap kesalahan yang
dilakukan, sehingga baik perkataan, sikap dan prilaku siswa dapat terjaga.
Sekolah Dasar Islam Terpadu Nurul Amal selain membentuk peserta didik
supaya menjadi anak-anak yang berakhlak dan mempunyai karakter yang baik,
sekolah ini juga selalu melibatkan siswa-siswinya dalam kegiatan hari-hari besar
Islam, seperti santunan di bulan Muharram dengan tujuan agar didalam diri
peserta didik ada rasa empati dan perduli terhadap sesama.
Pendidikan Sekolah Dasar Islam Terpadu Nurul Amal tidak hanya mendidik
anak menjadi cerdas dan terampil saja, melainkan juga yang sangat penting adalah
bagaimana membangun karakter, sikap dan prilaku sehingga menjadi manusia
yang berbudi dan beradab serta berakhlakul karimah yang sangat dibutuhkan
dalam pergaulan kehidupan kini dan akan datang. Seperti, kejujuran, kesopanan,
tanggung jawab, kerjasama, toleransi, kedamaian, displin, keadilan, cinta
kebahagiaan, kerendahan hati, kesederhanaan dan penghargaan.
Metode pendidikan karakter yang diterapkan di SDIT Nurul Amal seperti
pembiasaan, keteladanan, nasehat, hukuman dan bercerita metode tersebut sangat
penting dan berpengaruh terhadap pembentukkan karakter siswa. Tidak hanya
metode yang di gunakan untuk pembentukkan karakter siswa SDIT Nurul Amal di
sekolah inipun dalam pembelajaran guru menggunakan media visual dan audio
visual dalam pembelajaran. Dalam penerapan pendidikan karakter di SDIT Nurul
Amal tidak hanya metode dan media yang digunakan untuk membentuk karakter
62
siswa, tetapi juga di lakukan evaluasi pendidikan karakter untuk mengukur apakah
anak sudah memiliki satu atau kelompok karakter yang ditetapkan oleh sekolah
dalam kurun waktu tertentu dalam bentuk penilaian diri anak, melakukan evaluasi
yang di lakukan melalui pengamatan terhadap sejauhmana nilai-nilai yang akan
dikuatkan atau dikembangkan muncul dalam prilaku anak. Misalnya dalam bentuk
perkataan, perbuatan dan sebagainya. Sekolah memberikan catatan khusus
(anekdot) misalnya dalam bentuk catatan prilaku/akhlak/karakter siswa.
Sekolah merupakan kelanjutan dari pembentukan karakter anak di rumah
dengan menyampaikan materi agama dengan baik dan perhatian terhadap tingkah
laku mereka serta memberikan contoh yang baik kepada mereka dapat
mempengaruhi akhlak mereka yang telah mereka dapatkan dirumah. Adapun
faktor yang mendukung dalam pembentukan karakter siswa adalah lingkungan
sekolah yang islami, semangat guru-guru dalam menanamkan akhlak pada siswa,
tata tertib yang berlaku untuk seluruh anggota sekolah dan kegiatan
ekstrakurikuler yang di jalankan di sekolah ini, seperti tadarus Al-qur’an,
marawis, karate, pramuka, drum band dan kegiatan keagamaan yang dilaksanakan
pada hari-hari besar Islam.
63
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan diatas tentang penerapan
pendidikan berbasis karakter yang meliputi religius, jujur, disiplin, dan tanggung
jawab di SDIT Nurul Amal Pondok Cabe Ilir Pamulang, melalui observasi,
wawancara dan penyebaran angket menyatakan bahwa, Penerapan Pendidikan
Berbasis Karakter di SDIT Nurul Amal sudah baik karena aspek nilai-nilai
karakter yang dituju tercapai dengan persentase 87 %. Ini terwujud setiap siswa
selalu mengucapkan salam bila bertemu dengan guru, guru membiasakan siswa
selalu berdoa sebelum dan sesudah proses belajar mengajar, jujur dalam perkataan
dan perbuatan, siswa bertanggung jawab setiap kegiatan, selalu berpartisipasi
dalam acara hari-hari besar islam, mematuhi peraturan sekolah, dan hanya
sebagian kecil siswa-siswi SDIT Nurul Amal yang melanggar peraturan sekolah.
Hal tersebut menunjukkan bahwa penerapan pendidikan karakter yang
diterapkan disekolah ini baik. Metode pendidikan karakter yang diterapkan
disekolah seperti pembiasaan, keteladanan, nasehat, hukuman dan ganjaran, dan
bercerita, metode tersebut sangat penting dan berpengaruh terhadap
pembentukkan karakter siswa. Tidak hanya metode, media juga sangat penting
digunakan untuk pembentukkan karakter siswa yaitu Media yang digunakan
dalam pembelajaran dapat berupa media visual, maupun audio visual. Media,
sarana dan prasarana yang digunakan hendaknya relevan dengan yang dibutuhkan
dan tidak mengganggu kenyamanan siswa dalam belajar. Media atau alat peraga
menggunakan media visual yaitu berupa gambar dan media audio visual berupa
video pembelajaran.
Di dalam pendidikan karakter di SDIT Nurul Amal tidak hanya media dan
metode saja yang di gunakan secara maksimal untuk pembentukan karakter siswa,
tetapi juga dilakukan evaluasi pendidikan karakter untuk mengukur apakah anak
sudah memiliki satu atau kelompok karakter yang ditetapkan oleh sekolah dalam
63
64
kurun waktu tertentu dalam bentuk penilaian diri anak, melakukan evaluasi yang
dilakukan melalui pengamatan terhadap sejauhmana nilai-nilai yang akan
dikuatkan atau dikembangkan muncul dalam perilaku anak. Misalnya dalam
bentuk perkataan, perbuatan dan sebagainya, memberikan catatan khusus
(anekdot) misalnya dalam bentuk catatan prilaku/akhlak/karakter siswa.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang penulis lampirkan dalam
skripsi ini yaitu:
1. Seluruh warga sekolah mulai dari guru, kepala sekolah, staf TU, dan juga
iklim sekolah/budaya sekolah harus menampilkan, membiasakan, dan
mencontohkan nilai-nilai positif sehingga menjadi contoh yang baik untuk
ditiru oleh peserta didik.
2. Pendidikan karakter di sekolah hendaknya bukan hanya menjadi komponen
satuan pelajaran tertentu yang disampaikan oleh guru, melainkan kesatuan
konsep penanaman nilai-nilai kebaikan dalam seluruh komponen pelajaran.
Maka penyusunan kurikulum pembelajarannya harus terpadu, tidak hanya
mencangkup aspek kognitif atau pengetahuan siswa melainkan menyentuh
pada aspek afektif dan spiskomotorik siswa.
3. Bagi guru dan orang tua seharusnya banyak memberikan bimbingan dan
penyuluhan kepada anak mengenai pergaulan yang baik, agar ia tidak
terbawa arus zaman yang semakin hari semakin berkembang.
4. Penerapan pendidikan karakter sejak dini sangat penting , oleh karena itu
pendidikan karakter harus diterapkan disekolah, karena peserta didik
cenderung akan belajar dan meniru perilaku orang-orang yang ada
disekitarnya, faktor terpenting dari keberhasilan pendidikan karakter
disekolah adalah guru dan warga sekolah yang pantas ditiru setiap saat.
Pendidikan karakter disekolah hendaknya dimulai dari pemimpin, guru,
karyawan dan komite sekolah agar pendidikan karakter yang diterapkan
disekolah dapat tercapai secara optimal.
65
DAFTAR PUSTAKA
Basri Hasan dan Saebani Ahmad Beni, Ilmu Pendidikan Islam (Jilid II), Bandung:
Pustaka Setia, 2010.
Chatib Munif, Gurunya Manusia: Menjadikan Semua Anak Istimewa dan Semua
Anak Juara, Bandung: Kaifa, 2012.
Chatib Munif, Sekolahnya manusia: Sekolah Berbasis Multiple Intelegensi di
Indonesia, Bandung: Kaifa, 2010.
Company Profile SDIT Nurul Amal
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2008.
Husaini Adian, Pendidikan Islam, Membentuk Manusia Berkarakter dan Beradab,
Jakarta: Cakrawala Publishin, 2012
Kesuma Dharma, dkk., Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah,
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011.
Nata Abuddin, Filsafat Pendidikan Islam (Edisi baru), Jakarta: Gaya Media
Pratama, 2005.
Nata Abuddin, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2010.
Sabri Alisuf, Pengantar Ilmu Pendidikan, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005.
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/12/26/pengembangan-karakter, 10
Maret 2014.
Tabel 28
Analisis item untuk skor angket
Item Soal Jumlah
No. Responden Kls
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Skor
1 Arjuna V 4 4 3 2 3 3 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 3 4 2 2 67
2 Atrasina. H V 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 2 3 4 4 71
3 Akbar V 4 4 3 2 2 4 3 4 4 4 4 2 4 4 3 4 2 4 2 3 66
4 Aprilia Nur Khasina V 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 2 4 74
5 Ara V 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 78
6 Atqol Atqia. M V 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 76
7 Aisyah V 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 78
8 Daffa V 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 78
9 Daren V 4 4 2 4 2 2 3 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 3 4 3 68
10 Deya V 4 4 2 4 2 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 1 4 4 3 68
11 M.Raynan Hadi V 4 4 2 4 2 4 3 4 4 3 4 2 4 4 4 4 2 4 4 2 68
12 Jawara V 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 73
13 Nisrina V 4 4 2 4 3 3 2 4 4 1 2 2 2 3 3 3 4 4 2 4 60
14 Febiyanti V 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80
15 Nazwa Lintang.N V 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 77
16 Syahra Humaira V 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 75
17 Nur Afifah V 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 79
18 Moza Alifya V 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 76
19 Nafia Zahra V 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 3 4 3 3 4 2 3 4 4 68
20 Tasya Anugrah V 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 2 3 3 4 70
21 Farah V 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 76
22 Fakhri V 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 3 2 3 4 2 67
23 Vanza Gibran V 4 4 2 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 2 3 4 2 2 64
24 Gilang V 4 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 2 71
25 Indira Fadhila V 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 2 4 3 3 3 4 3 71
26 Jelita Frisca Elina V 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 73
27 Satria V 4 4 1 3 2 4 3 3 4 4 3 2 3 3 4 2 1 1 2 3 56
28 Hafizh V 4 4 2 2 3 4 3 3 4 2 2 3 4 3 4 4 4 2 3 3 63
29 Fadhli V 4 4 2 4 4 2 3 4 4 3 4 2 4 4 4 4 3 3 4 3 69
30 Rifki V 4 4 2 3 3 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 69
31 Rafif Hamzah V 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 2 3 3 4 4 2 3 4 2 67
32 Salwa V 4 4 3 2 3 2 3 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 3 2 2 65
33 Riyan V 4 4 2 3 4 2 4 1 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 2 65
34 Satrio V 4 4 2 3 4 3 3 4 4 3 4 2 4 4 4 4 2 2 4 2 66
35 Ibnu. F V 4 4 2 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 1 4 2 68
36 Syakir Zalmi V 4 4 2 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 2 2 65
Jumlah 36 2525
SOAL-SOAL WAWANCARA
1. Menurut anda, apakah ajaran agama di sekolah ini telah ditanamkan dengan
baik?
2. Dalam meningkatkan ibadah siswa, kegiatan keagamaan apa yang diadakan
di sekolah ini?
3. Ketika menerangkan pelajaran, apakah anda selalu memasukan nilai-nilai
karakter ke dalam materi tersebut?
4. Dalam pelaksanaan pendidikan karakter, pembiasaan apa yang anda berikan
kepada siswa, sehingga secara tidak langsung dapat membentuk akhlak
mereka?
5. Apakah anda hanya memberikan nasehat kepada siswa yang melakukan
kesalahan saja?
6. Hukuman seperti apa yang anda berikan bila siswa anda melakukan
kesalahan?
7. Menurut anda apakah pergaulan siswa di sekolah ini cukup baik? bila belum,
mengapa dan jelaskan!
8. Apakah pelaksanaan kegiatan agama disekolah ini dapat menjauhkan siswa
dari hal-hal negatif?
9. Menurut pengamatan anda, bagaimana akhlak siswa kepada guru disekolah
ini?
10. Apakah sekolah ini suka mengadakan bakti sosial, dan kapan waktu
pelaksanaannya?
11. Dalam Al-Quran Allah mengajak manusia untuk saling membantu dalam
kebaikan, bagaimana tanggapan anda, melihat siswa saling mencontek dalam
memberikan jawaban ujian dan mengatasinya?
12. Bagaimana bentuk kepedulian siswa terhadap lingkungannya?
13. Apa faktor pendukung dan penghambat yang ditemui disekolah dalam
mencapai pembentukan karakter/akhlak siswa, dan bagaimana mengatasinya?
Hasil Wawancara dengan Guru PAI
1. Sudah, karena di sekolah ini untuk pelajaran agama tidak saja dalam
bentuk belajar dikelas akan tetapi langsung di aplikasikan atau di terapkan
dalam keseharian, sebagai contoh:
- Sebelum belajar peserta didik masing-masing kelas melaksanakan
tadarus Al-Qur’an surat-surat pendek.
- Setelah pelajaran pertama (jam 9.10) sebelum istirahat peserta didik
dibiasakan melaksanakan shalat sunnah Dhuha
- Padad istirahat kedua (jam 11.00) peserta didik masing-masing
individu menyetorkan bacaan Iqro atau Al-Qur’an masing-masing
batasan bacaannya
- Shalat Dzuhur dan Ashar berjamaah
2. Baca Iqra, Qur’an, hafalan do’a-do;a harian, surat-surat pendek, sholat
sunnah Dhuha, Dzuhur dan Ashar berjamaah dan berbusana muslim.
3. Bukan saja dalam menerangkan pelajaran memasukan nila-nilai karakter,
akan tetapi dalam kseharian itu diterapkan pada peserta didik, sebagai
contoh, dalam berkata saja ada peraturannya. Peserta didik tidak boleh
berkata atau bicara kasar, bersikap baik tidak boleh bertengkar dan main
katahan dengan teman/mengejek dan selalu minta maaf jika berbuat
kesalahan ini ada peraturan dan sangsinya.
4. Pembiasaan berkata baik tidak bicara kasar, bersikap baik dengan teman
dan ramah kepada yang lebih tua, dan bertanggung jawab setiap kegiatan.
5. Ya, tidak Cuma nasehat bahkan peraturan dan sangsi diterapkan, contoh
jika anak bicara kasar sangsi dia harus Istigfar 100x, jika berantem harus
minta maaf dan belajar diluar kelas, dll.
6. Istigfar jika bicara kasar, lari keliling lapangan jika berantem dan
terlambat datang kesekolah, belajar diluar kelas jika telat, dan main-main
dalam shalat dan skor jika tidak bisa diperbaiki.
7. Alhamdulillah pergaulan peserta didik di sekolah ini cukup baik dengan
kosekwensi peraturan yang dibuat bersama antara murid dengan guru
terhadap masalah yang dilakukan, sehingga baik perkataan, sikap dan
perilaku siswa dapat terjaga.
8. Ya, karena dengan pelaksanaan pembelajaran fuul day (satu hari jam 7 s/d
jam 4 sore) dapat melindungi waktu anak dari ha-hal yang sudah tidak
kondusif dilingkungan, contoh dari warnet.
9. Sangat baik, mereka mendengar perkataan nasehat guru dan tanggung
jawab terhadap tugas dan hormat kepada guru.
10. Bakti sosial ada dalam program tahunan, seperti santunan Muharram pada
tanggal 1 Muharram tahun baru Hijriah, baksos pada hari sukarelawan
sedunia bulan Desember dan kerja bakti dilingkungan yayasan, santunan
Ramadhan pada acara sanlat dibulan Ramadhan.
11. Untuk memberikan contekan dalam ujian bukan membantu dalam
kebaikan karena membuat siswa malas dan kurang tanggung jawab.
12. Membuang sampah pada tempatnya, menjaga tanaman pada lingkungan
sekolah, dan berlaku sopan pada orang yang ditemui.
13. Pendukungnya ada peraturan, tanggung jawab dan kerja sama kepada
orangtua murid, hambatannya orangtua murid belum bisa di ajak kerja
sama dalam kegiatan ini, dan mengatasi musyawarah dengan orangtua,
guru, lingkungan agar bisa kerja sama dalam program visi dan misi.
Guru PAI
( Suriyah )
SOAL-SOAL WAWANCARA
1. Menurut anda, apakah ajaran agama di sekolah ini telah ditanamkan dengan
baik?
2. Dalam meningkatkan ibadah siswa, kegiatan keagamaan apa yang diadakan
di sekolah ini?
3. Menurut anda, apa yang dimaksud dengan keteladanan? Dan kriteria guru
seperti apa yang dapat dijadikan tauladan bagi siswanya?
4. Menurut anda apakah pergaulan siswa di sekolah ini cukup baik? bila belum,
mengapa dan jelaskan!
5. Bagaimana upaya anda memberikan pengawasan terhadap pergaulan siswa di
sekolah ini sehingga tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan?
6. Apakah pelaksanaan kegiatan agama disekolah ini dapat menjauhkan siswa
dari hal-hal negatif?
7. Menurut pengamatan anda, bagaimana akhlak siswa kepada guru disekolah
ini?
8. Apakah sekolah ini suka mengadakan bakti sosial, dan kapan waktu
pelaksanaannya?
9. Dalam Al-Quran Allah mengajak manusia untuk saling membantu dalam
kebaikan, bagaimana tanggapan anda, melihat siswa saling mencontek dalam
memberikan jawaban ujian dan mengatasinya?
10. Bagaimana bentuk kepedulian siswa terhadap lingkungannya?
11. Apa faktor pendukung dan penghambat yang ditemui disekolah dalam
mencapai pembentukan karakter/akhlak siswa, dan bagaimana mengatasinya?
12. Apakah ada pelatihan untuk guru dalam menanamkan nilai-nilai karakter?
13. Apakah pernah mengirim guru-guru untuk pelatihan pendidikan karakter?
Hasi Wawancara Dengan Wakil Bidang Kurikulum
1. Ya benar, hal ini dapat terlihat dengan adanya pelaksanaan sholat sunah
Dhuha, shalat Zuhur dan Ashar berjamaah, beserta wirid dan do’a setelah
shalat, sikap hormat dan santun kepada guru dengan mengucapkan
salam/bersalaman ketika bertemu (berpapasan ). Nilai-nilai kejujuran
seperti jika menemukan uang seberapapun besarnya langsung
diberitahukan kepada guru.
2. Selain yang seperti No 1, ada juga kegiatan perayaan Maulid Nabi
Muhammad Saw, santunan terhadap fakir miskin, anak-anak yatim, serta
kaum dhuafa, pada peringatan 10 Muharram dan kegiatan pesantren
kilat(sanlat)
3. Keteladanan adalah sikap atau perilaku yang meliputi perkataan dan
perbuatan terpuji yang bisa diikuti atau dicontoh oleh orang lain (siswa).
Guru yang bisa dijadikan tauladan oleh siswa adalah guru yang tidak
hanya memberikan ilmu pengetahuan tetapi juga memberikan pendidikan
seperti Tut Wuri Handayani, guru juga bisa sebagai orangtua bahkan bisa
menjadi teman dalam batas-batas kewajaran.
4. Ya, Alhamdulillah sudah cukup baik, bisa terlihat mereka bisa bergaul
dengan semua teman tanpa membeda-bedakan dan saling menghargai juga
saling perduli (caring)
5. Dengan melakukan pendekatan-pendekatan seperti menanyakan kepada
mereka tentang pergaulan dirumah banyak negatifnya/tidak, misalnya
sering main warnet tidak? Bergaul dengan yang lebih dewasa/tidak dan
lain-lain. Juga dengan mengadakan bimbingan konseling.
6. Alhamdulillah ya, contoh mereka sudah tidak berani atau malu untuk
mengucapakan kata-kata kasar dan kotor, selama hal tersebut juga
didukung oleh orangtua dan pergaulan dirumah.
7. Sangat baik
8. Ya, peringatan 10 Muharram menyalurkan infak, zakat dan sedekah pada
bulan Ramadhan , serta membersihkan lingkungan sekitar sekolah pada
kegiatan hari raya GYSD (Global Youth Service Day)
9. Alhamdulillah disekolah kami kejujuran sudah ditanamkan sejak dini, jadi
sejauh ini kami belum pernah mendapatkan siswa yang saling mencontek
ketika ujian.
10. Sangat baik, mereka tidak berani untuk mencoret-coret tembok sekolah,
atau memetik bunga atau buah yang ada dilingkungan sekolah
11. Faktor pendukung adanya team work yang kuat antar sesama guru
disekolah maupun antar guru dengan orangtua siswa, dan faktor
penghambat kurangnya komunikasi orangtua dengan guru, pengaruh
pergaulan yang tidak baik diluar lingkungan sekolah (rumah), orangtua
yang belum bisa diajak kerjasama dengan guru dalam menangani
permasalahan anaknya
12. Ada, pelatihan Samudra Hati oleh Konsultan sekolah, pelatihan Kurikulum
berbasis karakter yang diselenggarakan oleh penerbit buku
13. Ya pernah, diantaranya di menara 165 oleh Ari Ginanjar, dan juga pernah
seminar dengan pa Munif Khatib.
( Syaidah )
ANGKET UNTUK SISWA
Nama Siswa :
Kelas :
Petunjuk Pengisian Angket:
1. Bacalah basmalah terlebih dahulu sebelum mengisi jawaban
2. Bacalah dahulu angket berikut ini sebelum menjawab
3. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang anda anggap paling tepat
sesuai dengan keadaan anda.
4. Pengisian angket ini tidak mempengaruhi nilai, untuk itu jawablah
dengan benar dan jujur.
5. Jawaban anda pada daftar questioner ini merupakan indikator yang
sangat penting bagi penelitian kami. Atas kesediaan anda mengisi
daftar isian ini kami ucapkan terima kasih.
Kepada Yth.
Assalamu’alaikum wr.wb.
Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing I/II
(materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa:
Nama : Rafiah
NIM : 1810011000089
Jurusan : Pendidikan Agama Islam Kelas C
Semester : X (Sepuluh)
Judul Skripsi : Penerapan Pendidikan Berbasis Karakter DI SDIT Nurul Amal
Pondok Cabe Ilir Pamulang
Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 21 Desember, 2013
abstraksi/outline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional pada judul
tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembimbing menghubungi
Jurusan terlebih dahulu.
Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat diperpanjang
selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan.
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Tembusan:
1. Dekan FITK
2. Mahasiswa ybs.
KEMENTERIAN AGAMA No. Dokumen : FITK-FR-AKD-082
UIN JAKARTA Tgl. Terbit : 1 Maret 2010
FORM (FR) No. Revisi: : 01
FITK
Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia Hal : 1/1
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN
Kepada Yth.
di
Tempat
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa,
Nama : Rafiah
NIM : 1810011000089
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Semester : X (Sepuluh)
Judul Skripsi : Penerapan Pendidikan Berbasis Karakter DI SDIT Nurul Amal
Pondok Cabe Ilir Pamulang
adalah benar mahasiswa/i Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang
sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di
instansi/sekolah/madrasah yang Saudara pimpin.
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Tembusan:
1. Dekan FITK
2. Pembantu Dekan Bidang Akademik
3. Mahasiswa yang bersangkutan