SKRIPSI
Oleh
NURHAYATI
NPM: 1511100076
i
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE
STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING TERHADAP MOTIVASI
BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM PESERTA DIDIK
KELAS IV DI MIN 9 BANDAR LAMPUNG
SKRIPSI
Oleh
NURHAYATI
NPM: 1511100076
ii
ABSTRAK
ii
iii
iv
MOTTO
mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah
menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat
menolaknya, dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia”.
1
Mushafmarwah, Al-qur’andanterjemahan.(Bandung: hilal, 2009),h. 250.
v
PERSEMBAHAN
Dengan Nama Alloh SWT dan rasa syukur yang tak terkira dan sebagai
1. Teristimewa Ayahanda Sumadri dan Ibunda izati yang telah membesarkan dan
juga mendidik saya hingga seperti saat ini, yang senantiasa memberikan
dukungan terbesar dalam hidup saya baik moril maupun materil dan mendidik
dengan penuh kasih sayang serta tak pernah putus do’a dan motivasinya
sehingga penulis mampu untuk meraih apa yang penulis harapkan dan cita-
dan M. Sanjaya Pratama yang selalu memberikan do’a, motivasi dan dukungan
kepada saya, sehingga mampu untuk meraih apa yang telah diharapkan dan
dicita-citakan.
vi
RIWAYAT HIDUP
Bawang Barat tanggal 28 November 1997, penulis adalah putrid keempat dari
Bhakti pada tahun 2010-2012 dan pendidikan sekolah menengah atas di SMA N 1
Tulang Bawang Tengah pada tahun 2013-2015. Pada tahun 2015 penulis
sampai September 2018. Pada bulan Oktober sampai Desember 2018 penulis
Nurhayati
NPM. 1511100076
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumWarahmatullahiWabarakatuh
Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah SWT Semesta Alam dengan
seluruh isinya. Hanya kepada-Nya kami menyembah dan hanya kepada-Nya kami
penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini sesuai dengan yang diharapkan.
Muhammad SAW. Yang selalu kita nantikan syafaatnya diyaumil akhirat kelak.
kekurangan dari skripsi ini. Oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya
Tersusunnya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan semua
1. Ibu Prof. Dr. Hj. Nirva Diana,M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan
2. Ibu Syofnidah Ifrianti, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Lampung.
3. Ibu Dra. Uswatun Hasanah M.Pd.I Pembimbing I dan Ibu Nur Asiah, M. Ag,
viii
saran serta bimbingannyadengan penuh kebijaksanaan dalam membimbing
4. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan
Semoga bantuan yang ikhlas dari semua pihak tersebut mendapat amal dan
balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Akhirnya dengan mengucapkan
Alhamdulillah semoga skripsi ini berguna dan bermanfaat khususnya bagi penulis
penyusunan skripsi ini, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran guna menghasilkan karya yang lebih baik lagi. Semoga penyusunan skripsi
ini memberikan sumbangsih yang dapat bermanfaat bagi banyak pihak. Aamiin ya
Robbal ‘Alamiin.
NURHAYATI
1511100076
ix
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 8
C. Batasan Masalah...................................................................................... 9
D. Rumusan Masalah ................................................................................... 9
E. Tujuan Penelitian .................................................................................... 9
F. Manfaat Penelitian .................................................................................. 10
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................. 72
B. Saran........................................................................................................ 72
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain,
pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar
dengan baik.1
dengan tujuan. Dalam hal tersebut, tujuan yang hendak dicapai dapat dikatakan
mana kala terdapat tujuan yang hendak dicapai bermacam-macam maka untuk
pula.2
pembelajaran sepatutnya dapat membuat kehidupan hari ini lebih baik dari hari
kemarin. Dalam konteks ini, kemarin tidak dipahami sebagai satu hari yang
1
Mohamad Syarif Sumantri, Model pembelajaran Terpadu di Sekolah Dasar, (Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2016) h. 27.
2
Erwin widiasworo, Inovasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Ar-ruzz Media, 2017), h. 16.
2
sudah lewat, melainkan semua hari, minggu, bulan, windu, abad bahkan
Mellineum yang sudah lewat. Dengan kata lain yang dimaksud adalah sejarah.3
Kata sejarah berasal dari bahasa Arab, yaitu kata Syajarah atau syajara.
Syajarah berarti pohon, atau syajara yang berarti terjadi. Kedua kata dalam
bahasa Arab ini lah yang kemudian dilafalkan sebagai sejarah dalam bahasa
masa lalu mempunyai akar yang menjadi asal muasal peristiwa atau sumber
peristiwa yang terjadi pada masa lalu dan akan dikenang sepanjang waktu yang
sehingga pada kehidupan sekarang kita bisa mengambil manfaat dari kejadian
Artinya: “Demikianlah kami kisahkan padamu (Muhammad) sebagian kisah
(umat) yang telah lalu, dan sesungguhnya, kami telah berikan
kepadamu suatu peringatan (Al-Qur’an) dari sisi kami.” (QS.
Thahaa: 99).4
dan Rasul) untuk kehidupan selanjutnya agar kisah tersebut dapat dijadikan
3
Nur Asiah, Inovasi Pembelajaran, (Bandar Lampung: AURA, 2014), h. 62.
4
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan, (Surabaya: CV Penerbit Fajar
Mulia, 2013), h. 319.
3
akan memberikan kita bahwa segala yang bermanfaat pada zaman Nabi dan
masa lalu mengenai kebudayaan islam atau hasil karya orang muslim. Dalam
SAW dari lahir, diutus menjadi Rasul bahkan beliau wafat. Pengetahuan yang
memahami materi yang cukup banyak seperti pengertian sejarah, cara kerja
didik merasa jenuh dan tidak tertarik untuk belajar Sejarah kebudaayaan Islam.
bahwa ada masalah yang dihadapi peserta didik saat mempelajari Sejarah
peserta didik kelas IV yang bernama Annisa dan Keyza, sebagian peserta didik
mereka merasa bosan saat proses belajar mengajar sedang berlangsung. lalu
berlangsung dan tidak ada interaksi antara pendidik dengan peserta didik,
peserta didik dengan peserta didik sehingga mereka merasa jenuh dan kurang
peserta didik yang tidak memperhatikan guru serta peserta didik lebih sering
peserta didik juga kurang aktif dalam proses pembelajaran mereka kurang
5
Annisa dan Keyza, Wawancara dengan Penulis, MIN 9 Bandar Lampung, 08 januari
2019.
5
Berikut adalah data tentang motivasi belajar peserta didik yaitu, sebagai
berikut:
Tabel 1
Motivasi belajar peserta didik kelas IV A MIN 9 Bandar lampung Tahun
Ajaran 2018/2019
6
Zulfa Maria, Wawancara dengan Penulis, MIN 9 Bandar Lampung, 08 januari 2019.
6
Rumus penilaian :
Np =
Keterangan :
Tabel 2
Kriteria Hasil Persentase Skor Angket Motivasi Belajar Peserta Didik
peserta didik memiliki motivasi belajar sedang dan 7 peserta didik memiliki
didik belum masuk kedalam kategori baik karena kurangnya kesadaran dan
dirancang untuk memengaruhi pola interaksi peserta didik dan memiliki tujuan
Explaining adalah model pembelajaran aktif, pada model ini peserta didik
dilatih agar lebih berani mengungkapkan pendapat yang mereka punya dan
peserta didik juga akan belajar bagaimana memahami materi yang ada dengan
peserta didik lebih mudah menyerap materi Sejarah Kebudayaan Islam yang
berisi cerita masa lampau dengan caranya sendiri seperti membuat catatan kecil
didik menjadi lebih aktif dan pembelajaran pun akan lebih menarik dan
Motivasi belajar adalah daya penggerak dari dalam diri peserta didik
keinginan untuk bisa mengetahui dan memahami sesuatu dan mendorong serta
sungguh untuk belajar dan termotivasi untuk mencapai prestasi dalam belajar
B. Identifikasi Masalah
dari buku.
pada Guru).
8
M. Yusuf T, Mutmainnah Amin, ”Pengaruh Mind Mapp dan gaya belajar terhadap hasil
belajar matematika siswa”, Jurnal Tadris keguruan dan ilmu tarbiyah 01 (1) (2016) 85-92, h. 86.
9
C. Batasan Masalah
tidak menyimpang dari sasaran pokok penelitian, sehingga ruang lingkup yang
diuji menjadi lebih spesifik, dan menghasilkan penelitian yang lebih efektif.
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
belajar yang diinginkan. Secara khusus tujuan yang ingin dicapai dari
Lampung.
10
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pendidik
3. Bagi Sekolah
peserta didik.
4. Bagi peneliti
Islam.
BAB II
LANDASAN TEORI
sama dengan orang lain, peserta didik yang agresif dan tidak peduli pada
sistem pengelompokan atau tim kecil, yaitu antara empat sampai enam
orang yang mempunyai latar belakang akademis, jenis kelamin, ras, atau
berkumpul jadi satu dan saling membantu satu sama lain untuk mencapai
tujuan bersama.2
1
Isjoni, Cooperative Learning, (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 16.
2
Hidayatulloh, “Hubungan Model pembelajaran Cooperative Script dengan model
pembelajaran Cooperative SQ3R terhadap hasil belajar matematika siswa sekolah dasar”, Jurnal
terampil pendidikan dan pembelajaran dasar , Volume 3 Nomor 2 Tahun 2016, h. 4.
12
bekerja atau membantu sesama dalam struktur kerja sama yang teratur
dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih yang mana
melatih peserta didik untuk saling bekerja sama dalam memahami materi
sesuai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan
pelajaran, untuk itu dibutuhkan kerja sama yang baik dalam satu
sama atau gotong royong akan memudahkan peserta didik, peserta didik
3
Rusman, Model-Model Pembelajaran (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), h. 203.
13
konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk
juga mengajarkan pengetahuan yang lebih luas untuk peserta didik, pada
yaitu:
lain.
6
Ridwan Abdullah Sani, Inovasi Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), h. 132.
15
memberi peluang bagi peserta didik dari berbagai latar belakang dan
tugas.
kelompok.
7
Nelfi Erlinda, “Peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa melalui model kooperatif
Tipe team game tournament pada mata pelajaran fisika kelas X di SMK dharma bakti lubuk
alung”, Jurnal Tadris: Jurnal keguruan dan ilmu tarbiyah, volume 02 Nomor 1 Tahun 2017, h. 50.
8
Rusman, Op. Cit. h. 207.
16
kontrol.
1) Penghargaan kelompok
Cooverative Learning menggunakan tujuan-tujuan kelompok
untuk memperoleh penghargaan kelompok.Penghargaan
kelompok diperoleh jika kelompok mencapai skor diatas kriteria
yang ditentukan. Keberhasilan kelompok didasarkan pada
penampilan individu sebagai anggata kelompok dalam
menciptakan hubungan antar personal yang saling mendukung,
saling membantu, dan saling membantu.
2) Pertanggung jawaban individu
9
Isjoni, Op. Cit. h. 22.
17
berfikir.10
10
Abdur Rahman Zain, Joko, “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student
Facilitator And Explaining Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Standart Kompetensi Menafsirkan
Gambar Teknik Listrik SMKN 2 Pamekasan”, Jurnal Pendidikan Teknik Elektro, (Universitas
Negeri Surabaya, 2013), h.41.
19
sangat panjang.
Explaining
lebih sesuai dikarenakan peserta didik secara aktif ikut serta baik itu
pelakunya.
pembelajaran aktif, pada model ini peserta didik dilatih agar lebih
11
Ibid. h. 16.
20
pembelajaran.
Model ini menekan pada keaktifan peserta didik dalam merubah dan
12
Agus Suprijono, Cooperative Learning, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2015), h. 147.
21
mereka.13
Explaining
pembelajaran tersebut.
6. Penutup.14
itu
7. Penutup.15
beberapa kelompok
peserta didik
itu
7. Penutup.16
16
Suyatno, Model-Model Pembelajaran, (Jakarta: Pustaka Belajar, 2013), h 140.
24
atau gagasan.17
sebagai berikut:
17
Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran (Yogyakarta: Pustaka
Belajar, 2013), h. 228.
25
tampil.
didik.19
18
Ibid, h. 229.
19
Imas Kurniasih, Model Pembelajaran, (Jakarta: Kata Pena, 2015), h. 79.
26
B. Motivasi Belajar
motif itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang
telah menjadi aktif. Jadi motivasi adalah suatu dorongan perasaan dari
diinginkan.20
dalam belajar.21
tujuan.22
berarti suatu kondisi yang berubah pada diri seseorang yang diawali
elemen penting:
22
Syofnidah Ifrianti, Yasyfatara Zasti, “Peningkatan Motivasi Belajar PAI melalui metode
pembelajaran Questions Students Have kelas IV SDN 1 Hajimena Lampung Selatan, Tahun ajaran
2015/2016”, Jurnal Terampil Pendidikan dan Pembelajaran Dasar Vol 1 No 1 Tahun 2016, h. 4.
23
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Wali Pers, 2016), h.
73.
28
memenuhi kebetuhannya.
tingkah laku pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang
24
Ibid. h. 30.
29
upaya pribadi.
kegagalan itu.
terhadap prilaku yang baik atau hasil belajar peserta didik yang
motif belajar peserta didik kepada hasil belajar yang lebih baik.
25
Ibid. h. 35.
31
lingkungan.
belajar akan menjadi optimal, kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi
dipengaruhi oleh tujuan. Makin tinggi dan berarti suatu tujuan, makin
besar motivasinya, dan makin besar motivasi akan makin kuat kegiatan
27
Agus Suprijono, Op. Cit, h. 181.
32
perbuatan atau kegiatan yang tidak bermotif atau motifnya sangat lemah,
melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan semangat. Dari kedua
macam sudut pandang, yakni motivasi yang berasal dari dalam pribadi
berasal dari luar diri seseorang yang biasa disebut “Motivasi ekstrinsik”.
1. Motivasi Ekstrinsik
2. Motivasi Instrinsik
dengan suatu aktivitas tertentu. Aktivitas yang sama bisa jadi secara
28
Sardiman, Op. Cit, h. 86.
29
Ridwan, Op.Cit, h. 49.
34
dari dalam diri individu itu sendiri dan ditambah oleh faktor luar yang
a. Pemberian angka.
b. Pemberian hadiah.
c. Persaingan.
d. Pujian.
e. Teguran dan ancaman.
f. Hukuman.
Motivasi belajar yang ada pada diri setiap peserta didik memiliki
30
Sardiman, Op. Cit. h. 91.
35
sesuatu).
didik mempunyai motivasi atau tidak, dapat dilihat dalam proses belajar
di kelas.
dengan pohon, memiliki cabang dan ranting, bermula dari sebuah bibit,
dengan kata sejarah adalah silsilah, kisah, hikayat yang berasal dari bahasa
Arab.
manusia disuatu tempat, sistem sosial, sistem ekonomi, serta sistem politik
ajaran-ajaran Islam.
yang sangat vital. Secara bahasa Islam artinya penyerahan, kepatuhan atau
salah satu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang menelaah tentang
tokoh yang berprestasi dalam sejarah Islam pada masa lampau, mulai dari
31
Andi Prastowo, Pembelajaran Konstruktivistik-Scientific Untuk Pendidikan Agama di
Sekolah/Madrasah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), h.377.
37
Ibtidaiyah
berikut:
tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini
masa lampau.
Madrasah Ibtidaiyah
meliputi:
32
Ibid, h. 386.
39
masing.33
D. Kajian Pustaka
Sebelum adanya penelitian ini, sudah ada peneliti atau tulisan yang
sebagaimana berikut:
33
Ibid, h. 381.
34
Indah Lestari, Rini Kristiantari, Gusti Agung Oka Negara, “Pengaruh Model
Pembelaran Student Facilitator and Explaining Terhadap Hasil Belajar IPA kelas V”, Jurnal
Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha, Volume 2 Nomor 1 Tahun 2014.
40
35
Abdur Rahman Zain, Joko, “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student
Facilitator and Explaining (SFAE) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Standar Kompetensi
Menafsirkan Gambar Teknik Listrik SMKN 2 Pamekasan”, Jurnal Pendidikan Teknik Elektro,
Volume 1 Nomor 2 Tahun 2013.
36
Luh Rianti, Lukman NulHakim, “Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Tipe
Student Facilitator and Explaining (SFAE) Terhadap pemahaman konsep siswa kelas IV pada
mata pelajaran IPA”, JPSD Vol. 3 No. 1 Tahun 2017.
41
E. Kerangka Berfikir
berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. 37 Dari
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kerangka berfikir adalah garis besar
suatu penelitian.
kreatif bagi peserta didik untuk membuat catatan yang memudahkannya dalam
peserta didik dalam penguatan ingatan terhadap materi yang dipelajari dalam
Maka dari itu model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dirasa
37
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuatitatif, Kualitatif, dan R&D)
(Bandung: Alfabeta, 2016), h. 91.
42
Materi
Proses Pembelajaran
Motivasi Belajar
F. Hipotesis Penelitian
dapat peneliti simpulkan bahwa hipotesis adalah jawaban yang sifatnya masih
1. Hipotesis Penelitian
maka dapat dirumuskan hipotesis dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:
38
Ibid, h. 96.
43
2. Hipotesis Statistik
Adapun hipotesis statistik yang peneliti ajukan dalam penelitian ini yaitu:
Explaining.
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Jenis penelitian yang dimaksud adalah
sistematis dalam suatu situasi khusus, dimana gejala-gejala yang diamati itu
begitu disederhanakan, yaitu hanya beberapa faktor saja yang diamati, sehingga
Bandar Lampung.
Group Pre-test and Post-test design. Metode ini diberikan pada satu kelas saja
1
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D),
(Bandung: Alfabeta, 2017), h. 110.
45
tanpa kelompok pembanding2. Rumus Pre Experiment One Group Pre test -
bb O1X O2
subyek tunggal ini dilakukan dengan memberikan tes kepada subjek yang
belum diberi perlakuan disebut pre- test (O1) untuk mendapatkan peserta didik
yang memiliki motivasi belajar yang masih rendah. Setelah didapat data
peserta didik yang memiliki motivasi belajar yang masih rendah, maka
Explaining untuk jangka waktu tertentu kepada peserta didik yang motivasi
motivasi belajar yang masih rendah, maka diberikan lagi tes untuk mengukur
(X), dalam post-test akan didapatkan data hasil dari eksperimen dimana
motivasi belajar peserta didik meningkat atau tidak ada perubahan sama sekali.
2
Ibid, h. 110.
46
1. O1 merupakan pre-test
2. X merupakan treatment
3. O2 merupakan post-test
4. Bandingkan O1 dan O2
5. Proses analisis data, menggunakan rumus t-test.
B. Variabel Penelitian
apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
sini berarti apa saja yang berupa faktor-faktor yang berperan dalam jalannya
penelitian, yang ditentukan oleh peneliti agar diperoleh data yang diperlukan.
Dalam penelitian ini, peneliti mengelompokan variabel ini menjadi dua bagian
antara lain:
terhadap variabel lain atau disebut variabel X. Dalam hal ini yang menjadi
variabel bebas atau disebut variabel Y.4 Dalam hal ini variabel terikatnya
X Y
3
Ibid, h. 60.
4
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2014), h. 139.
47
Keterangan:
Y: Motivasi belajar.
1. Populasi
peristiwa, atau benda yang tinggal bersama dalam suatu tempat dan secara
terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian.5 Jadi
populasi merupakan segala sesuatu yang ada di suatu tempat yang nantinya
akan menjadi sebuah data hasil dari sebuah penelitian. Berkaitan dengan hal
itu maka yang akan menjadi populasi dalam penelitian ini adalah peserta
2. Sampel
oleh populasi.6 Menurut peneliti sampel adalah suatu bagian terkecil yang
ada di dalam populasi yang akan kita teliti nantinya untuk mendapatkan
5
P. Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam teori dan praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,
2015), h. 22.
6
Sugiyono, Op. Cit. h. 118.
48
secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.7
1. Angket
disertai dengan pilihan jawaban yang sudah ditentukan oleh peneliti. Dapat
berbentuk ya atau tidak, dan dapat pula berbentuk sejumlah alternatif atau
pilihan ganda.
tersebut adalah angket motivasi yang diberikan kepada peserta didik untuk
merujuk pada skala likert. Skala likert adalah salah satu skala yang
likert ini dinyatakan dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden,
7
Cholid Narbuko, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2016), h. 110.
8
Sugiono, Op. Cit, h. 199.
9
Suharsimi Arikunto, Menajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), h.100.
49
Bandar Lampung.
2. Dokumentasi
disini adalah sesuatu yang berbentuk apapun yang terdapat pada responden
seperti poto-poto, video, surat-surat dan data yang ditemukan dilokasi. Data
sekolah, data pendidik, daftar peserta didik dan struktur organisasi MIN 9
Bandar Lampung.
E. Instrumen Penelitian
belajar mengajar maka perlu digunakan tabel kisi-kisi. Kisi-kisi adalah sebuah
tabel yang menunjukkan hubungan antara hal-hal yang disebutkan dalam baris
menunjukkan kaitan antara variabel yang diteliti dengan sumber data dari mana
50
data akan diambil, metode yang digunakan dan instrumen yang disusun.10
Tabel 3
Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar Peserta didik
Soal
No. Aspek No Indikator Pernyataan pernyataan Pernyataan
(+) (-)
1 Motivasi 1. Adanya 1. Menyelsaikan 1 2
peserta didik hasrat dan tugas dengan
dalam keinginan tuntas
pembelajaran berhasil 2. Menyelsaikan 3 4
dengan tugas dengan tepat
menggunakan waktu
model 2 Adanya 3. Belajar karna nilai 5 6
pembelajaran dorongan 4. Belajar karna 7 8
Student dan teman
Facilitator and kebutuhan
Explaining belajar
3 Adanya 5. Prestasi yang baik 9 10
harapan akan mudah
dan cita- mendapatkan
cita masa pekerjaan
depan
4 Adanya 6. Belajar karna 11 12
penghargaa ingin dipuji
n dalam
belajar
5 Adanya 7. Model 13 14
kegiatan pembelajaran
yang menarik
menarik 8. Tidak jenuh 15 16
dalam
belajar
6 Adanya 9. Memudahkan 17 18
lingkungan memahami materi
belajar 10. Memudahkan 19 20
yang mengatasi
kondusif kesulitan
Jumlah 20
10
Ibid, h. 205.
51
(S) Setuju =3
Tabel 4
Kisi-Kisi Lembar Daftar Dokumentasi
Hasil Dokumentasi
No. Aspek yang Didokumentasikan
Ya Tidak
1. Visi-misi sekolah
2. Data pendidik
3. Data Peserta didik
4. Foto-foto kegiatan penelitian
1. Uji Validitas
menjaring data perlu dilakukan uji validitas. Uji validitas ini digunakan
untuk mengukur tingkat validitas dari suatu alat ukur. Untuk mengetahui
soal tersebut dengan skor yang diperoleh koefisien dihitung dengan rumus
11
Ibid, h. 211.
52
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑
Keterangan:
N : Jumlah sampel.
X : Skor butir.
Y :Skor total.
Tabel 5
Kriteria Validitas
Validitas Kriteria
0,80 – 1,00 Sangat tinggi
0,60 – 0,80 Tinggi
0,40 – 0,60 Sedang
0,20 – 0,40 Rendah
2. Uji Reliabilitas
dipercaya, akan menghasilkan data yang dapat dipercaya. Apabila data yang
digunakan ketika mengukur tes skala sikap yang mempunyai standar pilihan
ganda atau dalam bentuk tes esai. Pada prinsipnya termasuk mengukur
aspek isi dan aspek heterogenitas dari tes tersebut. Uji reliabilitas untuk
∑
[ ][ ]
Keterangan:
Indeks reliabilitas
Tabel 7
Kriteria Reliabilitas
Validitas Kriteria
0,80 – 1,00 Sangat tinggi
0,60 – 0,80 Tinggi
0,40 – 0,60 Sedang
0,20 – 0,40 Rendah
∑
[ ][ ]
G. Analisis Data
1. Uji Normalitas
berasal dari data yang berdistribusi normal. Oleh karena itu, diperlukan uji
a. Rumusan hipotesis
13
Elvinaro Ardianto, Metodologi Penelitian, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2016), h.
189.
54
zi
XX i
s
F(Zi) = P(Z ≤ Zi), Z~N (0,1), Zi = skor standar untuk Xi S(Zi) = proporsi
e. Keputusan uji
2. Uji Homogenitas
homogen)
homogen)
Tolak Ho jika ≥F ⁄ ( )
3. Uji Hipotesis
Islam, selanjutnya akan dilakukan analisa data untuk menguji hipotesis yang
telah diajukan. Uji hipotesis ini dilakukan untuk terdapat adanya pengaruh
H0 :
H1 :
Pre-test dan Post-test One group design. Maka menggunakan rumus t-test.
∑
√
Keterangan:
N : Banyaknya Subyek
pada saat subyek belum mendapat perlakuan dan setelah subyek mendapat
14
Sukardi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2015), h. 88.
BAB IV
A. Hasil Penelitian
dengan jenis One Group Pre-test and Post-test design. Sebelum melakukan
a. Uji Validitas
11, 12, 13, 17, 18, 23, 24, 25, 28, 29, 30, 31, 32, 33, dan 35 dinyatakan
valid jika rhitung masing-masing soal > rtabel 0,396 maka soal dinyatakan
7,10, 14, 15, 16, 19, 20, 21, 22, 26, 27, 34 dinyatakan gugur atau tidak
valid jika rhitung masing-masing soal < rtabel 0,396 maka soal dinyatakan
lampiran.
b. Uji Reliabilitas
r > rtabel 2,84 > 0,396 sehingga instrument tersebut dapat dikatakan
2. Data Penelitian
dan dokumentasi.
pilihan jawaban yang sebelumnya telah diuji validitas dan reabilitas. Jumlah
butir pernyataan yang valid sebanyak 20, dimana sebelum diuji cobakan
yaitu jawabannya sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak tidak
setuju, 3 untuk setuju, 2 untuk tidak setuju, 1 untuk sangat tidak setuju.
Skor minimal yang mungkin dimiliki responden adalah 20, sedangkan skor
maksimum 80.
peserta didik dan mendapatkan nilai Pretest. Nilai pretest pada instrument
Tabel 8
Hasil Rekapitulasi Nilai Pretest Instrumen Kuesioner Motivasi Belajar pada
Kelas IV A
Jumlah
Skor Tertinggi 68
Skor Terendah 50
Jumlah Rata-rata 58.74
Jumlah Total 1586
Standar Deviasi 6,003
Presentase rata-rata 73%
Keterangan Tinggi
(sumber: Data Telampir di Lampiran)
terendah 50. Jumlah rata-rata 58,74 dan jumlah total adalah 1586. Standar
adalah 73% dengan kategori tinggi. Hasil prestest yang diperoleh sudah
cukup baik dengan presentase tinggi tetepai perlu diberikan perlakuan untuk
sebagai berikut :
Tabel 9
Rekapitulasi Presentase Pretest
Jumlah
No Interval Nilai Kategori Presentase
Siswa
1 85%-100% Sangat Tinggi 4 15%
2 70%-85% Tinggi 14 52%
3 55%-70% Sedang 9 33%
4 40%-55% Rendah 0 0%
5 0%-40% Sangat Rendah 0 0%
61
Gambar 4
Rekapitulasi Nilai Pretest Motivasi Belajar
Setelah mengetahui hasil pretest kemudian kelas IV A diberikan
Tabel 10
Hasil Rekapitulasi Nilai Posttest Instrumen Kuesioner Motivasi Belajar pada
Kelas IV A
Jumlah
Skor Tertinggi 80
Skor Terendah 70
Jumlah Rata-rata 74,81
Jumlah Total 2020
Standar Deviasi 3,563
Presentase rata-rata 94%
Keterangan Sangat Tinggi
(sumber: Data Telampir di Lampiran)
terendah 70. Jumlah rata-rata 74,81 dan jumlah total adalah 2020. Standar
adalah 94% dengan kategori sangat tinggi. Hasil postest yang diperoleh
sebagai berikut :
Tabel 11
Rekapitulasi Presentase Posttest
Jumlah
No Interval Nilai Kategori Presentase
Siswa
1 85%-100% Sangat Tinggi 27 100%
2 70%-85% Tinggi 0 0%
3 55%-70% Sedang 0 0%
4 40%-55% Rendah 0 0%
5 0%-40% Sangat Rendah 0 0%
63
Gambar 5
Rekapitulasi Nilai Posttest Motivasi Belajar
3. Analisis Data
a. Uji Normalitas
rumus liliefors Lhitung = max F(zi) – S(zi). Uji normalitas dilakukan pada
nilai pretest dan nilai posttest dengan jumlah 27 peserta didik. Perumusan
Tabel 12
Rekapitulasi Uji Normalitas
0,1205 dan Ltabel = 0,1707dengan taraf signifikan α = 0,05, maka Lhitung <
Ltabel yang berarti hipotesis H0 diterima. Pada nilai posttest dengan jumlah
dengan taraf signifikan α = 0,05, maka Lhitung < Ltabel yang berarti
b. Homogenitas
sampel penelitian berawal dari kondisi yang sama atau homogen. Uji
Tabel 13
Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas
pretest dan nilai posttest terdapat Fhitung adalah 0,593 dan Ftabel adalah
bahwa Fhitung < Ftabel. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
c. Uji Hipotesis
yang telah diajukan. Uji hipotesis ini dilakukan untuk terdapat adanya
H0 :
H1 :
66
Tabel 14
Rekapitulasi Hasil Uji Hipotesis (t-test) Motivasi Belajar
pretest dan nilai posttest maka didapatkan thitung memperoleh nilai 11,96
dan ttabel adalah 1,670 sehingga hasilnya thitung > ttabel yang artinya H1
explaining.
B. Pembahasan
One Group Pre-test and Post-test design. Pengumpulan data pada penelitian ini
didik yang masih rendah, peserta didik, mereka mengalami kejenuhan. Hal ini
Bandar Lampung.
dengan rtabel adalah 0,396 maka dapat disimpulkan bahwa r > r tabel 2,84 >
Kebudayaan Islam dan mendapatkan nilai Pretest. Terdapat empat skala, yaitu
68
jawabannya sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak tidak setuju.
jawaban memiliki rentan 1 sampai 4. Skor yaitu 4 untuk sangat setuju, 3 untuk
setuju, 2 untuk tidak setuju, 1 untuk sangat tidak setuju. Skor minimal yang
mungkin dimiliki responden adalah 20, sedangkan skor maksimum 80. Hasil
tertinggi adalah 68 dan skor terendah 50. Jumlah rata-rata 58,74 dan jumlah
total adalah 1586. Standar deviasi adalah 6,003. Nilai pretest mendapatkan
hasil presentase rata-rata adalah 73% dengan kategori tinggi. Hasil presentase
sedang. Persentase motivasi belajar peserta didik sudah cukup baik dengan
presentase rata-rata tinggi. Hasil prestest yang diperoleh sudah cukup baik
Facilitator and Explaining merupakan model yang melatih peserta didik untuk
69
atau angket motivasi belajar untuk mengetahui motivasi belajar peserta didik
motivasi belajar mendapatkan skor tertinggi adalah 80 dan skor terendah 70.
Jumlah rata-rata 74,81 dan jumlah total adalah 2020. Standar deviasi adalah
3,563. Nilai posttest mendapatkan hasil presentase rata-rata adalah 94% dengan
kategori sangat tinggi. Hasil postest yang diperoleh sangat tinggi motivasi
sangat tinggi. Persentase motivasi belajar peserta didik sudah baik dengan
70
rumus uji lilliefors. uji normalitas menggunakan nilai pretest dengan jumlah 27
α = 0,05, maka Lhitung < Ltabel yang berarti hipotesis H0 diterima. Pada nilai
dengan taraf signifikan α = 0,05, maka Lhitung < Ltabel yang berarti hipotesis H0
diterima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Jadi, dapat
tabel 6terlihat hasil rekapitulasi uji homogenitas pada nilai pretest dan nilai
posttest terdapat Fhitung adalah 0,593 dan Ftabel adalah 1,88 . Data diatas
menggunakan taraf signifikan α = 0,05 terlihat hasil bahwa Fhitung < Ftabel.
dan nilai posttest maka didapatkan thitung memperoleh nilai 11,96 dan ttabel
adalah 1,670 sehingga hasilnya thitung > ttabel yang artinya H1 diterima dan H0
lainnya.
gagasan.
2. Tidak mudah bagi peserta didik untuk membuat peta konsep atau catatan
3. Adanya pendapat yang sama sehingga hanya sebagian saja yang tampil.
peserta didik yang dipengaruhi oleh faktor luar yang mendorong tumbuhnya
motivasi belajar yang tinggi, seperti model pembelajaran yang menarik, pujian,
1
Ibid, h. 229.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
and Explaining dapat berpengaruh terhadap motivasi belajar peserta didik pada
telah dilakukan pada nilai pretest dan nilai posttest maka didapatkan thitung
memperoleh nilai 11,96 dan ttabel adalah 1,670 sehingga hasilnya thitung > ttabel
Explaining.
B. Saran
P. Joko Subagyo, “Metode Penelitian dalam teori dan praktik”, Jakarta: Rineka
Cipta, 2015.
Indah Lestari, Rini Kristiantari, Gusti Agung Oka Negara, “Pengaruh Model
Pembelaran Student Facilitator and Explaining Terhadap Hasil Belajar
IPA kelas V”, Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha,
Volume 2 Nomor 1 Tahun 2014.
M. Yusuf T, Mutmainnah Amin, ”Pengaruh Mind Mapp dan gaya belajar terhadap
hasil belajar matematika siswa”, Jurnal Tadris keguruan dan ilmu tarbiyah
01 (1) (2016) 85-92, 2016.
Nelfi Erlinda, “Peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa melalui model
kooperatif Tipe team game tournament pada mata pelajaran fisika kelas X
di SMK dharma bakti lubuk alung”, Jurnal Tadris: Jurnal keguruan dan
ilmu tarbiyah, volume 02 Nomor 1 Tahun 2017.
DOKUMENTASI
Gambar 5.