Anda di halaman 1dari 69

PENGARUH PENERAPAN UNIT TEACHING TERHADAP HASIL

BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN FIKIH


DI MTS PONDOK PESANTREN MADRASAH
TARBIYAH ISLAMIYAH TANJUNG
BERULAK KECAMATAN
KAMPAR

OLEH

KHAIRUL FAHMI
NIM.11311101345

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
1441 H/2020 M
PENGARUH PENERAPAN UNIT TEACHING TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN FIKIH
DI MTS PONDOK PESANTREN MADRASAH
TARBIYAH ISLAMIYAH TANJUNG
BERULAK KECAMATAN
KAMPAR

Skripsi
diajukan untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan
(S.Pd)

Oleh

KHAIRUL FAHMI
NIM.11311101345

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
1441 H/2020 M
PENGHARGAAN

   

Alhamdulillahirobbil „alamin puji syukur senantiasa penulis ucapkan


kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada
penulis. Tidak lupa pula shalawat dan salam penulis ucapkan kepada junjungan
alam Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah membawa manusia dari alam
kegelapan menuju alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan. Sehingga penulis
dapat mennyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Penerapan Metode Unit
Teaching terhadap Hasil Belajar Sisiwa pada Ulangan Harian dalam
Pembelajaran Fikih di Pondok Pesantren Madrasah Tarbiyah Islamiyah
Kabupaten Kampar”.Skripsi ini merupakan hasil karya ilmiah yang ditulis untuk
memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
pada Jurusan Pendidikan Agama Islam Konsentrasi FIKIH Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
Dalam penyelesaian skripsi ini penulis menyadari begitu banyak bantuan
dan dorongan dari berbagai pihak, baik langsung maupun tidak langsung, baik
moril maupun materil. Ucapan terimakasih dan penghargaan yang paling spesial
penulis peruntukkan buat kedua orang tua tercinta, ayahanda Khaidir ori dan
ibunda tercinta Rosminah yang telah berkorban dan berdoa demi kesuksesan
penulis yang selalu memberikan semangat kepada penulis, semoga karya ilmiah
ini menjadi bukti amal ibadah penulis dan orang tua penulis di hadapan Pencipta
Yang Maha Esa kelak. Ya Allah berikanlah hamba kesempatan untuk
membahagiakan kedua orang tua hamba dan haramkanlah orang tua hamba dari
siksa neraka-Mu ya Allah.
Selain itu penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu penulis, yang memberikan uluran tangan dan
kemurahan hati kepada penulis, pada kesempatan ini penulis juga ingin
menyatakan dengan penuh hormat ucapan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. KH. Akhmad Mujahidin S.Ag.,M.Ag., Rektor Universitas Islam
Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Dr. Drs. H. Suryan A. Jamrah M.A Wakil

iii
Rektor II, dan Drs. H. Promadi M.A. Ph.D., Wakil Rektor III Universitas
Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, yang telah memfasilitasi penulis
dalam proses perkuliahan di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim
Riau.
2. Dr. H. Muhammad Syaifuddin S.Ag.M.Ag., Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan, Dr. Drs. Alimuddin M.Ag., Wakil Dekan I, Dr. Dra. Rohani M.Pd.,
Wakil Dekan II, dan Dr. Drs. Nursalim M.Pd., Wakil Dekan III Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
yang telah memberikan rekomendasi kepada penulis untuk melakukan
penelitian ini.
3. Dra. Afrida M.Ag., ketua jurusan Pendidikan Agama Islam dan H. Adam
Malik Indra, Lc.,M.A., sekretaris jurusan Pendidikan Agama IslamFakultas
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau,
yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
4. Dra.Yuliharti M.Ag., pembimbing skripsi yang telah mengarahkan penulis
sehingga terselesaikannya skripsi ini dengan sabar serta bermurah hati
menyediakan waktu, dan pikiran untuk penulis.
5. Drs. H. Amri Darwis M.Ag., penasehat akademik yang selalu membimbing,
mengarahkan, membantu penulis dalam proses perkuliahan hingga dalam
menyelesaikan skripsi ini.
6. Seluruh dosen pengajar Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru yang tidak bisa disebutkan satu
persatu yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan selama penulis
mengikuti perkuliahan di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan ini.
7. Kepala perpustakaan beserta staff Universitas Islam Negeri Sultan Syarif
Kasim Riau yang telah memberikan pelayanan dengan baik kepada penulis.
8. Dra, Yusmarda., kepala PPMTI Tanjung berulak kampar yang telah
membantu penulis untuk melakukan penelitian.

iv
9. Teristimewa buat keluarga besar, yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang
telah memberikan semangat dan dukungan kepada penulis, dan membantu
penulis baik dari segi materi maupun moril.
10. Rekan-rekan angkatan 2013 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, jurusan
Pendidikan Agama Islam, terutama lokal A FIKIH yang tidak bisa disebutkan
satu persatu yang telah memberikan semangat dan kebersamaanya selama
masa perkuliahan.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah
memberikan dukungan dan bantuan sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
Penulis menyadari dalam penulisan ilmiah ini banyak sekali kesalahan dan
kekhilafan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun dari pembaca, dan semoga penelitian ini ada manfaatnya bagi kita.
Aamiin Ya Rabbal „Aalamiin.

Pekanbaru, 16 Desember 2019


Penulis,

KHAIRUL FAHMI
NIM. 11311101345

v
PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil ’alamiin
Syukur hamba hanya kepda mu ya allah
Yang telah memberikan rahmat dan hidayah-mu kepada hamba
Sujud syukur hanya kepada-mu yang melimpahkan karunia ini
Semoga ini menjadi karunia yang penuh ridho-mu dalam hidup hamba dan keluarga
yang hamba cintai.

Ya rabbi
Hidup dan mati hamba di jalan-mu
Kupersembahkan karya kecil ini, untuk cahaya hidup
Yang senantiasa ada saat suka maupun duka
Selalu setia mendampingi, saat ku lemah dan tak berdaya, ayah dan ibuku tercinta.
Yang selalu memanjatkan do’a untuk putra tercintanya dalam setiap sujudnya

Wahai rabbi. . . .
Ku ukir kata perwakilan hati mengarungi samudra kehidupan
Untuk mereka yang tak putus bait do’anya demi kesuksesanku
Untuk mereka yang kasih sayangnya tak pernah kering walau di gurun pasir
Untuk mereka yang selalu tersenyum walau terkadang hati yang dirundung
kesedihan
Wahai ibu, anakmu ini bukanlah secerdas ali
Wahai ayah, anakmu ini bukanlah setegar abu bakar
Wahai kakak, adekmu ini bukanlah setangguh umar
Tetapi hanyalah seorang insan biasa yang tak luput dari kesalahan
Maafkanlah kesalahan ananda yang tak terhitung banyaknya
Lisan yang terkadang menyakitkan
Sikap yang terkadang kurang berkenan
Janji yang kadang tertunda
Teruntuk keluargaku tercinta
Untuk ayahanda dan ibunda tecinta, semoga allah hadiakan syurga untuk mereka
yang tak kenal lelah memberiku do’a, kasih sayang, semangat, nasehat dan
pengorbanan yang takkan pernah tergantikan sehingga aku selalu kuat menjalani
setiap rintangan kehiduapan ini... dan untuk saudara-saudaraku tercinta, semoga
allah hadiakan pahala untuk kalain yang selalu membantuku tampa kenal rasa
lelah, semoga kelak kita semua berkumpul di syurga-nya
...Aaamiin....
Untuk sahabat-sahabatku, termimakasih atas segala kebaikan-nya,
Semoga kebaikan kalain di balas berlipat ganda oleh allah
...Aaamiin...
Semoga ukhuwa ini kekela hingga ke syurga

vi
ABSTRAK

Khairul Fahmi,(2019): Pengaruh Penerap Unit Teaching terhadap Hasil


Belajar Siswa dalam Pembelajaran Fikih di
Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Madrasah
Tarbiyah Islamiyah Kabupaten Kampar

Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah


dicapai oleh siswa dalam kurun waktu proses belajar tertentu. Adapun rumusan
masalahnya adalah “Bagaimana pengaruh metode unit teaching Terhadap Hasil
Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Fikih di Pondok Pesantren Madrasah Tarbiyah
Islamiyah Kampar?. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa PPMTI Tanjung
Berulak Dengan masing-masing jumlah siswa tahun 2018-2019 dengan jumlah
siswa pada kedua kelas siswa tersebut. Sedangkan yang menjadi objek dalam
penelitian ini adalah pengaruh penerpan metode unit teaching terhadap hasil
belajar siswa dalam proses pembelajaran Fikih. Adapun populasi dalam penelitian
ini seluruh siswa PPMTI Tanjung Berulak peneliti menarik sampel 2 Kelas dari
jumlah keseluruhan 3 kelas dari kelas VIII berjumlah 74 orang,sedangkan
sampelnya dengan jumlah 50 orang. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan
menggunakan perbandingan statistik dengan rumus korelasi yang digunakan
adalah korelasi ProductMoment. Teknik pengumpulan data berupa angket,
Observasi, dan dokumentasi, perhitungan data menggunakan program SPSS Versi
16.0 for windows. Berdasarkan analisisi data dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh Penarapan Metode Unit Teaching Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada
Ulangan Harian Dalam Pembelajaran Fikih di Pondok Pesantren Madrasah
Tarbiyah Islamiyah Kabupaten Kampar. Nilai korelasi rhitungadalah 0,581 dengan
df 48 = 0,263 (5%) dan 0,402 (1%). Maka 0,263<0,581>0,402 dengan demikian
Ha diterima dan Ho ditolak.

Kata kunci : Pengaruh, Penerapan, Metode Unit Teaching

vii
DAFTAR TABEL

TABEL 1 Interpretasi Koefisien Korelasi.................................................. 33


TABEL IV. 1 Daftar Nama-Nama Kepala Sekolah Mts Ppmti Tanjung
Berulak Kabupaten Kampar Sampai Dengan Sekarang ........... 36
TABEL IV. 2 Tenaga Pengajar (Guru) Mts Ppmti Tanjung Berulak .............. 40
TABEL IV. 3 Daftar Keadaan Siswa Mts Ppmti Tanjung Berulak ................. 41
TABEL IV. Skor Alternatif Jawaban Angket Penerapan Unit Teaching ..... 42
TABEL IV. Guru Merencanakan Permulaan Pembelajaran......................... 43
TABEL IV. Guru Menjelaskan Tujuan Dari Pembelajaran ......................... 43
TABEL IV. Guru Membagi Siswa Dikelas Menjadi Beberapa Kelompok.. 44
TABEL IV. Guru Menjelaskan Tujuan Dari Pembelajaran ......................... 34
TABEL IV. Guru Membagi Siswa Menjadi Beberapa Kelompok Sesuai
Dengan Pembahasan Masing-Masing ...................................... 45
TABEL IV. Guru Memberikan Sumber-Sumber Yang Dapat
Dipergunakan Dalam Pemecahan Masalah .............................. 45
TABEL IV. Guru Membawa Siswa Terjun Kelapangan, Belajar di
Perpustakaan, Atau Survei Lapangan ....................................... 46
TABEL IV. Guru Mengawasi Seluruh Kelompok Saat Proses Kerja
Kelompok Berlangsung ............................................................ 46
TABEL IV. Guru Menginstruksikan Kepada Setiap Kelompok Untuk
Menyampaikan Hasil Kerja ...................................................... 47
TABEL IV. Guru Menanggapi Hasil Kerja Setiap Kelompok dan
Memperbaiki Kekeliruan .......................................................... 47
TABEL IV. Rekapitulasi Angket Unit Teaching ......................................... 50
TABEL IV. Rekapitulasi Nilai Ulangan Harian ........................................... 51
TABEL IV. Rekapitulasi Data Variabel X Dan Y ....................................... 52

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada hakikatnya manusia di dunia ini membutuhkan pendidikan.

Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode metode tertentu sehingga

orang menerima pengetahuan, pemahaman dan cara bertingkah laku sesuai

dengan kebutuhan, Sementara itu menurut undang undang sistem pendidikan

nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana dan proses belajar agar peserta didik aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian,

kepribadian kecerdasan,akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya masyarakat, bangsa dan Negara. 1

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

mengembangkan potensi dirinya.2 Pendidikan juga merupakan salah satu dari

aspek kehidupan memegang peranan penting dalam kehidupan

manusia.Sebagaimana di katakan Ahmadi, pendidikan merupakan kegiatan

yang disegaja secara sadar maupun sengaja dan dilakukan dengan penuh

tanggung jawab kepada peserta didik.3Pembelajaran itu sendiri merupakan

suatu upaya membelajarkan atau suatu upaya mengarahkan aktivitas siswa ke

arah aktivitas belajar. Di dalam proses pembelajaran, terkandung dua aktivitas

1
Undang-undang RI tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Surabaya:Media
Centre,2003). Hlm.4
2
Zaitun, 2009, SosiologiPendidikan, Pekanbaru: Mahkota Riau, h. 58.
3
Abu Ahmadi, Ilmu Pendidikan, (Jakarta:PT.Rineka Cipta 2001),h.70

1
2

sekaligus, yaitu aktivitas mengajar (Guru) dan aktivitas belajar (Siswa). Proses

pembelajaran merupakan proses interaksi, yaitu interaksi antara guru dengan

siswa dan siswa dengan siswa. 4

Menurut pengertian Psikologis, belajar merupakan suatu proses

perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari hasil interaksi

dengan Lingkungannya dalam pengajaran atau proses belajar mengajar guru

memegang sebagai sutradara sekaligus sebagai aktor. Artinya para gurulah

tugas dan tanggung jawab merencanakan dan melaksanakan pengajaran di

sekolah,sebagai contoh dalam pengajaran modul. Peranan guru sebagai

pembimbing belajar justru sangat di butuhkan.

Guru diharapkan dapat memilih, menerapkan dan menyesuaikan

metode pembelajaran dengan materi yang akan di sampaikan, tugas guru

mengelola kelas sedemikian rupa, agar siswa dapat belajar dengan aktif dan

semangat, sehingga materi yang di sampaikan tidak hanya sebatas dari guru

saja, pendekatan yang di gunakan lebih di tekankan pada kegiatan belajar yang

dapat memacu keinginan siswa. ”Karena ada tiga aspek yang membedakan

anak didik yang satu dengan yang lainnya. Yaitu aspek Intelektual, Psikologis,

dan Biologis.

Metode unit teaching merupakan metode belajar yang diawali dengan

merumuskan masalah kemudian siswa mencari untuk memecahkan masalah

dengan membagi kelompok,tugas guru mengawasi pencarian yang di lakukan

4
Tohirin. 2014, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Berbasis Integrasi Dan
Kompetensi). Jakarta: Rajawali Pers. h. 10.
3

siswa sehingga lebih membuka cakrawala, pemahaman serta penalaran,

dan akan di sampaikan hasil mereka tersebut.

Pendekatan ini pada mulanya di sebut metode proyek yang

di kembangkan oleh J. Dewey, dan orang pertama yang menggunakan istilah

unit adalah Morison. Teori Gestalt mengatakan bahwa tingkah laku terjadi

berkat interaksi antra individu dan lingkungan serta belajar mengutamakan

aspek pemahaman (insight) terhadap situasi5

Marison mengemukakan, bahwa Unit itu adalah suatu bentuk

mengajar untuk mengadakan hubungan-hubungan yang erat dan serasi antara

faktor luar dan dalam siswa. Faktor dalam dengan arti kesanggupan serta

proses belajar yang dapat dilakukan oleh siswa.

Menurut Sumantri Sumarna metode unit teaching ini juga

dinamakan pembelajaran terpadu.Terdapat beberapa jenis keterpaduan dalam

pembelajaran terpadu yaitu:

1. Keterpaduan antara dua atau lebih masalah, konsep, keterampilan, tugas

atau ide-ide lain dalam suatu bidang studi

2. Keterpaduan antara beberapa topik atau subtemu dalam berbagai bidang

studi (model jaring laba-laba)

3. Lintasan bidang studi yaitu pemecahan masalah yang melibatkan adanya

prioritas kurikuler dan menemukan pengetahuan.

5
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta, Bumi Aksara.2007), h. 133
4

Jadi metode unit teaching adalah pengajaran yang dilakukan oleh

peserta didik dalam pemecahan suatu masalah dikerjakan secara bersama-

sama di dalam kelompok yang terlebih dahulu dirumuskan oleh pendidik.

Di dalam proses pembelajaran murid sangat berperan aktif untuk

mencari permasalahan-permasalahan di dalam pemecahan masalah sehingga

menambah wawasan, ini sejalan dengan firman Allah dalam surat Ali Imran

ayat 159” yang berbunyi :

Artinya: Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah


lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi
berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.
Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka,
dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian
apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertawakkal kepada-Nya.

Di sini di dalam penyelesaian masalah dilakukan dengan

bermusyawarah atau kelompok. Tugas guru merupakan sebagai pengawas

serta mengarahkan dan membantu didalam menemukan solusi permasalah.

Metode Unit Teaching merupakan pendekatan yang bertujuan

membantu para siswa supaya menjadi aktif, membangkitkan pemahaman tidak

vertabilistis dan mengerti makna dari mata pelajaran yang mereka pelajari

dengan menghubungkan dengan kehidupan sehari-hari.


5

Pembelajaran metode Unit Teaching, merupakan pembelajaran yang

dimulai dengan menghadapkan siswa dengan masalah setelah perumusan

masalah, kemudian siswa secara berkelompok untuk mengembangkan

keterampilan dalam pemecahan masalah, kemudian siswa mempresentasikan

hasil pencariannya sehingga siswa di harapkan menjadi seorang individu yang

mampu belajar mandiri. Untuk memecahkan masalah siswa menggunakan

segenap pemikiran memilih strategi pemecahannya. Dan memproses hingga

menentukan penyelesaian suatu masalah. Dengan menemukan sendiri sesuai

dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh siswa, maka akan

memberikan hasil belajar yang baik.

Metode merupakan cara-cara yang dilakukan seorang guru dalam

proses pembelajaran dari awal sampai akhir pelajaran. Dengan pengguanan

metode Unit Teaching yang tepat maka siswa akan lebih aktif dalam proses

pembelajaran karena dalam sistem pembelajaran anak didik harus lebih aktif

dari pada guru tugas guru hanya bertindak sebagai motivator dan fasilitator.6

Disini didalam penyelesaian masalah dilakukan dengan

bermusyawarah atau kelompok. Tugas guru merupakan sebagai pengawas

serta mengarahkan dan membantu didalam menemukan solusi

permasalah.Keberhasilan belajar mengajar pada dasarnya merupakan

perubahan positif selama dan sesudah proses belajar mengajar dilaksanakan.

Keberhasilan ini dapat dilihat dari keterlibatan peserta didik secara aktif dalam

proses pembelajaran. Keberhasilan belajar mengajar ternyata amat

6
Syaiful Bahari Djamarah, Guru dan Anak didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2000, h. 22.
6

dipengaruhi oleh faktor tujuan, guru, peserta didik, kegiatan belajar mengajar,

bahan dan alat evaluasi serta suasana kelas.

Muhibbin mengatakan bahwa hasil belajar sangat berfungsi didalam

pembelajaran diantaranya:

1. Untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa dalam

kurun waktu proses belajar tertentu

2. Untuk mengetahui posisi atau kedudukan seorang siswa dalam kelompok

kelasnya

3. Untuk mengetahui tingkat usaha yang dialakukan seorang siswa

4. Untuk mengetahui sejauh mana siswa telah mendayahgunakan kapasitas

kognitifnya untuk keperluan belajar

5. Untuk mengetahui tingkat daya guna dan hasil strategi mengajar yang

telah digunakan guru dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan uraian di atas maka hasil belajar dapat digunakan oleh

guru untuk mengoreksi sejauh mana siswa berusaha dan sejauh mana strategi

yang diterapkan guru berhasil. Apabila hasil belajar siswa masih rendah maka

guru akan berusaha dengan berbagai cara. Sehingga didapatkan hasil yang

memuaskan bagi guru dan siswa. Hasil belajar bukan suatu penegasan hasil

latihan , melainkan perubahan prilaku secara keseruhan bukan hanya salah

satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya hasil pembelajaran yang

dikategorisasi oleh pakar pendidikan mencakup kemampuan afektif, kognitif,

dan psikomotorik. Jadi bukti bahwa seorang telah belajar adalah adanya

perubahan , pengethuan, pemahaman, kebiasaan, keterampilan, emosional,


7

hubungan sosial, jasmani ,etika, dan lain-lain. Dengan kata lain prinsipnya

merupakan tingkah laku baik efektif, kognitifdan psikomotorik.

Namun berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti

bersama guru Fikih di Pondok Pesantren Madrasah Tarbiyah Islamiyah

Kabupaten Kampar peneliti masih menemukan gejala-gejala mengenai hasil

belajar siswa yang belum maksimal. Adapun gejala-gejalanya adalah sebagai

berikut:

1. Ada siswa yang kurang mampu menjelaskan kembali materi yang telah

diajarkan

2. Ada beberapa siswa yang tidak mengerjakan ulangan harian

3. Sebagian siswa memiliki nilai rendah ketika mengerjakan lembar kerja

siswa

4. Beberapa siswa memiliki nilai dibawah KKM yang telah ditetapkan yaitu

70

Berdasarkan gejala-gejala diatas, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian lebih dalam mengenai pengaruh penggunaan metode

unit teching dengan judul penelitian “Pengaruh Penerapan Metode Unit

Teaching terhadap Hasil Belajar Siswa pada Ulangan Harian dalam

Pembelajaran Fikih di Pondok Pesantren Madrasah Tarbiyah Islamiyah

Kabupaten Kampar”.
8

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas terdapat masalah sebagai berikut :

a. Bagaimana pengaruh metode unit teaching terhadap hasil belajar siswa

dalam pembelajaran Fikih di Pondok Pesantren Madrasah Tarbiyah

Islamiyah Kampar ?

b. Bagaimana efektifitas metode unit teaching dalam memberikan hasil

belajar ?

c. Bagaimana hasil belajar siswa yang diharapkan dengan adanya

penerapan metode unit teaching

2. Batasan masalah

Mengingat banyaknya permasalahan yang berkaitan dengan kajian

ini,seperti yang di jelaskan di dalam identifikasi masalah diatas, maka

penulis memfokuskan pada “Pengaruh metode unit teaching terhadap

hasil belajar siswa dalam pembelajaran Fikih di Pondok Pesantren

Madrasah Tarbiyah Islamiyah Kampar”

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka masalah yang akan di

jawab melalui penelitian ini adalah apakah ada pengaruh metode Unit

Teaching terhadap hasil belajar siswa pada ulangan harian dalam

Pembelajaran Fikih di Pondok Pesantren Madrasah Tarbiyah Islamiyah

Kabupaten Kampar
9

C. Tujuan, Kegunaan dan manfaat penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui ada tidaknya

pengaruh yang signifikan dari penggunaan metode Unit Teaching

terhadap Hasil Belajar Siswa pada Ulangan Harian dalam Pembelajaran

Fikih di Pondok Pesantren Madrasah Tarbiyah Islamiyah Kabupaten

Kampar .

2. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai salah satu

syarat dalam menyelesaikan perkuliahan pada program Sarjana Strata

Satu(S1) Jurusan Pendidikan Agama Islam FakultasTarbiyah dan

Keguruan UIN Sultan Syarif Kasim Riau dan untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd) dari Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negri Sultan Syarif Kasim Riau.

3 Manfaat penelitian

a. Bagi guru

Diharapkan agar mampu menjadi pertimbangan untuk

membantu mempermudah para guru dalam mengerjakan atau

menyampaikan materi pelajaran fikih di dalam penerapan metodeUunit

Teaching dengan memberi hasil belajar yang baik terhadap peserta

didik.
10

b. Bagi siswa

Untuk belajar yang mandiri,termotivasi dari dalam dirinya

sendiri untuk mencari sumber ilmu pengetahuan khususnya dalam

mata pelajaran fikih tanpa rasa jauh dari membosankan para peserta

didik dan di harapkan mampu meningkatkan keaktifan mereka dalm

belajar untuk membuka cakrawala dalam memahami Agama Islam

yang rahmatin lil alamin.

c. Bagi sekolah

Dapat di jadikan bahan pertimbangan atau pijakan dalam

lembaga sekolah sekaligus sebagai kerangka acuan dalam

mengembangkan hal-hal berkaitan dengan pembelajaran yang

berorientasi pada peningkatan hasil belajar siswa dan prestasi belajar

mereka.

d. Bagi peneliti

Sebagai sarana untuk menambah wawasan dalam

pembelajaran dilembaga pendidikan dan sebagai pengalaman yang

sangat berharga dalam mengimplementasikan metode unit teaching

dalam hasil ulangan peseta didik dalam proses belajar.

D. Penegasan Istilah

a. Unit teaching

Suatu metode yang digunakan untuk menjadikan siswa belajar

secara aktif melalui unit-unit pembelajaran kecil.


11

b. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa yang telah

mengikuti proses belajar mengajar yang meliputi perubahan tingkah laku,

baik aspek pengetahuannya, keterampilannya, maupun aspek sikapnya

yang tertuang dalam nilai raport.


12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. KonsepTeoritis

1. Pengertian Metode

Metode berasal dari bahasa Yunani “ Greek:”, yakni “Metha”

berati melalui dan Hodos” artinya cara, jalan, alat atau gaya. Dengan

kata lain. Metode artinya jalan atau cara yang harus ditempuh untuk

mencapai tujuan tertentu.7Para ahli mendefinisikan beberapa pengertian

tentang metode antara lain: Purwadarmita dalam menjelaskan bahwa,

metode adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai

suatu maksud. Ahmad Tafsir juga mendefinisikan bahwa metode ialah

istilah yang digunakan untuk mengungkapkan pengertian “ cara yang

paling tepat dan cepat dalam melaksanakan sesuatu. Ungkapan” paling

tepat dan cepat” itulah yang membedakan method dengan way (yang juga

berarti cara) dalam bahasa Inggris. 8

Nurul Ramadhani Makarao, metode adalah kiat mengajar

berdasarkan pengetahuan dan pengalaman mengajar. Menurut Zulkifli

metode adalah cara yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan

rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis

untuk mencapai tujuan pembelajaran.9Sehingga metode juga bisa

diartikan sebagai cara mengerjakan sesuatu. Dan cara itu mungkin baik,

7
H. MuyazzinArifin, FilsafatPendidikan Islam, ( Jakarta: Buna Aksara,2007), h. 97
8
Peter Salim. Et-al. KamusBahasa Indonesia Kontemporer( Jakarta: Modern English,2004.
h. 126
9
Ramayulis, MetodologiPengajaran Agama Islam, (Jakarta KalamMulya, 2001). h. 10

12
13

tapi mungkin tidak baik, baik dan tidak baiknya sesuatu metode banyak

tergantung kepada beberapa faktor. dan faktor tersebut mungkin berupa

situasi dan kondisi serta pemakaian dari suatu metode tersebut.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa metode merupakan suatu cara agar

tujuan pengajaran tercapai sesuai dengan yang telah dirumuskan oleh

pendidik. Oleh karna itu pendidik perlu mengetahui, mempelajari

beberapa metode mengajar, serta dipraktekkan pada saat mengajar.

Metode di sini hanya sebagai alat, dan bukan sebagai tujuan

sehingga metode mengandung implikasi bahwasanya proses

pengunaannya harus sistematis dan kondisional. Maka hakekatnya

pengunaan metode dalam proses belajar mengajar mengajar adalah

pelaksanaan sikap hati-hati dalam pekerjaan mendidik dan mengajar.

Karena metode bearti cara yang paling tepat, cepat, maka urutan kerja

dalam suatu metode harus diperhitungkan benar-benar secara ilmiah.

Metode mengajar yang digunakan akan menentukan suksesnya

pekerjaan guru didalam pembelajaran. Metode dan juga teknik mengajar

merupakan bagian yang integral dengan sistem pengajaran maka

perwujudannya tidak dapat dilepaskan dengan komponen sistem

pengajaran yang lain.

Metode dalam proses belajar mengajar merupakan sebagai alat

untuk mencapai tujuan, perumusan tujuan dengan sejelas-jelasnya

merupakan syarat terpenting sebelum seseorang menentukan dan

memilih metode memgajar yang tepat. apabila seorang guru dalam


14

memilih metode mengajar kurang tepat akan menyebabkan kekaburan

tujuan yang menyebabkan kesulitan dalam memilih dan menentukan

metode yang akan digunakan. selain itu pendidik juga dituntut untuk

mengetahui serta menguasai beberapa metode yang tepat untuk bisa

mengoperasionalkan secara baik.10

1. Kedudukan Metode Dalam Belajar Mengajar

Dalam proses belajar mengajar terdapat dua kegiatan di antaranya

kegiatan guru dan murid. Kegiatan belajar mengajar melahirkan unsur-

unsur manusiawi adalahsebagai suatu proses dalam rangka pencapaian

tujuan pengajaran guru dengan sadar berusaha mengatur lingkungan

belajar agar bergairah bagi anak didik. Dengan seperangkat teori dan

pengalaman yang guru gunakan untuk bagaimana mempersiapkan

program-program pengajaran yang sistematis. Proses belajar mengajar

merupakan kegiatan inti dalam pendidikan formal di sekolah mencakup

berbagai komponen.

Salah satu usaha yang tidak pernah guru tinggalkan adalah

bagaimana memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponene

yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar.

Bahwa yang paling menentukan adalah guru. Maka seorang guru dengan

latar belakang pendidikan keguruan akan lain kemampuannya bila

dibandingkan dengan seorang dengan latar belakang pendidikan bukan

kegurnuan. Kemampuan guru yang berpengalaman tentu lebih berkualitas

10
Zuhairini Abdul Ghofirdkk, MetodeKhusus Agama, (Surabaya: Usaha Nasional, 2003), h.
79
15

dibandingkan dengan kemampuan guru yang kurang berpengalaman

dengan pendidikan dan pengajaran. Daryanto mengatakan, dalam prosese

interaksi edukatif kedudukan metode tidaklah hanya sekedar suatu cara,

akan tetapi sekaligus merupakan teknik di dalam proses penyampaian

materi pengajaran. Oleh sebab itu metode mengajar akan meliputi

kemampuan, mengorganisir kegiatan dan teknik mengajar sampai kepada

evaluasi

1) Metode Sebagai Alat Motivasi Ekstrinsik

Motivasi adalah perubahan energi dalam diri pribadi

seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk

mencapai tujuan.11 Jadi, guru juga harus melihat bagaimana perubahan

hasil dari setiap anak didik setelah guru melakukan metode tersebut.

Sebagai salah satu komponen pengajaran, metode menempati

peranan yang tak kalahpentingnya dari komponen lainnya dalam

kegiatan belajar mengajar. Tidak ada satupun kegiatan belajar

mengajar yang tidak menggunakan metode pengajaran. Ini bearti guru

memahami benar kedudukan sebagai alat hasil ekstrinsik dalam

kegiatan belajar mengajar.

Sardiman A.M menjelaskan alat hasil ekstrinsik adalah motif-

motif yang akan aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari

luar yang dapat membangkitkan belajar seseorang.

11
Walker. Di dalam buku Ahmad Rohoni, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2004), h. 19
16

2) Metode Sebagai Strategi Pengajaran

Dalam kegiatan belajar tidak semua anak didik mampu

berkonsentrasi dalam waktu yang relatif lama. Begitu pula dengan

daya serap anak didik terhadap pelajaran yang diberikan juga

bermacam-macam ada yang cepat, ada yang sedang dan ada pula yang

lambat.

Faktor intelegensi yang mempengaruhi daya serap anak

didik terhadap pelajaran yang diberikan oleh guru. Cepat lambatnya

penerimaan anak didik terhadap pelajaran yang diberikan

mengkehendaki pemberian waktu yang bervariasi. Sehingga

penguasaan penuh dapat tercapai.

2. Pengertian Metode Unit Teaching

Pendekatan ini pada mulanya di sebut metode proyek yang di

kembangkan oleh J. Dewey, dan orang pertama yang menggunakan

istilah unit adalah Morison. Teori Gestalt mengatakan bahwa tingkah

laku terjadi berkat interaksi antra individu dan lingkungan serta

belajar mengutamakan aspek pemahaman (insight) terhadap

situasi.12Marison mengemukakan, bahwa Unit itu adalah suatu

semacam bentuk mengajar untuk mengadakan hubungan-hubungan

yang erat dan serasi antara faktor luar dan dalam siswa.

Unit merupakan suatu kesatuan yang bulat, yang terdiri dari

rangkaian bagian-bagian yang bersatu padu dan serasi. Unit Teaching

12
OemarHamalik, KurikulumdanPembelajaran, (Jakarta Bumi Aksara,2007), h.133
17

mempunyai pengertian yang khusus adalah memberi kesempatan pada

siswa belajar secara aktif dan guru dapat mengenal dan menguasai

cara belajar siswa tersebut.13

Menurut Roestiyah N.K mengatakan dalam bukunya bahwa unit

teaching adalah teknik yang memberikan kesempatan siswa secara

aktif dan guru dapat mengenal dan menguasai cara belajar secara unit.

Jika tidak ada guru maka pengajaran unit teaching disebut dengan
14
pengajaran proyek.

Pembelajaran Unit Teaching, merupakan pembelajaran yang

dimulai dengan menghadapkan siswa dengan masalah setelah

perumusan masalah, kemudian siswa mempresentasikan hasil

pencariannya sehingga siswa diharapkan menjadi seorang individu

yang mampu belajar mandiri, untuk memecahkan masalah siswa

menggunakan segenap pemikiran, memilih strategi pemecahannya,

dan memproses hingga menemukan penyelesaian terhadap suatu

masalah. Dengan menemukan sendiri sesuai dengan pencarian

pengetahuan yang dilakukan secara aktif oleh siswa, maka akan

memberikan hasil belajar yang baik.

Kelebihan Metode Unit Teaching :

1) Siswa dapat belajar secara keseluruhan sehingga hasil pelajarannya

menjadi lebih berati baginya

2) Pengajaran menimbulkan suasana kelas demokratis

13
OemarHamalik, Pengajaran Unit,(Bandung: MandarMaju, 2009), h. 19
14
Restiyah N.K, StrategiBelajarMengajar, (Jakarta: RinekaCipta.), h. 23
18

3) Siswa bisa menggunakan sumber-sumber materi pelajaran secara

luas

4) memberikan lebih banyak pengalaman secara langsung kepada

murid dan lebih banyak menuntut aktivitas yang sungguh-sungguh.

Kelemahan Metode Unit Teaching

1) Untuk merencanakan Unit tidak mudah

2) Dalam suatu pengajaran kadang-kadang bahan pelajaran menjadi

luas. Setiap aspek berhubungan satu dengan yang lain sehingga

dapat mengaburkan pelajaran pokok

3) Memerlukan kecakapan dan ketekunan

4) Perhatian guru harus lebih banyak dicurahkan pada bimbingan kerja

siswa

Jadi, dapat dipahami bahwa metode Unit Teaching merupakan

suatu metode belajar yang memungkinkan siswa menemukan sendiri

pemecahan suatu masalah yang menjadi tujuan pembelajaran yang

terlebih dahulu dirumuskan oleh guru. Melalui metode Unit Teaching.

Siswa didorong untuk belajar mandiri dan aktif karna siswa akan berpikir

dan menggunakan kemampuannya sendiri untuk menemukan konsep,

teori, rumus, pola, aturan, dan sejenisnya. Guru bertindak sebagai

pembimbing dan pendorong siswa mendapatkan pengalaman dan

pemahaman dengan melakukan kegiatan yang memungkinkan mereka

untuk mandiri.
19

3. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Hamalik memberikan pengertian tentang hasil

belajar adalah sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri

seseorang yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk pengetahuan,

sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan sebagai

terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dari

sebelumnya dan yang tidak tahu menjadi tahu.

Menurut Ahmad Susanto mengatakan bahwa hasil belajar

yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang

mencakup aspek kognitif, efektif dan psikomotor sebagai hasil dari

kegiatan belajar. Pengertian tentang hasil belajar sebagaimana

dipertegas oleh Nawawi dalam K. Brahim yang menyatakan bahwa

hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam

mempelajari materi pelajaran disekolah yang dinyatakan dalam skor

yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran

tertentu.15

Menurut Mulyono Abdurrahman bahwa hasil belajar

merupakan kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui

kegiatan belajar. Hasil belajar tersebut dipengaruhi oleh faktor yang

15
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana,
2013), hlm 5
20

berasal dari dalam diri anak dan faktor yang berasal dari

lingkungan.16

Dengan demikian dari penjelasan diatas penulis dapat

menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh

berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam individu

sebagai hasil dari aktifitas dalam belajar ini berarti bahwa hasil

belajar sangat tergantung pada proses pembelajaran yang dilakukan.

Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam

pembelajaran. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan

tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas

mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.17 Dimyati dan

Mudjiono, juga menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari

suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru,

tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari

sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari

puncak proses belajar.

Hasil belajar merupakan prestasi siswa yang dicapai dalam

proses belajar mengajar. Untuk mengatahui keberhasilan belajar

tersebut terdapat beberapa indikator yang dapat dijadikan petunjuk

bahwa proses belajar mengajar tersebut dianggap berhasil atau tidak.

16
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2013), hlm. 42
17
Nana Sudjana, PenilaianHasil Proses BelajarMengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2009),h. 3
21

Menurut Djamarah dan Zain mengemukakan bahwa indikator

keberhasilan belajar, di antaranya yaitu:

1) Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan

mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun

kelompok, dan

2) Perilaku yang digariskan dalam tujuan

pengajaran/instruksional khusus (TIK) telah dicapai oleh

peserta didik, baik secara individual maupun kelompok.18

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar adalah kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan

yang diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang diberikan

oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam

kehidupan sehari-hari.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar banyak

jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua jenis saja, yaitu

faktor intern dan ekstern. Kedua faktor tersebut saling

mempengaruhi dalam proses belajar individu sehingga menentukan

kualitas hasil belajar.19

1) Faktor internal

18
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), hlm. 106
19
Slameto, BelajardanFaktor-Faktor Yang Mempengaruhinya(Jakarta: RinekaCipta, 2003).
Hlm. 152
22

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari

dalam diri individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar

individu. Di dalam membicarakan faktor intern ini, akan dibahas

menjadi tiga faktor, yaitu : faktor jasmaniah, faktor psikologis,

dan faktor kelelahan.

2) Faktor External

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat

digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor lingkungan

sosial dan faktor lingkungan non sosial.

c. Klasifikasi hasil belajar

Perumusan aspek- aspek kemampuan yang menggambarkan dari

peserta didik dari proses pembelajaran dapat digolongkan dalam tiga

Klasifikasi berdasarkan taksonomi bloom.bloom menamakan cara

mengklasifikasikan itu dengan “the taxonomy of education objectives”

menurut bloom tujuan pembelajaran dapat diKlasifikasikan ke dalam tiga

ranah (domain) yaitu:

a. domain kognitif: berkenan dengan kemampuandan kecakapan-

kecakapan intelektual berfikir;

b. domain afektif: berkenan dengan sikap, kemampuan dan

penguasaan segi segi emosional, yaitu perasaan, sikap, dan nilai:


23

c. domain psikomotorik: berkenaan dengan suatu keterampilan-


20
keterampilan atau gerakan-gerakan fisik.( daftar pustaka)

d. Karakteristik Hasil Belajar

1) Perubahan yang disadari dan disengaja (intensional).

Perubahan perilaku yang terjadi merupakan usaha sadar dan

disengaja dari individu yang bersangkutan. Begitu juga dengan hasil-

hasilnya, individu yang bersangkutan menyadari bahwa dalam dirinya

telah terjadi perubahan, misalnya pengetahuannya semakin

bertambah atau keterampilannya semakin meningkat, dibandingkan

sebelum dia mengikuti suatu proses belajar. Misalnya, seorang

mahasiswa sedang belajar tentang psikologi pendidikan. Dia

menyadari bahwa dia sedang berusaha mempelajari tentang Psikologi

Pendidikan. Begitu juga, setelah belajar Psikologi Pendidikan dia

menyadari bahwa dalam dirinya telah terjadi perubahan perilaku,

dengan memperoleh sejumlah pengetahuan, sikap dan keterampilan

yang berhubungan dengan Psikologi Pendidikan.

a. Perubahan yang berkesinambungan (kontinyu).

Bertambahnya pengetahuan atau keterampilan yang

dimiliki pada dasarnya merupakan kelanjutan dari pengetahuan

dan keterampilan yang telah diperoleh sebelumnya. Begitu juga,

pengetahuan, sikap dan keterampilan yang telah diperoleh itu,

akan menjadi dasar bagi pengembangan pengetahuan, sikap dan

20
Rusman “Belajar dan Pembelajaran Berbasisi Komputer”, Bandung: Alvabeta., Hlm. 123
24

keterampilan berikutnya. Misalnya, seorang mahasiswa telah

belajar Psikologi Pendidikan tentang “Hakekat Belajar”. Ketika

dia mengikuti perkuliahan “Strategi Belajar Mengajar”, maka

pengetahuan, sikap dan keterampilannya tentang “Hakekat

Belajar” akan dilanjutkan dan dapat dimanfaatkan dalam

mengikuti perkuliahan “Strategi Belajar Mengajar”.

b. Perubahan yang fungsional.

Setiap perubahan perilaku yang terjadi dapat dimanfaatkan

untuk kepentingan hidup individu yang bersangkutan, baik untuk

kepentingan masa sekarang maupun masa mendatang. Contoh :

seorang mahasiswa belajar tentang psikologi pendidikan, maka

pengetahuan dan keterampilannya dalam psikologi pendidikan

dapat dimanfaatkan untuk mempelajari dan mengembangkan

perilaku dirinya sendiri maupun mempelajari dan mengembangkan

perilaku para peserta didiknya kelak ketika dia menjadi guru.

c. Perubahan yang bersifat positif.

Perubahan perilaku yang terjadi bersifat normatif dan

menujukkan ke arah kemajuan. Misalnya, seorang mahasiswa

sebelum belajar tentang Psikologi Pendidikan menganggap bahwa

dalam dalam Prose Belajar Mengajar tidak perlu

mempertimbangkan perbedaan-perbedaan individual atau

perkembangan perilaku dan pribadi peserta didiknya, namun

setelah mengikuti pembelajaran Psikologi Pendidikan, dia


25

memahami dan berkeinginan untuk menerapkan prinsip-prinsip

perbedaan individual maupun prinsip-prinsip perkembangan

individu jika dia kelak menjadi guru.

d. Perubahan yang bersifat aktif.

Untuk memperoleh perilaku baru, individu yang

bersangkutan aktif berupaya melakukan perubahan. Misalnya,

mahasiswa ingin memperoleh pengetahuan baru tentang psikologi

pendidikan, maka mahasiswa tersebut aktif melakukan kegiatan

membaca dan mengkaji buku-buku psikologi pendidikan,

berdiskusi dengan teman tentang psikologi pendidikan dan

sebagainya.

e. Perubahan yang bersifat pemanen.

Perubahan perilaku yang diperoleh dari proses belajar

cenderung menetap dan menjadi bagian yang melekat dalam

dirinya. Misalnya, mahasiswa belajar mengoperasikan komputer,

maka penguasaan keterampilan mengoperasikan komputer tersebut

akan menetap dan melekat dalam diri mahasiswa tersebut.

f. Perubahan yang bertujuan dan terarah.

Individu melakukan kegiatan belajar pasti ada tujuan yang

ingin dicapai, baik tujuan jangka pendek, jangka menengah

maupun jangka panjang. Misalnya, seorang mahasiswa belajar

psikologi pendidikan, tujuan yang ingin dicapai dalam panjang

pendek mungkin dia ingin memperoleh pengetahuan, sikap dan


26

keterampilan tentang psikologi pendidikan yang diwujudkan dalam

bentuk kelulusan dengan memperoleh nilai A. Sedangkan tujuan

jangka panjangnya dia ingin menjadi guru yang efektif dengan

memiliki kompetensi yang memadai tentang Psikologi Pendidikan.

Berbagai aktivitas dilakukan dan diarahkan untuk mencapai tujuan-

tujuan tersebut.

g. Perilaku secara keseluruhan.

Perubahan perilaku belajar bukan hanya sekedar

memperoleh pengetahuan semata, tetapi termasuk memperoleh

pula perubahan dalam sikap dan keterampilannya.

Misalnya, mahasiswa belajar tentang “Teori-Teori Belajar”,

disamping memperoleh informasi atau pengetahuan tentang

“Teori-Teori Belajar”, dia juga memperoleh sikap tentang

pentingnya seorang guru menguasai “Teori-Teori Belajar”. Begitu

juga, dia memperoleh keterampilan dalam menerapkan “Teori-

Teori Belajar”.21

B. Penelitian yang Relevan

1. Setelah penulis membaca dan mempelajari beberapa karya ilmiah

Sebelumnya, penelitian ini sangat relevan dengan penelitian yang di

lakukan oleh Muhammad Kamaludin, beliau meneliti tentang

peningkatan motivasi belajar matematika melalui penerapan unit teaching

pada siswa kelas VII B SMPN 1 Kabupaten Concong Indragiri Hilir.

21
Abin Syamsuddin Makmun, Psikologi Kependidikan: Perangkat Sistem Pengajaran
Modul(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003). Hlm.
27

Hasil penelitian itu menunjukan bahwa dalam peningkatan motivasi

belajar matematika melalui penerapan unit teaching pada siswa kelas VII

B SMPN 1 Kabupaten Concong Indragiri Hilir dapat di kategorikan baik

apabila persentasi mencapai 76-100%,dikatakan cukup baik apabila

persentasi mencapai 56-75%,dikatakan tergolong kurang baik apabila

persentase pada 40-55,dan dikatakan tidak baik apabila persentase

dibawah 40%.dari analisis data rekapitulasi di temukan yaitu : 76% ,

berarti peningkatan motivasi belajar matematika melalui penerapan unit

teaching pada siswa kelas VII B SMPN 1 koncong kabupaten indragiri

hilir berada pada rentang 56-75% yaitu di kategorikan cukup baik.

2. Penelitian yang dilakukan oleh ika puspita (2014) dengan judul jurnal

penggunaan metode unit teaching dalam peningkatan hasil belajar

menulis aksara jawa siswa kelas IV Sekolah Dasar Panjer Kebumen.

Hasil penelitian bahwa ada peningkatan yang signifikan antara

penggunaan metode unit teaching terhadap peningkatan hasil belajar

menulis aksara jawa siswa kelas IV Sekolah Dasar Panjer Pebumen hasil

observasi pada siswa dalam mengikuti proses pembelajaran mengalami

peningkatan dalam setiap siklus pada siklus I terjadi peningkatan yaitu

dari 47% pada pertemuan pertama menjadi 71% pada pertemuan ke II

pada siklus II hasil observasi menujukan bahwa pada pertemuan I dan

pertemuan ke II sama yakni 82,30% namun pada siklus yang III kembali

meningkat yakni 88,20% pada pertemuan pertama menjadi 100% pada

pertemuan II
28

Hal tersebut menujukan bahwa proses pembelajaran sudah

berjalan dengan baik dan mencapai idikator yang ditentukan yakni 85%.

3. Penelitian yang dilakukan oleh mugi lestari (2010/2011) dengan judul

jurnal penerpan metode unit teaching untuk meningkatkan minat

berwirausaha siswa kelasVII a SMP MUHAMADIYAH 3 Depok

tahun 2010/2011 Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode unit

teaching dapat meningkatkan minat berwirausaha siswa. Hasil pre test

menunjukkan bahwa, Minat berwirausaha siswa berada pada kriteria

cukup tinggi dengan skor rata-rata 113 dan hasil post test

menunjukkan bahwa minat berwirausaha siswa berada pada kriteria

tinggi dengan skor rata-rata 129. Hasil observasi selama tindakan dan

FGD juga menunjukkan bahwa siswa memahami pentingnya nilai-nilai

yang terkandung dalam wirausaha seperti sikap percaya diri, berani

mengambil risiko, dan kreativitas. Dengan adanya penerapan metode

unit teaching seluruh siswa. Persamaan penelitian ini dengan yang

peneliti lakukan adalah sama-sama meneliti tentang unit teaching.

Perbedaannya adalah pada penelitian ini meneliti tentang motivasi

sedangkan yang peneliti lakukan adalah hasil belajar siswa.

C. Konsep Operasional

Penelitian ini terdiri dari dua Variabel, dimana pengaruh penerapan

metode unit teaching merupakan variabel X dan hasil belajar siswa

merupakan Variabel Y. Adapun indikator Variabel X (pengaruh penerapan

metode unit teaching) adalah:


29

a. Metode Unit Teaching (Variabel X)

1. Perencanaan Permulaan.

2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

3. Guru membagi siswa di kelas menjadi beberapa kelompok

4. Guru menyajikan permasalahan yang akan dibahas setiap kelompok

5. Guru membagi tugas sesuai dengan masalah yang dibahas diberikan

kepada masing-masing kelompok

6. Guru memberikan sumber-sumber yang dapat dipergunakan dalam

memecahkan masalah tersebut.

7. Guru membawa siswa terjun kelapangan, belajar di perpustakaan,

meneliti di laboratorium atau survei lapangan.

8. Guru mengawasi dan memberikan saran kepada setiap kelompok

mengenai permasalahan yang dibahas setiap kelompok.

9. Guru menginstruksikan kepada setiap kelompok untuk

menyampaikan hasil kerja mereka.

10. Guru menanggapi hasil kerja setiap kelompok dan memperbaiki

kekeliruan siswa.

11. Guru mengevaluasi pembelajaran, menyimpulkan serta menutup

proses pembelajaran.

b. Hasil Belajar (Variabel Y)

Ada pun indikator hasil belajar adalah Skala penilaian yang

dipakai disekolah tersebut yaitu Skala penilaian A-E dan hasil belajar
30

diambil dari nilai ulangan siswa pada mata pelajaran Fikih di semester

ganjil tahun ajaran 2018/2019.

D. Asumsi dan Hipotesis

1. Asumsi Dasar

a. Hasil belajar siswa berbeda-beda

b. Penggunaan metode unit teaching merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi hasil belajar siswa pada matapelajaranFikih.

2. Hipotesis

Ha = Ada pengaruh yang signifikan penggunaan metode unit teaching

terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fikih di pondok

Pesantren Madrasah Tarbiyah Islamiyah Tanjung Berulak Kec

Kampar.

H0 = Tidak Ada pengaruh yang signifikan penggunaan metode unit

teaching terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fikih di

Pondok Pesantren Madrasah Tarbiyah Islamiyah Tanjung Berulak

Kec Kampar
31

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian korelasi. Penelitian korelasi ini

adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan tingkat hubungan

antara dua variable atau lebih, tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variable

tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi variable.

a. Waktu dan Tempat Penelitian

Adapun tempat penelitian yaitu dilakukan di Pondok Pesantren

Madrasah Tsanawiyah Islamiyah Tanjung Berulak Kec Kampar.

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil pada tahun ajaran

2018/2019.

b. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dan penelitian ini adalah siswa PPMTI Tanjung Berulak

Dengan masing-masing jumlah siswa tahun 2017-2018 dengan jumlah

siswa pada kedua kelas siswa tersebut. Sedangkan yang menjadi objek

dalam penelitian ini adalah pengaruh penerpan metode unit teaching

terhadap hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran Fikih.

c. Populasi dan Sampel

Adapun populasi dalam penelitian ini seluruh siswa PPMTI

Tanjung Berulak dengan menggunkan Purposive Sampling yaitu dengan

pertimbangan/tujuan tertentu yaitu rekomendasi dari pihak

31
32

sekolah. Kemudian peneliti menarik sampel 2 Kelas yakni 50

orang dari jumlah keseluruhan 3 kelas berjumlah 74 orang dari kelas

VIII.

d. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini menggunakan data antara lain:

1. Observasi, digunakan untuk mengumpulkan data mengenai

metode unit teaching melalui pengamatan yang berisikan aspek-

aspek pengamatan.

2. Angket. Angket adalah kumpulan pertanyaan atau pernyataan

mengenai suatu topik. Angket digunakan untuk mengumpulkan

data tentang metode unitteaching yang dilakukan oleh guru Fikih.

3. Dokumentasi. Dokumentasi adalah catatan peristiwa yang sudah

berlalu berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental

seseorang. Dan peneliti mengambil dokumentasi ini untuk

memproleh hasil ulangan siswa dari pihak sekolah.

e. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisa data yang digunakan pada penelitian ini,

maka data yang telah terkumpul akan dianalisis secara kuantitatif

dengan menggunakan perbandingan statistik dengan rumus korelasi

yang digunakan adalah korelasi ProductMoment.

Dengan rumus:


33

Keterangan:

rxy = Angka indeks korelasi (r)Productmoment (variable X dan Y)

N = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan Y

∑𝚇Y = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan Y

∑(𝚇) = Jumlah seluruh skor X

∑(Y) = Jumlah seluruh skor Y.22

Untuk memberikan makna koefisien ProductMoment, peneliti

mempergunakan pedoman yang ditulis Riduwan sebagai berikut.23

Tabel 1
Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan


0,80-1,000 Sangat Kuat
0,60-0,799 Kuat
0,40-0,599 Cukup Kuat
0,20-0,399 Rendah
0,00-0,199 Sangat Rendah
Sumber: Riduwan, 2012:138

Menghitung besarnya konstribusi variabel X terhadap variabel Y dengan

rumus KD= ( X 100%.

Dalam memproses data, peneliti menggunakan bantuan perangkat lunak

komputer melalui program SPSS (Statistical Program Societ Science) versi 16.0

for windows.

22
Hartono, Statistik untuk Penelitian, Pekanbaru: Pustaka Pelajar, 2012, h. 84.
23
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru Karyawan dan Peneliti Pemula,
Bandung: 2012,h. 138.
57

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisisi data sebgaiamana dipaparkan pada bab IV maka

dapat diambil kesimpulan terdapat pengaruh Penarapan Metode Unit

Teaching terhadap hasil belajar siswa pada ulangan harian dalam

pembelajaran Fikih di Pondok Pesantren Madrasah Tarbiyah Islamiyah

Kabupaten Kampar. Nilai korelasi rhitungadalah 0,581 dengan df 48 = 0,263

(5%) dan 0,402 (1%). Maka 0,263<0,581>0,402. Dengan demikian Ha

diterima dan H0 ditolak. Kesimpulan : berdasarkan analisis data di peroleh

bahwa ada pengaruh penerapan unit teaching terhadap hasil belajar dalam

pembelajaran Fikih di MTs Pondok Pesantren Madrasah Tarbiyah Islamiyah

Tanjung Berulak Kecamatan Kampar.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis memberikan saran-saran

sebagai berikut:

1. Disarankan kepada guru untuk dapat lebih sering menerapkan

Metode Unit Teaching terhadap hasil belajar siswa pada ulangan

harian dalam pembelajaran Fikih, bukan hanya pada mata pelajaran

Fikih, tetapi juga mata pelajaran lain yang sesuai.

2. Disarankan kepada orangtua agar memperhatikan jam belajar anak,

mengatur waktu-waktu belajar anak di rumah, serta tegas memberi

sanksi bila anak melanggar waktu belajar yang telah ditetapkan.

57
58

3. Penelitian ini hanya sebagian kecil dari Penarapan Metode Unit

Teaching terhadap hasil belajar siswa pada ulangan harian dalam

pembelajaran Fikih di Pondok Pesantren Madrasah Tarbiyah

Islamiyah Kabupaten Kampar dan masih banyak terdapat

kekurangan. Diharapkan kepada peneliti berikutnya untuk meneliti

variabel-variabel terkait lainnya yang belum digunakan dalam

penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini tidak terlepas dari

kelemahan dan kesalahan, untuk itu demi kesempurnaan skripsi ini diharapkan

kritik dan sarannya yang bersifat membangun. Penulis berharap semoga skripsi ini

bermanfaat bagi kita semua.


59

DAFTAR PUSTAKA

Abin Syamsuddin Makmun, Psikologi Kependidikan: Perangkat Sistem


Pengajaran Modul(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003).

Abu Ahmadi, Ilmu Pendidikan, (Jakarta:PT.Rineka Cipta 2001),

Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta:


Kencana, 2013),

H. MuyazzinArifin, FilsafatPendidikan Islam, ( Jakarta: Buna Aksara,2007),

Hartono, Statistik untuk Penelitian, Pekanbaru: Pustaka Pelajar, 2012,

Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta:


Rineka Cipta, 2013),

Nana Sudjana, PenilaianHasil Proses BelajarMengajar, (Bandung: Remaja


Rosdakarya, 2009),

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta, Bumi Aksara.2007),

OemarHamalik, KurikulumdanPembelajaran, (Jakarta Bumi Aksara,2007),

OemarHamalik, Pengajaran Unit,(Bandung: MandarMaju, 2009),

Peter Salim. Et-al. KamusBahasa Indonesia Kontemporer( Jakarta: Modern


English,2004.

Ramayulis, MetodologiPengajaran Agama Islam, (Jakarta KalamMulya, 2001).

Restiyah N.K, StrategiBelajarMengajar, (Jakarta: RinekaCipta.),

Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru Karyawan dan Peneliti Pemula,
Bandung: 2012,h

Rusman “Belajar dan Pembelajaran Berbasisi Komputer”, Bandung: Alvabeta.,

Slameto, BelajardanFaktor-Faktor Yang Mempengaruhinya(Jakarta:


RinekaCipta, 2003).

Syaiful Bahari Djamarah, Guru dan Anak didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta:
PT Rineka Cipta, 2000,

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2010),
60

Tohirin. 2014, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Berbasis


Integrasi Dan Kompetensi). Jakarta: Rajawali Pers.

Undang-undang RI tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,


(Surabaya:Media Centre,2003).

Walker. Di dalam buku Ahmad Rohoni, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: PT.


Rineka Cipta, 2004),

Zaitun, 2009, SosiologiPendidikan, Pekanbaru: Mahkota Riau,

Zuhairini Abdul Ghofirdkk, MetodeKhusus Agama, (Surabaya: Usaha Nasional,


2003),
RIWAYAT HIDUP PENULIS

Penulis bernama KHAIRUL FAHMI dengan


panggilan Irul lahir di Penyasawan pada tanggal 08
Agustus 1994. Penulis merupakan anak ke 5 dari 6
bersaudara dari ayahanda bernama Khaidir Ori dan ibunda
bernama Rosminah. Penulis menyelesaikan pendidikan di
mulai Sekolah Dasar (SD) Negeri 004 Ranah, (lulus pada
tahun 2006). Pada tahun yang sama penulis melanjutkan ke
jenjang berikutnya yaitu Madrasah Tsanawiyah (MTS)
Ponpes Daarun Nahdhah Thawalib Bangkinang (lulus pada tahun 2010) dan
melanjutkan pendidikan ke Madrasah Aliyah (MA) Daarun Nahdhah Thawalib
Bangkinang (lulus pada tahun 2013), setelah menamatkan Pendidikan di MA
Daarun Nahdhah Thawalib Bangkinang penulis melanjutkan studi S1 Tahun 2013
dengan mengambil program studi Pendidikan Agama Islam di Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru.

Dalam masa perkuliahan penulis telah melaksanakan kegiatan Praktek


Kerja Lapangan (PKL) di Mts 2 Muhammadiyah Pekan baru Riau dan penulis
juga telah menyelesaikan program pengabdian kepada masyarakat yaitu Kuliah
Kerja Nyata (KKN) di Desa Alahan Kecamatan Rokan Koto Kabupaten Rohul
Provinsi Riau.

Atas berkat dan rahmat Allah Swt serta doa dan dukungan orang tua dan
orang orang tercinta, akhirnya penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan judul
“Pengaruh Penerapan Unit Teaching terhadap Hasil Belajar Siswa dalam
Pembelajaran Fikih di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Madrasah
Tarbiyah Islamiyah Tanjung Berulak Kecamatan Kampar” Hasil Penelitian
tersebut diuji dalam sidang munaqasah (Oral Comprehensif) pada tanggal 23
Desember 2019 di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Suska Riau dan
Alhamdulillah penulis dinyatakan lulus dengan predikat memuaskan dan
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd)

Anda mungkin juga menyukai