SKRIPSI
Oleh:
2018
ii
iii
iv
v
MOTTO
ث
ِ اوا َّ ص ْخ َر ٍة أَ ْو فِي ان
َ س َم َ يَا بُىَ َّي إِوَّ َها إِنْ تَ ُك ِم ْثقَا َل َحبَّ ٍت ِمهْ َخ ْرد ٍَل فَتَ ُكهْ فِي
َّ ََّّللاُ إِن
َّللاَ نَ ِطيفٌ َخ ِبي ٌر ِ ْض يَأ
َّ ث بِ َها ِ أَ ْو فِي ْاْلَ ْر
perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di
vi
PERSEMBAHAN
persembahkan untuk:
1. Bapak dan Ibu, Ambar Kusumo Wardono dan Maemonah yang senantiasa
rasa sabar serta memberikan dukungan moral, materil, spiritual, motivasi dan
do‟a yang tiada henti untuk putri-putrinya dalam setiap langkah demi
2. Adikku tercinta Anggita Septia Ningrum, yang telah bersedia membantu dalam
3. Seluruh keluarga besar alm. Mbah Amat Samsuri terkhusus mbah Juwariyah
dan keluarga besar alm. Mbah Prayit yang selalu mensuport, dan mendo‟akan
vii
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT atas segala
kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang kita nati-nantikan
Salatiga Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), maka penulis membuat karya
ilmiah dengan bentuk skripsi dengan judul “Pola Pikir Santri Terhadap
semata-mata hasil jerih payah penulis sendiri melainkan banyak pihak yang terkait
yang telah membantu baik material maupun spiritual, oleh karena itu penulis
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku rektor di Institut Agama Islam
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
3. Ibu Hj. Siti Rukhayati, M.Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam.
viii
4. Ibu Dr. Lilik Sriyanti, M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah sabar
6. Bapak dan Ibu dosen serta karyawan perpustakaan dan bagian administrasi
skripsi.
7. Bapak Kyai Haji Bachrodin selaku Pengasuh Utama Pondok Pesantren Al-
menjadi informan, serta seluruh santri yang telah berkenan untuk menjadi
subjek penelitian.
9. Bapak dan Ibu, Ambar Kusumo Wardono dan Maemonah yang senantiasa
rasa sabar serta memberikan dukungan moral, materil, spiritual, motivasi dan
do‟a yang tiada henti untuk putri-putrinya dalam setiap langkah demi
10. Mbok Riyami yang telah membantu merawat saya sedari kecil.
11. Dosen Pembimbing Ibu Dr. Lilik Sriyanti, M.Si yang telah sabar
ix
12. Keluarga PPL (Sami, Aripin, Lukman, Irvan, Tina, Hindun, Waled, Afra,
kuliah, dll., sukses selalu untuk kita, semoga selalu di beri kelancaran dan
keberkahan.
14. Dayah, Mbak Laela, Ririn, Dyah Jiddan, Uus, Mele, Ifa, Isna, Umik, Duo
Wulan, Ayu Tyas, Dewi Ina, Kiki, Izza, Ulin Niam, dll. yang tidak bisa di
baik, semoga keberkahan selalu menyertai kalian, sukses buat kita semua.
15. Rekan KKN posko 50 Ds. Ngrembes Kec. Kemusu Kab. Boyolali terimakasih
sudah menjadi rekan yang baik dan asik selama penugasan yang diberikan
16. Teman-teman mahasiswa pejuang skripsi serta keluarga besar PAI terutama
menyelesaikan skripsi ini, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang
Tiada balasan yang dapat penulis berikan kecuali do‟a kepada Allah
SWT, semoga amal sholih Bapak, Ibu, teman-teman dan semua pihak yang
membantu dalam proses penyusunan skripsi ini diterima di sisi Allah SWT
x
Dengan segenap kesadaran penulis mengakui bahwa banyak
segala respon, saran dan kritik dari pembaca yang budiman. Akhirnya
hanya kepada Allah SWT penulis berserah diri dan semoga apa yang
tertulis dalam skripsi ini bisa bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri
Penulis
NIM. 11114125
xi
ABSTRAK
Wardani Mirani, Aisha. 2018. Pola Pikir Santri Terhadap Orientasi Karier (Studi
Kasus di Pondok Pesantren Al-Iman Kecamatan Sumowono
Kabupaten Semarang Tahun 2018). Skripsi. Fakultas Tarbiyah
dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut
Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Dr. Hj. Lilik Sriyanti,
M. Si.
Kata Kunci: Pola Pikir; Orientasi Karier; Bimbingan dan Konseling Karier;
Pondok Pesantren
xii
DAFTAR ISI
MOTTO ................................................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN
E. Manfaat Penelitian......................................................................................6
D. Motivasi ................................................................................................53
xiv
F. Pengecekan Keabsahan Data ........................................................64
G. Tahap-tahap Penelitian.................................................................65
Remaja ...................................................................................................97
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...............................................................................125
B. Saran ...........................................................................................126
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xv
RIWAYAT HIDUP PENULIS
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Data santri Pondok Pesantren Al-Iman Tahun 2018 ..............................68
Tabel 4.2 Data pengurus Pondok Pesantren Al-Iman Tahun 2018 .......................69
Tabel 4.3 Data santri putra dan wali santri Pondok Pesantren Al-Iman
Tabel 4.4 Data santri putri dan wali santri Pondok Pesantren Al-Iman
Tabel 4.7 Jadwal Pelajaran Madrasah Diniyah Pondok Pesantren Al Iman Tahun
Ajaran 1439-1440...................................................................................................77
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 6 Dokumentasi
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
penting bagi kemajuan di masa yang akan datang. Maka dari itu motivasi
harus disejajarkan dengan pola pikir yang harus bisa mendorong imajinasi
dan kreativitas untuk berkembang. Pola pikir pikir sangat dipengaruhi oleh
menentukan pola pikir seperti apa yang akan dijadikan pegangan bagi
dirinya.
Bagi kebanyakan orang karier adalah hal yang sangat penting bagi
satu alasan dalam pemilihan karier sesorang agar di masa yang akan
memilih karier sangat dibutuhkan mulai sejak dini atau dari usia remaja.
1
Kehidupan di pesantren, terdapat santri yang hanya mengenyam
maupun informal agar mendapat ilmu dunia dan akhirat, agar seimbang
merupakan salah satu syarat yang sangat mutlak untuk menjadikan suatu
2
semakin ketat dengan perkembangan teknologi yang belum santri miliki.
Iman karena pada observasi awal yang telah diadakan, masih banyak
dalam ruang lingkup keagamaan dalam kata lain tidak masuk dalam
sudah ada yang mengatur jadi yang perlu dilakukan yang sudah ada di
depan mereka dan sudah pasrah kepada Allah mengenai karier di masa
depan yang akan dijalankan. Hikmah yang dapat mereka ambil dari belajar
kitab adalah hidupnya lebih teratur karena sudah lebih mengerti tentang
Islam dan memiliki pedoman, selain itu juga dapat memutuskan hal-hal
sekarang ini yang sangat membutuhkan sumber daya manusia yang sangat
3
masa depannya, dan bagaimana kreatifitas didapatkan oleh para santriwan
dan santriwati. Bagaimana cara para santriwan dan santriwati ketika sudah
kemampuan sendiri.
terhadap orientasi karier anak didik yang akan dilakukan di masa depan
ketika sudah lulus dari pondok pesantren. Dengan melatar belakangi hal-
hal di atas maka dalam penelitian ini peneliti memberi judul: POLA
B. Fokus Penelitian
yang telah tamat belajar 6-9 tahun namun hanya melanjutkan hanya
4
C. Rumusan Masalah
pesantren ?
D. Tujuan Penelitian
pesantren Al-Iman
pesantren.
5
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
didik.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Pembaca
formal itu sangat penting dalam era globalisasi seperti sekarang ini.
b. Bagi Peneliti
6
F. Penegasan Istilah
1. Pola Pikir
Pola pikir juga dikenal dengan istilah mindset, adalah cara otak dan
kesimpulan terhadap informasi yang masuk ke indra kita. Pola pikir itu
untuk menjaga pikiran agar tetap berada pada jalur yang sudah menjadi
kita. Pola pikir itu sangat dipengaruhi oleh faktor pendidikan, pengalaman
dan nilai-nilai yang dianut di lingkungannya. Pola pikir yang sudah teruji
39).
2. Orientasi Karier
7
seseorang, rencana untuk mengambil keputusan mengenai keinginan untuk
G. Sistematika Penelitian
terdahulu.
3. Bab III adalah metode penelitian yang meliputi pendekatan dan Jenis
data.
4. Bab IV adalah paparan data dan analisis data. analisis dan pembahasan
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pola Pikir
Pola pikir dikenal juga dengan istilah mindset adalah cara otak dan
kesimpulan terhadap informasi yan masuk melalui indra kita. Pola pikir itu
memilih dan menentukan pola pikir seperti apa yang akan dijadikan
pegangan bagi dirinya. Pola pikir yang sudah teruji dan diyakini
Pola pikir terbagi antara objektif dan subjektif. Pola pikir objektif
itu berawal dari pertimbangan yang memedulikan semua segi dan semua
diri pribadi tanpa memperdulikan kepentingan dan hak orang lain (Suit,
2006: 78).
bidang tertentu. Ungkapan pola pikir bersifat umum, misalnya jadilah kita
9
suatu akibat. Karena itu, kita perlu mengelola pola pikir agar kondisi yang
Sumber utama pola pikir seseorang berawal dari orang tua yang
mengasuh dan mendidik. Pola pikir yang diturunkan dari orang tua
teman, bacaan dan media massa. Interaksi antara potensi bawaan dan
pengaruh lingkungan inilah yang membentuk pola pikir dan karakter setiap
Hal yang sejajar dengan pola pikir yaitu sikap mental dan psikologi
laku manusia yang dimulai dengan periode masa bayi, anak pemain, anak
10
penganalisaan elemen-elemen perilaku anak yang dimungkinkan akan
perkembangan yang terjadi dalam diri pribadi yang khas itu, dengan
B. Orientasi Karier
11
Karier adalah pekerjaan dari hasil pelatihan dan atau pendidikan
yang ingin dilakukan orang dalam waktu lama. Pengertian karier tersebut
makna yang berbeda yang dapat diterapkan pada konsep karier; (1) karier
yang meningkat atau keatas dalam pekerjaan atau organisasi; (2) karier
terdapat pola kemajuan yang jelas; (3) karier dapat dianggap sebagai
12
interprestasi subjektif mengenai peristiwa yang berkaitan dengan
hidup seseorang.
diduduki oleh seseorang selama hidupnya. Dari sudut pandang lain, karier
subjektif terdiri atas perasaan kemana yang harus dituju seseorang dalam
sudut pandang tersebut berfokus pada individu dan berasumsi bahwa orang
2014: 13).
13
Karier pada dasarnya adalah suatu respons yang terhadap
barang-barang dan jasa-jasa adalah suatu kebutuhan alami dan sosial: umat
dan jasa.
mentah, modal, teknologi, dan penawaran dan permintaan akan barang dan
bertindak dalam suatu karier tertentu. Keluarga adalah lembaga yang pada
14
terbengkalai. Dan tanpa adanya kesempatan-kesempatan untuk belajar dan
kegiatan, pergi dan pulang kerja, bekerja sama dan menerima saling
1992: 38-39).
seperti itu. Orang-orang cacat, korban diskriminasi, atau yang berasal dari
15
menguasai kesengsaraan dan bukan makin menambah keparahan (Thayeb,
1992: 35).
atau titik berat pandangan (Prayitno dan Amti, 2013:234). Istilah orientasi
2. Perkembangan Karier
dan status kelompok sosial. Gabungan dari semua hal tersebut akan
16
kemungkinan/kesempatan yang terbuka baginya untuk memegang jabatan
35) teori ini dasarnya bahwa kerja itu perwujudan konsep diri artinya
orang mempunyai konsep diri dan ia berusaha menetapkan konsep diri itu
pilihan karier bukanlah peristiwa yang sekali dalam seumur hidup karena
realistik, sedangkan tahap pembentukkan terbagi atas fase uji coba dan
keadaan mantap. Selain hal tersebut pola karier orang tua atau tingkat
pekerjaan yang dicapai ditentukan oleh taraf sosial ekonomi orang tuanya,
kesempatan.
2014: 14).
17
membagi fase perkembangan berdasarkan tingkat sekolah yang diduduki
anak sesuai dengan tingkat usia dan menurut bahasa yang dipelajarinya di
rendah.
jabatan, status dan kedudukan yang lebih tinggi (dalam Rahma, 2010: 36).
dalam suatu jabatan. Beraneka indikasi ini dapat dijabarkan lebih lanjut
konsep diri, latar belakang karier orang tua dan psikologis juga
Super (dalam Winkel dan Hastuti, 2006: 632), meliputi beberapa tahapan
sebagai berikut:
Dari saat lahir sampai umur lebih kurang umur 15 tahun, anak
Rahma, 2010: 37) berlangsung dalam kurun waktu yang relatif panjang,
20
dan melalui fase-fase perkembangan tertentu mengikuti irama kronologis
sepuluh atau dua belas tahun ciri utama dari fase ini adalah dalam memilih
pekerjaan anak bersifat sembarangan artinya asal pilih saja. Fase tentatif
mencakup usia lebih kurang 11 sampai 18 tahun, yang memiliki ciri bahwa
tergambar profil kematangan diri. Fase ini meliputi empat tahap yaitu
minat, kapasitas (kemampuan), nilai, dan transisi. Fase realistis masa anak
mengikuti kuliah atau bekerja, pada fase ini anak melakukan eksplorasi
dalam kaitannya dengan sebenarnya, pada fase ini pula anak memiliki
pekerjaan tertentu.
dihasilkan. Teori yang dihasilkan oleh Super latar belakang karier orang
tua ikut menentukan pemilihan karier anak, selain itu juga ekonomi orang
tua dan mental anak tersebut dan Super menjelaskan secara mendetail
tahap. Berbeda halnya dengan teori yang dijelaskan oleh Ginzberg. Teori
21
Ginzberg menjelaskan perkembangan karier anak lebih meluas, meskipun
terjadi pergeseran yang berlingkup luas kepada yang spesifik, dan terjadi
akibat interaksi yag positif antara faktor-faktor internal dalam diri individu
apabila pekerjaan itu sesuai dengan apa yang diinginkannya dan dapat
a. Faktor Internal
22
1) Taraf intelegensi, merupakan kemampuan siswa untuk mencapai
rangka mencapai tujuan itu, untuk menilai keadaan diri secara kritis dan
objektif.
bidang.
kesenian.
untuk merasa tertarik pada suatu bidang tertentu dan merasa senang
baru, motif mencari efisiensi mencakup efisiensi kerja dan waktu, motif
mencapai sesuatu untuk bisa mencapai jenjang karier yang lebih tinggi
lebih baik, motif bekerja adanya kesadaran bahwa orang harus bekerja
untuk hidup.
23
6) Sifat-sifat kepribadian, sifat merupakan ciri-ciri kepribadian yang
dan tentang diri sendiri. Informasi tentang dunia kerja yang dimiliki
oleh siswa.
seseorang.
10) Cita-cita dan tujuan dalam bekerja, jika pekerjaan seseorang sudah
b. Faktor Eksternal
24
Faktor eksternal antara lain: status sosial ekonomi keluarga, prestasi
pada masing-masing jabatan dan pada setiap progam studi atau latihan
pandangan dalam banyak hal yang dipegang teguh oleh setiap keluarga,
tinggi rendahnya pendapatan orang tua, jabatan ayah atau ayah dan ibu,
25
5) Pengaruh dari seluruh anggota keluarga besar dan keluarga inti. Orang
dan pekerjaan.
kepada anak didik oleh staf petugas bimbingan dan tenaga pengajar
meninggalkan kesan dalam hati yang jauh berbeda dengan kesan yang
655).
perkembangan karier adalah dari faktor internal yang artinya dari dalam
tetapi juga disebabkan oleh banyak hal yang lain. Untuk dapat berhasil
dengan baik, seseorang perlu memiliki juga rasa kepercayaan diri sendiri
dapat faktor dari dalam maupun faktor dari luar. Faktor dari dalam yaitu
ada tidaknya dorongan atau keinginan individu dalam meraih cita-cita dan
minat terhadap suatu pekerjaan dan dari luar yaitu pengetahuan individu
27
kurang pengetahuan awa mengenai seluk-beluk atau kondisi suatu
pengembangan karier. Faktor penyebab itu bisa berasal dari individu itu
memahami dirinya sendiri. Oleh karena itu seorang individu harus aktif
diri ini sangat penting dan berpengaruh dalam pemilihan masa depan dan
pekerjaannya nanti.
28
b. Pemicu atau penyebab timbulnya masalah yang termasuk dalam
masyarakat. Hal ini terjadi karena dalam masyarakat itu terdapat nilai-
individu itu sendiri, nilai-nilai yang diberikan oleh kelompok teman ini
merupakan suatu pengaruh yang kuat terhadap sikap dan reaksi seorang
tujuan dengan tepat dan menyusun rencana yang realistis, sehingga mereka
29
pemahaman tentang dirinya dan lingkungan memilih, menentukan dan
menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya sendiri dan tuntutan dari
dan Hastuti, 2006: 29) bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada
dan dapat bertindak wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga
karier. Salah satunya adalah pendapat yang dikemukakan oleh Winkel dan
diri supaya siap memangku jabatan itu, dan dalam menyesuaikan diri
dihadapi.
30
Bimbingan karier menurut Mattari (dalam Sukardi, 1983: 29)
masyarakat.
yang rutin, tetapi suatu tugas yang mudah dilaksanakan dalam keadaan-
luas dan kompleks, sedang pilihan semakin banyak, dan alternatifnya pun
semakin luas. Pemilihan jenis pekerjaan tidak bisa lepas dari masalah
informasi tertentu ini. Layanan ini sangat bermanfaat, baik bagi siswa
maupun bagi orang tua siswa dalam rangka pemilihan jurusan studi
1991: 2-3).
1991: 4).
karier dan cara hidup yang akan memberi rasa kepuasan karena sesuai,
dengan pekerjaan.
2) Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja. Dalam arti mau bekerja
kesejahteraan kerja.
33
sesuai dengan minat, kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial
ekonomi.
pekerjaan tersebut.
mencapai salah satu tujuan dari bimbingan karier yaitu agar siswa
ada kaitannya dengan masalah pekerjaan perlu sekali dimiliki, dan juga
pula.
Informasi jabatan atau karier adalah berupa salah satu alat untuk
34
memadai guna menyusun dan melaksanakan progam bimbingan karier
Masa remaja diperinci lagi atas beberapa masa, yaitu: (1) Masa
remaja awal atau masa pra remaja berlangsung hanya dalam waktu yang
relatif singkat ditandai oleh sifat-sifat negatif remaja. (2) Masa remaja
nilai hidup di dalam eksplorasi si remaja. (3) Masa remaja Akhir, remaja
sering dikenal dengan masa pencarian jati diri (ego identity). Masa remaja
37), yaitu:
2) Dapat menerima dan belajar peran sosial sebagai pria atau wanita
efektif.
lainnya.
35
5) Memilih mempersiapkan karier di masa depan sesuai dengan minat
dan kemampuannya.
religiusitas.
C. Pondok Pesantren
sejumlah orang yang dengan komitmen hati dan keikhlasan atau kerelaan
mengikat diri dengan kiyai untuk hidup bersama dengan standard moral
pesantren minimal ada kiyai, masjid, asrama, pengajian kitab kuning atau
37
pusat pengembangan masyarakat dan pusat pemberdayaan sumber daya
Melalui upaya tafaqquh fid-din inilah lahir ulama dan kyai yang menjadi
luas, tafaqquh fid-din tidak hanya berarti mendalami ilmu semata, tetapi
88) .
dan keterampilan peserta didik untuk menjadi ahli ilmu agama Islam
ilmu agama tetapi tidak memiliki ijazah pendidikan formal dapat menjadi
agama Islam, (3) benteng pertahanan umat dalam bidang akhlak, (4)
2. Sistem pengajaran
utama pengajaran ini ialah untuk untuk mendidik calon-calon ulama. Para
kurang dari satu tahun) dan tidak bercita-cita menjadi ulama, mempunyai
39
tujuan untuk mencari pengalaman dalam hal pendalaman perasaan
atau seringkali juga disebut sistem weton. Dalam sistem ini sekelompok
sangat berbeda dari sistem sorogan dan bandongan. Para siswa harus
40
mempelajari sendiri kitab-kitab yang ditunjuk. Kyai memimpin kelas
musyawarah seperti dalam suatu seminar dan lebih banyak dalam bentuk
masalah yang disodorkan oleh kyainya. Baru setelah itu diikuti dengan
pesantren salafiyah ini berupa funun kitab-kitab yang diajarkan para santri.
dapat naik jenjang ke kita lain yang lebih tinggi tingkat kesukarannya
berurutan dari yang ringan sampai yang berat,dari yang mudah ke kitab
yang lebih sukar. Kitab yang digunakan disebut dengan kitab kuning (kitab
ilmiah para ulama itu dibedakan berdasarkan kurun waktu atau format
42
pengalaman, dan kesempatan yang harus ditempuh oleh santri. Kedua,
dkk, 2007: 86) sifatnya lebih menekankan pada pembinaan pribadi dengan
sikap hidup yang utuh telah menciptakan tenaga kerja untuk lapangan-
Dapat dilihat dari contoh yang diangkat dalam pengajian kitab kuning
yang ada dalam pesantren itu sendiri. Penciptaan suasana dialogis antara
43
potensi, kekuatan, kelemahan dan kekurangan yang dialami oleh pesantren
merupakan lima elemen dasar dari tradisi pesantren. Ini berarti bahwa
1983: 44).
Islam yang berpusat pada masjid sejak masjid al-Qubba didirikan dekat
Madinah pada masa Nabi Muhammad saw tetap terpancar dalam sistem
44
menganggap masjid sebagai tempat paling tepat untuk menanamkan
lain.
yaitu murid-murid yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap
tentang kitab-kitab dasar dan menengah. 2). Santri kalong yaitu murid-
45
pakaian yang merupakan simbol kealiman yaitu kopiah atau surban
4. Peran Pesantren
a. Lembaga pendidikan
46
umumnya dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang
14).
b. Lembaga keilmuan
lainnya. Luas sempitnya pengakuan atas kitab-kitab itu bisa dipilih dari
15).
c. Lembaga pelatihan
masih dibimbing oleh santri yang lebih senior sampai si santri mampu
mengurus dirinya sendiri. Jika tahapan ini dapat dikuasai dengan baik,
berlanjut hingga santri dapat menjadi dirinya sendiri (Nafi‟, dkk, 2007: 16-
17).
47
watak pesantren sebagai lembaga pemberdayaan masyarakat.
48
pendamping masyarakat untuk urusan ritual keagamaan sebelum mandat
lain yang berkaitan dengan keilmuan, dan lain-lain (Nafi‟, dkk, 2007: 20).
f. Simpul budaya
Pesantren hadir sebagai sebuah sub kultur, budaya sandingan, yang bisa
Masyarakat
bahwa pondok pesantren adalah tempat yang tepat untuk menempa akhlak
dan budi pekerti yang baik. Sebagai peranan sumber daya manusia,
49
memberikan respon terhadap situasi dan kondisi sosial suatu masyarakat
50
yang umumnya berbentuk pelayanan konsultasi kerohanian untuk masalah
51
d. Pesantren dan Pengembangan Ekonomi Umat
208-209).
D. Motivasi
dorongan dan “asi” yang berati usaha. Secara istilah motivasi merupakan
52
motivasi sebagai keadaan internal organisme yang mendorong untuk
berbuat sesuatu (Tea, 2009: 204). Bagi santri, motivasi sangat penting
pencapaian sebuah tujuan merupakan proses penting dan sering kali sulit,
53
Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan pengertian
diimpikan.
E. Kajian Pustaka
lain dalam penelitian atau pembahasan masalah yang serupa. Selain itu
yang lain dalam melakukan pembahasan tema yang hampir serupa. Berikut
ini penelitian yang mempunyai topik atau tema yang hampir serupa
penulis teliti terletak pada objek penelitiannya yaitu dalam skripsi ini
pekerjaan.
54
2. Jurnal Ilmiah Mahasiswa yang ditulis oleh Pajri Amirullah dan Hasbi Ali
Prodi PPKn, FKIP, Universitas Syiah Kuala Aceh 2016 yang berjudul
dengan skripsi yang penulis teliti terletak pada subjek penelitiannya yaitu
ke pesantren.
3. Skripsi yang ditulis oleh Dian Febriana, Jurusan Psikologi Pendidikan dan
Perbedaan skripsi ini dengan skripsi yang penulis teliti terletak pada
skripsi penulis dengan jurnal ini terletak pada fokus penelitiannya yaitu
sama sama mengakji tentang orientasi karier para santri pondok pesantren.
penulis hanya menemukan dua penelitian dengan fokus yang sama yaitu
55
santri di pesantren . Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut terdapat
yang dikaji oleh penulis yaitu santri di pondok pesantren dan subjeknya
56
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
studi kasus (case study), yang merupakan salah satu dari sekian teknik
suatu pelajaran berharga bagi usaha reflikasi hasilnya (Satori, dkk, 2017:
205-207).
kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
57
permasalahan orientasi karier pada santri. Melalui penelitian deskritif ini
pesantren. Para santri yang akan diteliti berumur 16-21 tahun berjumlah
kurang lebih 40 orang, yang akan menjadi informan yaitu beberapa orang
berada di 7° 13' 20" Lintang Selatan dan 110° 19' 16" Bujur Timur.
ini karena di daerah ini terdapat banyak santri yang hanya mengikuti
58
pendidikan informal tidak hanya karena faktor dana, tetapi juga faktor-
faktor tertentu.
C. Sumber Data
1. Data Primer
mewawancarai.
sumber data primer langsung peneliti dapatkan dari pada santriwan dan
2. Data Sekunder
memberikan data kepada pengumpul data, data yang didapat dari orang
lain atau dokumen sumber bacaan dan berbagai macam sumber lainnya
59
informasi yang telah dikumpulkan melalui wawancara dengan pengasuh
teknik yaitu:
1. Wawancara
dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam
233).
yang sudah dipilih untuk mendapatkan data yang diperlukan yaitu para
60
2. Observasi
3. Dokumentasi
merujuk pada narasi orang pertama yang dihasilkan oleh seorang individu
yang berbentuk catatan baik yang berbentuk catatan dalam kertas maupun
61
elektronik seperti agenda pondok, jurnal tahunan, jadwal kegiatan di
di pondok pesantren.
E. Analisis Data
dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,
menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan
62
lapangan. Proses analisis data selama di lapangan, di sini penulis
63
kepercayaan (credibility) kriteria ini mempertunjukkan derajat
pada kenyataan ganda yang sedang diteliti (Satori, dkk, 2017: 167).
lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding
data, dan triangulasi waktu. Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis
beragam yang masih terkait satu sama lain. Peneliti perlu melakukan
pondok, para pengajar, dan santri. Data dari para narasumber tersebut
yang berbeda, dan mana yang lebih spesifik dari para sumber data tersebut.
G. Tahap-tahap Penelitian
laporan. Dalam penelitian ini tahap yang ditempuh adalah sebagai berikut:
dengan pola pikir santri terhadap orientasi karier di pondok pesantren Al-
dokumentasi.
65
dilakukan penafsiran data sesuai dengan konteks permasalahan yang
mengecek sumber data yang didapat dan metode perolehan data sehingga
data benar-benar valid sebagai dasar dan bahan untuk memberikan makna
66
BAB IV
A. Paparan Data
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
a. Letak Geografis Pondok Pesantren Al-Iman
Penelitian ini dilaksanakan di pondok pesantren Al-Iman yang
67
c. Sarana dan Prasarana
Tabel 4.1
Tahun 2018
1 Laki-laki 52
2 Perempuan 41
68
Jumlah tersebut merupakan data keseluruhan santri di pondok
biasa dan pengurus, maka dapat dlihat dalam tabel 1.2 di bawah ini:
Tabel 4.2
Tahun 2018
1 Laki-laki 16
2 Perempuan 14
Berikut adalah data base santri dan wali santri di pondok pesantren
Al-Iman:
Tabel 4.3
69
6. Ali Maksum Bp. Silowantoko Bengkulu Utara
70
32. M. Affan Arrodli Bp. Mundhirin Bandungan Kab. Semarang
40. M. Khahbib
Bp. Pariyono Bandungan Kab. Semarang
Khasbullah
42. Wiji Tri Atmaja Bp. Adi Kusmanto Jambu Kab. Semarang
49. M. Wisnu Bayu Aji Bp. Fauzan Asmu‟i Jambu Kab. Semarang
71
Tabel 4.4
72
21. Mifta Dini Aulia Bp. Sunyoto Ambarawa Kab. Semarang
73
47. Ike Wahyu S. Bp. Lasemin Sumowono Kab. Semarang
menjaga toko kebutuhan mengaji di pasar desa. Selain itu juga ada
kegiatan yang dilaksanakan setiap hari kamis malam jumat setelah shalat
khoirot.
pengaturan waktu yang baku selama 24 jam agar dapat memudahkan para
Tabel 4.5
75
2. 04: 00 Sholat subuh berjamaah
3. 04: 30 Ngaji
7. 09: 00 Ekstrakurikuler
9. 14: 00 Ngaji
Tabel 4.6
4. 14 Muharrom Khaoul
76
6. 7-12 Rabiul Awal Pekan madaris
Tabel 4.7
77
Arab
pondok pesantren pada usia 16-21 tahun yang disebabkan oleh beberapa
78
1) Tidak dapat meraih cita-cita
“aku dulu pas ijek jaman-jamane sekolah mbak, aku pengen banget
dadi dokter. Trus pas aku wes gak sekolah kan wes gak enek
harapan. Paleng sok nek mondok, dulu kan aku ngremehke mondok
mbak aku ki mikire ki la mondok ki dadi opo, kan ndewe ra ndue
kerjo, trus pokok e aku pengen mengejar aku pengen dadi dokter
nah ndelalah biaya dadi dokter kan ora sitek. Njuk aku neng kene
ngaji enek kitab tibyan kan tentang dokter-dokter la ndelalah teng
perpustkaan pondok enten nganu ilmu dokter ngunu tapi kan
menurut Nabi riyen wes seneng moco-moco kui njur yo mikir e
enggak jadi dokter buat umat ki bisa jadi dokter bagi keluarga
sendiri lah”.
2) Faktor Ekonomi
sebagai berikut:
“ya dari dorongan orang tua, terus mboten enten arto damel
neruske. ”.
pribadi tidak sinkron, wawancara pada hari Kamis 09/08/2018 Pukul 11.55
79
“ya yang pertama karena masalah biaya. lalu yang kedua, orang
tua kepengennya tidak sesuai dengan minat saya”.
formal.
pesantren Al-Iman, pada hari Rabu tanggal 08/08/2018 pukul 13.55 WIB
“kasian orang tua mbak (sambil tertawa) biaya, nggeh kan mboten
sekedik to”.
pondok pesantren Al-Iman, pada hari Kamis 09/08/2018 Pukul 13.35 WIB
seperti dukungan dari orang tua. Hal ini dikuatkan dari hasil wawancara
berikut:
80
“enggeh mendukung, ajeng kerjo mboten angsal kok. Ken
ngrampungke pondok riyen”.
Berikut adalah paparan dari hasil wawancara dengan NL santriwati
pondok pesantren Al-Iman, pada hari Rabu 08/08/2018 Pukul 13.30 WIB
”Yang pertama itu keinginan orang tua, disuruh orang tua itu lo
mbak, kalau sekolahnya tidak terlalu mendukung sih mbak, malah
disuruh melanjutkan lagi tapi melanjutkan di pondok pesantren
saja”.
pondok pesantren Al-Iman, pada hari Kamis 09/08/2018 Pukul 14.36 WIB
berikut:
81
Jadi, faktor dukungan keluarga yang menjadi penyebab santri
agar dapat lebih mendalami ilmu agama dan dapat dijadikan sumber
pegangan, mengerti tentang ilmu agama terutama oleh kedua orang tua.
5) Faktor Internal
Faktor internal yang timbul dari pemikiran santri sendiri yang dapat
pondok pesantren Al-Iman, pada hari Kamis 09/08/2018 Pukul 14.36 WIB
82
Jadi, faktor pribadi atau keinginan dari diri sendiri yang menjadi
satunya adalah lingkungan tempat tinggal yang mayoritas santri. Hal ini
Al-Iman, pada hari Kamis 09/08/2018 Pukul 14.10 WIB di aula pondok
8) Pergaulan terjaga
seperti yang ada di luar pondok pesantren, tidak ada peraturan yang
83
pada hari Minggu 05/08/2018 Pukul 13.48 WIB di pondok pesantren Al-
“opo yo, kan nganu, nek teng pondok kan pergaulane kan lebih
ketat keagamaan sedangkan teng luar kan mesti kecampur werno-
werno hanggeh sae teng pondok e mawon”.
dukungan selain dari orang tua juga terdapat dukungan dari dalam
seperti kitab tafsir, kelas al-ula menggunakan alala‟, kitab awam. Kelas
shorof. Hal ini dikuatkan oleh hasil wawancara dengan dengan Bapak
84
Berikut ini hasil wawancara dengan Bapak Kyai Bachrodin di
dari dasar, tentang syariat-syariat Islam dari hal yang paling ringan hingga
yang terberat.
85
10) Adanya pembekalan keterampilan
Selain dukungan dari orang tua juga terdapat dukungan dari dalam
pertanian. Hal ini dikuatkan dengan hasil wawancara dengan Bapak Kyai
berikut:
“kalo kerja kan nggak mesti harus lulus sekolah tinggi-tinggi kan
bisa, seperti jadi tani kan yang penting belajar terus. Di pondok
kan nggeh enten belajar tani, pertukangan kan nggeh enten, nekuni
niku. keterampilan saking pondok, nggeh teng masyarakat saget
digunakke”.
ekonomi; (3) Tidak ingin merepotkan orang tua; (4) Dorongan dari orang
tua; (5) Faktor internal; (6) Faktor lingkungan masyarakat; (7) Mengikuti
teman sebaya; (8) Pergaulan terjaga; (9) Mendalami ilmu agama; (10)
sebagai berikut.
mendapatkan sesuatu, karena selama ada usaha maka pasti akan ada jalan
untuk mendapatkan rezeki dari Allah. Hal ini didukung oleh hasil
pondok pesantren Al-Iman pada hari Kamis tanggal 9/08/2018 Pukul 10.00
87
itu mereka membekali diri dengan langsung praktek dari apa yang
sudah ada tinggal mengikuti”.
tanpa dibarengi dengan berdoa atau mujahadah sama saja tidak ada
artinya. Hal ini dikuatkan oleh hasil wawancara dengan Bapak Kyai
memang memiliki pandangan dan rencana untuk masa depan namun ketika
masa depan. Hal ini didukung oleh paparan dari hasil wawancara dengan
Ustadz Yasin kepala madrasah pondok pesantren Al-Iman pada hari selasa
berikut:
Hal ini juga sesuai dengan paparan dari hasil wawancara dengan
“Kan nek pas sekolah ke pikiranne pengen dadi kui, pengen dadi
kae ngoten lah begitu mlebet teng pesantren ki koyo nggeh saking
omongane-omongane guru niku to, njuk dadi pola pikir e kulo ke
melu-melu maleh. Dadi sesok meh dadi opo yo pikerke sesok, saiki
teko lakoni ngoten niku saiki ke”.
“nek pak yasin ke sok sanjang ngene opo, “sak iki ke ojo ngoyak
dunyomu, seng penteng ke teko lakoni ojo sok ngrusohi gaweane
gusti Allah” ngoten niku tekoan. Trus nek cita-citakan tergantung
kaleh Allah niku wau, nek cita-cita ki ndewe mboten saget ngarani
nopo “aku cita-citane dadi ngene menowone gusti Allah ngersakke,
misal aku cita-citane pengen dadi dokter, teko-teko gusti Allah
89
ngresakke kulo dadi guru” ngoten kan mboten ngertos, teko opo
seng ono dilakoni”.
pesantren Al-Iman, pada hari Kamis tanggal 09/08/2018 pukul 11.55 WIB
orientasi karier yang telah ditanamkan adalah harus optimis dan berpikir
juga harus selalu menggali pengetahuan dari kitab yang telah diajarkan
pesantren Al-Iman, pada hari kamis 09/08/2018 pukul 14.36 WIB di aula
4) Berwirausaha
mereka diajarkan cara berdagang maka dari itu orientasi karier setelah
Hal berikut ini juga sesuai dengan paparan dari hasil wawancara
sebagai berikut:
saja karena ridho istri terdapat dalam diri suami, jika sudah memiliki
suami. Hal ini juga sesuai dengan paparan dari hasil wawancara dengan
pesantren Al-Iman, pada hari Kamis tanggal 09/08/2018 pukul 11.55 WIB
Bagi santri yang hanya lulus MTs atau Smp rata-rata memang
94
”belum terfikirkan sampai segitu mbak, jalani apa yang ada dulu
mbak”.
pondok pesantren Al-Iman, pada hari Rabu 08/08/2018 Pukul 13.03 WIB
” dereng kelihatan”.
pondok pesantren Al-Iman, pada hari Kamis 05/08/2018 Pukul 13.30 WIB
berusia 16 tahun keatas tapi belum memiliki orientasi karier, karena belum
karier dan telah tertanam dalam pikiran mereka bahwa segala sesuatu yang
ada sekarang harus dijalani dan ditekuni dengan sebaik mungkin, dan
percaya saja kepada Allah dan percaya pada setiap segala usaha pasti
95
Pandangan karier santri untuk memenuhi kebutuhan hidup dari
hasil penelitian yang peneliti lakukan, sebagian besar para santri pondok
pesantren Al-Iman dilihat dari segi gender untuk perempuan lebih berserah
diri kepada Allah karena berfikiran lebih baik mentaati peraturan agama
banyak. Jadi santri masih bingung saat mereka belum lulus dari pondok
pesantren, dan mungkin dapat mereka simpulkan pada saat mereka sudah
lulus dari pondok. Mereka akan memilih salah satu dari pilihannya itu
96
Jadi kesimpulan dari orientasi karier santri ada beberapa macam,
Remaja
keluarga besar.
1) Faktor pendidik
sudah didapat dari pesantren. Hal ini didukung hasil wawancara dengan
97
santriwati LK pada hari Minggu tanggal 05/08/2018 pukul 13.48 WIB
“nggeh, saget ngabdi riyen, tapi nek boyong mboten angsal nek
kok kerjo nopo-nopo kudune mondok maleh nopo rabi niku hehe
(sembari malu-malu) , nek kerjo kan mangkeh kenal dunia luar
maleh mbak”.
Demikian juga berikut ini adalah pemaparan hasil wawancara
“biasanya kalau di daerah saya sih keluar jawa sih mbak, kan di
sana sudah ada kenalan orang jadi nanti dimasukkan ke PT sawit
atau pengepul karet kan bisa”.
3) Faktor dari seluruh anggota keluarga inti maupun keluarga besar
orientasi itu tumbuh dari lingkungan keluarga yang selalu mendidik dan
mengikuti yang sedang terjadi di lingkungan. Hal ini dikuatkan oleh hasil
100
“kalau aku pengen menjadi guru malah menjadi guru RA heheh..
terus kan orang tua tidak suka “guru agama atau apa gitu” nah
seperti itu”.
pondok pesantren Al-Iman, pada hari Kamis 09/08/2018 Pukul 13.35 WIB
karena faktor ini tumbuh dari dalam diri seseorang itu sendiri. Faktor
maka dari itu orientasi karier setelah keluar dari pondok ingin mendalami
pondok pesantren Al-Iman, pada hari Kamis 09/08/2018 Pukul 14.25 WIB
101
Berikut adalah hasil paparan wawancara yang sesuai, dengan NR
Hal ini juga sesuai dengan paparan dari wawancara dengan, dengan
berikut:
“tani sama pertukangan juga bisa, kan rata-rata orang desa sih mbak.
kan di rumah bertani to mbak, jadi mungkin menjadi petani yang sukses
minimal bisa memakmurkan keluarga sendirilah”.
pesantren mereka diajarkan cara bertani maka dari itu orientasi karier
setelah keluar dari pondok ingin mendalami pertukangan. Hal ini diperkuat
pada hari Kamis 09/08/2018 Pukul 13.35 WIB di pondok pesantren Al-
Hal berikut ini menurut bakat para santri pondok pesantren Al-
Iman, hal ini didukung hasil wawancara dengan MC, sebagai santriwan di
102
11.55 WIB di ruang sekretariat pondok pesantren Al-Iman, sebagai
berikut:
6) Faktor keyakinan
yang telah didapatkan dari pondok pesantren. Hal ini didukung hasil
103
Berikut ini juga adalah hasil wawancara dengan MN santriwan
pondok pesantren Al-Iman, pada hari Kamis 09/08/2018 Pukul 13.35 WIB
eksternal dan faktor internal Faktor eksternal terbagi menjadi tiga yaitu:
Faktor eksternal terbagi menjadi tiga yaitu: (1) Faktor pendidik; (2)
B. Analisis Data
dan pengasuh utama dan para tenaga pengajar maka penulis dapat
menganalisis hal-hal apa saja yang terkait dengan pola pikir santri terhadap
yang terbentuk pada santri dalam menghadapi orientasi karier pada usia
adalah di sebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut: (1) tidak dapat
meraih cita-cita; (2) faktor ekonomi; (3) tidak ingin merepotkan orang tua;
(4) dorongan dari orang tua; (5) faktor internal; (6) faktor lingkungan
masyarakat; (7) mengikuti teman sebaya; (8) pergaulan terjaga; (9) ingin
merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita, ini berarti bahwa
Kita dididik menjadi orang yang berguna baik bagi negara, nusa dan
dengan sadar atau tidak sadar, sejak seseorang lahir sampai mati. Proses
sangat penting bagi anak terutama orang tua. Orang tua mendidik anaknya
dengan penuh kasih sayang. Kasih sayang yang diberikan orang tua tidak
ada habisnya dan terhitung nilainya. Orang tua mengajarkan kepada kita
yang kekurangan.
Menurut Setyawan (dalam Sidik, 2013: 24) pada masa sekarang ini
yang tidak dapat mengenyam pendidikan secara layak, baik dari tingkat
dasar maupun sampai ke jenjang yang lebih tinggi. Selain itu ada juga
eksternal menurut Setiani (dalam Sidik, 2013: 24) merupakan faktor paling
106
anaknya, berbagai bantuan beasiswa seperti BOS dan BSM pun belum
cukup membantu.
2) Faktor ekonomi
tinggi rendahnya pendapatan orang tua, jabatan ayah dan ibu, daerah
bagi beberapa jabatan tertentu yang dianggap masih sesuai dengan status
“ya yang pertama karena masalah biaya. lalu yang kedua, orang
tua kepengennya tidak sesuai dengan minat saya”.
Menurut Ali (2008: 118) cara orang tua mengasuh atau mendidik
(1990: 203) orang tua memiliki nilai budaya yang terbaik dalam
107
orang tua memiliki peran sebagai pembimbing yang memperhatikan setiap
Revaldi (2010: 57) orang tua dituntut agar memperhatikan dan mengawasi
belajar dan meraih prestasi, orang tua perlu memberi dorongan dan
motivasi kepada anak. orang tua dapat memotivasi anak dengan berbagai
cara agar mereka bergairah dalam belajar. Dorongan atau perhatian yang
diberikan orang tua kepada anak menjadi suatu penyemangat bagi anak
belajar dan meraih prestasi sehingga membuat kedua orang tuanya senang
peran dan tanggung jawab orang tua tidak hanya sebatas mempersiapkan
pendidikan yang baik bagi anak. Akan tetapi orang tua bertanggung jawab
untuk menyiapkan masa depan yang baik bagi anak melalui proses
108
kehidupan anak. Oleh sebab itu, sebagai orang tua yang baik dan sesuai
5) Faktor internal
(dalam Sidik, 2013: 24) merupakan faktor yang datangnya berasal dari diri
anak itu sendiri, seperti anak yang malas berangkat sekolah karena tidak
sebagai berikut:
masyarakat tersebut. Hal ini sejalan dengan penelitian Muhib (2016: 25)
berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Hal ini didukung hasil
109
Hasil wawancara tersebut telah menjelaskan bahwa santriwan CH
untuk hidup bersama dengan orang lain yang bukan anggota keluarganya.
8) Pergaulan terjaga
yang sangat mendasar, bahkan bisa dikatakan wajib bagi setiap manusia
yang “masih hidup” di dunia ini. Sungguh menjadi sangat langka, jika ada
manusia.
110
Seperti halnya diungkapkan dalam Q.S Al-Hujurat yaitu:
ارفُىا ۚ إِنَّ أَ ْك َر َم ُك ْم ُ اس إِوَّا َخهَ ْقىَا ُك ْم ِمهْ َر َك ٍر َوأُ ْوثَ ٰى َو َج َع ْهىَا ُك ْم
َ ش ُعىبًا َوقَبَائِ َم نِتَ َع ُ َّيَا أَيُّ َها انى
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah
timbul dari dalam dirinya. Hal ini sejalan dengan penelitian Muhib (2016:
berdasar pada kemauan. Hal ini juga didukung oleh motivasi intrinsik.
tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah
mereka lulus dari pondok pesantren. Hal ini sejalan dengan penelitian
“kalo kerja kan nggak mesti harus lulus sekolah tinggi-tinggi kan
bisa, seperti jadi tani kan yang penting belajar terus. Di pondok
kan nggeh enten belajar tani, pertukangan kan nggeh enten, nekuni
niku. keterampilan saking pondok, nggeh teng masyarakat saget
digunakke”.
Karier
yang terbentuk pada santri dalam menghadapi orientasi karier pada usia
lingkungannya. Hal ini sejalan dengan pendapat Yunus (2014: 38) bahwa
pola pikir itu sangat dipengaruhi oleh faktor pendidikan dan nilai-nilai
112
orang orang bebas memilih dan menentukan pola pikir seperti apa yang
pola pikir bersifat umum dan spesifik sesuai dengan tuntunan bidang
tertentu. Ungkapan pola pikir bersifat umum, misalnya jadilah kita sebagai
menjadi penyebab, dan setiap kondisi yang terjadi merupakan suatu akibat.
َّ ََّّللاُ إِن
ٌ﴾٣١﴿َّللاَ نَ ِطيفٌ َخبِي ٌر ِ ْيَأ
َّ ث بِ َها
perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di
16).
َ ﴾ٌ َو َمهْ يَ ْع َم ْم ِم ْثقَا َل َر َّر ٍة٧﴿ ُفَ َمهْ يَ ْع َم ْم ِم ْثقَا َل َر َّر ٍة َخ ْي ًرا يَ َري
ٌ﴾٨ ﴿ ُش ًّرا يَ َري
sebagai berikut:
2) Berserah diri
bidang tertentu. Ungkapan pola pikir bersifat umum, misalnya jadilah kita
suatu akibat. Karena itu, kita perlu mengelola pola pikir agar kondisi yang
muncul hanyalah kondisi yang kita inginkan (Yunus, 2014: 39). Teori ini
114
mendukung hasil temuan dari hasil wawancara dengan ustadz Yasin
sebagai berikut:
berawal dari orang tua yang mengasuh dan mendidik. Pola pikir yang
keluarga dekat, sekolah teman, bacaan dan media massa. Interaksi antara
pikir dan karakter setiap orang, kemudian pola pikir inilah yang
“Kan nek pas sekolah ke pikiranne pengen dadi kui, pengen dadi
kae ngoten lah begitu mlebet teng pesantren ki koyo nggeh saking
melu-melu maleh. Dadi sesok meh dadi opo yo pikerke sesok, saiki
teko lakoni ngoten niku saiki ke”.
Hasil wawancara dengann santriwati NL menjelaskan agar berserah
﴾ ٢١ ٣ ﴿ ع مَّ ا ت َ عْ مَ ه ُ ى َن َ ُّ ع ه َ ي ْ ً ِ ۚ َو َم ا َر ب
َ ك ب ِ غ َ ا ف ِ ٍم َ
“Dan milik Allah lah seluruh rahasia langit dan bumi, dan kepada-
115
bertawakkallah kepada-Nya. Dan Tuhanmu tidak pernah lengah dari apa
temuan di atas maka dapat diketahui bahwa sebagian besar santri memiliki
rasa berserah diri, sesuatu yang sedang dijalani sekarang harus ditekuni
sebaik mungkin masalah setelah lulus dapat bekarier itu biar Allah yang
sangatlah berperan penting bagi santri agar lebih fokus menuntut ilmu
bidang pekerjaan dan tentang diri sendiri. Informasi tentang dunia kerja
116
dengan perannya sepanjang hidup. Karier menggambarkan bagaimana
pekerjaannya.
4) Berwirausaha
bidang. Teori ini sejalan dengan Greenhaus (dalam Kaswan, 2014: 15-16)
2010: 37) berlangsung dalam kurun waktu yang relatif panjang, dan
117
perkembangan yaitu timbulnya minat terhadap apa yang disukai, mampu
karena tidak taat dikatakan sebagai wanita yang durhaka dan kufur
lain, maka aku akan memerintahkan para istri untuk sujud kepada
suami atas mereka (para istri). (HR Abu Dawud, Tirmidzi, ia berkata,
berusia 16 tahun keatas tapi belum memiliki orientasi karier, karena belum
karier dan telah tertanam dalam pikiran mereka bahwa segala sesuatu yang
118
ada sekarang harus dijalani dan ditekuni dengan sebaik mungkin, dan
percaya saja kepada Allah dan percaya pada setiap segala usaha pasti
berdasarkan tingkat sekolah yang diduduki anak sesuai dengan tingkat usia
dan menurut bahasa yang dipelajarinya di sekolah pada usia 18-24 tahun
sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Super (dalam Winkel dan
mengikat. Teori ini mendukung hasil temuan dari hasil wawancara dengan
119
banyak. Jadi santri masih bingung saat mereka belum lulus dari pondok
pesantren, dan mungkin dapat mereka simpulkan pada saat mereka sudah
lulus dari pondok. Mereka akan memilih salah satu dari pilihannya itu
mendukung kariernya.
Remaja
yang terbentuk pada santri dalam menghadapi orientasi karier pada usia
beberapa faktor yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal
terbagi menjadi tiga yaitu: Faktor eksternal terbagi menjadi tiga yaitu: (1)
(3) Pengaruh dari keluarga besar maupun inti. Sedangkan dari faktor
orientasi karier santri yang lebih rinci, peneliti perlu menggali orientasi
karier santri dengan adanya bimbingan karier agar mendapat jawaban dari
narasumber yang lebih rinci dan detail. Hal ini terbukti dengan temuan
120
Menurut Yusuf (2008: 11) bimbingan karier yaitu untuk
dengan teori yang dikemukakan oleh Super (dalam Sukardi, 1983: 30),
Faktor eksternal adalah sejumlah hal atau faktor yang berada di luar diri
seseorang. Dalam penelitian ini terdapat tiga faktor eksternal yaitu: Faktor
eksternal terbagi menjadi tiga yaitu. (1) Faktor pendidik. (2) Masyarakat
atau lingkungan sekitar tempat tinggal. (3) Pengaruh dari keluarga besar
maupun inti.
1) Faktor pendidik
karena manusia adalah makhluk susila yang dapat dibina dan diarahkan
121
memungkinkan untuk diberikan pendidikan (Sayuti). Teori tersebut
pandangan dan sikap yang dikomunikasikan kepada anak didik oleh staf
dan kecocokan jabatan tertentu untuk anak laki-laki atau anak perempuan .
pandangan dan variasi harapan tentang masa depan yang terungkap dalam
pergaulan sehari-hari.
menurut Winkel dan Hastuti (2006: 653-655) orang tua dan saudara
minat terhadap suatu hal yang telah biasa di lakukan. Hal ini di dukung
oleh teori minat, yang telah di kemukakan oleh Rahma (2010: 44-46)
kecakapan. Untuk berhasil dalam usaha, kerja, atau kehidupan, tidak perlu
5) Mengembangkan bakat
123
kognitif, bidang keterampilan, bidang kesenian. Teori ini mendukung hasil
6) Faktor keyakinan
membentuk gaya hidup seseorang. Hal ini didukung oleh hasil wawancara
124
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
yang diuraikan secara deskriptif pada BAB IV, maka dapat disimpulkan
bahwa:
beberapa hal sebagai berikut: (1) tidak dapat meraih cita-cita; (2) faktor
ekonomi; (3) tidak ingin merepotkan orang tua; (4) dorongan dari orang
tua; (5) faktor internal; (6) faktor lingkungan masyarakat; (7) mengikuti
teman sebaya; (8) pergaulan juga terjaga; (9) ingin lebih mendalami ilmu
Karier
125
sampingan di pabrik; 4) berwirausaha; 5) mencari pengalaman di bidang
Remaja
eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal terbagi menjadi tiga yaitu:
Faktor eksternal terbagi menjadi tiga yaitu: (1) faktor pendidik; (2)
B. Saran
pesantren Al-Iman.
126
2. Para Pengajar di Pondok Pesantren Al-Iman
menuntut ilmu di pondok agar para santri yang sudah berusia diatas
penulis dan pembaca pada umumnya, terimakasih atas semua pihak yang
127
DAFTAR PUSTAKA
Afifah. 2011. Pengaruh Dukungan Orang Tua Terhadap Orientasi Masa Depan
Hidayatullah.
Rineka Cipta.
Almasdi, dan Suit Yusuf. 2006. Aspek Sikap Mental dalam Manajemen Sumber
Amirullah, Pajri., dan Hasbi Ali. 2016. Motivasi Santri Melanjutkan Pendidikan
Rosdakarya.
Dhofier, Zamakhsyari. 1983. Tradisi Pesantren Studi tentang Pandangan Hidup
Kyai.
Kartono, Kartini. 1991. Menyiapkan dan Memandu Karir. Jakarta Utara: CV.
Rajawali.
Bandung: Alfabeta
Rosdakarya.
Pustaka Pelajar.
Revaldi, Aischa. 2010. Memilih Sekolah Untuk Anak. Jakarta: Inti Medina.
Schunk H. Dale, dkk. 2012. Motivasi dalam Pendidikan, Teori, Penelitian dan
Sidik, Sahabudin. dkk. 2013. Motivasi Menentukan Dan Meraih Cita-Cita Bagi
Alfabeta.
Tea, Taufik. 2009. Inspiring Teaching, Mendidik Penuh Inspirasi. Jakarta: Gema
Insani.
Winkel, W.S dan Hastuti Sri. 2006. Bimbingan dan Konseling di Institusi
Rosdakarya.
Zurinal Z, Dr. Hj., Wahdi Sayuti, S.Ag. 2006. Ilmu Pendidikan Pengantar &
NO Tanggal Kegiatan
pesantren Al-Iman.
Semarang.
PEDOMAN WAWANCARA
3. Apakah orang tua anda mendukung ketika anda hanya akan menempuh
pembelajaran di pesantren saja ?
4. Motivasi apa yang dapat anda ambil dari ustad dan ustdzah anda ketika
pembelajaran, sehingga anda yakin mencari ilmu di pesantren ?
5. Pengetahuan apa saja yang dapat diambil ketika belajar di pesantren ini
?
7. Kira-kira bakat atau kecenderungan apa yang anda miliki dan ingin
anda tekuni di dunia kerja ?
9. Ingin menjadi apa setelah lulus dari pondok nanti ? jarak dekat ingin
menjadi apa ?
11. Dari mondok ini sudah mendapat bekal belum untuk bekerja ?
12. Contoh apa yang ingin diterapkan ketika sudah lulus dari pondok
pesantren ?
13. Setelah lulus mau mengembangkan apa yang sudah di dapat dari sini
misalnya?
2. Pendidikan apa yang diterapkan dipondok ini agar para santri dan
santriwati disini usia sekolah yang hanya mondok dapat mengejar
karier yang dicita-citakannya ?
3. Jika hanya belajar kitab dan al-Quran saja, bagaimana orientasi masa
depan untuk dapat menghidupi dirinya, setelah lulus dari sini ?
4. Motivasi atau nasihat apa yang diberikan untuk santri yang dapat
membentuk pola pikir santri agar dapat membangun masa depan
mereka ketika sudah lulus dari pondok ?
5. Kira-kira usaha apa yang dapat membentuk karier santri dan santriwati
dimasa depan ketika sudah lulus dari pondok ?
6. apakah ada bidang untuk minat bakat siswa yang dapat menunjang
masa depannya ketika telah lulus dari pondok ? dalam arti kayak ada
ekstrakurikuler menjait walaupun dia juga bisa mengajar ngaji tapi dia
juga bisa bisnis menjait, apakah ada pelatihan-pelatihan untuk
mengembangkan bakat misalnya kayak tadi menjait, otomotif, tata boga
dll, jadi santri-santri tidak berpacu pada keagamaan saja tapi juga dalam
kehidupan sehari-hari jadikan untuk aplikasi dimasyarakat juga
didapatkannya.
7. Kreatifitas apa saja yang dapat membentuk karier santri ?
13. Kemudian rata-rata alumni itu bekerja sebagai apa ? apakah ada yang
ikut mendirikan pondok juga ? atau menjadi pengajar ?
2. Peneliti (P)
3. Informan (I)
Peneliti mulai tahun berapa pondok pesantren ini didirikan Sejarah Pondok
?
“berdirinya pondok Al-Iman tahun 70, dulu
Informan namanya ”Bustanul Thalibin” tapi lalu di ganti
menjadi “Al-Iman”.
kenapa diganti menjadi Al-Iman ?
Peneliti
“ya biar tetap imannya, kalau Bustanul Thalibin
Informan kan cuma kebonane nggolek ilmu. Diganti biar
santri-santri itu imannya tetap”.
Peneliti disini kan banyak niku mbah santri yang hanya keterampilan di
menuntut ilmu di pondok saja, tidak di sambi pondok pesantren
dengan sekolah umum apakah ada praktik yang
dapat membentuk karier untuk masa depan santri-
santri tersebut mbah ?
“iya to, seperti pertukangan ada, pertanian di
Informan sawah ya ada, disini juga ada perdagangan di
pasar jadi perdagangan bisa jualan bisa mandiri
nantinya. Nah yang ingin nukang biar di
pertukangan. Ini to pondok membuat sendiri
dengan santri-santrinya lagi bongkar yang sebelah
sana (sambil nunjuk ke arah yang sedang di
renovasi) bongkarin sendiri, nukangin sendiri.
Sebenarnya, di pondok sudah ada koperasi tapi
juga mau mendirikan koperasi pondok di warung
pasar tapi dengan pak bupatinya belum dikasih
kan bisa jadi besar koperasinya begitu”.
VERBATIM WAWANCARA
Informan : Choeri (CH)
Jabatan : Santri, Lulusan SMK Muhammadiyah Sumowono
Hari/Tanggal : Kamis, 09/08/2018
Tempat : Aula Pondok Pesantren Al-Iman
Pukul : 14.10 WIB
Informan : CH
2. Peneliti (P)
3. Informan (I)
Peneliti lalu apa yang menjadi prinsip hidupnya sampeyan Prinsip hidup
sehingga mau nyambi menuntut ilmu di pondok
Peneliti lalu pengetahuan apa saja yang telah anda ambil Ilmu dari
saat mondok di pesantren ini ? Pondok
2. Peneliti (P)
3. Informan (I)
Peneliti motivasi apa yang membuat anda ingin belajar di pondok Motivasi
pesantren ? masuk pondok
awal-awalnya pengen mondok itu gara-gara pas kecil
Informan sering diajak orang tua untuk bertemu guru di pondoknya,
lalu pengen di panggil “kang” awalnya seperti anak-anak
pondok pada umumnya. Terus semakin lama-lama jiwa
nasionalisme-nya itu keluar nah kepengen mengeluarkan
nama pondok ini gitu. Semakin lama-lama juga ingin
memperlihatkan nama pondok ini karena biasanya alumni
pondok sini itu dikenal sebagai ringan tangan dalam segala
hal.
Peneliti apa yang menjadi prinsip hidup anda sehingga anda mau Motivasi
melanjutkan pendidikan di pondok pesantren ? melanjutkan di
pondok
ya intinya gini mbak, kalau kita mengejar agama maka
Informan dunianya akan mengikuti dengan sendirinya. Nah
prinsipnya seperti itu.
Peneliti lalu kenapa tidak meneruskan di sekolah umum ? Kendala faktor
ekonomi
Informan ya yang pertama karena masalah biaya. lalu yang kedua,
orang tua kepengennya tidak sesuai dengan minat saya.
Peneliti apakah orang tua mendukung jika hanya menuntut ilmu di `dukungan
pondok pesantren ? orang tua
ya lebih mendukung daripada sekolah saja.
Informan
Peneliti tapi masih ingatkah mengenai motivasi yang diberikan dari Faktor
ustad atau ustadzah disini ? pendidik
masih sih mbak, banyak. Kadang-kadangkan kebanyakan
Informan itu kesimpulannya positif thinking dan mengenai optimis.
iya.
Peneliti lalu anda kan mesti nanti akan menjadi kepala keluarga Berserah diri
gitu, lalu jika tidak meneruskan pendidikan di sekolah
formal, bagaimana pandangan karier anda ?
pas awal-awal bingung sih mbak besok mau jadi apa ya,
lalu di motivasi oleh-oleh orang-orang rumah yang sudah
Informan
pada sukses “yang kuliah saja sulit mencari kerja apalagi
yang tidak kuliah” lalu saya kan punya semangat kuliah,
terus pada saat sudah putus kuliah bingung mau ngapain
ya, besok anak istri mau di kasih makan apa, kan setiap
ngaji dengan mbah yai dikasih motivasi “sudah tidak usah
bingung mikir” nah seperti itu to mbak jadi akhirnya tidak
punya pandangan kedepannya meskipun akan jadi kepala
keluarga besok pasti ada jalannya,rezeki pasti ada seperti
itu, positif thinking-nya.
Peneliti lalu disinikan memang pondok salaf yang belajar kitab Faktor
saja, apakah itu dapat membangun masa depan anda yang pendidik
tentag pekerjaan ?
santri kan tidak di ajari untuk kedepannya mau bagaimana
begitu,, tapi diajari untuk beradaptasi kan mbak, ya jadi
Informan
besok kedepannya gimana gitu jadinya begitu ya intinya
sudah ada jalannya. Kadang itu alumni-alumni balik ke
pondok untuk belajar dengan adek kelasnya. Contohnya
ada alumni membuka jasa pembuatan undangan, akhirnya
balik kepondok lagi tanya-tanya dengan yang lebih paham
lalu nanti balik lagi. Terkesan menjaga silaturahmi dengan
adek-adek kelasnya, jadi infonya balik ke pondok lagi.
Tidak ada rencana khusus untuk kedepannya mau menjadi
apa, sambil berjalan sambil tanya-tanya dengan adaptasi.
VERBATIM WAWANCARA
Peneliti motivasi apa yang membuat anda itu masuk pondok ? Motivasi masuk
pondok
Informan apa ya mbak, nggak ada motivasi sih. Yang pertama itu
keinginan orang tua, disuruh orang tua itu lo mbak
Peneliti kan jane sekolah SMK bareng mondok, la kenapa kok Mendalami ilmu
lebih memilih menuntut ilmu di pondok ? agam
Peneliti la kalau untuk pengetahuan dari sini yang ingin Belum ada
dikembangkan di rumah gitu, setelah lulus dari pondok ? orientasi karir
Informan
belum ada pandangan sih mbak,
Peneliti kecenderungan/keterampilan yang anda miliki dan ingin Belum ada
anda kembangkan di dunia kerja ? yang benar-benar anda orientasi karir
miliki dan anda tekuni di dunia kerja ?
Informan
kalau pandangan kedepan belum ada sih mbak.
Peneliti kira-kira keterampilan apa yang anda dapat praktekan di Faktor
rumah, yang akan dijadikan pekerjaan anda ? lingkungan
sekitar
Informan
tani sama pertukangan juga bisa, kan rata-rata orang desa
sih mbak.
Peneliti ketika sudah lulus dari pondok ini anda ingin menjadi apa Ingin mencari
? pengalam
Peneliti ingin menjadi apa setelah lulus dari pondok nanti ? jarak Lingkungan
dekat ingin menjadi apa ? misal dalam jangka waktu 1 masyarakt
sekitar tempat
atau 2 tahun sampai 5 tahun ? kan disini sudah ada
tinggal
keterampilan-keterampilan lalu ingin mengembangkan
yang apa ?
Peneliti bisa menyambi pekerjaan seperti apa menurut anda ? Orientasi karir
yang dari sini bisa dikembangkan ?
Peneliti itu untuk jangka pendek satu tahun dua tahun Orientasi karir
jangka panjang
Informan iya, kalau jangka panjangnya kan di rumah sudah ada
2. Peneliti (P)
3. Informan (I)
Peneliti apa sih yang menjadi prinsip sampeyan dadine purun Alasan
melanjutkan pendidikan di pondok pesantren, tidak melanjutkan
bersekolah di sekolah umum ? pendidikan di
Informan yo intine pengen dadi menungso seng apek neh, nek pondok pesantren
misale arep ngoyak sekolah e terus kan ngko nek ngaji
ne malah raiso la ngoten niku lho kadang-kadang seng
marai mikire kepengen sekolah.
Peneliti apakah orang tua anda mendukung jika sampeyan niku Dukungan orang
hanya meneruskan mencari ilmu di pondok pesantren ? tua
Peneliti niki kan enten progam seng 7 tahun niku, lanjuk pean Orientasi setelah
kurang pirang tahun maleh ? lulus madrasah
niki Insyallah nek ngaos e seng progam 7 tahun ki garek pondok
Informan iki, tinggal tahun ini. Dadi tahun ngenjeng nek mpun
rampung nggeh paleng mengabdi.
Peneliti trus biasane nek teng kelas niku kan ustad ustadzah e Motivasi pendidik
maringi motivasi ngoten, la biasane niku tentang nopo?
Peneliti iso dibayangke ngoten, dadine ndue pandangan ngoten. Pengetahuan yang
Trus pengetahuan apa saja yang dapat diambil ketika telah di ambil di
pondok pesantren
belajar di pondok ?
Peneliti apakah anda setuju, jika terdapat kelas keterampilan di Adanya kelas
pondok untuk mengembangkan minat dan bakat ? keterampilan
Peneliti nek mondok tok niki ndak saget damel pegangan masa Setelah lulus
depan mu untuk mencari pekerjaan ngoten ? pondok dapat di
gunakan untuk
nggeh nek mondok-mondok tok, nggeh yo Insyallah mencari pekerjaan
saget lah kan nek mondok kan mboten njur ora ngaji tok
Informan
ngoten lho dadi kadang awak dewe iso ngambil
pelajaran di luar ngaji misale pas karo koncone
kumpul-kumpul, njuk ngko koncone ngene siji ngene siji
ngene. Sesok ngadepi wong seng kongono alah wes
biasa neng pondok ngono. Trus kados teng peken ngeten
niki kan njuk diwarai dodol njuk sesok kan neng omah
yo iso. Enten seng dijak i teng saben sesok isonan. Lah
ngoten niku dadi mondok ki mboten kok ngaji kitab tok
mbendino njur deres mbendino kan mboten ngoten,
nggeh enten kegiatan ngeten niki seng sesok saget gawe
pengalaman nek mpun teng ngomah ngoten.
Peneliti brati teng mriki niku mpun enten keterampilane nggeh, Berserah diri
trus apa yang sampeyan cita-citakan yang ingin benar-
benar di gapai ?
nggeh, dadikan pie yo koyo dene nek kulo wes oleh kok
eman-eman men nek nganu kulo dewe seng iso
Informan ngrasakke hasile, lha dadike nek iso yo kui mau sesok
nek iso yo mugo-mugo manfaat ngoten lah.
Peneliti kan turene pean wau pengen ngajar, kira-kira dapat Kendala orientasi
dijadikan untuk masa depan e sampeyan nopo mboten ? karir
pengen menjadi pengajar nopo mboten ?
nggeh enten.
Peneliti nggeh nek pertamane nggeh kados ngoten niku to, tapi Berserah diri
sui-sui nggeh mboten. Lalu selanjutnya mbak,
bagaimana pandangan pekerjaan anda setelah mencari
ilmu disini ?
Informan kerjo jane ki, dadi nek misal e wangsul yo paleng ngko
ewang-ewang neng omah opo yo, tani opo nopo ngoten,
nggeh ngewangi mak e nggeh saget njait ngoten niku,
mak e nggeh mpun jait dadi mboten terlalu mikir arep
kerjo
Peneliti kan enten rencange njenengan seng misal kerja nopo Faktor pendidik
diluar ngoten mboten angsal to kaleh pondok e, gara-
garane ndak terpengaruh dunia luar, la niku sampean
mengambil hikmah dari kata-katane ustadte njenengan
tentang niku ?
Peneliti brati cita-citanya seperti itu, kalau untuk cita-cita jangka Ingin menurut
panjang ? saja dengan suami
Peneliti lalu ingin menjadi apa setelah lulus dari pondok untuk Ingin segera
jarak dekat ini. mempunyai jodoh
Peneliti kan kalau sudah lulus kita kan sudah 20 tahun keatas, Kebutuhan hidup
lalu misalnya meminta saku orang tua terus kan nggak
enak istilahnya lalu bagaimana upaya anda untuk
memenuhi kebutuhan hidup sendiri, misal untuk jajan
sendiri, misal untuk make up atau perawatan seperti itu
Peneliti lalu misalnya kalau ada dua hal yang harus berbarengan
dan kepepet dan tidak bisa ditinggalkan seperti itu
Informan kalau untuk menikah kan pasti tetap ada biayanya to,
nah kalau anak pondok biasanya punya tabungan seperti
itu, biasanya menyisihkan uang entah itu untuk apa tapi
memang suatu saat memang ada gunanya gitu to, lalu
kalau masalah biaya yang besar kan tetap sudah di
pikirkan oleh yang ada di rumah, jadi kalau misalnya
ada, ya ngundang-ngundang temannya, kalau tidak ya
yang peting secukupnya saja yang penting mengambil
baiknya saja. Tapi untuk anak kalau belum bisa mencari
penghasilan ya jangan sampe punya dulu. Minimal ya
persiapan dulu sebelumnya punya anak, kan kalau sudah
punya anak kan tetap langsung kebutuhannya banyak
jadinya ya ngumpul-ngumpulin dulu kalau belum
mempunyai uang yang agak cukup, tidak usah terburu-
buru.
Peneliti lalu tadi kan ingin memiliki hasil berapa kan yang Banyak bersyukur
penting cukup lalu bagaimana cara meraihnya ?
Peneliti jadi untuk kategori cukup itu bisa dilihat dari Banyak bersyukur
pandangannya sendiri-sendiri gitu ya ?
Peneliti iya, lalu dari mondok ini kalian sudah mendapatkan Bekal santri
bekal apa untuk bekerja ? kalau cowok kan sudah ada
seperti bertukang atau bertani lalu kalau cewek kan
berdagang kan misal hanya ini-ini saja mbak nisa mbak
luluk mbak ika mbak lutfi dan mbak ika yang di
koperasi.
Peneliti lalu contoh apa yang dapat diterapkan ketika sudah lulus Penerapan
dari pondok pesantren ? keterampilan
2. Peneliti (P)
3. Informan (I)
Peneliti langsung pertanyaan mawon nggeh mbak, motivasi apa Motivasi masuk
yang membuat sampeyan ingin belajar disini ? pondok
Informan oyo hoo, pertama untuk diri sendiri ndisek maksute kan
Informan
untuk memahami, mempermudah ndewe... di al-Qur‟an ki
wes ono sandangane cuma ki men ngerti alesane nopo kok
diwoco ngono, yo men ngerti artine mbarang.
Peneliti la nopo motivasine sampeyan kok mboten neruske kuliah Dukungan
nopo ? orang tua
Peneliti trus kepentingan atau hikmah apa yang dapat diambil jika Hikmah belajar
hanya belajar dari kitab untuk cita-cita, dan masa depan kitab
kariermu ?
banyak hikmah, terutama aku paleng suka nek ngaji
Informan nganu mbak, ngaji hadist. Mergane ngko seng diceritakan
Peneliti bagaimana sampeyan niku mengolah masa depan mu, Berserah diri
coro dene di kembangkene ki pie ngono lho. Jika hanya
belajar dari kitab-kitab saja tidak diimbangi dengan
keterampilan ?
Informan
Peneliti trus kira-kira bakat khusus apa yang ingin anda Bakat
kembangkan ?
aku malah kui pengen ngembangke bakat musik
Informan
Mencari data santriwan dan santriwati yang hanya lulus MTs dan MA