Anda di halaman 1dari 230

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARANMEANS-ENDS

ANALYSIS (MEA) TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI


MATEMATIS DITINJAU PADA KEMAMPUAN
AWAL SISWA DI SMP

OLEH

WINDA SARI
NIM. 11315201820

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
1441 H / 2019 M
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARANMEANS-ENDS
ANALYSIS (MEA) TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI
MATEMATIS DITINJAU PADA KEMAMPUAN
AWAL SISWA DI SMP

Skripsi
diajukan untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan
(S. Pd.)

Oleh

WINDA SARI
NIM. 11315201820

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
1441 H / 2019 M
PENGHARGAAN

Puji syukur Alhamdulillah penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT


yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam tidak lupa penulis curahkan atas
junjungan Baginda Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa umatnya
dari alam yang gelap gulita menuju alam yang terang benderang penuh dengan
cahaya keimanan dan ilmu pengetahuan. Semoga di Yaumil akhir kita tergolong
sebagai umat yang memperoleh syafaatnya.

Skripsi dengan judul Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran


Means-Ends Analysis (MEA) terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis
ditinjau dari Kemampuan Awal Matematis Di SMP Kemala Bhayangkari 1
Pekanbaru merupakan hasil karya ilmiah yang ditulis untuk memenuhi salah satu
persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Program
Studi Pendidikan Matematika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Sultan Syarif Kasim Riau.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis menyadari begitu banyak


bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan bantuan, motivasi dan
bimbingan, terutama Ayahanda Muhandes dan Ibunda Tuti Susanti yang telah
membimbing, mendidik dan melimpahkan kasih sayang, selalu memberikan
dukungan moril maupun materil, serta senantiasa berkorban dan berdoa sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis juga
menghaturkan dengan penuh rasa hormat dan ucapan terimakasih yang mendalam
kepada:

1. Prof. Dr. H. Akhmad Mujahidin, S.Ag., M.Ag selaku Rektor Universitas


Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Dr. Drs. H. Suryan A. Jamrah, MA.
Selaku Wakil Rektor I, dan Drs. H. Promadi, MA., Ph.D. selaku Wakil
Rektor III.

iii
2. Dr. H. Muhammad Syaifuddin, S.Ag., M.Ag. selaku Dekan Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau,
Dr. Drs. Alimuddin, M.Ag. selaku Wakil Dekan I Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Dr. Dra.
Rohani, M.Pd selaku Wakil Dekan II Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, dan Dr. Drs. Nursalim,
M.Pd selaku Wakil Dekan III Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
3. Dr. Granita, S.Pd., M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif
Kasim Riau.
4. Hasanuddin, S.Si., M.Si selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan
Matematika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan
Syarif Kasim Riau.
5. Ibu Noviarni, S.Pd.I., M.Pd. dan Ibu Dr. Zubaidah Amir MZ, S.Pd., M.Pd.
selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan dan arahan
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak Ramon Muhandaz, M.Pd. selaku Penasihat Akademik yang selalu
memberikan motivasi dan nasihat kepada penulis.
7. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
yang telah sabar dan ikhlas memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis
8. Bapak Drs. Mashuri selaku Kepala SMP Kemala Bhayangkari 1 Pekanbaru.
9. Ibu Essy Talia, S.Pd. selaku guru matematika SMP Kemala Bhayangkari 1
Pekanbaru.
10. Saudara kandung Reffi Fernandes, Nola Susanti, A.Md. dan Al Sadam
Ramadhan Serta Abang Ipar M. Tamsir Rahman dan Ponakan Baiza Haniya
Rahmadhani, M. Adzka Rahman tercinta yang telah memberikan doa
semangat, dan menghibur agar penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

iv
11. Teruntuk Arie Hasmi Rachmadi, S.IP yang tidak pernah lelah membantu,
memberi semangat, doa, hiburan dan pengorbanan serta mendengarkan keluh
kesah amarah penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
12. Sahabat-sahabatku Surimustika, S.Pd., Nurul Hanifah, S.Pd., Yuliza Isro,
S.Pd., Tiwi Ramadanti A.V, Nurul Ulfa Hidayati, S.Pd. Fahri Riansyah,
S.Pd., Auci Pernia, S.Pd., Amanda Grecella, S.Pd. Eni Kartini, SE, Anggun
Novmita Muliani Nasution S.Psi, dan Eldiva Intan Sari,S.Pd. yang tidak
pernah lelah membantu, memberi semangat, doa, menghibur serta
mendengarkan keluh kesah penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
13. Teman-teman di Program Studi Pendidikan Matematika, khususnya PMT E,
yang selalu saling membantu selama kuliah di Universitas Islam Negeri
Sultan Syarif Kasim Riau.
Mohon maaf jika ada pihak yang tidak disebutkan, tanpa mengurangi rasa
hormat terima kasih atas segala dukungannya, semoga Allah SWT senantiasa
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Aamiin YaaRobbal
‘Alamin..

Pekanbaru, 18 Mei 2019

WINDA SARI
NIM 11315201820

v
PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirabbil‘alamin
Bersyukur hamba hanya kepada-Mu Ya Allah
Yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Mu kepada hamba
Sujud syukur hanya kepada-Mu yang melimpahkan karunia ini
Semoga ini akan menjadi karunia yang penuh Ridho-Mu dalam hidup hamba dan
keluarga yang hamba cintai..

Karya kecil ini ku persembahkan teruntuk Ayahanda dan Ibunda tercinta,


Ayah…Mama…
Yang senantiasa ada saat suka maupun duka,
Selalu mendampingi saat ku lemah tak berdaya
Yang selalu memanjatkan do’a untuk putri tercinta dalam setiap sujudnya

Ya Allah…
Berilah kekuatan kepada kedua orang tua hamba
Ampunkan dosa-dosa mereka
Sayangilah mereka dan kasihilah meraka
Karena Ayah dan Mama tak pernah lelah membimbing hamba
Dengan do’a dan harapan merekalah hamba bisa mewujudkan ini semua
Ya Allah, Lindungilah Ayah dan Mama..
Ayah dengan kebijaksanaannya memimpin kami
Mama yang dengan cinta kasih dan sayangnya mengasuh kami
Terima Kasih Ayah..
Terima Kasih Mama..

Teruntuk keluargaku yang paling berharga


Keluarga yang selalu memberi sokongan dan semangat untuk terus maju
Keluarga yang selalu ku rindukan dalam hidup dan kehidupan ku
Teruntuk teman-teman seperjuangan dan calon imamku yang telah memberikan
arti dan semangat hidup semasa perkuliahan
Kalian menjadikan hidupku penuh warna
Kalian menjadi pelipurlara disaat duka,
Teman tertawa disaat gembira
Semoga Allah selalu melindungi kita,
Serta menempatkan kita di Syurga pada akhirnya.
Aamiiin…

vi
ABSTRAK

Winda Sari, (2018) : Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Means-Ends


Analysis (MEA) terhadap Kemampuan Komunikasi
Matematis ditinjau dari Kemampuan Awal di SMP
Kemala Bhayangkari 1 Pekanbaru
Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya kemampuan komunikasi
matematika siswa dan belum dilaksanakannya model Means-Ends Analisis
(MEA) di SMP Kemala Bhayangkari 1 Pekanbaru. Penelitian ini bertujuan untuk
menyelidiki ada tidaknya perbedaan kemampuaan komunikasi matematika antara
siswa yang mengikuti pembelajaran MEA dengan siswa yang mengikuti
pembelajaran langsung yang ditinjau dari kemampuan awal siswa. Yang mana
menyelidiki dengan cara memberikan perlakuan pada salah satu kelas dan
membandingkan hasilnya dengan salah satu kelas yang diberikan perlakuan yang
berbeda. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII.1 dan kelas VIII.3
SMP Kemala Bhayangkari 1 Pekanbaru.. Teknik analisis data yang digunakan
peneliti yaitu uji-t dan anova dua arah (two way ANOVA). Instrumen yang
digunakan adalah tes uraian untuk mengukur kemampuan komunikasi matematika
siswa dan mengukur kemampuan awal siswa. Berdasarkan hasil penelitian
disimpulkan bahwa; (1) Terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematika
antara siswa menggunakan model pembelajaran MEA dengan siswa
menggunakan model pembelajaran langsung, (2) Terdapat perbedaan kemampuan
komunikasi matematika antara siswa yang kemampuan awal siswa tinggi, sedang
dan rendah, dan (3) Tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran dan
kemampuan awal siswa terhadap kemampuan komunikasi siswa. Dengan
demikian secara model pembelajaran MEA berpengaruh terhadap kemampuan
komunikasi matematika yang ditinjau dari kemampuan awal siswa SMP Kemala
Bhayangkari 1 Pekanbaru.

Kata Kunci: Means-Ends Analysis, Kemampuan komunikasi Matematis,


Kemampuan Awal Matematis.

vii
viii
ix
DAFTAR ISI

PERSETUJUAN .......................................................................................... i
PENGESAHAN ........................................................................................... ii
PENGHARGAAN ....................................................................................... iii
PERSEMBAHAN ........................................................................................ vi
ABSTRAK ................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Defenisi Istilah .......................................................................... 9
C. Permasalahan .......................................................................... 11
D. Tujuan Penelitian ..................................................................... 12
E. Manfaat Penelitian ................................................................... 13
BAB II KAJIAN TEORETIS ................................................................... 11
A. Landasan Teori ......................................................................... 11
1. Kemampuan Komunikasi Matematis........................................ 14
2. Model Pembelajaran Means-Ends Analysis (MEA) .................. 23
3. Model Pembelajaran Langsung ................................................ 29

B. Hubungan Model Pembelajaran MEA dengan Kemampuan


Komunikasi Matematis ............................................................ 37
C. Hasil Penelitian Relevan ........................................................... 38
D. Konsep Operasional ................................................................. 39
E. Hipotesis .................................................................................. 44
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 45
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 45
B. Populasi dan Sampel ................................................................ 45
1. Populasi ............................................................................. 45
2. Sampel .............................................................................. 45

x
C. Variabel Penelitian ................................................................... 46
D. Jenis dan Desain Penelitian ...................................................... 46
E. Prosedur Penelitian ................................................................... 47
F. Pengembangan Instrumen ........................................................ 49
G. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 60
1. Observasi .......................................................................... 60
2. Teknik Dokumen .............................................................. 60
3. Teknik Tes ........................................................................ 60
H. Teknik Analisa Data ................................................................ 61
BAB IV HASIL PENELITIAN .................................................................. 67
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ..................................................... 67
B. Penyajian data .......................................................................... 71
C. Pembahasan ............................................................................. 87
D. Keterbatasan Peneliti ................................................................ 90
BAB V PENUTUP ....................................................................................... 91
A. Kesimpulan ................................................................................. 91
B. Saran ........................................................................................... 92
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP PENULIS

xi
DAFTAR TABEL

Tabel II.1 Rubrik Holistik Penskor Komunikasi Matematis ........................ 23

Tabel II.2 Kriteria Pengelompokan Kemampuan Awal ............................... 36


Tabel II.3 Kriteria Pemberian Skor Komunikasi Matematis ........................ 42
Tabel II.4 Rubrik Holistik Penskor Komunikasi Matematis ........................ 42
Tabel III.1 Sampel kelas Eksperimen dan Kontrol ........................................ 45
Tabel III.2 factorial Expreriment Design ...................................................... 47
Tabel III.3 Interpretasi Koefisien Korelasi Product Moment ........................ 52
Tabel III.4 Hasil Pengujian Validitas Butir soal Uji Coba Kemampuan
Awal ............................................................................................ 53
Tabel III.5 Hasil Pengujian Validitas Butir soal Uji Coba Kemampuan
Komunikasi.................................................................................. 53
Tabel III.6 Klasifikasi Koofisien Daya Pembeda.......................................... 54
Tabel III.7 Daya Pembeda Soal Uji Kemampuan Awal ................................ 55
Tabel III.8 Daya Pembeda Soal Uji Kemampuan Komunikasi ..................... 55
Tabel III.9 Tabel Tingkat Kesukaran Soal .................................................... 56
Tabel III.10 Tingkat Kesukaran Soal Kemampuan Awal ............................... 57
Tabel III.11 Tingkat Kesukaran Soal Kemampuan Komunikasi .................... 57
Tabel III.12 Proporsi Reliabilitas Test ............................................................ 58

Tabel IV.1 Daftar Nama Guru Dan Pengawai SMP Kemala Bhayangkari
1 Pekanbaru ................................................................................. 69
Tabel IV.2 Jumlah Siswa SMP Kemala Bhayangkari 1 Pekanbaru .............. 70
Tabel IV.3 Hasil Observasi Aktivitas Peneliti Pada Kelas Eksperimen ........ 79
Tabel IV.4 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Kelas Eksperimen .......... 81

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Silabus .................................................................................. 97


Lampiran A.1 RPP MEA 1 .......................................................................... 99
Lampiran A.2 RPP MEA 2 .......................................................................... 104
Lampiran A.3 RPP MEA 3 .......................................................................... 108
Lampiran A.4 RPP Langsung 1 ................................................................... 113
Lampiran A.5 RPP Langsung 2 ................................................................... 117
Lampiran A.6 RPP Langsung 3 ................................................................... 121
Lampiran B.1 Lembar Observasi Guru ....................................................... 126
Lampiran B.2 Lembar Observasi Guru ....................................................... 128
Lampiran B.3 Lembar Observasi Guru ....................................................... 130
Lampiran B.4 Lembar Observasi siswa ...................................................... 132
Lampiran B.5 Lembar Observasi siswa ...................................................... 134
Lampiran B.6 Lembar Observasi siswa ...................................................... 136
Lampiran C.1 Kisi-Kisi Soal Uji Coba Kemampuan Awal ........................ 138
Lampiran C.2 Soal Uji Coba Kemampuan Awal ........................................ 139
Lampiran C.3 Alternatif Jawaban Uji Coba Kemampuan Awal ................. 140
Lampiran C.4 Validitas Uji Coba Kemampuan Awal ................................. 143
Lampiran C.5 Reliabilitas Uji Coba Kemampuan Awal ............................. 150
Lampiran C.6 Indeks Kesukaran Dan Daya Beda Kemampuan Awal........ 153
Lampiran D.1 Kisi-Kisi Soal Uji Coba Posttest .......................................... 155
Lampiran D.2 Soal Uji Coba Posttest ......................................................... 156
Lampiran D.3 Alternatif Jawaban Uji Coba Posttest .................................. 157
Lampiran D.4 Validitas Uji Coba Posttest .................................................. 161
Lampiran D.5 Reliabilitas Uji Coba Posttest .............................................. 170
Lampiran D.6 Indeks Kesukaran Dan Daya Beda Posttest ......................... 173
Lampiran E.1 Kisi-Kisi Soal Kemampuan Awal ........................................ 175
Lampiran E.2 Soal Kemampuan Awal........................................................ 176
Lampiran E.3 Alternatif Jawaban Kemampuan Awal ................................ 177
Lampiran E.4 Normalitas Kemampuan Awal ............................................. 180

xiii
Lampiran E.5 Homogenitas Kemampuan Awal ......................................... 189
Lampiran E.6 Uji t Kemampuan Awal ....................................................... 193
Lampiran F.1 Kisi-Kisi Soal Posttest ......................................................... 195
Lampiran F.2 Soal Posttest ......................................................................... 196
Lampiran F.3 Alternatif Jawaban Posttest .................................................. 197
Lampiran F.4 Rincian Hasil Nilai Posttest ................................................. 201
Lampiran F.5 Normalitas Posttest .............................................................. 202
Lampiran F.6 Homogenitas Posttest ........................................................... 211
Lampiran F.7 Uji t Posttest ......................................................................... 214
Lampiran G Uji Anova ............................................................................. 217
Lampiran H Uji Barlet ............................................................................. 224
Lampiran I Dokumentasi ........................................................................ 228

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Matematika memiliki peranan penting dalam berbagai disiplin dan

memajukan daya pikir manusia.1 Matematika juga bermanfaat bagi

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh sebab itu, pelajaran

matematika perlu diberikan kepada semua siswa karena dengan

pembelajaran matematika siswa lebih kritis dalam memahami suatu

permasalahan dalam kehidupan sehari-hari, dan mampu memberi peluang

bagi siswa untuk memiliki kemampuan berfikir, berkomunikasi, bernalar

secara sistematis serta membentuk sifat positif.

Adapun tujuan pembelajaran matematika agar siswa memiliki

kemampuan komunikasi sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 58 Tahun 2014, yaitu:2

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep


dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat,
efisien dan tepat dalam pemecahan masalah.
2. Menggunakan pola sebagai dugaan dalam menyelesaikan masalah, dan
mampu membuat generalisasi berdasarkan fenomena atau data yang
ada.
3. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam penyederhanaan, maupun menganalisa komponen
yang ada dalam pemecahan masalah dalam konteks matematika
maupun diluar matematika (kehidupan nyata, ilmu dan teknologi) yang
meliputi kemampuan memahami masalah.

1
Ibrahim dan Suparmi, Strategi Pembelajaran Matematika. (Yogyakarta: University
Press, 2008), h. 36.
2
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2014 tentang Matematika SMP, (Jakarta: 2014),
h. 325.

1
2

4. Mengkomunikasikan gagasan, penalaran serta mampu menyusun bukti


matematika dengan menggunakan kalimat lengkap, simbol, tabel
diagram atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
5. Memiliki sifat menghargai keguruan matematika dalam kehidupan.
6. Memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai dalam
matematika dan pembelajarannya.
7. Melakukan kegiatan-kegiatan motorik yang menggunakan pengetahuan
matematika.
8. Menggunakan alat peraga sederhana maupun hasil teknologi untuk
melakukan kegiatan-kegiatan matematika.

Berdasarkan tujuan pembelajaran matematika tersebut, terlihat jelas bahwa

salah satu tujuannya untuk mengembangkan kemampuan para siswa dalam

menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan, antara lain

melalui proses pembelajaran lisan, grafik, peta diagram, dalam

menjelaskan gagasan, maka selama proses pembelajaran di kelas para

siswa difasilitasi dan dibimbing untuk menggunakan berbagai cara dan

bentuk komunikasi yang baik. Sebagaimana Allah SWT berfirman,

berkomunikasi yang baik telah dijelaskan dalam surat Al-Israa’ ayat 23:

ٰ‫كٰٱلٰ ِنبَ َٰرٰأ َ َحدُ ُه َماٰٰأَوٰٰ ِم َل‬ َٰ ‫سنًاٰٰ ِإ َماٰيَبٰلُغ‬


َٰ َ‫َنٰ ِعند‬ َٰ ٰ‫نٰ ِإح‬
ِٰ ٰ‫ّلٰ ِإيَا ٰهُٰ َوِٰبٱلٰ َٰى ِلدَي‬ ٰ َ َ ‫ُّلٰأ‬
ٰ َ ‫ّلٰت َعٰبُدُوٰٰاْٰ ِإ‬ َ َ‫۞ َوق‬
َٰ ‫ضىٰٰ َرب‬

ٰ ٰ‫يما‬ ٰ ٗ ٰ‫ّلٰت َنٰ َهرٰهُ َماٰ َوقُلٰلَ ُه َماٰقَى‬


ٰٗ ‫ّلٰم َِر‬ ّٰ ُ ‫لٰتَقُلٰلَ ُه َماٰٰأ‬
ٰ َ ‫فٰ َو‬ ٰ َ َ‫ا ُه َماٰف‬
Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan

menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu

dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-

duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali

janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah


3

kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang

mulia”.

Dalam Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa anak dilarang untuk

memperdengarkan sesuatu kepada orang tua kata-kata yang kasar dan tidak

sopan, bahkan sepatah kata-kata “ah” atau “uh”. Dan dilarang untuk

membentak-bentak mereka berdua atau salah seorang diantara mereka,

tetapi hendaklah mengucapkan kata-kata yang hormat, sopan, lemah lembut

dihadapan mereka. Ayat diatas menegaskan perintah untuk berkata kepada

orang tua dengan perkataan yang pantas, kata-kata yang mulia, kata-kata

yang keluar dari mulut orang yang beradab dan sopan santun.3

Kemampuan komunikasi tidak hanya sekedar keahlian untuk diajarkan

dan digunakan dalam matematika saja tetapi merupakan keahlian yang akan

digunakan dalam menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Kemampuan komunikasi juga membantu siswa dalam menganalisis informasi

yang diperoleh, bisa membantu siswa untuk mengetahui mana informasi yang

benar dan mana yang salah. Meskipun banyak yang mengacu pada komunikasi

dalam bentuk lisan. Tetapi dalam penelitian ini kemampuan lisan tidak

digunakan karena akan memakan waktu yang cukup lama, dimana guru harus

mencatat setiap jawaban siswa mengenai materi yang diberikan. Maka penulis

hanya mengukur kemampuan komunikasi siswa secara tulisan.

3
Ibnu Katsir, Tafsir Al-Qur’an al-‘adzim jilid 3
4

Menurut TIMSS pada tahun 2007 Indonesia berada pada peringkat ke-

36 dengan skor rata-rata Indonesia untuk matematika adalah 397. Rendahnya

tingkat kemampuan representasi, komunikasi siswa di Indonesia dibuktikan

ketika mengikuti ajang TIMSS saat menjawab soal dan penyelesaiannya

untuk materi tranformasi.4 Hal ini terlihat dari ketidakmampuan siswa dalam

menggambarkan hubungan simetri dari gambar-gambar yang diketahui pada

soal TIMSS tersebut, sehingga yang digambarkan oleh siswa Indonesia bukan

pencerminan dari gambar-gambar yang diketahui pada soal melainkan titik-

titik pada huruf penyelesaian. Sehingga dapat disimpulkan kemampuan

komunikasi matematis siswa Indonesia diasumsikan masih rendah dalam

mengerjakan soal TIMSS.

Berdasarkan wawancara penulis dengan salah satu guru matematika

kelas VIII di SMP Kemala Bhayangkari 1 Pekanbaru, yaitu Ibu Essy Talia,

S.Pd. menyatakan bahwa kemampuan komunikasi matematika yang dimiliki

siswa masih rendah. Terlihat dari masih ragu-ragunya siswa dalam menjawab

pertanyaan yang diberikan oleh guru. Apalagi ketika guru mengadakan

pembelajaran dalam bentuk diskusi kelompok hanya beberapa siswa saja yang

ikut aktif dalam diskusi kelompok sementara yang lainnya hanya menunggu

atau mendengarkan jawaban dari teman saja sehingga diskusi menjadi pasif.

Ditambah lagi keluhan pada saat pembelajaran yang baru saja dipelajari, saat

4
Simanjuntak, M,2014, BAB I Pendahuluan TIMSS, digilib.unimed.ac.id, di akses tanggal
14 Agustus 2018.
5

diberi tugas atau latihan kebanyakan siswa hanya menyalin jawaban dari

temannya yang mengerti pembelajaran tanpa mengetahui langkah-langkah

dari pengerjaan tugas tersebut dan siswa juga sering mengalami kesalahan

dalam menerapkan rumus dan menunjukkan jawaban yang sesuai dengan

permasalahan yang ada, siswa yang mampu merespon dan menyelesaikan

masalah kurang percaya diri untuk memberikan bukti dan penjelasan

kebenaran jawaban mereka.

Selain itu, sebagian besar siswa kurang terampil dalam

mengkonstruksikan masalah ke model matematika atau bentuk gambar. Dari

proses pembelajaran yang terjadi dikelas walaupun masih sering

menggunakan metode tanya jawab, dan saat materi pelajaran tertentu beliau

menggunakan media visual diam seperti menunjukkan sebuah grafik atau

diagram, namun kenyataannya hasil belajar siswa masih tergolong rendah. Hal

ini dapat dilihat dari gejala-gejala yang menunjukkan rendahnya kemampuan

siswa dalam berkomunikasi matematika, sebagai berikut:

1. Sebagian siswa kurang dapat memberikan penjelasan dan alasan secara

matematika dengan bahasa yang benar dan mudah dipahami.

2. Sebagian siswa kurang dapat mengungkapkan ide-ide matematika

dalam bentuk gambar, diagram atau grafik.

3. Sebagian siswa kurang dapat mengubah model matematika dengan

benar, sehingga mengalami kesalahan dalam menerapkan rumus dan

menunjukkan jawaban yang sesuai dengan permasalahan yang ada.


6

Untuk meminimalisir permasalahan tersebut, guru perlu menggunakan

strategi pembelajaran yang bisa membuat siswa menjadi aktif untuk

mengemukakan ide matematika yang dapat disampaikan secara lisan maupun

tulisan sebagai bentuk dari komunikasi matematika. sesuai yang dikatakan

Silberman “Sebagian pakar percaya bahwa sebuah mata pelajaran baru benar-

benar dikuasai ketika si pembelajar mampu mengajarkan kepada orang lain”.5

Berdasarkan gejala tersebut, perlu diadakan perbaikan dan

pembaharuan oleh Kepala Sekolah dalam pembelajaran matematika di SMP

Kemala Bhayngkari 1 Pekanbaru yang berpusat pada siswa. Salah satu usaha

perbaikan dan pembaharuan yang dapat dilakukan guru dengan menerapkan

cara belajar yang baik. Menurut Syaiful Segala cara belajar yang baik harus

mampu mengatasi kesulitan belajar, untuk membantu peserta didik mengatasi

kesulitan belajar dibutuhkan suatu prosedur yang sistematis dan terencana.6

Pembelajaran matematika sangat ditentukan oleh strategi dan pendekatan yang

digunakan dalam mengajar matematika.7 Model pembelajaran adalah suatu

perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam

merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan

untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya

5
Melvin L. Silberman, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung:
Nusamedia, 2013), h. 177.
6
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta 2003), h. 59.
7
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2003), hlm.76.
7

buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain.8 Dengan demikian dapat

diambil kesimpulan, bahwa penggunaan model pembelajaran mengarahkan

kepada desain pembelajaran yang dapat membantu siswa di dalam proses

pembelajaran agar tujuan pembelajaran bisa tercapai.

Maka perlu adanya peningkatkan kemampuan komunikasi matematis

siswa. Salah satu model pembelajaran yang memungkinkan adalah Model

Pembelajaran Means-Ends Analysis (MEA). Pembelajaran menggunakan

strategi Means-Ends Analysis strategi untuk menganalisis permasalahan

melalui berbagai cara untuk mencapai tujuan akhir yang diinginkan.9 MEA

merupakan pembelajaran yang dalam pelaksanaannya diawali dengan

pemberian suatu masalah. Melalui masalah yang diberikan, menurut Glass dan

Holyoak siswa mengidentifikasi perbedaan antara current state (pernyataan

sekarang) dan goal state (tujuan), menyusun sub masalah (sub goal) untuk

mengurangi perbedaan tersebut, selanjutnya memilih operator yang tepat

sehingga sub tujuan yang telah disusun dapat tercapai.10 Dalam pembelajaran

ini siswa tidak hanya di nilai dari hasilnya akan tetapi juga dinilai pada proses

pengerjaannya. Ada terdapat faktor lain untuk mencapai keberhasilan siswa

dalam menerima pembelajaran, yaitu kemampuan awal siswa. Kemampuan

8
Iif Khoiru Ahmadi, Sofan Amri dan Tatik Elisah, 2011, Strategi Pembelajaran Sekolah
Terpadu, Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya, hlm. 13-14.
9
Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2013), hlm. 294.
10
Proposalmatematika23, “Model Pembelajaran Means Ends Analysis”
Proposalmatematika23.bloqspot.co.id/2013/05/model-pembelajaran-means-ends-
analisis.html/m=1 pada tanggal 14 februari 2017 pukul 00.08
8

awal merupakan kemampuan yang telah diperoleh sebelumnya. Fungsi

kemampuan awal untuk mengetahi sejauh mana siswa mengetahui materi

yang telah di ajarkan. Hal tersebut ditegaskan dalam Depdiknas bahwa:11

Kemampuan awal siswa penting untuk diketahui guru sebelum ia


mulai dengan pembelajarannya, karena dengan demikian dapat diketahui: a)
apakah siswa telah mempunyai pengetahuan yang merupakan prasyarat untuk
mengikuti pembelajaran; b) sejauh mana siswa telah mengetahui materi apa
yang akan disajikan.

Kemampuan awal (Entry Behavior) adalah kemampuan yang telah

diperoleh siswa sebelum siswa memperoleh kemampuan terminal tertentu

yang baru.12 Kemampuan awal menunjukkan status pengetahuan dan

keterampilan siswa sekarang untuk menuju ke status yang akan datang yang

diinginkan guru agar tercapai oleh siswa. Dengan ini dapat ditentukan mana

pembelajaran yang harus dimulai.

Dalam model pembelajaran Means-Ends Analysis Pembagian

kelompok ini berdasarkan kemampuan awal, agar anggota kelompok tidak

homogen, dengan kata lain beberapa anak dikelompokan berdasarkan

kemampuan awal. Ini bertujuan ada interaksi yang baik dalam menyelesaikan

masalahSaat ini banyak sekali model, pendekatan maupun metode yang

dilakukan dalam mengajarkan matematika kepada siswa. Salah satu cara

belajar yang baik dan dapat mengarahkan siswa pada kemampuan komunikasi

11
Depdiknas. Kemampuan Awal Siswa. 2005.hlm.7.
12
Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: CV Misaka Galiza,
2003), hlm.57.
9

matematika adalah menerapkan pembelajaran menggunakan model

pembelajaran Means-Ends Analysi (MEA).

Berdasarkan hal tersebut, penulis ingin meneliti apakah strategi tersebut

dapat meningkatkan kemampuan komunikasi siswa dan kemampuan awal

siswa. Sehingga penelitian ini diberi judul “Pengaruh Penerapan Model

Pembelajaran Means-Ends Analysis (MEA) terhadap Kemampuan

Komunikasi Matematis Siswa ditinjau pada Kemampuan Awal Siswa

SMP Kemala Bhayangkari 1 Pekanbaru”.

B. Defenisi Istilah

Adapun istilah-istilah yang perlu dijelaskan adalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran Langsung

Pembelajaran langsung merujuk pada berbagai macam metode

pengajaran di mana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil

untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi

pelajaran. Dalam kelas langsung para siswa diharapkan dapat saling

membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi, untuk mengasah

pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam

pemahaman masing-masing.13

2. Model Pembelajaran Means-Ends Analysis (MEA)

MEA merupakan pembelajaran yang dalam pelaksanaannya

diawali dengan pemberian suatu masalah. Melalui masalah yang diberikan,

13
Robert E. Slavin, Cooperative Learning. (Bandung: Nusa Media, 2015), h. 4.
10

menurut Glass dan Holyoak siswa mengidentifikasi perbedaan antara

current state (pernyataan sekarang) dan goal state (tujuan), menyusun sub

masalah (sub goal) untuk mengurangi perbedaan tersebut, selanjutnya

memilih operator yang tepat sehingga sub tujuan yang telah disusun dapat

tercapai.

3. Kemampuan Komunikasi Matematika

Kemampuan komunikasi matematika merupakan kemampuan

dalam hal menjelaskan suatu algoritma dan cara unik untuk memecahkan

masalah, kemampuan siswa untuk mengkontruksi dan menjelaskan sajian

fenomena dunia nyata secara grafik, kata-kata atau kalimat, tabel dan sajian

secara fisik atau kemampuan siswa memberikan dugaan tentang gambar

geometri.14

4. Kemampuan Awal Matematis

Kemampuan awal matematis digunakan untuk mengetahui

gambaran mengenai kemampuan awal matematis siswa sebelum penelitian

dilakukan atau sebelum perlakuan diberikan.15

14
Fadjar Shadiq, Kemahiran Matematika, Diklat instruktur Pengembangan Matematika
tidak diterbitkan, Depertemen Pendidikan nasional Yokyakarta, 2009. h. 12.
15
Karunia Eka Lestari, M.Pd. & Mokhammad Ridwan Yudhanegara, M.Pd., Penelitian
Pendidikan Matematika. (Bandung: PT Refika Aditama, 2017), h. 232.
11

C. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, terdapat beberapa masalah

yang dapat diidentifikasi, yaitu:

a. Siswa masih kesulitan memberi penjelasan dan alasan secara

matematika dengan bahasa yang benar dan mudah dipahami.

b. Siswa masih kesulitan menyelesaikan soal dalam bentuk gambar,

diagram, grafik maupun simbol matematika.

c. Siswa masih kesulitan mengubah model matematika dengan benar,

sehingga mengalami kesalahan dalam menerapkan rumus dan

menunjukkan jawaban yang sesuai dengan permasalahan yang ada.

d. Strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru belum efektif

sehingga membuat siswa pasif dalam pembelajaran matematika

sehingga siswa kurang mampu mengkomunikasikan matematika.

2. Batasan Masalah

Agar penelitian lebih fokus dan terarah, maka masalah dalam

penelitian ini dibatasi sebagai berikut:

a. Penerapan model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian

ini yaitu Means-Ends Analysis (MEA).

b. Hasil belajar yang diteliti dalam penelitian ini yaitu kemampuan

komunikasi matematis yang ditinjau dari kemampuan awal

matematis siswa.
12

3. Rumusan Masalah

1. Apakah terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematika

siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran Means-Ends

Analysis (MEA) dengan siswa yang belajar menggunakan

pembelajaran langsung di SMP Kemala Bhayangkari 1 Pekanbaru?

2. Apakah terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematika

antara siswa yang kemampuan awal tinggi, sedang, rendah di SMP

Kemala Bhayangkari 1 Pekanbaru?

3. Apakah terdapat interaksi model pembelajaran Means-Ends

Analysis (MEA) yang ditinjau dari kemampuan awal siswa

terhadap komunikasi matematis siswa di SMP Kemala

Bhayangkari 1 Pekanbaru?

D. Tujuan Penelitian

1. ada atau tidaknya perbedaan kemampuan komunikasi matematika siswa

yang belajar menggunakan model pembelajaran Means-Ends Analysis

(MEA) dengan siswa yang belajar menggunakan pembelajaran langsung.

2. Ada atau tidaknya perbedaan kemampuan komunikasi matematika antara

siswa yang kemampuan awal tinggi, sedang, dan renda di SMP Kemala

Bhayangkari 1 Pekanbaru.

3. Ada atau tidaknya interaksi model pembelajaran Means-Ends Analysis

(MEA) yang ditinjau dari kemampuan awal siswa terhadap komunikasi

matematis siswa.
13

E. Manfaat Penelitian:

1. Manfaat Teoritis

Sebagai pengembangan strategi-strategi pembelajaran dan sebagai

pengembangan ilmu pengetahuan yang ada.

2. Manfaat Praktis

Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini bagi siswa, guru,

sekolah dan peniliti adalah sebagi berikut:

a. Bagi peneliti, sebagai pedoman sekaligus menambah pengetahuan

tentang strategi mengajar mata pelajaran matematika dalam

mempersiapkan diri menjadi seorang pendidik profesional.

b. Bagi guru, agar dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam

memilih variasi yang dapat diterapkan dalam pembelajaran

matematika untuk meningkatkan kemampuan komunikasi

matematis siswa serta menjadikan proses belajar-mengajar menjadi

lebih efektif, efesien dan bermakna.

c. Bagi siswa, agar dapat meningkatkan kemampuan komunikasi

matematis dan meningkatkan kemampuan bersosialisasi dalam

kelompok belajar matematika.

d. Bagi sekolah yang diteliti, agar dapat meningkatkan mutu

pendidikan di sekolah tersebut.


14

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Landasan Teori

1. Kemampuan Komunikasi Matematis

a. Pengertian Kemampuan Komunikasi Matematis

Kemampuan komunikasi matematika merupakan salah satu

dari lima kemampuan standar yang harus dimiliki siswa dalam

belajar matematika yang ditetapkan dalam NCTM, yaitu:

kemampuan pemecahan masalah (problem Solving), kemampuan

penalaran (reasoning), kemampuan komunikasi (comunication),

kemampuan membuat koneksi (conection), dan kemampuan

representasi (representation)1.

Menurut Jujun Suriasumantri matematika merupakan bahasa

yang melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin

kita sampaikan. Lambang-lambang matematika bersifat artifisial

yang baru mempunyai arti setelah sebuah makna diberikan padanya,

tanpa itu matematika hanya merupakan kumpulan rumus-rumus yang

mati. 2 Menurut Cockroft dikutip dari buku Mulyono matematika

merupakan sarana komunikasi yang kuat 3 , untuk itu matematika

1
Jhon A. Van De Walle, Matematika Sekolah Dasar dan Menengah (Jakarta :
Erlangga,2008), h. 5.
2
Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1993), h. 159.
3
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2009), h. 253.

14
15

merupakan bahasa yang perlu dikomunikasikan maknanya agar lebih

mudah dipahami.

Kemampuan komunikasi matematika merupakan kemampuan

dalam hal menjelaskan suatu algoritma dan cara unik untuk

pemecahan masalah, kemampuan siswa mengkonstruksi dan

menjelaskan sajian fenomena dunia nyata secara grafik, kata-

kata/kalimat, persamaan, dan tabel. 4 Berdasarkan uraian tersebut,

siswa dituntut memiliki kemampuan komunikasi matematika dengan

tujuan mempermudah siswa dalam memecahkan masalah.

Menurut Nana Sudjana ada pola komunikasi yang baik dan

dapat digunakan dalam proses pembelajaran yaitu pola komunikasi

dua arah, komunikasi antara guru dengan siswa yang kedua dapat

saling memberi dan saling menerima serta komunikasi tiga arah

yaitu komunikasi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa.5

Demikian juga halnya dengan mengkomunikasikan matematika bisa

berlangsung antara guru dengan siswa, antara buku dengan siswa,

dan antara siswa dengan siswa.

Komunikasi matematika mencakup komunikasi tertulis

maupun lisan atau verbal. Komunikasi tertulis dapat berupa

penggunaan kata-kata, gambar, tabel, dan sebagainya yang

menggambarkan proses berpikir siswa. Komunikasi tertulis juga

4
Fadjar Shadiq, Kemahiran matematika, Diklat Instruktur Pengembangan matematika
tidak diterbitkan, Departemen Pendidikan nasional (Yogyakarta: 2009), h. 12.
5
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 1987), h. 31.
16

dapat berupa uraian pemecahan masalah atau pembuktian

matematika yang menggambarkan kemampuan siswa dalam

mengorganisasi berbagai konsep untuk menyelesaikan masalah.

Sedangkan komunikasi lisan dapat berupa pengungkapan dan

penjelasan verbal suatu gagasan matematika. Komunikasi lisan dapat

terjadi melalui interaksi antar siswa misalnya dalam pembelajaran


6
dengan diskusi kelompok Siswa perlu dibiasakan

mengkomunikasikan secara lisan maupun tulisan idenya kepada

orang lain sesuai dengan penafsirannya sendiri. Melalui kegiatan

seperti ini siswa akan mendapatkan pengertian yang lebih bermakna

baginya tentang apa yang sedang ia lakukan.

Secara umum, matematika dalam ruang lingkup komunikasi

mencakup keterampilan/kemampuan menulis, membaca, diskusi,

dan dan mempresentasikan. Komunikasi dalam matematika akan

memberikan keterangan, data, dan fakta tentang pemahaman siswa

dalam melakukan proses dan aplikasi matematika. Tanpa komunikasi

dalam matematika akan mempersulit guru untuk mengetahui tingkat

pemahaman siswa. Ini berarti, komunikasi dalam matematika

menolong guru memahami kemampuan siswa dalam

menginterpretasi dan mengekspresikan pemahamannya tentang

konsep dan proses matematika yang mereka pelajari.

.
6
Ali Mahmudi, Komunikasi dalam Pembelajaran Matematika, Jurnal tidak diterbitkan,
Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 2009, h. 3.(Diadopsi dari skripsi Memen Permata
Azmi, M. Pd)
17

Dari keseluruhan dapat disimpulkan bahwa komunikasi

adalah penyampaian informasi dari seseorang kepada orang lain.

Semua tanggung jawab mentrasferkan terletak pada guru. Para siswa

pasif terhadap apa yang dikomunikasikan, bagaimana cara

mengkomunikasikannya, dan apakah perlu dikomunikasikan.

Sedangkan komunikasi matematis merupakan suatu kegiatan

membaca, menulis, dan merefleksikan serta mengekspresikan

konsep matematika ke dalam simbol matematika.

b. Komponen Kemampuan Komunikasi Matematis

Dalam komunikasi terdapat 3 komponen yang terlibat. Ketiga

komponen tersebut dapat dilihat pada uraian dibawaah ini:7

1) Representasi (representing), diartikan sebagai bentuk baru dari

hasil translasi suatu masalah atau idea, atau translasi suatu

diagram dan model fisik ke dalam simbol atau kata-kata. Ada

beberapa bentuk representasi matematika yang dapat digunakan

dalam menyelesaikan soal matematika, antara lain melalui:

grafik/gambar (drawing), persamaan aljabar (math expression)

dan dengan kata-kata (written texts).

2) Menulis (writing), kegiatan yang dilakukan dengan sadar bagi

seseorang untuk dapat mengungkapkan dan merefleksikan

pikiran. Menulis di pandang sebagai proses berpikir keras yang

dituangkan di atas kertas. Menulis adalah alat yang bermanfaat


7
Bambang Srianggoro “Komunikasi Matematika”,
https://bambangsrianggoro.wordpress.com/2014/01/01/komunikasi-matematis/,pada
tanggal 17 februari 2017 pukul 20.00 wib
18

dari berpikir karena siswa memperoleh pengalaman matematika

sebagai suatu aktivitas yang kreatif.

3) Diskusi (discussing) merupakan sarana bagi seseorang untuk

dapat mengungkapkan dan merefleksikan pikirannya berkaitan

dengan materi yang diajarkan.

c. Faktor Kemampuan Komunikasi Matematis

Menurut Ansari terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi

kemampuan komunikasi matematis, yaitu:8

1) Pengetahuan prasyarat

Pengetahuan prasyarat merupakan pengetahuan yang telah

dimiliki siswa sebagai akibat proses belajar sebelumnya. Hasil

belajar siswa tentu saja bervariasi sesuai dengan kemampuan dari

siswa itu sendiri. Ada sisawa yang berkemampuan diatas rata-rata

ada juga dibawah rata-rata, oleh karena itu kemampuan prasyarat

ini sangat menentukan hasil pembelajaran siswa.

Namun dalam komunikasi matematis kemampuan awal siswa

kadang-kadang tidak dapat dijadikan standar untuk meramalkan

kemampuan komunikasi lisan maupun tulisan. Ada siswa yang

mampu dalam komunikasi tulisan, dan sebaliknya ada siswa yang

mampu berkomunikasi lisan dengan baik tapi tidak mampu

memberi penjelasan dari tulisannya.

8
Suharni, Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan komunikasi dalam wawancara
konseling pada mahasiswa psikologi angkatan 2000-2006 Universitas negeri semarang,
(Semarang,: 2009). H. 29.
19

2) Kemampuan membaca, diskusi dan menulis

Membaca merupakan aspek penting dalam pencapaian

kemampuan komunikasi siswa. Membaca memiliki peranan

sentral dalam pembelajaran matematik karena kegiatan membaca

medorong siswa belajar bermakna secara aktif. Apabila siswa

diberi tugas membaca mereka akan melakukan elaborasi

(pengembangan) apa yang telah dibaca. Ini berarti mereka

memikirkan gagasan, contoh-contoh, gambaran, dan konsep-

konsep lain yang berhubungan.

Diskusi berperan dalam melatih siswa untuk meningkatkan

komunikasi lisan. Untuk meningkatkan komunikasi lisan, dapat

dilakukan latihan teratur seperti presentasi dikelas oleh siswa,

berdiskusi dalam kelompok dan menggunakan permainan

matematika.

Menulis adalah proses bermakna karena siswa secara aktif

membangun hubungan antara yang dipelajari dengan apa yang

diketahui. Menulis membantu siswa menyampaikan ide-ide dalam

pikirannya kedalam bentuk tulisan.

Diskusi dan menulis adalah dua aspek penting dari

komunilasi untuk semua level, hal ini disebabkan karena melalui

diskusi seseorang mampu mendapatkan pengetahuan-pengetahuan

yang baru dari teman-temannya.


20

3) Pemahaman matematika

Pemahaman matematika adalah salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi kemampuan komunikasi matematika. Pemahaman

matematika dapat diartikan sebagai kemampuan menguasai suatu

konsep matematika yang mana ditunjukkan dengan adanya

pengetahuan terhadap konsep, penerapan dan konsep lain.

d. Indikator Kemampuan Komunikasi Matematika

Kemampuan komunikasi matematis sangat penting dimiliki

oleh siswa, sehingga penting untuk berusaha mengembangkan

kemampuan komunikasi matematis. Hal yang perlu diperhatikan

dalam mengembangkan kemampuan komunikasi matematis siswa

adalah indikator. Karena indikator merupakan tolak ukur untuk

mengetahui sejauh mana kemampuan komunikasi matematis yang

telah dicapai siswa. NCTM mengemukakan indikator kemampuan

komunikasi matematis pada pembelajaran matematika sebagai

berikut.9

1) Menyatakan suatu situasi atau masalah matematik atau


masalah sehari-hari kedalam bentuk gambar, diagram,
bahasa, atau simbol matematik, atau model matematik
2) Menjelaskan suatu ide matematik dengan gambar, ekspresi,
atau bahasa sendiri secara lisan atau tulisan
3) Membuat suatu cerita berdasarkan gambar, diagram, atau
model matematik yang diberikan
4) Menyusun pertanyaan tentang konten matematik yang
diberikan

9
Utari sumarmo, 2013, Berpikir dan Disposisi Matematika serta Pembelajarannya,
(Bandung: ), h. 35.
21

Secara lebih rinci, Sumarmo mengemukakan indikator

kemampuan komunikasi matematis sebagai berikut.10

1) Melukis atau mempresentasikan benda nyata, gambar, dan


diagram dalam bentuk ide dan atau simbol matematika
2) Menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematika secara lisan
dan tulisan dengan menggunakan benda nyata, gambar,
grafik, dan ekspresi aljabar
3) Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol
matematika atau menyusun model matematika suatu
peristiwa
4) Mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematik
5) Membaca dengan pemahaman suatu presentasi matematika
6) Menyusun konjektur, menyusun argumen, merumuskan
defenisi dan generalisasi
7) Mengungkapkan kembali suatu uraian atau paragraf
matematika ke dalam bahasa sendiri.

Indikator kemampuan komunikasi matematis juga di kemukakan

oleh kementrian pendidikan Ontario pada tahun 2005, indikator

kemampuan komunikasi matematis tersebut antara lain:11

1) Written text, yaitu memberikan jawaban dengan


menggunakan bahasa sendiri, membuat model situasi atau
persoalan menggunakan lisan, tulisa, konkret, grafik dan
aljabar, menjelaskan dan membuat pernyataan tentang
matematika yang telah dipelajari, mendengarkan,
mendiskusikan dan menulis tentang matematika, membuat
konjektur, menyusun argument dan generalisasi
2) Drawing, yaitu merefleksikan benda-benda nyata, gambar,
dan diagram ke dalam ide-ide matematika
3) Mathematical expressions, yaitu mengekspresikan konsep
matematika dengan menyatakan peristiwa sehari-hari dalam
bahasa matematika atau simbol matematika.

10
Heris Hendiana & Utari Sumarmo, 2014, Penilaian Pembelajaran Matematika,
(Bandung: PT. Refika Aditama), h.30.
11
Heris Hendriana,dkk. Op.cit, h. 62.
22

Berdasarkan uraian pendapat para ahli mengenai ciri-ciri

kemampuan komunikasi matematika, kemampuan komunikasi yang

dimaksud adalah sebagai berikut:

1) Kemampuan menulis, yaitu berupa kemampuan memberikan

penjelasan dan alasan secara matematika dengan bahasa yang

benar dan mudah dipahami. Menjelaskan ide, siatuasi dan relasi

secara tulisan dengan menggunakan benda nyata.

2) Kemampuan menggambar, yaitu meliputi kemampuan siswa

mengungkap ide-ide matematika dalam bentuk gambar, diagram

atau grafik dalam bentuk ide dan simbol pada matematika.

3) Kemampuan ekspresi matematika, yaitu kemampuan membuat

model matematika. Dan mengukapkan kembali suatu uraian atau

paragraph matematika kedalam bahasa sendiri.

Adapun rubrik penskoran kemampuan komunikasi matematika

menggunakan Rubrik Holistik dapat dilihat pada tabel II.1:12

12
Mary S Jakacsin, Jinfacai, Lane Suzanne, Assessing students’ mathematical
communication, Jurnal Pendidikan, Vol 96: 238
23

TABEL II.1
RUBRIK HOLISTIK PENSKORAN KEMAMPUAN
KOMUNIKASI MATEMATIS
Skor Penjelasan
Memberikan penjelasan atau gambaran yang lengkap, benar dan
4 jelas: meliputi gambar yang tepat dan lengkap, memberikan
pendapat yang kuat serta tersusun secara logis dan lengkap.
Memberikan penjelasan yang lengkap, sesuai dan diuraikan secara
jelas: meliputi gambar yang hampir lengkap, menyajikan argumen
3 secara logis walaupun terdapat sedikit kesalahan.

Memberikan penjelasan kearah yang lengkap dari permasalahan,


tetapi keterangan atau uraian mungkin sedikit banyak kerancuan
atau belum jelas: meliputi gambar yang cacat atau belum jelas,
2 komunikasi samar-samar atau sulit untuk dimengerti dan argumen
bisa dibilang lengkap.

Hanya sedikit dari penjelasan yang benar atau menghilangkan


bobot permasalahan: meliputi keterangan atau uraian sulit
1 dimengerti dan diagram yang diberikan tidak sesuai dari situasi
permasalahan.
Komunikasi tidak efektif: tidak menjelaskan masalah, dan
0 walaupun menggambarkan secara lengkap tetapi tidak sesuai
dengan permasalahan.
Diadopsi dari jurnal pendidikan Mary S Jakacsin, Jinfacai, Lane Suzanne

Dari penjelasan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa

kriteria komunikasi matematis yang baik itu adalah apabila sudah

memenuhi indikator-indikator yang telah dikemukakan diatas yang

mana telah memiliki tiga kemampuan komunikasi yaitu: kemampuan

menulis matematika, kemampuan menggambar matematika, dan

kemampuan ekspresi matematika.

2. Model Pembelajaran Means-Ends Analysis (MEA)

a. Pengertian Model Pembelajaran Means-Ends Analysis (MEA)

Secara etimologis, Means-Ends Analysis terdiri dari tiga

unsur kata yaitu Means, Ends, dan Analysis. Means menurut bahasa

yang berarti banyaknya cara, Ends yang berarti akhir atau tujuan,
24

serta Analysis yang berarti analisa atau menyelidiki dengan

sistematis. 13 Jadi Means-Ends Analysis (MEA) adalah strategi

mengajar yang menganalisis suatu masalah dengan berbagai

macam cara sehingga mendapatkan hasil atau tujuan akhir.

MEA adalah variasi dari pembelajaran dengan pemecahan

masalah (problem solving).14 MEA merupakan metode pemikiran

system yang dalam penerapannya merencanakan tujuan

keseluruhan. Tujuan tersebut dijadikan dalam beberapa tujuan yang

pada akhirnya menjadi beberapa langkah atau tindakan berdasarkan

konsep yang berlaku. Pada setiap akhir tujuan, akan berakhir pada
15
tujuan yang lebih umum. MEA merupakan strategi yang

memisahkan permasalahan yang diketahui (problem state) dan

tujuan tujuan yang akan dicapai (goal state) yang kemudian

dilanjutkan dengan melakukan berbagai cara untuk mereduksi

perbedaan yang ada di antara permasalahandan tujuan.

Dalam model pembelajaran Means- Ends Analysis tujuan

yang dicapai ada dalam cara dan langkah itu sendiri untuk

mencapai tujuan yang lebih umum dan rinci sehingga dapat

mengembangkan berpikir reflektif, kritis, logis, sistematis, dan

kreatif pada peserta didik. Langkah-langkah yang dilakukan pada

13
Rostintya Darmaya Pertiwi “ Makalah Means-Ends Analysis”
www.acamedia.edu/4698026/makalah_means_analysis_olehrostinty_Darmaya_pratiwi_10120098
_b, pada 14
tanggal 28 Februari 2017 pukul 17.24
Ida Zusnani, Pendidikan Kepribadian siswa SD- SMP,(Yogyakarta:
Platinum,2013).hlm.37
15
Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013,(Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media, 2014),hlm.103
25

metode pembelajaran Means Ends Analysis menuntut peserta didik

mempunyai kemampuan untuk mengkomunikasikan ide dalam

menganalisis sub-sub masalah dan dalam memilih strategi solusi,

serta membimbing peserta didik untuk melaksanakan aspek

pemecahan masalah. MEA juga digunakan sebagai salah satu cara

untuk mangklarifikasi gagasan seseorang ketika melakukan

pembuktian matematis.

b. Ciri – Ciri Pembelajaran Means Ends Analysis

1) Pembelajaran Means - Ends Analysis (MEA) dapat memberi

memotivasi peserta didik untuk saling bekerjasama,

berpartisipasi aktif, dan menarik perhatian peserta didik

dalam kegiatan pembelajaran, sehingga materi pelajaran yang

dipelajari lebih mudah dipahami.

2) Peserta didik mampu meningkatkan kemampuan pemecahan

masalah, mampu berpikir kreatif dan cermat sehingga

memperoleh pengalaman belajar yang lebih bermakna dalam

pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar

matematika peserta didik.

3) Model pembelajaran memberikan kesempatan kepada peserta

didik belajar matematika dengan aktif mengkonstruksi

pengetahuan sendri, dan dan membantu peserta didik untuk

dapat memahami dan menyelesaikan masalah.


26

4) Peserta didik tidak akan dinilai berdasarkan hasil saja namun

berdasarkan proses pengerjaan.

5) Peserta didik mampu menentukan solusi dari soal tersebut.

Dari ciri – ciri tersebut pembelajaran MEA berpengaruh

dalam pembelajaran, karena mampu meningkatkan siswa belajar

aktif dalam mengkomunikasikan solusi dari soal dan menyelesaian

masalah. Dan pembelajaran MEA membantu siswa berfikir kreatif

dan cermat sehingga memproleh pembelajran yang lebih baik, dan

menngkatkan hasil belaja siswa tersebut.

c. Tujuan Pembelajaran Means Ends Analysis


Model pembelajaran Means Ends Analysis merupakan metode

pemikiran system yang dalam penerapanya merencanakan tujuan

keseluruhan yaitu sebagai berikut:

1) Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam mengembangkan

konsep yang dimilikinya serta penguasaan peserta didik terhadap

materi yang akan dibelajarkan.

2) Melatih peserta didik untuk mampu berpikir secara cermat dalam

menyelesaikan masalah.

3) Mengembangkan berpikir reflektif, kritis, logis, sistematis, dan

kreatif.

4) Meningkatkan hasil belajar dengan kerjasama kelompok.


27

d. Langkah-langkah model pembelajaran MEA

MEA bisa diterapkan dalam pembelajaran matematika

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Identifikasi perbedaan antara Current State dan Goal State

Pada tahap ini siswa dituntut untuk memahami dan

mengetahui konsep-konsep dasar matematika yang terkandung

dalam permasalahan matematika yang diberikan. Bermodalkan

pemahaman terhadap konsep, siswa dapat melihat sekecil apa pun

perbedaan yang terdapat antara Current State dan Goal State.

2) Organisasi Subgoals

Pada tahap ini, siswa diharuskan untuk menyusun subgoals

dalam menyelesaikan sebuah masalah. Penyusunan ini

dimaksudkan agar siswa lebih fokus dalam memecahkan

masalahnya secara bertahap dan terus berlanjut sampai akhirnya

goal state dapat tercapai.

3) Pemilihan Operator atau Solusi

Pada tahap ini, setelah subgoals terbentuk, siswa dituntut

untuk memikirkan bagaimana konsep dan operator yang efektif

dan efisien untuk memecahkannya subgoals akan menuntun

pemecahan goal state yang sekaligus juga menjadi solusi utama.


28

e. Kelebihan Means-Ends Analysis (MEA)

Model Means Ends Analysis (MEA) memiliki kelebihan


sebagai berikut:16

1) Dapat meningkatkan kemampuan penalaran matematis siswa.

2) Siswa mampu berpikir kreatif dan cermat terhadap

permasalahan.

3) Siswa berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan sering

mengekspresikan idenya.

4) Siswa memiliki kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan

pengetahuan dan keterampilan matematis.

5) Siswa dengan kemampuan matematika rendah dapat merespon

permasalahan dengan cara mereka sendiri.

6) Siswa memiliki pengalaman banyak untuk menemukan sesuatu

dalam menjawab pertanyaan melalui diskusi kelompok

7) Strategi heuristik dalam MEA memudahkan siswa dalam

memecahkan masalah matematis

f. Kekurangan Means-Ends Analysis (MEA)

Model Means Ends Analysis (MEA) selain memiliki


kelebihan juga memiliki kelemahan sebagai berikut:
1) Membuat soal pemecahan masalah yang bermakna bagi peserta

didik bukan merupakan hal yang mudah.

16
Ridha Sholeha, Penerapan Model Pembelajaran Means-Ends Analysis (MEA) untuk
Meningkatkan Kemampuan penalaran Matematis siswa
http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/59853/Sri%20Purwaningsih%20-
%20100210 302047_1.pdf?sequence=1. Tanggal 28 Februari 2017 hlm. 12
29

2) Mengemukakan masalah yang langsung dapat dipahami peserta

didik sangat sulit sehingga banyak peserta didik yang

mengalami kesulitan bagaimana merespons masalah yang

diberikan.

3) Lebih dominannya soal pemecahan masalah terutama soal yang

terlalu sulit untuk dikerjakan, terkadang membuat peserta didik

jenuh.

4) Sebagian peserta didik bisa merasa bahwa kegiatan belajar tidak

menyenagkan karena kesulitan yang mereka hadapi.17

Berdasarkan Kekurangan Model MEA tersebut terdapat

permasalahan dalam pembuatan soal pemecahan masalah, siswa

tidak dapat menemukan masalah yang ada pada soal yang diberikan

karena soal pemecahan masalah dalam soal yang sulit dikerjakan

membuat siswa jenuh.

3. Model Pembelajaran Langsung

a. Pengertian Model Pembelajaran Langsung

Model pembelajaran langsung merupakan suatu pendekatan

mengajar yang dapat membantu siswa dalam mempelajari

keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan

selangkah demi selangkah. Model pengajaran langsung dirancang

khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan

pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur

17
Aris Shoimin, Op.cit., hlm 104
30

dengan baik, yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang

bertahap, selangkah demi selangkah. 18 Dalam pelaksanaan model

pembelajaran langsung, guru perlu memberikan uraian yang jelas,

mendemonstrasikan dan memperagakan tingkah laku yang benar,

memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih. Sehingga

model pembelajaran ini sangat efektif pada materi yang cukup luas

dan siswa dapat mendengar sekaligus melihat penyampaian materi

melalui demonstrasi yang dilakukan. 19 Jadi model pembelajaran

langsung adalah model pembelajaran yang banyak guru menjelaskan

konsep atau keterampilan kepada siswa.

b. Kelebihan Model Pembelajaran Langsung

Menurut Trianto, model pembelajaran langsung mempunyai

kelebihan, yaitu:20

1) Guru dapat mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang


diterima oleh siswa, sehingga dapat mempertahankan fokus
mengenai apa yang harus dicapai oleh siswa.
2) Dapat digunakan untuk memecahkan poin-poin penting atau
kesulitan yang mungkin dihadapi siswa, sehingga hal-hal
tersebut dapat diungkapkan.
3) Dapat menjadi cara efektif untuk mengajarkan informasi dan
pengetahuan faktual yang sangat terstruktur.

18
Wawan Setiawan dkk, Penerapan Model Pembelajaran Langsung untuk Meningkatkan
Pemahaman Belajar Siswa dalam Pembelajaran Rekayasa Perangkat Lunak, Jurnal Pendidikan
Teknologi Informasi dan Komunikasi, ISSN 1979-9462, Vol. 3, 2010, hlm. 8
19
Diana, Penerapan Model Pembelajaran Langsung Menggunakan Garis Bilangan untuk
Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Penjumlahan dan Pengurangan
Bilangan Bulat di Kelas VII SMP Negeri 3 Banawa, Jurnal Elektronik Pendidikan Matematika
Tadulako, Vol. 2, 2014, hlm. 15
20
Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. (Jakarta:
Prestasi Pustaka, 2007), hlm. 40
31

4) Merupakan suatu cara efektif untuk mengajarkan konsep dan


keterampilan-keterampilan yang eksplisit kepada siswa yang
kemampuannya masih rendah.
5) Dapat menjadi cara untuk menyampaikan informasi yang
banyak dalam waktu yang relatif singkat yang diakses secara
setara oleh seluruh siswa.
6) Pembelajaran langsung merupakan cara yang bermanfaat untuk
menyampaikan informasi kepada siswa yang tidak suka
membaca atau yang tidak memiliki keterampilan dalam
menyusun dan menafsirkan informasi.
7) Model pembelajaran langsung dapat digunakan untuk
membangun model pembelajaran tertentu.
8) Model pembelajaran langsung menekankan kegiatan mendengan
dan mengamati, sehingga dapat membantu siswa yang cocock
belajara dengan cara ini.
9) Model pembelajaran langsung bergantung pada kemampuan
refleksi guru dapat terus-menerus mengevaluasi dan
memperbaikinya.

c. Kekurangan Model Pembelajaran Langsung

Selain memiliki kelebihan, model pembelajaran langsung

juga memiliki beberapa kekurangan, diantara lain adalah:21

1) Model pembelajaran langsung bersandar pada kemampuan


siswa untuk mengasimilasikan informasi melalui kegiatan
mendengarkan, mengamati, dan mencatat. Karena tidak semua
siswa memiliki hal tersebut, guru masih harus mengajarkan
kepada siswa.
2) Dalam pembelajaran langsung sulit untuk mengatasi perbedaan
dalam hal kemampuan, pengetahuan awal, tingkat pembelajaran
dan pemahaman, gaya belajar dan ketertarikan siswa.
3) Siswa memiliki sedikit kesempatan untuk terlibat secara aktif,
sulit bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial dan
interpersonal mereka.
4) Guru memainkan peran pusat dalam model ini, kesuksesan
strategi bergantung pada guru.
5) Model pembelajaran langsung memberi siswa cara pandang
guru mengenai bagaimana materi disusun dan disintesis tidak
selalu dapat dipahami oleh siswa.

21
Ibid., hlm.41
32

6) Model pembelajaran langsung melibatkan banyak komunikasi


satu arah, guru sulit untuk mendapatkan umpan balik mengenai
pemahaman siswa.

4. Kemampuan Awal

a. Pengertian Kemampuan Awal

Kata “kemampuan” berasal dari kata mampu yang berarti kuasa

(bisa, sanggup) melakukan sesuatu, dapat. Kemudian mendapat

imbuhan ke-an menjadi kemampuan yang berarti kesanggupan,

kecakapan, kekuatan. 22 Kemampuan awal matematika merupakan

kemampuan yang dapat menjadi dasar untuk menerima pengetahuan

baru. Kemampuan awal siswa penting untuk diketahui guru sebelum

memulai pembelajaran, karena dengan demikian dapat diketahui apakah

siswa telah mempunyai pengetahuan awal yang merupakan prasyarat

untuk mengikuti pembelajaran, sejauh mana siswa mengetahui materi

apa yang akan disajikan.

Gagne yang dikutip oleh Sudjana menyatakan bahwa

kemampuan awal lebih rendah daripada kemampuan baru dalam

pembelajaran. Kemampuan awal merupakan hasil belajar yang didapat

sebelum mendapat kemampuan yang lebih tinggi. Kemampuan awal

merupakan prasyarat yang harus dimiliki siswa sebelum memasuki

pembelajaran materi pembelajaran berikutnya yang lebih tinggi.23 Jadi,

seorang siswa mempunyai kemampuan awal yang lebih baik akan

lebih cepat memahami materi dibandingkan dengan siswa yang tidak

22
Hasan Alwi, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), edisi II, h.
707.
23
Siwi Puji Astuti, Pengaruh Kemampuan Awal Dan Minat Belajar Terhadap Prestasi
Belajar Fisika, Jurnal Formatif 5(1): 74, 2015.
33

mempunyai kemampuan awal dalam proses pembelajaran. Sejalan

dengan itu Praptiwi dan Handika menegaskan bahwa kemampuan

awal akan mempengaruhi keberhasilan siswa dalam pembelajaran.24

Seseorang akan lebih mudah mempelajari sesuatu bila belajar itu

didasari kepada apa yang telah diketahui orang itu. Karena itu untuk

mempelajari suatu materi yang baru, pengalaman belajar yang lalu

dari seseorang itu akan mempengaruhi terjadinya proses belajar

materi matematika tersebut.

Berdasarkan uraian tersebut jelas bahwa kemampuan awal

sangat mempengaruhi proses pembelajaran matematika di dalam

kelas. Oleh sebab itu setiap guru harus mengetahui kemampuan awal

yang dimiliki masing-masing siswa untuk mempermudah terjadi

proses pembelajaran yang baik. Pada penelitian ini kemampuan awal

berperan sebagai variabel moderator.

b. Komponen Kemampuan Awal

Ada tiga komponen kemampuan awal sesuai dengan tingkat

penguasaannya:25

1) Kemampuan awal siap pakai


Mengacu pada kemampuan yang benar-benar telah
dikuasai oleh siswa yaitu pengetahuan yang telah menjadi
miliknya dan dapat digunakan kapan saja dan dalam situasi
apapun.
2) Kemampuan awal siap ulang
Mengacu kepada kemampuan-kemampuan awal yang
sudah pernah dipelajari siswa, namun belum dikuasai

24
Praptiwi dan Handhika.Efektivitas Metode Kooperatif Tipe GI dan STAD Ditinjau dari
Kemampuan Awal. Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika, ISSN:2086-2407. Vol.3.2012. h. 41.
25
Dasa Ismaimuza. Kemampuan berpikir kritis matematis ditinjau dari pengetahuan awal
siswa Palu : Jurnal Pendidikan Matematika. 2011. Vol.2: 11-20.
34

sepenuhnya atau belum siap digunakan ketika diperlukan.


Karena belum menjadi miliknya, maka siswa masih sangat
bergantung pada sumber-sumber yang sesuai untuk dapat
menggunakan kemampuan ini.
3) Kemampuan awal pengenalan
Mengacu pada kemampuan-kamampuan awal yang baru
dikenal. Karena baru pertama kali dipelajari oleh siswa
mengakibatkan siswa harus mengulangi beberapa kali agar
menjadi siap guna. Kemampuan ini masih belum dikuasi dan
masih sangat bergantung pada sumber-sumber.

c. Faktor Penggunaan Kemampuan Awal

Beberapa alasan perlunya mengetahui dan menganilisis

kemampuan awal siswa agar berhasil dalam pembelajaran:26

1) Membantu mengidentifikasi kebutuhan dan karakteristik siswa


dalam pembelajaran.
2) Membantu memilih pendekatan pembelajaran yang sesuai.
3) Membantu memilih menetapkan prosedur, metode, dan teknik
yang sesuai.
4) Membantu menentukan alat evaluasi.

Berdasarkan hal di atas, perencanaan pembelajaran sangat

membutuhkan identifikasi kebutuhan dan karakteristik siswa sebagai

analisis kemampuan awal siswa. Analisis kemampuan awal siswa

dilakukan dengan memperhatikan kemampuan dan pengetahuan

siswa baik sebagai kelompok atau pribadi.

Analisis kemampuan awal siswa merupakan kegiatan

mengidentifikasi siswa dari segi kebutuhan dan karakteristik untuk

menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan perilaku yaitu

menyangkut pencapaian tujuan dan penguasaan materi pembelajaran.

26
Siwi Puji Astuti. Pengaruh Kemampuan Awal dan Minat Belajar Terhadap Prestasi
Belajar Fisika.Jakarta : Jurnal Pendidikan Fisika. 2015. Vol. 5: 68-75.
35

d. Langkah-langkah Identifikasi Kemampuan Awal

Ada tiga langkah yang perlu dilakukan dalam menganalisis

kemampuan awal siswa, sebagai berikut:

1) Melakukan pengamatan kepada siswa secara perorangan.

Pengamatan ini dilakukan dengan menggunakan tes

kemampuan awal yang dilakukan untuk mengetahui konsep-

konsep, prosedur-prosedur atau prinsip-prinsip yang telah

dikuasai oleh siswa yang terkait dengan konsep, prosedur atau

prinsip yang akan diajarkan.

2) Tabulasi karakteristik pribadi siswa.

Hasil pengemasan yang dilakukan pada langkah pertama

ditabulasi (data dalam bentuk tabel) untuk mendapatkan

klasifikasi dan rinciannya. Hasil tabulasi akan digunakan untuk

daftar klasifikasi karakteristik menonjol yang perlu diperhatikan

dalam menetapkan strategi pengelolaan.

3) Pembuatan daftar strategi karakteristik siswa.

Daftar ini dibuat sebagai dasar menentukan strategi

pengelolaan pembelajaran. Satu hal yang perlu diperhatikan

dalam pembuatan daftar ini adalah daftar harus disesuaikan

dengan kemajuan-kemajuan belajar yang dicapai siswa secara

pribadi.

Ada beberapa macam instrumen yang dapat digunakan untuk

memperoleh data tentang karakteristik siswa, meliputi: observasi,

wawancara, angket, daftar pertanyaan dan melakukan tes.


36

e. Kriteria Kemampuan Awal

Pada penelitian ini kemampuan awal berperan sebagai

variabel moderator. Tujuan diperhatikan kemampuan awal sebagai

variabel moderator untuk melihat model pembelajaran Means-Ens

Analysis (MEA) lebih baik digunakan pada kelompok siswa

berkemampuan awal rendah, kemampuan awal sedang atau siswa

yang memiliki kemampuan awal tinggi.

Untuk itu peneliti mengambil suatu kriteria untuk

menentukan kemampuan awal siswa. Kriteria pengelompokkan

kemampuan awal bisa dilihat pada Tabel II.2 berikut:27

TABEL II.2
KRITERIA PENGELOMPOKAN KEMAMPUAN AWAL

Kriteria Kemampuan Awal Keterangan


̅ Tinggi
̅ ̅ Sedang
̅ Rendah
Diadopsi dari Jurnal Ramon Muhandaz
Keterangan:
skor kemampuan komunikasi matematis masing-masing siswa
̅ rata-rata skor kemampuan komunikasi matematis siswa
simpangan baku skor kemampuan komunikasi matematis siswa

27
Ramon Muhandaz, Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi
Kelompok terhadap Kemampuan Representasi dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Kelas
VIII MTsN Kota Padang, 2015. Jurnal SJME
37

B. Hubungan Model Pembelajaran MEA dengan Kemampuan

Komunikasi Matematis

Kemampuan komunikasi dalam matematika merupakan salah satu

bagian yang penting untuk melihat kemampuan siswa. Kemampuan

tersebut dapat dikembangkan dengan melatih menghubungkan benda ntata,

gambar dan diagram ke dalam ide matematika. Dalam proses mengajar,

hal terpenting adalah pencapaian pada tujuan yaitu agar siswa mampu

memahami sesuatu berdasarkan pengalaman belajarnya. Kemampuan

Komunikasi ini merupakan hal yang sangat fundamental, karena dengan

mengkomunikasi pelajaran akan dapat mencapai pengetahuan. Hal ini

sesuai dengan langkah-langkah dalam model pembelajaran MEA. MEA

merupakan metode pemikiran sistem yang dalam penerapannya

merencanakan tujuan keseluruhan. Tujuan tersebut dijadikan dalam

beberapa tujuan yang akhirnya menjadi beberapa langkah atau tindakan

yang berlaku. Pada setiap akhir tujuan akan berakhir pada tujuan yang

lebih umum.28 Perencanaan tujuan tersebut dilakukan oleh siswa sendiri,

sehingga siswa mampu memahami konsep berdasarkan pengalaman

belajarnya.

Dalam MEA tujuan yang dicapai memiliki cara dan langkah itu

sendiri untuk mencapai tujuan yang lebih umum dan rinci. Model

pembelajaran MEA juga dapat mengembangkan berfikir reflektif, kritis,

28
Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, (Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media, 2014), hlm.103
38

29
logis, sistematis, dan kreatif. Dengan demikian akan terbentuk

kemampuan komunikasi yang baik dalam pembelajaran.

C. Hasil Penelitian Relevan

Beberapa hasil penelitan relevan sebagai berikut:

1. Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Armada dkk yang berjudul:

“Pengaruh Strategi pembelajaran Means-Ends Analysis (MEA)

terhadap Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas V SD Gugus

V Kecamatan Sukasada”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan

yaitu 9,309 > 2,021 dengan taraf signifikan 5%,

sehingga H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya terdapat

perbedaan yang signifikan hasil belajar matematika antara

kelompok siswa yang diajarkan dengan pembelajaran MEA dengan

kelompok siswa yang diajarkan dengan pembelajaran

konvensional. Dengan rata-rata hasil belajar 47,13 untuk kelas

eksperimen, dan 36,89 untuk kelas kontrol.30

2. Teddi Harto dkk , dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran

Means-Ends Analysis (MEA) dengan Setting Belajar Kelompok

Berbantuan LKS terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas

IV SD Desa Bebetin”. Hasil penelitian tersebut diantaranya adalah

terdapat pengaruh model pembelajaran MEA terhadap hasil belajar

matematika siswa, dengan hasil uji hipotesis menggunakan uji-t

29
Ibid,hlm.103
30
Armada dkk, Pengaruh Strategi pembelajaran Means-Ends Analysis (MEA) terhadap
Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas V SD Gugus V Kecamatan Sukasada, Jurnal
MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD, 2013
39

diperoleh sebesar 4,11 dan sebesar 2,00, maka

, sehingga dapat disimpulakan bahwa terdapat

perbedaan yang signifikan antara model pembelajaran MEA

dengan model pembelajaran konvensional.31

3. Surimustika dengan skripsinya berjudul “Pengaruh Penerapan

Means-Ends Analisis (MEA) terhadap Kemampuan Pemahaman

Konsep Matematis Siswa ditinjau dari Kemampuan Awal Siswa

SMPN 17 Kabupaten Bintan”. Hasil penelitian menggungkapkan

terdapat pengaruh strategi MEA terhadap pemahaman konsep yang

ditinjau dari kemampuan awal siswa.

D. Konsep Operasional

Konsep yang dioperasionalkan dalam penelitian ini adalah pada

penggunaan model pembelajaran MEA dan kemampuan komunikasi

matematis siswa ditinjau dari kemampuan awal siswa, baik kemampuan

awal tinggi, sedang maupun rendah.

1. Model Pembelajaran Means-Ends Analysis (MEA)

Adapun langkah-langkah dalam melaksanakan model

pembelajaran MEA adalah:

a. Kegiatan awal

1) Guru mengabsen, mengecek tempat duduk, kerapian,

kelengkapan dan kesiapan siswa dalam memulai pelajaran.

31
Teddi Harto dkk, Pengaruh Model Pembelajaran Means-Ends Analysis (MEA) dengan
Setting Belajar Kelompok Berbantuan LKS terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD
Desa Bebetin, Jurnal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol. 2(1),
2014
40

2) Guru menginformasikan kepada siswa tujuan materi yang akan

dipelajari dan kegunaan materi tersebut serta indikator yang

harus dikuasai siswa.

3) Guru melakukan apersepsi, mengaitkan dan mengingatkan

pelajaran yang telah lalu dengan yang akan dipelajari sekarang

yaitu mengaitkan materi Relasi dan Fungsi yang telah dipelajari

di sekolah dasar.

b. Kegiatan Inti

1) Eksplorasi

a) Guru menjelaskan secara umum materi unsur-unsur pada

Relasi dan Fungsi

b) Guru melibatkan siswa dalam mencari informasi mengenai

materi menentukan unsur-unsur relasi dan fungsi

c) Guru mengarahkan siswa untuk membentuk kelompok yang

heterogen, dan memberi contoh soal untuk dikerjakan secara

berkelompok.

2) Elaborasi

a) Siswa secara berkelompok memecahkan masalah dalam

soal yang diberikan guru tentang materi terkait

b) Guru menuntun siswa memecahkan masalah menjadi sub-

sub masalah yang lebih sederhana

c) Guru membimbing siswa secara berkelompok menyusun

sub-sub masalah menjadi konektivitas


41

d) Guru mengarahkan siswa secara berkelompok memilih

strategi solusi atau jawaban akhir dari permasalahan

tersebut

3) Konfirmasi

a) Siswa perwakilan kelompok menyajikan hasil diskusi

b) Guru memberikan konfirmasi hasil diskusi siswa

c) Guru memberi kesempatan siswa bertanya jika ada hal-hal

yang belum jelas

c. Kegiatan akhir

1) Guru dan siswa melakukan refleksi tentang apa yang sudah

dipelajari

2) Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan

mengenai relasi dan fungsi.

3) Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan memberikan

pesan untuk tetap belajar dengan rajin dan memberitahukan

materi yang akan dipelajari dalam pertemuan selanjutnya.

2. Kemampuan Komunikasi Matematis

Indikator yang menunjukkan kemampuan komunikasi antara lain:

a. Kemampuan menulis, yaitu berupa kemampuan memberikan

penjelasan dan alasan secara matematika dengan bahasa yang benar

dan mudah dipahami.


42

b. Kemampuan menggambar, yaitu meliputi kemampuan siswa

mengungkap ide-ide matematika dalam bentuk gambar, diagram atau

grafik.

c. Kemampuan ekspresi matematika, yaitu kemampuan membuat

model matematika.

Adapun rubrik penskoran kemampuan komunikasi

matematika menggunakan Rubrik Holistik dapat dilihat pada tabel

II.4:32

TABEL II.4
RUBRIK HOLISTIK PENSKORAN KEMAMPUAN
KOMUNIKASI MATEMATIS
Skor Penjelasan
Memberikan penjelasan atau gambaran yang lengkap, benar dan
jelas: meliputi gambar yang tepat dan lengkap, memberikan
4 pendapat yang kuat serta tersusun secara logis dan lengkap.

Memberikan penjelasan yang lengkap, sesuai dan diuraikan


secara jelas: meliputi gambar yang hampir lengkap, menyajikan
3 argumen secara logis walaupun terdapat sedikit kesalahan.

Memberikan penjelasan kearah yang lengkap dari permasalahan,


tetapi keterangan atau uraian mungkin sedikit banyak kerancuan
atau belum jelas: meliputi gambar yang cacat atau belum jelas,
2 komunikasi samar-samar atau sulit untuk dimengerti dan argumen
bisa dibilang lengkap.

Hanya sedikit dari penjelasan yang benar atau menghilangkan


bobot permasalahan: meliputi keterangan atau uraian sulit
1 dimengerti dan diagram yang diberikan tidak sesuai dari situasi
permasalahan.
Komunikasi tidak efektif: tidak menjelaskan masalah, dan
0 walaupun menggambarkan secara lengkap tetapi tidak sesuai
dengan permasalahan.

Diadopsi dari jurnal pendidikan Mary S Jakacsin, Jinfacai, Lane Suzanne

32
Mary S Jakacsin, Jinfacai, Lane Suzanne, Assessing students’ mathematical
communication, Jurnal Pendidikan, Vol 96: 238
43

3. Kemampuan Awal

Kemampuan awal siswa merupakan kemampuan prasyarat yang

harus dimiliki siswa dengan cara melakukan tes materi yang berhubungan

dengan materi yang akan diajarkan. Hasilnya berupa nilai 0-100 dan

membagi kemampuan awal siswa yang terdiri dari tiga kelompok yaitu

kemampuan awal tinggi, sedang, dan rendah.

TABEL II.5
KRITERIA PENGELOMPOKKAN SISWA BERDASARKAN
KEMAMPUAN AWAL MATEMATIS SISWA

Kelas Kontrol
Kriteria Kemampuan Awal Keterangan
x 85,34 Tinggi
45,5 x 85,34 Sedang
x 45,5 Rendah
Kelas Eksperimen
Kriteria Kemampuan Awal Keterangan
x 85,67 Tinggi
46,1 x 85,67 Sedang
x 46,1 Rendah
Diadopsi dari Tesis Ramon Muhandaz
44

E. Hipotesis

1. Ha : Terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematika siswa yang

belajar menggunakan model pembelajaran Means-Ends Analysis

(MEA) dengan siswa yang belajar menggunakan pembelajaran

langsung.

H0 : Tidak terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematika

siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran Means-Ends

Analysis (MEA) dengan siswa yang belajar menggunakan

pembelajaran langsung .

2. Ha : Ada perbedaan kemampuan komunikasi matematika antara siswa

yang kemampuan awal tinggi, sedang dan rendah.

H0 : Tidak ada perbedaan kemampuan komunikasi matematika antara

siswa yang kemampuan awal tinggi sedang dan rendah.

3. Ha : Terdapat interaksi antara model pembelajaran Means-Ends Analysis

(MEA) yang ditinjau dari kemampuan awal terhadap kemampuan

komunikasi matemetika siswa.

Ho :Tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran Means-Ends

Analysis (MEA) yang ditinjau dari kemampuan awal terhadap

kemampuan komunikasi matematika siswa


45

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Kemala Bhayangkari 1 Pekanbaru

pada semester ganjil tahun ajaran 2017/2018. Penelitian menyesuaikan jadwal

pelajaran semester ganjil yang ada di sekolah tersebut.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah SMP Kemala Bhayangkari 1

Pekanbaru. Untuk Sampel dalam penelitian ini adalah kelas VIII SMP

Kemala Bhayangkari 1 Pekanbaru. Pengambilan sampel ini dilakukan

secara Cluster Sampling.1 Maka dari 3 kelas VIII yang ada cukup diambil

2 kelas saja untuk diteliti, yaitu kelas VIII 3 sebagai kelas eksperimen dan

kelas VIII.1 sebagai kelas kontrol. Untuk penetapan ukuran sampel

menggunakan slovin dengan rumus sebagai berikut: 2.

Keterangan:
n = ukuran sampel
N = ukuran Populasi
e = nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan

TABEL III.1
SAMPEL KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL
Kelas Populasi Sampel
Eksperimen 21 20
Kontrol 21 20

1
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,2013),
h.83
2
Hartono, Metodologi Penelitian, (Pekanbaru: Zanafa Publising, 2011), hlm. 179
46

C. Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian

suatu penelitian. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari:


45
1. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Pembelajaran MEA.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan komunikasi

matematis siswa.

3. Variabel Moderator

Variabel moderator dalam penelitian ini adalah kemampuan awal siswa.

D. Jenis dan Desain Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan sebelumnya dan tujuan

yang ingin dicapai, maka jenis penelitian ini factorial expreriment design.

Dimana, penelitian true eksperimen ini merupakan suatu penelitian dengan

memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator yang mempengaruhi

perlakuan. Berdasarkan desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara

random. Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok yang lain

tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan

kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol. Secara rinci

desain factorial expreriment design dapat dilihat pada Tabel III.2: 3

3
Hartono. Ibid, hlm. 70
47

TABEL III.2
FACTORIAL EXPRERIMENT DESIGN
Sampel Pretest Kelas Perlakuan Moderator Posttest
Random T X T
Random T - T
Random T X T
Random T - T
Random T X T
Random T - T
Sumber: Hartono, Metedologi Penelitian

Keterangan :
= Kelas Eksperimen
= Kelas Kontrol
X = Perlakuan dengan model MEA
T = Tes kemampuan komunikasi matematis siswa.
= Tes Kemampuan Awal Siswa
= Kemampuan Awal Siswa Tinggi
= Kemampuan Awal Siswa Sedang
= kemampuan Awal Siswa Rendah

E. Prosedur Penelitian

Secara umum prosedur penelitian dapat dibagi atas tiga bagian yaitu:

tahap persiapan, pelaksanaan, dan penyelesaian.

1. Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menetapkan jadwal penelitian. Rancangan penelitian ini rencananya

akan dilaksanakan di SMP Kemala Bhayangkari 1 Pekanbaru.

b. Mengurus izin penelitian.

c. Menentukan sampel.

d. Mempelajari materi pelajaran matematika kelas VIII.

e. Mempersiapkan perangkat pembelajaran yaitu Rancangan Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP).
48

f. Mempersiapkan dan menyusun instrumen pengumpul data yaitu kisi-

kisi tes kemampuan awal. Soal tes kemampuan awal, kunci jawaban

tes kemampuan awal, kisi-kisi tes akhir, soal tes akhir, kunci jawaban

tes akhir.

g. Memvalidasi semua perangkat penelitian yang diperlukan dalam

penelitian kepada validator.

h. Menentukan siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi, sedang,

dan rendah pada kelas eksperimen dan kelas kontrol melalui tes

kemampuan awal.

i. Pemberian tes kemampuan awal. diberikan kepada sampel kelas

eksperimen kelas kontrol. Hasil test kemampuan awal kemudian

dianalisis untuk melihat apakah kemampuan kedua kelas sama atau

tidak.

j. Menyusun pembentukan kelompok. Pembentukan kelompok secara

heterogen pada kelas eksperimen dengan cara mengurutkan nama

siswa berdasarkan kemampuan awal, kemudian ditentukan

kelompoknya yang terdiri dari 4-5 kelompok.

2. Tahap Pelaksanaan

Proses pembelajaran yang dilakukan pada kedua kelas sampel

menggunakan model pembelajaran yang berbeda. Untuk kelas eksperimen

dengan model pembelajaran MEA sedangkan kelas kontrol dengan model

pembelajaran langsung. Untuk teknis pelaksanaannya disesuaikan saat

melakukan penelitian.
49

3. Tahap Penyelesaian

Pada tahap penyelesaian ini peneliti akan melakukan hal-hal berikut

ini:

a. Peneliti memberikan tes akhir berupa tes kemampuan komunikasi yang

sama pada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah materi pelajaran

yang dipelajari selesai.

b. Menganalisa tes akhir yang diperoleh dari kelas eksperimen dan kelas

kontrol.

c. Menarik kesimpulan dari hasil yang diperoleh sesuai dengan analisisa

data yang digunakan.

F. Pengembangan Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes. Ada dua

jenis tes yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu tes kemampuan awal, dan

posttest. Untuk lebih jelasnya, ada pada penjelasan berikut.

1. Tes kemampuan awal dibuat untuk mengetahui kriteria kesetaraan. Siswa

diberi tes kemampuan awal untuk materi yang sudah dipelajari siswa.

Pemilihan soal-soal berdasarkan pertimbangan bahwa soal itu telah

memenuhi standar nasional sebagai alat ukur yang baik.

Sebelum soal kemampuan awal diberikan pada seluruh kelas VIII,

terlebih dahulu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut.

a. Membuat kisi-kisi tes kemampuan awal. Kisi-kisi soal tes kemampuan

awal dirancang dan disusun berdasarkan kepada indikator

pembelajaran yang telah dipelajari siswa.


50

b. Menyusun butir soal kemampuan awal sesuai dengan kisi-kisi soal

yang dibuat.

c. Melakukan validasi kepada validator yaitu guru matematika SMP

Kemala Bhayangkari 1 Pekanbaru

d. Uji tes kemampuan awal.

Sebelum diberikan kepada sampel kelas VIII, terlebih dahulu

diuji cobakan pada kelas yang berbeda, di sini soal uji tes diujikan

kepada kelas IX.1 SMP Kemala Bhayangkari 1 Pekanbaru

e. Analisis soal uji coba tes kemampuan awal.

Analisis soal uji coba tes kemampuan awal. Hasil analisis uji coba tes

kemampuan awal di kelas IX.1 didapatkan kriteria valid setelah

dianalisis. Lalu diuji cobakan di seluruh kelas VIII dengan hasil yang

disajikan di lampiran C.

2. Postest kemampuan komunikasi matematis siswa disusun dalam bentuk

tes uraian. Postest kemampuan komunikasi matematis siswa yaitu tes yang

diberikan setelah semua materi diajarkan kepada siswa, untuk mengukur

kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol. Adapun langkah-langkah pembuatan instrumen tes kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa adalah:

a. Membuat kisi-kisi tes.

b. Menyusun tes sesuai dengan kisi-kisi soal yang telah dibuat.

c. Memvalidasi soal tes kemampuan komunikasi matematis melalui

validator.
51

d. Melakukan uji coba soal tes. Sebelum diberikan ke kelas eksperimen

dan kontrol.

e. Melakukan analisis soal tes.

Analisis yang dilakukan terhadap soal tes yang diuji coba adalah:

1) Validitas butir tes

Menguji validitas butir tes berguna untuk melihat sejauh

mana setiap butir dalam tes dapat mengukur kemampuan siswa.

Validitas butir soal ini dilakukan dengan cara mengkorelasikan

skor setiap item dengan skor totalnya yang diperoleh siswa. Hal

ini dapat dilakukan dengan korelasi Product Moment.4

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }

Keterangan :

: koefisien korelasi

: banyaknya siswa atau jumlah responden

∑ : jumlah skor item

∑ : jumlah skor total

Setelah setiap butir instrument dihitung besarnya koefisien

korelasi dengan skor totalnya, maka langkah selanjutnya yaitu

menghitung uji t dengan rumus:


4
Hartono. Ibid, h.67
52

Keterangan:
: nilai t hitung
r : koefisien korelasi
: jumlah responden

Kriteria yang digunakan untuk menentukan validitas

butir soal dengan membandingkan nilai dengan

dalam hal ini pada taraf dan derajat kebebasan

, kaidah keputusan:

Jika maka butir soal tersebut valid.

Jika maka butir soal tersebut tidak valid.

Setelah diketahui apakah butir soal tersebut invalid atau

valid, maka langkah selanjutnya kita dapat memberikan

penafsiran terhadap koefisien korelasi yang ditemukan tersebut

besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada ketentuan yang

tertera pada Tabel III.3.5

TABEL III.3
INTERPRETASI KOEFISIEN KORELASI PRODUCT MOMENT
Besarnya r Interpretasi
0,80< r ≤1,00 Sangat tinggi
0,60< r ≤0,80 Tinggi
0,40< r ≤0,60 Sedang
0,20< r ≤0,40 Rendah
0,00< r ≤0,20 Sangat rendah
Sumber: Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D

Berdasarkan hasil uji coba dan perhitungan yang telah

dilakukan diperoleh data hasil validasi butir soal uji coba

5
Sugiyono. Op. Cit, h.184
53

kemampuan awal dan posttest dapat dilihat pada Tabel III.4 dan

III.5:

TABEL III.4
HASIL PENGUJIAN VALIDITAS BUTIR
SOAL UJI COBA KEMAMPUAN AWAL

No Koefisien
Harga Harga
Butir Korelasi Keputusan Interpretasi
thitung ttabel
Soal rhitung
1 0,54447 2,75398 1,73406 Valid Sedang
2 0,40017 1,85257 1,73406 Valid Sedang
3 0,57447 2,97766 1,73406 Valid Sedang
4 0,76440 5,03001 1,73406 Valid Tinggi
5 0,72983 4,53931 1,73406 Valid Tinggi

TABEL III.5
HASIL PENGUJIAN VALIDITAS BUTIR SOAL
UJI COBA SOAL KEMAMPUAN KOMUNIKASI

No Koefisien
Harga Harga
Butir Korelasi Keputusan Interpretasi
thitung ttabel
Soal rhitung
1 0,32092 1,6522 1,73406 Tidak Valid Rendah
2 0,57762 3,7707 1,73406 Valid Sedang
3 0,51595 3,14624 1,73406 Valid Sedang
4 0,50871 3,07923 1,73406 Valid Sedang
5 0,66911 4,93508 1,73406 Valid Tinggi
6 0,87540 7,68325 1,73406 Valid Sangat Tinggi
7 0,84992 6,84351 1,73406 Valid Sangat Tinggi

Berdasarkan kriteria validitas soal, diperoleh bahwa setiap

butir soal kemampuan awal valid seperti tampak pada Tabel

III.3 sedangkan postest ada satu soal yang tidak valid terlihat

pada Tabel III.4. Oleh karena itu, soal kemampuan awal dan 6

soal komunikasi tersebut layak untuk digunakan sebagai

instrumen penelitian.
54

2) Daya pembeda soal

Daya pembeda sebuah butir soal tes menurut Suherman

adalah kemampuan butir soal itu untuk membedakann antara

siswa yang pandai atau berkemampuan tinggi dengan siswa

yang rendah. 6 Daya pembeda item dapat diketahui dengan

melihat besar kecilnya angka indeks diskriminasi item. Rumus

yang digunakan untuk menentukan daya pembeda adalah:

Keterangan:
DP = Daya pembeda
SA = jumlah skor peserta tes yang menjawab benar pada
kelompok atas
SB = jumlah skor peserta tes yang menjawab benar pada
kelompok bawah
T = jumlah peserta tes
= skor tertinggi disetiap butir soal
= skor terendah disetiap butir soal
TABEL III.6
KLASIFIKASI KOOFISIEN DAYA PEMBEDA
Kriteria daya pembeda Interpretasi
DP≤ 0,00 Sangat jelek
0,00 < DP ≤ 0,20 Jelek
0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup
0,40 < DP ≤ 0,70 Baik
0,70 < DP ≤ 1,00 Sangat baik
Sumber: Suherman, E. dkk, Strategi Pembelajaran Matematika
Kontemporer
Berdasarkan hasil uji coba dan perhitungan yang telah

dilakukan diperoleh data hasil uji daya pembeda soal

6
Suherman, E. dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer (Bandung: JICA-
IMSTEP. 2003), h.175
55

kemampuan awal dan soal komunikasi dapat dilihat pada

Tabel III.7 dan Tabel III.8:

TABEL III.7
DAYA PEMBEDA SOAL UJI KEMAMPUAN AWAL
No Soal Daya Pembeda Kriteria
1 0,2 Cukup (satisfactory)
2 0,25 Cukup (satisfactory)
3 0,28 Cukup (satisfactory)
4 0,425 Baik (Good)
5 0,5 Baik (Good)

TABEL III.8
DAYA PEMBEDA SOAL UJI KEMAMPUAN
KOMUNIKASI
No Soal Daya Pembeda Kriteria
1. 0,2 Cukup (satisfactory)
2. 0,3667 Cukup (satisfactory)
3. 0,3 Cukup (satisfactory)
4. 0,3 Cukup (satisfactory)
5. 0,3 Cukup (satisfactory)
6. 0,475 Baik (Good)
D
7. 0,5 Baik (Good)
dari Tabel dapat disimpulkan bahwa dari lima soal uji coba

kemampuan awal tersebut mempunyai 3 cukup dan 2 daya

pembeda baik. Sedangkan soal uji coba kemampuan komunikasi

mempunyai 5 cukup dan 2 daya pembeda baik

3) Tingkat Kesukaran Soal

Tingkat kesukaran soal adalah besaran yang digunakan

untuk menyatakan apakah suatu soal termasuk ke dalam

kategori mudah, sedang atau sukar. Soal dapat dinyatakan

sebagai butir soal yang baik, apabila butir soal tersebut tidak
56

terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah dengan kata lain

derajat kesukaran soal adalah sedang atau cukup.7

Soal yang baik adalah tidak terlalu mudah atau soal yang

tidak terlalu sukar. Untuk menentukan tingkat kesukaran soal

esai digunakan rumus sebagai berikut:8

Keterangan:
TK = Tingkat Kesukaran
SA = jumlah skor peserta tes yang menjawab benar pada
kelompok atas
SB = jumlah skor peserta tes yang menjawab benar pada
kelompok bawah
T = jumlah peserta tes
= skor tertinggi disetiap butir soal
= skor terendah disetiap butir soal

Proporsi untuk tingkat kesukaran dapat dilihat pada Tabal III.9:9

TABEL III.9
TABEL TINGKAT KESUKARAN SOAL
Tingkat kesukaran Evaluasi
TK 0,70 Mudah
0,30 TK 0,70 Sedang
TK 0,30 Sukar
Sumber: Hartono, Analisis Item Instrumen

Berdasarkan hasil uji coba dan perhitungan yang telah

dilakukan diperoleh data hasil uji tingkat kesukaran soal

7
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo. 2008),
h.370
8
Masud Zein dan Darto, Evaluasi Pembelajaran Matematika (Pekanbaru: Daulat
Riau. 2012), h.86
9
Hartono, Analisis Item Instrumen (Pekanbaru: Zanafa Publising 2010), h.39
57

kemampuan awal dan soal komunikasi dapat dilihat pada Tabel

III.10 dan Tabel III.11:

TABEL III.10
TINGKAT KESUKARAN SOAL KEMAMPUAN AWAL
NO
Tingkat Kesukaran Kriteria
Soal
1 0,65 Sedang
2 0,475 Sedang
3 0,44 Sedang
4 0,5625 Sedang
5 0,5 Sedang

TABEL III.11
TINGKAT KESUKARAN SOAL KOMUNIKASI
No
Tingkat Kesukaran Kriteria
Soal
1. 0,65 Mudah
2. 0,6167 Sedang
3. 0,45 Sedang
4. 0,45 Sedang
5. 0,5 Sedang
6 0,125 Sukar
7 0,1125 Sukar
4) Reliabilitas tes

Reliabilitas adalah ketetapan atau ketelitian suatu alat

evaluasi, sejauh mana tes atau alat tersebut dapat dipercaya

kebenarannya. Untuk menghitung reliabilitas tes ini

menggunakan metode Alpha Cronbach. Reliabilitas menunjukan

apakah instrumen tersebut secara konsisten memberi hasil

ukuran yang sama tentang suatu yang diukur pada waktu yanng

berlainan. Untuk mengetahui apakah suatu tes memiliki

reliabilitas tinggi, sedang atau rendah dapat dilihat dari


58

nilai koofisien reliabilitasnya. Proporsi reliabilitas tes soal pada

Tabel III.12:

TABEL III.12
PROPORSI RELIABILITAS TEST
Reliabilitas Tes Evaluasi
0,80 < ri1  1.00 Sangat Tinggi
0,60< ri1  0,80 Tinggi
0,40< ri1  0,60 Sedang
0,20< ri1  0,40 Rendah
0,00< ri1  0,20 Sangat Rendah
Sumber: Riduwan, Dasar-dasar Statistika

Metode Alpha Cronbach digunakan untuk mencari

reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya

angket atau soal bentuk uraian. 10 Karena soal peneliti berupa

soal uraian maka dipakai Alpha Cronbach Proses

perhitungannya adalah sebagai berikut:11

a) Menghitung varians skor setiap butir soal dengan rumus:


b) Mencari jumlah varians skor item secara keseluruhan

dengan menggunakan rumus berikut

c) Menghitung varians total dengan menggunakan


rumus berikut:

10
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka
Cipta. 2010), h.239
11
Hartono, Op. Cit, h.115
59

d) Mencari koefisien reliabilitas tes dengan menggunakan

rumus alpha:


( )( )

Keterangan:

= Varians skor butir soal (item)

= Skor butir soal

= Skor total

= Jumlah testee

= Varians total

= Banyaknya butir soal yang dikeluarkan dalam tes

= Koefisien reliabilitas tes

Untuk mengetahui apakah suatu tes memiliki reliabilitas

tinggi, sedang atau rendah dapat dilihat dari nilai koefisien

reliabilitasnya. Setelah mendapat nilai r11, bandingkan r11

dengan rtabel. Dengan kaidah keputusan :

Jika berarti Reliabel dan

Jika berarti Tidak Reliabel.

Berdasarkan hasil uji coba reliabilitas butir soal

kemampuan awal secara keseluruhan diperoleh koefisien

reliabilitas tes sebesar 0,570 yang berarti bahwa tes hasil

mempunyai reliabilitas yang sedang. Sedangkan hasil soal

kemampuan komunikasi diperoleh reliabilitas butir soal adalah


60

0,770474 yang berarti soal tes mempunyai reliabilitas yang

tinggi.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Teknik Observasi

Teknik observasi dilakukan dengan menggunakan lembar pengamatan.

Pengamatan dilakukan untuk mengamati aktivitas siswa dan guru selama

proses pembelajaran dengan cara mengisi lembar pengamatan yang telah

disediakan untuk setiap kali pertemuan.

2. Teknik Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung

ditunjukkan pada subjek penelitian, tetapi melalui dokumen 12 . Peneliti

secara langsung dapat mengambil bahan dokumen yang sudah ada dan

memperoleh data yang dibutuhkan, seperti sejarah sekolah, keadaan guru

dan siswa, sarana dan prasarana yang ada di sekolah SMP Kemala

Bhayangkari 1 Pekanbaru.

3. Teknik Tes

Teknik pengumpulan data adalah dengan menggunakan tes

kemampuan awal siswa dan postest. Tes berbentuk soal uraian dan

diberikan pada awal dan akhir penelitian. Tujuan dari tes ini adalah untuk

menjawab hipotesis penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya. Soal-

soal tes dirancang berdasarkan indikator kemampuan komunikasi.


12
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: CV Pustaka Setia. 2011), h.183
61

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes t dan

ANOVA dua arah (two way ANOVA) Tes-t merupakan salah satu uji statistik

yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang

signifikan dari dua buah mean sampel (dua buah variabel yang

dikomparatifkan). 13 ANOVA dua arah (two way ANOVA) digunakan bila

dalam analisis data ingin mengetahui ada atau tidak perbedaan dari dua

variabel bebas, sedangkan masing-masing variabel bebasnya dibagi dalam

beberapa kelompok.14 Sebelum melakukan analisis data dengan tes “t” maka

harus dilakukan yaitu:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah data sampel

berdistribusi normal atau tidak. Statistika yang digunakan dalam uji

normalitas ini adalah uji chi-kuadrat sebagai berikut:15

Keterangan:

x2 : Nilai normalitas hitung

: Frekuensi yang diperoleh dari data hitung

: Frekuensi yang diharapkan

Menentukan dengan dk = k – 1 dan taraf sifnifikan 5%.

Kaidah Keputusan :

13
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan (Jakarta: PT. Raja Grafindo. 2009),
h.278
14
Hartono, SPSS 16.0 Analisis Data Statistik dan Penelitian (Yogyakarta: Pustaka
Belajar. 2014), h.176
15
Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta. 2010), h.107
62

Jika, , berarti data Distribusi Tidak Normal

Jika, , berarti data Distribusi Normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas variansi ini bertujuan untuk melihat apakah kedua

data mempunyai variansi yang homogen atau tidak. Uji homogenitas yang

akan digunakan pada penelitian ini adalah Uji F dan uji Bartlett.

a. Uji F rumusnya yaitu:16

Menentukan dengan dk pembilang = dan dk

penyebut = dengan taraf signifikan 5%.

b. Uji Bartlett rumusnya yaitu:17

X2 = (ln 10 ) x (B - ∑ )

keterangan :

ln 10 : bilangan tetap yang bernilai 2,3026

B : harga yang harus dihitung sebelumnya

rumus diatas baru dapat disubtitusikan setelah kita menghitung

dua hitungan berikut :

1) S (varians gabungan ) dihitung dengan rumus

S=

2) Harga Barlet dengan rumus


B = (Log S) x (∑

16
Riduwan, Dasar-dasar Statistik, Bandung: Alfabeta, 2016, h.186
17
Ibid. 185
63

Menentukan dengan dk pembilang = dan dk

penyebut = dengan taraf signifikan 0,05. Kaidah keputusan:

Jika, Fhitung Ftabel, berarti tidak homogen

Jika, Fhitung ≤ Ftabel, berarti homogen

3. Uji hipotesis

Sesuai dengan rumus masalah penelitian, maka teknik yang

digunakan dalam menganalisis data untuk menguji hipotesis 1 dan 2

menggunakan uji t jika datanya berdistribusi normal dan homogen, jika

tidak homogen maka dengan uji t’. kemudian untuk hipotesis ke 3

menggunakan ANOVA 2 arah.

a. Uji-t

Berdasarkan hipotesis nomor 1 dan 2 maka teknik uji yang

digunakan yaitu uji t. Jika data berdistribusi nomal dan homogen

maka menggunakan uji-t yaitu:18

√( ) ( )
√ √

Keterangan :
Mx : Mean variabel X
My : Mean variabel Y
SDx : Standar deviasi variabel X
SDy : Standar deviasi variabel Y
N : Jumlah sampel

18
Hartono, Statistik Untuk Penelitian (Yogyakarta: Pustaka belajar. 2012), h.208
64

Tujuan dari uji ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat

perbedaan kemampuan kemampuan komunikasi matematika antara

siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran

MEA dengan siswa yang mengikuti pembelajaran langsung dan

perbedaan kemampuan awal siswa kelas eksperimen dan kontrol. Uji

yang dilakukan adalah uji pihak kanan, dengan kriteria pengujian jika

nilai signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari maka

hipotesis diterima, jika nilai signifikansi yang diperoleh lebih besar

dari maka diterima.

b. Uji ANOVA Dua Arah (Two Way ANOVA)

Adapun rumus perhitungan untuk mencari Fratio ANOVA dua arah

adalah sebagai berikut:19

(rata-rata kuadrat) faktor A diperoleh dengan rumus:

(rata-rata kuadrat) faktor B diperoleh dengan rumus:

(rata-rata kuadrat) faktor AxB diperoleh dengan rumus:

19
Hartono, op. cit, h. 249
65

dk (derajat kebebasan diperoleh dengan mengurangkan N

(number of cases, jumlah responden) dengan 1 (N – 1).

JKA (jumlah kuadrat) faktor A diperoleh dengan rumus:

JKB (jumlah kuadrat) faktor B diperoleh dengan rumus:

JKAB (jumlah kuadrat) faktor A dan B secara bersama terhadap

keseluruhan perlakuan diperoleh dengan rumus:

Adapun RKd diperoleh dengan rumus:

Sedangkan JKd diperoleh dengan cara mengurangkan JKt

dengan JKa. Sementara JKt diperoleh dengan rumus:

Dan JKa (jumlah kuadrat antara) diperoleh dengan rumus:

Keterangan:

G : adalah jumlah skor keseluruhan (nilai total pengukuran


variabel terikat untuk seluruh sampel)
N : adalah banyaknya sampel keseluruhan (merupakan
penjumlahan banyak sampel pada masing-masing sel)
66

A : adalah jumlah skor masing-masing baris (jumlah skor


masing-masing baris pada faktor A)
B : adalah jumlah skor masing-masing kolom (jumlah skor
masing-masing kolom pada faktor B)
p : adalah banyaknya kelompok pada faktor A
q : adalah banyaknya kelompok pada faktor B
n : adalah banyaknya sampel masing-masing
Derajat kebebasan masing-masing JK adalah:

Tujuan dari uji ini adalah untuk mengetahui apakah rata-rata

hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen lebih baik dari rata-

rata hasil belajar kelas kontrol. Uji yang dilakukan adalah uji pihak

kanan, dengan kriteria pengujian jika nilai signifikansi yang diperoleh

lebih kecil dari maka hipotesis diterima, jika nilai

signifikansi yang diperoleh lebih besar dari maka

diterima.
92

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat diambil kesimpulan bahwa:

1. Terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematis antara siswa yang

mengikuti model pembelajaran MEA dengan siswa yang mengikuti

pembelajaran langsung.

2. Terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematika antara siswa

yang dari kemampuan awal siswa tinggi sedang dan rendah. Hal ini dapat

dilihat Uji Anova Dua Arah.

3. Tidak terdapat pengaruh interaksi antara model pembelajaran MEA

ditinjau dari kemampuan awal siswa terhadap kemampuan komunikasi

matematika.

Karena ada perbedaan dapat disimpulkan bahwa adanya Pengaruh

Penerapan Pembelajaran Means-Ends Analisis (MEA) terhadap kemampuan

komunikasi matematis siswa ditinjau pada kemampuan awal siswa di SMP

Kemala Bhayangkari 1 Pekanbaru.

91
92

B. Saran

Berikut beberapa saran yang dapat peneliti kemukakan berdasarkan hasil

penelitian, diantaranya:

1. Model pembelajaran MEA dapat dijadikan salah satu alternatif strategi

pembelajaran pada mata pelajaran matematika.

2. Penelitian ini hanya difokuskan pada kemampuan komunikasi

matematika siswa, peneliti menyarankan untuk peneliti yang lain agar

dapat meneliti terhadap kemampuan lain dari siswa.

3. Dikarenakan penelitian ini hanya diterapkan pada materi Relasi Dan

Fungsi, diharapkan untuk penelitian serupa dapat melakukan pada meteri

matematika yang lain.

91
93

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman Mulyono 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.


Jakarta: Rhineka Cipta
.
Ahmadi, Khoiru, Iif,, Amri, Sofan dan Elisah,Tatik. 2011. Strategi Pembelajaran
Sekolah Terpadu. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya

Agus Supriyanto. 2014. Penguatan Kemampuan Komunikasi MAtematis sebagai


Landasan Menumbuhkan Motivasi Belajar Siswa dalam Prosiding
Seminar Nasional Pendidikan MAtematika Program Pasca Sarjana
Volume I, Bandung: STKIP Siliwangi

Arikunto Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: Rineka Cipta

Arief S. Sadiman, dkk. 2012. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan


Pemanfaatannya. Depok: Rajawali Pers

Astuti, Dwi, Fitri “ pengaruh kemampuan awal dan keaktifan siswa terhadap
hasil proyek tugas akhir pada mata pelajaran pengoerasikasi dan
perakitan sistem kendalu di SMKN 2 yogyakarta

Dedeh Tresnawati Choridah, Peran Pembelajaran Berbasis Masalah untuk


Meningkatkan Kemampuan Komunikasi dan Berpikir Kreatif serta
Disposisi Matematis Siswa SMA (Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika
STKIP Siliwangi Bandung, Vol 2, No.2, September 2013)

Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kemampuan Awal Siswa. Jakarta:


Direktorat Pendidikan.

Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga.


Jakarta: Bumi Aksara. 2005.

Handhika. dan Pratiwi. 2012. Efektivitas Metode Kooperatif Tipe GI dan STAD
Ditinjau dari Kemampuan Awal. Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika,
ISSN:2086-2407. Vol.3

Hartono. 2010. Analisis Item Instrumen. Pekanbaru: Zanafa Publising.


_______. 2011. Metodologi Penelitian. Pekanbaru: Zanafa Publising.
_______. 2012. Statistik Untuk Penelitian. Yogyakarta: Pustaka belajar.

93
94

_______. 2014. SPSS 16.0 Analisis Data Statistik dan Penelitian. Yogyakarta:
Pustaka Belajar.
.
Hasbullah. 2016. Dasar- dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Jhon A. Van de Walle. 2008. Matematika Sekolah Dasar dan Menengah. Jakarta:
Erlangga.

Katsir, Ibnu. Tafsir Al-Qur’an al-‘adzim jilid 3

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Peraturan Mentri Pendidikan dan


Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2014 tentang
Matematika SMP. Jakarta.

Lestari, Karunia Eka dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara. 2017. Penelitian

Pendidikan Matematika. Bandung: PT Refika aditama.

Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia

Martono, Nanang. 2012, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada

Mukhtar. 2003. Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta: CV


Misaka Galiza

Matematika proposal 23. Model Pembelajaran Means - Ends Analysis.


Proposalmatematika23.bloqspot.co.id/2013/05/model-pembelajaran-
means-ends-analisis.html/m=1 pada tanggal 14 februari 2017 pukul 00.08

Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

M, Simanjuntak. 2014. BAB I Pendahuluan TIMSS. digilib.unimed.ac.id. diakses

tanggal 14 agustus 2018.

Muhandaz, Ramon. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi


Kelompok terhadap Kemampuan Representasi dan Pemecahan Masalah
Matematis SiswaKelas VIII MTsN Kota Padang, Tesis Pendidikan
Matematika.- Jurnal SJME

93
95

Pertiwi, Rostintya, Darmaya. Makalah Means-Ends Analysis.


www.acamedia.edu/4698026/makalah_means_analysis_olehrostinty_Dar
maya_pratiwi_10120098_b, pada tanggal 28 Februari 2017 pukul 17.24

Riduwan. 2014. Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.


Sagala, Saiful. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.


Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Silberman Mel. 2009. Active Learning : 101 Strategi Pembelajaran Aktif.
Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.
Shadiq, Fadjar. 2009. Kemahiran Matematika. Diklat Instruktur Pengembangan

Matematika tidak diterbitkan, Departemen Pendidikan Nasional Yogyakarta.

Sholeha, Ridha. Penerapan Model Pembelajaran Means-Ends Analysis (MEA)


untukMeningkatkan Kemampuan penalaran Matematis siswa
http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/59853/Sri%20Pur
waningsih%20-%20100210 302047_1.pdf?sequence=1. Tanggal 28
Februari 2017
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta

Slavin, E. Robert. 2015. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media.

Srianggoro, Bambang. Komunikasi Matematika.


https://bambangsrianggoro.wordpress.com/2014/01/01/komunikasi-
matematis/, pada tanggal 17 februari 2017 pukul 20.00 wib

Sudijono Anas. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo.


Sudjana, Nana. 1987. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru Algensindo.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif Kuantitatif


dan R & D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2012. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Suharni. 2009. Factor-Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Komunikasi


dalam Wawancara Konseling pada Mahasiswa Psikologi Angkatan
2000-2006 Universitass Negeri Semarang.

93
96

Sumarmo, Utari. 2013. Kumpulan Makalah: Berfikir dan Disposisi Matematika


Serta Pembelajarannya. jurusan pendidikan matematika FPMIPA-UPI

Suparmi dan Ibrahim. 2008. Strategi Pembelajaran Matematika. Yogyakarta:


University Press.

Suriasumantri S. Jujun. 1993. Filsafat Ilmu. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

93
97
LAMPIRAN A

SILABUS PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : SMP Kemala Bhayangkari 1 Pekanbaru
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII/1
Materi Pembelajaran : Relasi Dan Fungsi
Kompetensi Inti (KI)
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukan prilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleran, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

Kompetensi Indikator Pencapaian Kompetensi Materi Ajar Penilaian Alokasi Sumber


Dasar Waktu Belajar
3. Menyajikan 3.5.1 Menyebutkan relasi dua himpunan Relasi Presentasi Buku Siswa
fungsi dalam 3.5.2 Membedakan fungsi dan bukan fungsi tugas Menit Matematika
berbagai 3.5.3 Menyebutkan ciri-ciri fungsi kelompok kelas VII
bentuk relasi, Kurikulum 2013
3.5.4 Menyajikan fungsi ke bentuk diagram Fungsi 6 x 35
pasangan edisi revisi 2016
berurut, rumus panah, diagram cartesius, dan Menit (Abdur Rahman
fungsi, tabel, himpunan pasangan berurutan As’ari, dkk;
grafik dan 3.5.5 Menentukan nilai fungsi Pusat
diagram 3.5.6 Menggambar grafik fungsi. Kurikulum dan
Pembukuan,
Kemendibud).
98

Kartini, Agustus 2017


Guru Mata Peajaran Peneliti

Essy Talia, S.Pd. Winda Sari


NIM. 11315201820

Mengetahui,
Kepala SMP Kemala Bhayangkari 1 Pekanbaru

Drs. Mashuri
NIP.19590101 198603 1 014
99
LAMPIRAN A.1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMP Kemala Bhayangkari 1 Pekanbaru


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VIII (delapan) / Ganjil
MateriPokok : Relasi dan Fungsi
Alokasi waktu : 3 x 40 Menit
Pertemuan : 1 (pertama)

A. Kompetensi Inti (KI)


1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

3.5 Menyajikan fungsi dalam 3.5.1 Menyebutkan relasi dua himpunan


3.5.2 Membedakan fungsi dan bukan fungsi
berbagai bentuk relasi, 3.5.3 Menyebutkan ciri-ciri fungsi
pasangan berurut, rumus 3.5.4 Menyajikan fungsi ke bentuk diagram panah,
fungsi, tabel, grafik dan diagram cartesius, dan himpunan pasangan
berurutan
diagram
3.5.5 Menentukan nilai fungsi
3.5.6 Menggambar grafik fungsi.

C. MATERI PEMBELAJARAN
a. Menyebutkan relasi antar dua himpunan
b. Membedakan fungsi dan bukan fungsi
100

D. MODEL PEMBELAJARAN / METODE PEMBELAJARAN / PENDEKATAN


Model : Means-Ends Analysis (MEA)

Metode : Demonstasi, diskusi, Tanya jawab, langsung

E. KEGIATAN PEMBELAJARAN

1 Kegiatan Pendahuluan
 Guru mengucapkan salam pembuka, mengajak siswa berdo’a untuk
memulai pelajaran, menanyakan kabar dan memeriksa kehadiran peserta
didik sebagai sikap disiplin.
 Guru mengucapkan Basmalah untuk membuka pelajaran.
 Guru memberikan pertanyaan yang mengkaitkan pengetahuan sebelumnya
dengan materi yang akan di pelajari.
 Guru memotivasi peserta didik dengan mengaitkan materi pada kehidupan
sehari-hari. Misalnya: peserta didik diminta menyebutkan kaitan antara
provinsi dan ibukota provinsinya.
 Guru menayanngkan beberapa contoh himpunan bilangan dan meminta
siswa menemukan kaitan antarhimpunan tersebut.
 Guru menegaskan tujuan pembelajaran.

Kegiatan Inti
 Siswa diminta untuk membentuk kelompok seperti yang sudah ditentukan
2.
 Secara berkelompok siswa pengamati berapa contoh gambar himpunan
yang tersaji. (Mengamati)
101

 Secara berkolompok siswa termotivasi menanyakan bagaimana ada kaitan


antara himpunan-himpunan itu?”. (Menanya)
 Secara berkelompok siswa mencermati soal himpunan – himpunan yang
tersaji dan mendiskusikan kaitan antar himpunan tersebut.
(Mengeksplorasi)
Contoh LKS siswa SMP kelas VIII (SUKSES, kurikulum 2013) hlm.31
 Secara berkelompok siswa menganalisis sub – sub masalah LKS SISWA
hal. 31 serta menyebutkan kaitan antar himpunan dan guru berkeliling
mengamti pekerjaan peserta didik. (Asosiasi)
 Dari bimbingan guru, sebagian kelompok mempresentasikan apa yang telah
di pahami di hadapan teman-temannya. Sedangkan peserta didik yang
lain diharapkan dapat menanggapi pekerjaan temannya, baik dengan
bertanya, maupun memberikan saran. ( Mengkomunikasikan )

3.
Kegiatan Penutup
 Bersama peserta didik guru menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah
disajikan..
 Guru memberikan penugasan kepada peserta didik.
 Guru menyampaikan materi untuk dipelajari peserta didik untuk pertemuan
berikutnya.
102

F. Penilaian Pembelajaran, Remedial dan Pengayaan

1. Instrumen dan Teknik Penilaian


Pengetahuan

Soal Uraian
Diketahui himpunan A = { } dan himpunan
{ }. Relasi yang menghubungkan himpunan A ke
himpunan B adalah “Banyak Roda dari”. Tunjukkan relasi tersebut dengan diagram panah!
Apakah soal ini termasuk soal Fungsi atau Bukan Fungsi!!!
Jawaban : Diagram panah dan Bukan Fungsi terlihat dari Gambar.

“Banyak Roda dari”


1 becak
2 mobil
3 sepeda
4 motor
5 bemo

A B
2. Analisis Hasil Penilaian
Pedoman Penskoran Tes Uraian

NO Skor penilaian Skor


maksimal
1. Skor 4 jika siswa membuat diagram panah dan 4
menghubungkan relasi tersebut dengan benar

Skor maksimum 4

skor perolehan
Nilai   100
skor maksimal

G. Media, Alat, Bahan, dan Sumber Belajar


Media dan Alat : Spidol, Papan Tulis, LKS dan selembar kertas
Sumber Belajar : Buku Siswa Matematika kelas VII Kurikulum 2013 edisi revisi 2016
(Abdur Rahman As’ari, dkk; Pusat Kurikulum dan Pembukuan,
Kemendibud).
103

Pekanbaru , Agustus 2017

Guru Pembelajaran Peneliti

ESSY TALIA, S.Pd. WINDA SARI

Mengetahui,
Kepala SMP Kemala Bhayangkari 1 Pekanbaru

Drs. Mashuri
NIP.19590101 198603 1 014
104
LAMPIRAN A.2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMP Kemala Bhayangkari 1 Pekanbaru


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VIII (delapan) / Ganjil
MateriPokok : Relasi dan Fungsi
Alokasi waktu : 3 x 40 Menit
Pertemuan : 2 (kedua)

A. Kompetensi Inti (KI)


1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

3.5 Menyajikan fungsi dalam 3.5.1 Menyebutkan relasi dua himpunan


3.5.2 Membedakan fungsi dan bukan fungsi
berbagai bentuk relasi, 3.5.3 Menyebutkan ciri-ciri fungsi
pasangan berurut, rumus 3.5.4 Menyajikan fungsi ke bentuk diagram panah,
fungsi, tabel, grafik dan diagram cartesius, dan himpunan pasangan
berurutan
diagram
3.5.5 Menentukan nilai fungsi
3.5.6 Menggambar grafik fungsi.

C. MATERI PEMBELAJARAN
a. Menyebutkan ciri –ciri fungsi
b. Menyajikan fungsi ke dalam diagram panah, diagram cartesius, dan himpunan
pasangan berurutan.
105

D. MODEL PEMBELAJARAN / METODE PEMBELAJARAN / PENDEKATAN


Model : Means-Ends Analysis (MEA)

Metode : Demonstasi, diskusi, Tanya jawab, langsung

E. KEGIATAN PEMBELAJARAN

1 Kegiatan Pendahuluan
 Guru mengucapkan salam pembuka, mengajak siswa berdo’a untuk
memulai pelajaran, menanyakan kabar dan memeriksa kehadiran peserta
didik sebagai sikap disiplin.
 Guru mengucapkan Basmalah untuk membuka pelajaran.
 Guru memberikan pertanyaan yang mengkaitkan pengetahuan sebelumnya
dengan materi yang akan di pelajari.
 Guru menayangkan beberapa contoh ciri-ciri fungsi diagram yang terdapat
dalam kehidupan sehari-hari..
 Guru menegaskan tujuan pembelajaran.
 Guru menginformasikan bahwa peserta didik akan bekerja secara
kelompok dan meminta peserta didik berkumpul dengan kelompok yang
sudah dibentuk.

Kegiatan Inti
 Siswa diminta untuk membentuk kelompok seperti yang sudah ditentukan
2.
 Peserta didik diminta untuk mengamati beberapa contoh diagram dalam
LKS siswa SMP kelas VIII (SUKSES, kurikulum 2013) hal 24 .
(Mengamati)
 Secara berkelompok siswa termotivasi menanyakan apa saja ciri fungsi dan
bagaimana cara membuat diagram-diagram semacam itu?” Guru
menginformasikan bahwa terdapat kaitan antara domain, kodomain, dan
range dalam membuat diagram-diagram semacam itu. Siswa diminta untuk
membaca buku siswa. Guru membagikan kertas manila dan spidol kepada
106

masing-masing kelompok. (Menanya)


 Secara berkelompok siswa mencermati himpunan – himpunan yang dalam
LKS Siswa hal 24 dan membuat penyajian fungsi dalam waktu 30 menit.
(Mengeksplorasi)
 Secara berkelompok siswa menganalisis sub – sub masalah dalam
penyajian fungsi dalam LKS Siswa hal 24. (Asosiasi)
 Dari bimbingan guru, sebagian kelompok mempresentasikan apa yang telah
di pahami di hadapan teman-temannya. Sedangkan peserta didik yang
lain diharapkan dapat menanggapi pekerjaan temannya, baik dengan
bertanya, maupun memberikan saran. ( Mengkomunikasikan )

3.
Kegiatan Penutup
 Bersama peserta didik guru menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah
disajikan..
 Guru memberikan penugasan kepada peserta didik.
 Guru menyampaikan materi untuk dipelajari peserta didik untuk pertemuan
berikutnya.

F Penilaian, Pembelajaran remedial dan Pengayaan


1. Instrumen dan Teknik Penilaian
Pengetahuan

Soal Uraian
Diketahui himpunan *( )( )( )( )+ Relasi yang menghubungkan himpunan A
ke himpunan B.. Tunjukkan relasi tersebut dengan diagram panah!
Jawaban : Diagram panah

1 k

2 l

m
A3 B
n
107

2. Analisis Hasil Penilaian


Pedoman Penskoran Tes Uraian

NO Skor penilaian Skor


maksimal
1. Skor 4 jika siswa membuat diagram panah dan 4
menghubungkan relasi tersebut dengan benar

Skor maksimum 4

skor perolehan
Nilai   100
skor maksimal

G. Media, Alat, Bahan, dan Sumber Belajar


Media dan Alat : Spidol, Papan Tulis, LKS dan selembar kertas
Sumber Belajar : Buku Siswa Matematika kelas VII Kurikulum 2013 edisi revisi 2016
(Abdur Rahman As’ari, dkk; Pusat Kurikulum dan Pembukuan,
Kemendibud).

Pekanbaru , Agustus 2017

Guru Pembelajaran Peneliti

ESSY TALIA, S.Pd. WINDA SARI

Mengetahui,
Kepala SMP Kemala Bhayangkari 1 Pekanbaru

Drs. Mashuri
NIP.19590101 198603 1 014
108
LAMPIRAN A.3

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMP Kemala Bhayangkari 1 Pekanbaru


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VIII (delapan) / Ganjil
MateriPokok : Relasi dan Fungsi
Alokasi waktu : 3 x 40 Menit
Pertemuan : 3 (ketiga)

A. Kompetensi Inti (KI)


1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

3.5 Menyajikan fungsi dalam 3.5.1 Menyebutkan relasi dua himpunan


3.5.2 Membedakan fungsi dan bukan fungsi
berbagai bentuk relasi, 3.5.3 Menyebutkan ciri-ciri fungsi
pasangan berurut, rumus 3.5.4 Menyajikan fungsi ke bentuk diagram panah,
fungsi, tabel, grafik dan diagram cartesius, dan himpunan pasangan
berurutan
diagram
3.5.5 Menentukan nilai fungsi
3.5.6 Menggambar grafik fungsi.

C. MATERI PEMBELAJARAN
a. Menentukan nilai fungsi jika diketahui daerah asal
b. Menentukan daerah asal jika diketahui nilai fungsi
c. Menggambar grafik fungsi
109

D. MODEL PEMBELAJARAN / METODE PEMBELAJARAN / PENDEKATAN


Model : Means-Ends Analysis (MEA)

Metode : Demonstasi, diskusi, Tanya jawab, langsung

E. KEGIATAN PEMBELAJARAN

1 Kegiatan Pendahuluan
 Guru mengucapkan salam pembuka, mengajak siswa berdo’a untuk
memulai pelajaran, menanyakan kabar dan memeriksa kehadiran peserta
didik sebagai sikap disiplin.
 Guru mengucapkan Basmalah untuk membuka pelajaran.
 Guru memberikan pertanyaan yang mengkaitkan pengetahuan sebelumnya
dengan materi yang akan di pelajari.
 Guru menayangkan beberapa contoh kejadian sehari-hari yang melibatkan
rumus fungsi dan contoh grafik.
 Guru menegaskan tujuan pembelajaran.
 Guru menginformasikan bahwa peserta didik akan bekerja secara
kelompok dan meminta peserta didik berkumpul dengan kelompok yang
sudah dibentuk.

Kegiatan Inti
 Siswa diminta untuk membentuk kelompok seperti yang sudah ditentukan
2.
 Peserta didik diminta untuk mengamati permasalahan soal yang
melibatkan rumus fungsi dan digambarkan dalam diagram panah, diagram
kartesius, dalam LKS Siswa Hal 27(Mengamati)
 Secara berkelompok siswa termotivasi menanyakan bagaimana cara
Membuat Gambar tersebut? (Menanya)
 Secara berkelompok siswa mencermati himpunan – himpunan pada gambar
110

LKS SMP kelas VIII (SUKSES, kurikulum 2013) hal 22


(Mengeksplorasi)
 Secara berkelompok siswa menganalisis sub – sub masalah dalam
penyajian fungsi dan grafik LKS Siswa. Hal 22(Asosiasi)
 Dari bimbingan guru, sebagian kelompok mempresentasikan apa yang telah
di pahami di hadapan teman-temannya. Sedangkan peserta didik yang
lain diharapkan dapat menanggapi pekerjaan temannya, baik dengan
bertanya, maupun memberikan saran. ( Mengkomunikasikan )

3.

Kegiatan Penutup
 Bersama peserta didik guru menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah
disajikan..
 Guru memberikan penugasan kepada peserta didik.
 Guru menyampaikan materi untuk dipelajari peserta didik untuk pertemuan
berikutnya.
111

F. PENILAIAN
Penilaian akhir

Teknik : Tes Tertulis

Bentuk : Uraian

Soal Jawaban
1. Gambarlah grafik fungsi Diketahui: ( )
( ) . Domain * +
Dengan daerah asal
* + -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5
9 7 5 3 1 -1 -3 -5 -7
( ) - - - 0,3 1,1 2,- 3,- 4,- 5,-
3,9 2,7 1,5 1 3 5 7

Perhitungan nilai akhir peserta didik:


112

F. MEDIA, ALAT, dan SUMBER PEMBELAJARAN


Media : alat praga, gambar
Alat : papan tulis, spidol
Sumber Pembelajaran:
o Buku Guru Matematika SMP/ MTS kelas 8. Jakarta : kementrian pendidikan
budaya cetakan 1 tahun 2014 (39 – 80)
o Buku M. cholik Adinawan, Matematika untuk SMP/ MTS kelas VIII semester 1.
Jakarta : Erlangga (65-94)

Pekanbaru , Agustus 2017


Guru Pembelajaran Peneliti

ESSY TALIA, S.Pd. WINDA SARI


NIM.11315201820

Mengetahui,
Kepala SMP Kemala Bhayangkari 1 Pekanbaru

Drs. Mashuri
NIP.19590101 198603 1 014
113
LAMPIRAN A.4

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMP Kemala Bhayangkari 1 Pekanbaru


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VIII (delapan) / Ganjil
MateriPokok : Relasi dan Fungsi
Alokasi waktu : 3 x 40 Menit
Pertemuan : 1(Pertama)

A. Kompetensi Inti (KI)


1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena
dan kejadian tampak mata.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

3.5 Menyajikan fungsi dalam berbagai 3.5.1 Menyebutkan relasi dua himpunan
3.5.2 Membedakan fungsi dan bukan fungsi
bentuk relasi, pasangan berurut, rumus 3.5.3 Menyebutkan ciri-ciri fungsi
fungsi, tabel, grafik dan diagram 3.5.4 Menyajikan fungsi ke bentuk diagram
panah, diagram cartesius, dan
himpunan pasangan berurutan
3.5.5 Menentukan nilai fungsi
3.5.6 Menggambar grafik fungsi.

C. Materi Ajar
 Menyebutkan relasi antar dua himpunan
 Membedakan fungsi dan bukan fungsi
D. Metode/model
Model : Pembelajaran Langsung
Metode : Diskusi Kelompok
114

E. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
1. Pendahuluan 15 menit
a. Guru menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk
mengikuti proses pembelajaran.
b. Guru menyampaikan indikator pencapaian kompetensi dan guru
menginformasikan cara belajar yang akan ditempuh
(pengamatan dalam kelompok, demonstrasi, pembahasan secara
klasikal)
c. Melalui tanya jawab, peserta didik diingatkan kembali materi
prasyarat tentang himpunan.
d. Guru memotivasi siswa dengan bertanya : dapatkah kalian
menemukan adanya relasi di sekitar kamu?

2. Kegiatan Inti 90 menit


Mengamati
Guru menyuruh melihat gambar pada buku tulis.
Menanya
Guru memotivasi siswa untuk membuat pertanyaan dari yang
mereka amati, contoh : apa hubungan yang terbentuk oleh telur dan
wadahnya?
Mengeksplorasi
1. Secara berkelompok siswa mendiskusikan, membahas dan
menentukan nama relasi
2. Mendiskusikan masalah dan strategi menyelesaikan masalah
nyata yang melibatkan konsep relasi jika dua himpunan diketahui

Mengasosiasi

1. Melalui diskusi dalam kelompok siswa mengidentifikasi,


menganalisis dan menemukan atau merumuskan melalui
pengamatan pola untuk menentukan relasi antara dua himpunan
2. Membuat keterkaitan antara penyelesaian suatu permasalahan
yang melibatkan penyajian relasi.
3. Membuat kesimpulan cara yang termudah dan keakuratan dalam
menyelesaikan suatu permasalahan yang melibatkan konsep
penyajian relasi.

Mengomunikasi

1. Secara klasikal, satu siswa mewakili kelompoknya (minimal tiga


kelompok) menyajikan secara tertulis atau lisan hasil kerja
kelompoknya sesuai dengan pemahaman dan bahasa masing -
masing.
115

Kegiatan Pembelajaran Alokasi


Waktu
2. Siswa lain memberikan tanggapan hasil presentasi meliputi
tanya jawab untuk mengkonfirmasi, memberikan tambahan
informasi, melengkapi informasi ataupun tanggapan lainnya.
3. Guru memberikan umpan balik atau konfirmasi.

3 Penutup 10 menit

a. Peserta didik bersama-sama dengan guru membuat kesimpulan


mengenai relasi.

b. Setiap kelompok diberikan perolehan penghargaan berkaitan


dengan aktivitas kelompok.
c. Siswa diberi tugas rumah mengerjakan latihan soal 1

F. Penilaian, Pembelajaran remedial dan Pengayaan


1.Sikap spiritual
a. Teknik Penilaian : Observasi
b. Bentuk Instrumen: Lembar observasi
c. Kisi-kisi :
No. Sikap/nilai
1. Mempertebal keyakinan terhadap kebesaran
Tuhan setelah melihat relasi dan fungsi yang
ada di alam sekitar.
2. Bersyukur atas kebesaran Tuhan dengan adanya
relasi dan fungsi di sekitar kehidupan

2. Pengetahuan
a. Teknik Penilaian : Tes tertulis
b. Bentuk Instrumen : Uraian
c. Kisi-kisi:
No. Indikator
1. Menentukan relasi dari dua himpunan
2. Menyatakan relasi dalam diagram panah,
koordinat kartesius, dan himpunan pasangan
berurutan.

3. Keterampilan
a. Teknik Penilaian : Observasi
b. Bentuk Instrumen: Lembar Observasi
c. Kisi-kisi:
No Indikator
1. Menentukan relasi dari dua himpunan
2. Menyatakan relasi dalam diagram panah, koordinat
kartesius, dan himpunan pasangan berurutan.
116

G. Media/alat, bahan dan Sumber Belajar


 Sumber Pembelajaran:
Buku Siswa Matematika kelas VII Kurikulum 2013 edisi revisi 2016 (Abdur
Rahman As’ari, dkk; Pusat Kurikulum dan Pembukuan, Kemendibud).
 Alat Pembelajaran
Spidol
Papan tulis

Pekanbaru , Agustus 2017

Guru Pembelajaran Peneliti

ESSY TALIA, S.Pd. WINDA SARI

Mengetahui,
Kepala SMP Kemala Bhayangkari 1 Pekanbaru

Drs. Mashuri
NIP.19590101 198603 1 014
117
LAMPIRAN A.5

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMP Kemala Bhayangkari 1 Pekanbaru


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VIII (delapan) / Ganjil
MateriPokok : Relasi dan Fungsi
Alokasi waktu : 3 x 40 Menit
Pertemuan : 2 (kedua)

A. Kompetensi Inti (KI)


1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena
dan kejadian tampak mata.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

3.5 Menyajikan fungsi dalam berbagai 3.5.1 Menyebutkan relasi dua himpunan
3.5.2 Membedakan fungsi dan bukan fungsi
bentuk relasi, pasangan berurut, rumus 3.5.3 Menyebutkan ciri-ciri fungsi
fungsi, tabel, grafik dan diagram 3.5.4 Menyajikan fungsi ke bentuk diagram
panah, diagram cartesius, dan
himpunan pasangan berurutan
3.5.5 Menentukan nilai fungsi
3.5.6 Menggambar grafik fungsi.

C. Materi Ajar
 Menyebutkan ciri – ciri fungsi
 Menyajikan fungsi ke bentuk diagram panah, diagram cartesius, dan himpunan
pasangan berurutan
D. Metode/model
Model : Pembelajaran Langsung
118

Metode : Diskusi Kelompok

E. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
1. Pendahuluan 15 menit
a. Guru menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk
mengikuti proses pembelajaran.
b. Guru menyampaikan indikator pencapaian kompetensi dan guru
menginformasikan cara belajar yang akan ditempuh
(pengamatan dalam kelompok, demonstrasi, pembahasan secara
klasikal)
c. Melalui tanya jawab, peserta didik diingatkan kembali materi
prasyarat tentang himpunan.
d. Guru memotivasi siswa dengan bertanya : dapatkah kalian
menemukan adanya relasi di sekitar kamu?

2. Kegiatan Inti 95 menit


Mengamati
Guru menampilkan kembali gambar 3.2 pada buku halaman 95
kemudian siswa mengamati.

Menanya
Guru memotivasi siswa untuk membuat pertanyaan dari yang
mereka amati, contoh : jika membayar Rp 80.000, maka berapa
kilometer kah jarak tempuh taksi?

Mengeksplorasi
1. Secara berkelompok siswa mendiskusikan, membahas dan
menentukan nilai fungsi dan rumus fungsi pada buku siswa).
2. Mendiskusikan masalah dan strategi menyelesaikan masalah
nyata yang melibatkan konsep rumus fungsi.

Mengasosiasi
1. Mengidentifikasi, menganalisis dan menemukan atau
merumuskan melalui pengamatan untuk menghitung nilai fungsi.
2. Membuat keterkaitan antara penyelesaian suatu permasalahan
yang melibatkan rumus fungsi
3. Membuat keterkaitan antara penyelesaian suatu permasalahan
yang melibatkan penyajian relasi.
4. Membuat kesimpulan cara yang termudah dan keakuratan dalam
menyelesaikan suatu permasalahan yang melibatkan konsep
penyajian relasi.
119

Kegiatan Pembelajaran Alokasi


Waktu
Mengomunikasi

1. Secara klasikal, satu siswa mewakili kelompoknya (minimal tiga


kelompok) menyajikan secara tertulis atau lisan hasil kerja
kelompoknya sesuai dengan pemahaman dan bahasa masing -
masing.
2. Siswa lain memberikan tanggapan hasil presentasi meliputi
tanya jawab untuk mengkonfirmasi, memberikan tambahan
informasi, melengkapi informasi ataupun tanggapan lainnya.
3. Guru memberikan umpan balik atau konfirmasi.

3 Penutup 10 menit

a. Peserta didik bersama-sama dengan guru membuat kesimpulan


mengenai relasi.

b. Setiap kelompok diberikan perolehan penghargaan berkaitan


dengan aktivitas kelompok.
c. Siswa diberi tugas rumah mengerjakan latihan soal 1

F. Penilaian, Pembelajaran remedial dan Pengayaan

1. Pengetahuan
a. Teknik Penilaian : Tes tertulis
b. Bentuk Instrumen : Uraian
c. Kisi-kisi:
No. Indikator
1. Menentukan relasi dari dua himpunan
2. Menyatakan relasi dalam diagram panah,
koordinat kartesius, dan himpunan pasangan
berurutan.

2. Keterampilan
a. Teknik Penilaian : Observasi
b. Bentuk Instrumen: Lembar Observasi
c. Kisi-kisi:
No Indikator
1. Menentukan relasi dari dua himpunan
2. Menyajikan relasi dalam diagram panah, koordinat
kartesius, dan himpunan pasangan berurutan.
120

G. Media/alat, bahan dan Sumber Belajar


 Sumber Pembelajaran:
Buku Siswa Matematika kelas VII Kurikulum 2013 edisi revisi 2016 (Abdur
Rahman As’ari, dkk; Pusat Kurikulum dan Pembukuan, Kemendibud).
 Alat Pembelajaran
Spidol
Papan tulis

Pekanbaru , Agustus 2017

Guru Pembelajaran Peneliti

ESSY TALIA, S.Pd. WINDA SARI


NIM.11315201820

Mengetahui,
Kepala SMP Kemala Bhayangkari 1 Pekanbaru

Drs. Mashuri
NIP.19590101 198603 1 014
121
LAMPIRAN A.6

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMP Kemala Bhayangkari 1 Pekanbaru


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VIII (delapan) / Ganjil
MateriPokok : Relasi dan Fungsi
Alokasi waktu : 3 x 40 Menit
Pertemuan : 3 (ketiga)

A. Kompetensi Inti (KI)


1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena
dan kejadian tampak mata.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

3.5 Menyajikan fungsi dalam berbagai 3.5.1 Menyebutkan relasi dua himpunan
3.5.2 Membedakan fungsi dan bukan fungsi
bentuk relasi, pasangan berurut, rumus 3.5.3 Menyebutkan ciri-ciri fungsi
fungsi, tabel, grafik dan diagram 3.5.4 Menyajikan fungsi ke bentuk diagram
panah, diagram cartesius, dan
himpunan pasangan berurutan
3.5.5 Menentukan nilai fungsi
3.5.6 Menggambar grafik fungsi.

C. Materi Ajar
 Menetukan nilai fungsi
 Menggambarkan grafik fungsi
D. Metode/model
Model : Pembelajaran Langsung
Metode : Diskusi Kelompok
122

E. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Alokasi


Waktu
1. Pendahuluan 15 menit
a. Guru menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk
mengikuti proses pembelajaran.
b. Guru menyampaikan indikator pencapaian kompetensi dan guru
menginformasikan cara belajar yang akan ditempuh
(pengamatan dalam kelompok, demonstrasi, pembahasan secara
klasikal)
c. Melalui tanya jawab, peserta didik diingatkan kembali materi
prasyarat tentang himpunan.
d. Guru memotivasi siswa dengan bertanya : dapatkah kalian
menemukan adanya relasi di sekitar kamu?

Mengamati 95 menit
Guru menampilkan gambar, kemudian siswa mengamati.
123

Kegiatan Pembelajaran Alokasi


Waktu

Menanya
Guru memotivasi siswa untuk membuat pertanyaan dari yang
mereka amati, contoh : apakah perbedaan rumus fungsi dari grafik di
atas?

Mengeksplorasi
1) Secara berkelompok siswa mendiskusikan, membahas dan
menentukan grafik suatu fungsi pada lembar kerja (LK).
2) Mendiskusikan masalah dan strategi menyelesaikan masalah nyata
yang melibatkan konsep grafik fungsi.

Mengasosiasi
1) Mengidentifikasi, menganalisis dan menemukan atau merumuskan
melalui pengamatan untuk menggambarkan grafik fungsi.
2) Membuat keterkaitan antara penyelesaian suatu permasalahan yang
melibatkan grafik fungsi.
3) Membuat kesimpulan cara yang termudah dan keakuratan dalam
menyelesaikan suatu permasalahan yang melibatkan grafik fungsi.

Mengomunikasi
1) Secara klasikal, perwakilan beberapa kelompok (minimal dua
kelompok) menyajikan secara tertulis atau lisan hasil kerja
kelompoknya sesuai dengan pemahaman dan bahasa masing -
masing.
2) Siswa lain memberikan tanggapan hasil presentasi meliputi tanya
jawab untuk mengkonfirmasi, memberikan tambahan informasi,
melengkapi informasi ataupun tanggapan lainnya.
124

Kegiatan Pembelajaran Alokasi


Waktu
3) Guru memberikan umpan balik atau konfirmasi.
1. Peserta didik bersama-sama dengan guru membuat kesimpulan 10 menit
mengenai grafik fungsi.
2. Setiap kelompok diberikan perolehan penghargaan berkaitan dengan
aktivitas kelompok.
3. Siswa diberi tugas rumah mengerjakan latihan soal 4 pada lks.

F. Penilaian, Pembelajaran remedial dan Pengayaan

1. Pengetahuan
a. Teknik Penilaian : Tes tertulis
b. Bentuk Instrumen : Uraian
c. Kisi-kisi:
No. Indikator
1.  Menetukan nilai fungsi

2.  Menggambarkan grafik fungsi

2. Keterampilan
a. Teknik Penilaian : Observasi
b. Bentuk Instrumen: Lembar Observasi
c. Kisi-kisi:
No Indikator
1.  Menetukan nilai fungsi

2.  Menggambarkan grafik fungsi

G. Media/alat, bahan dan Sumber Belajar


 Sumber Pembelajaran:
Buku Siswa Matematika kelas VII Kurikulum 2013 edisi revisi 2016 (Abdur
Rahman As’ari, dkk; Pusat Kurikulum dan Pembukuan, Kemendibud).
 Alat Pembelajaran
Spidol
Papan tulis
125

Pekanbaru , Agustus 2017

Guru Pembelajaran Peneliti

ESSY TALIA, S.Pd. WINDA SARI


NIM.11315201820

Mengetahui,
Kepala SMP Kemala Bhayangkari 1 Pekanbaru

Drs. Mashuri
NIP.19590101 198603 1 014
126

LAMPIRAN B.1

Lembar Observasi Aktivitas Guru yang Menggunakan Model Pembelajaran


MEA dalam Pembelajaran Matematika

Nama Sekolah : SMP Kemala Bhayangkari 1 Pekanbaru

Tahun Pelajaran : 2017/2018

Kelas/Semester : VIII/1

Pokok Bahasan : Relasi dan Fungsi

Pertemuan Ke :1

Berilah tanda (√) pada kolom yang tersedia!

Skor
No. Jenis Aktivitas Guru
1 2 3 4
Guru mengabsen, mengecek tempat duduk, kerapian,
1.
kelengkapan dan kesiapan siswa dalam memulai pelajaran
Guru menginformasikan kepada siswa tujuan materi yang
2. akan dipelajari dan kegunaan materi tersebut serta
indikator yang harus dikuasai siswa
Guru melakukan apersepsi, mengaitkan dan mengingatkan
3. pelajaran yang telah lalu dengan yang akan dipelajari
sekarang
4. Guru menjelaskan secara umum materi yang terkait
Guru melibatkan siswa dalam mencari informasi
5.
mengenai materi yang terkait
Guru mengarahkan siswa untuk membentuk kelompok
6. yang heterogen, dan memberi contoh soal untuk
dikerjakan secara berkelompok
Guru menuntun siswa memecahkan masalah menjadi sub-
7.
sub masalah yang lebih sederhana
Guru membimbing siswa secara berkelompok menyusun
8.
sub-sub masalah menjadi konektivitas
Guru mengarahkan siswa secara berkelompok memilih
9.
strategi solusi atau jawaban akhir dari permasalahan
Guru memilih siswa perwakilan dari kelompok untuk
10.
menyajikan hasil diskusi
11. Guru memberikan konfirmasi hasil diskusi siswa
Guru memberi kesempatan siswa bertanya jika ada hal-hal
12.
yang belum jelas
Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan
13.
mengenai materi yang terkait
127

Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan


memberikan pesan untuk tetap belajar dengan rajin dan
14.
memberitahukan materi yang akan dipelajari dalam
pertemuan selanjutnya

Keterangan:

Skor 1 = Tidak terlaksana

Skor 2 = Kurang terlaksana

Skor 3 = Terlaksana

Skor 4 = Terlaksana dengan baik

Kartini, 2017

Obeserver

Essy Talia, S.Pd


128

LAMPIRAN B.2

Lembar Observasi Aktivitas Guru yang Menggunakan Model Pembelajaran


MEA dalam Pembelajaran Matematika

Nama Sekolah : SMP Kemala Bhayangkari 1 Pekanbaru

Tahun Pelajaran : 2017/2018

Kelas/Semester : VIII/1

Pokok Bahasan : Relasi dan fungsi

Pertemuan Ke :2

Berilah tanda (√) pada kolom yang tersedia!

Skor
No. Jenis Aktivitas Guru
1 2 3 4
Guru mengabsen, mengecek tempat duduk, kerapian,
1.
kelengkapan dan kesiapan siswa dalam memulai pelajaran
Guru menginformasikan kepada siswa tujuan materi yang
2. akan dipelajari dan kegunaan materi tersebut serta
indikator yang harus dikuasai siswa
Guru melakukan apersepsi, mengaitkan dan mengingatkan
3. pelajaran yang telah lalu dengan yang akan dipelajari
sekarang
4. Guru menjelaskan secara umum materi yang terkait
Guru melibatkan siswa dalam mencari informasi
5.
mengenai materi yang terkait
Guru mengarahkan siswa untuk membentuk kelompok
6. yang heterogen, dan memberi contoh soal untuk
dikerjakan secara berkelompok
Guru menuntun siswa memecahkan masalah menjadi sub-
7.
sub masalah yang lebih sederhana
Guru membimbing siswa secara berkelompok menyusun
8.
sub-sub masalah menjadi konektivitas
Guru mengarahkan siswa secara berkelompok memilih
9.
strategi solusi atau jawaban akhir dari permasalahan
Guru memilih siswa perwakilan dari kelompok untuk
10.
menyajikan hasil diskusi
11. Guru memberikan konfirmasi hasil diskusi siswa
Guru memberi kesempatan siswa bertanya jika ada hal-hal
12.
yang belum jelas
Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan
13.
mengenai materi yang terkait
129

Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan


memberikan pesan untuk tetap belajar dengan rajin dan
14.
memberitahukan materi yang akan dipelajari dalam
pertemuan selanjutnya

Keterangan:

Skor 1 = Tidak terlaksana

Skor 2 = Kurang terlaksana

Skor 3 = Terlaksana

Skor 4 = Terlaksana dengan baik

Kartini, 2017

Obeserver

Essy Talia, S.Pd


130

LAMPIRAN B.3

Lembar Observasi Aktivitas Guru yang Menggunakan Model Pembelajaran


MEA dalam Pembelajaran Matematika

Nama Sekolah : SMP Kemala Bhayangkari 1 Pekanbaru

Tahun Pelajaran : 2017/2018

Kelas/Semester : VIII/1

Pokok Bahasan : Relasi dan fungsi

Pertemuan Ke :3

Berilah tanda (√) pada kolom yang tersedia!

Skor
No. Jenis Aktivitas Guru
1 2 3 4
Guru mengabsen, mengecek tempat duduk, kerapian,
1.
kelengkapan dan kesiapan siswa dalam memulai pelajaran
Guru menginformasikan kepada siswa tujuan materi yang
2. akan dipelajari dan kegunaan materi tersebut serta
indikator yang harus dikuasai siswa
Guru melakukan apersepsi, mengaitkan dan mengingatkan
3. pelajaran yang telah lalu dengan yang akan dipelajari
sekarang
4. Guru menjelaskan secara umum materi yang terkait
Guru melibatkan siswa dalam mencari informasi
5.
mengenai materi yang terkait
Guru mengarahkan siswa untuk membentuk kelompok
6. yang heterogen, dan memberi contoh soal untuk
dikerjakan secara berkelompok
Guru menuntun siswa memecahkan masalah menjadi sub-
7.
sub masalah yang lebih sederhana
Guru membimbing siswa secara berkelompok menyusun
8.
sub-sub masalah menjadi konektivitas
Guru mengarahkan siswa secara berkelompok memilih
9.
strategi solusi atau jawaban akhir dari permasalahan
Guru memilih siswa perwakilan dari kelompok untuk
10.
menyajikan hasil diskusi
11. Guru memberikan konfirmasi hasil diskusi siswa
Guru memberi kesempatan siswa bertanya jika ada hal-hal
12.
yang belum jelas
Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan
13.
mengenai materi yang terkait
131

Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan


memberikan pesan untuk tetap belajar dengan rajin dan
14.
memberitahukan materi yang akan dipelajari dalam
pertemuan selanjutnya

Keterangan:

Skor 1 = Tidak terlaksana

Skor 2 = Kurang terlaksana

Skor 3 = Terlaksana

Skor 4 = Terlaksana dengan baik

Kartini, 2017

Obeserver

Essy Talia, S.Pd


132

LAMPIRAN B.4

Lembar Observasi Aktivitas Siswa yang Menggunakan Model Pembelajaran


MEA dalam Pembelajaran Matematika

Nama Sekolah : SMP Kemala Bhayangkari 1 Pekanbaru

Tahun Pelajaran : 2017/2018

Kelas/Semester : VIII/1

Pokok Bahasan : Relasi dan Fungsi

Pertemuan Ke :1

Berilah tanda (√) pada kolom yang tersedia!

Skor
No. Jenis Aktivitas Siswa
1 2 3 4
Siswa menyiapkan kelengkapan dan kesiapan untuk
1.
memulai pelajaran
2. Siswa memperhatikan penjelasan guru
Siswa memperhatikan materi pelajaran yang disampaikan
3.
guru
Siswa ikut terlibat mencari informasi mengenai materi
4.
yang terkait
5. Siswa memperhatikan guru ketika pembagian kelompok
Siswa menerima dan mengerjakan soal yang diberikan
6.
guru secara berkelompok
Siswa memecahkan masalah menjadi sub-sub masalah
7.
yang lebih sederhana
Siswa secara berkelompok menyusun sub-sub masalah
8.
menjadi konektivitas
Siswa secara berkelompok memilih strategi solusi atau
9.
jawaban akhir dari permasalahan
Siswa perwakilan dari kelompok untuk menyajikan hasil
10.
diskusi
Siswa memperhatikan guru memberikan konfirmasi hasil
11.
diskusi siswa
12. Siswa bertanya jika ada hal-hal yang belum jelas
Siswa dan guru bersama-sama membuat kesimpulan
13.
mengenai materi terkait
Siswa memperhatikan guru ketika guru memberi pesan
14. dan memberitahu materi yang akan dipelajari pertemuan
selanjutnya
133

Keterangan:

Skor Ciri-ciri Kriteria


1 Tidak Terlaksana
2 Kurang Terlaksana
3 Terlaksana
4 Terlaksana dengan Baik
= Banyak siswa yang menjalani aktifitas

Kartini, 2017

Obeserver
134

LAMPIRAN B.5

Lembar Observasi Aktivitas Siswa yang Menggunakan Model Pembelajaran


MEA dalam Pembelajaran Matematika

Nama Sekolah : SMP Kemala Bhayangkari 1 Pekanbaru

Tahun Pelajaran : 2017/2018

Kelas/Semester : VIII/1

Pokok Bahasan : Relasi dan Fungsi

Pertemuan Ke :2

Berilah tanda (√) pada kolom yang tersedia!

Skor
No. Jenis Aktivitas Siswa
1 2 3 4
Siswa menyiapkan kelengkapan dan kesiapan untuk
1.
memulai pelajaran
2. Siswa memperhatikan penjelasan guru
Siswa memperhatikan materi pelajaran yang disampaikan
3.
guru
Siswa ikut terlibat mencari informasi mengenai materi
4.
yang terkait
5. Siswa memperhatikan guru ketika pembagian kelompok
Siswa menerima dan mengerjakan soal yang diberikan
6.
guru secara berkelompok
Siswa memecahkan masalah menjadi sub-sub masalah
7.
yang lebih sederhana
Siswa secara berkelompok menyusun sub-sub masalah
8.
menjadi konektivitas
Siswa secara berkelompok memilih strategi solusi atau
9.
jawaban akhir dari permasalahan
Siswa perwakilan dari kelompok untuk menyajikan hasil
10.
diskusi
Siswa memperhatikan guru memberikan konfirmasi hasil
11.
diskusi siswa
12. Siswa bertanya jika ada hal-hal yang belum jelas
Siswa dan guru bersama-sama membuat kesimpulan
13.
mengenai materi terkait
Siswa memperhatikan guru ketika guru memberi pesan
14. dan memberitahu materi yang akan dipelajari pertemuan
selanjutnya

Keterangan:
135

Skor Ciri-ciri Kriteria


1 Tidak Terlaksana
2 Kurang Terlaksana
3 Terlaksana
4 Terlaksana dengan Baik
= Banyak siswa yang menjalani aktifitas

Kartini, 2017

Obeserver
136

LAMPIRAN B.6

Lembar Observasi Aktivitas Siswa yang Menggunakan Model Pembelajaran


MEA dalam Pembelajaran Matematika

Nama Sekolah : SMP Kemala Bhayangkari 1 Pekanbaru

Tahun Pelajaran : 2017/2018

Kelas/Semester : VIII/1

Pokok Bahasan : Relasi dan Fungsi

Pertemuan Ke :3

Berilah tanda (√) pada kolom yang tersedia!

Skor
No. Jenis Aktivitas Siswa
1 2 3 4
Siswa menyiapkan kelengkapan dan kesiapan untuk
1.
memulai pelajaran
2. Siswa memperhatikan penjelasan guru
Siswa memperhatikan materi pelajaran yang disampaikan
3.
guru
Siswa ikut terlibat mencari informasi mengenai materi
4.
yang terkait
5. Siswa memperhatikan guru ketika pembagian kelompok
Siswa menerima dan mengerjakan soal yang diberikan
6.
guru secara berkelompok
Siswa memecahkan masalah menjadi sub-sub masalah
7.
yang lebih sederhana
Siswa secara berkelompok menyusun sub-sub masalah
8.
menjadi konektivitas
Siswa secara berkelompok memilih strategi solusi atau
9.
jawaban akhir dari permasalahan
Siswa perwakilan dari kelompok untuk menyajikan hasil
10.
diskusi
Siswa memperhatikan guru memberikan konfirmasi hasil
11.
diskusi siswa
12. Siswa bertanya jika ada hal-hal yang belum jelas
Siswa dan guru bersama-sama membuat kesimpulan
13.
mengenai materi terkait
Siswa memperhatikan guru ketika guru memberi pesan
14. dan memberitahu materi yang akan dipelajari pertemuan
selanjutnya

Keterangan:
137

Skor Ciri-ciri Kriteria


1 Tidak Terlaksana
2 Kurang Terlaksana
3 Terlaksana
4 Terlaksana dengan Baik
= Banyak siswa yang menjalani aktifitas

Kartini, 2017

Obeserver
Lampiran C.1
KISI-KISI SOAL UJI COBA KEMAMPUAN AWAL

Sekolah : SMP Kemala Bhayangkari 1 Pekanbaru


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VII / I (Ganjil)

Indikator Kemampuan Komunikasi Jumlah


No.
Materi Indikator Materi Matematis Soal
Soal
1 2 3
Bilangan 1. Menentukan hasil operasi dari bilangan bulat 1 1
2. Menentukan hasil operasi bilangan pecahan 2 1
3. Menentukan hasil dari pengoperasian dalam bentuk
3 1
aljabar
Himpunan 4. Disajikan dalam soal cerita. Siswa mampu
menyelesaikan masalah dengan menggunakan 4 1
diagram venn dan konsep himpunan.
5. Disajikan dalam soal cerita. Siswa mampu
menyelesaikan masalah dengan menggunakan 5 1
diagram venn dan konsep himpunan
Jumlah 5

Keterangan Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis:

1. Kemampuan Menulis
2. Kemampuan Menggambar
3. Kemampuan Ekspresi Matematika

138
Lampiran C.2 139

SOAL UJI COBA KEMAMPUAN AWAL MATEMATIS SISWA

Satuan Pendidikan : SMP Kemala Bhayangkari 1 Pekanbaru

Kelas / Semester : X/Ganjil

Jumlah Soal : 5 Soal

Alokasi Waktu : 2 JP ( 2 x 45 menit )

Selesaikan soal – soal berikut dengan benar

1. Tentukan hasil dari 100 : 5 x 10 + 2 - 50 =.....


2. Dengan menggunakan tanda
“=” sama dengan
“>” lebih dari atau
“<” kecil dari
Bandingkan pecahan – pecahan berikut:
a. .....
b. ......
c. ........
3. Arie mendapatkan nilai bagus disekolahnya, karena itu ia membawa sebuah kue dan
ingin berbagi kue yang ia miliki kepada Hasmi dan Madi. Hasmi diberikan bagian,
sedangkan Madi mendapatkan bagian. Berapakah bagian yang masih dimiliki oleh
Arie setelah diberikan kepada kedua temannya tersebut?
4. Ibu membeli 40 kg gula pasir. Gula tersebut akan dijual eceran dengan bungkus
plastik masing-masing beratnya ¼ kg. Banyak kantong plastik berisi gula yang
dihasilkan adalah… kantong
5. Himpunan S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9}, himpunan A = {1,2,3,4} dan himpunan B =
{1, 3, 5, 7,9} gambarlah diagram venn dari himpunan tersebut?
6. Kelas VIII.3 terdiri dari 30 siswa, terdapat 25 siswa yang gemar membaca, 20 siswa
gemar menyanyi, dan ada 4 siswa yang tidak gemar membaca dan menyanyi.
Tentukan siswa yang gemar keduanya dan buatlah diagram venn!
Lampiran C.3 140

KUNCI JAWABAN

SOAL UJI COBA KEMAMPUAN AWAL SISWA

1. Tentukan hasil dari 100 : 5 x 10 + 2 - 50 =.....


Jawaban : = 50 x 10 + 2 – 50
= 500 + 2 – 50
=502 – 50
= 452
2. Dengan menggunakan tanda
“=” sama dengan
“>” lebih dari atau
“<” kecil dari
Bandingkan pecahan – pecahan berikut:
a. .....

b. ......

c. ........

Jawaban :

a. >
b. >
c. >
3. Arie mendapatkan nilai bagus disekolahnya, karena itu ia membawa
sebuah kue dan ingin berbagi kue yang ia miliki kepada Hasmi dan Madi.
Hasmi diberikan bagian, sedangkan Madi mendapatkan bagian.

Berapakah bagian yang masih dimiliki oleh Arie setelah diberikan kepada
kedua temannya tersebut?
jawaban
Dik : Arie membawa sebuah kue
Diberikan ke hasmi dan Madi

Dit : berapa sisa punya Arie?


141

Dijawab : = ( )

= ( )

= ( )

4. Himpunan S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10}, himpunan A = {2, 4, 6, 8} dan


himpunan B = {1, 3, 5, 9} gambarlah diagram venn dari himpunan
tersebut?
Jawaban : S
A B

2 4 1
7
6 3 5

8 9

10

5. Kelas VIII.3 terdiri dari 30 siswa, terdapat 25 siswa yang gemar membaca,
20 siswa gemar menyanyi, dan ada 4 siswa yang tidak gemar membaca
dan menyanyi. Tentukan siswa yang gemar keduanya dan buatlah diagram
venn!
Jawaban :
142

Dik : Diagam Venn

Ditanya: siswa yang gemar membaca dan menyanyi


Penyelesaian:
x = siswa yang tidak gemar membaca dan menyanyi
S = semesta
B = siswa yang gemar membaca
N = siswa yang gemar menyanyi
BN = siswa yang gemar membaca dan menyanyi
BN = S – ((25 – BN) + (20 – BN) + 4)
BN = 30 – (49 – 2BN)
BN = 30 – 49 + 2BN
BN – 2BN = 30 – 49
– BN = – 19
BN = 19
Jadi, Siswa yang gemar membaca dan menyanyi sebanyak 19 siswa.
Lampiran C.4 143

ANALISIS VALIDITAS BUTIR SOAL

Butir soal nomor 1

SISWA X Y XY
S.1 10 41 100 1681 410
S.2 10 42 100 1764 420
S.3 8 30 64 900 240
S.4 8 34 64 1156 272
S.5 8 28 64 784 224
S.6 10 24 100 576 240
S.7 8 32 64 1024 256
S.8 8 28 64 784 224
S.9 10 40 100 1600 400
S.10 10 38 100 1444 380
S.11 8 28 64 784 224
S.12 8 23 64 529 184
S.13 8 26 64 676 208
S.14 10 40 100 1600 400
S.15 8 32 64 1024 256
S.16 8 36 64 1296 288
S.17 6 22 36 484 132
S.18 10 24 100 576 240
S.19 6 26 36 676 156
S.20 10 30 100 900 300
2 2
JUMLAH ∑X = 172 ∑Y = 624 ∑ X = 1512 ∑ Y = 20258 ∑XY = 5454

∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }

√{ }{ }


144

Butir soal nomor 2

SISWA X Y XY
S.1 8 41 64 1681 328
S.2 10 42 100 1764 420
S.3 8 30 64 900 240
S.4 10 34 100 1156 340
S.5 6 28 36 784 168
S.6 6 24 36 576 144
S.7 8 32 64 1024 256
S.8 8 28 64 784 224
S.9 6 40 36 1600 240
S.10 10 38 100 1444 380
S.11 8 28 64 784 224
S.12 8 23 64 529 184
S.13 6 26 36 676 156
S.14 10 40 100 1600 400
S.15 8 32 64 1024 256
S.16 6 36 36 1296 216
S.17 8 22 64 484 176
S.18 6 24 36 576 144
S.19 8 26 64 676 208
S.20 10 30 100 900 300
JUMLAH ∑X = 158 ∑Y = 624 ∑ X2 = 1292 ∑ Y2 = 20258 ∑XY = 5004

∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }

√{ }{ }


145

Butir soal nomor 3

SISWA X Y XY
S.1 9 41 81 1681 369
S.2 8 42 64 1764 336
S.3 6 30 36 900 180
S.4 8 34 64 1156 272
S.5 8 28 64 784 224
S.6 4 24 16 576 96
S.7 6 32 36 1024 192
S.8 4 28 16 784 112
S.9 8 40 64 1600 320
S.10 6 38 36 1444 228
S.11 6 28 36 784 168
S.12 7 23 49 529 161
S.13 4 26 16 676 104
S.14 6 40 36 1600 240
S.15 6 32 36 1024 192
S.16 6 36 36 1296 216
S.17 4 22 16 484 88
S.18 4 24 16 576 96
S.19 8 26 64 676 208
S.20 6 30 36 900 180
2 2
JUMLAH ∑X = 124 ∑Y = 624 ∑ X = 818 ∑ Y = 20258 ∑XY = 3982

∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }

√{ }{ }


146

Butir soal nomor 4

SISWA X Y XY
S.1 6 41 36 1681 246
S.2 8 42 64 1764 336
S.3 4 30 16 900 120
S.4 8 34 64 1156 272
S.5 6 28 36 784 168
S.6 0 24 0 576 0
S.7 4 32 16 1024 128
S.8 4 28 16 784 112
S.9 8 40 64 1600 320
S.10 6 38 36 1444 228
S.11 2 28 4 784 56
S.12 0 23 0 529 0
S.13 4 26 16 676 104
S.14 6 40 36 1600 240
S.15 4 32 16 1024 128
S.16 8 36 64 1296 288
S.17 4 22 16 484 88
S.18 4 24 16 576 96
S.19 0 26 0 676 0
S.20 4 30 16 900 120
2 2
JUMLAH ∑X = 90 ∑Y = 624 ∑ X = 532 ∑ Y = 20258 ∑XY = 3050

∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }

√{ }{ }


147

Butir soal nomor 5

SISWA X Y XY
S.1 8 41 64 1681 328
S.2 6 42 36 1764 252
S.3 4 30 16 900 120
S.4 0 34 0 1156 0
S.5 0 28 0 784 0
S.6 4 24 16 576 96
S.7 6 32 36 1024 192
S.8 4 28 16 784 112
S.9 8 40 64 1600 320
S.10 6 38 36 1444 228
S.11 4 28 16 784 112
S.12 0 23 0 529 0
S.13 4 26 16 676 104
S.14 8 40 64 1600 320
S.15 6 32 36 1024 192
S.16 8 36 64 1296 288
S.17 0 22 0 484 0
S.18 0 24 0 576 0
S.19 4 26 16 676 104
S.20 0 30 0 900 0
2 2
JUMLAH ∑X = 80 ∑Y = 624 ∑ X = 496 ∑ Y = 20258 ∑XY = 2768

∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }

√{ }{ }


148

Adapun langkah-langkah dalam menghitung validitas butir soal adalah sebagai

berikut:

1. Menghitung harga korelasi setiap butir soal dengan rumus Pearson Product

Moment yaitu:

∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }

2. Menghitung harga dengan rumus sebagai berikut:


a. Butir soal nomor 1;


√ √

b. Butir soal nomor 2;


√ √

c. Butir soal nomor 3;


√ √

d. Butir soal nomor 4;


√ √

e. Butir soal nomor 5;


√ √

3. Mencari apabila diketahui signifikansi untuk dan

dengan uji satu pihak, maka diperoleh


149

4. Membuat keputusan dengan membandingkan dengan . Adapun

kaidah keputusan yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Jika , berarti valid

b. Jika , berarti tidak valid

Koefisien
No Butir Soal Harga thitung Harga ttabel Keputusan
Korelasi rhitung
1 0,5445 Valid
2 0,4002 1,8526 Valid
3 0,5745 2,9777 Valid
4 0,7644 5,03 Valid
5 0,7298 4,5293 Valid
Lampiran C.5 150

PRELIABILITAS SOAL UJI COBA KEMAMPUAN AWAL


NO ITEM
Jumlah Jumlah
NO SISWA Skor Skor
1 2 3 4 5 (Xt) Kuadrat
(Xt2)
1 S.1 10 8 9 6 8 41 1681
2 S.2 10 10 8 8 6 42 1764
3 S.3 8 8 6 4 4 30 900
4 S.4 8 10 8 8 0 34 1156
5 S.5 8 6 8 6 0 28 784
6 S.6 10 6 4 0 4 24 576
7 S.7 8 8 6 4 6 32 1024
8 S.8 8 8 4 4 4 28 784
9 S.9 10 6 8 8 8 40 1600
10 S.10 10 10 6 6 6 38 1444
11 S.11 8 8 6 2 4 28 784
12 S.12 8 8 7 0 0 23 529
13 S.13 8 6 4 4 4 26 676
14 S.14 10 10 6 6 8 40 1600
15 S.15 8 8 6 4 6 32 1024
16 S.16 8 6 6 8 8 36 1296
17 S.17 6 8 4 4 0 22 484
18 S.18 10 6 4 4 0 24 576
19 S.19 6 8 8 0 4 26 676
20 S.20 10 10 6 4 0 30 900
∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑ ∑ ∑
151

1. Mencari (menghitung) varians skor dari soal dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

(∑ )

Adapun varians dari skor item 1, 2, 3, 4, dan 5 yang diperoleh adalah sebagai

berikut:

(∑ )

(∑ )

(∑ )

(∑ )

(∑ )

2. Mencari jumlah varians skor item secara keseluruhan dengan menggunakan

rumus berikut:

1,64 + 2,19+ 2,46 + 6,35 + 8,8


152

3. Menghitung varians total( ) dengan menggunakan rumus berikut:

( )

4. Mencari koefisien reliabilitas tes dengan menggunakan rumus alpha:


( )( )

( )( )

( )( )

Dengan menggunakan dan signifikansi 5% diperoleh

a. Jika berarti instrumen penelitian yang digunakan tidak

reliabel

b. Jika berarti instrumen penelitian yanng digunakan sudah

reliabel

Dengan koefisien reliabilitas ( )sebesar , dapat dinyatakan bahwa

instrumen penelitian bentuk tes uraian dengan menyajikan lima butir soal dan

diikuti oleh 20 testee tersebut sudah memiliki reliabilitas tes, sehingga dapat

dinyatakan pula bahwa instrumen penelitian yang digunakan sudah memiliki

kualitas yang baik.


Lampiran C.6 153

DAYA PEMBEDA DAN TINGKAT KESUKARAN SOAL UJI COBA


KEMAMPUAN AWAL
NO SOAL/SKOR MAKS
JUMLAH
NO SISWA 1 2 3 4 5 Nilai
SKOR MAKS
4 4 4 4 4 50
1 S.2 10 10 8 8 6 42 84
2 S.1 10 8 9 6 8 41 82
3 S.9 10 6 8 8 8 40 80
4 S.14 10 10 6 6 8 40 80
5 S.10 10 10 6 6 6 38 76
6 S.16 8 6 6 8 8 36 72
7 S.4 8 10 8 8 0 34 68
8 S.7 8 8 6 4 6 32 64
9 S.15 8 8 6 4 6 32 64
10 S.3 8 8 6 4 4 30 60
Jumlah SA 90 84 69 62 60 365 730
11 S.20 10 10 6 4 0 30 60
12 S.5 8 6 8 6 0 28 56
13 S.8 8 8 4 4 4 28 56
14 S.11 8 8 6 2 4 28 56
15 S.13 8 6 4 4 4 26 52
16 S.19 6 8 8 0 4 26 52
17 S.12 8 8 7 0 0 23 46
18 S.6 10 6 4 0 4 24 48
19 S.18 10 6 4 4 0 24 48
20 S.17 6 8 4 4 0 22 44
Jumlah SB 82 74 55 28 20 259 518
154

𝑆𝐴 𝑆𝐵 (𝑆𝐴 𝑆𝐵) 𝑇(𝑆𝑚𝑖𝑛 )


𝐷𝑃 𝑇𝐾
𝑇(𝑆𝑚𝑎𝑥 𝑆𝑚𝑖𝑛 ) 𝑇(𝑆𝑚𝑎𝑥 𝑆𝑚𝑖𝑛 )

( ) ( )
( ) ( )

( ) ( )
( ) ( )

( ) ( )
( ) ( )

( ) ( )
( ) ( )

( ) ( )
( ) ( )

NO Daya NO Tingkat
Kriteria Kriteria
Soal Pembeda Soal Kesukaran
Cukup
1 0,2 1 0,65 Sedang
(satisfactory)

Cukup
2 0,25 2 0,475 Sedang
(satisfactory)
Cukup
3 0,28 3 0,44 Sedang
(satisfactory)

4 0,425 Baik (Good) 4 0,5625 Sedang

5 0,5 Baik (Good) 5 0,5 Sedang


Lampiran D.1
KISI-KISI SOAL UJI COBA POSTTEST

Sekolah : SMP Kemala Bhayangkari 1 Pekanbaru


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : X/ (Ganjil)

Indikator Kemampuan Komunikasi Jumlah


No.
Materi Indikator Materi Matematis Soal
Soal
1 2 3
Relasi dan 1. Diketahui nilai himpunan, siswa mampu mencari
1 1
Fungsi relasi yang sesuai.
2. Siswa mampu mmenentukan relasi dan menjelaskan 2 1
3. Siswa mampu membedakan fungsi dan bukan fungsi 3 1
4. Siswa mampu menentukaikan nilai fungsi dan
4 1
menggambarkannya
5. Siswa mampu menyelesaikan grafik fungsi 5 1
6. Mengambarkan grafik fungsi 6 1
7. Menentukan nilai fungsi 7 1
Jumlah 7

Keterangan Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis:

1. Kemampuan Menulis
2. Kemampuan Menggambar
3. Kemampuan Ekspresi Matematika

155
Lampiran D.2 156

SOAL UJI COBA POSTTES

Satuan Pendidikan : SMP Kemala Bhayangkari 1 Pekanbaru

Kelas / Semester : X/Ganjil

Jumlah Soal : 7 Soal

Alokasi Waktu : 2 JP ( 2 x 40 menit )

1. Jika diketahui himpunan * + dan * + , tentukanlah


relasi yang sesuai dengan kedua himpunan tersebut!
2. Diketahui himpunan * +dan * +. Relasi antara himpunan A
dan himpunan B adalah “satu lebihnya dari”. Apakah relasi dari A ke B merupakan
fungsi? Jelaskan!
3. Buatlah contoh fungsi dan bukan fungsi serta jelaskan mengapa fungsi dan mengapa
bukan fungsi!
4. Untuk ( ) , tentukan nilai fungsi jika domainnya adalah * +
dan gambarkan semuanya (domain, rumus fungsi dan nilai fungsi) dalam diagram
panah!

5. Gambarlah grafik fungsi ( ) . Dengan daerah asal


* +
6. Gambarlah grafik fungsi ( ) dengan daerah asal { }
7. Fungsi ditentukan dengan rumus ( ) . Tentukan nilai jika:

a. ( )

b. ( )

~~~ Selamat mengerjakan ~~~


Lampiran D.3 157

JAWABAN SOAL UJI COBA POSTTES

Satuan Pendidikan : SMP Kemala Bhayangkari 1 Pekanbaru

Kelas / Semester : VIII/Ganjil

Jumlah Soal : 7 Soal

Alokasi Waktu : 2 JP ( 2 x 45 menit )

1. Jika diketahui himpunan * + dan * + , tentukanlah


relasi yang sesuai dengan kedua himpunan tersebut!
JAWABAN
Diketahui : P = { 1,2,3,4,6}
Q = { 2,4,6,8,10,12}
Ditanya : Relasi yang sesuai dengan kedua himpunan ?
Dijawab : Relasi yang tepat antara himpunan P dan Q adalah relasi “faktor dari”

2. Diketahui himpunan * +dan * +. Relasi antara himpunan A


dan himpunan B adalah “satu lebihnya dari”. Apakah relasi dari A ke B merupakan
fungsi? Jelaskan!
JAWABAN
Diketahui : A = { 1,2,3,4,5}
B = {2,3,5,7}

Ditanya : Apakah Relasi dari A ke B merupakan fungsi?

Dijawab : Relasi “satu lebihnya dari” antara himpunan A dan himpunan B


adalah bukan fungsi karena ada anggota himpunan A yang tidak
mempunyai pasangan di himpunan B.

3. Buatlah contoh fungsi dan bukan fungsi serta jelaskan mengapa fungsi dan mengapa
bukan fungsi!
Contoh fungsi:
Himpunan danau di Provinsi Riau dan himpunan nama-nama kota di Provinsi Riau
dengan relasi “terletak di”
Karena setiap danau mempunyai 1 lokasi.
158

Contoh bukan fungsi:


Himpunan merk handphone dan himpunan nama-nama siswa kelas VIII SMP dengan
relasi “kepunyaan dari”

Karena setiap merk mempunyai pemilik lebih dari satu siswa.

4. Untuk ( ) , tentukan nilai fungsi jika domainnya adalah * +


dan gambarkan semuanya (domain, rumus fungsi dan nilai fungsi) dalam diagram
panah!
JAWABAN
Diketahui: ( )

Domain * +

( ) ( )

( ) ( )

( ) ( )

( ) ( )

-4 -1

𝟑 𝟎

𝟐 𝟏

𝟏 𝟐

5. Gambarlah grafik fungsi ( ) . Dengan daerah asal


* +
Diketahui: ( )
Domain * +

-3 -2 -1 0 1 2 3 4 5
9 7 5 3 1 -1 -3 -5 -7
( ) -3,9 -2,7 -1,5 0,3 1,1 2,-1 3,-3 4,-5 5,-7
159

6. Gambarlah grafik fungsi ( ) dengan daerah asal { }


Diketahui: ( )
Domain * +

-3 -2 -1 0 1 2 3
12 6 2 0 0 2 6
( ) -3,12 -2,6 -1,2 0,0 1,0 2,2 3,6
160

7. Fungsi ditentukan dengan rumus ( ) . Tentukan nilai jika:

a. ( )

b. ( )

Diketahui: ( )

a. ( )
( )
( )
( )
( )

b. ( )
( )
( )
( )
( )

~~~ Selamat mengerjakan ~~~


Lampiran D.4 161

ANALISIS VALIDITAS BUTIR SOAL

Butir soal nomor 1

SISWA X Y X2 Y2 XY
S.1 6 44 64 1936 352
S.2 7 50 100 2500 500
S.3 6 32 64 1024 256
S.4 6 58 64 3364 464
S.5 7 56 100 3136 560
S.6 6 40 64 1600 320
S.7 7 38 100 1444 380
S.8 6 46 64 2116 368
S.9 6 48 64 2304 384
S.10 7 44 100 1936 440
S.11 6 38 64 1444 304
S.12 7 54 100 2916 540
S.13 7 48 100 2304 480
S.14 6 28 64 784 224
S.15 7 22 100 484 220
S.16 6 42 64 1764 336
S.17 5 32 64 1024 256
S.18 6 28 36 784 168
S.19 6 50 64 2500 400
S.20 6 30 64 900 240
2 2
JUMLAH ∑X = 126 ∑Y = 828 ∑ X = 1504 ∑ Y =36264 ∑XY = 7192

∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }

√{ }{ }


162

Butir soal nomor 2

SISWA X Y X2 Y2 XY
S.1 6 44 64 1936 352
S.2 4 50 16 2500 200
S.3 4 32 16 1024 128
S.4 7 58 100 3364 580
S.5 7 56 100 3136 560
S.6 6 40 36 1600 240
S.7 6 38 64 1444 304
S.8 6 46 64 2116 368
S.9 7 48 100 2304 480
S.10 7 44 100 1936 440
S.11 6 38 36 1444 228
S.12 7 54 100 2916 540
S.13 6 48 64 2304 384
S.14 6 28 36 784 168
S.15 4 22 16 484 88
S.16 6 42 64 1764 336
S.17 7 32 100 1024 320
S.18 5 28 64 784 224
S.19 7 50 100 2500 500
S.20 5 30 36 900 180
JUMLAH ∑X = 118 ∑Y = 828 ∑ X2 = 1276 ∑ Y2 =36264 ∑XY = 6620

∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }

√{ }{ }


163

Butir soal nomor 3

SISWA X Y X2 Y2 XY
S.1 6 44 64 1936 352
S.2 4 50 16 2500 200
S.3 4 32 16 1024 128
S.4 7 58 100 3364 580
S.5 7 56 100 3136 560
S.6 6 40 64 1600 320
S.7 6 38 36 1444 228
S.8 6 46 36 2116 276
S.9 7 48 100 2304 480
S.10 6 44 64 1936 352
S.11 4 38 16 1444 152
S.12 6 54 64 2916 432
S.13 6 48 36 2304 288
S.14 4 28 16 784 112
S.15 4 22 16 484 88
S.16 6 42 36 1764 252
S.17 6 32 36 1024 192
S.18 6 28 64 784 224
S.19 6 50 36 2500 300
S.20 6 30 64 900 240
JUMLAH ∑X = 114 ∑Y = 828 ∑ X2 = 980 ∑ Y2 =36264 ∑XY = 5756

∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }

√{ }{ }


164

Butir soal nomor 4

SISWA X Y X2 Y2 XY
S.1 8 44 64 1936 352
S.2 8 50 64 2500 400
S.3 4 32 16 1024 128
S.4 10 58 100 3364 580
S.5 6 56 36 3136 336
S.6 8 40 64 1600 320
S.7 6 38 36 1444 228
S.8 10 46 100 2116 460
S.9 8 48 64 2304 384
S.10 8 44 64 1936 352
S.11 6 38 36 1444 228
S.12 8 54 64 2916 432
S.13 6 48 36 2304 288
S.14 6 28 36 784 168
S.15 4 22 16 484 88
S.16 6 42 36 1764 252
S.17 4 32 16 1024 128
S.18 6 28 36 784 168
S.19 4 50 16 2500 200
S.20 8 30 64 900 240
JUMLAH ∑X = 134 ∑Y = 828 ∑ X2 = 964 ∑ Y2 =36264 ∑XY = 5732

∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }

√{ }{ }


165

Butir soal nomor 5

SISWA X Y X2 Y2 XY
S.1 4 44 16 1936 176
S.2 8 50 64 2500 400
S.3 4 32 16 1024 128
S.4 4 58 16 3364 232
S.5 4 56 16 3136 224
S.6 6 40 36 1600 240
S.7 4 38 16 1444 152
S.8 6 46 36 2116 276
S.9 4 48 16 2304 192
S.10 4 44 16 1936 176
S.11 6 38 36 1444 228
S.12 6 54 36 2916 324
S.13 6 48 36 2304 288
S.14 4 28 16 784 112
S.15 0 22 0 484 0
S.16 4 42 16 1764 168
S.17 0 32 0 1024 0
S.18 0 28 0 784 0
S.19 6 50 36 2500 300
S.20 0 30 0 900 0
JUMLAH ∑X = 80 ∑Y = 828 ∑ X2 = 424 ∑ Y2 =36264 ∑XY = 3616

∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }

√{ }{ }


166

Butir soal nomor 6

SISWA X Y X2 Y2 XY
S.1 4 44 16 1936 176
S.2 8 50 64 2500 400
S.3 4 32 16 1024 128
S.4 8 58 64 3364 464
S.5 8 56 64 3136 448
S.6 2 40 4 1600 80
S.7 2 38 4 1444 76
S.8 4 46 16 2116 184
S.9 4 48 16 2304 192
S.10 2 44 4 1936 88
S.11 4 38 16 1444 152
S.12 6 54 36 2916 324
S.13 6 48 36 2304 288
S.14 0 28 0 784 0
S.15 0 22 0 484 0
S.16 6 42 36 1764 252
S.17 2 32 4 1024 64
S.18 0 28 0 784 0
S.19 8 50 64 2500 400
S.20 0 30 0 900 0
JUMLAH ∑X = 78 ∑Y = 828 ∑ X2 = 460 ∑ Y2 =36264 ∑XY = 3716

∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }

√{ }{ }


167

Butir soal nomor 7

SISWA X Y X2 Y2 XY
S.1 4 44 16 1936 176
S.2 7 50 64 2500 400
S.3 4 32 16 1024 128
S.4 7 58 64 3364 464
S.5 7 56 64 3136 448
S.6 2 40 4 1600 80
S.7 2 38 4 1444 76
S.8 4 46 16 2116 184
S.9 4 48 16 2304 192
S.10 2 44 4 1936 88
S.11 4 38 16 1444 152
S.12 6 54 36 2916 324
S.13 6 48 36 2304 288
S.14 0 28 0 784 0
S.15 0 22 0 484 0
S.16 4 42 16 1764 168
S.17 2 32 4 1024 64
S.18 0 28 0 784 0
S.19 7 50 64 2500 400
S.20 0 30 0 900 0
JUMLAH ∑X = 71 ∑Y = 828 ∑ X2 = 440 ∑ Y2 =36264 ∑XY = 3612

∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }

√{ }{ }


168

Adapun langkah-langkah dalam menghitung validitas butir soal adalah sebagai

berikut:

1. Menghitung harga korelasi setiap butir soal dengan rumus Pearson Product

Moment yaitu:

∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }

2. Menghitung harga dengan rumus sebagai berikut:


a. Butir soal nomor 1;


√ √

b. Butir soal nomor 2;


√ √

c. Butir soal nomor 3;


√ √

d. Butir soal nomor 4;


√ √

e. Butir soal nomor 5;


√ √
169

f. Butir soal nomor 6;


√ √

g. Butir soal nomor 7;


√ √

3. Mencari apabila diketahui signifikansi untuk dan

dengan uji satu pihak, maka diperoleh

4. Membuat keputusan dengan membandingkan dengan . Adapun

kaidah keputusan yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Jika , berarti valid

b. Jika , berarti tidak valid

Koefisien
No Butir Soal Harga thitung Harga ttabel Keputusan
Korelasi rhitung
1 0,32092 1,43758 1,734406 Tidak Valid
2 0,57762 3,00207 1,734406 Valid
3 0,51595 2,55535 1,734406 Valid
4 0,50871 2,50691 1,734406 Valid
5 0,66911 3,81989 1,734406 Valid
6 0,87540 7,68325 1,734406 Valid
7 0,84992 6,84351 1,734406 Valid
Lampiran D.5 170

RELIABILITAS SOAL UJI COBA POSTTEST

NO ITEM Jumlah
Jumlah
Skor
SISWA Skor
1 2 3 4 5 6 7 Kuadrat
(Xt)
(Xt2)
S.1 6 6 6 8 4 4 4 44 1936
S.2 7 4 4 8 8 8 7 50 2500
S.3 6 4 4 4 4 4 4 32 1024
S.4 6 7 7 10 4 8 7 58 3364
S.5 7 7 7 6 4 8 7 56 3136
S.6 6 6 6 8 6 2 2 40 1600
S.7 7 6 6 6 4 2 2 38 1444
S.8 6 6 6 10 6 4 4 46 2116
S.9 6 7 7 8 4 4 4 48 2304
S.10 7 7 6 8 4 2 2 44 1936
S.11 6 6 4 6 6 4 4 38 1444
S.12 7 7 6 8 6 6 6 54 2916
S.13 7 6 6 6 6 6 6 48 2304
S.14 6 6 4 6 4 0 0 28 784
S.15 7 4 4 4 0 0 0 22 484
S.16 6 6 6 6 4 6 4 42 1764
S.17 5 7 6 4 0 2 2 32 1024
S.18 6 5 6 6 0 0 0 28 784
S.19 6 7 6 4 6 8 7 50 2500
S.20 6 5 6 8 0 0 0 30 900

∑ 126 118 114 134 80 78 71 ∑ ∑

∑ 1504 1276 980 964 424 460 440

1. Mencari (menghitung) varians skor dari soal dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

(∑ )

171

Adapun varians dari skor item 1, 2, 3, 4, dan 5 yang diperoleh adalah sebagai

berikut:

(∑ )

(∑ )

(∑ )

(∑ )

(∑ )

(∑ )

(∑ )

2. Mencari jumlah varians skor item secara keseluruhan dengan menggunakan

rumus berikut:

1,24 + 4,51 + 4,11 + 3,31 + 5,2 + 7,79 + 7,56


172

3. Menghitung varians total( ) dengan menggunakan rumus berikut:

( )

4. Mencari koefisien reliabilitas tes dengan menggunakan rumus alpha:


( )( )

( )( )

( )( )

Dengan menggunakan dan signifikansi 5% diperoleh

a. Jika berarti instrumen penelitian yang digunakan tidak

reliabel

b. Jika berarti instrumen penelitian yanng digunakan sudah

reliabel

Dengan koefisien reliabilitas ( )sebesar , dapat dinyatakan bahwa

instrumen penelitian bentuk tes uraian dengan menyajikan 7 butir soal dan diikuti

oleh 20 testee tersebut sudah memiliki reliabilitas tes, sehingga dapat dinyatakan

pula bahwa instrumen penelitian yang digunakan sudah memiliki kualitas yang

baik.
Lampiran D.6 173

DAYA PEMBEDA DAN TINGKAT KESUKARAN SOAL UJI COBA


POSTTEST
NO SOAL/SKOR MAKS
JUMLAH
NO SISWA
1 2 3 4 5 6 7
4 4 4 4 4 4 4 SKOR MAKS 70
1 S.4 6 7 10 10 4 8 8 58
2 S.5 7 7 10 6 4 8 8 56
3 S.12 7 7 8 8 6 6 6 54
4 S.2 7 4 4 8 8 8 8 50
5 S.19 6 10 6 4 6 8 8 50
6 S.9 6 10 10 8 4 4 4 48
7 S.13 7 8 6 6 6 6 6 48
8 S.8 6 8 6 10 6 4 4 46
9 S.1 6 8 8 8 4 4 4 44
10 S.10 6 10 8 8 4 2 2 44
Jumlah SA 90 88 76 76 52 58 58 498
NO SOAL/SKOR MAKS
JUMLAH
NO SISWA 1 2 3 4 5 6 7
4 4 4 4 4 4 4 SKOR MAKS 70
11 S.16 7 8 6 6 4 6 4 42
12 S.6 6 6 8 8 6 2 2 40
13 S.7 7 8 6 6 4 2 2 38
14 S.11 8 6 4 6 6 4 4 38
15 S.3 8 4 4 4 4 4 4 32
16 S.17 8 10 6 4 0 2 2 32
17 S.20 8 6 8 8 0 0 0 30
18 S.14 8 6 4 6 4 0 0 28
19 S.18 6 8 8 6 0 0 0 28
20 S.15 10 4 4 4 0 0 0 22
Jumlah SB 82 66 58 58 28 20 18 330
174

𝑆𝐴 𝑆𝐵 𝑆𝐴 𝑆𝐵 𝑇 𝑆𝑚𝑖𝑛
𝐷𝑃 𝑇𝐾
𝑇 𝑆𝑚𝑎𝑥 𝑆𝑚𝑖𝑛 𝑇 𝑆𝑚𝑎𝑥 𝑆𝑚𝑖𝑛

NO Daya Tingkat
Kriteria NO Soal Kriteria
Soal Pembeda Kesukaran

1 0,2 Cukup 1 0,65 Sedang

2 0,3667 Cukup 2 0,6167 Sedang

3 0,3 Cukup 3 0,45 Sedang

4 0,45 Sedang
4 0,3 Cukup

5 0,3 Cukup 5 0,5 Sedang

Baik
6 0,475 6 0,4875 Sedang

7 0,5 Baik
7 0,475 Sedang
Lampiran E.1
KISI-KISI SOAL KEMAMPUAN AWAL

Sekolah : SMP Kemala Bhayangkari 1 Pekanbaru


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII / I (Ganjil)

Indikator Kemampuan Komunikasi Jumlah


No.
Materi Indikator Materi Matematis Soal
Soal
1 2 3
Bilangan 1. Menentukan hasil operasi dari bilangan bulat 1 1
2. Menentukan hasil operasi bilangan pecahan 2 1
3. Menentukan hasil dari pengoperasian dalam bentuk
3 1
aljabar
Himpunan 4. Disajikan dalam soal cerita. Siswa mampu
menyelesaikan masalah dengan menggunakan 4 1
diagram venn dan konsep himpunan.
5. Disajikan dalam soal cerita. Siswa mampu
menyelesaikan masalah dengan menggunakan 5 1
diagram venn dan konsep himpunan
Jumlah 5

Keterangan Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis:

1. Kemampuan Menulis
2. Kemampuan Menggambar
3. Kemampuan Ekspresi Matematika

175
Lampiran E.2
176

SOAL KEMAMPUAN AWAL MATEMATIS SISWA

Satuan Pendidikan : SMP Kemala Bhayangkari 1 Pekanbaru

Kelas / Semester : VIII/Ganjil

Jumlah Soal : 5 Soal

Alokasi Waktu : 2 JP ( 2 x 45 menit )

Selesaikan soal – soal berikut dengan benar

1. Tentukan hasil dari 100 : 5 x 10 + 2 - 50 =.....


2. Dengan menggunakan tanda
“=” sama dengan
“>” lebih dari atau
“<” kecil dari
Bandingkan pecahan – pecahan berikut:

a. .....

b. ......

c. ........

3. Arie mendapatkan nilai bagus disekolahnya, karena itu ia membawa sebuah kue dan
ingin berbagi kue yang ia miliki kepada Hasmi dan Madi. Hasmi diberikan bagian,

sedangkan Madi mendapatkan bagian. Berapakah bagian yang masih dimiliki oleh

Arie setelah diberikan kepada kedua temannya tersebut?


4. Himpunan S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9}, himpunan A = {1,2,3,4} dan himpunan B =
{1, 3, 5, 7,9} gambarlah diagram venn dari himpunan tersebut?
5. Kelas VIII.3 terdiri dari 30 siswa, terdapat 25 siswa yang gemar membaca, 20 siswa
gemar menyanyi, dan ada 4 siswa yang tidak gemar membaca dan menyanyi.
Tentukan siswa yang gemar keduanya dan buatlah diagram venn!
LAMPIRAN E.3 177

KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN PENSKORAN

SOAL KEMAMPUAN AWAL SISWA

1. Tentukan hasil dari 100 : 5 x 10 + 2 - 50 =.....


Jawaban : = 50 x 10 + 2 – 50
= 500 + 2 – 50
=502 – 50
= 452
2. Dengan menggunakan tanda
“=” sama dengan
“>” lebih dari atau
“<” kecil dari
Bandingkan pecahan – pecahan berikut:
a. .....

b. ......

c. ........

Jawaban :

a. >
b. >
c. >
3. Arie mendapatkan nilai bagus disekolahnya, karena itu ia membawa
sebuah kue dan ingin berbagi kue yang ia miliki kepada Hasmi dan Madi.
Hasmi diberikan bagian, sedangkan Madi mendapatkan bagian.

Berapakah bagian yang masih dimiliki oleh Arie setelah diberikan kepada
kedua temannya tersebut?
jawaban
Dik : Arie membawa sebuah kue
Diberikan ke hasmi dan Madi

Dit : berapa sisa punya Arie?


178

Dijawab : = ( )

= ( )

= ( )

4. Himpunan S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10}, himpunan A = {2, 4, 6, 8} dan


himpunan B = {1, 3, 5, 9} gambarlah diagram venn dari himpunan
tersebut?
Jawaban : S
A B

2 4 1
7
6 3 5

8 9

10

5. Kelas VIII.3 terdiri dari 30 siswa, terdapat 25 siswa yang gemar membaca,
20 siswa gemar menyanyi, dan ada 4 siswa yang tidak gemar membaca
dan menyanyi. Tentukan siswa yang gemar keduanya dan buatlah diagram
venn!
Jawaban :
Dik : Diagam Venn
179

Ditanya: siswa yang gemar membaca dan menyanyi


Penyelesaian:
x = siswa yang tidak gemar membaca dan menyanyi
S = semesta
B = siswa yang gemar membaca
N = siswa yang gemar menyanyi
BN = siswa yang gemar membaca dan menyanyi
BN = S – ((25 – BN) + (20 – BN) + 4)
BN = 30 – (49 – 2BN)
BN = 30 – 49 + 2BN
BN – 2BN = 30 – 49
– BN = – 19
BN = 19
Jadi, Siswa yang gemar membaca dan menyanyi sebanyak 19 siswa.
LampIran E.4 180

NORMALITAS KEMAMPUAN AWAL KELAS EKSPERIMEN

1. Hipotesis:

Ho = Data berdistribusi normal

Ha = Data tidak berdistribusi normal

Pengujian hipotesis menggunakan rumus berikut:

( )

dan kriteria yang digunakan jika Ho diterima adalah .

2. Menentukan nilai terbesar, nilai terkecil, rentangan, dan interval kelas.

Nilai terbesar = = 85

Nilai terkecil = = 15

Rentangan ( ) = ( )

= ( – )
= 71

Banyak kelas (BK) = 1+ 3,3 log n

=1 +3,3 log 20

= 1 + 3,3 (1,30103)

= 1 + 4,2934

= 5,2934 dibulatkan menjadi 6

Panjang Kelas (i) = 83dibulatkan menjadi 12


181

3. Buat tabel distribusi frekuensi nilai


DISTRIBUSI FREKUENSI NILAI PADA KELAS EKSPERIMEN
Kelas
No f Xi Xs fXs fXs2 fXi Xs
Interval
1 75- 86 5 89 2 10 20 445 4
2 63-74 3 80 1 3 3 240 1
3 51-62 7 71 0 0 0 497 0
4 39-50 3 62 -1 -3 3 186 1
5 27-38 0 53 -2 0 0 0 4
6 15-26 2 44 -3 -6 18 88 9
Jumlah 20 4 44 1456

4. Pengujian dengan menggunakan rumus Chi Kuadrat


a. Menghitung rata-rata (mean)

̅

b. Menghitung standar deviasi (SD atau s)

∑ ∑
√ ( )

√ ( )


46969

c. Menentukan batas kelas, angka skor kiri kelas interval pertama dikurangi

0,5 dan kemudian angka-angka skor kanan kelas interval ditambah 0,5

sehingga akan diperoleh nilai: 86,5; 74,5; 62,5; 50,5; 38,5; 26;5 dan 14,5.

d. Mencari nilai Z-score untuk batas kelas interval dengan rumus:

̅
182

e. Mencari luas dari Tabel Kurve Normal dari dengan

menggunakan angka-angka untuk batas kelas, sehingga diperoleh:

Z Luas O Z dari Tabel Kurva Normal


0,78 0,2823
0,10 0,0398
-0,58 0,219
-1,26 0,3962
-1,94 0,4738
-2,63 0,4957
-3,31 0,99953

f. Mencari luas tiap kelas interval dengan cara mengurangkan angka-angka

yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris

kedua dikurangi baris ketiga, dan seterusnya, kecuali untuk angka yang

berbeda pada baris paling tengah ditambahkan dengan angka pada baris
183

berikutnya. Selanjutnya dihitung frekuensi yang diharapkan ( ) dengan

menggunakan rumus .

| |
| |
| |
| |
| |
| | 10,0766

PENGUJIAN NORMALITAS DATA


Batas
Batas Z- Luas
Luas f0 fh f0 – fh (f0 – fh)2 X2
Nyata Score Daerah
Daerah
86,5 0,78 0,2823 0,2425 5 4,85 0,15 0,0225 0,004639
74,5 0,10 0,0398 -0,1792 3 -3,584 6,584 43,34906 -12,0952
62,5 -0,58 0,219 0,6152 7 12,304 -5,304 28,13242 2,286445
50,5 -1,26 0,3962 0,87 3 17,4 -14,4 207,36 11,91724
38,5 -1,94 0,4738 -0,0219 0 0,438 -0,438 0,191844 0,438
-
26,5 -2,63 0,4957 2 10,0766 -8,0766 65,23147 6,473559
0,50383
14,5 -3,31 0,99953 20 9,024724
Jumlah

g. Mencari Chi Kuadrat hitung ( )

( )

( ) ( ) ( ) ( ) ( )

( )

= 0,00464 - 12,0952 + 2,28644 + 11,9172 + 0,438 + 6,47356


184

5. Membandingkan dengan

Dengan membandingkan dengan nilai untuk dan

derajat kebebasan , maka diperoleh

Dari perhitungan yang telah dilakukan, diketahui bahwa

atau sehingga Ho diterima dan Ha ditolak. Dapat

disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

NORMALITAS KEMAMPUAN AWAL KELAS KONTROL

1. Hipotesis:

Ho = Data berdistribusi normal

Ha = Data tidak berdistribusi normal

Pengujian hipotesis menggunakan rumus berikut:

( )

dan kriteria yang digunakan jika Ho diterima adalah .

2. Menentukan nilai terbesar, nilai terkecil, rentangan, dan interval kelas.

Nilai terbesar = = 80

Nilai terkecil = = 12

Rentangan ( ) = ( )

= ( – )
= 69

Banyak kelas (BK) = 1+ 3,3 log n

=1 +3,3 log 20
185

= 1 + 3,3 (1,30103)

= 1 + 4,2934

= 5,2934 dibulatkan menjadi 6

Panjang Kelas (i) = dibulatkan menjadi12

3. Buat tabel distribusi frekuensi nilai


DISTRIBUSI FREKUENSI NILAI PADA KELAS KONTROL
Kelas
No f Xi Xs fXs fXs2 fXi Xs2
Interval
1 72-83 3 77,5 3 9 27 232,5 9
2 60-71 3 65,5 2 6 12 196,5 4
3 48-59 7 53,5 1 7 7 374,5 1
4 36-47 4 41,5 0 0 0 166 0
5 24-35 2 29,5 -1 -2 2 59 1
6 Des-23 1 17,5 -2 -2 4 17,5 4
Jumlah 20 18 52 1046

4. Pengujian dengan menggunakan rumus Chi Kuadrat


a. Menghitung rata-rata (mean)

̅

b. Menghitung standar deviasi (SD atau s)

∑ ∑
√ ( )

√ ( )


186

c. Menentukan batas kelas, angka skor kiri kelas interval pertama dikurangi

0,5 dan kemudian angka-angka skor kanan kelas interval ditambah 0,5

sehingga akan diperoleh nilai: 83,5; 71,5; 59,5; 47,5; 35,5; 23,5 dan 11,5.

d. Mencari nilai Z-score untuk batas kelas interval dengan rumus:

e. Mencari luas dari Tabel Kurve Normal dari dengan

menggunakan angka-angka untuk batas kelas, sehingga diperoleh:

Z Luas O Z dari Tabel Kurva Normal


1,94 0,9699
1,20 0,8944
0,45 0,7357
-0,30 0,5
-1,05 0,7357
-1,79 0,8944
187

-2,54 0,9699

f. Mencari luas tiap kelas interval dengan cara mengurangkan angka-angka

yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris

kedua dikurangi baris ketiga, dan seterusnya, kecuali untuk angka yang

berbeda pada baris paling tengah ditambahkan dengan angka pada baris

berikutnya. Selanjutnya dihitung frekuensi yang diharapkan ( ) dengan

menggunakan rumus .

| |
| |
| |
| |
| |
| |

PENGUJIAN NORMALITAS DATA


Batas
Batas Luas
Z-Score Luas ( )
Nyata daerah
Daerah
83,5 1,94 0,9699 0,0755 3 1,51 1,49 2,2201 1,470265
71,5 1,20 0,8944 0,1587 3 3,174 -0,174 0,030276 0,009539
59,5 0,45 0,7357 0,2357 7 4,714 2,286 5,225796 1,108569
47,5 -0,30 0,5 1,2357 4 24,714 -20,714 429,0698 17,36141
35,5 -1,05 0,7357 -0,1587 2 -3,174 5,174 26,77028 -8,43424
23,5 -1,79 0,8944 -0,0755 1 -1,51 2,51 6,3001 -4,17225
11,5 -2,54 0,9699
JUMLAH 20 7,343288
188

g. Mencari Chi Kuadrat hitung ( )

( )

( ) ( ) ( ) ( )

( ) ( )

7,34329

5. Membandingkan dengan

Dengan membandingkan dengan nilai untuk dan

derajat kebebasan , maka diperoleh .

Dari perhitungan yang telah dilakukan, diketahui bahwa

atau sehingga Ho diterima dan Ha ditolak. Dapat

disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.


Lampiran E.5 189

HOMOGENITAS KEMAMPUAN AWAL


KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL

1. Hipotesis:

Ho = Data homogen

Ha = Data tidak homogen

Pengujian hipotesis menggunakan rumus berikut:

dan kriteria yang digunakan jika Ho diterima adalah .

2. Hasil kemampuan awal yang dilaksanakan pada kelas eksperimen dan kontrol

dengan aspek kemampuan pemecahan masalah matematika adalah sebagai

berikut:
190

DISTRIBUSI NILAI PADA KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL

No X Y x y x^2 y^2

1 85 39 25,1 -11,8 627,5 139,2

2 72 78 12,1 27,2 145,2 739,8

3 15 61 -45,0 10,2 2020,5 104,0

4 70 36 10,1 -14,8 101,0 219,0

5 50 76 -10,0 25,2 99,0 635,0

6 60 80 0,0 29,2 0,0 852,6

7 62 70 2,1 19,2 4,2 368,6

8 25 25 -35,0 -25,8 1221,5 665,6

9 55 35 -5,0 -15,8 24,5 249,6

10 52 48 -8,0 -2,8 63,2 7,8

11 74 62 14,1 11,2 197,4 125,4

12 62 42 2,1 -8,8 4,2 77,4

13 52 36 -8,0 -14,8 63,2 219,0

14 80 55 20,1 4,2 402,0 17,6

15 45 58 -15,0 7,2 223,5 51,8

16 50 12 -10,0 -38,8 99,0 1505,4

17 80 48 20,1 -2,8 402,0 7,8

18 75 55 15,1 4,2 226,5 17,6

19 75 52 15,1 1,2 226,5 1,4

20 60 48 0,0 -2,8 0,0 7,8


Jumlah 1199 1016 6151 6013,2
Mean 59,95 50,8
191

a. Adapun mean dari variabel adalah:

b. dan standar deviasi dari variabel adalah:


√ √

sedangkan varians dari variabel adalah

c. Adapun mean dari variabel adalah:


d. dan standar deviasi dari variabel adalah:


√ √

sedangkan varians dari variabel adalah

3. Substitusikan nilai varians ke tabel.

Nilai Varians Perbedaan Nilai Kemampuan Awal


Sampel Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

20 20

4. Menghitung nilai dari dengan rumus:


192

5. Membandingkan nilai yang diperoleh dengan nilai , yaitu:

,
, dan
taraf signifikan

maka diperoleh . Dengan demikian, diketahui bahwa

yaitu sehingga Ho diterima dan Ha

ditolak. Dapat disimpulkan bahwa varians-varians adalah homogen.


Lampiran E.6 193

UJI-T SEBELUM PERLAKUAN

Uji-t dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kemampuan awal


antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
1. Hipotesis:
Ho = Tidak terdapat perbedaan yang signifikat kemampuan awal kelas
eksperimen dan kelas kontrol
Ha = Terdapat perbedaan yang signifikat kemampuan awal kelas
eksperimen dan kelas kontrol
dan kriteria yang digunakan jika Ho diterima adalah .
194

2. Buat tabel distribusi frekuensi nilai kemampuan awal

DISTRIBUSI FREKUENSI NILAI KEMAMPUAN AWAL


KESELURUHAN KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL

No Siswa X Y
1 S.1 85 39
2 S.2 72 78
3 S.3 15 61
4 S.4 70 36
5 S.5 50 76
6 S.6 60 80
7 S.7 62 70
8 S.8 25 25
9 S.9 55 35
10 S.10 52 48
11 S.11 74 62
12 S.12 62 42
13 S.13 52 36
14 S.14 80 55
15 S.15 45 58
16 S.16 50 12
17 S.17 80 48
18 S.18 75 55
19 S.19 75 52
20 S.20 60 48
Jumlah 1199 1016
N 20 20
̅ 59,95 50,8
17,537 17,33956

3. Menentukan perbedaan nilai kemampuan awal pada kelas eksperimen dan

kelas kontrol menggunakan test-t dengan rumus sebagai berikut :

√( ) ( )
√ √

√( ) ( )
√ √
195

4. Interpretasi terhadap

a. Mencari

b. Konsultasi pada tabel untuk nilai

Dengan dan taraf signifikan atau , maka diperoleh

. Berdasarkan perhitungan, diketahui bahwa

yaitu ,02439 sehingga diterima dan ditolak.

Artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan awal antara

kelas eksperimen dan kelas kontrol atau kedua kelas memiliki

kemampuan awal yang sama dan dapat dilanjutkan dengan memberikan

perlakuan.
Lampiran F.1
KISI-KISI SOAL POSTTEST

Sekolah : SMP Kemala Bhayangkari 1 Pekanbaru


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII / I (Ganjil)

Indikator Kemampuan Komunikasi Jumlah


Materi Indikator Materi No. Soal Matematis Soal
1 2 3
Relasi dan 1. Siswa mampu menyebutkan relasi dua himpunan 1 1
Fungsi 2. Siswa mampu membedakan fungsi dan bukan fungsi 2 1
3. Siswa mampu mengambarkan grafik fungsi 3 1
4. Siswa mampu menyelesaikan grafik fungsi 4 1
5. Siswa mampu menentukan nilai fungsi 5 1
Jumlah 5

Keterangan Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis:

1. Kemampuan Menulis
2. Kemampuan Menggambar
3. Kemampuan Ekspresi Matematika

196
197

Lampiran F.2

SOAL POSTEST

Satuan Pendidikan : SMP Kemala Bhayangkari 1 Pekanbaru

Kelas / Semester : VIII/Ganjil

Jumlah Soal : 5 Soal

Alokasi Waktu : 2 JP ( 2 x 45 menit )

Selesaikanlah soal – soal berikut dengan benar!

1. Diketahui himpunan A = (1,2,3,4,5) dan B =(2,3,5,7). Relasi antara himpunan A dan

himpunan B adalah “satu lebihnya dari”. Apakah relasi dari A ke B merupakan fungsi?

Jelaskan!

2. Buatlah contoh fungsi dan bukan fungsi serta jelaskan mengapa fungsi dan mengapa bukan

fungsi!

3. Gambarlah grafik fungsi ( ) . Dengan daerah asal

{ }?

4. Gambarlah grafik fungsi ( ) dengan daerah asal * +?

5. Fungsi ditentukan dengan rumus ( ) . Tentukan nilai jika:

a. ( )

b. ( )
Lampiran F.3 198

JAWABAN SOAL POSTTES

Satuan Pendidikan : SMP Kemala Bhayangkari 1 Pekanbaru

Kelas / Semester : VIII/Ganjil

Jumlah Soal : 5 Soal

Alokasi Waktu : 2 JP ( 2 x 40 menit )

1. Diketahui himpunan * +dan * +. Relasi antara himpunan A


dan himpunan B adalah “satu lebihnya dari”. Apakah relasi dari A ke B merupakan
fungsi? Jelaskan!
JAWABAN
Diketahui : A = { 1,2,3,4,5}
B = {2,3,5,7}

Ditanya : Apakah Relasi dari A ke B merupakan fungsi?

Dijawab : A B

1 2

𝟐 𝟑

𝟑 𝟓

𝟒 𝟕

Jadi Relasi “satu lebihnya dari” antara himpunan A dan himpunan B adalah bukan
fungsi karena ada anggota himpunan A yang tidak mempunyai pasangan di himpunan
B.

2. Buatlah contoh fungsi dan bukan fungsi serta jelaskan mengapa fungsi dan mengapa
bukan fungsi!

Jawab : A B
1 1
Contoh fungsi:
𝟐 𝟐

𝟑 𝟑

𝟒 𝟒
199

Jadi himpunan A ke B terlihat himpunan A memiliki pasangan satu ke himpunan B


maka Ini disebut fungsi.

Contoh bukan fungsi: A B

1 3

𝟐 𝟓

𝟑 𝟕

𝟒 𝟏𝟏

Jadi terliham pada gambar Himpunan A memiliki pasangan lebih di himpunan B,


karena syarat fungsi tidak boleh memiliki pasangan lebih dari satu maka contoh din
atas bukan fungsi.

3. Gambarlah grafik fungsi ( ) . Dengan daerah asal


* +

Diketahui: ( )
Domain * +

Jawaban:

-3 -2 -1 0 1 2 3 4 5
9 7 5 3 1 -1 -3 -5 -7
( ) -3,9 -2,7 -1,5 0,3 1,1 2,-1 3,-3 4,-5 5,-7
200

4. Gambarlah grafik fungsi ( ) dengan daerah asal { }

Diketahui: ( )
Domain * +

Jawaban :

-3 -2 -1 0 1 2 3
12 6 2 0 0 2 6
( ) -3,12 -2,6 -1,2 0,0 1,0 2,2 3,6

( )

5. Fungsi ditentukan dengan rumus ( ) . Tentukan nilai jika:

a. ( )

b. ( )

Diketahui: ( )

a. ( )
( )
( )
( )
( )

b. ( )
( )
( )
( )

~~~ Selamat mengerjakan ~~~


Lampiran F.4 201

RINCIAN HASIL NILAI POSTTEST SISWA PADA KELAS EKSPERIMEN

No Siswa Skor Per Item Soal

1 2 3 4 5 Total Nilai
1 S.1 4 4 4 4 4 20 100
2 S.2 4 4 4 3 3 18 92
3 S.3 4 3 3 2 0 12 60
4 S.4 3 4 4 4 3 18 92
5 S.5 4 4 3 3 2 16 80
6 S.6 4 4 3 3 1 15 76
7 S.7 4 4 3 4 2 17 80
8 S.8 4 4 4 3 1 16 82
9 S.9 4 4 4 2 2 16 80
10 S.10 3 4 3 2 3 15 74
11 S.11 4 4 4 3 4 19 94
12 S.12 4 4 4 2 2 16 80
13 S.13 4 4 4 2 2 16 80
14 S.14 4 4 4 4 4 20 100
15 S.15 4 4 4 3 1 16 80
16 S.16 4 4 4 4 0 16 80
17 S.17 4 4 3 4 2 17 84
18 S.18 4 4 4 2 4 18 88
19 S.19 3 4 3 4 2 16 80
20 S.20 4 4 3 3 3 17 84

RINCIAN HASIL NILAI POSTTEST SISWA PADA KELAS KONTROL

No Siswa Skor Per Item Soal


1 2 3 4 5 Total Nilai
1 S.1 4 4 4 4 4 20 86
2 S.2 4 3 3 3 3 16 80
3 S.3 4 4 3 3 3 17 84
4 S.4 3 4 3 2 3 15 78
5 S.5 4 4 3 3 2 16 94
6 S.6 4 4 3 3 1 15 78
7 S.7 4 4 3 4 3 18 90
8 S.8 4 4 3 3 1 15 76
9 S.9 4 4 4 1 1 14 70
10 S.10 3 4 3 2 0 12 60
11 S.11 4 4 4 3 2 17 82
12 S.12 4 4 3 2 1 14 72
13 S.13 4 4 3 2 2 15 78
14 S.14 4 4 4 2 1 15 78
15 S.15 4 4 4 3 2 17 86
16 S.16 4 4 4 0 0 12 60
17 S.17 4 4 3 1 2 14 72
18 S.18 4 4 4 2 0 14 70
19 S.19 3 4 3 4 2 16 80
20 S.20 4 4 3 3 1 15 74
Lampiran F.6 202

NORMALITAS POSTTEST KELAS EKSPERIMEN

1. Hipotesis:

Ho = Data berdistribusi normal

Ha = Data tidak berdistribusi normal

Pengujian hipotesis menggunakan rumus berikut:

( )

dan kriteria yang digunakan jika Ho diterima adalah .

2. Menentukan nilai terbesar, nilai terkecil, rentangan, dan interval kelas.

Nilai terbesar = = 100

Nilai terkecil = = 60

Rentangan ( ) = ( )

= ( – )
= 41

Banyak kelas (BK) = 1+ 3,3 log n

=1 +3,3 log 34

= 1 + 3,3 (1,30103)

= 1 + 4,29339

= 5,29339 dibulatkan menjadi 6

Panjang Kelas (i) = dibulatkan menjadi 7


203

3. Buat tabel distribusi frekuensi nilai


DISTRIBUSI FREKUENSI NILAI PADA KELAS EKSPERIMEN
Kelas
No F Xi Xs fXs fXs2 FXi Xs2
Interval
1 95-101 2 98 3 6 18 196 9
2 88-94 3 91 2 6 12 273 4
3 81-87 4 84 1 4 4 336 1
4 74-80 9 77 0 0 0 693 0
5 67-73 1 70 -1 -1 1 70 1
6 60-66 1 63 -2 -2 4 63 4
Jumlah 20 13 39 1631

4. Pengujian dengan menggunakan rumus Chi Kuadrat


a. Menghitung rata-rata (mean)

̅

b. Menghitung standar deviasi (SD atau s)

∑ ∑
√ ( )

√ ( )

c. Menentukan batas kelas, angka skor kiri kelas interval pertama dikurangi

0,5 dan kemudian angka-angka skor kanan kelas interval ditambah 0,5

sehingga akan diperoleh nilai: 101,5; 94,5; 87,5; 80,5; 73,5; 66,5;dan

59,5.
204

d. Mencari nilai Z-score untuk batas kelas interval dengan rumus:

e. Mencari luas dari Tabel Kurve Normal dari dengan

menggunakan angka-angka untuk batas kelas, sehingga diperoleh:

Z Luas O Z dari Tabel Kurva Normal


2,31 0,4896
1,50 0,4332
0,69 0,2549
-0,12 0,0478
-0,93 0,1762
-1,74 0,0409
-2,55 0,0054
205

f. Mencari luas tiap kelas interval dengan cara mengurangkan angka-angka

yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris

kedua dikurangi baris ketiga, dan seterusnya, kecuali untuk angka yang

berbeda pada baris paling tengah ditambahkan dengan angka pada baris

berikutnya. Selanjutnya dihitung frekuensi yang diharapkan ( ) dengan

menggunakan rumus .

| |
| |
| |
| |
| |
| |

PENGUJIAN NORMALITAS DATA


Batas
Batas Z- Luas
Luas f0 fh f0 – fh (f0 – fh)2 X2
Nyata Score Daerah
Daerah
101,5 2,31 0,4896 0,0564 2 1,128 0,872 0,760384 0,674099
94,5 1,50 0,4332 0,1783 3 3,566 -0,566 0,320356 0,089836
87,5 0,69 0,2549 0,2071 4 4,142 -0,142 0,020164 0,004868
80,5 -0,12 0,0478 0,224 9 4,48 4,52 20,4304 4,560357
73,5 -0,93 0,1762 0,1353 1 2,706 -1,706 2,910436 1,075549
66,5 -1,74 0,0409 0,0355 1 0,71 0,29 0,0841 0,118451
59,5 -2,55 0,0054
Jumlah 20 6,523161

\
206

g. Mencari Chi Kuadrat hitung ( )

( )

( ) ( ) ( ) ( ) ( )

( )

= 0,6741 + 0,0898 + 0,0049 + 4,5604 + 1,0755 + 0,1185

5. Membandingkan dengan

Dengan membandingkan dengan nilai untuk dan

derajat kebebasan , maka diperoleh

Dari perhitungan yang telah dilakukan, diketahui bahwa

atau sehingga Ho diterima dan Ha ditolak. Dapat

disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

NORMALITAS POSTEST KELAS KONTROL

1. Hipotesis:

Ho = Data berdistribusi normal

Ha = Data tidak berdistribusi normal

Pengujian hipotesis menggunakan rumus berikut:

( )

dan kriteria yang digunakan jika Ho diterima adalah .


207

2. Menentukan nilai terbesar, nilai terkecil, rentangan, dan interval kelas.

Nilai terbesar = = 95

Nilai terkecil = = 60

Rentangan ( ) = ( )

= ( – )
= 35

Banyak kelas (BK) = 1+ 3,3 log n

= 1 +3,3 log 34

= 1 + 3,3 (1,30103)

= 1 + 4,2934

= 5,2934dibulatkan menjadi 6

Panjang Kelas (i) = dibulatkan menjadi 6

3. Buat tabel distribusi frekuensi nilai


DISTRIBUSI FREKUENSI NILAI PADA KELAS KONTROL
Kelas
No f Xi Xs fXs fXs2 FXi Xs
Interval
1 90-95 2 92,5 3 6 18 185 9
2 84-89 3 86,5 2 6 12 259,5 4
3 78-83 7 80,5 1 7 7 563,5 1
4 72-77 4 74,5 0 0 0 298 0
5 66-71 2 68,5 -1 -2 2 137 1
6 60-65 2 62,5 -2 -4 8 125 4
Jumlah 20 465 13 47 1568

4. Pengujian dengan menggunakan rumus Chi Kuadrat


a. Menghitung rata-rata (mean)

̅
208

b. Menghitung standar deviasi (SD atau s)

∑ ∑
√ ( )

√ ( )


38834

c. Menentukan batas kelas, angka skor kiri kelas interval pertama dikurangi

0,5 dan kemudian angka-angka skor kanan kelas interval ditambah 0,5

sehingga akan diperoleh nilai: 95,5; 89,5; 83,5; 77,5; 71,5; 65,5;dan 59,5.

d. Mencari nilai Z-score untuk batas kelas interval dengan rumus:

̅
209

e. Mencari luas dari Tabel Kurve Normal dari dengan

menggunakan angka-angka untuk batas kelas, sehingga diperoleh:

Z Luas O Z dari Tabel Kurva Normal


2,05 0,9798
1,33 0,9082
0,61 0,7291
-0,11 0,5438
-0,83 0,7967
-1,55 0,9394
-2,27 0,9884

f. Mencari luas tiap kelas interval dengan cara mengurangkan angka-angka

yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris

kedua dikurangi baris ketiga, dan seterusnya, kecuali untuk angka yang

berbeda pada baris paling tengah ditambahkan dengan angka pada baris

berikutnya. Selanjutnya dihitung frekuensi yang diharapkan ( ) dengan

menggunakan rumus .

| |
| |
| |
| |
| |
| |
210

PENGUJIAN NORMALITAS DATA


Batas
Batas Z- Luas
Luas f0 fh f0 – fh (f0 – fh)2 X2
Nyata Score Daerah
Daerah
95,5 2,05 0,9798 0,0716 2 1,432 0,568 0,322624 0,225296
89,5 1,33 0,9082 0,1791 3 3,582 -0,582 0,338724 0,094563
83,5 0,61 0,7291 0,1853 7 3,706 3,294 10,85044 2,927802
77,5 -0,11 0,5438 1,3405 4 26,81 -22,81 520,2961 19,40679
71,5 -0,83 0,7967 -0,1427 2 -2,854 4,854 23,56132 -8,25554
65,5 -1,55 0,9394 -0,049 2 -0,98 2,98 8,8804 -9,06163
59,5 -2,27 0,9884
Jumlah 20 5,337279

g. Mencari Chi Kuadrat hitung ( )

( )

( ) ( ) ( ) ( )

( ( )) ( ( ))

= 0,225296 + 0,094563 + 2,927802 + 19,40679 – 8,25554 -


0,906163

h. Membandingkan dengan

Dengan membandingkan dengan nilai untuk dan

derajat kebebasan , maka diperoleh

Dari perhitungan yang telah dilakukan, diketahui bahwa

atau sehingga Ho diterima dan Ha ditolak. Dapat

disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.


Lampiran F.5 211

UJI HOMOGENITAS POSTTEST


KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL

1. Hipotesis:

Ho = Data homogen

Ha = Data tidak homogen

Pengujian hipotesis menggunakan rumus berikut:

dan kriteria yang digunakan jika Ho diterima adalah .

2. Hasil posttest yang dilaksanakan pada kelas eksperimen dan kontrol

dengan aspek pemecahan masalah matematika adalah sebagai berikut:


212

DISTRIBUSI NILAI PADA KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL

No Siswa X Y x y x2 y2
1 S.1 100 86 16,65 7,6 277,223 57,76
2 S.2 92 80 8,65 2,6 74,8225 6,76
3 S.3 60 84 -23,35 7,6 545,223 57,76
4 S.4 92 78 8,65 0,6 74,8225 0,36
5 S.5 80 94 -3,35 17,6 11,2225 309,76
6 S.6 76 78 -8,35 0,6 69,7225 0,36
7 S.7 80 90 -3,35 12,6 11,2225 158,76
8 S.8 82 76 -1,35 -2,4 1,8225 5,76
9 S.9 80 70 -3,35 -7,4 11,2225 54,76
10 S.10 74 60 -8,35 -17,4 69,7225 302,76
11 S.11 94 82 10,65 4,6 113,423 21,16
12 S.12 80 72 -3,35 -5,4 11,2225 29,16
13 S.13 80 78 -3,35 0,6 11,2225 0,36
14 S.14 100 78 16,65 0,6 277,223 0,36
15 S.15 80 86 -3,35 7,6 10,89 73,96
16 S.16 80 60 -3,35 -17,4 11,2225 302,76
17 S.17 84 72 1,65 -5,4 2,7225 29,16
18 S.18 88 70 3,65 -7,4 13,3225 54,76
19 S.19 80 80 -3,35 2,6 11,2225 6,76
20 S.20 84 74 1,65 -2,4 2,7225 5,76
Jumlah 1667 1548 1612,25 1448,8
Mean 83,35 77,4

a. Adapun mean dari variabel adalah:

b. dan standar deviasi dari variabel adalah:


√ √

sedangkan varians dari variabel adalah


213

c. Adapun mean dari variabel adalah:


d. dan standar deviasi dari variabel adalah:


√ √

sedangkan varians dari variabel adalah

3. Substitusikan nilai varians ke tabel.

Nilai Varians Perbedaan Nilai Pengetahuan Awal


Sampel Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

20 20

4. Menghitung nilai dari dengan rumus:

5. Membandingkan nilai yang diperoleh dengan nilai , yaitu:

,
, dan
taraf signifikan

maka diperoleh . Dengan demikian, diketahui bahwa

yaitu sehingga Ho diterima dan Ha

ditolak. Dapat disimpulkan bahwa varians-varians adalah homogen.


Lampiran F.7 214

UJI-T SESUDAH PERLAKUAN (POSTTEST)

1. Hipotesis:
Ho = Tidak terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah
Ha = Terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah
dan kriteria yang digunakan jika Ho diterima adalah .
2. Buat tabel distribusi frekuensi nilai posttest.
215

DISTRIBUSI FREKUENSI NILAI POSTTEST


KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
No Siswa X Y
1 S.1 100 85
2 S.2 92 80
3 S.3 60 85
4 S.4 92 78
5 S.5 80 95
6 S.6 75 78
7 S.7 80 90
8 S.8 82 75
9 S.9 80 70
10 S.10 75 60
11 S.11 94 82
12 S.12 80 72
13 S.13 80 78
14 S.14 100 78
15 S.15 80 85
16 S.16 80 60
17 S.17 85 72
18 S.18 87 70
19 S.19 80 80
20 S.20 85 75
Jumlah 1667 1548
N 20 20
̅ 83,35 77,4
8,9793 8,5522

3. Menentukan nilai perbedaan skor posttest pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol menggunakan test-t dengan rumus sebagai berikut :

√( ) ( )
√ √

√( ) ( )
√ √


216

4. Interpretasi terhadap

a. Mencari

b. Konsultasi pada tabel untuk nilai

Dengan dan taraf signifikan atau , maka diperoleh

. Berdasarkan perhitungan, diketahui bahwa yaitu

, sehingga diterima dan ditolak. Artinya

terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan komunikasi matematis

antara kelas VIII.3 sebagai kelas eksperimen yang menerapkan model

pembelajaran MEA dan kelas VIII.1 sebagai kelas kontrol yang

menerapkan pembelajaran langsung.


Lampiran G
217

NILAI KEMAMPUAN KOMUNIKASI KELAS EKSPERIMEN DITINJAU


DARI KEMAMPUAN AWAL

Kemampuan
No Siswa X X2 Statistik
Awal
S.3 60 3600 N 3

S.8 75 5625 Rendah Jumlah 210

S.15 75 5625 Rata-Rata 70

S.5 80 6400 N 12

S.16 80 6400 Jumlah 1129

S.10 80 6400 Rata-Rata 80,64

S.13 80 6400
S.9 80 6400
S.6 80 6400
Sedang
S.7 80 6400
S.20 80 6400
S.12 82 6724
S.4 85 7225
S.2 85 7225
S.11 87 7569
S.18 92 8100 N 5
S.19 92 8464 Jumlah 478

S.14 94 8464 Rata-Rata 95,6


Tinggi
S.17 100 10000
S.1 100 10000
218

NILAI KEMAMPUAN KOMUNIKASI KELAS KONTROL DITINJAU


DARI KEMAMPUAN AWAL

Kemampuan
No Siswa X X2 Statistik
Awal
S.11 60 3600 N 4

S.16 60 3600 Rendah Jumlah 260

S.8 70 4900 Rata-Rata 65

S.9 70 4900

S.10 72 5184 N 11

S.14 72 5184 Jumlah 848

S.18 75 5625 Rata-Rata 79,33

S.4 75 5625

S.13 78 6084

S.1 78 6084 Sedang

S.12 78 6084

S.17 78 6084

S.20 80 6400

S.19 80 6400

S.3 82 6724

S.6 85 7225 N 5
S.15 85 7225 Jumlah 440

S.7 85 7225 Rata-Rata 88


Tinggi
S.5 90 8100

S.2 95 9025
219

NILAI KEMAMPUAN KOMUNIKASI DITINJAU DARI

KEMAMPUAN AWAL

TABEL PERHITUNGAN ANOVA


T S R T2 S2 R2
92 80 60 8464 6400 3600
92 80 74 8464 6400 5476
94 80 76 8836 6400 5776
100 80 10000 6400
100 80 10000 6400
80 6400
Eksperimen

80 6400
80 6400
82 6724
84 7056
84 7056
87 7744

478 978 210 Total 1666 45764 79780 14852 TOTAL 140396

84 72 60 7056 5184 3600


86 72 60 7396 5184 3600
90 74 70 8100 5476 4900
90 76 70 8100 5476 4900
95 78 9025 5776
78 6084
78 6084
Kontrol

78 6084
80 6400
80 6400
82 6724

445 848 260 Total 1548 38800 65478 17000 Total 121278
923 1826 470 3219 85441 145421 31850 261835
220

UJI ANOVA Dua Arah

a. Dari tabel dapat diketahui:


A1 = 1666
A2 = 1826
B1 = 923
B2 = 1826
B3 = 478
G = 3219
Total X2 = 261835
p=2
q=3
n A1B1 = 5
n A1B2 = 12
n A1B3 = 3
n A2B1 =5
n A2B2 = 11
n A2B3 = 4
N = 40

b. Perhitungan derajat kebebasan


dk SSt = N – 1 = 40 – 1 = 39
dk SSa = pq – 1 = (2 x 3) – 1 = 5
dk SSd = N – pq = 40 – (2 x 3) = 34
dk SSA = p – 1 = 2 – 1 = 1
dk SSB = q – 1 = 3 – 1 = 2
dk SSAB = dk JKA x dk JKB = 1 x 2 = 2

c. Perhitungan jumlah kuadrat (JK)


1)

2)
221

3)

4)

5)

6)

= -50,94

d. Perhitungan rata-rata kuadrat (RK)


1)

2)

3)

= 1275,63
222

4)

e. Tabel ANOVA

Sumber Jumlah Derajat Rata-rata kuadrat


F hitung
variansi Kuadrat bebas (kuadrat tengah)
Baris (A)

Kolom (B)

Interaksi
(AB)

Dalam sell

Rata-Rata
Sumber Jumlah Derajat
Kuadrat (Kuadrat F Hitung F Tabel
Variansi Derajat Bebas
Tengah)
Baris (A) 354,025 1 354,025 20,93 4,13001
Kolom (B) 2854,35 2 1275,63 75,43 3,2759
Interaksi (AB) -50,94 2 -25,471 -1.51 3,2759
Tidak Terdapat
Dalam sel 575,02576 34 16,9125
Interaksi

Berdasarkan tabel dapat disimpulkan bahwa Faktor model

pembelajaran memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan

komunikasi. Hal ini terlihat dari nilai signifikan untuk strategi pembelajaran

adalah 75,43. Faktor kemampuan awal memberikan pengaruh yang


223

signifikan terhadap kemampuan komunikasi matematis. Hal ini terlihat dari

nilai signifikan untuk kemampuan awal adalah 20,93.

Untuk melihat ada atau tidaknya interaksi antara model pembelajaran

dan kemampuan awal siswa terhadap kemampuan komunikasi matenatika

siswa, kriteria pengujian adalah jika signifikan Fhitung < Ftabel maka Ha

diterima dan H0 ditolak.

Tabel di atas memperlihatkan nilai Fhitung yang diperoleh adalah -1.51

dengan Ftabel 3,2759. Hal ini berarti hipotesis yang menyatakan H0 diterima

dan Ha ditolak, artinya tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran dan

kemampuan awal. Dengan kata lain kemampuan komunikasi matematika

siswa karena pengaruh model pembelajaran tidak bergantung pada

kemampuan awal siswa.


224

Lampiran H

UJI HOMOGENITAS DENGAN METODE BARTLET

Uji homogenitas yang akan dipaparkan adalah uji bartlet untuk


menentukan 2 kelas dari 3 kelas yang akan dijadikan sampel. Langkah-langkah
Uji Bartlet:
Uji Homogenitas Terhadap Nilai Ujian Semester Matematika Siswa VII

SMP Kemala Bhayangkari 1 Pekanbaru

NO KELAS VIII 1 KELAS VIII 2 KELAS VIII 3


SU 1 79 80 87
SU 2 78 89 79
SU 3 79 81 79
SU 4 81 79 79
SU 5 87 81 86
SU 6 86 80 80
SU 7 78 80 79
SU 8 79 79 81
SU 9 78 85 79
SU 10 78 79 76
SU 11 85 80 79
SU 12 80 85 79
SU 13 85 79 81
SU 14 77 80 76
SU 15 80 80 79
SU 16 84 85 81
SU 17 83 85 80
SU 18 81 79 76
SU 19 80 88 87
SU 20 86 79 79
225

1. Mencari nilai varians - varians masing - masing kelas


Berikut contoh perhitungan mencari varians pada kelas KELAS VIII 1

NO X (X- Xrata) (X-Xrata)2


SU 1 79 -2,16 4,67
SU 2 78 -3,16 9,99
SU 3 79 -2,16 4,67
SU 4 81 -0,16 0,03
SU 5 87 5,84 34,11
SU 6 86 4,84 23,43
SU 7 78 -3,16 9,99
SU 8 79 -2,16 4,67
SU 9 78 -3,16 9,99
SU 10 78 -3,16 9,99
SU 11 85 3,84 14,75
SU 12 80 -1,16 1,35
SU 13 85 3,84 14,75
SU 14 77 -4,16 17,31
SU 15 80 -1,16 1,35
SU 16 84 2,84 8,07
SU 17 83 1,84 3,39
SU 18 81 -0,16 0,03
SU 19 80 -1,16 1,35
SU 20 86 4,84 23,43
X 1624 197,20


a. Mencari nilai ̅

b. Mencari nilai Varians Sampel (S2)


∑( ̅)

c. Masukkan nilai varians masing-masing kelas ke table


226

Dari data diatas didapat rincian sebagai berikut:

Nilai Varians
Kelas Xrata S2 n
Sampel
NILAI MID VIII 1 81,20 8,22 20
SEMESTER VIII 2 81,65 8,27 20
VIII 3 80,10 8,08 20

2. Masukkan angka-angka statistik untuk pengujian homogenitas disusun


pada tabel uji Barlet berikut:
No Sampel db= (ni-1) Si2 Log Si2 (db) Log Si2
1 VIII 1 19 8,22 10,38 19,31
2 VIII 2 19 8,27 10,45 19,36
3 VIII 3 19 8,08 10,20 19,16

Jumlah = 3 57 589,55 - 57,83

3. Menghitung varians total dari ketiga sampel

( ) ( )
( )

4. Menghitung log = log ( )= 1,01


5. Menghitung nilai B

( ) ∑( )
227

6. Menghitung nilai ( ) – ∑( )
( ) ( – )

( ) ( )

= 0,0030

7. Bandingkan dengan nilai , dengan kriteria pengujian :


Jika : , Tidak Homogen
Jika : , Homogen
Untuk dan derajat kebebasan (dk) = k - 1 = 3 – 1 = 2, maka
diperoleh nilai = 5,991
= 0,0030 ≤ = 5,991, maka varians-varians adalah Homogen.
Kesimpulan:
Karena varians-varians homogen, maka dapat disimpulkan bahwa ketiga
kelas tersebut homogen. Dengan menggunakan pengambilan sampel teknik
Simple Random Sampling diperoleh kelas VIII 3 sebagai kelas eksperimen
dan VIII 1 sebagai kelas kontrol.
Lampiran I
228

1. Foto LKS RPP MEA Pertemuan Pertama

2. Foto LKS RPP MEA Pertemuan Kedua


229

3. Foto LKS RPP MEA Pertemuan Ketiga


230

4. Foto Saat Proses Pembelajaran


231
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

WINDA SARI, lahir di Pekanbaru pada tanggal 18 Mei

1995. Anak ketiga dari empat bersaudara, dari pasangan

ayahanda Muhandes dan ibunda Tuti Susanti. Pendidikan

Formal yang ditempuh oleh penulis adalah SDN 030

Tampan Pekanbaru, lulus pada tahun 2007. Kemudian

melanjutkan pendidikan di SMPN 20 Pekanbaru, lulus

pada tahun 2010. Setelah menyelesaikan pendidikan SMP, penulis melanjutkan

pendidikan di SMAS Tri Bhakti Pekanbaru dan lulus pada tahun 2013.

Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi Negeri dengan

mengambil studi Pendidikan Matematika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Sebagai tugas akhir

perkuliahan, penulis melaksanakan penelitian pengembangan pada bulan

September 2017 di SMP Kemala Bhayangkari 1 Pekanbaru dengan judul

“Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Means-Ends Analysis (MEA)

Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Ditinjau Pada Kemampuan

Awal Siswa Di SMP”. Penulis dinyatakan lulus pada sidang munaqasyah pada

tanggal 14 Rabbiul awal 1440 H/11 November 2019 dengan IPK terakhir 3,39

dengan predikat memuaskan dan berhak menyandang gelar Sarjana Pendidikan

(S.Pd.).

Anda mungkin juga menyukai